Hubungan Pemukiman Kumuh Dengan Pemenuhan Air Bersih dan Lingkungan Pemukiman Sehat (Kasus DKI Jakarta)

NUBUNGAN PERMUKIMAM KUMUH DENGAN
PEMENUHAN Am BERSIH
DAN LINGKUNGAN PERMUKXMAN SEHAT
(KASUS DKI JAKARTA)

OLEH' :
ENDANG SRT WlDYASTUTI

PROGRAM PASCASAIRTANA
INSTXTUT PERTANIAN BOGOR
2UU3

ABSTRAK
ENDANG SIU WXDYASTUTI. Hubungm Pemukiman Kumuh dengan Pcmexluhm
Air Bersih dm Lingkungan Pemukirnan SeXxat (Kasus DKI Jakarta), Komisi
Pembimbing MUCH SRI SAENX, BUNASOR SANXM, EMIL SALIM.
Permultiman kumuh memil i ki pemasalafian yang clisebabkan oleh pctdatnya
penduduk dan bangunan, terutama sulitnya diproleh air bersih kmena air sumur
banyak: y m g tercemar. Penduduk rnengeluarh biaya h m b M wit& air krsih.
Hunian di pusat kegiaran mernpunyai beberapa faktor utarna y m g rnembuat
rnenarik sebagai ternpat perrnukiman, yaitu (1) tempat dekat dengm pusat kegiatan,

(2) Iakasi umumnyn strategis mud& dijangkau. Pemuk:im~tnkumuh mudah dimasuki
oleh pendatang baru kens dapat dihuni dengan cam menyewa dan murah, dm
suasana rnasih rnencerminkan suasana di perkarnpungm. h a s drterah permukimm
kumuh saat ini sekitar 2800 ha dihuni dengan kepadatan rata-rats 316 jiwdha
(kepadatan ratct-rata penduduk di DKI Jakarta 129 jiwa per ha). Penelitian dilrtlrukan
selma 2 tahun dengan sistem sampling terhadap kepala rumah tangga dan air surnur,
Air sumur w ~ g seluruirnya
a
tercernar dengm faktor daminan deterjen dan E.
coli. Nilai rnenggunakan nilai storet, pencemaran termasuk pencemaran sedang dm
berat, l'erburuk dengan niiai -36, terdapat di Kemayoran, Sawah Besar, Pademangan
dm Taman Sari. Pengaruh kegadatan penduduk terhadap kuaXitas air yang paling kuat
hubungmya adalah parameter deterjen, dan kepadatan bangunan, pameter E. culi.
Niiai ekonomi air di permukiman kumuh sangat tinggi, terdapat I0 kumbinasi
pada pola pernenuhm air bersih, Niiai tertinggi Rp. 1,4 juta per buian. Dengan
pendekatm pola konsumsi kelompok ini rnempunyai pnghasilan Rp. 11,6 juta per
bulan. Biaya air bersih dapat sebagai indikator dari tingkat pendapatan, mayoritas
bepzlglxisilrtn tinggi* Kernampwin pengadaan nunah mayoritas diatas Rp. 180 ribu
sampai Rp. 3 juta per bulan. Sumber air h s i h untuk pernenuhm air bersih yang ideal
addah kumbinasi air PAM dengan air sumur.

Air sumur dapat dilestarikan dengan mendayagwmkm potensi pertemuan
antara 2 terltis atap rumah. Air hujm ymg jatuh. keatap dialirlcan ke daiam sumur
resapan kulektif, agar air surnur masih dapat d i m a n f a a h meskipun hanya untuk
sebagm kebutuhan. Pendatang bana ke Jakma sulit dibendung karena sesuai dengan
hukum tingkungm ke I 1 penduduk &an rnengalir dari ekosistern muda (desa) ke
ekusistern dewasa (kota). Yang dapat dilakuican dengan penataan pemukimzm yang
ada, rnenggunakan pendekatan daya dukung lafran dm dengan sistem tunggu. Untuk
penatam permukiman kumuh dengan peremajaan kampung sekitar 20% d m
peremajaan kata sekitar 80%.

ENDANG SRI WXDYASTUTX. The Relationship between The Siurns Area with to
Completed of Clean Water and Healthy Environn~entResidential. (A case study in
DKX Jaka-). Under supervisor cornision of MUCH. SRI SAENI, BWASOR
SANIM, EMIL SALXM.
The Slums Area have a problem caused by the population and building
density especially the diffucultes to get of clean water, because the well waters being
poluted. Inhabitant must be put outside cost furthern~orcfur dean water.
The occupy in central activity have some prime factor to make interestirzg as
place a resident, that is (1) the place nearly with tile central activity (2) the located
ofiet~be strategic a ~ then

d
accessibility. The Slums Area accessible by a~~pbody
because can be occupy with tile manner by rented and the price relative i~lexpensive.
and the situation still shining exarnplc situation iiz a village. Wide the Slums Area in
this time around 5 2.800 hectarc, to occupy with tlxe dense average 3 16 soul per
hectare (The dcnse inhabitant in DKZ Jakarta average is 129 soul per hectare). Tiis is
research to do during 2 years with the sampling system co~zcert~ing
head family and
tlre wef 1 water.
The well water were fully poluted with domit~antfactor detergent and E.coir'.
Vaiue to used stored value, the dirty includes ~nediurndirty and serious dirty. The
nasty value is-36, that is in Kemayorm, Sawah Besar, Pademangal aad TanIan Sari.
The ilrfluence dense inhabitant concerning water quality to turn firm the relationsllip
is parameter detergen, and the dense building, parameter E. coli.
The ecunomics value of water in the resident of dirty very advanced, tl~ereis
10 combination at the completed system clean water. The value advanced is Rp. 1,4
million per month, with the system cansumption tixis group have income Rp. 11,G
n~iliionper rnontlr. Cost of clean water can be indicator from incon~elevel, nrajarity
lrigh iilcome level. Capability to make Irouse majority up to Rp. 180.000 until Rp. 3
m i l l i o ~per

~ month. Source the dean water to completed clean water ideal is
combination of PAM water and well water.
The well water can be preserve wi& to confirm potency meeti~zgbetween 2
within covered bridge I~ouse.Rain water to Iead at the roof tosnluath i1.i tlze well
inf1ltrat.e cojective, in order to well water still call bc benefit although only part of
i~eedcd.The new member in Jakarta difficult to dam,cause agree with the law
environment I 1 inhabitant will be flow frum rl~edeputy ecosystem (village) to adult
ecosystem (city). Which to do wit11 system be ar resident to use the vicinities eff:oil
espous Iand and t l e n with the system wat. For the vicinities of the S ~ U ~ IArea
I S wit11
Karnpung Renewal around 2096, and Urban Rerzewal around 80%.

Hubungan PermukinIan ~ u m u bw
a
n Pemuhaa Air
Bersih dan Lingkungan Pmukiman %hat (Ehw.DKI
Jak-1.

