6 6 : Skema Perubahan Energi Pada PLTU

Gambar 5.5 : Instala alasi Low Pressure Heater ( PLTU UP Gresik 3 3&4) Beban unit 2 x 500 MW

To Economizer

To Dea Deaerator

To co condensor

Gambar 5.6 : Instala alasi High Pressure Heater ( PLTU UP Gresik 3 3&4) untuk beban 2 x 500 MW

Gambar 5.7 : Hig High Pressure Heater ( PLTU Gresik Unit 1 & 2 2 ).

Gambar 5.8 : : High Pressure Heater PLTU Gresik Unit 4

Gambar 5.9 5.9 : Condenser ( PLTU Gresik Unit 3 & 4 ).

Gambar 5.10 : Instalasi Steam am Drum, tempat penampungan air panas dan pembangkitan

ste steam. ( PLTU UP Gresik 3 & 4 )

Gambar 5.11 : Instalasi BFP P Pengisi Air Ketel ke Dalam Drum ( PLTU UP P Gresik 3 & 4 )

E Economizer

Gambar ar 5.12 : Instalasi Economizer

Gambar 5.13 : Instalasi si Feedwater Tank dan Deaerator ( PLTU Unit nit Paiton ).

Gambar 5.14 : Instala alasi Deaerator ( PLTU Gresik unit 1 & 2 ).

Gambar 5.15 : Boiler ler Feed Pump ( PLTU Gresik unit 1 & 2 ).

5.4 CARA KERJA BOILER ER

Energi Kimia

Energi Energi

Bahan an Bakar

Udara

BOILER

STEAM TURBINE

GEN ENERATOR

STACK

CONDENSER

Feed water

system

Gambar 5.16 : Gamb mbar Siklus Operasi Pembangkit PLTU unit Gr Gresik.

Cara kerja dari Boiler di dimana di dalam boiler terjadi perubahan kimia mia, akibat adanya masukan bahan bakar dan udara ara. Bahan bakar bisa berupa batubara dan HSD

D. Karena adanya udara, bahan bakar dan api mak aka tercipta energi panas. Energi panas dan juga ga masukan aliran feed water system inilah menghas hasilkan gas panas. Gas panas tersebut dipanaskan kan di dalam boiler menggunakan primary super hea eater dan secondary super heater. Setelah melew lewati primary dan secondary heater maka dapat dih dihasilkan uap jenuh. Uap yang memiliki temper eratur dan tekanan tertentu inilah yang digunakan un untuk mengerakan steam turbin.

BAB VI HEAT RECO COVERY STEAM GENERATION ( HRSG )

6.1 DEFINISI HRSG

HRSG pada prinsipnya se sebagai pembentuk uap bertekanan, dengan med edia panas berasal dari gas buang turbin gas. Kemu mudian uap bertekanan tersebut digunakan untu tuk menggerakkan turbin uap dan selanjutnya mem emutar generator. Pemanasan air di HRSG di dilakukan dengan memanfaatkan gas buang semaks ksimal mungkin dari turbin gas. Bila tidak dialirka rkan ke HRSG, gas buang tersebut dibuang ke udara ara melalui by pass stack. Padahal gas buang itu itu masih memiliki temperature tinggi dengan aliran an ( flow ) yang besar. Karena beroperasi denga gan memanfaatkan gas buang, PLTGU merupakan p n pembangkit yang efisien. Prose dalam mengha hasilkan uap tidak membutuhkan pembakaran bah ahan bakar, bahkan dapat memanfaatkan ener nergy panas yang sebelumnya hanya dibuang ke uda udara melalui by pass stack.

Gamb mbar 6.1 : HRSG PLTU Unit Gresik

Gamb bar 6.2 : PLTGU UP Muara Karang

6.2 FUNGSI HRSG

Fungsi HRSG adalah te tempat terjadinya pemanasan air hingga menjadi adi uap super heat. Perbedaannya pada boiler terja erjadi proses pembakaran, sementara di HRS RSG tidak terjadi pembakaran. Secara garis besar H r HRSG terdiri dari 2 tingkat, sesuai dengan uap ap yang dihasilkan yaitu High Pressure ( HP ) dan an Low Pressure ( LP ). Kedua uap tersebut dip dipisahkan dengan peralatan yang berbeda, sesuai ai dengan gas buang yang dilaluinya. Di bagia gian bawah adalah peralatan HP dan dilalui gas buan ang paling panas. Sementara peralatan LP terletak tak di bagian atas.

6.3 BAGIAN – BAGIAN HR HRSG

Gambar 6.3 : B : Bagian HRSG ( PLTGU Gresik ).

Komponen HRSG dalam memben bentuk High Pressure (HP) Steam sebagai berikut. ut. HP Steam Drum : Berfung ungsi untuk menampung hasil uap bertekanan an tinggi clan air, kemudian dialirkan pada bag agian berikutnya. HP Boiler Circulation Pum ump : Berfungsi mempompa air dari HP Dr Drum melalui HP Evaporator.

Gambar 6. 6.4 : HP Steam Drum (PLTGU UP Gresik)

Gambar 6.5 : HP HP Boiler Circulation Pump (PLTGU UP Gresik sik)

HP Economizer : Berfungsi si untuk menaikkan temperatur air bertekanan tin tinggi yang masuk ke dalamnya. Terdiri dari HP HP Primary Economizer clan HP Secondary Econi onimizer. HP Evaporator : Berfungs gsi untuk menguapkan air bertekanan tinggi i yang masuk ke dalamnya, sehingga berubah ah dari fase air menjadi fase uap kering. Primary Super Heater : Ber erfungsi untuk menaikkan temperatur uap yang ng berasal dari HP Evaporator, sehingga menjad jadi uap superheat. Secondary Super Heater : Fu Fungsinya sama dengan Primary Super Heater. Pr Prosesnya uap dari Primary Super Heater men enuju Secondary Super Heater, dan selanjutny nya uap superheat tersebut masuk ke HP Steam m Turbin.

Komponen HRSG dalam memben bentuk Low Pressure (LP) Steam sebagai berikut. LP Steam Drum : Berfung ngsi untuk menampung basil uap bertekanan n rendah clan air, kemudian disalurkan ke bagi agian berikutnya.

LP Boiler Circulation Pum ump : Berfungsi mempompa air dari LP Dr Drum melalui LP Evaporator.

Gambar 6.6 : LP LP Boiler Circulation Pump ( PLTGU UP Gresi esik ).

