MAKALAH KONSEP DASAR IPA 1 EKOSISTEM Dis

MAKALAH KONSEP DASAR IPA 1
“EKOSISTEM “

Disusun oleh
Kelompok 5 Kelas 2A :
1. Adib Wahyu Setiawan

(K7115002)

2. Agus Gumelar

(K7115004)

3. Alfi Nisrina Nur Ahlina

(K7115008)

4. Amalia Rizky Purnama

(K7115010)


5. Ayu Prasetyaningrum

(K7115033)

6. Dhimas Risang Bramansya

(K7115045)

7. Elisa Nursanti

(K7115056)

8. Eni Kusniati

(K7115057)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA

2016

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya dan atas arahan, bimbingan,
serta kerja keras penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat waktu.
Dalam menyusun makalah ini, tidak lepas dari dorongan, bimbingan serta
partisipasi beberapa pihak, untuk itu terima kasih penulis ucapkan kepada :
1. Ibu Dr. Peduk Rintayani, M.Pd. selaku dosen mata kuliah konsep dasar IPA 1
yang telah memberikan bimbingan dan kesempatan kepada penulis untuk
menulis makalah ini.
2. Teman-teman yang membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga
selesai tepat pada waktunya.
3. Teman-teman kelas 2A PGSD Surakarta yang telah berpartisipasi dalam
pembuatan makalah ini.
Untuk lebih menyempurnakan makalah ini, saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sangat diperlukan dan membantu.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

wawasan kami bukan hanya untuk lingkup mahasiswa tetapi juga untuk seluruh
kalangan.
Surakarta, 11 Maret 2016
Penulis

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR

ii

DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL

iv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

1
A.

Latar Belakang

1

B.

Rumusan Masalah

2

C.

Tujuan

2


BAB II PEMBAHASAN
A.
D.

Pengertian Ekosistem

4

Satuan Makhluk Hidup dalam Ekosistem
E.

Komponen-komponen Ekosistem
F.

G.

4

Macam-macam Ekosistem

Rantai Makanan

53

I.

Aliran Energi

58

J.

Daur Biogeokimia

60

K.

Suksesi


BAB III PENUTUP
A.

65
70

Kesimpulan 70
B.

Saran 70

DAFTAR PUSTAKA 72

iii

7

12

Interaksi Antar Komponen Ekosistem

H.

6

44

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1. Satuan Makhluk hidup dalam ekosistem ........................................ 6
2.2. Perbandingan Faktor Abiotik dan Biotik
2.2. Struktur tingkat trofik dalam rantai makanan

iv

11
55

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Air merupakan salah satu komponen abiotik yang sangat
diperlukan makhluk hidup.

...................................................... 9

2.2. Peta ekosistem darat di dunia..
2.3. Bioma padang gurun.
2.4. Padang rumput.

............................................................ 13

.................................................................... 15

2.5. Kehidupan di bioma sabana.
2.6. Bioma stepa...

................................................13

.................................................. 16


...................................................................... 18

2.7. Bioma Hutan Tropis..

........................................................... 20

2.8. Bioma Hutan Gugur.

............................................................ 21

2.9. Bioma taiga (homogen).

........................................................ 23

2.10. Bioma Tundra (Alpine).

........................................................ 24

2.11. Reindeer dan Musk oxen


..................................................... 25

2.12. Burung Ptarmigan di musim dingin (putih) dan panas (gelap)... 25
2.13. Urutan bioma dari ekuator ke kutub.

....................................... 25

2.14. Berbagai Organisme Air Tawar berdasarkan Cara Hidupnya .... 28
2.15. Sungai yang termasuk dalam ekosistem air tawar lotik. ............ 31
2.16. Pembagian ekosistem laut menjadi berbagai zona. ................... 33
2.17. Ekosistem pantai pasir.

......................................................... 37

2.18. Ekosistem pantai batu

.......................................................... 38

2.19. Ekosistem estuari

................................................................ 38

2.20. Ekosistem terumbu karang dihuni jenis organisme laut. ........... 39
2.21. Sawah merupakan contoh ekosistem buatan ............................ 41
2.22. Ekosistem buatan kebun kelapa sawit

..................................... 41

2.23. Ekosistem aquarium dibuat mirip dengan habitat ikan. ............. 42
2.24. Hutan mangrove yang termasuk dalam hutan buatan ............... 43
2.25. Tambak udang.

.................................................................... 43

2.26. Lalat hanya hinggap pada daun sehingga tidak ada yang untung
maupun yang rugi.

................................................................ 44

2.27. Beruang hitam melawan singa

v

............................................... 45

2

2.28. Kerbau dengan burung jalak.

................................................. 45

2.29. Ulat memperoleh makan dari tanaman sedangkan tanaman
dirugikan..

........................................................................... 46

2.30. Ikan badut dengan anemon laut.

............................................. 47

2.31. Tanaman pinus mensekresi zat yang menyebabkan tanah
sekitarnya menjadi terlalu asam untuk pertumbuhan tanaman jenis
lainnya..

.............................................................................. 48

2.32. Persaingan antara populasi padi dan populasi rumput (gulma).

..

48
2.33. Macan bertindak sebagai predator dan rusa sebagai mangsa...... 49
2.34. Kompetisi interspesifik..

....................................................... 50

2.35. Kumpulan burung yang menjadi satu populasi. ........................ 51
2.36. Jamur sebagai dekomposer menyebabkan buah membusuk. ...... 52
2.37. Kutu kayu adalah salah satu contoh detritivor. ........................ 52
2.38. Rantai makanan.

.................................................................. 53

2.39. Contoh rantai makanan perumput..

........................................ 56

2.40. Jaring-jaring makanan adalah rantai makanan yang kompleks... 57
2.41. Aliran energi dalam suatu rantai makanan. .............................. 58
2.42. Piramida Ekologi.

