BAHAN AJAR Pemantapan Penguasaan Materi Pendidikan Profesi Guru Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) KONSEP DASAR PENDIDIKAN IPA

DEDE KURNIAWAN
NIM:1348201017
FARMASI A

ANALISIS POTENSI ANTIBIOTIKA
SECARA HAYATI
Potensi Antibiotika :
Adalah kekuatan suatu antibiotika dalam
menghambat
atau membunuh pertumbuhan mikroba.
Satuannya
dalam IU/mg atau ug/mg
Penetapan potensi antibiotika secara
mikrobiologi
merupakan metode penetapan hayati,
sebagai jasad
renik digunakan mikroorganisme.

ANALISIS POTENSI ANTIBIOTIKA
SECARA HAYATI
Prinsipnya:

Adalah membandingkan respon dari mikroba
uji yang
peka dalam kondisi percobaan yang sama
terhadap zat
baku standar dan zat uji.
Sebagai zat baku standar digunakan
zat/senyawa yang
telah diketahui kemurnian dan
kekuatan/potensinya.

Respon yang diamati :
Adalah berupa efek hambatan terhadap
pertumbuhan
mikroba uji yang ditunjukkan oleh daerah
bening
( inhibition zone ) di sekeliling zat uji (Cara
Difusi)
atau kekeruhan ( turbiditas ) yang
ditimbulkan oleh
pertumbuhan mikroba dalam medium cair

(Cara
Turbidimetri).

Cara Analisis :
Analisis potensi antibiotika yang dilakukan selama
ini
dapat dikelompokkan atas 2 bagian yaitu
1 . Cara Difusi Agar (Cara Lempeng)
Prinsipnya, yaitu zat yang akan diuji berdifusi dari
pencadang (reservoir )ke dalam medium agar yang
telah diinokulasi dengan mikroba uji.Inkubasi
selama waktu tertentu dan kemudian diamati
adanya hambatan pertumbuhan mikroba uji dan
diukur diameter hambatannya.Diameter hambatan
yang terbentuk
dibandingkan dengan diameter baku standar

2.Cara Turbidimetri (Cara Tabung)
Dengan cara ini digunakan media cair,
hambatan

pertumbuhan mikroba uji diukur dengan
menentukan
kekeruhan (turbiditas) larutan dengan suatu
alat yang
cocok, misalnya spektrofotometer.

Beberapa faktor penting yang diperlukan dalam
analisis potensi antibiotika:
1. Mikroba Uji
- Mikroba uji yang digunakan harus berasal dari
galur
murni
- Dapat memberikan respon yang bertingkat antara
peningkatan konsentrasi dengan peningkatan
daerah
hambatannya.
- Untuk penetapan dengan cara difusi, daerah
hambatan
yang terbentuk harus jelas dan mudah diukur,
- Untuk penetapan cara tabung (turbidimetri)

perbedaan
kekeruhan pada tingkat dosis tertentu harus terlihat
jelas.

2. Baku Pembanding Biologi
Sebagai baku pembanding biologi (biological
reference)
digunakan antibiotika yang telah diketahui
kemurniaan
dan potensinya secara pasti.
Baku pembanding ini direkomendasi oleh
Badan
Kesehatan Dunia (WHO) dan di Indonesia
melalui Badan
POM RI (SBI, SPI, SBN, SPN, SBL)
Baku ini diberikan dalam bentuk baku

3. Media Perbenihan
Media perbenihan yang digunakan harus
mendukung pertumbuhan mikroba uji atau

dapat menumbuhkan mikroba uji dengan
baik.
Media perbenihan tidak boleh mengandung
zat yang
bersifat antagonis ataupun mempengaruhi
aktivitas
antimikroba dari antibiotika yang diperiksa.
Di pasaran banyak ditemui media
perbenihan dengan
berbagai merek dengan kode Antibiotic
Medium No. 1, 2,3 dan sebagainya.

4. Larutan Dapar
Digunakan untuk melarutkan
antibiotika yang akan diperiksa,baik
baku pembanding maupun sampel
uji.Pemilihan larutan dapar yang
digunakan disesuaikan dengan sifat
dan stabilitas bahan yang akan diuji.


Kelebihan dan kekurangan
dari kedua metode

1. Cara turbidimetri , biasanya mempunyai range daerah
• pengerjaan yang sempit dengan perbandingan tingkat
• dosis kurang dari 5 : 1.
• Sebaliknya pada cara difusi, range tersebut lebih lebar
• sehingga dimungkinkan perbandingan tingkat dosis
• sampai 100 : 1.
2. Cara turbidimetri, hanya memerlukan waktu inkubasi
• kurang dari 4 jam, sedangkan cara difusi memerlukan
• waktu paling kurang 18-24 jam.