LP Economizer : Berfungsi u si untuk menaikkan temperature air bertekanan ren rendah yang masuk ke dalamnya sebelum ke LP P Drum, LP Evaporator : Berfungsi gsi untuk menguapkan air bertekanan rendah h yang masuk ke dalamnya, sehingga dari fase ase air berubah menjadi fase uap kering. Selanjut jutnya uap tersebut masuk ke LP Drum untuk dip dipisah antara air dan uap. Uap masuk ke LP Steam eam Turbin. Komponen HRSG lainnya se sebagai berikut.

1) Pre Heater • Berfungsi menaikkan kan temperatur air kondensat. Air yang masuk ke e preheater berasal

dari kondensor yan yang dipompa oleh Condenser Extraction Pu Pump (CEP). Air kondensat yang kelu eluar dari preheater suhunya akan naik sarnpai sek ekitar 125°C. • Apabila turbin gas gas menggunakan bahan bakar minyak, air r kondensat tidak dilewatkan preheate ater, karena bahan bakar minyak mempunyai k i kandungan sulfur dari kondensor yan yang dipompa oleh Condenser Extraction Pu Pump (CEP). Air kondensat yang kelu eluar dari preheater suhunya akan naik sarnpai sek ekitar 125°C. • Apabila turbin gas gas menggunakan bahan bakar minyak, air r kondensat tidak dilewatkan preheate ater, karena bahan bakar minyak mempunyai k i kandungan sulfur

2) Exhaust Damper : Berfu rfungsi sebagai pengatur laluan gas buang dari tu i turbin gas menuju by pass stack untuk open pen cycle atau ke HRSG untuk combined cycle.

Desuperheater yang berfung ungsi untuk mengatur temperatur, dimana tempe peratur HP steam dijaga pada set 507°C. mengh nghindari temperatur lebih atau kurang.

6.4 CARA KERJA HRSG

Gambar 6.7 : Car ara kerja HRSG ( PLTGU UP Gresik )

Sistem kerja HRSG dimu imulai dengan masuknya gas buang dari hasil p l proses turbin gas (open cycle) ke dalam HRSG. Ga Gas buang yang masuk mempunyai temperatur ya yang masih tinggi, yaitu sekitar 513°C hingga dap apat digunakan untuk memanaskan air dan me membentuk uap di

HRSG. Di dalam HRSG terdapat pat pipa-pipa kecil melintang atau yang disebut d t dengan tube-tube. Isinya adalah air, yang nantinya ya akan dipanasi oleh gas buang yang masuk, s , sehingga berubah menjadi uap.

Proses pemanasan air dim imulai dari bagian paling atas, yaitu air kondens ensat dipompa oleh Condensate Extraction Pump dip dipanaskan di preheater. Kemudian masuk ke D Deaerator. Untuk menghilangkan kandungan udara ara dan zat-zat terlarut pada air kondensat, air air kondensat yang masuk ke Deaerator di-spray den dengan uap tekanan rendah sehingga juga menaik aikkan temperature air kondensat. Kemudian dari dea deaerator, untuk air tekanan rendah (Low Pressur sure) dipompa oleh LP Boiler Feed Pump (LP BFP) m ) masuk ke LP Economizer, lalu masuk ke LP Dr Drum. Selanjutnya dipompa dengan LP Boiler Circu rculation Pump (LP BCP), dan dilewatkan melalui lui LP Evaporator. Di sini air bertekanan rendah ter tersebut akan meningkat temperaturnya, dan selan lanjutnya dialirkan ke LP Steam Drum untuk dipisa isahkan antara air clan uap. Untuk airnya ditam tampung di bagian bawah drum, sedangkan uapnya d a disalurkan ke LP Steam Turbin.

Sementara itu di sisi Hig igh Pressure (HP), dari deaerator, air dipompa pa oleh HP Boiler Feed Pump (HP BFP) masuk ke ke HP Primary Economizer, lalu ke HP Second ndary Economizer, dan masuk ke HP Drum. Selanju njutnya dipompa oleh HP Boiler Circulation Pum ump (HP BCP) ke HP Evaporator, sehingga air be bertekanan tinggi tersebut akan meningkat tem emperaturnya. Dan selanjutnya dialirkan ke HP Drum rum untuk dipisahkan antara air clan uap. Air dita itampung di bagian bawah drum untuk disirkulasikan an lagi. Untuk steam-nya menuju ke Primary Supe uper Heater.

Sebelum dialirkan ke HP HP Steam Turbin, uap kering yang terbentuk uk terlebih dahulu dialirkan ke Primary Superheat eater dan Secondary Superheater. Fungsinya u untuk menaikkan temperatur uap kering tersebut h t hingga menjadi uap superheat sebelum digunak akan dalam proses HP Steam Turbin.

BAB VII KONDENSOR

7.1 DEFINISI KONDENSO OR

Kondensor merupakan salah lah satu komponen utama dari refrigerator. Pada a kondensor terjadi perubahan wujud refrigerant dari ari super-heated gas (gas panas lanjut) bertekanan nan tinggi ke liquid sub-cooled (cairan dingin lanjut) jut) bertekanan tinggi. Agar terjadi perubahan w wujud refrigerant (kondensasi/pengembunan), maka m

dibuang dari gas ga refrigerant. Kalor/panas yang

kalor harus

akan d dibuang dari refrigerant tersebut be berasal dari :

1. Panas yang diserap d dari evaporator, yaitu dari ruang yan yang didinginkan

2. Panas yang ditimbulkan oleh leh kompresor selama bekerja.

Gamba bar 7.1 : Kondensor & Equipment.

7.2 FUNGSI KONDENSOR R

Kondensor adalah alat y t yang berfungsi untuk mengembunkan uap yang ang telah memutar turbin untuk dijadikan air yang a g akan digunakan untuk siklus selanjutnya. Kond ndensor terdiri dari tube-tube kecil yang melintang. P . Pada tube-tube inilah air pendingin dari laut diali lirkan. Sedangkan uap mengalir dari atas menuju ke ke bawah agar mengalami kondensasi atau penge gembunan. Sampai di bawah, air akan ditampung pa pada bak bernama hotwell. Sebelum masuk ked edalam kondensor, air laut biasanya melewati debris ris filter yang berfungsi untuk menyaring kotoran an-kotoran ataupun lumpur yang terbawa air laut. A Agar uap dapat bergerak turun dari sudu terakh akhir Turbin, maka vakum kondensor harus dijaga.