................................................................ 59

2.43. Pada daur air, terjadi pergerakan air dalam organisme, di daratan
dan di atmosfer.

................................................................... 60

2.44. Pada daur karbon terjadi pergerakan karbon antara komponen
biotik dan abiotik.

................................................................. 62

2.45. Pada daur nitrogen terbentuk beberapa senyawa nitrogen yang
berbeda..
2.46. Daur Fosfor.

............................................................................. 63
........................................................................ 64

2.47. Daur sulfur yang melibatkan berbagai jenis bakteri.. ................ 65
2.48. Letusan gunung merupakan suksesi primer.. ........................... 66
2.49. Kebakaran hutan menyebabkan terjadinya suksesi sekunder ..... 67
2.50. Suksesi rawa menjadi daratan

vi

............................................... 68

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makhluk hidup dalam perkembangan dan pertumbuhannya tidak
dapat hidup sendiri, selalu memerlukan makhluk lainnya dalam menjalani
hidup dan kehidupannya. Antara makhluk yang satu dengan makhluk yang
lain

selalu

berhubungan

dan

mengadakan

kontak

yang

saling

menguntungkan. Tetapi ada juga sebagian kecil mahkluk hidup yang selalu
merugikan makhluk lain, biasanya makhluk ini disebut sebagai parasit.
Ekologi adalah kajian mengenai interaksi timbal-balik jasad
individu, di antara dan di dalam populasi spesies yang sama, atau di antara
komunitas populasi yag berbeda-beda dan berbagai faktor non hidup
(abiotik) yang banyak jumlahnya yang merupakan lingkungan yang efektif
tempat hidup jasad, populasi atau komunitas itu. Lingkungan efektif itu
mencakup kesaling terikatan pada interaksi antara jasad hidup itu sendiri.
Kaji ekologi itu memungkinkan kita memahami komunitas itu secara
keseluruhan. Guna memastikan kenyataan ini, perlu kiranya diadakan
berbagai percobaan di lapangan, di laboratorium atau di kedua lingkungan
itu sekaligus.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru
muncul pada tahun 70-an. Ekologi sendiri mencakup suatu keterkaitan
antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi, seperti
tumbuhan dan sinar matahari, tanah dengan air, yang pada umumnya
dikatakan sebagai hukum alam yang berimbang dan biasa disebut
ekosistem. Komponen-komponen dalam ekosistem telah dikelolah oleh
alam dan mereka saling berinteraksi. Ada komponen yang bersifat netral,
bekerjasama, menyesuaikan diri, bertentangan bahkan saling menguasai.
Akan tetapi pada akhirnya antara kekuatan-kekuatan tersebut terjadi
keseimbangan.

1

Untuk mengetahui keterkaitan atau interaksi antara komponen
abiotik dengan biotik serta hubungan antara kedua komponen tersebut
maka percobaan ini layak dilakukan, karena untuk mengetahui hubungan
antara kedua komponen tersebut butuh suatu pengamatan di lapangan.
Satu ciri mendasar pada ekosistem adalah bahwa ekosistem itu
bukahlah suatu sistem yang tertutup, tetapi terbuka dan daripadanya energi
dan zat terus-menerus keluar dan digantikan agar sistem itu terus berjalan.
Sejauh yang berkenaan dengan struktur, ekosistem secara khas mempunyai
tiga komponen biologi, yaitu; produsen (jasad autotrof) atau tumbuhan
hijau yang mampu menambat energi cahaya; hewan (jasad heterotrof) atau
kosumen makro yang menggunakan bahan organik; dan pengurai, yang
terdiri dari jasad renik yang menguraikan bahan organik dan
membebaskan zat hara terlarut.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud ekosistem?
2. Siapa saja satuan makhluk hidup dalam ekosistem?
3. Apa saja komponen-komponen dalam ekosistem?
4. Bagaimana interaksi antar komponen dalam ekosistem?
5. Apa sajakah macam-macam ekosistem?
6. Bagaimana rantai makanan dalam ekosistem?
7. Bagaimana aliran energi dalam ekosistem?
8. Bagaimana daur biogeokimia dalam ekosistem?
9. Bagaimana suksesi yang terjadi dalam ekosistem?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian ekosistem.
2. Mengetahui satuan makhluk hidupdalam ekosistem.
3. Mengetahui komponen-komponen dalam ekosistem.
4. Mengetahui interaksi antar komponen dalam ekosistem.
5. Mengetahui macam-macam ekosistem.
6. Mengetahui rantai makanan dalam ekosistem.
7. Mengetahui aliran energi dalam ekosistem.
8. Mengetahui daur biogeokimia dalam ekosistem.
9. Mengetahui suksesi yang terjadi dalam ekosistem.

BAB II
ISI
A. Pengertian Ekosistem
Pengertian ekosistem pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli
ekologi berkebangsaan Inggris bernama A.G. Tansley pada tahun 1935,
walaupun konsep itu bukan merupakan konsep yang baru. Sebelum akhir
tahun 1800-an, pernyataan-pernyataan resmi tentang istilah dan konsep yang
berkaitan dengan ekosistem mulai terbit cukup menarik dalam literaturliteratur ekologi di Amerika, Eropa, dan Rusia (Odum, 1993).
Beberapa definisi tentang ekosistem dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Ekosistem adalah suatu unit ekologi yang di dalamnya terdapat hubungan
antara struktur dan fungsi. Struktur yang dimaksudkan dalam definisi
ekosistem tersebut adalah berhubungan dengan keanekaragaman spesies
(species diversity). Ekosistem yang mempunyai struktur yang kompleks,
memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi. Sedangkan istilah fungsi
dalam definisi ekosistem menurut A.G. Tansley berhubungan dengan
siklus materi dan arus energi melalui komponen komponen ekosistem.
2. Ekosistem atau sistem ekologi adalah merupakan pertukaran bahanbahan antara bagian-bagian yang hidup dan yang tak hidup di dalam
suatu sistem. Ekosistem dicirikan dengan berlangsungnya pertukaran
materi dan transformasi energi yang sepenuhnya berlangsung diantara
berbagai komponen dalam sistem itu sendiri atau dengan sistem lain di
luarnya.
3. Ekosistem adalah tatanan dari satuan unsur-unsur lingkungan hidup dan
kehidupan (biotik maupun abiotik) secara utuh dan menyeluruh, yang
saling mempengaruhi dan saling tergantung satu dengan yang lainnya.
Ekosistem mengandung keanekaragaman jenis dalam suatu komunitas

