Evaluasi Tingkat Sosial Ekonomi Petani pada Program Usahatani Konservasi Lahan Kering (Studi Kasus di Desa Pelangan. Kecamatan Sekotong Tengah, Lombok Barat)

EVALUASI TINGKAT SOSIAL EKONOMI
PETANI PADA PROGRAM USAHATANI
KONSERVASI LAHAN W R I N G
(Studi Kasus di Desa Pelangan Kecamatan Sekotong Tengah,
Lombok Barat)

OLEH:
CANDRA AYU

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

ABSTRAK

CANDRA A W . Evaluasi Tingkat Sosial Ekonomi Petani pada Program
Usahatani Konservasi Lahan Kering (Studi Kasus di Desa Pelangan Kecamatan
Sekotong Tengah, Lombok Barat) (Evaluation of Farmer Socio-economic Level
in Dry Lond Conservation Farms Program (A Case of Pelangan Village. Central
Sekotong Sub District. West Lombok)). Dibimbing oleh KOOSWARDHONO
MUDIKDJO sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan H. OTENG HARIDJAJA

sebagai Anggota Komisi Pernbimbing
Pertanian lahan kering merupakan sumber penghidupan utama petani di
Kecamatan Sekotong Tengah narnun pengelolaannya tidak memperhatikan
kaidah-kaidah konservasi sehingga terjadi degradasi lahan yang mengakibatkan
terciptanya lahan-lahan kritis barn. Proaam Usahatani Konservasi Daerah
~ a n g k a p &Air (DTA) merupakan salah &tu upaya untuk menjaga kelestarian
surnberdaya lahan sekaligus meningkatkan produktivitas dan keseiateraan
rumahtan& petani. ~uj--p5neiitian & adalahuntuk mengetahui ting& adopsi
tekno1,ogi konservasi oleh petani, faktor yang mempengaruhi pendapatan program
konservasi serta mengetahui manfaat adopsi inovasi tersebut terhadap
kesejahteraan rumahtangga petani lahan kering di DTA Kecarnatan Sekotong
Tengah, Lombok Barat. Penelitian menggunakan Metode Triangulasi yang
meliputi metode pengamatan, wawancara mendalam dan pengumpulan data
sekunder. Pengumpulan data dengan wawancara langsung dengan responden
yang terdiri atas 35 petani peserta program konservasi dan 35 petani bukan
peserta program k o n s e W . DTA. Hasil penelitian adopsi teknologi konservasi
oleh petani tergolong sedang dengan rata-rata skor 64,34. Pengembangan
program konservasi l&an kering telah mulai menguntungkan pada tahun ke
empat. Tiga faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan
program konservasi adalah luas lahan tanaman semusim (xl), biaya tenaga kerja

luar keluarga (x5) dan jumlah tanaman tahunan (x6). Pendapatan lahan kering
yang dikonservasi iebih tinggi 310 % dibandingkan dengan pendaptan lahan
sejenis tanpa konservasi dan 46 % diantaranya merupakan pendapatan dari
tanaman tahunan (jambu mete, mangga dan nangka). Program konservasi
memberi pengaruh positip terhadap perubahan tingkat sosial ekonomi petani yang
secara khusus ditunjukkan oleh perbaikan tehnik pengelolaan usahatani serta
diversifikasi ymg menguntungkan antara tanaman pangan dan tanaman tahunan
sehingga meningkatkan kesejahteraan rumahtangga petani.
Kata kunci: konservasi, lahan kering, daerah tangkapan air, sosial ekonomi,
kesejahteraan

SURAT PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa tesis yang bejudul:

EVALUASI TINGKAT SOSUU. EKONOMl PETANI PADA PROGRAM

USAHATANI KONSERVASI LAHAN KERING (Studi Kasus di Desa
Pelangan Kecamatan Sekotong Tengah, Lombok Barat)
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan. Semua
sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan dengan jelas dan &pat

diperiksa kebenarannya.

NRP. P. 105.00005

EVALUASI TlCNGKAT SOSIAL EKONOMI
PETANI PADA PROGRAM USAHATANI
KONSERVASI LAHAN KERING
(Studi Kasus di Desa Pelangan Kecamatan Sekotong Tengah,
Lombok Barat)

CANDRA AYU

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi ilmu Pengelolaan Sumberdaya AIam dan Lingkungan

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002


Judul Tesis

:

~ v a l u h iTingkat Sosial Ekonorni Petrtni pada Program
Usahatani Konservasi Lahan Kering (Studi Kasus di Desa
Pelangan. Kecamatan Sekotong Tengah, Lombok Barat)

Nama

:

Candra Ayu

NRP

:

P.10500005


Program Studi

:

Ilmu Pengelolaan Surnberdaya Alam dan Lingkungan

Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing

Pr0f.Dr.k. Kooswardhono Mudikdio. M S G .
Ketua

Dr.1r.H. Oteng Haridiaja, M.Sc.
Anggota

Mengetahui,

2. Ketua Program Studi Ilmu
Peneelolaan Sumberdava Alam

dan Lin-&ungan

-

3. Direktur Program Pascasajana

2

A,
ProEI3.k. h4. Sri Saeni. M.S.

Tanggal Lulus: 26 Februari 2002

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sumbawa pada tanggal 22 Desember 1967 sebagai
anak ketiga dari pasangan Abdullah dan Sitti Aminah. Pendidikan sarjana
ditempuh di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Mataram,
lulus pada tahun 1991 sebagai wisudawan terbaik. Pa& tahun 2000. penulis
diterima di Program Studi Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alarn clan Linghngan.


Beasiswa pendidikan pasca satjana diperoleh dari Proyek Due-lrkz Unram.
Penulis bekerja sebagai Penyuluh Pertanian Spesialis di Dinas Pertanian
Propinsi Nusa Tenggara Barat tahun 1992 dan ditempatkan di Mataram. Sejak

tahun 1993 sampai sekarang penulis menjadi Staf Pengajar pada Program Studi
Agribisnis Fakuttas Pertanian Universitas Mataram.
Pengalaman penelitian yang menunjang program 52 penulis diantaranya
berjudul: Pengembangan Usahatani Terpadu pada Lahan Kering di Kabupaten
Sumbawa tahun 1993, Shldi Perbandingan Tingkat Pendapatan Usahatani Konser-

vasi dan Non Konservasi di Kecamatan Sekotong Tengah tahun 1998, Strategi
Rumahtangga Petani &lam Menciptakan Ketahanan Pangan tahun 1999, dan Kebutuhan Investasi Petani Lahan Kering di Kabupaten Lombok Barat tahun 2000.
Selain itu, karya Ilmiah yang diterbitka~dalarn Jurnal Agroteksos tentang Pola
Tanam dan Permasalahan Usahatani Lahan Kering di Kabupaten Sumbawa pada
Jurnal Agroteksos tethun 1996 dan Peranan Usahatani Konservasi dalarn Pemberdayaan Wanita Tani di Lombok Barat tahun 2000 tennasuk sebagai dasar
pengembangan program S2 penulis. Pencapaian lain yang menunjang bidang
keilmuan penulis adalah mengikuti Lokakarya Status dan Pengembangan Lahan
Kering di Indonesia tahun 1993 dan Seminar Nasional Pengembangan Keterkaitan
Kelembagaan dalam Peningkatan Sumberdaya Manusia Agribisnis di Bogor pa&
tahun 1994.


PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih &lam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Jula 2001 ini addah konservasi dan
kesejahteraan masyarakat lahan kering, dengan judul Evaluasi Tingkat Sosial
Ekonomi Petani pada Program Usahatani Konservasi Lahan Kering

yang

merupakan studi kasus di Desa Pelangan Kecamatan Sekotong Tengah Kabupaten
Lombok Barat.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Kooswardhono Mudikdjo, M.Sc. selaku Ketua Komisi

Pembiibing clan kepada Bapak Dr.Ir. H. Oteng Haridjaja, M.Sc.selaku
Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan
saran &lam penyelesaian karya ilmiah ini.

2. Bapak Fr0f.Dr.k. M.Sri Saeni, MS. selaku Ketua Program Studi Ilmu fengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (F'SL) Program Pasca Sarjana

Institut Perkmian Bogor.
3. Yang saya kasihi bapak, ibu, Mas Wury. Mbak Iadry clan kedua putraku

tercinta Dimas dan Dwiki; kepada Sari, sobatku Lusi dan Rani atas segala
dukungan moril dan doanya
4. Akhirnya, ucapan terima kasih kepada penyandang dana pendidikan Due-like

UNRAM atas dukungannya

sehingga program pendidikan ini &pat

diselesaikan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Februari 2002
Candra Ayu

DA FTAR IS1
Hal
DAFTAR TABEL ....................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................

I.

PENDAHULUAN .............................................................
1.1. Latar Belakang
............................................................
. .
1.2. Tujuan Penelkt~an........................................................
1.3. Perumusan Masalah ......................................................

II . TINJAUAN PUSTAKA ......................................................
2.1. Telaah Hasif-Hasil Penelitian Terdahulu ..............................
2.2. Lahan Kering dan Konservasi Tanah .................................
2.3. Usahatani Konservasi Daerah Tangkapan Air .......................
2.4. Proses Adopsi Teknologi dan Perubahan Perilaku ...............
2.5. Tinjauan tentang Orientasi Nilai Budaya dan Sikap .................
2.6. Pengertian dan Tingkat KesejahteraadIXigkat Kemiskinan .......

III. METODE PENELlTIAN .....................................................
3.1. Metode dan T e h i k PeneIitian ..........................................
3.2. Penentuan Lokasi Peneiitian ............................................

3.3. Penentuan Responden ...................................................
3.4. Jenis dan Sumber Data ...................................................
3.5. Variabel Penelitian dan Cara Pengukurannya ........................
3.6. Analisa Data ...............................................................
IV .

HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................
4.1. Kondisi Umum Wilayah Penelilian ....................................
4.2. Keadaan Bio-fisik Usahatani Konservasi Lahan Kering di Daerah
Tangkapan Air di Lokasi Penetitian ...................................
4.3. Karah2eristik Responden ................................................
4.4. Ragarn Pola Tanam dan Penggunaan Input Pertanian pada Usahatani Tanaman Pangan Milik Petani Peserta Program
Konsemasi ................................................................
4.4.1. Usahatani Konservasi Lahan Kering ..........................
4.4.2. Usahatani pada Lahan Datar (Sawah Tadah Hujan dan
Kebun) ...........................................................
4.5. Ragam Pola Tanam dan Penggunaan Input Pertanian pada Usahatani Tanaman Pangan Milik Petani Bukan Peserta Program
Konsen-asi ................................................................
4.5.1. Ragarn Poia Tanam dan Penggunaan Input pada Usahalani
Lahan Kering dan Miring (Tegalan) tanpa Program
Konsen-asi .........................................................
4.5.2. Ragam Pola Tanam dan Penggunaan Input pada Usahatani
Lahan Datar Sawah Tadah Hujan dan Kebun MiIik Petani
non Konservasi ...................................................
4.6. Studi KeIayakan Finansial Pelaksanaan Program Usahatani
Konservasi Daerah Tangkapan Air di Lokasi Penelitian ............
4.7. T i g k a t Adopsi Komponen Teknologi Konservasi W a n Kering
di Daerah Tangkapan Air Lokasi Penelitian .........................

4.8. Fahor-Faktor )-ang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Petani

v.

pada Program Usahatani Konservasi Lahan Kering di
..
di Lokasi Penehhan .....................................................
4.9. Perhitungan Pendapatan Rumahtangga Petani .......................
4.9.1. Perhitungan Pendapatan Rumahtangga Petani Peserta
Program Konservasi Lahan Kering .........................
4.9.2. Perhitungan Pendapaian Rumahtangga Petani B u h
Peserta Program Usahatani Konservasi .......................
4.9.3. Kontribusi Pendapatan Pertanian Lahan Kering Daerah
Tangkapan Air terhadap Pendapatan Rumahtangga Petani
di Lokasi Penelitian .............................................
4.10. Perbandingan Tingkat Produksi Usahatani Konservasi dengan
Usahatani Non Konservasi Lahan Kering di Daerah Tangkapan
..
Air Lokasi Penellt~an...................................................
4.11. Analisis Tingkat Sosial Ekonomi (Tingkat Kesejahteraan)
Petani .....................................................................
4.11.1. Pendekatan dengan Kriteria Kemiskinan Sajogyo ........
4. I 1.2.Pendekatan Kriteria Nilai Sembilan Kebutuhan Pokok
4.1 1.3. Pendekatan Kriteria Kebutuhan Fisik Minimum .........
4.1 1.4. Perbandingan Tingkat Sosial Ekonomi Rumahtangga
Petani Lahan Kering di Lokasi Penelitian ..................
KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................

DAFTAR TABEL
Halaman

Sebelas komponen tehoiogi konservasi dan skor pada usahatani
konservasi di Desa Pelansan Kecamatan Sekotong Tengah,
Lombok Barat .............................................................
Luas lahan maksimal -ang dapat dimanraatkan setiap tahun untuk
tanaman semusim di Kecarnatan Sekotong Tengah .........................
Jumlah petani responden berdasarkan pengalaman berusahatani di
lokasi penelitian tahun 200 1 ..............................................
Keadaan petani responden berdasarkan jenjang pendidikan dan
kesertaannya dalam p r o s a m konsemasi tahun 2001 .....................
Jumlah petani responden berdasarkan jenis pekerjaan sampingan
lokasi penelitian tahun 200 1 ................................................
Iumlah petani responden berdasarkan luas pemilikan lahan kering di
daerah tangkipan air lokasi penelitian tahun 200 1 ......................
Distribusi petani responden menuntt jenis tanaman yang diusahakan
pada usahatani konsenasi lahan kering tahun 2001 .......................
Jumlah petani peserta konsemasi menurut pola tanam yang diusahakan
pada Program Usahatani Konsen-asi Lahan kering di lokasi penelitian
tahun 200 1 ........................................................................
Rekomendasi kebutuhan sarana produksi per hektar tanaman palawija
Di Kecamatan Sekotong Tengah .............................................
Jumlah penggunaan bibit'benih pada csahatani non padi gogo
pada lahan konsen-asi tahun 2001 ........................................
Dosis penggunaan pup& kandang untuk tanaman non padi pada usasahatani konservasi di Kecamatan Sekotong Tengah tahun 200 1 ........
Jumlah dan sumber tenaga kej a pada usahatani non padi Program Usahatani Konservasi Lahan Kering di lokasi penelitian tahun 200 1 .........
Jumlah petani peserta konsen-asi menurut pola tanam yang diusahakan
di lahan sawah dan atau kebun tahun 2001 ..................................
Jurnlah dan sumber tenaga ke rja pada usahafani di lahan sawah tadah
hujadkebun di lokasi penelitian tahun 2001 ................................

