EFIKASI DIRI DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA DE
EFIKASI DIRI DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA DENGAN HASIL
BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SISWA SEKOLAH DASAR
NEGERI KOTA BENGKULU
Prayuningtyas Angger Wardhani
Pendidikan Dasar, Universitas Negeri Jakarta
ayuningtyaswardhani@yahoo.com
Abstract: This study aims to determine: the relationship between self-efficacy and
understanding of science concepts to learning outcomes Natural Sciences separately
and simultaneously study was conducted in Bengkulu City Elementary School
students in 2015 with 32 samples taken using simple random sampling. The technique
used to analyze the data is the statistical technique of regression and correlation. The
results showed that there was a positive correlation between: (1) efficacy ourselves to
learning outcomes Natural Sciences, (2) understanding the concept of Natural
Sciences learning outcomes Natural Sciences, (3) self-efficacy and understanding of
the concept of Natural Sciences collectively together with the results of study Natural
Sciences. Based on the results, it can be concluded understanding of the concept of
Sciences Alam memiliki greater contribution to the learning outcomes Natural
Sciences compared with self-efficacy. However, self-efficacy and understanding of
the concept of Natural Sciences have jointly contributed to the learning outcomes of
Natural Sciences.
Keywords: Self efficacy, understanding of science concepts, learning outcomes
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: hubungan antara efikasi diri dan
pemahaman konsep IPA dengan hasil belajar IPA terpisah dan simultan Penelitian
dilakukan pada siswa SDN 5 Kota Bengkulu pada tahun 2015 dengan 32 sampel
diambil dengan menggunakan simple random sampling. Teknik yang digunakan
untuk menganalisis data adalah teknik statistik regresi dan korelasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara: (1) efikasi diri dengan hasil belajar
IPA, (2) pemahaman konsep IPA dengan hasil belajar IPA, (3) efikasi diri dan
pemahaman konsep IPA secara bersama-sama dengan hasil Belajar IPA. Kesimpulan
dari penelitian ini yaitu pemahaman konsep IPA memiliki kontribusi lebih besar
terhadap hasil belajar IPA dibandingkan dengan efikasi diri. Akan tetapi, efikasi diri
dan pemahaman konsep IPA memiliki kontribusi secara bersama-sama terhadap hasil
belajar IPA.
Kata kunci: Efikasi diri, pemahaman konsep IPA, hasil belajar IPA
Pendidikan IPA diarahkan untuk berbuat
mengkomunikasikannya
sehingga dapat membantu peserta didik untuk
penting kecakapan hidup.
memperoleh
pemahaman
yang
sebagai
aspek
Tuntutan IPA dalam menghadapi era
lebih
mendalam tentang alam sekitar. Pembelajaran
yang sangat kompetitif saat
IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri
pemahaman dan penguasaan literasi sains
ilmiah
untuk
(scientific literacy). Literasi sains berasal dari
menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja,
gabungan dua kata latin yaitu literatus,
dan
artinya ditandai dengan huruf, melek huruf,
(scientific
bersikap
inquiry)
ilmiah
serta
58
ini adalah
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1, Mei 2015
atau pendidikan dan scientia, yang artinya
sehingga
pembelajaran
IPA
tidak
memiliki pengetahuan.
membosankan dan peserta didik memiliki
Pengujian terhadap kemampuan sains
keingintahuan yang tinggi dalam mempelajari
salah satunya dilakukan pada studi TIMSS
IPA, karena pembelajaran yang dilakukan
(Trends in Internasional Matematics and
menarik perhatian. Siswa tidak terbiasa
science). Studi TIMSS dilakukan untuk kelas
mengaitkan pengalaman sehari-hari yang
IV dan VIII dalam bidang matematika dan
dialami dengan IPA. Hal ini didukung oleh
IPA yang diselenggarakan setiap empat tahun.
hasil penelitian Ahmad (2015) bahwa literasi
Hasil studi TIMSS dalam bidang sains pada
memiliki peran penting terhadap hasil belajar.
Pengajaran
tahun 2011 Indonesia berada pada peringkat
IPA
harus
dikemas
40 dengan yang diikuti oleh 42 negara.
sedemikian
rupa
agar
Berdasarkan hasil studi internasional tersebut
berorientasi
pada
kehidupan
Indonesia
dan
sehingga peserta didik dapat merasakan
penguasaan pengetahuan sains yang masih
manfaatnya. Faktor lain yang mempengaruhi
jauh tertinggal. Hasil pemetaan Programme
kemampuan literasi sains adalah efikasi diri
for International Student Assesment (PISA)
(self efficacy) yang merupakan keyakinan dari
tahun 2012 yang dipublikasi Organisation for
dalam diri seseorang tentang kemampuannya.
Economic CoOperation and Development
Keyakinan akan kemampuan yang dimiliki
(OECD) juga menunjukkan posisi Indonesia
oleh siswa akan membuat siswa yakin akan
yang berada pada peringkat 64 dari 65 negara
dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
(Aulia, 2013a; Aulia, 2013b; Aulia, 2013c;
Menurut Rustaman (2011: 8)
menunjukkan
pencapaian
menarik
dan
sehari-hari
literasi
Aulia, 2013d; Driana, 2013; Napitupulu,
sains adalah kemampuan seseorang untuk
2013).
memahami sains, mengkomunikasikan sains
Berdasarkan
observasi
yang
(lisan
telah
dan
tulisan),
pengetahuan
tejadi di kelas hanya berusaha memberikan
masalah
pengetahuan atau fakta saja tanpa adanya
kepekaan yang tinggi terhadap diri dan
proses penemuan sendiri atau tidak dilakukan
lingkungannya dalam mengambil keputusan
secara
didik
berdasarkan pertimbang-pertimbangan sains.
seharusnya memperoleh fakta dan mengaitkan
Salah satu kompetensi dari Kemampuan
fakta tersebut dengan kehidupan sehari-hari
literasi sains adalah kemampuan bernalar
melalui penemuan yang dirancang oleh guru,
yang dibutuhkan untuk meningkatkan hasil
ilmiah.
Peserta
59
sehingga
untuk
menerapkan
dilakukan pada pembelajaran IPA yang sering
inkuiri
sains
serta
memiliki
memecahkan
sikap
dan
Hubungan Efikasi dan Pemahaman Konsep IPA
Prayuningtyas Angger Wardhani
(penelitian) yang terdiri atas aspek
menentukan masalah atau objek yang
akan diteliti, menentukan tujuan
penelitian, menentukan ruang lingkup
penelitian, menentukan sumber data,
menentukan alat, sumber perpustakan,
menentukan cara melakukan penelitian;
(7) mengkomunikasikan yang terdiri
atas
aspek
berdiskusi,
mendeklamasikan menggunakan dan
melaporkan dalam bentuk tulisan,
gambar, gerak atau keterampilan
Salah satu faktor yang penting yang
belajar IPA. Hal ini dapat membantu siswa
untuk memahami dan menemukan IPA.