4

dengan lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan interaksi
kehidupan dalam alam (Dephut, 1997).
4. Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara kompleks di dalamnya terdapat
habitat, tumbuhan, dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit
kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan menjadi bagian mata
rantai siklus materi dan aliran energi (Woodbury, 1954 dalam Setiadi,
1983).
5. Ekosistem, yaitu unit fungsional dasar dalam ekologi yang di dalamnya
tercakup organisme dan lingkungannya (lingkungan biotik dan abiotik)
dan di antara keduanya saling mempengaruhi (Odum, 1993). Ekosistem
dikatakan sebagai suatu unit fungsional dasar dalam ekologi karena
merupakan satuan terkecil yang memiliki komponen secara lengkap,
memiliki relung ekologi secara lengkap, serta terdapat proses ekologi
secara lengkap, sehingga di dalam unit ini siklus materi dan arus energi
terjadi sesuai dengan kondisi ekosistemnya.
6. Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap
unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi (UU Lingkungan
Hidup Tahun 1997). Unsur-unsur lingkungan hidup baik unsur biotik
maupun abiotik, baik makhluk hidup maupun benda mati, semuanya
tersusun sebagai satu kesatuan dalam ekosistem yang masing-masing
tidak bisa berdiri sendiri, tidak bisa hidup sendiri, melainkan saling
berhubungan, saling mempengaruhi, saling berinteraksi, sehingga tidak
dapat dipisah-pisahkan.
7. Ekosistem, yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya (Soemarwoto,
1983). Tingkatan organisasi ini dikatakan sebagai suatu sistem karena
memiliki

komponen-komponen

dengan

fungsi

berbeda

yang

terkoordinasi secara baik sehingga masing-masing komponen terjadi
hubungan timbal balik. Hubungan timbal balik terwujudkan dalam rantai

makanan dan jaring makanan yang pada setiap proses ini terjadi aliran
energi dan siklus materi.
Ekosistem adalah suatu unit fungsional antara komunitas dengan
lingkungannya. Komponen-komponen lingkungan yang bekerja melalui
toleransi, memilih macam-macam organisme yang dapat hidup di suatu
tempat tertentu. Keadaan inilah yang dpat menyebabkan terbentuknya suatu
ekosistem.
Ekosistem dapat besar dapat juga kecil. Ladang, hutan, kolam, laut,
akuarium adalah contoh ekosistem. Bahkan pohon jeruk pun merupakan suatu
ekosistem. Di mana ada kehidupan dan lingkungan abiotik yang saling
berinteraksi, itulah ekosistem. Kumpulan seluruh ekosistem yang ada di dunia
ini disebut biosfera. Biosfera terbesar adalah bumi yang kita tempati ini.
B. Satuan Makhluk Hidup Dalam Ekosistem
Kesatuan dari makhluk hidup disuatu tempat dengan lingkungan tempat
tinggalnya membentuk suatu kesatuan fungsional yang disebut Ekosistem.
Organisasi makhluk hidup dalam ekosistem:
Tabel 2.1. Satuan Makhluk hidup dalam ekosistem.
Individu
Populasi
Komunitas
Ekosistem
Bioma

Biosfer

1.

Individu adalah satu makhluk hidup tunggal yang berdiri sendiri.
Contohnya: seekor ayam, seekor kambing, sebatang pisang.

2. Populasi adalah sekumpulan individu sejenis yang tinggal pada waktu dan
tempat tertentu.
Contohnya: sepuluh pohon mangga di kebun, dua puluh ekor itik di
kandang.
3. Komunitas adalah sekumpulan populasi yang berbeda-beda yang tinggal
disuatu tempat tertentu secara alami atau buatan. Komunitas meliputi
komunitas air dan komunitas darat.
a. Contoh komunitas air alami

: sungai, danau, laut.

b. Contoh komunitas air buatan

: akuarium, waduk, kolam.

c. Contoh komunitas darat alami : hutan, padang pasir, sabana.
d. Contoh komunitas darat buatan : sawah, ladang, kebun.
4. Lingkungan adalah semua yang terdapat diluar atau disekitar makhluk.
a. Lingkungan biotik

: terdiri dari makhluk hidup

b. Lingkungan abiotik

: terdiri dari benda mati

5. Habitat adalah tempat suatu organisme mempertahankan dan melakukan
aktifitas kehidupan.
Contoh : habitat teratai di air, habitat katak di darat dan di air.
6. Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang
membentuk hubungan timbal balik.
7. Bioma adalah beberapa komunitas yang membentuk ekosistem yang khas.

Contoh : hutan cemara, hutan jati.
8. Biosfer adalah lapisan permukaan bumi yang digunakan makhluk hidup
untuk melangsungkan kehidupannya

C. Komponen-komponen Ekosistem
Komponen ekosistem dapat dilihat dari susunan yang terdapat dalam
komponen, yaitu: sistem dengan ekosistem yang tersusun atas makhluk hidup
disebut dengan komponen biotik; dan faktor lingkungan yang tak hidup dalam
ekosistem disebut dengan komponen abiotik.
1. Komponen Biotik
Setiap makhluk hidup membutuhkan tempat untuk tinggal yang
disebut dengan habitat. Misalnya semut, mempunyai habitat di tanah.
Namun, selain semut tanah juga merupakan habitat bagi cacing tanah dan
makhluk hidup lainnya.
Komponen biotik yang menyusun ekosistem

mencakup seluruh

makhluk hidup, baik yang sejenis ataupun berbeda jenis, yang hidup di
tempat tertentu. Komponen biotik dalam ekosistem tidak dipelajari secara
individual, tetapi dalam satuan populasi dan ekosistem.
Didalam ekosistem komponen biotik juga terdiri dari organisme
yang saling mengadakan interaksi. Akibat dari adanya interksi ini
memenculkan adanya organisasi kehidupan. Organisasi kehidupan yang
terkecil sampai yang terbesar, adalah sebagai berikut : individu –
populasi – komunitas – bioma – biosfer.
a. Individu adalah makhluk hidup tunggal yang secara otonom dapat
melakukan

proses-proses

hidup

secara

mandiri.

