Bahasa Indonesia semester 6

Bahasa Indonesia semester 6

Mendengarkan

1.
2.
3.
4.

1.
2.
3.
4.

Mengajukan saran perbaikan tentang informasi yang disampaikan
secara langsung
Dalam menyampaikan saran perbaikan terhadap informasi yang
disampaikan secara langsung, saran dapat mengacu terhadap informasi
yang disampaikan atau cara penyampaian informasi tersebut. Saran
mengenai informasi yang disampaikan dapat didasarkan kepada 5W1H
dalam informasi tersebut. Sedangkan untuk penyampaiannya, berikut

adalah beberapa contoh sebagai panduan dalam menyampaikan saran
perbaikan:
Bagaimana bahasa yang dipakai?
Apakah kalimat yang dipakai runtut?
Lancarkanlah saat menyampaikan informasi?
Monotonkah cara penyampaiannya?
Pada saat berada dalam diskusi, ada beberapa kiat untuk mengajukan
pertanyaan yang baik antara lain:
Ajukanlah pertanyaan dengan santun, tidak usah meledak-ledak dengan
nada tinggi
Kemukakanlah pertanyaan satu per satu, bergantian dengan pertanyaan
dari peserta lain
Pertanyaan yang sudah diajukan peserta lain tidak usah diajukan kembali,
kecuali jika kamu ingin memita penjelasan lebih lanjut
Sebelum pertanyaan diajukan, pikirkanlah terlebih dahulu isi program
yang ditawarkan, apakah isi program tersebut bermanfaat, program
kegiatannya logis, tidak bersifat hura-hura, tujuan kegiatan jelas, waktu
dan tempat pelaksanaan tepat, serta anggaran yang tersedia mencukupi.
Mengajukan saran perbaikan tentang informasi yang disampaikan
melalui radio/televisi

Pokok-pokok informasi berita dapat dilacak menggunakan pola 5 W + 1 H
atau “apa, siapa, kapan, dimana, mengapa, bagaimana”. Lebih
lengkapnya yaitu apa yang diberitakan atau dilaporkan, siapa orang yang
melaporkan atau dilaporkan, kapan peristiwa terjadi, dimana terjadinya,
mengapa bisa terjadi, dan bagaimana tindak lanjutnya atau bagaimama
kejadian selanjutnya. Tentunya pertanyaan-pertanyaan ersebut tentatif
dengan isi informasinya.
Dalam penyampaian informasi di radio/televisi, kita harus bisa
membedakan antara kalimat fakta dan kalimat opini. Fakta adalah tulisan
(data) yang bertujuan memberikan atau menginformasikan sesuatu
kepada pembaca. Biasanya didukung oleh informasi yang akurat yang
dapat dibuktikan keberadaan dan kebenarannya. Sedangkan opini adalah
informasi yang berupa gagasan dan tanggapan dari penulis.

1.
2.
3.
4.
5.
6.


1.
2.
3.
4.

Berita yang baik dapat dilihat dari beberapa hal berikut:
Baru
Berdekatan dengan pendengar/pembaca berita
Penting. Kriterianya adalah memnuhi tingkat keluasan, kehebatan, atau
kemenonjolan peristiwa
Konflik, yaitu peristiwa/kejadian yang mengandung konflik adalah situasi
ramatik dan penuh misteri sehingga seseorang inging mengetahui akhir
dari peristiwa yang diberitakan
Nama tokoh, maksudnya peristiwa yang diberitakan melibatkan orangorang terkenal atau ternama atau pejabat merupakan berita yang menarik
Variasi, kejadian/peristiwa yang luar biasa, aneh, belum pernah terjadi
sebelumnya, tidak terjadi setiap hari, dan tidak akan munhkin terjadi lagi
menjadi daya tarik tersendiri
Untuk memberikan tanggapan atas isi berita atau laporan perhatikanlah
hal-hal berikut:

Catatlah waktu dan sumber data
Catat dan tulislah ide-ide pokok beritanya
Sertakan beberapa fakta dan opini yang ada dalam berita itu
Berikanlah tanggapanmu atas berita itu

Berbicara

1.
2.
3.
4.