Discmi' iltiOCI~IIH ~)ct~iiifl
tfiiljilkiltl i ~ i t t ~~ IkI C I I I ~ I C ~ ) ~gctnr

C I I pada grogmitt sj c
86s di pcrguruatt f iitgggi tititl.
Sc~twndata dart ittkrrrtlnsi yatrg digtttinkafi tclati ditlytlt~kacts w m jcias'dntt &pat
ditrwiksu kctcc~rtrrtrt~iyti.

HUBUNGAN PERMUKKMAN KUR4UH DENGAN
PEMENUHAN All3 BERSXH
DAN LINGKUIYGAN SERMUKIMAN SEHAT
(KASUS DKI JAKARTA)

OLEH :
ENDANG SRI: WIDYASTUTI

sebagai salah satu sywat. untuk rnemproleh gelar
Dolctor pada
Program Studi Pengelalam Sumber Daya Alam dtrr Lingicungan

PROGRAM PASCASARJANA
INSTXTUT PERTANLAN ROGQR
2003


Judul Diseflasi

:

Hubungm Pmukiman Ku~nuhdengan Pemenuhan Air
Bersih dan Lingkrangan Perrnukiman Sehat (Kasus DKI
jakarPa).

Nan~a

:

Endang Sri Widyastuti

NRP

:

995095


Program Studi

:

Pengelolam Sumber Daya Alam dm Lingkungm

Prof. Dr. Ir. Much. Sri Saeni, M.S.

Prof. Dr. ~ r ~ ~ u n aSanim.
s o r M.S.

Prof. Dr. Emil Salim

Anggota

Anggota

2. Ketua Program Studi Pengelolam


3. Direktur Program

Sumber Daya Alam d m Lingkungm

Tanggal lulus : .I3

,2003

FUWAYAT NIDUP
Penulis dilahirkan di Bantu1 Yogyakarta, pada tanggal 5 Maret 1955 sebagaj

anak ke dua dari pasmgm MXW. Soedjiman (Alrnarlrum) dan Urniyatie. Pendidikan
Sarjana (S 1) di ternpuh di Fakultas Teknik jurusrtn Arsitektur Universitas Indonesia,

lulus tal~un1982. Pada tahun 1996, penulis diterinla di Pascasarjana Sekolah Tinggi
Illnu Ekonomi XBlI Jakarta untuk Program Studi Manajemen Pemasaran dan iulus
pada tahu11 1998. Kesempatan untuk melanjutkan ke Program Doktor diperoleh pada

fahun 1999, di Pascasarjana IPB pada Program Studi
Alam d m Lingkungan.


Pengelolaan Surnber Daya

PenuIis bekerjrt di salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perusahaan
Daerah Pel~zbangunanSarana Jaya DKI Jakarta yang bergerak di Ridang Real Estate,
dan J3engadaan Lahm (Idand Banking)

untuk Peremajam Kota nlaupun

pengembangan daeral~bam scjak tahun 2986, dan scjak tahun 2001 menduduki
jabatan sebagai Direktur Pengembangan.

Bidang yang menjadi tanggung jawab peneliti adalah penelitian uncuk studi rencana
pengembangan prod&-produk usaha baru yang akan dikembangkan perusaham, serta

pengelolm operasinya.

Fuji dm syukur penulis panjatkan kcpada Allah SWT atas segaia karuniaNya,
sehingga Disertasi ini dapat diselesaikan. Topik yang dipiIi11 delarn penelitian yang
dilaksanakan sejak bulm Januari 2001 ini adaIah mengenai kondisi pemukirnan


kumuh, dengm judul : Hubungan Pernubman Kumuh d e n w Pemenuhan Air

Bersifi r3ctn Lingkungan Permukiman Sefrat ( h s u s DKI Jakarta ) ,
Terima knsih penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Ir. Muhammad Sri Sacni MS.,

Prof. Dr. Ir. Bunasor Sanim, dan Prof. Dr. Emil Salim selaku pernbirnbing, yang teXak
banyak member: birnbingan dm saran. Disal~~pingitu penghargraiz penulis

sampaikan kepada para respanden yang relah meinbantu selama pengumpulan data,
Ucapan terima kztsih juga penulis sampaikan kepada Bapak dm Ibu, suami, anak-

anak serta scluruh keluarga atas segala doa, banhran dan kasih sayangnya.
Penulis bertrarap semoga karya ilmiah ini dapal bermanfaat.

Bagor, 13 Maret 2003

Endang Sri Widyastuti

DAFTAR IS1

WaXaman
Abstrak ...............................................................................................................

I

Halaman Judul .....................................................................................................

..
11

...

E..embarPengesahan ..........................................................................................

111

Riwayat Hidup ....................................................................................................

iv

.....................................................................................................
v
.....................................................................................................
Daftar Isi
Daftar TabeI ..................... .,., ...........................................................................
Daftar Gmbar ....................................................................................................
Bat, 1 Pendahutuan ........................................................................................
1 . I . Latar Belakmg ...................,,......... ..............................................
1.2. Perrnasalahan ..................................... .
,
,
.
.....
3
TujumdmKegunaanPeneIitian ................................................
I .4. Hipotesis..............................................................................*........
1.5. Kerangka Pernikiran .................................... ...............................
.....................
I1 .
"ll'INJAUANPUSTAKA
2.1. PermukimmKumuh .............................,.....................................
Prakafa

2.2. Sejarah Terbentuknya Permukinran Kurnuk di DKX Jakarta

......

2.3. Ekosistem Dewasa dm Ekusistem Muda ...................................
2.4.

Keseimbangan Lingkungan Bagi Fernbangunan ........................

2.5. Pencemaran Air ..........................................................................
2.6. Sumber Pencemaan

....................................
,
.
.
.

.....

2.7. Sumber daya dm kebutuhan air bersih di Permukiman Kurnuh

2.8. Nilai Ekonami Air .....................................................................

...............
perurnahan ......................,
.
.....................................................
2.10. Konsep Penatam Permukimztn Kumuh ......................................

2.9. Kernampwan Days Reli Masymkat untuk pengadaan

DAFTAR TABEL

1. Perbandingan Peningkatan Penduduk di Perkutaan dan Pedesaan

di Indonesia (Tnhun 1990 sampai dengan 2020) ........................................
2 . Perbandingan (%) jurnlah penduduk perkutaan dan pedesaan

di Indonesia (Tahun 1990 sampai dengan 2020) .................. ............,.. ......
3 . Peningkatan penduduk di DKI Jakarta ("Fdrun 196 1 sampai dcngan 20 10)
4. Stritifikasi Sasial Kota Jakarta (Tahun 1996) .............................................
5 . Kerangka IJmurn Pemikiran Peran Air Sumur Terhadap Penggeseran

Standar Baku Mutu Air Bersih Pada Pemukima~~
Kumul~........................

6. Penyebaran Permukiman Kumuh di DKI Marta ....................,..................
7. Kebutuhan Air Bersih Orang Indonesia yang tinggal di kota ......................