Senada sedang itu Bahrul dan Yusuf (2010:
49) menjelaskan bahwa literasi IPA (sains)
memiliki
konsep
pengetahuan
fundamental
dan
IPA,
pemahaman
keterampilan
melakukan proses penyelidikan IPA, serta
menerapkan pengetahuan, pemahaman serta
keterampilan tersebut dalam berbagai kontes
menentukan tujuan seseorang dalam belajar
secara luas.
sains/IPA,
adalah efikasi diri. Menurut Luthans ( 2008:
keterampilan proses merupakan dasar dalam
202) efikasi diri merujuk pada keyakinan
pemerolehan pengetahuan. Theresia
(2011:
individu (kepercayaan) tentang kemampuan
53) menjelaskan keterampilan proses yang
untuk menggerakkan motivasi, sumber daya
digunakan dalam pembelajaran yaitu :
kognitif, dan cara bertindak yang diperlukan
Dalam
pembelajaran
Mengamati yang terdiri atas aspek
melihat, mendengar, meraba, merasakan
dengan kulit, mencium, mencicip,
mengukur
dan
membaca;
(2)
mengklasifikasi yang terdiri atas aspek
mencari persamaan, membandingkan,
mengkontraskan, mencari perbedaan,
mencari dasar penggolongan; (3)
menginterpretasikan yang terdiri atas
aspek menaksir, menemukan pola,
memberi arti atau mengartikan, mencari
hubungan ruang dan waktu, menarik
kesimpulan, menggeneralisasi; (4)
memprediksikan atau meramalkan yang
terdiri atas aspek mengantisipasi
(berdasarkan pola, hubungan antar data,
atau informasi); (5) menerapkan yang
terdiri atas aspek menggunakan
informasi, kesimpulan, konsep, hukum,
teori, nilai, sikap atau keterampilan
dalam
situasi
baru
atau
lain,
menghitung,
membuat
model,
menentukan
variabel,
menyusun
hipotesis, mengendalikan variabel,
menghubungkan konsep, merumuskan
pertanyaan ilmiah; (6) merencanakan
untuk berhasil melaksanakan tugas dalam
kontek tertentu. Selanjutnya woolfolk (2010:
219) mendefinisikan efikasi diri sebagai
keyakinan kita tentang kompetensi atau
efektifitas kita bidang tertentu. Robbins &
Judge (2011: 251) menyebut efikasi diri
sebagai “ an individual’s is belief that he or
she is capable of performing a task”. Intinya
menurut Robbins & Judge efikasi diri
merupakan keyakinan individu bahwa dirinya
mampu menjalankan suatu tugas. Dalam hal
ini efikasi diri merupakan suatu keyakinan
individu
akan
kemampuannya
dalam
melaksanakan tugas tertentu.
Penelitian yang dilakukan oleh Qufron
(2013) menunjukkan bahwa self efficacy
memberikan dukungan dan memiliki korelasi
60
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1, Mei 2015
pada
matematika
hasil
belajar.
Hasil
penelitian menunjukkan efikasi diri telah
diidentifikasi
sebagai
prediktor
Self
Efficacy
dan
matematika hasil belajar.
Marzo
dan
menjelaskan
Kendal
pemahaman
Hasil
Belajar
IPA
Pemaham
Konsep
IPA
(2007:6)
merupakan
keterampilan intelektual dan kemampuan dari
tindakan
pemahaman
adalah
mengambil
Gambar 1 Konstelasi Masalah Penelitian
informasi baru melalui bentuk komunikasi
Pemilihan
(ketika siswa dihadapkan dengan komunikasi,
berdasarkan
diharapkan mereka mengetahui apa yang
sampel
ini
pertimbangan
ditentukan
jarak
lokasi
penelitian dengan domisili peneliti. Sampel
sedang dikomunikasikan dan mampu untuk
yang menjadi sasaran peneltian ini adalah SD
membuat bahan atau ide-ide yang terkandung
Negeri 5 Kota Bengkulu di kelas IV yang
di dalamnya.
berjumlah 32 orang.
Hasil belajar IPA dapat diukur terdiri
METODE
dari dua dimensi yaitu
Pendekatan yang digunakan adalah
dimensi makhluk
pendekatan kuantitatif dengan Metode survai
hidup dan tak hidup dan sumber energi.
(studi korelasional) yang menggambarkan
Instrumen penilaian hasil belajar IPA dalam
tentang
diteliti,
bentuk soal tes objektif yang terdiri dari 34
antar
soal. Penilaian efikasi diri siswa berupa sikap
variabel. Penelitian ini untuk mengetahuai
atau nilai siswa dengan menggunakan skala
hubungan antara variabel hasil belajar IPA
likert yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu,
sebagai variabel terikat (Y)
yang dimiliki
dan tidak setuju, dan sangat tidak setuju
efikasi diri
dengan 35 butir soal. Pengukuran pemahaman
sekaligus
variabel-variabel
yang
menyelidiki
hubungan
siswa dengan variabel bebas
sebagai (X1) dan pemahaman konsep ilmu
konsep
ilmu
pengetahuan
alam
yaitu
pengetahuan alam sebagai (X2) yang diteliti.
menggunakan tes dalam bentuk objektif
Hubungan ketiga variabel tersebut dapat
dengan 34 butir soal.
Analisis deskriptif menyajikan tiga hal
diilustrasikan pada Gambar 1 sebagai berikut
yaitu (a) penyajian data dalam bentuk
distribusi frekuensi dan histogram, (b) ukuran
pemusatan data digunakan untuk mengetahui
gejala pusat meliputi mean (rerata, median
61
Hubungan Efikasi dan Pemahaman Konsep IPA
Prayuningtyas Angger Wardhani
dan modus, serta (c) ukuran penyebaran data
hipotesis pada penelitian ini diadakan dengan
yaitu rentang skor varians, dan simpangan
melakukan uji thitung dengan mencari besarnya
baku (standar deviasi).
thitung yang akan dibandingkan dengan ttabel.
Penyajian
analisis
Koefisien Determinasi untuk menyatakan
deskriptif dalam
penelitian ini meliputi tiga variabel yaitu : (a)
besar
variabel hasil belajar IPA, (b) variabel efikasi
independen terhadap variabel dependen.
diri, (c) variabel pemahaman konsep IPA.
sumbangan
variabel
HASIL
Masing-masing variabel disajikan distribusi
Jumlah sampel tes hasil belajar IPA
frekuensi dan histogram, ukuran pemusatan
berjumlah 32 orang dengan skor total 890.
data, dan ukuran penyebaran.