Mempresentasikan program kegiatan/proposal
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, program adalah rancangan
mengenai asas serta usaha (dalam ketatanegaraan, perekonomian, dsb)
yang akan dijalankan.
Berikut beberapa kiat cerdas dalam menyampaikan program kegiatan:
Sampaikan program-program kegiatan yang menarik minat banyak orang
terlebih dahulu. Program yang kurang menarik sebaiknya dihindari.
Sampaikanlah rencana kamu untuk merealisasikan program tersebut.

Kamu dapt menyebutkan waktu dan tempat program tersebut akan
dilaksanakan
Jangan menyampaikan janji-janji yang tidak dapat diwujudkan. Oleh
karena itu, buatlah program yang realistis dan dapat diterima akal sehat.
Pergunakan gaya bahasa dan kalimat-kalimat yang memikat agar teman
kamu berminat mendengarkan uraian kamu.
Akan lebih baik bila presentasi mengenai program kegiatan tersebut
didukung dengan mengemukakan informasi tambahan yang dapat
mendukung program, seperti penelitian. Bisa penelitian sederhana
misalnya hasil pengamatan, penyebaran angket, dan wawancara. Atau
penelitian intensif yakni penelitian yang dilakukan oleh pihak tertentu
dengan menggunakan prosedur penelitian sesungguhnya.

Berpidato Tanpa Teks
Beberapa latihan yang dilakukan seseorang sebelum berpidato:
a. Melatih Suara

b.

·

·
·
·
·
·
·
c.

a.
b.
c.
d.
e.

f.
g.
h.
i.

Suara adalah bagian terpenting dalam berpidato. Dalam hubungannya

dengan suara, seorang orator perlu berlatih mengucapkan lafal, intonasi,
dan nada dengan benar dan tepat.
Melatih Tubuh
Seseorang yang berpidato akan terasa sangat kaku jika tidak disertai
gerakan anggota tubuh. Sebaliknya, berpidato dengan terlalu banyak
gerakan tubuh juga akan terkesan janggal. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan ketika seseorang berpidato di depan umum:
Kedu tangan jangan selalu diletakkan di belakang
Kedua tangan juga jangan selalu dilipat di depan
Angkatlah tangan sesekali agar tidak tekesan monoton
Kepalkanlah tangan di atas apabila materi pidatonya bersifat
mengobarkan semangat
Apabila pidato dilakukan di atas podim/mimbar, letakkanlah kedua
tangan di atas mimbar
Pandanglah orang-orang yang hadir dan jangan menundukkan kepala
Hindarilah gerakan-gerakan yang tidak berhubungan dengan materi
pidato, seperti menggaruk, merapikan rambut, menjulurkan lidah, dan
mengernyitkan hidung
Berlatih menggunakan peralatan pidato
Menggunakan peralatan pidato, seperti mikrofo, biasanya tidak begitu

diperhaikan oleh sebagian orang yang baru berlatih pidato. Walau tampak
remeh, peralatan tersebut dapat mengganggu jalannya pidato dan
membuat oratur tampak canggung. Oleh karena itu dalam berlatih pidato
sebaiknya berlatih menggunakan perlatan pidato juga.
Bagian-bagian pidato:
Salam pembuka
Sapaan kepada hadirin
Penyapaan kepada hadirin dimulai dari orang yang kedudukannya paling
tinggi, diikuti oleh kedudukan di bawahnya.
Ucapan puji syukur
Penyebutan topik pidato
Isi pidato
Agar pidato kamu menarik, kamu dapat mengutip atau menyisipi pidato
kamu dengan pendapat tokoh, gaya bahasa, peribahasa, atau kata-kata
mutiara
Kesimpulan pidato
Harapan-harapan
Penutup
Salam penutup


Membaca
Menemukan ide pokok suatu teks dengan membaca cepat 300350 kata per menit
Salah satu cara menemukan informasi adalah membaca cepat. Saat
membaca cepat kita tidak perlu membaca keseluruhan teks, melainkan
dengan memilih bagian yang penting saja, yaitu gagasan utamanya saja;
fakta dan detail diabaikan.