......................................:
.
....
9. Teknis Pengmbilan Samping......................................................................
X O . Variabel dasar perhitungan xlilai ekonomi air ............................................
I 1 . Parameter, Satuan, Peralam dm Metode, serta Lokasi pengukuran .........
1 2 . Parameter Uhma yang diteliti ....................................................................
13. Kualihs air sumur rnenggunakm nilai storet pada 2 1 Kelurahan
di 7 Kecamatan.............................................................................................
14 .Hasil pengukwan kekeruhan Tahun 2002 ...................................................
15. Hasil pengukuran Fc talrun 2002 .................................................................
16. Hasil pengukuran NU3"- N Tahun 2002......................................................
17 . Hasil pengukuran Detergen tsthun 2002 ......................................................
1 8 . Hasil pengukwan E. colz t a b 2002 ...........................................................
1 9. Hubungan jarak sumur untuk penarnpungan akhir tinja ..............................
20 . Distrribusi wmah tmgga menurut luas lantai ...........................
..., ...........
2 1. Distribusi rumah tmgga menurut jumlak anggota rum& tangga
(tahun 2001) .................................................................................................
8 . Blok Wilayah Penelitim

Nomor

Teks

Halaman

22 . Disbibusi mmah tangga menunrt jam& sumber ke pembungan

akhir ltinja ....................................................................................................
23 . Distribusi rumah tiangga menurut surnber air minum 200 1 ........................

99

24+ Distribusi rumah tangga menurut sumber air rninu~n200 1 ........................

100

25 . Matrik skor nitai storet kwalitas air tahun 2002 ....................,,.,

97

............... 102
26 . Pengaruh kepadatan penduduk terhadap kualitas air ................................... 204
27. Pengaruh kcpadatan bangunan terhadap kualitas air .......................... ,.,......
104
28. Pili han Sumber air rninum .............................,..
.........................................
105
29 . Matrik piiihan sumber air minum ..............................................................
107
30 . Harga air bersih dari berbagai sumber ........................................................ 112
3 1 . Rumah tangga yang rnenggunakan air surnur sebagian sumber air
minurn. penderita sakit dm biaya kesekatai~.................................... .......... 113
32. Rats-rata frekwensi kunjungan ke Puskesmas ...................,...,....
........... 215
33 . Sumber air minum air dalam kcmasan dm iedeng ..................................... 116
116
34 . Keperluan sir bersih di Indonesia yang tinggai di kota ....................... ,.,,...
35 . Pula penggunam air .............................,...................................................... 117
36 . Pengelampokan penggunmn air bersih dm biayanya ................................ 122
37. a g a s a u s i ................................................................................
122
38. Biaya air bersih perkelampok pemakaian ...................................... ,
.
126
39 . Pula konsumsi RT di DKI Jakarta .................................................
.............. $27
40. Distribusi rumah tmgga menunrt kelompok pendapatan dan pengekuaran . 129
41 . Bebanbiayaairbcrsihuntukymgairminumdartriairdalmkemasan ...... 132
136
42 . Itesume biaya air bersih dikaitkan dengan pendapzttan ..............................
43 . Persentase nunah tangga yang menggunakan surnur untuk air rninurn.
kuditas dan pendapatan .............................................................................. 137
140
44. E-fut-iunganpendapatan dengan pendidikan dan sektar usaha ......................

DAFTAR GAMBAR
Norrnor

Teks

Halaman

1 . Kerangka Umum Penelitian ........................................................................

31

2 . Kerangka Pemikiran Konsep Penatmn Permukimar~Kumuh .....................

32

3 . Kerangka Pemikiran Diagram Hubungan AIiran Pencemaran dan pemakaian
Air Sumur di Permukirnztn Kumuh ............................................................

33

4 . Kerangka Pernikiran Diagram Yergesem Standard Baku Mutu Air Bersih

Untuk.Masyardcat Golongan Ekonomi Lemak di Permukimm Kurnuh .....

34

5 . Bagan kerangka pemikim atas pilihan penghuni terhadap pilillan lokasi
tempat tinggalnya .........................................................................................
6. 1..f ubungan Kota (Ekosistern Dewasa) dengan Desa (Ekosistern Muda)

.....

37

44

7. Hutrungan Masyarakat. Kota (Ekusistcm Dewasa) dengan Mdsyarakat

dari Desa (Ekosistem Muda). .......................................................................

45

8. Keseimbmgctn Lingkungan Bagi Pembangunan Berdasarkan
Perkembangan Ekusistern dm Swbcrdaya Alalx ......................................

47

9. Lokasi Penelitian ........................................................................................

58

I0 . BIok Penelitim Terpilih ..................... ,,.......................................................

64

1 I . Lokztsi sampei air sumur

.............................................................................

71

12. Tata Letak Sumur resepan dm kunstnrksinya untuk resapm air

hujan rumah tinggal .....................................................................................

161

13 . S kematik Kolam rerapan dipadu dengan taman ..........................................

162

14. ' Konsep pcrbaikan jdm dmrat @enatam pemukiman j angka pendek)......

168

15 . Konsep perbaikan lorung d m pertemuan tertisan rumah dm jalan

(Penataanj mgka pendek) ............................................................................

169

1 6 Konsep perbaikm verEiIasi ...........................................................................

1 70

17. Lokkqi contoh konsep perbaikan lingkungan dengan perernajm kampung

172

18. Lokasi usubrt dengan penatam baru posisi rumah pada lingkungan

contoh(?'ahqtj .......................................................................................... 175
19. Pernasangan salwm PAM pada lingkungan colztoh (Tahap II) ...................

176

20 . Pusat Kekmpilm dm Jdm ternbus pada lingkungan contoh ('bhap HI) .

177

2 1 . Hasii Akhir f enatmn Pemukiman pslda bagian contoh (Tahap IV) ...........

178

22 . Perseptif pnataan linghungan contoh .........................................................

179

23. Kunsep peremajaan terpadu .........................................................................

I81

24. Kansep perernajaan kuta mandm .................................................................

183

25 . Zoning pengembangan .................................................................................

184

..

Nomox

Teks

Hitlaman

Distribusi Rumah Tangga menurut menurut. Jenis Lantai (Jakarta Selatan)
IS.

tahun 200 1 ................................................................................................
Distribusi Rumah Tmgga menurut menurut Jenis I,antai (Jakarta Tirnur)
tahun 200 1 .....................,..,
...,........ ....................................................
Uistribusi Rumah Tmgga menurut menurut 3e1risLantai (Jakarta Pusat)
tahun 2001 ............................................................................................
Distribusi Rumah 'Cangga menurut rnenurut Jenis Lantai (Jakarta Barat)
tahun 200 3 ................. .........,..

................................................................

.
,

Distribusi Rumah Tmgga menurut menurut Jenis Lantai (Jakarta Utara)
takun 200 1 .................................................................................................
Distribusi Rumah Tangga menurut rnenurut Jenis Atap (Wiiayah dan
Kecarnatm tahun 200 1 .............................................................................
Distribusi Rumah Tangga menurut menurut Jenis Atap (Jakarta Selatan)
tahun 2001 ..,......,,...,................,...
.
.
...
Distribusi Rumah Tangga menumt menurut Jenis Atap (Jakarta Timur)
tahun 200 1 ......,...,............,........,,.,,,.........
.......................... .
.
..,.
Distribwi Rumah Tangga menurut menurut Jenis Atap (Jakarta Pusat)
tahun2001 .................................................................................................
Distribusi Rumah Tangga menurut menurut h i s Atap (Jakarta Barat)
tahun 2001 ......,.......,..................................................................................
Distribusi R u m h Tmgga menunlt menurut Jenis Atap (Jakarta Utara)
t&un 200 1 ...................... ,,..,..