Untuk

mempermudah memahami kriteria individu makhluk hidup, dan tiga
kriteria tentang individu, yaitu sebagai berikut:
1) Individu selalu menggambarkan sifat tunggal ,
2) Dalam diri yang tunggal proses hidupnya berlangsung sendirisendiri, dan

3) Proses hidup yang satu dengan yang lain berbeda.
b. Populasi adalah kumpulan dari individu-individu yang terdiri dari
satu spesies yang secara bersama-sama menempati luas wilayah
yang sama, mengandalkan sumberdaya yang sama, dan dipengaruhi
oleh faktor lingkungan yang sama serta memiliki kemungkinan yang
c.

tinggi untuk berinteraksi satu sama lain.
Komunitas adalah kumpulan dari beberpa populasi yang saling
berinteraksi,

menempati

suatu

daerah,

dan

dalam

waktu

tertentu.setiasp komunitas berbeda-beda dalam hal kekeyaan spesies
(species richness) jumlah spesies yang mereka miliki dan
kelimpahan relative spesies (relative abundance).
d. Ekosistem adalah kesatuan fungsional antara makhluk hidup dengan
e.

lingkungan.
Bioma adalah kesatuan ekosistem-ekosistem dalam sekala yang luas
yang dibedakan berdasarkan iklim.

f.

Biosfer adalah kesatuan ekosistem-ekosistem yang berda diseliruh
permukaan bumi.

2. Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan aspek tak hidup yang ada dalam
ekosistem. Misalnya :
a. Cahaya
Matahari merupakan sumber energi yang ada di muka bumi ini.
Cahaya matahari yang sampai ke bumi sangat diperlukan oleh
b.

makhluk hidup.
Udara
Udara terdiri atas berbagai macam gas yaitu nitrogen, oksigen,
karbon dioksida, dan gas-gas lainnya. Oksigen dibutuhkan oleh
banyak makhluk hidup untuk bernafas. Karbon dioksida dalam udara
dibutuhkan oleh tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis.

c.

Angin dapat membantu proses penyerbukan dan penyebaran biji.
Air

Air sangat dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup baik yang
berhabitat di darat maupun perairan. Air dapat berbentuk padat, cair,
dan gas.

Gambar 2.1. Air merupakan salah satu komponen abiotik yang
sangat diperlukan makhluk hidup.
d.

Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi beragam makhluk hidup mulai
dari yang berukuran renik, seperti bakteri dan protozoa, hingga yang

e.

berukuran besar, seperti gajah.
Suhu
Suhu lingkungan merupakan faktor penting bagi makhluk hidup.
Suhu merupakan faktor penting dalam proses metabolisme makhluk
hidup, suhu tubuh optimal untuk metabolisme tubuh adalah 37°C.
Untuk dapat menjaga suhu tubuh tetap stabil, manusia tidak bisa
berada di lingkungan dengan suhu ekstrim dingin atau panas tanpa

f.

perlindungan.
Topografi
Topografi adalah keadaan tinggi atau rendahnya permukaan bumi
pada suatu tempat. Semakin tinggi suatu tempat, maka suhu
lingkungannya akan semakin rendah.
Makhluk hidup dapat dipisahkan dari lingkungan dari lingkungan

abiotiknya dan saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.
Setiap tempat di alam ini, terdiri atas makhluk hidup dan substansi
abiotiknya yang saling berinteraksi dan terjadi pertukaran materi antar

komponen biotik dan abiotik, sehingga suatu sistem ekologi atau
ekosistem.
Ditinjau dari sudut fungsional, ekosistem mempunyai dua komponen
yaitu:
1. Komponen autotrof: komponen yang dapat membuat makanan
sendiri dengan cara memanfaatkan energi matahari.
2. Komponen heterotrof: komponen yang mempergunakan dan
mendekomposisi material-material yang ada.
Secara struktural terdiri atas komponen biotik dan abiotik. Dengan
demikian setiap ekosistem terdiri atas empat komponen yaitu:
1. Substansi abiotik berupa zat-zat anorganik seperti: C, N, CO 2, H2O,
dan lain-lain yang terlibat dalam daur materi dan zat-zat organik
seperti: protein, karbohidrat, lemak, vitamin, serta iklim seperti
temperatur, kelembaban, tekanan udara dan lain-lain.
2. Produsen: organisme autotrof, terutama tumbuhan-tumbuhan hijau
yang dapat menghasilkan bahan makanan dari bahan organik
sederhana.
3. Konsumen: ornganisme heterotrof yang sebagian besar berupa
binatang yang makan organisme lain. Terutama herbivora dan
karnivora.
4. Pengurau atau dekomposer: organisme heterotrof seperti bakteri dan
jamur (cendawan) yang menguraikan dan memanfaatkan organisme
mati.
Ekosistem adalah unit fungsional dasar dalam ekologi karena
meliputi komunitas biotik dan lingkungan abiotik, yang masing-masing
saling mempengaruhi, saling memerlukan. Lingkungan abiotik tanpa
biotik tidak berarti, biotik tanpa lingkungan tak dapat hidup.
Tabel 2.2. Perbandingan Faktor Abiotik dan Biotik

Pendahuluan

Contoh

Faktor

Pengaruh

Abiotik
Komponen abiotik adalah

Biotik
Biotik menggambarkan

faktor kimia dan fisik non-

komponen hidup ekosistem;

hidup di lingkungan yang

untuk organisme misalnya,

mempengaruhi ekosistem.
Air, cahaya, angin, tanah,

seperti tanaman dan hewan.
Semua makhluk hidup

kelembaban, mineral, gas.

autotrof dan heterotrof
tumbuhan, hewan, jamur,

Mempengaruhi kemampuan

bakteri.
Makhluk hidup yang secara

organisme untuk bertahan

langsung atau tidak

hidup, mereproduksi;

langsung mempengaruhi

membantu menentukan jenis

organisme dalam

dan jumlah organisme yang

lingkungan; organisme,

mampu eksis dalam

interaksi, limbah;

lingkungan; faktor pembatas

parasitisme, penyakit,

membatasi pertumbuhan.
Individu dari spesies,

predasi.
Individu spesies, populasi,

populasi, komunitas,

komunitas, ekosistem,

ekosistem, bioma, biosfer.

bioma, biosfer.