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai
Analisis Inferensial menyajikan tiga hal
rata-rata skor variabel hasil belajar IPA =
yaitu uji korelasi, korelasi ganda, dan uji
signifikansi.
kecilnya
27,812, standar deviasi = 2,918. Selanjutnya
Analisis Korelasi digunakan
modus= 25,5 dan median = 27,7. Dilihat
untuk mengetahui seberapa erat hubungan
secara empirik skor terendah 0 dan skor
antara variabel independen dengan variabel
tertinggi 34. Rentang skor teoritik terendah
dependen. Analisis regresi digunakan untuk
responden adalah 0 dan tertinggi 100. Sebaran
menaksirkan nilai variabel y berdasarkan nilai
skor variabel hasil belajar IPA dalam bentuk
variabel x serta taksiran perubahan y untuk
distribusi tampak pada Tabel 1 berikut ini:
setiap satuan perubahan variabel x. Pengujian
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar IPA
KelasInterval
Frek. Absolut
23-24
25-26
27-28
29-30
31-32
33-34
5
8
5
6
7
1
32
Frek.Relatif
(%)
15,625
25
15.625
18,75
21.875
3.125
100
Penyebaran (distribusi) tes hasil belajar
Frek. Kumulatif
(%)
15,625
40,625
56,25
75
96, 875
100
histogram pada Gambar 2 berikut ini:
IPA secara visual diperlihatkan dalam bentuk
62
Frekuensi Absolut
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1, Mei 2015
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Gambar 26,5
2 Histogram
Tes Hasil Belajar IPA
28,5 30,5 31,5 32,5
22,5 24,5
frekuensi
absolut
Axis Title
Batas Nyata
Jumlah sampel efikasi diri yaitu 32
skor terendah 93 dan skor tertinggi 131.
orang dengan skor total 3553. Berdasarkan
Rentang skor teoritik terendah responden
hasil perhitungan, diperoleh nilai rata-rata
adalah 35 dan tertinggi 175. Sebaran skor
skor variabel efikasi diri = 111,03 dan standar
variabel efikasi diri dalam bentuk distribusi
deviasi = 11,076. selanjutnya modus =104
tampak pada Tabel 2 berikut ini:
dan median = 109,5. Dilihat secara empirik
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Skor Efikasi Diri
Kelas
Interval
Frek.
Absolut
93-99
100-106
107-113
114-120
121-127
128-134
Frek. Relatif
(%)
2
11
6
4
6
3
32
6,25
34,375
18,75
12,5
18,75
9,375
100
Frek.
Kumulatif
(%)
6,25
40,625
59,375
71,875
90,625
100
memperlihatkan
kelompok skor terendah berjumlah 2 orang
responden yang memperoleh kelompok skor
(93-99%). Penyebaran (distribusi) skor efikasi
tertinggi
diri secara visual diperlihatkan dalam bentuk
Tabel
(9,375%),
2
di
(128-134)
responden
atas
berjumlah
yang
3
orang
histogram pada Gambar 3 berikut ini:
memperoleh
63
Frekuensi Absolut
Hubungan Efikasi dan Pemahaman Konsep IPA
Prayuningtyas Angger Wardhani
92,5
99,5 106,5 113,5 120,5 126,5
127,5
Batas Nyata
Gambar 3 Histogram Skor Efikasi Diri
=26,66
Jumlah sampel yang mengikuti tes
dan median = 27,5. Dilihat secara
pemahaman konsep IPA berjumlah 32 orang
empirik skor terendah 22 dan skor tertinggi
dengan skor total 896. Berdasarkan hasil
34. Rentang skor teoritik terendah responden
perhitungan, diperoleh nilai rata-rata skor
adalah 0 dan tertinggi 100. Sebaran skor
variabel pemahaman konsep IPA = 28,31 dan
variabel efikasi diri dalam bentuk distribusi
standar deviasi = 2.570. selanjutnya modus
tampak pada Tabel 3 berikut ini:
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Tes Pemahaman Konsep IPA
22-23
24-25
26-27
28-29
30-31
32-33
Penyebaran
pemahamankonsep
Frek.
Relatif
(%)
6 ,25
6,25
28,125
15,625
34,375
9,375
100
Frek.
Absolut
KelasInterval
2
2
9
5
11
3
32
(distribusi)
IPA
secara
tes
Frek. Kumulatif
(%)
6,25
12,5
40,625
56,25
90,625
100
diperlihatkan dalam bentuk histogram pada
visual
Gambar 4 berikut ini :
64
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1, Mei 2015
Frekuensi Absolut
12
10
8
6
4
2
0
21,5
30,5
dalam
frekuensi absolut
23,5
25,5
27,5
29,5
Batas Nyata
Gambar 4 Histogram Tes Pemahaman Konsep IPA
penelitian ini menyatakan
pada hasil belajar IPA dapat dijelaskan oleh
terdapat hubungan positif efikasi diri (X1)
variasi efikasi diri.
dengan Hasil Belajar IPA (Y). Perhitungan
Hipotesis kedua yang diajukan dalam
analisis regresi sederhana berdasarkan data
penelitian ini menyatakan terdapat hubungan
variabel hasil belajar IPA atas efikasi diri
positif antara pemahaman konsep IPA (X2)
menghasilkan regresi b sebesar 0,114 dan
dengan hasil belajar IPA (Y). Perhitungan
konstanta a sebesar 15,106. Dengan demikian
analisis regresi sederhana berdasarkan data
bentuk hubungan antara kedua variabel dapat
variabel hasil belajar IPA atas pemahaman
digambarkan melalui persamaan regresi Ŷ =
konsep IPA menghasilkan arah regresi b
15,106 + 0,114x1.
sebesar 0,516 dan konstanta b sebesar 13,18.
Kekuatan hubungan antara variabel
Dengan demikian bentuk hubungan antara
efikasi diri (X1) dengan hasil belajar IPA (Y)
kedua variabel tersebut dapat digambarkan
ditunjukkan oleh koefisien korelasi (ry1)
melalui persamaan regresi Ŷ=13,18+ 0,516x2.
sebesar 0,419. Uji keberartian koefisien
Kekuatan hubungan antara variabel
korelasi dengan uji t, diperoleh harga thitung
pemahaman konsep IPA (X2) dengan hasil
sebesar 2,757, sedangkan tTabel padaα = 0,05
belajar IPA (Y) ditujukan oleh koefesien
dan db = 30 diperoleh 2,042 oleh karena itu
korelasi (ry2) sebesar 0,439. Uji keberartian
thitung>tTabel
maka koefisien korelasi ry1
koefesien korelasi dengan uji t, diperoleh
signifikan. Koefisien determinasi merupakan
harga thitung sebesar 2,84, sedangkan tTabel pada
kuadrat dari koefisien korelasi antara efikasi
α=0,05 dan db=30 diperoleh tTabel =2,042 oleh
diri dengan hasil belajar IPA yaitu (ry1)
karena itu thitung> tTabel
=(421). Artinya 17,72% variasi yang terjadi
korelasi ry2 signifikan. Koefesien determinasi
65
maka koefesien
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1, Mei 2015
merupakan kuadrat dari koefesien korelasi
>FTabel
antara pemahaman konsep IPA dengan hasil
signifikan.
2
maka koefesien korelasi ganda
belajar IPA yaitu (ry2) = (0,439). Artinya
Koefesien determinasi (ry.12) adalah
19,27% variasi yang terjadi pada hasil belajar
sebesar (ry.12)2 = (0,562)2 Artinya 31,26%
IPA dapat dijelaskan oleh pemahaman konsep
variasi yang terjadi pada hasil belajar IPA
IPA.
dapat dijelaskan oleh variasi efikasi diri dan
Hipotesis ketiga yang diajukan dalam
pemahaman konsep IPA. Melihat koefisien
penelitian ini menyatakan terdapat hubungan
determinasi yang cukup besar yaitu 31,26 %
positif antara efikasi diri (X1) pemahaman
merupakan nilai presentasi sumbangan efikasi
konsep IPA (X2) secara bersama-sama dengan
diri dan pemahaman konsep IPA dengan hasil
hasil belajar IPA (Y). Hasil analisis regresi
belajar IPA berarti selebihnya merupakan
ganda antara efikasi diri dan pemahaman
sumbangan varabel lain.
konsep IPA dan hasil belajar IPA atas
PEMBAHASAN
pemahaman konsep IPA diperoleh harga
koefesien
arah
regresi
ganda
Efikasi diri merujuk pada keyakinan
dengan
individu (kepercayaan) tentang kemampuan
konstanta a0 sebesar 4,428 koesien arah
untuk menggerakkan motivasi, sumber daya
regresinya b1 sebesar 0,096 untuk efikasi diri
kognitif, dan cara bertindak yang diperlukan
,dan b2 sebesar 0,445 untuk pemahaman
konsep
IPA.