..................................... ,., ........................

Distribusi Rum& Tangga rnenurut jarak ke penampungm tinja
Wilayah dm Kecamatan ) t&un 200 1 ...........,..........................................
Distribusi Rum& Tangga menurut jarak ke pnampungan tinja
(Wilayah d m Kecamatm ) tahun 2001 ..................................................
Distribusi Rumah Tmgga menurut jar& ke penampungan tinja
(Jakarta Timur) tahun 200 1 .....................................................................

203
203

204

205
205
206

207
207

208
209

209

2 10
211

21 1

Nomor

Tefrs

Halaman

55.

Distribusi Rumah Tangga menurut: Sumber Air Minum (Jakarta

56.

Selatan) tahun 2001 ...................................................................................
Distribusi Rumah Tangga menurut Surnber Air Minum (Jakarta

Tirnur) tahun 2001 ...................................................................................
5 7, Distribusi Rumah Tangga menurut Surnber Air Minum (Jakarta
Pusat) rahun 2001 ......................................................................................
58.

230

23 1

Distribusi Rumah Tmgga menurut Surnber Air Minum (Jakarta
- Barat) tahun 2001 ......................................................................................

59.

230

232

Distribusi Rum& Tangga menurut Sumber Air Minum (Jakarta
Utara)tahun2001 ......................................................................................

232

60. Distribusi Rumah T'angga menurut Cam Memperoleh Air Minum

(WilayahdanKecamatm)tahun2001 ...................................................... 233
6 1. Distribusi Rumah Tangga menurut Cara Memperoleh Air Minum
(JakartaSelatan)tahun2001......................................................................
234
62. Distribusi Rumah Tmgga menurut Cara Mempero1el.i Air Minum
(Jakarta Selatan) tahun 2001......................................................................
234
63. Distribusi Rum& Tangga menurut Cara Memperoleh Air Minum
(Jakarta Pusat) t&un 2001 .........................................................................
235
64. Distribusi Rumah Tmgga menurut Cara Memperoleh Air Minum
236
(Jakarta Bmt) t&un 200 1....................................................................
65. Distribusi Rumah Tangga menurut Cara Memperoleh Air Minum
(Jak:artaIJtara)tahun2001........,.......,........................................................ 235
66. Distribusi Rumah Tangga menurut Status Penguaaan Bangunan
23 7
Tempat Tinggal (Wilayah d m K e ~ ~ i ~ 1 8 htahun
n ) 200 1 ...........................
67. Distribusi Rumah Tmgga menurut Status Penguasaan Bangunan
23 8
Ternpat Tinggal (J'akmSelatm) khun 2001 ...........................................
G8. Distribusi Rwnah Tangga menunzt Status Penguasaan Bangunan
Tempat Tinggal (Jakarta 'T'imur)talrun 200 1 ............................................. 23 8

xvii

Nornor

Halaman

Teks

Distribusi Rumah Tangga menurut Kelompok Umur Kepala Rumah

83.

Tmgga (Jakarta Utara) talrun 2001 ............................................................
84. Distribusi Rumah Tangga menurut Tingkat Pendidikan Kepala Rumah
Tmgga (Wilayah dm Kecamatan) tdwn 200 1 .........................................
85. Distribusi Rum& Tangga menurut Tingkat: Pendidikan Kepala Rumah
Tangga (Jakarta SeXatatan) td1un 200 1 ....................,.,. ...*...,,..,......

*

88.
89,

9I .
92.

250

Tmgga (Jakarta Timur) tahun 200 1 ..........................................................

Distribusi Rumah Tangga menurut Tingknt Pendidikan Kepaia Rumah
Tangga (Jakarta Pusat') tahun 200 1 ..........................................................
Distribusi Rumah Tmgga menurut Tingkat Pendidikan Kepala Rumall
Tangga (Jakarta Barat) tahun 200 1 ............................................................
Distribusi Rumah l'angga menunxt Tingkat Pendidikm Kepala Rumah
Tangga (Jakarta Utara ) tahun 200 1............................................

90,

249

Distribusi Rumah Tangga menurut Tingkat Pendidikan Kepala Rumdl

86.

87.

248

.............

.
,

2 50
25 1

25 1
252

Distribusi Rumah Tangga menurut Surnlah Angguta Rumah Tangga
(Wilayah dan Kecamacan) tahun 200 1 ......................................................
Distribusi Rumah Tangga menurut Jumlah AnggoPa Rumah Tangga

253

(Jakarta Selatan) tahun 200 1......................................................................

2 54

Distribwi Rumah Tangga menurut Jumiah Anggota Rumah Tmgga

(Jak&Timur)tahun2001

...................................~..................................

Distribusi Rumah Tangga menurut Jumlah Anggota Rumah Tangga
(Jakarta Pusat) tahun 200 1 .......................................................................
94. Distribusi Rumah Tmgga menurut Jumlalr Anggota R m a h Tangga
fJ&artaBarat)tahun2001 .........................................................................
95. Distribusi Rumah Tangga menurut Jmlah Anggota Rumah Tangga
(Jakarta Utara) takun 200 1.........................................................................
96. Rats-rata Frekuensi Kunjungan ke Puskesmas selma Z bulan terakhir
fWilay&dmK~c5~natan)tahun2001......................................................

254

93.

255

256
25 6
257

Narnox

Tek

Halaman

152. Penilaian Pernukimm Lolcasi Tanah Abang ..............................................

298

15 3 . Penilaim Pemukimm Lokasi Senen..........................................................

299

I 54. Penilaian Yemukiman LaIraqi Kemayaran.................................................

299

155. Penilaian Pemukiman Lokasi Saw& Besar ...............................................

299

156. Penilaim Pemukiman Lakasi Petamburan ................................................

300

157. PenilaianPemultimanLokasiTamanSari ................................................

300

15 8 . Penilaian Pemukiman Lokasi Padengan ....................................................

300

..........................................
301
301
160. Penilaiztn Pemukiman Lakasi Koja............................................................
................-. 302
16 1 . Dafiar Percmajam Katnpung........................... .
.
1 2 DaftarI..oXcasiPercmajaanKuta.................................................................
303
304
1G3. Perbandingan Hasil Penelitian Penulis dengan peneliti sekiurnnya ........
159. Penibian Pemukimstn Lakasi Tanjung Priok

DAFTAR GAMBAR LAMPIRGN
Nornor

Teks

WaXaman

1.

Kondisi Sumur Bersama ............................................................................

2.

Kondisi aisik bangunan, lingkungan dm nlasyamkat di pmukiman

306

kurnuh .....................................................................................................

307

3.

Kundisi mandi cuci kakus (MCK) dan pernakaiannya .............................

308

4.

Situasi bagim dalam MCK dm pemakaiannya .........................................

309

5.

Pedagang air dorongan ..............................................................................