D. Macam-macam Ekosistem
1. Ekosistem Alami
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat
(terestrial) dan ekosistem perairan (aquatik). Ekosistem perairan
dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.
a. Ekosistem darat (terertrial)
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa
daratan. Bentuk bumi yang bulat dan miring pada sumbunya
menyebabkan penerimaan radiasi energi matahari pada tempat-tempat
yang berbeda tidak sama. Namun dengan sirkulasi atmosfer bumi dan
air, maka akan terjadi pembagian energi. Akibat dari penerimaan energi
radiasi yang berbeda itu, maka terbentuklah iklim dalam zona-zona
lebar seperti ikat pinggang mengelilingi bumi. Perbedaan penerimaan

energi radiasi matahari juga terjadi pada permukaan ke arah ketinggian
tertentu.

Gambar 2.2. Peta ekosistem darat di dunia.

Iklim merupakan dasar yang baik untuk menggambarkan ekosistem
darat dalam skala besar, karena iklim mencakup faktor lingkungan
abiotik yang penting bagi kehidupan.
Perbedaan iklim menyebabkan terbentuknya tipe-tipe vegetasi yang
khas. Iklim atau vegetasi dan hewannya merupakan suatu ekosistem
skala besar, disebut bioma atau daerah habitat.
Bioma tidak memiliki batas yang jelas. Pemandangan sering berubah
secara berangsur-angsur dari suatu bentuk bioma yang satu ke bentuk
bioma lainnya. Jenis bioma di dunia sangat banyak.
1) Bioma Padang Gurun
Beberapa bioma padang gurun terdapat di daerah tropika
(sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput.

Gambar 2.3. Bioma padang gurun.
Ciri-cirinya:
Lingkungan abiotik
a) Curah hujan atau presipitasi sangat rendah, yaitu lebih kurang 25
cm per tahun. Kadang-kadang hujan lebat turun, tetapi sangat
jarang.
b) Kecepatan evaporasi (penguapan air) lebih tinggi dari presipitasi.
c) Kelembaban udara sangat rendah.
d) Akibat rendahnya kelembaban, maka suhu siang hari sangt tinggi,
dapat mencapai 45°C. Sebaliknya, suhu pada malam hari sangat
rendh, dapat mencapai 0°C.
e) Tanah sangat tandus.
Lingkungan biotik
Flora
Karena keadaan daerah gurun adalah tandus dan kering, maka hanya
sedikit spesies tumbuhan yang dapat hidup di sana, yaitu yang
termasuk kelompok xerofit.
a) Tumbuhan semusim, dngan ciri-ciri sebagai berikut:
i. Kecil-kecil
ii. Saat turun hujan, tumbuhan itu segera tumbuh
iii. Berbunga dn berbiji
iv. Biji tahan lama dan bercampur dengan pasir, dan akan
tumbuh pada musim penghujan tahun berikutnya.
b) Tumbuhan menahun, dengan ciri-ciri sebagai berikut:

i. Daunnya kecil, bahkan ada yang tidak berdaun
ii. Mempunyai lapisan lilin yang tebal
iii. Di dalam tubuhnya terdapat jaringan untu menyimpan air
iv. Mempunyai akar yang panjang sehingga dapat menjangkau
air dari tempat yang jauh dan dalam
Fauna
Hewan

besar

jarang

ditemukan

kecuali

yang

mempunyai

kemampuan menyimpan air seperti unta. Sedangkan hewan-hewan
kecil umumnya terdiri dari rodentia (tikus), ular, kadal, semut, dan
kalajengking yang biasanya hidup di dalam lubang.
2) Bioma Padang Rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik
ke subtropik.
Ciri-cirinya:
Lingkungan abiotik
a) Curah hujan 25-50 cm per tahun. Di beberapa padang rumput
curah hujan dapat mencapai 100 cm per tahun.
b) Hujan turun tidak teratur.
c) Turun hujan yang tidak teratur menyebabkan

prositas

(peresapan air) dan drainase (aliran air) yang kurang baik,
sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.
Lingkungan biotik
Flora
Tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan tanah yang porositas
dan drainasenya kurang baik adalah rumput. Di daerah yang curah
hujanny tinggu, jenis rumputnya meliputi bluestem dan Indian
grasses, yang tingginya mencapai 3 meter. Sedangkan di daerah
yang kurang curah hujannya, rumputnya pendek-pendek, misalnya
rumput grama dan buffalo grasses.

Gambar 2.4. Padang rumput.
Fauna
Dibanding dengan daerah bioma darat lainnya, fauna di padang
rumput lebih banyak spesiesnya, meliputi:
a) Herbivora besar, seperti bison di Amerika; gajah, jerapah, dan
zebra di Afrika; kanguru di Australia.
b) Karnivora, seperti singa, anjing liar, cheetah, dan serigala.
Hewan-hewan lainnya adalah: insekta, rodentia, ular, dan burung.
3) Bioma Savana/Sabana
Bioma sabana adalah padang rumput yang diselingi oleh
gerombolan semak dan pohon. Berdasarkan jenis tumbuhan yang
menyusunnya sabana dibagi menjadi dua jenis yaitu:
a) Sabana murni, yaitu sabana yang pepohonan penyusunnya
hanya terdiri dari satu jenis tumbuhan saja.
b) Sabana campuran, yaitu sabana yang pepohonan penyusunnya
terdiri dari berbagai jenis tumbuhan.
Persebaran bioma sabana terdapat di Afrika, Amerika Selatan,
Australia, dan Indonesia (Nusa Tenggara).