Beberapa kebiasaan membaca untuk mendapat kemampuan membaca
yang tinggi:
1. Membaca tidak sambil bersuara keras, bergumam, atau sekedar
menggerakkan bibir.
2. Membaca tidak dengan melihat baris demi baris menggunakan alat
tertentu, misal pensil.
3. Membaca tidak sambil menggerakkan kepala mengikuti baris.
4. Membaca harus berkonsenterasi, jangan terpecah oleh hal-hal diluar
bacaan.
5. Membaca harus bisa menemukan ide pokok bacaan.
6. Jangan cepat lupa terhadap isi bacaan.
7. Usahakan kecepatan membaca yang cepat, jangan rendah atau tetap.
8. Pelajarilah banyak kosakata.

9. Membacalah dengan baik dan benar.
10. Luangkanlah waktu untuk membaca.
Hitunglah kecepatan membaca dengan langkah-langkah berikut:
1. Catatlah waktu kamu mulai membaca!
2. Catatlah waktu selesai kamu membaca!
3. Catatlah lama kamu membaca!
4. Hitunglah jumlah kata dalam bacaan!
5. Hitunglah kecepatan membacamu!
Jumlah kata dibaca x 60 = jumlah kata per menit
Jumlah waktu membaca
Tingkat Kecepatan Membaca
Jenjang Pendidikan
SD/SLTP
SMA
Mahasiswa
Pascasarjana
Orang dewasa tidak sekolah

Kecepatan Membaca
200 kpm

250 kpm
325 kpm
400 kpm
200 kpm

Dalam buku Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca? Yang
ditulis oleh Nurhadi, ada beberapa saran untuk meningkatkan kecepatan
membacamu. Berikut saran-saran tersebut:
1. Biasakanlah untuk membaca pada kelompok-kelompok kata. Hindari
membaca kata demi kata. Jika ini kebiasaanmu, ubahlah cara membaca
itu dengan melihat satuan kalimat yang lebih tinggi dari kata, misalnya
frasa demi frasa. Dengan demikian, kamu memperkecil jumlah aspek
bacaan yang perlu dilihat.
2. Jangan mengulang-ulang kalimat yang telah dibaca. Kebiasaan yang
umum sering menghambat kecepatan membaca adalah jika kita selalu
mengulang-ulang apa yang telah dibaca.
3. Jangan selalu berhenti lama di awal baris atau kalimat. Ini akan
memutuskan hubungan makna antarkalimat atau antarparagraf. Kita bisa
lupa dengan apa yang baru dibaca. Berhentilah agak lama di akhir-akhir
bab, atau subbab, atau jika ada judul baru.

4. Cari kata-kata kunci yang menjadi tanda awal dari adanya gagasan utama
sebuah kalimat.
5. Abaikan saja kata-kata tugas yang sifatnya berulang-ulang, misalnya,
kata-kata seperti yang, di, dari, pada se, dan sebagainya.
Menentukan kalimat kesimpulan (ide pokok) dari berbagai pola
paragraf induksi, deduksi dengan membaca intensif
Dalam bahasa Indonesia, ide pokok disebut pula pikiran utama, pokok
pikiran, ide pokok, gagasan utama, atau kalimat pokok. Semua bermakna
sama serta mengacu kepada pengertian kalimat topik. Ide pokok terdapat
pada setiap paragraf. Biasanya dinyatakan secara eksplisit dalam kalimat
utama atau kalimat topik. Letak kalimat utama yang dinyatakan pada
awal paragraf disebut dengan istilah paragraf deduktif. Sedangkan kalimat
utama yang dinyatakan pada akhir pargraf disebut dengan istilah paragraf
induktif. Disebut paragraf induktif-deduktif apabila pikiran utamanya
terletak di awal dan ditegaskan kembali di akhir paragraf.

1.

2.
3.
a.
b.
c.