3. Cara turbidimetri adalah mengukur
aktivitas total dari antibiotika yang diuji,
sedangkan cara difusi tergantung pada
kecepatan difusi zat aktif, sehingga ada
kemungkinan tidak mengukur aktivitas
totalnya.
4. Cara turbidimetri tidak dipengaruhi oleh

sifat difusibilitas dari zat aktif, sedangkan
cara difusi sangat dipengaruhi oleh hal
lain tersebut.

Faktor yang dapat mempengaruhi
luas daerah hambatan dengan
cara difusi agar :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Ingredien Medium Pertumbuhan
Pemilihan Medium Pertumbuhan
Pengaruh pH
Ukuran Inokulum

Stabilitas Mikroorganisme
Aktivitas Antibiotika
Waktu Inkubasi

Prosedur Metode Analisis potensi
Secara Turbidimetri :
Disiapkan beberapa tabung, sesuai dengan
didisain percobaan yang telah dirancang.Diisi
dengan larutan uji dan larutan pembanding dengan
susunan dosis tertentu dan kemudian ditambahkan
medium cair yang telah diinokulasi dengan mikroba
uji. Selanjutnya tabung diinkubasi pada suhu 37 C
dan diaduk pada suatu shaker inkubator selama 34 jam. Setelah inkubasi, pertumbuhan mikroba uji
dihentikan segera dengan jalan merendamkan
tabung- tabung tersebut ke dalam penangas air
suhu 80 C atau dengan penambahan larutan
formaldehid ke dalam masing- - masing tabung.

Suhu penangas air tidak boleh melebihi
80 C, karena akan menyebabkan

koagulasi protein. Selanjutnya kekeruhan
yang disebabkan oleh pertumbuhan
mikroba uji diukur menggunakan
spektrofotometer uv- vis pada panjang
gelombang 530 nm. Perhitungan potensi
sama dengan cara difusi, dalam hal ini
data kekeruhan menggantikan data
diameter hambatan.

• Sebanyak 36 tabung ditaruh dalam rak tabung,
hingga pada setiap deret dan kolom terdapat 6
tabung. Tabung diisi secara acak dengan larutan
pembanding dan sediaan uji sejumlah 0,1 ml
dengan susunan dosis 3 : 3 sedemikian rupa
sehingga tiap dosis terdapat dalam setiap deret
dan kolom. Ditambahkan pada setiap tabung
masing- masing 0,9 ml inokulum. Siapkan dua
tabung blanko, pada satu tabung tuangkan 10 ml
inokulum dan pada tabung yang lainnya tuangkan
10 ml inokulum dan 0,5 ml larutan formaldehid P.


• Inkubasi dalam tangas iar suhu 37±0,5 C
selama 3-4 jam. Setelah inkubasi pada
masing-masing tabung, kecuali tabung
blanko, tambahkan masing-masing 0,5 ml
larutan formaldehid P. Selanjutnya dengan
menggunakan spektrofotometer, ukur
transmittan pada panjang gelombang 530
nm terhadap blanko tabung yang berisi
inokulum dan larutan formaldehid P.
Hitung potensi dengan cara Biometri.

• Faktor yang harus diperhatikan pada penentuan
potensi antibiotika dengan cara turbidimetri:
1. Gunakan tabung- tabung dengan ukuran dan
ketebalan
yang seragam sehingga rambatan panas yang
diterimanya juga sama.
2. Medium perbenihan yang telah diinokulasi hendaknya
didinginkan sebelum dimasukkan ke dalam tabung.

3. Gunakan bejana inkubasi/shaker incubator dg
kapasitas yang memadai, sehingga tabung- - tabung
dapat diaduk dengan kapasitas yang sama

• 4. Pertumbuhan mikroba uji diakhiri pada
waktu yang sama. Bila menggunakan
panas, pakailah penangas air yang besar
dengan suhu 80Csehingga rak tabung
dapat dicelupkan secara sempurna pada
waktu yang sama.Bila menggunakan
formalin, sebelum pemberian formalin rak
tabung diangkat dari bejana inkubasi, lalu
dicelupkan ke dalam air es, baru
kemudian diberikan formalin.

• Kurva Dosis-Respon pada penentuan
potensi antibiotika dengan cara
turbidimetri:Kurva antara dosis dan respon
yang diberikan umumnya linier pada range
dosis tertentu.Dosis kerja harus dipilih
pada daerah linear ini. .Sebelum analisis
harus ditentukan kurva ini dulu untuk
pemilihan dosis yang tepat.Kurva diplot
konsentrasi sel = transmittan sebagai
sumbu y dan log dosis pada sumbu x x