Dengan
demikian
untuk berhasil melaksanakan tugas dalam
bentuk
kontek tertentu. Efikasi diri berkaitan dengan
hubungan antara kedua variabel bebas secara
keberhasilan akademik. Siswa yang tidak
bersama-sama dengan variabel terikat tersebut
memiliki keyakinan akan kemampuannya
dapat digambarkan melalui persamaan regresi
maka mereka tidak mampu menjawab dengan
Ŷ= 4,428+0,096X1 + 0,445X2.
Kekuatan koefesien korelasi
benar pertanyaan yang diberikan. Hal ini
ganda
diperkuat dengan jurnal pendidikan yang
antara variabel X1 dan variabel X2 dengan
menunjukkan bahwa efikasi diri merupakan
variabel menghasilkan koefesien korelasi
satu dari 7 faktor yang mempengaruhi hasil
ganda r=0,562 uji keberartian koefesien
belajar IPA. Dengan demikian, efikasi diri
korelasi ganda dengan uji F, diperoleh harga
Fhitung sebesar 6,69 sedangkan FTabel
tersebut
db
juga
pembangkit
pembilang 2 dan db penyebut 30 padaα=0,05
menyelesaikan
diperoleh FTabel =3,33. Oleh karena Fhitung
dapat
kemampuan
soal-soal
dengan literasi sains.
65
diartikan
siswa
yang
sebagai
dalam
berkaitan
Hubungan Efikasi dan Pemahaman Konsep IPA
Prayuningtyas Angger Wardhani
Efikasi diri yang tinggi akan cenderung
memerlukan pemilikan pengetahuan tentang
memiliki keyakinan akan tugas yang dianggap
fakta, peristilahan dan konsep IPA, serta
sulit, menantang dan akan berusaha dengan
pemahaman terhadap konsep IPA tersebut.
keras agar tugas tersebut dapat dikerjakan
Efikasi diri dan pemahaman konsep IPA
dengan tenang dan tidak cemas selama
secara bersama-sama memiliki hubungan
mengerjakan
positif dengan hasil belajar IPA. Dengan
tugas
yang
diberikan.
Sebaliknya, seseorang yang memiliki efikasi
demikian,
variabel
yang rendah mudah menyerah terhadap tugas
pemahaman konsep IPA merupakan dua
dalam situasi sulit, cemas dan mudah kecewa
faktor
dalam mengerjakan tugas yang dibebankan
meningkatkan hasil belajar IPA. Berdasarkan
kepadanya.
hasil pengujian statistik tersebut menunjukkan
yang
harus
efikasi
diri
diperhatikan
dan
untuk
Hasil Penelitian ini didukung oleh
bahwa efikasi diri dan pemahaman konsep
penelitian yang dilakukan Sariwulan (2015)
IPA memberikan kontribusi yang cukup
dalam literasi sains domain kognitif, aspek
signifikan terhadap hasil belajar IPA, dimana
literasi
siswa
semakin tinggi efikasi diri dan pemahaman
dan
konsep IPA maka semakin tinggi pula hasil
melakukan, sedangkan tertinggi adalah ilmu
belajar IPA. Sebaliknya semakin rendah
pengetahuan dan masyarakat. penguasaan
efikasi diri dan pemahaman konsep IPA maka
terendah siswa dari aspek literasi sains dalam
semakin rendah pula kemampuan apresiasi
domain
literasi
sains
terendah
dengan
'adalah
pemikiran
afektif
sedangkan
penguasaan
tertinggi
adalah
adalah
ilmiah
self-efficacy,
nilai
sains.
Dengan
demikian
dapat
dijelaskan bahwa untuk meningkatkan hasil
ilmu
belajar
pengetahuan.
IPA
pada
siswa
akan
sangat
ditentukan oleh efikasi diri dan pemahaman
Hasil belajar IPA adalah kecakapan dan
konsep IPA
kesanggupan yang dimiliki seseorang dalam
memahami dan menemukan sains melalui
keterampilan berpikir ilmiah. Seseorang yang
SIMPULAN
Berdasarkan paparan temuan di atas,
literat IPA (sains) memiliki pengetahuan dan
IPA,
maka disimpulkan bahwa hipotesis pertama
keterampilan melakukan proses penyelidikan
diterima yaitu terdapat hubungan positif
IPA,
efikasi
pemahaman
serta
konsep
fundamental
menerapkan
pengetahuan,
diri
dengan
hasil
belajar
IPA.
pemahaman serta keterampilan tersebut dalam
Hipotesis kedua diterima yaitu terdapat
berbagai kontes secara luas. Hasil belajar IPA
hubungan positif pemahaman konsep IPA
66
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1, Mei 2015
dengan hasil belajar IPA. Hipotesis ketiga
Marzano, Robet J, dan Jonh S. Kendall. 2007.
diterima terdapat hubungan secara bersama-
The New Taxonomy Of Educational
sama efikasi diri dan pemahaman konsep IPA
Objectives California : Corwin Press.
Richard J. Rezba, Constance Sprague, dan
dengan hasil belajar IPA.
Ronald Fiel. 2002.
DAFTAR RUJUKAN
Assessing
Ahmad Zaky El Islami1, Nahadi2, Anna
Permanasari. 2015. Hubungan Literasi
Sains Dan Kepercayaan Diri Siswa
Pada Konsep Asam Basa. Jurnal
Penelitian dan Pembelajaran IPA
Volume 1, No 1 November 2015 hal
16-25.
(Debuque : Kendall/Hunt, 2002).
edition.
Hendrawati, dan Andrian Rustama.
2011.
Evaluasi
2011.
Pembelajaran
Bagi
Woolfolk,
10th
Behavior
2008.
11
th
Organizational
edition.
Anita.
edition.
Educations
Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Fred.
Literasi
Sains
2009.
Educational
Psychology Active Learning Edition
Mahasiswa PAUD dan Dikdas.
Luthans,
Membangun
Peserta Didik. Bandung : humaniora.
Mutu
Kristianty.
Pearson
Rustaman, Nuryani Y, Uus Toharudin, Sri
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Theresia
NewJersey:
Educations.
Hayat, Bahrul dan Suhendra Yusuf. 2010.
Ibrahim,
Skill
2011. Organizational Behavior. 14th
M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita Suminta.
2013. Efikasi Diri dan Hasil Belajar
Matematika:
Meta-analisis. Buletin
Psikologi, Universitas Gadjah Mada.
Volume 21, No.1, Tahun 2013 : 20-30.
International
Process
Robbins, Stephen P, dan Timothy A. Judge.
Diana, Sariwulan, dkk. 2015. Profil
Kemampuan Literasi Sains Siswa SMA
Berdasarkan Instrumen Scientific
Literacy Assesments (SLA). Seminar
Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP
UNS :289-290
Benhmark
Science
Learning and
Boston:
McGrawHill.