310

G.
7.

Kondisi fisik hunian &an penghuninya ......................................................

311

Kondisi salah satu jaian swadaya dan situasinya .......................................

312

Masalah permukiman k w h rncrupakan tantangan yang cukup berat bagi
kota-kota besar, terutama dinegara-negara berkernbang seperti halnya di
Indonesia. Hal ini antara lain dikarenakan pertainbahan atau kepdihn

penduduk di perkataan yang tinggi tidak diirnkangi dengan kernampurn

penyediaan permukiman d m fasilitasnya yang n~ernadai,terjangka~~penyediaan
lapangan kerja, terbatasnya l&an di perkotaan, belum adanya suatu pengeloaan

dan penataan lingkungm permukiman kumuh di perkotaan secwa khusus dalaxn
suatu

rnanajemen perkotaan yang spesifik. IJntuk mernberikan gambaralz

rnengcnai tingginya atau kepadatan penduduk di prkotaan dapat di 1i hat
besamya penduduk perkotaan di Indonesia, dcngan rnengacu pada data dalam
Agenda 21 Indonesia (1997). Penduduk Indonesia di perkotastz'i (urban)

peningkatannya iebih be=

dari peninghatan penduduk pedesam (rural),

demikim pula dengan rasio penduduk perkotaan dengan penduduk pedesm
yang cendemng rneningkat di perkotam.

Menurut data tersebut, pningkatan penduduk perkotaan dari t&un I 990
sampai dengan tahun 1995 (dalam 5 tahun) adatah sebesar 22,619'0 atau ratarata pertakun rneningkat 4,52%. Pada Pahun yang s m a peningkatrtn pcnduduk.

di pedesm dalam 5 tahun menillgkat 2,82% atau rata-mta pertahun hanya

sebesar 0,56% jauh lebih kecil dibanding penhgkdh genduduk pcrkotaan,
sedang lslhan di perkotaan jauh Iebih kecil dibanding di p e d e s m . Untuk
gmbaran proycksi peningkatztn penduduk setelak tahun I995 s m p d dengan
t&m 2020 dari

Tabel 1 :

sumber yang sama dapat dibagi per 5 tahun seperti p&a

Tabel I . Perbandingan Peninghtan Penduduk Indonesia di Perkataan dm
Pedesam Tahun I990 sampai dengan 2020

Tahun

Peningkatan Penduduk Pertalrun di
Indonesia
Perkotaan
Pedesaan

Sumher : Agenda 2 1 Indonesia ( 1997)
(diolah)

Dari data pada TabeI 1 terlihat peningkatan penduduk di perkutmn jauh
Iebih ksar dibanding penduduk di pedesaan, bahkan setelah tahun 2000,
diproyeksikm pningkatrtn penduduk pedesaaxl akan minus. Minya apabila

kondisi lain tidak: berubah, penduduk pdesaan &an berkwang dan penduduk
perkotasln akan rnenixlgkat. Meskipun secara persentase pertingkatan penduduk

di perkotaan mengalami p e n m a n , namun, peningkatan d x i suatu jumld~
penduduk ymg semaicin besar, &an tetctp menrpakm j u d a h ymg cukup besar.
Selain perbandingan peningkatan penduduk antara perkotslan d m
pedesaan, dapztt pula digambarkan komposisi penduduk Indonesia di prkotmn
dm di pedesaan dari jumlah total penduduk bertuut-tmt dari tahun 1990

smpai dengan 2020 seperti dalam Take1 2.

Tabel 2. Perbandingan (%) jumlah penduduk Indonesia di perkotaan
dm pedesaan (tahun 1990 sampai dengan 2020)

Perbandingan I%)

Tahun

Perkotaan

Pedesam

hiall

Sumber : Agenda 2 I Indonesia (1 997)

(diolah)

Perbandingan pnduduk Indonesia di pedesaan d m di perkotaan pada
tahun 1990, 1995, 2000, 2005, 2010, 2020 yaitu : tahun 1990 lebih dari 70%

penduduk Indonesia bcrada di pcdcsaan hampir 30% penduduk di perkotaan.

Tahun 1995 dm tahun 2000, lebik dari 60% penduduk Indonesia berada di
pedesaan d m lebih dari 30% nya berada di perkutm, tahun 2005, 2010, 2015,

lebih dari 50% penduduk di pedesaan , dan lebih dari 40% betada di p e r k o m
Tahun 2020 komposisi penduduk berbalik,lebih besslr penduduk di perkotaan.
Apabila pruyeksi tersebut benx terjadi, maka pada tahun 2020 jumlah

di perkom lebih be= dari penduduk pedesam, sedangkan has
wilayah p r k u t m jauh lebih kecil. dibmding pedesaan. Akibatnya penduduk di

pendud&

perkotaan &an begitu padat. Dengan kepadatan pnduduk yang tinggi tersebut

(dalam hunian mendatax], maka kepadatan bangunan menjadi tinggi, kual itas

lingkungm &an menjadi Iebih rendah, dibanding wilayzth dengan kepadatan

pmduduk yang lebih rendah.
Penyebabnya antara lain &pat diindikztsikan dcngm banyaknya orang
muda (usia produktif) dari desa yang pergi ke kata. Hal ini dikarenakan

kemekaragamm kehidupm di kuta ymg rnelebil~iatau lebih rnenarik dari
tempat adnya, yang memberikan h m p a n bcsar bagi orang muda, antara lain

untuk rnendaprmtkan kesernpatan kerja dengan upah yang lebih menarik, daya
beli penduduk ymg tinggi, kesernpah rnemiiih berhgai ragain sekolah dar~

lain-lain. Hal tersebut ditmjmg dengan corak sistem ekonomi di kota yang

lebih menekankm pada pekerjam non-agraris (industri) pekerjaan j enis tersehut
mempunyai pekerjaan ymg menciphkan berbagai bidang pekerjmn lain yang
banyak,

sehingga dapat menampung pekcrja-pekerja dengan berbagai

kernampan, baik pkerjm, dengan keahlian tilrggi maupm tanpa keahlim, ha1
ini antara lain y m g menjadi daya tarik kota. Faktar yang rnendorong orang desa
terutslma orang miskin desa dan orang berpendidikm untuk pergi ke kota,

antara lain b a n y h y a penganggum di desa. IIal ini disebabkan penekanan
sistem ekonomi di desa addah pada penghasilan bahan-bahan m&anan dan

bahari-bahm mentah (primer) antara lain : rpertanian dm penangkapan ikan

jenis pkerjaan tersebut merniliki altematif pekerjaan untuk penghidupan sangat
terbatas, karma carak sistern ekanuminya tidak m e n u m b ~ mpekerjaan yang
dapat menciptaksuz berbagai bidang pekerjam laitinnya. Orang desa yang

rnempunyzni keahlian (temtama usia produktif) terdorong ke kota, antara lain
disebabkan keddiamya tidak tertmpung oleh jenis pekerjaan yang tersedia di

desa dm dengan tidak tersedianya upah y m g memadai. Hal ini yang
mendorang orang desa datmg ke kota, baik ymg merniliki keahlian maupun
y m g tanpa modal, baik yang sendiri maupun dalam bent& keluctrga, b d k yang

dengan tujuan rnenetap, rnaupun musiman, bahkan uiang-alik (ngiaju).