Distribusi petani responden berdasarkan jenis tanaman yang
diusahakan pada lafian k e ~ dan
g miring (tegalan) non konsenasi di
Iokasi penelitian tahun 2001 .................................................
Jumlah responden menurut pola tanam yanz diusahakan di khan
kering dan miring (legalan) tanpa tonsen-asi di lokasi penelitian
tahun 2001 ........................................................................
Jumlah petani bukan peserta program konsenasi rnenurut pola tanarn
yang diusahakan di lahan sawah Bdah hujan dan atau kebun
di lokasi penelitian tahun 2001 ................................................

Jurnlah dan surnber tenaga ke rja pada usahatani di iaban sa~\llhtadah
hujankebun di lokasi penelitian tahun 200 I .................................
Hasif perhitungan Net Present Value pelakanaan Program Usahatani
Konservasi W a n Kering di Desa Pelan_ean(lokasi penelitian) tahun
200 1 ...............................................................................
Tingkat penerapan tehologi usahatani konsen~asilahan kerins di
lokasi penelitian tahun 200 1 .-. .................................................
Hasil Analisis regresi fator-fahor yang mempengaruhi secara parsial
pendapatan Program Usahatani Konsen-asi Lahan Kering di lohasi
penelitian tahun 2001 ............................................................
Jurnlah dan nilai produksi usahatani petani peserta program konsenasi
di lokasi penetitian tahun 2001 ................................................

Struktur biaya dan pendapatan usahatani peserta Program Usahatani
Konservasi Lahan Kering di Daerah Tangkapan Air lokasi penelitian
tahun 200 1 .......................................................................
Penggunaan tenaga keja luar keluarga pada usahatanj milik petani
peserta program konservasi dirinci monurut jenis kegiatan usahatani di
Desa Pelangan Kecamatan Selctong Teagah tahun 200 1 ...................
Pendapatan tanaman tahunan dan kontribusinya terhadap pendapatan
~mahtanggapetani dari Program Usahatani Konservasi Lahan Kering
di lokasi penelitian tahun 2001 ................................................
Jumlah pendapatan total mmahtangga petani peszrta program
konservasi menurut s u m b e ~ di
a lokasi penelitian
tahun 2001 .......................................................................

Halaman
Tingkat produksi pada usahamni milik petani non konservasi di
Iokasi penelilian 2001 ..........................................................

97

Struhtur biaya dan pendapatan usahalani rnilik petani non konservasi di
lokasi penetitian tahun 2001 ...................................................

99

Pendapatan rumahtangga petani responden bukan peserta program
usahatani konservasi dirinci menurut jenis kegiatan di
Lokasi penelitian tahun 2001 ..................................................
103
Kontribusi pendapatan penanian lahan kering dengan dan tanpa
program konservasi terhadap total pendapatan rumahtangga petani di
lokasi penelitian tahun 2001 .............................. _ ...............

106

Perbandingan jumlah dan nilai produksi usahatani lahan kering di
daerah tangkapan air dengan dan tanpa program konservasi di Desa
Pelangan Kecamatan Sekotong Tengah tahun 2001 .......................

107

Tingkat pendapatan per kapita per tahun d m tingkat kesejahteraan
petani responden peserta dan bukan pesena program konservasi di
di lokasi penelitian tahun 2001 (pendekatan kerniskinan Sajogyo) ...... I I?
Penentuan nilai sembilan bahan pokok peiani konservasi di
lokasi penelitian tahun 200 1 .................................................

I 13

Penentuan nilai sembilan bahan pokok petani non konservasi di
lokasi penelitian tahun 200 1 .................................................

I 15

Penentuan niIai kebutuhan fisik minimum petani peserta
konservasi di lokasi peneIitian d u n 2001 .................................

116

Penentuan nilai kebutuhan fisik minimum petani
non konservasi di lokasi penelitian tahun 2001 ...........................

1 17

Tingkat kesejahteraan petani responden peserta dan bukan peserta
program konservasi di lokasi penelitian tahun 2001 ......................

118

Perbedaan tingkat kesejahteraan rurnahtangga petani responden petani
lahan k e ~ berdasarkan
g
Pendekatan Kriieria Sajogyo, Nilai Sembilan
Bahan Pokok dan Kebutuhan Fisik Minimum di lokasi penelitian
tahun 200 1 ......................................................................
12 1

DAFTAR LAMPIRAN
Hataman
Luas wilayah Kecamatan Sekotong Tengah menurut jenis penggunaan lahan dan desa tahun 1999 ........................................

130

Luas lahan kering yang telah diteras pada tiaptiap desa di
KecamatanSekotongTengah...............................................

130

Luas penggunaan Iahandi Desa Pelangan Kecamatan Sekotong
Tengah Kabupaten Lombok Barat tahun 2000 ..........................

131

Ketentuan skor petani responden penerap teknologi konservasi
lahan kering di Kecarnatan Sekotong Tengah ...........................

1 32

Biaya pengembangan usahatani konservasi di Desa Pelangan
Kecamatan Sekotong
- Tengah
- Kabupaten Lombok Barat
tahun 2000 ....................................................................

135

Identitas petani responden peserta Program Usahatani Konservasi
Lahan Kering di lokasi penelitian tahun 2001 ........................

136

Identitas petani responden bukan peserta Program Usahatani
Konservasi Lahan kering di lokasi penelitian tahun 2001 .............

138

Rekapitulasi pendapatan total rumahtangga petani responden peserta
Program Usahatani Konservasi Lahan Kering di lokasi penelitian
tahun2001 ....................................................................

140

Rekapitulasi pendapatan total rumahtangga petani responden bukan
peserta Program Usahatani Konservasi L a b Kering di lokasi
penelitian tahun 2001 .......................................................

143

Distribusi responden peserta Program Konservasi menurut tingkat
adopsi komponen teknologi Program Konservasi Lahan Kering di
daerah tangkapan air di lokasi penelitian tahun 200 1 .................

145

Hasil Regresi faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan
Program Konservasi Lahan kering di daerah tangkapan air lokasi
penelitian tahun 2001 ......................................................

149

Perkembangan pendapatan Program Usahatani M a n Kering di
Lokasi penelitain periode tahun 1992 - 1996 .........................

151

Peta lokasi penelitian ......................................................