67
Boston:
Pearson
BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SISWA SEKOLAH DASAR
NEGERI KOTA BENGKULU
Prayuningtyas Angger Wardhani
Pendidikan Dasar, Universitas Negeri Jakarta
ayuningtyaswardhani@yahoo.com
Abstract: This study aims to determine: the relationship between self-efficacy and
understanding of science concepts to learning outcomes Natural Sciences separately
and simultaneously study was conducted in Bengkulu City Elementary School
students in 2015 with 32 samples taken using simple random sampling. The technique
used to analyze the data is the statistical technique of regression and correlation. The
results showed that there was a positive correlation between: (1) efficacy ourselves to
learning outcomes Natural Sciences, (2) understanding the concept of Natural
Sciences learning outcomes Natural Sciences, (3) self-efficacy and understanding of
the concept of Natural Sciences collectively together with the results of study Natural
Sciences. Based on the results, it can be concluded understanding of the concept of
Sciences Alam memiliki greater contribution to the learning outcomes Natural
Sciences compared with self-efficacy. However, self-efficacy and understanding of
the concept of Natural Sciences have jointly contributed to the learning outcomes of
Natural Sciences.
Keywords: Self efficacy, understanding of science concepts, learning outcomes
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: hubungan antara efikasi diri dan
pemahaman konsep IPA dengan hasil belajar IPA terpisah dan simultan Penelitian
dilakukan pada siswa SDN 5 Kota Bengkulu pada tahun 2015 dengan 32 sampel
diambil dengan menggunakan simple random sampling. Teknik yang digunakan
untuk menganalisis data adalah teknik statistik regresi dan korelasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara: (1) efikasi diri dengan hasil belajar
IPA, (2) pemahaman konsep IPA dengan hasil belajar IPA, (3) efikasi diri dan
pemahaman konsep IPA secara bersama-sama dengan hasil Belajar IPA. Kesimpulan
dari penelitian ini yaitu pemahaman konsep IPA memiliki kontribusi lebih besar
terhadap hasil belajar IPA dibandingkan dengan efikasi diri. Akan tetapi, efikasi diri
dan pemahaman konsep IPA memiliki kontribusi secara bersama-sama terhadap hasil
belajar IPA.
Kata kunci: Efikasi diri, pemahaman konsep IPA, hasil belajar IPA
Pendidikan IPA diarahkan untuk berbuat
mengkomunikasikannya
sehingga dapat membantu peserta didik untuk
penting kecakapan hidup.
memperoleh
pemahaman
yang
sebagai
aspek
Tuntutan IPA dalam menghadapi era
lebih
mendalam tentang alam sekitar. Pembelajaran
yang sangat kompetitif saat
IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri
pemahaman dan penguasaan literasi sains
ilmiah
untuk
(scientific literacy). Literasi sains berasal dari
menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja,
gabungan dua kata latin yaitu literatus,
dan
artinya ditandai dengan huruf, melek huruf,
(scientific
bersikap
inquiry)
ilmiah
serta
58
ini adalah
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1, Mei 2015
atau pendidikan dan scientia, yang artinya
sehingga
pembelajaran
IPA
tidak
memiliki pengetahuan.
membosankan dan peserta didik memiliki
Pengujian terhadap kemampuan sains
keingintahuan yang tinggi dalam mempelajari
salah satunya dilakukan pada studi TIMSS
IPA, karena pembelajaran yang dilakukan
(Trends in Internasional Matematics and
menarik perhatian. Siswa tidak terbiasa
science). Studi TIMSS dilakukan untuk kelas
mengaitkan pengalaman sehari-hari yang
IV dan VIII dalam bidang matematika dan
dialami dengan IPA. Hal ini didukung oleh
IPA yang diselenggarakan setiap empat tahun.
hasil penelitian Ahmad (2015) bahwa literasi
Hasil studi TIMSS dalam bidang sains pada
memiliki peran penting terhadap hasil belajar.
Pengajaran
tahun 2011 Indonesia berada pada peringkat
IPA
harus
dikemas
40 dengan yang diikuti oleh 42 negara.
sedemikian
rupa
agar
Berdasarkan hasil studi internasional tersebut
berorientasi
pada
kehidupan
Indonesia
dan
sehingga peserta didik dapat merasakan
penguasaan pengetahuan sains yang masih
manfaatnya. Faktor lain yang mempengaruhi
jauh tertinggal. Hasil pemetaan Programme
kemampuan literasi sains adalah efikasi diri
for International Student Assesment (PISA)
(self efficacy) yang merupakan keyakinan dari
tahun 2012 yang dipublikasi Organisation for
dalam diri seseorang tentang kemampuannya.
Economic CoOperation and Development
Keyakinan akan kemampuan yang dimiliki
(OECD) juga menunjukkan posisi Indonesia
oleh siswa akan membuat siswa yakin akan
yang berada pada peringkat 64 dari 65 negara
dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
(Aulia, 2013a; Aulia, 2013b; Aulia, 2013c;
Menurut Rustaman (2011: 8)
menunjukkan
pencapaian
menarik
dan
sehari-hari
literasi
Aulia, 2013d; Driana, 2013; Napitupulu,
sains adalah kemampuan seseorang untuk
2013).
memahami sains, mengkomunikasikan sains
Berdasarkan
observasi
yang
(lisan
telah
dan
tulisan),
pengetahuan
tejadi di kelas hanya berusaha memberikan
masalah
pengetahuan atau fakta saja tanpa adanya
kepekaan yang tinggi terhadap diri dan
proses penemuan sendiri atau tidak dilakukan
lingkungannya dalam mengambil keputusan
secara
didik
berdasarkan pertimbang-pertimbangan sains.
seharusnya memperoleh fakta dan mengaitkan
Salah satu kompetensi dari Kemampuan
fakta tersebut dengan kehidupan sehari-hari
literasi sains adalah kemampuan bernalar
melalui penemuan yang dirancang oleh guru,
yang dibutuhkan untuk meningkatkan hasil
ilmiah.
Peserta
59
sehingga
untuk
menerapkan
dilakukan pada pembelajaran IPA yang sering
inkuiri
sains
serta
memiliki
memecahkan
sikap
dan
Hubungan Efikasi dan Pemahaman Konsep IPA
Prayuningtyas Angger Wardhani
(penelitian) yang terdiri atas aspek
menentukan masalah atau objek yang
akan diteliti, menentukan tujuan
penelitian, menentukan ruang lingkup
penelitian, menentukan sumber data,
menentukan alat, sumber perpustakan,
menentukan cara melakukan penelitian;
(7) mengkomunikasikan yang terdiri
atas
aspek
berdiskusi,
mendeklamasikan menggunakan dan
melaporkan dalam bentuk tulisan,
gambar, gerak atau keterampilan
Salah satu faktor yang penting yang
belajar IPA. Hal ini dapat membantu siswa
untuk memahami dan menemukan IPA.
