baik legal maupun ilegal dengan menghalalkan segala cara karena ingin memperoleh keuntungan secara singkat. Dampak buruk dari perkembangan dunia
maya ini tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan masyarakat modern saat ini dan masa depan. Berkembangnya teknologi informasi menimbulkan pula sisi
rawan yang gelap sampai tahap mencemaskan dengan kekhawatiran pada perkembangan tindak pidana di bidang teknologi informasi yang berhubungan
dengan cybercrime atau kejahatan maya.
2.1.4 Audit
Pengertian Audit menurut Arens, et al 2003: ”Audit adalah proses pengumpulan
dan pengevaluasian
bukti-bukti tentang
informasi untuk
menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan”. Sedangkan menurut American Accounting Association
dalam Boynton dan Johnson 2006, auditing adalah sebuah proses sistematik yang bertujuan untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti berdasarkan asersi
kegiatan ekonomi untuk memastikan tingkat keyakinan laporan antara asersi dan kriteria yang ada dan selanjutnya melaporkan hasilnya pada pihak-pihak yang
berkepentingan. Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa audit merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengevaluasi organisasi, baik
laporan keuangan maupun kinerjanya berdasarkan bukti dan melaporkan hasilnya kepada pihak-pihak yang mempunyai kepentingan.
2.1.5 Teknik Audit
Teknik audit adalah cara yang digunakan oleh auditor untuk memperoleh pembuktian dalam membandingkan keadaan yang sebenarnya dengan keadaan
yang seharusnya sesuai kriteria yang ada. Teknik audit erat hubungannya dengan prosedur audit, dimana teknik-teknik audit digunakan dalam suatu prosedur audit
untuk mencapai tujuan audit. Teknik audit yang sering digunakan adalah teknik audit berbantuan komputer TABK yang sudah menggunakan teknologi
komputer dalam mengumpulkan dan mengolah data yang akan diaudit. Dalam perkembangannya TABK ini akan diintegrasikan dengan sistem berbasis web
dimana data diperoleh melalui pusat data yang terintegrasi di database BPK RI yang disebut dengan pemeriksaan e-audit.
2.1.6 Profesionalisme Auditor
Peraturan BPK RI Nomor 2 Tahun 2011 tentang Kode Etik Badan Pemeriksa Keuangan menyebutkan bahwa profesionalisme adalah kemampuan,
keahlian, dan komitmen profesi dalam menjalankan tugas. Adapun pengertian profesional itu sendiri yaitu pekerja yang menjalankan profesi. Setiap profesional
berpegang pada nilai moral yang mengarahkan dan mendasari nilai luhur. Dalam melakukan tugasnya profesional haruslah objektif, dengan kata lain bebas dari
rasa malu, sentimen, benci, sikap malas, dan enggan bertindak. Peraturan BPK RI Nomor 1 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara memberikan penjelasan bahwa pemeriksa harus menggunakan kemahiran profesional secara cermat dan seksama dalam menentukan jenis
pemeriksaan yang akan dilaksanakan dan standar yang akan diterapkan terhadap pemeriksaan, menentukan lingkup pemeriksaan, memilih metodologi, menentukan
jenis dan jumlah bukti yang akan dikumpulkan, atau dalam memilih pengujian dan prosedur untuk melaksanakan pemeriksaan. Kemahiran profesional harus