152

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Pemban-wnan

nasional sejak dasawarsa 80-an telah diarahkan untuk

menganut konsep pernbangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan itu
sendiri sesungguhnya adalah upaya untuk mencapai empat ha], yaitu keberlanjutan ekologis yang mempakan keberianjutan utama dan pertanla. diihuti ole11
keberlanjutan ekonornis, sosial budaya dan politik (Rahim, 2000).
Tercapainya keberlanjutan ekologis sangat penting karena rnenjadi dasar
tercapainya tujuan jangka panjang dari seIuruh aspek pernbangunan nasional
secara

berkelanjutan d e n g a n tetap mempertirnbangkan kelestarian sumberdaya

dam. Pembangunan pertanian merupakan salah satu aspek pembangunan nasional yang perlu ditangani dengan pendekatan ekologis dan pendekatan sosial.
Tujuannya adalah untuk memperbaiki kondisi taraf hidup masyarakat yang
sebagian besar penghidupamya tergantung pada sektor ini.
Misi utama pembangunan pertanian pada Pembangunan Jangka Panjang

(PJP) I1 addah: (1) mempertahankan swasembada pangan, (2) meningkatkan
produktivitas lahan dan tenaga kerja, (3) menemukan sumber-sumber baru bagi
perekonomian nasional, (4) mengembangkan agroindustri guna meningkatkan
nilai tambah, (5) meningkatkan ekspor non migas dan investasi, serta (6) membangun Kawasan Timur Indonesia dan wilayah tertinggal lainnya di Indonesia
(Diperta Tingkat I NTB, 1997).
Peningkatan produksi tanaman pangan di Nusa Tenggara Barat (NTB)
masih diprioritaskan pada pernitntapan produksi beras, palawija (kedelai, jagung,

kacang tanah, kacang hijau. ubi kayu dan ubi jalar), sayur-sayuran (bawang
merah, bawang putih, cabe) dan buah-buahan (rnangga, jeruk rambutan. nenas).
Peningkatan produksi tersebut dicapai melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian di lahan sawah maupun di Iahan kering. Luas lahan kering di
Propinsi NTB adalah 1.817.997 hektar dan 8 persen diantaranya terdapat di
Kabupaten Lornbok Barat (Kantor Statistik NTB, 1998).
Pertanian lahan kenng di lrTB sebagian besar dirnanfaatkan untuk tanaman pangan dengan pen-gusahaan a n g rnasih bersifat tradisionaf. Keadaan umum
lahan kering yang menjadi kendala upaya intensifikasi adalah topografi yang berlereng, peka terhadap erosi dan tine)rat kesuburan yang rendah. Selain iru, kondisi
sosioekonomi rnasyarakat petani lahan kering relatif kurang marnpu untuk mengadopsi teknologi bercowk tanam >-ang sesuai. Keadaan tersebut tidak rnemungkinkan petani untuk dapat berusahatani sesuai dengan kaidah-kaidah konservasi
lahan sehingga secara perlahan t e j a d i degradasi kesuburan tanah pertanian. Kerusakan tersebut diperluas oleh kegiatan perladangan berpindah. pengembalaan
liar dan pemungutan hasil lahan L e a beriebihan. Akibatnya adalah tejadi peningkatan erosi dan terciptanya l--lahan
ditanggulangi rnelalui upaya konsewasi

kritis. Pennasalahan ini perlu segera
agar lahan kritis tidak semalrin rneluas

dan kondisinya dapat diperbaiki. Kegiatan konservasi lahan kering di Kabupaten
Lombok Barat lebih ditujukan kepada petani yang rnelakukan usahatani tanaman
Pagan.
Kecamatan Sekotong Tenga. merupakan salah satu dari enam kecamatan
yang

wilayahnya rnerupakan

lahan kering

di Kabupaten

Lornbok

Barat.

Pemerintah melalui kebijakan k k t o r a t Jenderd Pangan sejak tahun 1992

melaksanakan

Program

Usahatani Konservasi lahan kering di Daerah Tang-

kapan Air (lahan dengan kemiringan antara 8 sampai 40 persen) seluas 1.000
hektar di Kecamatan Sekotong Tengah. Kegiatan ini rnerupakan upaya rehabilitasi lahan dan konservasi tanah sesuai keadaan topograii lahan pertanian yang
berbukit-bukit. Pelaksanaan kegiatan konservasi tersebut lebih diutamakan di
Desa Pelangan karena umurnnya lahan telah menujukkan tanda-tanda kerusakan
akibat erosi. Diharapkan melalui program tersebut akan dapat meningkatkan
produktivitas dan kesuburan lahan (BPP Sekotong Tengah, 1996).
1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan tujuan untuk:
1.2.1.

Mengetahui tingkat adopsi komponen usahatani konservasi lahan kering
oleh petani di daerah tangkapan air lokasi penelitian-

1.2.2.

Mengetahui kelayakan finansial pelaksanaan Program Usahatani Konservasi Lahan Kering di lokasi penelitian.

1.2.3. Mengetahui faktor-faktor yang rnempensaruhi tingkat pendapatan petani

Program Konservasi Lahan Kering.
1.2.4.

Mengetahui tingkat sosial ekonomiltingkat kesejahteraan petani peserta
program usahatani konservasi dan perbandingannya dengan kondisi petani bukan peserta program usahatani konservasi lahan kering di Kecamatan
Sekotong Tengah Kabupaten Lombok Barat.

1.3. Perumusan Masalah

Perhatian terhadap pengembangan usahatani lahan kering semakin besar
sejalan

dengan

peningkatan

kebutuhan

hasil

budidaya

pertanian

akibat

pertumbuhan penduduk. Selain itu juga sebagai akibat dari konversi lahan

pertanian produktif untuk kegiatan pembangunan dan untuk pemukirnan sehingga
semakin mendesak perluasan lahan garapan ke daerah-daerah marginal seperti
Iahan kering. Daerah tersebut mempunyai lingkungan yang lebih rapuh dan perlu
kecermatan dan teknologi yang sesuai dalam pengembangan.
Isu kunci pembangunan dan perbaikan pengelolaan lahan marginal, khususnya lahan kering dan miring adalah bagaimana meningkatkan produktivitas
pertanian dan pendapatan sekaligus mampu mempertahankan kesuburan lahan
melalui konservasi tanah dan air. Pada umumnya pernbangunan pertanian di daerah kering atau perbukitan lebih
datar (daratan).

tertinggal dibandingkan dengan daerah yang

Keadaan tersebut

menimbulkan kesenjangan kesejahteraan

penduduk di antara kedua agroekosistem ini.
Salah satu upaya pemerintah dalam pengembangan lahan kering dan
pelestarian lingkungan hidup adalah melahi sistem usahatani konservasi. Sistem
ini mempakan &ah satu usaha pertanian di lahan kering (miring) yang rnemiliki
arti ganda yaitu ekonomi dan lingkungan.