Senada sedang itu Bahrul dan Yusuf (2010:
49) menjelaskan bahwa literasi IPA (sains)
memiliki
konsep
pengetahuan
fundamental
dan
IPA,
pemahaman
keterampilan
melakukan proses penyelidikan IPA, serta
menerapkan pengetahuan, pemahaman serta
keterampilan tersebut dalam berbagai kontes
menentukan tujuan seseorang dalam belajar
secara luas.
sains/IPA,
adalah efikasi diri. Menurut Luthans ( 2008:
keterampilan proses merupakan dasar dalam
202) efikasi diri merujuk pada keyakinan
pemerolehan pengetahuan. Theresia
(2011:
individu (kepercayaan) tentang kemampuan
53) menjelaskan keterampilan proses yang
untuk menggerakkan motivasi, sumber daya
digunakan dalam pembelajaran yaitu :
kognitif, dan cara bertindak yang diperlukan
Dalam
pembelajaran
Mengamati yang terdiri atas aspek
melihat, mendengar, meraba, merasakan
dengan kulit, mencium, mencicip,
mengukur
dan
membaca;
(2)
mengklasifikasi yang terdiri atas aspek
mencari persamaan, membandingkan,
mengkontraskan, mencari perbedaan,
mencari dasar penggolongan; (3)
menginterpretasikan yang terdiri atas
aspek menaksir, menemukan pola,
memberi arti atau mengartikan, mencari
hubungan ruang dan waktu, menarik
kesimpulan, menggeneralisasi; (4)
memprediksikan atau meramalkan yang
terdiri atas aspek mengantisipasi
(berdasarkan pola, hubungan antar data,
atau informasi); (5) menerapkan yang
terdiri atas aspek menggunakan
informasi, kesimpulan, konsep, hukum,
teori, nilai, sikap atau keterampilan
dalam
situasi
baru
atau
lain,
menghitung,
membuat
model,
menentukan
variabel,
menyusun
hipotesis, mengendalikan variabel,
menghubungkan konsep, merumuskan
pertanyaan ilmiah; (6) merencanakan
untuk berhasil melaksanakan tugas dalam
kontek tertentu. Selanjutnya woolfolk (2010:
219) mendefinisikan efikasi diri sebagai
keyakinan kita tentang kompetensi atau
efektifitas kita bidang tertentu. Robbins &
Judge (2011: 251) menyebut efikasi diri
sebagai “ an individual’s is belief that he or
she is capable of performing a task”. Intinya
menurut Robbins & Judge efikasi diri
merupakan keyakinan individu bahwa dirinya
mampu menjalankan suatu tugas. Dalam hal
ini efikasi diri merupakan suatu keyakinan
individu
akan
kemampuannya
dalam
melaksanakan tugas tertentu.
Penelitian yang dilakukan oleh Qufron
(2013) menunjukkan bahwa self efficacy
memberikan dukungan dan memiliki korelasi
60
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1, Mei 2015
pada
matematika
hasil
belajar.
Hasil
penelitian menunjukkan efikasi diri telah
diidentifikasi
sebagai
prediktor
Self
Efficacy
dan
matematika hasil belajar.
Marzo
dan
menjelaskan
Kendal
pemahaman
Hasil
Belajar
IPA
Pemaham
Konsep
IPA
(2007:6)
merupakan
keterampilan intelektual dan kemampuan dari
tindakan
pemahaman
adalah
mengambil
Gambar 1 Konstelasi Masalah Penelitian
informasi baru melalui bentuk komunikasi
Pemilihan
(ketika siswa dihadapkan dengan komunikasi,
berdasarkan
diharapkan mereka mengetahui apa yang
sampel
ini
pertimbangan
ditentukan
jarak
lokasi
penelitian dengan domisili peneliti. Sampel
sedang dikomunikasikan dan mampu untuk
yang menjadi sasaran peneltian ini adalah SD
membuat bahan atau ide-ide yang terkandung
Negeri 5 Kota Bengkulu di kelas IV yang
di dalamnya.
berjumlah 32 orang.
Hasil belajar IPA dapat diukur terdiri
METODE
dari dua dimensi yaitu
Pendekatan yang digunakan adalah
dimensi makhluk
pendekatan kuantitatif dengan Metode survai
hidup dan tak hidup dan sumber energi.
(studi korelasional) yang menggambarkan
Instrumen penilaian hasil belajar IPA dalam
tentang
diteliti,
bentuk soal tes objektif yang terdiri dari 34
antar
soal. Penilaian efikasi diri siswa berupa sikap
variabel. Penelitian ini untuk mengetahuai
atau nilai siswa dengan menggunakan skala
hubungan antara variabel hasil belajar IPA
likert yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu,
sebagai variabel terikat (Y)
yang dimiliki
dan tidak setuju, dan sangat tidak setuju
efikasi diri
dengan 35 butir soal. Pengukuran pemahaman
sekaligus
variabel-variabel
yang
menyelidiki
hubungan
siswa dengan variabel bebas
sebagai (X1) dan pemahaman konsep ilmu
konsep
ilmu
pengetahuan
alam
yaitu
pengetahuan alam sebagai (X2) yang diteliti.
menggunakan tes dalam bentuk objektif
Hubungan ketiga variabel tersebut dapat
dengan 34 butir soal.
Analisis deskriptif menyajikan tiga hal
diilustrasikan pada Gambar 1 sebagai berikut
yaitu (a) penyajian data dalam bentuk
distribusi frekuensi dan histogram, (b) ukuran
pemusatan data digunakan untuk mengetahui
gejala pusat meliputi mean (rerata, median
61
Hubungan Efikasi dan Pemahaman Konsep IPA
Prayuningtyas Angger Wardhani
dan modus, serta (c) ukuran penyebaran data
hipotesis pada penelitian ini diadakan dengan
yaitu rentang skor varians, dan simpangan
melakukan uji thitung dengan mencari besarnya
baku (standar deviasi).
thitung yang akan dibandingkan dengan ttabel.
Penyajian
analisis
Koefisien Determinasi untuk menyatakan
deskriptif dalam
penelitian ini meliputi tiga variabel yaitu : (a)
besar
variabel hasil belajar IPA, (b) variabel efikasi
independen terhadap variabel dependen.
diri, (c) variabel pemahaman konsep IPA.
sumbangan
variabel
HASIL
Masing-masing variabel disajikan distribusi
Jumlah sampel tes hasil belajar IPA
frekuensi dan histogram, ukuran pemusatan
berjumlah 32 orang dengan skor total 890.
data, dan ukuran penyebaran.
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai
Analisis Inferensial menyajikan tiga hal
rata-rata skor variabel hasil belajar IPA =
yaitu uji korelasi, korelasi ganda, dan uji
signifikansi.
kecilnya
27,812, standar deviasi = 2,918. Selanjutnya
Analisis Korelasi digunakan
modus= 25,5 dan median = 27,7. Dilihat
untuk mengetahui seberapa erat hubungan
secara empirik skor terendah 0 dan skor
antara variabel independen dengan variabel
tertinggi 34. Rentang skor teoritik terendah
dependen. Analisis regresi digunakan untuk
responden adalah 0 dan tertinggi 100. Sebaran
menaksirkan nilai variabel y berdasarkan nilai
skor variabel hasil belajar IPA dalam bentuk
variabel x serta taksiran perubahan y untuk
distribusi tampak pada Tabel 1 berikut ini:
setiap satuan perubahan variabel x. Pengujian
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar IPA
KelasInterval
Frek. Absolut
23-24
25-26
27-28
29-30
31-32
33-34
5
8
5
6
7
1
32
Frek.Relatif
(%)
15,625
25
15.625
18,75
21.875
3.125
100
Penyebaran (distribusi) tes hasil belajar
Frek. Kumulatif
(%)
15,625
40,625
56,25
75
96, 875
100
histogram pada Gambar 2 berikut ini:
IPA secara visual diperlihatkan dalam bentuk
62
Frekuensi Absolut
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1, Mei 2015
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Gambar 26,5
2 Histogram
Tes Hasil Belajar IPA
28,5 30,5 31,5 32,5
22,5 24,5
frekuensi
absolut
Axis Title
Batas Nyata
Jumlah sampel efikasi diri yaitu 32
skor terendah 93 dan skor tertinggi 131.