Para pendatang (urbanit) ini, masdah yang pertama setclah di kota adalah
tempat tinggal (tempat berteduh). Bagi yang pergi kc kota dengan cdup modal,

maka tempat titiggal tidalc menjadi rnstsalalr f baik sewa maupun beli), namun

bagi yang per@ ke kota dengan kernampwan terbatas, maka Runian akan
menjadi masalah untuk mengatasinya mereka rnencari tempat tinggat di tempat-

tempai yang mudah dm rnurah diperoleh dan yallg dekat dengan tempat
pekerjm. Tempat tersebut eultara lain di tanah kosong milik negara yang
strategis : di bantaran sungcti, di sepanjang re1 kereta api, di tanall kosong yang

lain. Mereka bergabung dengan penghuni perl~rukimankurnulr yang telalr ada
dengan cara menyewa sebagian ruangan.

Meskipun tidak layak, tramun bagi mcreka, bukanldl prioritas utama,
sedang kebutuhan yang mendesak adalah kebutuhan primer berupa makman,
yang akan diperoleh dcngan bekerja sesuai kernampuannya. Hal

ini

yang

kernudian akm turnbuk menjadi pemukirnan kurnuh. Para pendatang ini,
selanjjutnya sebagian menetap menjadi w a r p kota (biasanya yang dapat

meningkatkm taraf hidupnyrt di kora dan mempunyai tempat tinggai yang
tetap), namun ada yang tebp menjadi pcnduduk rnusiman dcxlgan menyewa

rumdl atau rnengonkak, Penduduk musiman ini umwnnyzt di desa sudah
mempunyai pekejaan tetap (petmi), dan mcmpunyai rumah yang cukup

memadai. Mereka smbil menunggu pmen mencari penghasilan tambafran di
kota dm hasilnya &an dibawa pulang ke desa, selringga di kota mereka hidup

berhcrnat, dengan cara tinggal di pemukirnan kumuh. Umumnya mereka
mempunyai pekerjaan dari sektor nun-formal (hasil tidak tetap), antarrt lain
pedagang keliling, buruh bangunan, kuli-kuli angkut, buruh-buwh pasar

pedagmg k k i lima, dm sebagainya, atau di sektor formal (dengan gaji
bulanan) sebagian k q a w a n kecil.

Mereka menyedialcan jasa dm barmg y ang dibutuhkctn oleh masyarakat,
produktif, dm merupakan bagian dari sum sistem pereiconornian di perkotmn.

Golongan ini menganggap b&wa kunsep hunian bagi rnereka, hanya dapat
diartikm sebagai bagian dttri upayzt untuk mempert&&arz

diri atau berteduh

dari panas, hujan dm tidur, jauh dari h g s i rum& secarst utuh sttau memadni,

Pemuiciman kmuh selma ini umumriya diartikm dengan kandisi antara

lain :
a) Segi Kondisi Fisik

Kepadatan bangunan yang tinggi, s m a dm prasarana ymg minim, kualitas

bangunan rendah, kualitas air rendah (air bersih sulit didapat) kepadatan

penduduk yang tinggi dalam hunian horizontal, bangunan tidak teritur,
tumbuh tidak terencana, rawan banjir dan kebakarm. Lokasinya strategis

dekat dengan Pusat-Pusat Kegiatm (dekat dengan tempat rnencari nafkah),
sebagian diatas tanah milik orang lain (milik negara dm pifiak lainnya).

b) Segi Sosial Ekorromi
Dikuni oleh masyarakat krpendidikan rendah, pnghasilan rendah. Untuk

kundisi ini, penulis kwang sependrtpat. Uasar pemikiran adalsitr bahwa
dengan lokasi hunian di pusat-pusat kegiatan kota maka diperlukan biaya
hidup yang tinggi, antam lain dengan sulitnya air bersih maka periu biaya

untuk air bersih. yang merupakan kebutuhan pokoknya. Dengan beban

pengeluwan yang tinggi tersebut, maka hams diirnbrtngi dengan pndapatan
yang tinggi, tidak rnungkin pendapatamya rendah.

Untuk menanggulmgi daerah permukiman kumuk ini, telah dilakukan
pemerintah dengan beberapa jenis penmggulangan antara lain dengan

perbaikan kmpung, dengm proyek Muhamad Husni Thamrin (MHI'),
pwmajstan kota, pembmgunan rumah susun murah m e r u p w hunian untuk
permukiman kembali (resettlement) k k n s penghuni prmukiman kumuh yang

l o h i n ya diremajakan, namun demikim k l u m sepenuhnya berfxasil kxena
rnasih b a n y h y a dacrah permukiman kumuh. Hal ini selain disebabkan karena
rnanajemen lahan perkohm yang rumit, terutama di Indonesia yang

rnenymgkut sistern ekonomi campuran ymg tmahnya sebagian dimiiiki oleh
individu dm sebagim dimiliki pemerintalr, sehingga pernerintah rnenghadapi

lcendala dalam mengemhgkan £&an sesuai dengan rencana yang ada, karena
menghadapi tantangan dmi pemilik tanah, atau yang m e m a memiliki hak: tanah

sebagaimma di permukiman huh (Achmad N,t 999).
Sebagai cantah dari perkutaan di Indonesia adalah koh Jakarta. Jakarta

sebagai kata besx daa ssebagai ibukota men~punyaipermasalahan penduduk
dan permukirnan di perkotaan yang sangat kornpleks. Jakarta sebagai Xbukota

Negara, dengan Iuas wilayah 2 650 km2 (65.000 ha), rnernpunyai masalah
kependudukan yang b r a t , yang rnengakibatkan permasatahan-pernasalahan

antara lain : keterbatasan lsthan untuk rnenarnpung kebutuhan ruang untuk

permukirnm d m fasilitasnya terutama di perkotaan, turnbulrnya daerah-daerd~
kurnuh, pencemafan sungai, pencemaran air sumur penduduk di permukirnan

padat, rnasafah sampah kota, dm ldn-lain.
Jakarta mempunyai penduduk yang padat (Tabel 3). Sesuai dengan data

Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, maka pertumbuhan dan kepadatan pnduduk
Jakarta dapat digambarkan sebagai beri kut. :

Tabel 3 : Peningkatan pnduduk di DKE Jakarta dm kepadatannya

(TAW 196 1 sampai dengan 20 10)

Tahun

Jumlak
Penduduk
Qiwa)
2.906.533

Pen ing-

100,05
127,06

Sensus

8.259.266
8.385.639

5,64%
4,78%
2,69%

Sensus
Sensus

1990
2000

1,639.959
1.856.957
1.755.817

44,7 1
69194

1980

4.546.492
6.503.449

126.373

0,15%

129,OO

2010

f2.500.000

4. I I4.361

4,9%

192,30

Sensus
Proyeksi targct
maksirnum
pei~duduk
Jakarta

1961
1971

katan

I0 ti1

Pertumbu Kepadatan rak-rata
han rata
deagan 65.000 ha
per tahun
G w a per ha)