Sistem usahatani di lahan miring

untuk meningkatkan produktivitas lahan sekaligus menerapkan kaidah-kaidah
yang berwawasan lingkungan agar tidak terjadi kerusakan tanah.
Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang
memiliki lahan kritis yang cukup luas, yaitu mencapai 220.153,13 km2 (Dinas
Pertanian Propinsi NTB, 1997). Dari luas tersebut 56 % berupa lahan kering yang
miring, yang sebagian Sesar merupakan sumber ekonomi dari masyarakat petani.
Hasil Sensus Pertanian 1993 menunjukkan bahwa tingkat produktivitas lahan di

NTB masih sangat rendah, apabiia dibandingkan dengan lahan beririgasi. Bila
lahan

beririgasi

mampu

menghasilkan

padi

45,33

kw/ha,

maka

tingkat

produktivitas lahan kering hanya 21.11 kwlha padi. Produktivitas yang rendah ini
juga disertai dengan rendahnya intensitas tanam, yakni hanya satu kali musim
tanam dalam satu tahun.
Konservasi lahan kering di Kabupaten Lombok Barat, khususnya di Kecamatan Sekotong Tengah, diintroduksi sebagai upaya pembinaan lingkungan
sosial dengan tujuan untuk menjaga dan melestarikan sumberdaya alam. Keberadaan lingkungan binaan tersebut adalah menuntut masyarakat untuk berpanisipasi di dalamnya. baik sebagai individu rnaupun kelembagaan. Keberadaan model
binaan ini diharapkan dapat mernberikan dampak positif bagi rnasyarakat petani
yakni akan mampu merubah perilahu agar mengerti, mau, dan mampu melaksanakan program-program konservasi. Selain itu model konservasi tersebut juga
diharapkan dapat meningkatkan produktivitas lahan serta pendapatan dan kondisi
sosio-ekonomi

petani. Namun menurut Syarnsudin (1994), bahwa teknologi

konservasi di Lornbok Barat belum membawa dampak positip pada masyarakat.
Berdasarkan

uraian terdahulu maka pennasalahan yang muncul adalah

metlgapa program km~servasitanah Eelum berhasil dengat? baik datl bagainlatrakah kotldisi pelak.~attuair/'psItek~ologikonservuvi oleh peratti;

upakah

program usahataili ko~~servasimemberikutl korttrrbusi yang sipt~fikatlpada
fittgkat kesejahreraa)~masyarakat. Pennasalahan tersebut melandasi pentingnya
penelitian tentang "Evaluasi Tingkar Sosial Ekonomi Petani pnda Progrant

Usahntani Konservasi k h a n Kering (Studi Kasus di Desa Pelangan,

Kecamaian Sekotong Tengah, Lornbok Barat)".

I
I

I

I

I

Pend r patan

Imlran b i t i s

L

I

Tingkat kesejahteraan
peiani 6r keluargil

I

I
K M i uJumn profir1~11
I

---------

Gambar I. Bagan AIur Pemikiran Penelitian

11. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Telaah Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Suparmin (1999), meneliti tentang kebuthan investasi petani lahan kering
di Kecarnatan Sekotong Tengah d m Kecarnatan Gangga Kabupaten Lombok
Barat. Investasi yang diperlukan oleh petani lahan k e ~ digunakan
g
untuk permodalan di bidang pertanian (usahatani konservasi) dan untuk kegiatan non pertanian. Sebagian besar (77 %) dari modal investasi petani digunakan ur.luk kegiatan

pertaniaii, dari jumlah tersebut sebanyak 96 % digunakan untuk persiapan atau
pengoiahan lahan usahatani. Hal ini berarti bahwa sebanyak 74 % dari total
investasi di lahan kering adalah untuk kegiatan persiapan iahan termasuk
pernbuatan dan pemeliharaan teras.
Candra Ayu

(1998), meneliti tentang pengaruh kegiatan konservasi

lahan dengan terasering terhadap peningkaan ragam pola tanam di Kabupalen
Lombok Barat. Kegiatan konservasi lahan belum dapat meningkatkan eekuensi
penggunaan lahan per tahun namun meningkatkan ragarn pola tanam dan sistern
pertanaman usahatani lahan kering. Implikasinya adalah p e r M a n produktivitas
lahan sehingga mendorong

petani untuk meningkatkan kuditas pengelolaan

usahataninya.
Gunatilake dan Abeygunawardena (1997). meneliti tentans tembalcau di
Srilangka yang ditanam pada lahan kering d m miring dengan konservasi
(terasering) dan tanpa konservasi lahan. Diketahui bah\va tanpa tindakan konser\ - x i mengakibatkan pengaruh erosi tanah yang sangat nyata setelah 10 tahun.
S e b d h y a , peridprod&-ivitas

terasering sebagai upaya konservasi dapat meningkatkan

dan secara bertahap mengurangi laju erosi. Walaupun terasering

meningkatkan biaya produksi 64 % narnun meningkatkan hasil tembakau

S

sebanyak 100 %. Penerapan rotasi tanaman di Iahan tanpa konsemasi lebih
berisiko

tinggi

menimbulkan

erosi

(kehiilangan tanah).

Berdasarkan

hasil

pengamatan pada plot penelitian diketahui bahwa rotasi tembakau dengan wortel
rnengaliibatkan kehilangan tanah &bat

erosi di lahan tanpa konservasi sebanyak

440 ton/ha/ta-hum sedangkan pada lahan yang telah diteras bangku dan teras batu

masing-masing sebanyak 66 ton/ha/tahun dan 22 ton/ha/tahun.
Penelitian Collins dan Jenkins (1996) terhadap aliran bahan kimia tanah
lailan kering di lereng Gunung Himalaya, Nepal menemukan bahwa pembuatan
teras secara bertahap meningkatkan kandungan unsur hara yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Kualiras lahan pertanian yang diteras selama tiga
tahun ternyata mengalami peningkatan konsentrasi NO;. Pendapat ini didukung
o l d hasil penelitian yang didanai oleh Lembaga Pengembangan Negara-Negara
Berkembang (International Development for the Benefit of Developing Countries
1999) bahwa terasering mernperlarnbat aliran permukaan sehingga infittrasi air ke

dalam tanah lebih banyak

dan dapat menahan tercucinya lapisan top soil yang

kaya hara. Kondisi ini dapat meningkatkan pertumbuhan biomass% termasuk
perturnbuhan legum sehiigga semakin memperbaiki kesuburan lahan.
Walaupun secara nyata program konservasi dapat meningkatkan produh3i\,itas lahan liering- namun berdasarkan hilsil penelitian Suadnya dan Wuryantoro
(2000) di Lombok Barat diketahui bahwa sebagian besar petani lahan kering
menganggap bahxva teknologi konservasi belum mempakan kebutuhan yang

mendesak untuk dilalisanakan. Manfaat konservasi bersifat jangka panjang. Dana
yang ada l e b i diutamakan mtuk pernenuhan kebutuhan fisik minimum daripada
untuk kegiatan konservasi. Selain i t y karena program ini kurang sosialisasi,
petani tidak mengetahui penanggung jawab program ini jika dalam pelaksanaan
temyata tejadi kegagalan seperti sernakii rneningkatnya erosi.