orang dengan skor total 3553. Berdasarkan
Rentang skor teoritik terendah responden
hasil perhitungan, diperoleh nilai rata-rata
adalah 35 dan tertinggi 175. Sebaran skor
skor variabel efikasi diri = 111,03 dan standar
variabel efikasi diri dalam bentuk distribusi
deviasi = 11,076. selanjutnya modus =104
tampak pada Tabel 2 berikut ini:
dan median = 109,5. Dilihat secara empirik
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Skor Efikasi Diri
Kelas
Interval
Frek.
Absolut
93-99
100-106
107-113
114-120
121-127
128-134
Frek. Relatif
(%)
2
11
6
4
6
3
32
6,25
34,375
18,75
12,5
18,75
9,375
100
Frek.
Kumulatif
(%)
6,25
40,625
59,375
71,875
90,625
100
memperlihatkan
kelompok skor terendah berjumlah 2 orang
responden yang memperoleh kelompok skor
(93-99%). Penyebaran (distribusi) skor efikasi
tertinggi
diri secara visual diperlihatkan dalam bentuk
Tabel
(9,375%),
2
di
(128-134)
responden
atas
berjumlah
yang
3
orang
histogram pada Gambar 3 berikut ini:
memperoleh
63
Frekuensi Absolut
Hubungan Efikasi dan Pemahaman Konsep IPA
Prayuningtyas Angger Wardhani
92,5
99,5 106,5 113,5 120,5 126,5
127,5
Batas Nyata
Gambar 3 Histogram Skor Efikasi Diri
=26,66
Jumlah sampel yang mengikuti tes
dan median = 27,5. Dilihat secara
pemahaman konsep IPA berjumlah 32 orang
empirik skor terendah 22 dan skor tertinggi
dengan skor total 896. Berdasarkan hasil
34. Rentang skor teoritik terendah responden
perhitungan, diperoleh nilai rata-rata skor
adalah 0 dan tertinggi 100. Sebaran skor
variabel pemahaman konsep IPA = 28,31 dan
variabel efikasi diri dalam bentuk distribusi
standar deviasi = 2.570. selanjutnya modus
tampak pada Tabel 3 berikut ini:
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Tes Pemahaman Konsep IPA
22-23
24-25
26-27
28-29
30-31
32-33
Penyebaran
pemahamankonsep
Frek.
Relatif
(%)
6 ,25
6,25
28,125
15,625
34,375
9,375
100
Frek.
Absolut
KelasInterval
2
2
9
5
11
3
32
(distribusi)
IPA
secara
tes
Frek. Kumulatif
(%)
6,25
12,5
40,625
56,25
90,625
100
diperlihatkan dalam bentuk histogram pada
visual
Gambar 4 berikut ini :
64
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1, Mei 2015
Frekuensi Absolut
12
10
8
6
4
2
0
21,5
30,5
dalam
frekuensi absolut
23,5
25,5
27,5
29,5
Batas Nyata
Gambar 4 Histogram Tes Pemahaman Konsep IPA
penelitian ini menyatakan
pada hasil belajar IPA dapat dijelaskan oleh
terdapat hubungan positif efikasi diri (X1)
variasi efikasi diri.
dengan Hasil Belajar IPA (Y). Perhitungan
Hipotesis kedua yang diajukan dalam
analisis regresi sederhana berdasarkan data
penelitian ini menyatakan terdapat hubungan
variabel hasil belajar IPA atas efikasi diri
positif antara pemahaman konsep IPA (X2)
menghasilkan regresi b sebesar 0,114 dan
dengan hasil belajar IPA (Y). Perhitungan
konstanta a sebesar 15,106. Dengan demikian
analisis regresi sederhana berdasarkan data
bentuk hubungan antara kedua variabel dapat
variabel hasil belajar IPA atas pemahaman
digambarkan melalui persamaan regresi Ŷ =
konsep IPA menghasilkan arah regresi b
15,106 + 0,114x1.
sebesar 0,516 dan konstanta b sebesar 13,18.
Kekuatan hubungan antara variabel
Dengan demikian bentuk hubungan antara
efikasi diri (X1) dengan hasil belajar IPA (Y)
kedua variabel tersebut dapat digambarkan
ditunjukkan oleh koefisien korelasi (ry1)
melalui persamaan regresi Ŷ=13,18+ 0,516x2.
sebesar 0,419. Uji keberartian koefisien
Kekuatan hubungan antara variabel
korelasi dengan uji t, diperoleh harga thitung
pemahaman konsep IPA (X2) dengan hasil
sebesar 2,757, sedangkan tTabel padaα = 0,05
belajar IPA (Y) ditujukan oleh koefesien
dan db = 30 diperoleh 2,042 oleh karena itu
korelasi (ry2) sebesar 0,439. Uji keberartian
thitung>tTabel
maka koefisien korelasi ry1
koefesien korelasi dengan uji t, diperoleh
signifikan. Koefisien determinasi merupakan
harga thitung sebesar 2,84, sedangkan tTabel pada
kuadrat dari koefisien korelasi antara efikasi
α=0,05 dan db=30 diperoleh tTabel =2,042 oleh
diri dengan hasil belajar IPA yaitu (ry1)
karena itu thitung> tTabel
=(421). Artinya 17,72% variasi yang terjadi
korelasi ry2 signifikan. Koefesien determinasi
65
maka koefesien
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1, Mei 2015
merupakan kuadrat dari koefesien korelasi
>FTabel
antara pemahaman konsep IPA dengan hasil
signifikan.
2
maka koefesien korelasi ganda
belajar IPA yaitu (ry2) = (0,439). Artinya
Koefesien determinasi (ry.12) adalah
19,27% variasi yang terjadi pada hasil belajar
sebesar (ry.12)2 = (0,562)2 Artinya 31,26%
IPA dapat dijelaskan oleh pemahaman konsep
variasi yang terjadi pada hasil belajar IPA
IPA.
dapat dijelaskan oleh variasi efikasi diri dan
Hipotesis ketiga yang diajukan dalam
pemahaman konsep IPA. Melihat koefisien
penelitian ini menyatakan terdapat hubungan
determinasi yang cukup besar yaitu 31,26 %
positif antara efikasi diri (X1) pemahaman
merupakan nilai presentasi sumbangan efikasi
konsep IPA (X2) secara bersama-sama dengan
diri dan pemahaman konsep IPA dengan hasil
hasil belajar IPA (Y). Hasil analisis regresi
belajar IPA berarti selebihnya merupakan
ganda antara efikasi diri dan pemahaman
sumbangan varabel lain.
konsep IPA dan hasil belajar IPA atas
PEMBAHASAN
pemahaman konsep IPA diperoleh harga
koefesien
arah
regresi
ganda
Efikasi diri merujuk pada keyakinan
dengan
individu (kepercayaan) tentang kemampuan
konstanta a0 sebesar 4,428 koesien arah
untuk menggerakkan motivasi, sumber daya
regresinya b1 sebesar 0,096 untuk efikasi diri
kognitif, dan cara bertindak yang diperlukan
,dan b2 sebesar 0,445 untuk pemahaman
konsep
IPA.