Keterangan

Sensus

Dari data pada Tabel 3, penduduk Jakarta tahun 1961 bclurn sampai 3 juta
jiwa, tahun 1971 pnduduk meningkat menjadi 4,5 juta. Pada sensus tahun

1980 jurnlah penduduk di Jakarta adalah telah rnencapai 6,5 juta jiwzt, pada
sensus tahun 1990 penduduk Jakarta telah menjadi 8-2 juta jiwa, dalam 10
tahun meningkat 1,7 j uta j iwa atau pertahun rats-rata pertumbuhan
pnduduknya sebesar 2,69% untuk I980 sampai dengm tahun I990 adalah
suatu pertumbuhan penduduk yang sangat k s x . pada tahun 2000 pendud&
menjadi sebesar 2 8,3 juta jiwa, ymg berarti terdapat pertumbuhan penduduk
selama X Q trthun dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2000 sebesar t 26.373 .
jiwa (meningkat rata-rats 0,15% pertakun). Bila dibandingkan dengan
peningkatan tahun sebelumnya peningkatan dari tahun 1990 sampai tahun 2000
sangat kecil. Hail s w a i Biro Pusat Statistik Prapinsi DKI Jakarta tahun 1999,
ada perpindahm ternpat tinggal penduduk (bermigrasi ke luar Jakarta di Bogor,
Tangelrang, Bekasi (Botabek), meskipun aktivitas tetap di Jakarta. Penduduk
Botabek y m g beraktivitas di Jakarta tahun 1999 adalah sebesar 1,3 juta jiwa
(kamuter) apabila tetap demikim, tahun 2000 pada simg hari di Jakarta te
rdapat penduduk: 8,3 juta jiwa ditambah 1,3 juta jiwa kumuter, menjadi 9,6
jub jiwa. Sedang dari tsthun 2000 sampai dengan tahun 2010 penduduk

meningkat 4,l juta jiwa (4,9%), menjadi sebesar 12,5 juta jiwa, merupakan
target diproyeksikm maksimum penduduk yang dapat ditmpung di Jakarta.
Menurut Wirautomo P, (1996) penduduk Jakma dibagi menjadi 5
stratifikasi sosial, yaikl :
1. Strata Elit Kota (5%)
2. Masyardcat Menengah ( 10%)
3. Masyamkat peralihan (40%)
4. M a s y d a t kumuh (30%)
5.

Masyarkat tertinggal(5N)

dm lebih terinci terlihat pada Tabel 4 :

Tabel 4. Stratifikasi Sosial Kota Jakarta
IKomuoitas, Kondisi Pcrumahan 1

-

Kelompok

Strata
I.

Elit

Jurniah
5%

Kornunitas

u
-,-p
,,-u
,-,-,

- Pejabat tinggi negera

- Pengusalra besar

-"

Kond is i Perurnahan
- Perurnahan elit lama
- Rumall eIit baru yang
eksekutif di dalarn kota,
(kondominium)

- Perumahan ekskiusif
II.

Masyarakat
Menengah

10%

IJI.

Masyarakat
Rralihan

40%

IV.

Masyarakat
Rurnuh

30Y0

- Profesi dari
pendidikan
- Insiyur ahli b u b m
- Manajer Menengah
- Menengah Bawah
- Berpehangsilan tetap
- Bekerja sektor

informal
- Penduduk asli dan rnigran
sirkuler

dipinair kota
Perurnahan daerah tengah
kota
- Kondominium

-

- Perurnahan kampungkampung terrttur
- Rumah susun kelas bawah
- Permukiman kumuh

- Pedagang kaki lima,

V.

Masywkat
tcrtinggal

5%

asongan, pemilik warung
kecif
pedagmg keliling
buruh pabrik,
- Produktif (mempunyai
pkerjaan dan
penghasilan)
- Gelmdangan dan
pengemis
- Tidak produktif

- Tidak memiiiki rumah

Apabila jjumlah penduduk Jakarta pada tahun 2000 (8.385.639 jiwa)

dirnasukkan ddam strata y m g ada tersebut, mahi kumposisi menjadi sebagai
berikut :

I . Elit kota 5% (419.281,95 j iwa).
2. Masyarakat rncncngzth 10% (838.563,9 jiwa).
3. Masystrakat pperalihan 40% (3.3 59.255,GO jiwa).

4. Masymkat kumuh 30% (2.5 15.691,70 jiwa).
5 . Masyxakat. tertinggal5% (4 19.291,95 jiwa).

Dari kelompak penghasik p

d di fndorresia menurut Wiroutomo

(1994) dibagi menjadi 4 gofongan, yaitu :

1, Masyarakat hrpenghasiIan sangat rendah, betperidapttan kurang dari Rp.
150.000,- perbulan ( 15% penduduk).

2, Masyarakat berpenghasilan rendah, kqxndapatan Kp. 150.000,- sampai
dengan Rp.250.000,- prbulan (35% pendudukj.

3. Masyardcat berpenghasilan menengah, berpendapatan Rp. 250,000,- sarnpai
dengan Rp.500.000,-prbulan (30% penduduk].
4. Masyardcat hrpenghasilm tinggi, Impendaptan Iebih dari Rp. 500.000,-

perbulan (20% pendud&).
b k ~ - ~ If3ira
- ~ t Pusat Statist&

(BPS) DKT

j&arh (2QQQ),kelompok

pmghasifan penduduk dibagi mmjadi 4 golongan, yaitu :
I . Masyardcat berpenghasilan sangat rendah, berpendapatan kurang dari
Rp.200.000,- perbulan,
2. Masymkat berpenghasilm rendah, berpendapntan Rp.200.000,- sampcti

dengan Rp.399.999,- perbulan,

3. Masyarakat ttrpenghasilan menengah, berpendapatctn Rp.400.000,-sampzti
dengan fCp. 599.999,- perbulan.
4. Masymkat berpenghwilan tinggi, berpendapatan lebilz dari Rp.600.000,-

perbulan.

Dalam penelitkin ini pengelompokan penghasilan dm golongan, penuiis
mengacu pada pengelompokan dari BPS (2000) agar iebih mendekati kenyataan

setelah adanya krisis ekonomi tahun 1997.
Mengacu pada strata tersebut, maka pada tahun 2000 dari penduduk

8,385,639 jiwa tersebut yang termasuk masyarakat kumuh sebesar 2.5 15.691
jiwa,

30% dari penduduk) adalah suatu jumlah yang sangat besar untuk suatu

kota. Apabila mengacu pada data Dinas Tata Kota (1996) permukiman kumuh

di DKf Jakarta seluas 2.816 ha. Penduduk DKI Jakarta tahun 1996 adalal~
8.335.089 j iwa, (Biro Pusat Statistik DKI Jakarta tahun 200 I), sehingga
masyarakat penginmi pemukiman kun~ul~
di DKX Jakarta tahun 1996>30%

penduduk adalah sebesar 2.500.526 jiwd. Dalarn penelitim ini penulis mengacu
kepada data tersebut, pemukirnan kumuh tahun 2000 dihuni oleh 2.5 3 5.691
jiwa.