2.2. Lahan Kering dan Konservasi Tanah

Sebagian besar lahan pertanian di Indonesia rnerupakan lahan kering dan

i luar kawasan hutan seluas 15,s juta hektar. Lahan
lahan kering pertanian r a k ~ a td
k e ~ adalah
g
sebidang tanah yang dapat digunakan untuk usaha pertanian dengan
mernanfaatkan air secara terbatas dan biasanya berganrung pada air hujan
(Rukrnana, 1995). Menurut Hidayat (2000) bahwa lahan kering adaiah hamparan
lahan yang tidak pernah tergenang air pada sebagian besar \vaktu dalam setahun.

-

Sedangkan menurut Abdurachman (1997), pengenian lahan kering adalah lahan
}ang dapat digunakan untuk usaha pertanian dengan r n e n g g d a n air secara terbatas dan biasanya hanya bersurnber dari air hujan. Pada areal tanaman pangan,
lahan kering ini um-a

kurang proddctif bila dibandingkan densan lahan iri-

g&i namun dapat ditingkatkan antara lain dengan pemupukan yang tepat dan
pemiIlhan komoditas pertanian yang sesuai dengan karak~erisiik 1anahm.a dan
bernilai ekonomi tinggi.
Ciri-ciri Lahan kering secara alamiah adalah (Deptan, 1998: Rukmana: 1995):
a. Peka terhadap e r o s ~terutama bila keadaan tanahnya miring atau rid& tertutup
turnbuh-tumbuhan.
b. Tingkat Icesuburannya rendah, baik kandungan unsur hara dan bahan organik
maupun r d s i tanah serta kapasitas tukar k a t i o ~ y a .
c.

Sifat fisik tanahnya kurang baik (struktur yang padat, lapisan tanah atas dan
lapisan tanah baxvah memiliki kelembaban yang rendah, sirkulasi udara agak
terhambat, dan kemampuan menyimpan air rendah).
Berdasarlcan keadaan curah hujan pada suatu lahan lcering dkenal dua

jenis lahan kering yaitu (Rukrnana, 1995):

I"

a. Lahan kering beriklim basah.
Jenis lahan kering ini terdapat di daerah-daerah yang mempunyai bulan basah
(curah hujan lebib dari 200 mm per bulan) selama 6 sampai 7 bulan dan bulan
k e ~ (curab
g
hujan kurang dari 100 mm per bulan) selama 3 sampiu 4 bulan.
atau curah hujan minimal lebih 2.000 mm per tahun.
b. Lahan keMg beriklim kering

Jenis lahan kering ini terdapat di daerah-daerah yang mempunyai bulan kering
selama 7 sarnpai 9 bulan dan bulan basah selama 3 sarnpai 4 bulan, atau curah
hujan kurang dari 2.000 mm per tahun.
Lahadtanah merupakan dasar bagi aktivitas produksi pertanian dan kehutanan, pemelihara umat manusia dan merupakan komponen penting lingkungm.
Tantangan konservasi tanah semakin meningkat dengan percepatan pertambahan
penduduk dan

peningkatan kebutuhan pangan. percepatan penerimaan proses

telmologi untuk industrialisasi dan urbanisasi dimasa mendatang yang mengakibatkan deteriorasi, pen-erusakan dan keracunan serta kontaminasi lingkungm.
Kondisi ini mengakibatkan rneningkatnya tekanan terhadap tanah sehingga tejadi
ekploitasi berlebihan yang mengakibatkan degradasi tanah yang jika berlangsung
secara terus-menerus akin menciptakan lahan kritis (Zachar, 1982).
Degradasi tanah adalah penurunar. kualitas tanah untuk suatu tujuan
penggunaan tertentu dan dapat berupa k e r u d a n fisik, kirnia dan biologi.
Penurunan kualitas tersebut berakibat terhadap penurunan fungsi tanah untuk
suatu kegiatan penggunaan tanah. Tanah mempunyai tiga fungsi utarna yang hams
dipelihara, yaitu Fungsi produksi d d a m kaitannya dengan bidang pertanian, hngsl
hidrologis yang berkaitan dengan pengaturan tata air, serta fungsi orologis yang
berhubungan dengan unsur perliidungan d a m lingkungan (Haridjaja, 1998).

I1

Tanah~lahankritis merupakan tanah yang teiah mengalami aiau dalam
proses kerusakan fisik, ljrnia atau biologi yang akhirnya membahayakan fungsi
hidrologi, orologi, produksi pertanian, pernubman dan kehidupan sosial ekonomi
dari daerah lingkungan pengaruhnya Hal ini disebabkan oleh ketidaksesuaian
antara penggunaan tanah dengan kemampuannya. Degradasi tanaMahan kritis
dapai berupa kerusakan fisik, h m i a atau biologi (Setiawan, 1995).
Persoalan lahan hitis tidak teqadi di daerah yang pengelolaan tanamannya
cukup baik sehingga sangai berkaimn dengan kualitas pengelolaan Iahan dan atau
tanaman. Lahan kritis di Indonesia telah rnencapai 28 juta hektar yang terdapat di
kawasan hutan dan non hutan dengan pertambahan luasan sebesar I sampai 2 %
per tahun. Pendekatan berdasarkan daerah aliran sungai rnernpunyai potensi yang
baik sebagai dasar pengelolaan lahan kritis karena erosi umumnya diketahui dengan perubahan pola aliran sungai. Dengan pendekatan DAS diketahui bahxva
semua sungai besar di Indonesia tergolong DAS-DAS kritis (Rahim, 2000).
Untuk rnencegah dan rnernperlambat laju pembentuhan lahan-lahan kritis
baru perlu diupayalcan tindalian komprehensif yang rnencakup rehabilitasi serta
konservasi tanah dan air. Masalah konservasi telah dipahami secara t e h i s namun
pelaksanaannnya rnencakup interaksi yang rumit dari banyak fakitor terutama
aspek politik, sosial-ekonomi dan aspek sosial-budaya Artinya bahwa konsen-asi
tidak

hanya

masalah

tehologr

namun

pengaruh

interalcsi

fahor-fd~or

disekitamya perlu dipertimbanglran (Sukrnana a &I
1990).
.,
Konservasi rnerupakan suaiu upaya agar setiap bidang tanah digunakan
sesuai dengan kernampuannya, rnemperlakukannya sesuai dengan syarat-syaral
yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Konservasi tanah berkaitan
era%dengan konservasi air. Pengelolaan tanah di suatu tempat akan menentukan

12

iata air di tempat itu dan di tempat lain di sekitarnya yang m a s h dalam radius atau
\\ila>,ah pengaruhnya

Pada banyak kasus. tindakan konservasi tanah juga

rnempakan tindakan konservasi air (Haridjaja 1998).
Usaha konservasi di daerah aliran suns% bagian hulu terutama ditujukan
pada sumberdaya tanah dan air. Dalam arti has- konservasi termasuk juga usaha
rehabilitasi dan reklamasi, yaitu upaya rnernbawa lahan liritis atau marginal
menjadi lebih subur dan Lebih produlctif yang dapat dipertahankan kesuburannya
(Sukmana

d.,1990).