Gambar 7.2 7.2 : Condenser ( PLTU Gresik unit 1 & 2 ).

7.3 BAGIAN – BAGIAN KO KONDENSOR

Gamb mbar 7.3 : Bagian Utama Kondensor.

Bagian – bagian kondensor :

1. Ejector : Fungsinya adalah u h untuk membuat ruangan kondensasi di dalam ko kondensor menjadi vaccum (Hampa) sehingga a uap bekas dari turbin mengalir ke ruang ko kondensor tersebut dengan cepat dan bersinggun ungan terhadap pipa-pipa pendingin kondensor ya yang akhirnya uap tersebut menjadi air kondens nsat.

2. Pompa Air Kondensat (Co Condensat Pump) : Pompa tersebut untuk m memompakan air kondensat dari dalam bak pen penampungan (Hotwell) ke tanki air pengisi.

3. Pompa Air Pendingin (Coo ooling Water Pump) : Pompa tersebut untuk m memompakan air kedalam kondensor dan lat at pendingin lainnya yang dipompakan dari sung ngai, laut atau bak penampungan bagi unit yang ng menggukan pendingin tertutup.

4. Tube : Tempat Aliran air lut lut sebagai cooling water dan merupakan tempat t at terjadinya proses perpindahan panas antar stea team dngan cooling water ( air laut ).

5. Water box : Sebagai laluan sa n saja untuk mendinginkan steam.

6. Hot well : Tempat penampun ung air hasil dari kondensasi.

7.4 CARA KERJA KONDE ENSOR

Cara kerja dari kondensor sor adalah sebagai heat exchanger, yaitu proses pe perpindahan panas antara dua benda yang dipisahka kan oleh suatu dinding solid. Panas yang dikand andung pada steam dihilangkan dengan cara ditrans ansfer pada air laut yang digunakan sebagai f i fluida pendingin (cooling water). Prinsip perpind indahan panas yang digunakan adalah panas su suatu benda akan mengalir dari benda yang lebih p h panas menuju benda yang lebih dingin. Steam m merupakan fluida yang didinginkan yang berada a pada bagian luar tube sedangkan air laut m merupakan fluida pendingin yang berada didalam t tube condenser. Arah dari steam adalah tegak lu lurus dengan tube condenser.

BAB VIII GENERATOR & EXCITER

8.1 DEFINISI GENERATO OR & EXCITER

Generator adalah suatu sis sistem yang menghasilkan tenaga listrik dengan an masukan tenaga mekanik . Jadi disini generator be berfungsi untuk mengubah tenaga mekanik menja njadi tenaga listrik. Sistem eksitasi berhubungan erat rat dengan pengoperasian AVR, karena pada dasa sarnya prinsip dari AVR adalah mengatur arus pen penguatan (eksitasi) pada exciter. Sistem eksitas itasi adalah sistem pasokan listrik DC sebagai peng enguatan pada generator listrik atau sebagai pem pembangkit medan magnet, sehingga suatu generat rator dapat menghasilkan energi listrik dengan an besar tegangan keluaran generator bergantung pa pada besarnya arus eksitasinya. Sistem ini merupa upakan sistem yang vital pada proses pembangkitan li listrik

Gambar ar 8.1 : Rotor & Stator pada Generator.

8.2 FUNGSI GENERATOR R & EXCITER

Generator berfungsi men engubah tenaga mekanik yang dihasilkan oleh leh turbin menjadi tenaga listrik. Tenaga mekanik y k yang dimaksud bisa didapatkan dari tenaga a air, tenaga angin, tenaga panas bumi, tenaga matah tahari, tenaga uap Sistim eksitasi generator sink inkron adalah cara Generator berfungsi men engubah tenaga mekanik yang dihasilkan oleh leh turbin menjadi tenaga listrik. Tenaga mekanik y k yang dimaksud bisa didapatkan dari tenaga a air, tenaga angin, tenaga panas bumi, tenaga matah tahari, tenaga uap Sistim eksitasi generator sink inkron adalah cara

Gamba 8. 8.2 : Generator PLTU Gresik unit 3 & 4

Gambar 8 8.3 : Komponen Generator dan Exciter.

Sistem excitacy adalah si sistem mengalirnya pasokan listrik DC sebagai ai penguatan pada generator listrik, sehingga meng nghasilkan tenaga listrik dan besar tegangan ou output bergantung Sistem excitacy adalah si sistem mengalirnya pasokan listrik DC sebagai ai penguatan pada generator listrik, sehingga meng nghasilkan tenaga listrik dan besar tegangan ou output bergantung

1. Sistem excitacy dengan sikat Sistem excitasi menggunakan kan sikat, sumber tenaga listrik berasal dari sum umber listrik yang

berasal dari generator arus us searah (DC) atau generator arus bolak b balik (AC) yang disearahkan terlebih dahulu d u dengan menggunakan rectifier. Jka menggunaka akan sumber listrik listrik yang berasal dari gen generator AC atau menggunakan Permanent M t MagnetGenerator (PMG) medan magnetnya a adalah magnet permanent. Dalam lemari peny enyearah, tegangan listrik arus bolak balik diu diubah atau disearahkan menjadi tegangan aru arus searah untuk mengontrol kumparanmedan n exciter utama (main exciter).

Untuk mengalirkan arus eksit sitasi dari main eksiter ke rotor generator mengg ggunakan slip ring dan sikat arang, demikian juga uga penyaluran arus yang berasal dari pilot exciter ter ke main exciter.

2. Sistem excitacy tanpa sikat (br brushless excitation) Penggunaan sikat atau slip lip ring untuk menyalurkan arus excitasi ke ke rotor generator

mempunyai kelemahan karen ena besarnya arus yang mampu dialirkan pada sik sikat arang relative kecil. Untuk mengatasi keter terbatasan sikat arang, pada generator pembangk gkit menggunakan system eksitasi tanpa menggu gunakan sikat (brushless excitation), sebagai con ontoh, pada PLTU

menggunakan tipe MEC-3200 00.