Paragraf induktif memiliki karakteristik yang khas. Kalimat utamanya
beradda di akhir paragraf. Kalimat-kalimat sebelumnya merupakan
kalimat penjelas yang berisi gagasan pendukung terhadap kalimat utama.
Paragraf induktif dapat dikembangkan dalam pola generalisasi, analogi,
dan sebab-akibat.
Generalisasi
Induksi generalisasi adalah paragraf yang memunculkan pernyataanpernyataan khusus, kemudian diakhiri dengan pernyataan umum sebagai
kesimpulan. Contoh generalisasi tampak pada paragraf induktif tersebut.
Analogi
Induksi analogi adalah membandingkan dua hal yang mempunyai
persamaa –persamaan sofat, kemudian ditarik jadi kesimpulan
Sebab-Akibat dan Akibat-Sebab
Pola sebab-akibat terbagi menjadi 3, yaitu:
Sebab-akibat
Akibat-sebab
Sebab-akibat (1) – akibat (2)

Menulis
Menulis karangan berdasarkan topik tertentu dengan pola
pengembangan deduktif dan induktif
Pada paragraf deduktif, kalimat utama dijelaskan diawal diikuti kalimatkalimat penjelas yang saling berkaitan. Sedangkan pada paragraf induktif,
dikembangkan dengan kalimat-kalimat penjelas terlebih dahulu kemudian
disimpulkan dalam kalimat utama yang terdapat di akhir paragraf. Kalimat
penjelas dapat berupa contoh, kasus, ilustrasi, uraian khusus,dan
sebagainya.
Menulis
esai
berdasarkan
topik
tertentu
pengembangan pembuka, isi, dan penutup

dengan

pola

Secara sederhana, esai dapat dianggap sebagai bentuk tulisan berisi
uraian yang bersifat pribadi, akrab, dan asyik layaknya obrolan seharihari, tetapi terasa santai dan tidak bertele-tele. Bentuk tulisan ini berada
di antara fakta dan pendapat sehingga memungkinkannya bersikap
santai, leluasa, “main-main”, tetapi tetap kritis terhadap kelugasan ilmu
an kelenturan seninya. Gaya bahasa dalam esai cenderung santai,
meskipun topik yang ditulisnya serius, seperti topik ekonomi, politik,
sastra, dan hukum.
Esai adalah karangan pendek tentang suatu fakta yang dibahas menurut
pandangan pribadi penulisnya. Dalam esai, unsur pemikiran lebih
menonjol dibandingkan dengan unsur perasaan. Esai lebih banyak
menganalisis fakta dengan pemikiran yang logis (Sumardjo dan Saini K.M.,
1986: 19-21). Esai dapat digolongkan menjadi dua, yaitu esai formal dan
esai nonformal (personal). Esai formal ditulis dengan bahasa yang lugas
dan dalam aturan-aturan penulisan yang baku, sedangkan unsur
pemikiran dan analisisnya sangat dipentingkan. Pada esai nonfromal, gaya
bahasa lebih bebas. Selain itu, unsur pemikiran dan perasaan pun lebih
leluasa masuk ke dalamnya.
Dalam menulis esai, kamu dapat menyusun kerangka tulisannya terlebih
dahulu. Dengan demikian, hal yang akan kamu tuliskan dalam bentuk esai
menjadi terarah dan tidak menyimpang dari topik yang ingin kamu bahas.
Kerangka esai yang kamu susun terdiri atas pembukaan, isi, dan penutup.
Kerangka ini dijabarkan dalam tulisan yang terdiri atas paragraf pembuka,
paragraf-paragraf isi, dan paragraf penutup.

Mendengarkan
Menemukan unsur-unsur intrinsik dan isi teks drama yang
didengar melalui pembacaan
Unsur intrinsik sebuah naskah drama terdiri atas: (a) tema, (b) alur, (c)
penokohan, dan (d) latar. Unsur-unsur itu berkembang dalam dialog
antartokoh. Jika dialog tersebut dibacakan/dipentaskan dengan penuh
penghayatan, pendengar dapat memahami tema, alur, penokohan, dan
latar yang ingin dikembangkan penulis drama.
Teks drama dapat dipahami berdasarkan unsur ekstrinsiknya, yaitu
mempertautkan dengan situasi yang melingkupi kehidupan pengarang
saat drama itu diciptakan. Dapat pula teks drama itu dipahami dari
konteks sosial budaya (politik) yang melingkupi pengarang saat drama itu
ditulis. Pengetahuan mengenai situasi dan konteks yang melingkupi
penciptaan teks drama itu dapat menyempurnakan pemaknaan unsur
intrinsik seperti tema, alur, penokohan, dan latar.