Menurut pnulis hubungzan antara kclompok strata sosial dengm
kelornpuk pndapatan, tidak selalu s m a , artinya dapat terjadi kelompok
masyardcat dengan strata sosial, lebih renda11,namun dari tingkat penghasilan

febih tinggi, dm sebaiiknya. Dalam ha1 ini masyardcat: kumuh belum tentu
be~penghasilanrendah.

Penyebab tingginya angka kepaclatan Penduduk Perkotrtan (termauk
Jakarta) ymg cendemg padat, disebabkan antara lain oleh tingginya :

I,

Pertumbuhan alami

2.

Migrasi (tenrtma urbanisasi)

Menurut data sensus tahun 2000, penduduk DKI Jakarta tahun 2000
sebesar 8.385.639 jiwa, terdiri dari penduduk non rnigran sebesar 4.567.1 1 2

(54,46%), dm penduduk migran (masuk) sebesar 31.818.527 (4534%) dari
total penduduk, berarti menunjddm perturnbuhan penduduk juga disebabkan
tingginya migrasi. H d ini menyebabkan permasalahan diperkotam, karena

waderung terutama tumbuh secara tidak terkendali, ymg mengairlbatkan :

( I ) T'umbuhnya daemh kumuh
Lingkungm pemukirnan &an terjadi proses kekumukan apabila penduduk

berpenghasilan rendah menempati daeralz yang serba terbatas : tanah, fasilitas,

sarana, prasarma dm sebagainya, sehingga kundisi lingkungm menjadi padat,
dan k m g kernampurn untuk memperbaiki diri sendiri dm lingkungannya

( h t o , 1993).
Umumnya pmukiman kumuh turnbuh pada dzlerah yang dibagi menjadi 2
goiongan besar, yaitu :

1.

Di Iahan yang ada peruntukaxl bangunannya, dengm Kocfisien Dasar
Bangunan (KDB) Iebik besar

Ox, inaksudnya

di daetah yang boleh

didirikan bangunan. Lakasi tersehut antara lain di tan&-tanah kasang milik

negara atau swasta, yang k l u m sempat dikembangkan (diatas tanah bukan
milik), dm umumnya di pusat kkota,
2.

Di Man kosong y m g tidak ada pemntukan bangunan (tidak baleh ada
bangunan),

KDB = O%, antara lain untuk jalur pengaman, atau

pcnghijaum, lokasi tersebut anpara lain :

-

Di pinggir re1 kereta &pi

-

Di bantaran sungai

-

Di bawah jalur tegangm tinggi

Di pinggir j alan to1
Di jalur hijau

Di bawah jembatan

Ymg umumnya tinggd di permukiman ini adalah bukan warga kota, dm
umumnya tidak berkeinginan jadi warga kuta, rnereka hmya mencari naficd~di

kuta, d m temasuk galangm masyardcat: tert inggal(Wiruutomo, I 996).
Dengan prtumbuhan pendudtlk yang ti&& sesuai dengan penyediaan

fasilitas urnurn dm fasilitas sasiai, maka akan melmpaui daya dukung
lingkungan, karena failitas fingkungan hanya disediakan berdasarkan jumIah
pendudulr: formal. Dalam ha1 hunian pendudak ymg turnbuh tidak terencana

termasuk bukm penduduk tetap, diluar perhitungan penyedim fasilitas yang
ada, maka kualitas lingkungm wndenmg akan rnerosot dm kumuh (tidak

seimbang),
(2) Pertumbuhan kuta tidak temtur
Dengan adanya perpindahan penduduk menuju kuta dalam j umlah yang
besar, dengan tiba-tiba (tidak terencana), maka akm mengacaukan sistem
pertumbuhan kota, dm kuta rnenjadi tidak teratur, kumuk, kuaiitas ilingkungan

rnenjzldi turun. Kuditas lingkungan merupakan salah satu faktor penting dalam
permukiman, karena kualitas lingkungan dapat menentukan kelas dari

permukiman, semakin rendah tingkat. kualitas lingkungm, sernakin rendah
kualitas permukiman, dm sebaliknya semakin tinggi tingkat kualitas
Iingkungan,

semakin

tinggi

pupa

kualitas

permukimannya.

Kualitas

permukiman secara garis besstr dapat digolongkan rnenjadi 3 kelas, sesuai
dengm golongan penghuninya, yai tu prmukiman mewah untu k golongan

masyarakat berpengkailan tinggi, pemukirnan menengah untuk golongan
masyardcat berpenghasilan rnenengah, d m permukimstn sederhana untuk
golongan masyarakat berpenghasilan rendah.

Dari ketas permukimm tersebut, untuk pemukimm sederhana cendemg
berpotensi menjadi p m ~ m a kmuh.
n

Menurut Ramto (1 9931, status tanah di permukirnan kumuh kekanyakan
ada 3 kemungkinan, yaitu : (1) Status tanah negara, yang sudah lama diternpaci,

kernungkinm sudah berpuluh-puluh tahun, dm seakm-&an tanah tersebut
mexljadi milik mereka sendiri, genghuni rnerasa punya hak tinggal d i m s tanah
tersebut: (2) Status tanah mil& perorangan, tanah bekts turn tanah dulu yang

disewa dm ditempati sej& lama, dm sudah berkali-kaii pindak tangan d m (3)
Tanah-tanah y m g sesuai dengm ketentuan yang ada seharusnya tidak b1eh
diternpati atau tidak baleh mendirikan bangunan, tidak sesuai dengan

perencanam @laming), di bantarm kali, dihawah tegmgm tinggi, jalur hijau,

pinggiran re1 kereta api, dibawah jalm layang, dan sebagainya. Ciri lokasi dari

permukiman k m u h adalah umumnya selalu dekat dengan pusat-pusat kegirttan

kuta, kaena pnghuninya rnernerlukan jarak yang terdekat untuk mencapai
ternpat rnencari nafkahya, kmena dengan jarak yang dtkar ini, akan
maghemat biaya dm waktu, dua ha1 yang sangat berfiarga bagi golongan
rnasyarakat ini.

D a l m penelitian ini permukirnan kirrnuh yang diteliti dibatasi
perrnukiman kumulr yang berada di sekitar pusat kegjatan utarna kota (sentra

primer) di DKI Jakarta, yaitu sentrzl primer Glodak, Tanah Abang. Tanjung

Pria k, Senen, Patinegara, Manggarai, Mmgga Dua, Kun ingan, Kernayorin, dan
Kramat. Jati, yang terdapat pada 14 kecamatan ' 6 f keiurahan. Penelitian ini

dilakulcan dengan pendekatan pokak dari asp& fisik

, sosial ,

d m ekonomi.

Penelitim a s p k fisik dibatasi mengenai kondisi perurnahan, dm kualitas air
sumur, aspek ekonomi dibatasi mengenai nilai ekonomi air (kesediaan

membayar air bersih) dm dari sektor sosial pcnelitian dibatasi oleh piIihan
penggunam sumber air bersih d m tempat tinggainya, dengstn analisis dari hasil

penelitian diskriptip, dengm metode penelitian dengan menggunakan sampel.

Untuk kunsep penat