Keuntungan system excitatio tion tanpa menggunakan sikat (brushless excitat itation), antara lain adalah:

Energi yang diperlukan u n untuk excitacy diperoleh dari poros utama (main ain shaft), sehingga keandalannya tinggi Biaya perawatan berku rkurang karena pada system excitacy tanpa a sikat (brushless excitation) tidak terdapat at sikat, komutator dan slip ring Pada system excitacy tan tanpa sikat (brushless excitation) tidak terjadi k kerusakan isolasi karena melekatnya debu k u karbon pada farnish akibat sikat arang Mengurangi kerusakan n (trouble) akibat udara buruk (bad atmosfer fere) sebab semua peralatan ditempatkan pa pada ruang tertutup

Selama operasi tidak d diperlukan pengganti sikat, sehingga menngk gkatkan keandalan operasi dapat berlangsung ung kontinyu pada waktu yang lama Pemutus medan generato ator (Generator field breaker), field generator dan an bus exciter atau kabel tidak diperlukan lag lagi. Biaya pondasi berkuran rang, sebab aluran udara dan bus exciter a atau kabel tidak memerlukan pondasi.

Gam mbar 8.4 : Diagram Sistem Eksitasi.

8.3 BAGIAN – BAGIAN GE GENERATOR

Komponen utama generato rator terdiri dari generator eksitasi, rotor, stator, H2 H2 cooler Bearing, generator, dan proteksi generator tor.

1. Generator Eksitasi : suatu tu sistem peralatan yang berfungsi menginjeks ksi muatan listrik terhadap belitan rotor dan m melewati spipring agar menimbulkan medn ma agnet. Komponen utamanya sebagai berikut.

Trafo Eksitasi : Alat p t penurun tegangan dari tegangan menengah m menjadi tegangan rendah sesuai dengan k kebutuhan dari output generator untuk diubah m menjadi tegangan

DC.

Thyristor : Peralatan ut utama penyearah arus dari trafo eksitasi untuk k k keperluan medan penguat rotor generator. or. AVR ( Automatic Voltag ltage Regulator ) : Suatu sistem kontrol elektroni nik yang berfungsi untuk pengaturan, pengo gontrolan dan pembatasan penguat medan PLC ( Programmable L e Logic Control ) : Suatu peralatan yang berfung ngsi sebagai media pengaturan dan setting b g besar – besaran control sistem penguatan medan. an. Battery Station : Sumb mber tegangan DC sebagai penguat awal seb sebelum generator menghasilkan output teg tegangan sampai pada penguatan sendiri dari sistem tem eksitasi. Sistem pendingin Thyris yristor : Motor – motor fan untuk force cooling te terhadap thyristor agar tidak cepat rusak.

Gamba bar 8.5 : Bagian – Bagian Generator.

2. Rotor : Bagian yang berputar tar dari generator yang menerima injeksi muatan l n listrik dari sistem exitasi sehingga menghasilka lkan medan magnet yang diputar oleh turbin.

3. Stator : Bagian dari generato ator yang tidak bergerak , yang berfungsi menguba bah medan magnet dari rotor sehingga menghas asilkan tenaga listrik.

4. Air Cooler : Komponen ge 2 generator yang berfungsi sebagai pendinginan nan H atau udara pendingin generator.

5. Bearing Generator : Kompo ponen generator yang berfungsi sebagai bantal talan atau tumpuan rotor ketika berputar atau tida idak berputar.

8.4 CARA KERJA GENERA RATOR & EXCITER

Generator sendiri terdiri ri dari stator dan rotor. Rotor dihubungkan den engan shaft turbin sehingga berputar bersam-sama. a. Stator bars di dalam sebuah generator membaw awa arus hubungan output pembangkit. Arus Direct ect Current (DC) dialirkan melalui Brush Gear ear yang langsung bersentuhan dengan slip ring yan ang dipasang jadi satu dengan rotor sehingga aka kan timbul medan magnet (flux). Jika rotor berpu rputar, medan magnet tersebut memotong kum umparan di stator sehingga pada ujung-ujung kump paran stator timbul tegangan listrik. Untuk penye yediaan arus listrik Generator diambilkan arus DC

C dari luar. Setelah sesaat generator timbul teg tegangan, sehingga melalui exitasi transformer arus A s AC akan disearahkan oleh rectifier dan arus DC C akan kembali ke Generator, proses ini disebut den engan Self Excitation. Dalam sistem tenaga, disam samping Generator menyuplai listrik ke jaringan extr xtra tinggi 500 KV, juga dipakai untuk pemakaia aian sendiri dimana tegangan output Generator ditu iturunkan melalui transformer sesuai dengan ke kebutuhan. Untuk kebutuhan saat start diambilkan an dari 150 KV line. Untuk sistem tegangan eks kstra tinggi tenaga listrik yang dihasilkan oleh Pow ower Plant disuply ke jaringan sebesar 500 KV V dan selanjutnya oleh beberapa transformer tegang ngannya diturunkan sesuai dengan kebutuhan.

Gambar ar 8.6 : Single Line Diagram UP Gresik.

BAB IX START UP UNIT PLTU

Start up unit PLTU ini me meliputi Cold Start Up, Warm II Start Up, Warm rm I Start Up, Hot Start Up dan Very Hot Start Up.

9.1 COLD START UP ( Start art Dingin ).

Cold start up adalah sua uatu proses pengoperasian dimana untuk temper peratur inner metal pada cold start up ini adalah 0 ~ o ~ 100

C, sedangkan periode waktu shutdown bo boiler adalah ≥ 48 jam. ( Grafik cold start up tiap un unit terdapat dalam lampiran).

Standart Operational Procedure re untuk cold start up :

1. Unit walk down: Pada unit w it walk down ini dibutuhkan pengecekan peralat latan dari masing– masing unit. Persiapkan drum level pa pada kondisi normal. Persiapkan HSD oil. Persiapkan air Preheater ter pada kondisi normal. Persiapkan .Force draft f ft fan pada kondisi normal. Persiapkan seal air boost oster fan start pada kondisi nomal. Persiapkan FD cooling fa g fan start pada kondisi normal. Persiapkan furnace purg rge.. Persiapkan sootblowers. rs. Persiapkan air heater em emergency air drive. Persiapkan auxlilary sist istem.

2. Proses starting air heater. Air heater harus posisi st i start. Start shootblower pada a air heater. Shootblower dijaga konti ntinyu untuk proses start up.