Berbicara
Membahas ciri-ciri dan nilai-nilai yang
menjelaskan keterkaitan dalam gurindam

terkandung

dan

Gurindam adalah hasil karya sastra Melayu Lama yang kini sudah tidak
lagi berkembang. Di dalamna terdapat banyak nasihat yang dapat dipetik.
Salah satu tokoh pencipta gurindam adalah Raja Ali Haji. Beliau dilahirkan
di Pulau Penyengat, Riau, tahun 1809 dan wafat pada usia 61tahun.
Leluhur beliau adalah ahli waris kerajaan Melayu-Riau.
Sebagai puisi lama, gurindam memiliki beberapa ciri yang dapat
dibandingkan dengan puisi-puisi jenis lainnya. Gurindam dapat dibedakan
dalam hal-hal berikut:
1. Bentuk (tipografi), yakni jumlah larik dalam bait
2. Pertautan hubungan larik pertama dan larik kedua
3. Persamaan bunyi pada akhir tiap larik (rima)
Sebagai puisi lama, gurindam memliki ciri bentuk, isi, dan estetika yang
berbeda dengan puisi modern yang cenderung bebas. Membaca gurindam
tentu memerlukan penghayatan, lafal, dan intonasi yang sepadan dengan
kandungan isi yang ingin disampaikan penyairnya.
Gurindam memiliki diksi atau pilihan kata yang berbeda dengan pilihan
kata puisi modern. Kata-kata yang biasa dipakai pada saat itu, yang tentu
berbeda dengan diksi masa kini. Oleh karena itu, ada beberapadiksi atau
susunan kalimat yang tidak sesuai dengan ejaan tata bahasa pada saat
ini.

Membaca
Mengidentifikasi tema dan ciri-ciri puisi kontemporer melalui
kegiatan membaca buku kumpulan puisi kontemporer
Sebuah buku kumpulan (antologi) puisi diciptakan oleh penyair dalam
kurun waktu tertentu. Dalam buku kumpulan puisi tersebut, kemungkinan
dapat kmau temukan pertautan tema dan gaya pengarang yang khas,
yang tidak terdapat dalam buku kumpulan puisi pengarang lain. Tema dan
gya pengarang menandai ciri khas seorang penyair meskipun ia
senantiasa memperbarui puisi-puisi yang diciptakannya di kemudian hari.
Setiap penyair memiliki gaya pengucapannya yang khs, unik, estetis,
yang menyebabkannya menjadi berbeda dengan penyair lain. Biasanya
seorang penyair memiliki idiom-idiom estetis (ungkapan-ungkapan
keindahan) yang diperolehnya ari pengalaman penciptaan dan
kematangan penjelajahan bahasa. Meskipun beberapa pusis ditulis
dengan tema yang sama, tetapi menjadi utuh dan tetap memiliki daya
tarik karena gaya pengungkapan penyairnya yang luas. Di samping itu,
penyair seringkali memanfaatkan simbol atau lambang yang mempunyai
makna lebih banyak daripada ungkapan simbol itu.
Menemukan perbedaan karakteristik angkatan melalui membaca
karya sastra yang dianggap penting pada setiap periode
Jika kamu membava pembabakan karya sastra Indonesia yang disusun
H.B. Jassin, kamu dapat memahami bahwa periodisasi sastra didasarkan
pada urutan waktu (lebih dari satu dekade) dan ciri estetika.

Periodisasi itu meliputi:
Sastra Melayu Lama
Sastra Indonesia Modern
Angkatan 20 (Balai Pustaka)
Angkatan 33 (Pujangga Baru)
Angkatan 45
Angkatan 66
Korrie Layun Rampan, sebagai kritikus penerus H.B. Jassin, melanjutkan
periodisasi sastra itu dengan:
e. Angkatan 80
f. Angkatan 2000
1.
2.
a.
b.
c.
d.