Dengan
demikian
untuk berhasil melaksanakan tugas dalam
bentuk
kontek tertentu. Efikasi diri berkaitan dengan
hubungan antara kedua variabel bebas secara
keberhasilan akademik. Siswa yang tidak
bersama-sama dengan variabel terikat tersebut
memiliki keyakinan akan kemampuannya
dapat digambarkan melalui persamaan regresi
maka mereka tidak mampu menjawab dengan
Ŷ= 4,428+0,096X1 + 0,445X2.
Kekuatan koefesien korelasi
benar pertanyaan yang diberikan. Hal ini
ganda
diperkuat dengan jurnal pendidikan yang
antara variabel X1 dan variabel X2 dengan
menunjukkan bahwa efikasi diri merupakan
variabel menghasilkan koefesien korelasi
satu dari 7 faktor yang mempengaruhi hasil
ganda r=0,562 uji keberartian koefesien
belajar IPA. Dengan demikian, efikasi diri
korelasi ganda dengan uji F, diperoleh harga
Fhitung sebesar 6,69 sedangkan FTabel
tersebut
db
juga
pembangkit
pembilang 2 dan db penyebut 30 padaα=0,05
menyelesaikan
diperoleh FTabel =3,33. Oleh karena Fhitung
dapat
kemampuan
soal-soal
dengan literasi sains.
65
diartikan
siswa
yang
sebagai
dalam
berkaitan
Hubungan Efikasi dan Pemahaman Konsep IPA
Prayuningtyas Angger Wardhani
Efikasi diri yang tinggi akan cenderung
memerlukan pemilikan pengetahuan tentang
memiliki keyakinan akan tugas yang dianggap
fakta, peristilahan dan konsep IPA, serta
sulit, menantang dan akan berusaha dengan
pemahaman terhadap konsep IPA tersebut.
keras agar tugas tersebut dapat dikerjakan
Efikasi diri dan pemahaman konsep IPA
dengan tenang dan tidak cemas selama
secara bersama-sama memiliki hubungan
mengerjakan
positif dengan hasil belajar IPA. Dengan
tugas
yang
diberikan.
Sebaliknya, seseorang yang memiliki efikasi
demikian,
variabel
yang rendah mudah menyerah terhadap tugas
pemahaman konsep IPA merupakan dua
dalam situasi sulit, cemas dan mudah kecewa
faktor
dalam mengerjakan tugas yang dibebankan
meningkatkan hasil belajar IPA. Berdasarkan
kepadanya.
hasil pengujian statistik tersebut menunjukkan
yang
harus
efikasi
diri
diperhatikan
dan
untuk
Hasil Penelitian ini didukung oleh
bahwa efikasi diri dan pemahaman konsep
penelitian yang dilakukan Sariwulan (2015)
IPA memberikan kontribusi yang cukup
dalam literasi sains domain kognitif, aspek
signifikan terhadap hasil belajar IPA, dimana
literasi
siswa
semakin tinggi efikasi diri dan pemahaman
dan
konsep IPA maka semakin tinggi pula hasil
melakukan, sedangkan tertinggi adalah ilmu
belajar IPA. Sebaliknya semakin rendah
pengetahuan dan masyarakat. penguasaan
efikasi diri dan pemahaman konsep IPA maka
terendah siswa dari aspek literasi sains dalam
semakin rendah pula kemampuan apresiasi
domain
literasi
sains
terendah
dengan
'adalah
pemikiran
afektif
sedangkan
penguasaan
tertinggi
adalah
adalah
ilmiah
self-efficacy,
nilai
sains.
Dengan
demikian
dapat
dijelaskan bahwa untuk meningkatkan hasil
ilmu
belajar
pengetahuan.
IPA
pada
siswa
akan
sangat
ditentukan oleh efikasi diri dan pemahaman
Hasil belajar IPA adalah kecakapan dan
konsep IPA
kesanggupan yang dimiliki seseorang dalam
memahami dan menemukan sains melalui
keterampilan berpikir ilmiah. Seseorang yang
SIMPULAN
Berdasarkan paparan temuan di atas,
literat IPA (sains) memiliki pengetahuan dan
IPA,
maka disimpulkan bahwa hipotesis pertama
keterampilan melakukan proses penyelidikan
diterima yaitu terdapat hubungan positif
IPA,
efikasi
pemahaman
serta
konsep
fundamental
menerapkan
pengetahuan,
diri
dengan
hasil
belajar
IPA.
pemahaman serta keterampilan tersebut dalam
Hipotesis kedua diterima yaitu terdapat
berbagai kontes secara luas. Hasil belajar IPA
hubungan positif pemahaman konsep IPA
66
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1, Mei 2015
dengan hasil belajar IPA. Hipotesis ketiga
Marzano, Robet J, dan Jonh S. Kendall. 2007.
diterima terdapat hubungan secara bersama-
The New Taxonomy Of Educational
sama efikasi diri dan pemahaman konsep IPA
Objectives California : Corwin Press.
Richard J. Rezba, Constance Sprague, dan
dengan hasil belajar IPA.
Ronald Fiel. 2002.
DAFTAR RUJUKAN
Assessing
Ahmad Zaky El Islami1, Nahadi2, Anna
Permanasari. 2015. Hubungan Literasi
Sains Dan Kepercayaan Diri Siswa
Pada Konsep Asam Basa. Jurnal
Penelitian dan Pembelajaran IPA
Volume 1, No 1 November 2015 hal
16-25.
(Debuque : Kendall/Hunt, 2002).
edition.
Hendrawati, dan Andrian Rustama.
2011.
Evaluasi
2011.
Pembelajaran
Bagi
Woolfolk,
10th
Behavior
2008.
11
th
Organizational
edition.
Anita.
edition.
Educations
Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Fred.
Literasi
Sains
2009.
Educational
Psychology Active Learning Edition
Mahasiswa PAUD dan Dikdas.
Luthans,
Membangun
Peserta Didik. Bandung : humaniora.
Mutu
Kristianty.
Pearson
Rustaman, Nuryani Y, Uus Toharudin, Sri
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Theresia
NewJersey:
Educations.
Hayat, Bahrul dan Suhendra Yusuf. 2010.
Ibrahim,
Skill
2011. Organizational Behavior. 14th
M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita Suminta.
2013. Efikasi Diri dan Hasil Belajar
Matematika:
Meta-analisis. Buletin
Psikologi, Universitas Gadjah Mada.
Volume 21, No.1, Tahun 2013 : 20-30.
International
Process
Robbins, Stephen P, dan Timothy A. Judge.
Diana, Sariwulan, dkk. 2015. Profil
Kemampuan Literasi Sains Siswa SMA
Berdasarkan Instrumen Scientific
Literacy Assesments (SLA). Seminar
Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP
UNS :289-290
Benhmark
Science
Learning and
Boston:
McGrawHill.
67
Boston:
Pearson