3. Pembukaan inlet damper FD D fan Pembukaan inlet damper per FD fan 5 % - 10 % ( agar tidak terjadi back pr pressure pada sudu turbin). Pembukaan inlet damper per FD fan untuk kondisi normal 30 %.( kondisi ua uap kering )

Inlet damper air

heater pada posisi close

FDF Control Drive

Air Heater A er A

FDF A A

SCAH

Outlet Air Damper

Outlet Damper

FDF

Inlet Damper

By Pass Damper

To Furnace

Wind

To Inlet Seal Air

Boiler

Box

Booster Fan

FDF

By Pass Damper

Control Drive

Air Heater B rB

FDF FB

SCAH

Outlet Air Damper

Outlet Damper

FDF

Inlet Damper

Inlet damper air

heater pada posisi close

Gambar 9.1 9.1 : Inlet Damper Heater pada Posisi Close.

4. Proses Boiler Purge. Secondary air dan flue g e gas damper harus pada posisi open. FGD inlet outlet damper per harus pada posisi close, tujuannya agar mempe peroleh flow aliran yang stabil. Total boiler air flow > 3 30 %.

5. Igniter Burner Penyalaan Igniter burner ner.

6. Pelaksanaan pemanasan Boile oiler ( boiler firing ) Tekanan oil burner untuk tuk kondisi operasi boiler, dimana temperatur drum rum untuk 100° C : 28° C/h atau pada tempe perature diatas 100°C : 55°C/h.

Panas di absorbtion seca ecara seimbang didalam furnace. Termo-probe insert ke fu furnace. Jika metal temperature d e drum saat pemanasan 100°C, maka kenaikan pe pemanasannya dari 45°C/h sampai 55°C/h. Saat temperatur metal dr drum 120°C atau dengan tekanan 2 kg/cm2, maka aka tutup vent valve drum dan superheater. Buka valve main steam p pipa. Cek furnace temperature ure dengan termo probe. Monitor dream level, tem temperature metal drum dan kenaikan tekanan pad ada boiler. Start Boler Feed Pump, d , dengan mengecek boiler drum level ( bila diperl erlukan ). Confirmasi untuk level d l deaerator sesuai kondisi normal. Condensate pump siap u untuk pengoperasian.. Pesiapkan BFP auxiliary ary oil pump. Konfirmasi kontrol switc itch pada auto position. Proses start boiler feedwa dwater pump ( BFP ). Cek BFP motor ampere ere, valve flow pada kondisi open, discharge va valve pada kondisi open, auxiliary pump pad pada posisi stop. Level deaerator pada kon ondisi normal.

6. Mengoperasikan Turbin ( tur turbin starting ) Konfirmasi untuk steam m kondisi pada HP auxiliary steam dengan tekana anan 14 kg/cm² g. Start auxiliary oil pump ( AOP ). Tekanan oli hydrolic 14 4 kg/cm²g. Stop oil pump turning ge gear (TGOP ) dan control switch pada posisi auto to. Cek tekanan oli bearing ng, biasanya tekanan oli bearing 12 kg/cm² g. Buka beberapa valve yan yang meliputi turbin casing drain, MSV seat drain rain atas, MSV seat drain bawah.

7. Persiapan start up generator Reset lockout relay (86G 6G), check white lamp pada posisi “ON”. Menempatkan AVR tran ransfer switch pada posisi “ MAN “. Check cicuit breaker ( 41 41G ) posisi open,nyala lpu pada posisi” ON “. Check earthing ( 64G ) p ) pada posisi open.

8. Gland steam seal system untu ntuk membentuk kondisi vakum pada kondensor. Operasikan boiler. Operasikan control switc itch gland steam exhaust blower pada kondisi “ A “ AUTO “. Buka valve inlet steam re regulator dengan tekanan 0,07 kg/cm² g. Lakukan keseimbangan t n tekanan gland steam dengan pemberian exhaust ust spray. Control switch exhaust p pada kondisi “ AUTO “. Konfirmasi tekanan kond ondensor pada 680 mm Hg.

9. Starting turbin Eccentricity poros turbin bin 110 % pada kondisi normal. Batas ekspansi turbin 6,6 6,67 mm ~ 18,33 mm. Standart firing rate tekan kanan boiler 60 kg/cm²g. Control switch untuk init initial pressure regulator pada posisi “ OUT THE E SERVICE “. Set governor pada posisi isi high speed stop. Control switch govermor or pada kondisi “ RAISE “ . Cek control valve turbin in fully open dengan melihat pada indikator posisi isi. Buka valve MSV bypass. ss.

10. Pengecekan operational turb rbin. Lakukan pemeriksaan m mungkin ada suara yang mencurigakan (Rub.Chec heck)

11. Operational turbin Operasikan turbin deng ngan memutar Hand Wheel MSV sampai putara taran 200 rpm dan sesaat MSV ditutup kem kembali untuk pemeriksaan. Kemudian MSV dib dibuka pelan-pelan sampai putaran turbin 80 800 rpm ditahan selama 30 menit. Naikkan putaran turbin in ke 300 rpm sambil mengamati critical speed untuk turbin dan generator. Setelah putaran turbin ste steady pada 3000 rpm tunggu berapa saat untuk m masuk jaringan.

9.2 WARM II START UP ( S START HANGAT ).

Warm start up adalah sua uatru proses dimana untuk temperature inner met metal pada warm II start up ini adalah 100 ~ 200 o C. C. Untuk periode waktu shutdown boiler adalah h 48 jam. Seperti

halnya pada urutan proses cold old start up, proses warm start ini memiliki k i kesamaan proses awalnya, tetapi perbedaannya te terjadi pada interval waktu yang dibutuhkan u untuk pembukaan halnya pada urutan proses cold old start up, proses warm start ini memiliki k i kesamaan proses awalnya, tetapi perbedaannya te terjadi pada interval waktu yang dibutuhkan u untuk pembukaan

Standart Operational Procedure re Warm II Start Up :

1. Start Boiler Start FD Fan. Start seal air booster fa r fan. Start boiler feed pump. Start HSD oil pump. Start furnace purge. Light off warm up burne rner. Insert furnace gas therm rmo probe Auxiliary steam pada ko kondisi siap beroperasi. Penarikan termo probe p pada furnace gas untuk mengetahui temperatur pada furnace. RH gas damper pada po posisi auto. Penyalaan HSD oil. Start pembebanan untuk tuk load 15 -20 %. Start BFP.

2. Start Turbin Start condensate pump. Start TGOP dan oil cool ooler. Start turbin turning. Start gland seal system Turbin reset. Select computer pada CC CCR pada kondisi “ON” Deaerator aux steam pa pada kondisi siap beroperasi. Start condenser vacuum um up. Start AOP dan TGOP pa pada kondisi “auto” Turbin siap beroperasi. Lakukan RIB cek kondis disi. Start rolling turbin. Synchronizing generator tor.