Sebuah angkatan muncul dalam sejarah sastra setelah melewati kurun
waktu, dekade, dan memliki ciri estetika tersendiri. Jika puisi “Doa” karya
Chairil Anwar berbeda dengan puisi “Dengan Puisi, Aku” karya Taufik
Ismail, novel pun demikian pula. Novel Harimau! Harimau! Karya Muchtar
Lubis (Angkatan 45) dan novel Tuyet karya Bur Rasuanto (Angkatan 66)
tentu memiliki perbedaan pula. Dengan demikian, akan terlihat ciri-ciri
kedua angkatan tersebut.

Menulis
Memahami prinsip-prinsip penulisan kritik dan esai
Dalam menyusun kritik sastra, seorang kritikus sastra harus membaca
dengan saksama karya sastra yang dipilihnya. Kemudian ia harus
melakukan penilaian secara tertulis berdasarkan prinsip-prinsip ilmu
sastra terhadap karya sastra yang ia baca. Kritikus sastra harus bisa
mempertanggungjawabkan tulisannya tersebut.
Seorang kritikus sastra mempunyai tugas membaca dan menilai karya
sastra secara objektif. Ia menulis kritik terhadap karya sastra berdasarkan
teori-teori sastra dan menganalisanya seobjektif mungkin. Menulis kritik
pada
hakikatnya
menyampaikan
aprsiasi,
penghargaan,
dan
pengungkapan nilai. Fungsinya untuk menjembatani gagasan pengarang,
memberi semacam panduan, dan mengungkapkan kekayaan karya sastra
yang mungkin belum tergali.
Kritik adalah tanggapan yang berisi uraian atau pertimbangan niai baik
atau buruk sebuah karya sastra. Kritik biasanya diakhiri dengan
kesimpulan analisis. Tujuan kritik bukan hanya menunjukkan keunggulan,
kelemahan, benar, dan salahnya sebuah karya sastra dipandang dari
sudut tertentu. Akan tetapi tujuan akhirnya yaitu mendorong sasatrawan
untuk mencapai penciptaan sastra setinggi mungkin dan juga mendorong
pembaca mengapresiasi karya secara lebih baik (Sumardjo dan Saini K.M.,
1986:21).
Dalam menulis kritik sastra, kamu harus mengetahui terlebih dahulu
langkah-langkahnya, yaitu:

1.

Bacalah karya sastra itu beberapa kali sampai kamu mampu menulis
kritik secara objektif
2. Gunakan pengetahuanmu tentang unsur-unsur intrinsik karya sastra
untuk menganalisis karya sastra itu
3. Tulislah kritik sastra dengan cara memberi penghargaan terhadap karya
sastra itu, sehingga mampu mengungkapkan nilai-nilai yang terdapat di
dalamnya
Menerapkan prinsip-prinsip penulisan kritik dan esai untuk
mengomentari karya sastra
Dalam perkembangannya, karya sastra muncul dalam keberagaman. Di
samping karya sastra berbentuk novel, cerpen, puisi, atau drama, ada dua
bentuk tulisan yang mempengaruhi perkembangan dunia sastra, yaitu
kritik dan esai tentang sastra.
Berbicara mengenai kritik dan esai sastra, tidak dapat lepas dari kritikus
sastra Indonesia terkemuka, yaitu H.B. Jassin. Sebagai kritikus sastra, H.B.
Jassin digelari “Paus Sastra Indonesia”. Bukunya yang terkenal adalah
Kesustraan Indpnesia dalam Kritik dan Esai, Analisa Cerpen, dan Tifa
Penyair dan Daerahnya.
Pengertian kritik dan esai sastra dapat dilihat dari salah satu cirinya. Kritik
sastra berisi pengamatan yang teliti terhadap kelebihan dan kekurangan
atau kualitas nilai karya sastra. Sedangkan esai sastra berisi karangan
yang mengulas topik tertentu secara singkat.