Gambar 2.5. Kehidupan di bioma sabana
Ciri-Ciri Bioma Sabana:
a) Bersuhu panas sepanjang tahun.
b) Hujan terjadi secara semusim, dan menjadi faktor penting bagi
terbentuknya sabana.
c) Sabana berubah menjadi semak belukar apabila terbentuk
mengarah ke daerah yang intensitas hujannya makin rendah.
d) Sabana akan berubah menjadi hutan basah apabila mengarah ke
daerah yang intensitas hujannya makin rendah.
e) Terdapat di daerah khatulistiwa (iklim tropis).
f) Curah hujan anatara 100 - 150 mm/tahun.
g) Porositas (air yang meresap ke tanah) dan drainase (pengairan)
cukup baik.
Lingkungan Biotik
Flora
Tumbuhan yang terdapat di savana diantaranya semak, rumputrumputan, dan jenis tumbuh-tumbuhan besar seperti jenis ekaliptus
(Eucalyptus sp) dan pepohonan dengan ketinggian maksimal 4
meter.
Fauna
Beberapa jenis hewan yang hidup di daerah savana diantaranya
kuda, zebra, macan tutul, singa, anjing hutan, dan lain-lain.
4) Bioma Stepa
Stepa merupakan sebuah padang rumput biasanya terbentang
dari daerah tropika sampai ke daerah subtropika yang curah

hujannya tidak cukup untuk perkembangan hutan. Stepa adalah
dataran tanpa pohon (kecuali yang berada di dekat sungai atau
danau) yang umumnya ditumbuhi rumput pendek.
Bentuk dari stepa berupa semi-gurun, biasanya tertutup oleh
rumput atau semak, atau mungkin keduanya, tergantung berdasarkan
musim dan garis lintang. Istilah stepa juga digunakan untuk
menunjukkan iklim pada suatu daerah yang terlalu kering untuk
menunjang suatu hutan, hanya saja tidak cukup kering untuk menjadi
gurun.
Stepa tidak dikelilingi oleh kumpulan-kumpulan pepohonan.
Kalaupun ada mungkin hanya sedikit saja. Berbeda dengan sabana
yang meskipun merupakan padang rumput tapi diselingi oleh
kumpulan pepohonan besar.

Ciri-ciri Bioma Stepa:
a) Curah hujan yang tidak teratur, antara 250-500 mm/tahun.
b) Tanah di stepa pada umumnya tidak mampu menyimpan air
yang disebabkan oleh rendahnya tingkat porositas tanah dan
sistem penyaluran yang kurang baik sehingga menyebabkan
rumput-rumput tumbuh dengan subur, bahkan beberapa jenis
rumput tingginya mencapai tiga setengah meter.
Stepa memiliki pepohon yang khas yaitu Akasia yang wilayah
persebaran bioma stepa meliputi Afrika, Amerika Selatan, Amerika
Serikat bagian barat, Argentina dan Australia.
Flora
Flora yang berhasil hidup di bioma stepa adalah pohon akasia dan
semak belukar.

Gambar 2.6. Bioma stepa.
Fauna
Faunanya meliputi herbivora dan karnivora, yaitu rusa, antelop,
kanguru, harimau, singa dan ular.
Di beberapa negara, biasanya stepa dijadikan sebagai tempat
konservasi bagi binatang-binatang yang terbilang langka. Di
Indonesia, daerah yang paling banyak memilki stepa adalah Nusa
Tenggara Timur. Masyarakat disana biasa menggunakan wilayah
stepa atau padang rumput ini untuk area peternakan. Mulai dari
beternak kambing, sapi, kerbau, hingga kuda. Wilayah stepa sangat
mudah untuk dirawat sekaligus menyediakan banyak sumber
makanan bagi ternak-ternak mereka.
5) Bioma Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis merupakan bioma darat yang paling baik
iklimnya. Bioma ini banyak dijumpai di lembah Amazon, Amerika
Selatan, Indonesia, India Barat, Muangthai, Malaysia, dan di lembah
Kongo, Afrika.
Ciri-cirinya:
Lingkungan abiotik
Keadaan lingkungan di hutan hujan tropis baik bagi lebih banyak
organisme dibanding dengan keadaan lingkungan bioma darat
lainnya.

a) Curah hujannya tinggi, merata sepanjang tahun, yaitu antara 200255 cm per tahun.
b) Matahari bersinar sepanjang tahun.
c) Dari satu bulan ke bulan yang lain perubahan suhu hanya sedikit.
d) Di bawah kanopi (naungan) pohon malah tidak ada perubahan
suhu antara siang hari dan malam hari.

Gambar 2.7. Bioma Hutan Tropis.
Lingkungan biotik
Flora
Di bioma ini terdapat beratus-ratus spesies tumbuha. Pohon-pohon
utama dapat mencapai 20-40 meter, dengan cabang-cabang yang
berdaun lebat membentuk suatu tudung atau kanopi. Akibat adanya
kanopi, maka pada hutan hujan tropis terjadi perubahan iklim mikro
daerah tudung hingga ke dasar hutan.
a) Daerah tudung (kanopi), ciri-cirinya:
i. Di sini hidup tumbuhan epifit, misalnya anggrek dan kaktus
yang melakukan preadaptasi dengan lingkungan kering.
ii. Hanya mendapat air dan curah hujan.
iii. Variasi suhu dan kelembabam cukup besar.
Preadaptasi adalah adaptasi terhadap suatu daerah yang juga
sesuai bagi daerah lain, meskipun lingkungannya sangat berbeda.
b) Daerah tengah, ciri-cirinya:
i. Cahaya sedikit, mendapat air dari tanah dan sedikit mendapat
hujan.

ii. Tumbuhan yang ada adalah paku-pakuan dan Graminae
(rumput-rumputan).
c) Daerah dasar, ciri-cirinya:
i. Gelap sepanjang hari.
ii. Tidak pernah mendapat air hujan langsung.
iii. Suhu stabil (25°C), kelembaban tinggi.
Tumbuhan khas di daerah hutan tropis adalah liana dan epifit.
Contoh liana adalah rotan, contoh epifit adalah anggrek.
Fauna
Hewan yang ada adalah jenis hewan diurnal (yang aktif di siang
hari). Burung banyak ditemukan di daerah di daerah kanopi. Di
bawah tudung dan di daerah dasar, hidup hewab nocturnal (aktif di
malam hari), seperti kera, burung, babi hutan, kucing hutan, tupai,
macan tutul, jaguar. Hewan herbivora biasanya menjadi burung
hewan karnivora.
6) Bioma Hutan Gugur
Pada bioma ini juga sering terdapat padang rumput, gurun, dan
yang khas adalah adanya hutan gugur. Bioma ini dijumpai di
Amerika Serikat bagian timur, Eropa Barat, Asia Timur, dan Chili,
yang umumnya beriklim sedang.