Inlet damper air heater pada posisi open

FDF Control

Drive

Air Heater A er A

FDF A A

SCAH

Outlet Air Damper

Outlet Damper

FDF

Inlet Damper

By Pass Damper

To Furnace

Wind

To Inlet Seal Air

Boiler

Box

Booster Fan

FDF

By Pass Damper

Control Drive

Air Heater B rB

FDF FB

SCAH

Outlet Air Damper

Outlet Damper

FDF

Inlet Damper

Inlet damper air heater pada

posisi open

Gambar 9.2 : Inle nlet Damper Air Heater Harus pada Posisi Ope pen.

9.3 WARM I START UP

Warm I start up adalah su suatu proses dimana untuk temperatur inner meta etal pada cold start up ini adalah 200 ~ 300 o Untuk periode waktu shut down boiler adalah 2 C. Un 24 jam. Pada saat

kondisi ini, bukaan inlet damper per air heater harus pada kondisi open. (Grafik ik warm I start up terdapat dalam lampiran).

Standart Operational Procedure re Warm II Start Up :

1. Start Boiler Start FD Fan. Start seal air booster fa r fan.

Start boiler feed pump. Start HSD oil pump. Start furnace purge. Light off warm up burne rner. Insert furnace gas therm rmo probe Auxiliary steam pada ko kondisi siap beroperasi. Penarikan termo probe p e pada furnace gas untuk mengetahui temperature ure pada furnace. RH gas damper pada po posisi auto. Penyalaan HSD oil Start pembebanan untuk tuk load 15 -20 % Start BFP.

2. Start Turbin Start condensate pump. Start TGOP dan oil cool ooler. Start turbin turning. Turbin reset. Select computer start up up pada kondisi “ ON”. Start gland seal system Deaerator aux steam pa pada kondisi siap beroperasi. Start condenser vacuum um up. Start AOP dan TGOP pa pada kondisi “auto” Turbin siap beroperasi. Lakukan RIB cek kondis disi. Start rolling turbin. Synchronizing generator tor. Putaran turbin dinaikan an sampai rpm tertentu. Stop AOP Konfirmasi valve turbin in pada kondisi tertutup. Ext .Steam pada kondisi isi siap beroperasi.

Inlet damper air heater pada

posisi open

FDF Control

Drive

Air Heater A er A

FDF A A

SCAH

Outlet Air Damper

Outlet Damper

FDF

Inlet Damper

By Pass Damper

To Furnace

Wind

To Inlet Seal Air

Boiler

Box

Booster Fan

FDF

By Pass Damper

Control Drive

Air Heater B rB

FDF FB

SCAH

Outlet Air Damper

Outlet Damper

FDF

Inlet Damper

Inlet damper air heater pada

posisi open

Gambar 9.3 : Inlet Dam Damper Air Heater Harus pada Posisi Open.

9.4 HOT START UP

Hot start up adalah suatu tu proes dimana untuk temperature inner metal al pada hot start up ini adalah 300 ~ 400 o

C. Untuk k periode waktu shut down boiler adalah 8 jam. . Pada saat kondisi ini, bukaan inlet damper air heate eater harus pada kondisi open. (Grafik hot start u t up terdapat dalam lampiran).

Standart Operational Procedure re Hot Start Up :

1. Start Boiler

Start FD fan Start seal air booster fa r fan. Start boiler feed pump. Start furnace purge. Light off warm up burne rner. HP by pass control bero eroperasi manual. Buka valve damper rehe eheat gas ( manual ). Auxiliary steam pada ko kondisi siap beroperasi. Penyalaan HSD oil Reheat gas damper pada ada kondisi “ AUTO “ Start BFP.

2. Start turbin Start AOP dam TGOP p P pada kondisi “ AUTO “. Condensate pump dalam am keadaan siap beroperasi. Start gland steam conde denser. Deaerator aux. steam pa pada kondisi siap beroperasi. Turbin reset. Select computer start up up pada kondisi “ ON “. Start condenser vacuum um up. LP bypass control berop roperasi pada kondisi “ AUTO”. Start turbin rolling. Turbin turning siap bero eroperasi. Lakukan RIB check. Stop AOP. Konfirmasi LP bypass c s control. Synchronizing generator tor. Tahan pembebanan ( ho hold initial load ). Konfirmasi turbin drain ain pada kondisi closed. Ext. steam to FW heater ter siap beroperasi.

Inlet damper air heater pada

posisi open

FDF Control Drive

Air Heater er A

FDF A FA

SCAH

Outlet Air Damper

Outlet Damper

FDF

Inlet Damper

By Pass Damper

Furnace Wind

To

To Inlet Seal Air

Boiler

Box

Booster Fan

FDF

By Pass Damper

Control Drive

Air Heater B rB

FDF FB

SCAH

Outlet Air Damper

Outlet Damper

FDF

Inlet Damper

Inlet damper air heater pada

posisi open

Gambar 9.4 : Inle Inlet Damper Air Heater Harus pada Posisi Open pen.

9.5 VERY HOT START UP Very hot start up adalah h suatu proses dimana untuk temperature inner er metal pada very

hot start up ini adalah 400 ~ 500 o 00 C. Untuk periode waktu shutdown boiler ada adalah 2 jam. Pada saat kondisi ini bukaan inlet damp mper air heater harus pada kondisi open. (Grafik ik very hot start up

terdapat dalam lampiran).

Standart Operational Procedure re Very Hot Start Up :

1. Start Boiler. Start FD Fan. Start seal air booster fa r fan. Start HSD oil pump.

Boiler feed pump kondis disi siap beroperasi. Start furnace purge. Light off main burners. HP by pass control bero eroperasi manual. Buka valve damper rehe eheat gas. Auxiliary steam pada ko kondisi siap beroperasi. Reset gas damper pada k a kondisi “ AUTO “. Cek silica drum press.

2. Start Tubin Start AOP dam TGOP p P pada kondisi “ AUTO “ Start gland steam conde denser. Start condensste pump. Deaerator aux. steam pa pada kondisi siap beroperasi. Turbin reset. Select computer start up up pada kondisi “ ON “. Start condenser vacuum um up. LP bypass control berop roperasi pada kondisi “ AUTO”. Start turbin rolling. Turbin turning dalam ke keadaan siap beroperasi. Lakukan RIB check. Stop AOP. Konfirmasi LP bypass c s control pada kondisi finished. Synchronizing generator tor. Tahan pembebanan ( ho hold initial load ). Konfirmasi turbin drain in pada kondisi closed. Ext. steam to FW heater ter siap beroperasi.