Menurut w a d (7000)bahwa asas konservasi tanah

adalah menjaga agar struktur tanah tidak terdlspersi dan rnengatur kekuatan gerak
d m j u d a h aliran permukaan.
Pendekatan konservasi tanah dilakdan dengan rnetode (Arsyad, 2000):
1.

Metode vegetasi, yaitu menutup tanah dengan tumbuh-turnbuhan dan tanaman
atau sisa-sisa tumbuhan agar terlinduns dari daya pemsak butir-butir hujan
!-ang jatuh, mengurangi jumlah dan da\-a rusal; aliran perrnukaan dan erosi.

2. Metode mekanik, yaitu semua perlakuan fisik mekanis yang diberikan

terhadap tanah dan pembuatan bangunan untuk mengurangi aliran perrnukaan
dan erosi dan rneningkatkan kernampuan pmggunaan tanah.
3. Metode kimia adalah penggunaan preparat kimia (scil codirioner) sintetis

atau alarni untuk pembentukan stmktur-stnAtur tanah yang stabil.
Pasandaran, Hermanto dan S u m q a n t o ( 1993) menyatakan bahwa secara
umum kualitas surnberdaya rnanusia w i l ~ a hlahan kering relatif tertinggal dari
lahan beririgasi. Hal ini disebabkan oleh ketertinggalan wilayah tersebut dalam
pertumbuhan ekonomi, kesiapan inhstruktur dan sebagainya Kondisi tersebut
d i d u h n g oleh temuan tim

peneliti P u s s Penelitian Sosial Ekonomi (PPSE)

(1993) yang rnenunjukkan bahwa sebaran l o h i kantong-kantong ketnisliinan

I?

berkorelasi positif dengan wllayah lahan kering. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar sumberdaya manusia di \&ilayahtersebut merupakan masyarakall
rumah tangga yang berpenghasiian rendah. dan berpendidikan rendah yang
berakibat

pada

terisolasinya

lingkungan

yang

cenderung

mencerminkan

mwarakat tertutup terhadap inovasi. Implikasi dari karaheristik yang demihan
adalah bahwa partisipasi masyarakat
ditumbuhkan

melalui

pendekatan

dalam aktivitas pembangunan

pendekatan

pengembangan

hams

sumberdaya

manusia secara bertahap.
2.3.

Usahatani Konservasi Daerah Tanglapan AirSumberdaya, terutarna tanah/lahan. air dan vegetasi memegang peranan

penting dalam proses dan kelangsungan hidup manusia Perubahan yang tejadi
pada salah satu komponen sumberdaya darn akan mempengaruhi komponenkomponen lainnva yang akhimya akan berdarnpak menyeluruh dan komplek pada
keseluruhan proses kehidupan. Oleh karena itu sangat mutlak dipedukan upayaupaya konprehensif yang dapat melestarikan dan rneningkatkan kemampuan sumberdaya dam. Rehabilitasi lahan dan sumberdaya dam berupa vegetasi, tanah dan
air yang rusak perlu dilingkatkan melalui pendekatan pengelolan terpadu daerah
aliran sungai (DAS) atau daerah tangkapan air (catchment area) dan wilayah
(Yasin

d.,1997). Yang

dimakud daerab tangkapan air dalam penelitian ini

adalah daerah yang memtliki kerniringan lahan antara 8 % sampai 40 %.
Pengelolaan daerah tangkapan air secara terpadu meliputi penggunaan
terpadu atas tanah, air, tumbuhan serta surnber-sumber frsik dan berbagai kegiatan
lain dalam daerah tanglapan, untuk meyakinkan bahwa proses perusakan dan eross tanah dapat dikunmgi serninimai mungl;in Tujuan khusus pengelolaan daerah
tangkapan air secara terpadu adalah (Cunningham, 1986 & Mitchell

a &, 2000):

I -1

a. Meningkatkan efelctifitas koordinasi kebljakan dan tindakan dan depanemen
terkaif perusahaan serta individu yang berkailan dengan usaha-usaha konservasi, penggunaan daerah tangkapan air yang berkelanju-

termasuk tanah, air

dan tumbuhan.
b. Meyakinkan terusnya stabilitas dan produktivitas tanah, kelangsungan suplai
air serta pemeliharaan tumbuhan permukaan yang sesuai dan p r o d u h ~ f .
c.

Mqakinkan bahwa tanah dalarn daerah tangkapan air di-rmnakan sesuai kapasitasnya dengan tetap melihat kemungkinan penggunaannya di masa depan.
Salah satu metode untuk mencapai tujuan pengelolaan daerah tangkapan

air adalah dertgan pengembangan sistem usahalani konsen- as^. Secara konsepsional usahatani iionservasi (Conservarion Farming Sysrem) adalah sistim penanian menetap yang mengintegrasikan tindakadteknik konsemasi tanah dan air ke
dalam sistim penanian yang telah ada dengan tujuan untuk meninskatkan pendapatan petani, meningkatkan kesejahteraannya sekaligus m e n e h erosi sehingga
sistim pertanian tersebut dapat berlanjut secara terus-menerus tanpa batas I\-ak,tu.

Jadi tujuan utama usahatani

konservasi

bukan

hanya menerapkan t e h i k

konservasi tanah dan air saja melainkan untuk meningkatkan kesejahreraan petani
dan mempenahankan pertanian yang testati. Oleh sebab itu maka dalam usahamni
konsenasi akan dinujudkan ciri-ciri sebagai berikut (Sinukaban. 1998):
a. Produksi pertanIan cukup tinggi sehingga petani tetap bergairah melanjutkan
usahanya.
b. Pendapatan petani cukup tinggi, sehingga petani dapat merancang masa depan
keluarganya dari pendapatan usahataninya

c. Teknologi yang diterapkan, baik teknologi produksi maupun teknologi
konsen~asiadalah teknologi yang dapat disesuaikan dengan kernampuan petani

I5

sehingga dapat diteruskan pelaksanaannya oleh petani secara terus-menerus
tanpa bantuan luar.
d. Komoditi penanian yang diusahdan sangat beragam dan sesuai dengan
kondisi biofisik daerah. dapat diterirna oleh petani dan l d u di pasar.

e. Laju erosi kecil (minimal), lebih kecii dari erosi yang dapat ditoleransikan
sehiigga produkiivitas yang cukup tinggi dapar dipertahanlian secara lestari
dan fungsi hidrologis daerah terpelihara dengan baik.
f. Sistirn penguasaadpemilikan lahan dapat meqjamin kearnanan investasi jangka
panjang

dan

menggairahkan

petani

untuk

terus-menerus

bemsahatani

konsemasi.
Menurut Sukmana (I 990), usahatani konservasi rnerupalian suatu bentuk
pengusahaan lahan pertanian yang mengkornbinasikan i e h i k konservasi, baik
mekanik maupun vegetatif dalam pola usahatani terpadu. Faktor-fahior yang
dipertirnbangkan dalam usahatani konsenasi adalah kemiringan lahan, lieddaman
tanah, kepekaan tanah terhadap erosi (erodibilitas) dan sistem pertanaman atau
pola usahatani.
Tujuan pengembangan usahatani konservasi lahan kering adalah untuk
rnemulhkan dan mempertahankan kesuburan lahan, memelihara surnber air dan
kelestmian fungsinya menunjang peningkatan produksi aan pendapatan petani
serta memperluas lapangan k e j a dan kesempatan bemsaha bagi masyarakat
(Direhiorat Bina Rehabilitasi dan Pengembangan Lahan, 1997).
Model usahatani konservasi yang diterapkan di lokasi penelitian adalah
model yang d i k e m u k b oIeh Direliiorat Konservasi Tanah tahun 1993, bahwa
model penanganan lahan k e ~ dengan
g
konservasi adalah dengan pengembangan
usahatani terpadu atau usahatani konsenasi dengan arjuran rnenggunakan sistirn