Gambar 2.8. Bioma Hutan Gugur
Ciri-cirinya:
a) Curah hujan merata sepanjang tahun antara 75-100 cm per
tahun.
b) Yang paling khas adalah adanya hutan gugur.
c) Mempunyai empat musim, yaitu dingin, semi, panas, dan gugur.

d) Dibanding hutan tropis, jenis tumbuhan di hutan gugur lebih
sedikt dan kurang rapat.
Musim Panas dan Musim Gugur
Pada musim panas energi yang diterima cukup tinggi. Preipitasi
dan kelembabannya tinggi. Pohon-pohon yang tnggi tumbuh dengan
daun lebat membentuk tudung. Karena daunnya yang tipis, maka
cahaya masih dapat menembus ke dasar. Jadi bekembang dengan
baik, seperti serangga, burung, dan bajing. Omnivor yang
berkembang dengan baik adalah raccoon (sebangsa luwak).
Menjelang musim dingin, radiasi energi matahari turun, suhu
menjadi rendah, dab air cukup dingin. Tumbuhan mulai sulit
mendapatkan air sehingga daun-daun menjadi merah, coklat dan
gugur. Daun-daun dan buah yang gugur merupakan tumpukan
senyawa organik. Pada saar ini banyak hewan menggemukkan
badan, bebrapa jenis hewan seperti leming menyimpan biji-bijian
pada lubang, dan binatang mengerat membentuk lemak. Burungburung pemakan serangga pindah ke daerah tropis.
Musim Dingin dan Musim Semi
Pada musim dingin air menjadi salju. Tumbuhan gundul, dan
tidak melakukan aktivitas fotosintesis. Beberapajenis hewan dalam
keadaan hiberbasi (istirahat). Beberapa jenis burung tertentu
memakan biji-bijian dan serangga yang dorman, serta telur-telur
serangga di celah-clah kulit pohon.
Menjelang msim panas suhu naik dan salju mencair, tumbuhan
gundul mulai baerdaun kembali. Tumbuhan semak mulai tumbuh du
dasar. Hewan-hewan yang hibernasi mulai aktif lagi.
7) Bioma Hutan Taiga (Homogen)
Kebanyakan terdapat di antara daerah tropis dan kutub, dan juga
di pegunungan daerah tropis. Merupakan bioma yang biasanya hanya
terdiri atas satu spesies pohon.

Ciri-ciri ekosistem hutan taiga:
a) Perbedaan antara suhu di musim panas dan dingin tinggi. Pada
musim panas suhu sangat tinggi, sedang pada musim dingin
suhu sangat rendah.
b) Pertubuhan tanaman di musim anas antara lain 3-6 bulan.
Flora:
Pohon yang khas di bioma ini adalah konifer, terutama pohon spruce
(Pices), alder (Alder), birch (Betula), dan juniper.

Gambar 2.9. Bioma taiga (homogen)
Fauna:
a) Binatang khas adalah moose; hewan lainnya adalah beruang
hitam, ajak, dan marten.
b) Burung-burung yang berimigrasi di musim gugur-dingin.
Pada musim dingin beberapa jenis hewan seperti bajing dan
beruangtidur cukup lama, tetapi serangga berhibernasi. Burungburung pemakan serangga pindah ke selatan. Burung pemakan biji,
mencari biji konifer. Moose dan Caribou tetap bertahan hidup. Lynx
(kucing buas) dari Amerika Utara dan ajag memburu kelinci
sepanjang tahun.

8) Bioma Tundra (Alpine)
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam
lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi,
sehingga iklimnya merupakan iklim kutub.

Gambar 2.10. Bioma Tundra (Alpine)
Ciri-cirinya:
a) Setiap saat tundra mendapat sedikit energi radiasi. Pada musim
dingin gelap terus-menerus, sedang pada musim panas yang
panjang, terang terus-menerus.
b) Pada musim panas, Lichenes, Spaghnum dan rumput tumbuh
menutup permukaan tanah. Sedang tumbuhan berbiji seperti
Salix sp dan birch, tumbuh kerdil di atas permukaan tanah.
Dalam musim tumbuh yang pendek ini, tumbuhan membuat
persediaan makanan untuk setahun penuh.
Tumbuhan musim, berbunga serempak. Pada musim inilah
padang tundra dipenuhi oleh berbagai jenis hewan. Kelompok
burung air tawar dan pantai memelihara anaknya.
c) Pada musim dingin, lingkungan gelap, makanan sangat kurang.
Pada saat ini, burung air tawar berimigrasi ke selatan. Caribou
kembali ke hutan gugur. Larus sp (gull), sebangsa camar dan
rubah pergi ke pantai memangsa anjing laut. Binatang tundra
yang khas adalah Musk oxen dan Reindeer mencakar-cakar es
untuk mendapatkan lichenes.

Gambar 2.11. Reindeer (kiri) dan Musk oxen (kanan).
Burung-burung Ptarmigan (sebangsa ayam), rubah kutub dan
kelinci salju, pada musim panas berbulu berwarna gelap, pada
musim dingin menjadi berwarna putih.

Gambar 2.12. Burung Ptarmigan di musim dingin (putih) dan
panas (gelap).
Urutan bioma dari ekuator ke kutub, sama dengan urutan bioma dari
dataran rendah ke ekuator arah arah meninggi, urutan bioma suatu
gunung yang tinggi di ekuator adalah hutan tropis, hutan gugur, hutan
konifer daerah tundra es.