Inlet damper air heater pada posisi open

FDF Control

Drive

FDF A

Air Heater A

SCAH

Outlet Air Damper

Outlet Damper

FDF

Inlet Damper

By Pass Damper

To Furnace

Wind Boiler To Inlet Seal Air Box

Booster Fan

FDF

Control

By Pass Damper

Drive

Air Heater B

FDF B B

SCAH

Outlet Air Damper

Outlet Damper

FDF

Inlet Damper

Inlet damper air heater pada

posisi open

Gambar 9.5 : Inle Inlet Damper Air Heater Harus pada Posisi Open pen.

BAB X START UP UNIT PLTGU

10.1. COOL START UP PEN ENGOPERASIAN HRSG ( START DINGIN ) Pada pengoperasian HR RSG, beban (load) gas turbin adalah 25% apabi abila menggunakan

bahan bakar HSD/ solar, dan bila bila menggunakan bahan bakar gas maka beban ( (load) sebesar 30 MW dengan pembukaan Exhaust ust Damper 45 % selama 30 menit. Setelah itu pem embukaan Exhaust Damper sebesar 80 %. Setelah 3 h 30 menit pembukaan Exhaust Damper menjad jadi 100 %., ketika sudah dipenuhi syarat tekanan d n dan temperature minimal yang boleh masuk k ke dalam steam turbin. Pada cold start up ini dilak lakukan bila temperature HP steam di atas 300° C C.

(Grafik cold start up terdapat dala alam dilampiran )

Exhaust damper

45 % selama 30 menit

Gambar 10.1: Pemb mbukaan Exhaust Damper 45 % Selama 30 Me Menit.

10.2 WARM START UP P PENGOPERASIAN HRSG ( START HANGA GAT )

Pada sistem pengoperas rasian HRSG, beban (load) gas turbin adalah 4 h 45 MW, apabila menggunakan bahan bakar HSD / D / solar dan bila menggunakan bahan bakar gas b s beban ( load ) 50 MW, pembukaan Exhaust Dam amper 45 % selama 20 menit. Setelah itu pem embukaan Exhaust damper menjadi 80 %, Setelah 20 20 menit pembukaan exhaust damper menjadi 100 100%, ketika sudah dipenuhi syarat tekanan dan temp mperatur minimal yang boleh masuk ke dalam ste steam turbin. Pada warm start up ini dilakukan bila t a temperature HP steam di atas 330° C. ( Grafik warm start up terdapat d t dalam dilampiran )

Exhaust damper

45 % selama 20 menit

Gambar 10.2 : Pem embukaan Exhaust Damper 45 % Selama 20 Me Menit.

10.3 HOT START UP PENG NGOPERASIAN HRSG ( START PANAS )

Pada sistem pengoperas rasian HRSG, beban (load) gas turbin adalah 4 h 45 MW, apabila menggunakan bahan bakar HSD/ D/solar dan bila menggunakan bahan bakar gas b s beban ( load ) 50 MW, pembukaan Exhaust Dam mper 45 % selama 15 menit. Setelah itu pem embukaan Exhaust Damper menjadi 80 % selama 15 15 menit pembukaan Exhaust Damper menjadi 1 i 100 %, %., ketika sudah dipenuhi syarat tekanan d n dan temperature minimal yang boleh masuk k ke dalam steam turbin. Pada cold start up ini dilak lakukan bila temperature HP steam di atas 425° C. C.

( grafik hot start up dapat dilihat at dilampiran )

Exhaust damper

45 % selama 15 menit

Gambar 10.3 : Pemb mbukaan Exhaust Damper 45 % Selama 15 M Menit.

BAB XI PARAME ETER UTAMA OPERATIONAL PLTU

Parameter utama dalam am operational PLTU meliputi tahap persiapan, pe ersiapan saat start dan pemantauan saat unit operasi si normal.

11.1 PEMANTAUAN SAAT T PERSIAPAN.

Untuk tahap persiapan, , semua alat dilokal dipantau oleh operator lokal kal. Demikian juga pemantauan di CCR, semua prep reparation harus dicek. Baik dalam kondisi akan kan start atau shut down dan dengan APS (Automati atic Plant Start Stop) atau dengan cara manual, se , semua persyaratan persiapan harus sudah dicek. Untuk steam pemantauan persiapa apan sebagai berikut :

Start gland steam condenser ser (SAE)

Sebelum start perlu dipast astikan bahwa gland steam condenser dalam m keadaan sudah beroperasi. Hal ini berfungs gsi sebagai perapat poros turbin, agar tekanan n udara luar tidak masuk ke ruang kondenso sor , yang akan berakibat mengurangi kevak akuman di ruang kondensor. Supply steam untuk ejector : Sebelum start ini supply stea team untuk ejector harus berjalan, tujunnya agar ar membuat vakum dulu pada kondensor. System Seal Oil unit : Pada saat persiapan start in ini system seal oil harus benar siap beroperasi, si, tujuannya untuk merapatkan poros generator d r dan juga pendingin generator.

11.2 PEMANTAUAN SAAT T START

Hingga tahap start, ada b beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk selal lalu dipantau oleh operator , baik oper tor CCR mau aupun operator lokal, yakni antara lain : Kevakuman kondensor

Dipastikan juga bahwa konde ndensor telah siap, arinya telah dalam kondisi vaku akum . Main air ejector ( MAE )

Setelah ruang kondensor dal dalam keadaan vakum, SAE dimatikan dan fung ngsinya digantikan oleh MAE untuk mempertaha ahankan kondisi vakum

11.3 PEMANTAUAN SAAT T OPERASI NORMAL Main Steam

Pemantauan pada main steam team ini meliputi pressure, temperatur dan flow. . Temperatur dan tekanan uap yang masuk ke ke dalam steam turbin, pengaturan temperature re dan tekanan ini dilakukan secara otomatis. B . Bila temperature naik hingga temperatur tertentu ntu ada spray dari

de - superheater yang akan b n bekerja otomatis menurunkan temperatur tersebu ebut. Semua sistem kontol tersebut bekerja secara ara otomatis. Bila terjadi hal khusus, misalnya sis stem kontrol tidak bekerja, operator harus mela elakukan dengan cara membuka valve secara ma manual (khusus di pengaturan de- superheater ). ).