I6

tanam turnpangsari dan sislim tanaman sisipan antara tanaman pangan. tanaman

Irermyu-kayuan/buah-buahan dan pakan temak (rumput/gamal) yang dapat
rnernpertinggi penggunaan lahan dan \val;tu yang tersedia.
Kegiatan usahatani konsen~asilahan kering di Kecamatan Sekotong Tengah
d i l a l i s d a n pada daerah tangkapan air dengan tujuan untuk:

(1) rnernbirnbing

petani tentang pengolahan lahan yang baik dan dapat rnengendalikan erosi serta
meningkatkan produktivitas d m kesuburan lahan, (2) mernbantu para petani
rnelaksanakan pola usahatani dengan mernperhatikan kaidah-kaidah konservasi
tanah dan air, (3) rnmingkatkan produksi dan pendapatan petani sekaligus
memperIuas lahan usahatani dalam rnendukung usahatani \.an% lestari (Dinas
Pertanian Tanaman Pangan NTB, 1997).
Tindakan konservasi meliputi pembuatan teras dan penanaman tanaman
penguat teras, p e m e l h a a n teras dan tanaman penguat teras, pernbuatan saluran
pernbuangan air (SPA)dan bangunan terjunan air (BTA), perneliharaan SPA d m
BTA, penggunaan bibit unggul, penerapan pola tanam dan penggunaan lahan
yang tepat, penerapan telinik pengolaha tanah, jar&

tanam dan pernupukan

sesuai anjuran (Sub Balai RLKT Lornbok Barat. 1992).
Jenis teras yang dikembangtan di lokasi penelitian addah teras bangku
karena sesuai dengan kemiringaa lahan. yaitu antara I O % sampai 30 %. Menurut
Abdurachman

(1997), teras bangku adalah telrnik pengendalian erosi yang

dibuat dengan cara mernotong lereng dan meratakan bidang olah sehingga
terbentuk deretan tangga yang dilengkapi saluran pembuan&an air dan rumput
penguat teras. Teknik ini cukup efektif dalam dalam mengendalilcan erosi pada
&an

tanaman pangan Teras bangku sudah dapat mengendahkan erosi pada tahun

17

penama dibandingkan dengan teknik pengendalian erosi lain yang tergolong juga
efektifseperti teras guIud dan pertanaman.
Fungsi teras bangku adalah untuk memperlambat aliran permukaan,
menampung dan rnenyalurkan Airan permukaan dengan kekuatan yang tidal:
merusak,

mempennudah

pengolahan

tanah

pada

lahan

berlereng

serta

meningkatkan laju infiltasi air Ice dalam tanah. J e n i s - j e ~ steras bangku yang
umum diterapkan adalah teras bangku dalar. teras bangku miring ke luar. teras
bangku miring ke dalam serta teras irigasi (Sukmana

d.,1990).

Pengembangan usahatani konservasi memerlubn biaya operasional yang
meliputi biaya tetap konservasi dan biaya usahatani yang terdin atas biaya tetap
dan biaya variabel. Biaya tetap konservasi adalah biay a-biaya yang dikeluarkan
untuk konstruksi awal dan untuk tanaman tahunan serla tanaman penguat teras
meliputi b i v a pengadaan bambu untuk patok batas. pengadaan ajir tanaman. bia\-a bibit tanaman tahunan dan tanarnan penguat teras dan biaya penyiapan tanaman
pengud teras. Pengembangan program konservasi pada lahun 2000 memerlukan
b i p a untuk pernbuatan bangunan konservasi, biaya bibit tanaman tahunan serta
biwa bibit tanaman penguat teras (rumput dan atau gamal) per hektar

senilai

Rp 3.250.750/ha serta biaya usahatani tanarnan semusirn selama periode tertentu
(bisanya satu tahun) senilai Rp 672.500/ha. Rincian tentang jurnlah dan jenis
b ~ q pada
a
usahatani konsemasi ditampilkan pada Lampiran 5 (Dinas Kehutanan
Kabupaten Lombok Baral, 2000).
2.4. Proses Adopsi Teknologi dan Perubahan Perilaku

Adopsi teknologi adalah seseorang atau sekelompok orang yang menerima
teknologi dan menerapkannya sehingga diharapkan teqadi pembahan perilaku
atau p e ~ b a h a npola tindakan sebagai bentuk respon terhadap inovasi yang ada.

IS

Inovasi adalah penemuan suatu unsur baru tertentu yang digunakan untuk
proses pembaharuan suatu sistern masyarakat. Dalarn proses penerimaan inot-asi
yang disebut sebagai proses adopsi inovasi terdapat lima tahapan jang harus
dilalui sebelum seseorang m u rnenerimanya. Tahapan-tahapan proses adopsi
suatu inovasi adalah (Suhardiyono, 1992):
a. Tahap mengetahui inovasi. Pada tahap ini seseorang baru sadar baht\-a
terdapat suatu inovasi yang diketahui dari mendengar, membaca atau rnelihat
sendiri, tetapi pengertian orang tersebut belum rnendaiam.
b. Tahap mernperhatikan Pada tahap ini seseorang yang baru sadar bahwa
terdapat suatu inovasi

selanjutnya

rnernperhatikan inovasi tersebut dengan

mencari kejelasan informasi. Tahap ini disebut juga iahap menarik perhatian
atau tahap kesadaran karma seseorang mulai sadar bahwa telah terdapat suatu
ino\-asi di bidans tertentu yang mungkin dapat diconioh dalam meningkatkan
produktivitas bidang tertentu.
c. Tahap melakukan penilaian. Dari mernperhatikan inovasi yang menarik

dirinya, seseorang seianjulpa akan melakukan penilaian yang dilakukan dari
tiga segi, yaitu segi t e b i s e a n g meqangkut ciri-ciri t e h i s ) misalnya tingka
produktivitas, segi ekonomi dan segi sosial. Penilaian dari segi ekonomi
dilakukan terhadap semua biaya yang dikeluarkan

untuk

menghasilkan

produhi dalam satuan luas tertentu. Penilaian dari segi sosial berupa manfaat
penerapan inovasi bagi kehidupan masyarakat sekitar.

d. Tahap mencoba Jika pada mhap penilaian seseorang &pat rnenyimpulkan
bahwa inovasi tersebut menguntungkan rnaka akan dilanjutkan dengan