Pengecekan saat kondisi no normal pada turbin

Pengecekan kondisi normal m al meliputi gland steam pressure, shell expansion ion, minyak kontrol dan bearing.

Pengecekan saat kondisi no normal pada boiler

Pengecekan kondisi normal m al meliputi flow bahan bakar, temperatur bahan b bakar, automizing pressure dan flow udara.

Vibrasi Bearing

Poros steam turbin yang ber berputar,mengakibatkan adanya vibrasi atau getara taran. Vibrasi dapat dipantau pada monitor di CC CCR.. Apabila terjadi vibrasi diatas itu, harus dila ilakukan perbaikan berupa pelaksanaan balancing ing. Jika vibrasi melebihi batas limitnya, alarm ak akan berbunyi dan unit akan trip atau mati secar cara otomatis. Pelaksanaan balancing dapat dilaku kukan hanya dalam kondisi unit tidak beroperasi. si. Vibrasi dapat mengakibatkan kerusakan dibebe eberapa tempat dan lebih jauh dapat mengurangi gi keandalan unit. Vibrasi yang terjadi akan terlih rlihat pada monitor di CCR, dan dapat pula dipa ipantau di lokal. Operator yang telah mrmiliki ja i jam terbang yang tinggi , akan mengetahui b bila terjadi vibrasi dari suara ataupun tempera erature yang dapat dideteksi di lokal.

Drum level

Drum level di steam drum j juga harus dikontrol mulai mutu air, pressure, l e, level, flow. Mutu air diproses nilai pH, conduc ductivity dan unsur lainnya yang terkandung pada a a air tersebut harus sesuai batasan. Untuk start a rt awal, dipastikan level berada pada level norma al, dengan catatan BFP sudah beroperasi. Ket etika unit telah beroperasi normal, level stea team drum harus dipertahankan berada di angk gka 0 mm ( NWL ).

Kondensor

Level kondensor dikontrol ol l oleh control valve, artinya bila control valve mai ain membuka 100 % , maka by pass valve akan an dibuka secara manual.

Kelistrikan

Selanjutnya, ketika proses si s sinkron telah dilakukan, pengawasan untuk kelis listrikan juga perlu dipantau. Misalnya arus dan an frekuensi harus selalu dipantau. Begitu pula la ketika akan ada permintaan menaikkan atau au menurunkan beban. Selain itu tegangan gene nerator juga harus dipantau.

BAB XII PARAMET ETER UTAMA OPERATIONAL PLTGU

Parameter utama dalam lam operational PLTGU meliputi tahap persiapan pan, pengoperasian dan pemantauan saat unit operasi si normal.

12.1 PERSIAPAN SEBELU LUM START Level drum

Level drum harus berada pad ada level normal. Apabila kurang harus ditambah ah air lagi, dan bila berlebih harus dikurangi. A Atau bila bagian laboratorium tidak merekom mendasikan untuk digunakan lagi, air dalam dr drum dikosongkan dan kemudian diisi kembali h li hingga mencapai normal.

Boiler Circulating Pump ( B ( BCP )

BCP sudah jalan dan dioer oerasikan dari CCR. Bila BCP sudah jalan, sir sirkulasi air sudah berlangsung. Untuk start awa wal BCP, bila LP drum dalam kondisi kosong, L , LP drum diisi air sampai level tertentu dan HP HP drum diisi sampai level tertentu. Kemudian an BCP dijalankan, terjadi sirkulasi air, bila level vel drum sudah mencapai normal, HRSG siap untu ntuk start.

Exhaust Damper

Mengecek kondisi exhaust st damper dan sistem pelumasan dalam kondis disi baik. Seluruh exhaust damper harus dalam lam kondisi baik, tidak ada kebocoran – kebocor coran minyak pada sistem pelumasan

12.2 PENGOPERASIAN HP Steam Pressure

Pada saaat beroperasi steam am pressure pada LP drum stabil. Namun pada da HP drum steam pressure berubah – ubah. .Ta .Tapi masih ada batasan minimum dan maksimum um yang diijinkan, sehingga harus dipantau agar ar tetap berada pada batasan yang diijinkan.

HP Steam Temperature

Ada batasan minimum dan m n maksimum yang ditetapkan, sehingga harus dip dipantau agar tetap berada batasan yang telah dit ditetapkan. Batasan maksimum digunakan untuk m k menjaga unit dari kelelahan metal ( shock meta etal ) pada steam turbin.

Level HP drum dan LP dru rum

Level HP drum dan LP dum um pada saat operasi harus terus dipantau dan dip dipertahankan pada normal water level. Kondisi isi tersebut berlangsung secara otomatis, dan b bila kurang harus segera dilakukan penambah h air. Kondisi level di bawah standart, kalau tid tidak segera diatasi akan menyebabkan level dru rum turun terus, hingga mencapai level protection ion dan unit HRSG akan trip.

12.3 PEMANTAUAN PADA A SAAT NORMAL OPERASI Level HP dan LP Drum HR HRSG

Ketinggian atau level drum m adalah parameter utama yng harus dipantau, k , karena bila level drum turun terus akan men engakibatkan HRSG Trip. Pada saat operasi, le , level drum harus dipertahankan pada kondisi n si normal level.

Tekanan HP dan LP Drum m

Apabila tekanan turun sec secara ekstrim, maka harus dianalisa penyeba ebabnya. Misalnya disebabkan control yang berm ermasalah, karena hanya lewat turbine by pass val valve atau lainnya.

Flow Boiler Circulating Pum Pump

Pengaturan flow pada boiler iler circulating pump dilakukan secara otomatis. is. Penurunan flow pada batasan minimal dapat m at mengakibatkan HRSG trip.

Membandingkan uap yang ng dipoduksi dengan air yang dibutuhkan

Perbandingan antara uap ya yang diproduksi dengan air yang dibutuhkan da dapat memberikan gambaran mengenai kebocor coran yang terjadi di HRSG. Apabila jumlah air ir yang dibutuhkan tidak sebanding dengan uap y p yang dihasilkan, berarti telah terjadi kebocoran p n pada HRSG.

Kondisi mutu air yang akan kan diproses menjadi uap.

Mutu air diproses menjadi u i uap harus diperhatikan nilai pH, conductivity d dan unsur lainnya yang terkandung pada air ters ersebut harus sesuai batasan