Gambar 2.13. Urutan bioma dari ekuator ke kutub.

b. Ekosistem Air Tawar
Ekosistem air tawar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ekosistem
yang airnya tenang (lentik), misalnya kolam, danau dan rawa; dan
ekosistem yang airnya berganti-ganti (lotik), misalnya sungai.
Ciri-ciri ekosistem air tawar:
1)
2)
3)
4)

Salinitasnya rendah, bahkan lebuih rendah daripada protoplasma.
Variasi suhu rendah.
Penetrasi cahaya matahari kurang.
Adanya aliran air seperti pada ekosistem sungai.

5) Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
Ekosistem air tawar terdapat di antara ekosistem darat dan air laut.
Flora:
Hampir semua divisi tumbuhan terdapat ekosistem air tawar, misalnya
teratai (Nymphaea gigantea), kangkung (Ipomoea aquatica), eceng
gondok, ganggang biru, ganggang hijau, dan berbagai fitoplankton.
Adaptasi tumbuhan terhadap ekosistem air tawar:
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding
selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke
dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan
tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar
jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat
air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau
isotonis.
Fauna:
Hampir semua filum terdapat pada ekosistem air tawar. Cara hewan
beradaptasi dengan lingkungan yang salinitasnya rendah:
1) Mengeluarkan air berlebihan.
2) Garam diabsorbsi melalui insang secara aktif.
3) Sedikit minum, air masuk ke dalam tubuh secara teru-menerus
melalui osmosis.
4) Ekskresi juga melalui mulut dan insang.

Pengelompokan Organisme dalam Ekosistem Air Tawar
Organisme dalam ekosistem air tawar dapat dikelompokkan
berdasarkan beberapa segi.
1) Berdasarkan aliran energi, organismenya dibedakan atas:
a) Autotrof, yang merupakan produsen, terdiri atas tumbuhan.
b) Fogotrof dan saprotof, yang merupakan konsumen.
2) Berdasarkan kebiasaan hidup dalam air, dibedakan atas:
a) Plankton, yang terdiri atas fitoplankton dan zooplankton, yaitu
golongan yang bergerak karena pengaruh aliran air. Biasanya
melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
b) Nekton, yang aktif berenang kian kemari, terdiri atas hewanhewan seperti ikan, katak, serangga air.
c) Neuston, yaitu jenis hewan yang beristirahat atau berenang di
permukaan air.
d) Bentos, yaitu hewan dan tumbuhan yang melekat atau
beristirahat di dasar atau hidup pada endapan, misalnya cacing
dan remis.
e) Peripition, yaitu hewan maupun tumbuhan yang melekat pada
daun, batang, akar atau pada permukaan benda lain.
3) Berdasarkan fungsinya, organisme dibedakan atas:
a) Produsen,

terdiri

atas

alga

seperti

Cyanophyceae,

Chlorophyceae, Spermatophyta seperti teratai, eceng gondok,
genjer, dan lain-lain.
b) Konsumen, terdiri atas serangga air, ikan udang, Mollusca,
Annelida, Protozoa, dan lain-lain.
c) Dekomposer (pengurai) sebagian besar berupa bakteri.
Berdasarkan intensitas cahaya, habitat air tawar dibagi atas 3 daerah
yakni:

a) Daerah litoral, yaitu daerah air dangkal, sehingga cahaya
dapat mencapai dasar. Biota yang ada adalah tumbuhan
berakar, udang, dan bebrapa jenis cacing serta plankton.
b) Daerah limnetik, daerah terbuka tetapi cahaya matahari masih
dapat mencapainya. Komunitas yang ada adalah plnkton,
nekton, dan neuston.
c) Daerah profundal, yaitu daerah dasar yang dalam sehingga
cahaya matahari tidak dapat menjangkaunya.
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang (ekosistem air
tawar lentik) dan air mengalir (ekosistem air tawar lotik). Termasuk
ekosistem air tawar lentik adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air
lotik adalah sungai.
1) Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan
luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter
persegi.

Gambar 2.14. Berbagai Organisme Air Tawar berdasarkan Cara
Hidupnya
Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi
cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari
sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak
tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga

terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin.
Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah
dingin di dasar.
Berdasarkan komunitas tumbuhan dan hewan yang tersebar di
danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi danau
dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.
a) Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari
menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan
tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan
daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air.
Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis
ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan
remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air
seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia
yang sering mencari makan di danau.
b) Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi
dan masih dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh
berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri.
Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan
tinggi selama musim panas dan musim semi.
Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan
udang- udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton
dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan
yang lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular, kura-kura,
dan burung pemakan ikan.
c) Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik
danau. Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk
respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari
daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.
d) Daerah bentik

Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya
bentos dan sisa-sisa organisme mati.
Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi
organik-nya, yaitu sebagai berikut :
a) Danau Oligotropik
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan
kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik
tidak produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh
sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen
sepanjang tahun.
b) Danau Eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan
kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat
produktif. Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat bermacammacam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal.
Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik
akibat adanya materi-materi organik yang masuk dan endapan.
Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia,
misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan
sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan sejumlah
nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan populasi ganggang
atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan
yang akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut.
Pengkayaan danau seperti ini disebut “eutrofikasi”. Eutrofikasi
membuat air tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai
keindahan danau.
2) Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air
sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan
makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan
oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan
garis lintang.

Gambar 2.15. Sungai yang termasuk dalam ekosistem air tawar
lotik.
Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air
sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas
plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai
gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan
tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.
Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak
sungai, dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai Man air tawar. Di
hilir sering dijumpai ikan kucing dan gurame. Beberapa sungai besar
dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di daerah
tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.
Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena
mengalami

adaptasi

evolusioner.

Misalnya

bertubuh

tipis

dorsoventral dan dapat melekat pada batu.
Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni
habitat kecil yang bebas dari pusaran air.
Berdasarkan kuat alirannya, habitat sungai dapat dibedakan
menjadi daerah yang deras alirannya dan daerah yang lambat
alirannya.
c. Ekosistem Laut
Habitat laut merupakan 70% dari seluruh permukaan bumi. Oleh
karena itu, habitat laut angat penting dari keseluruhan ekosistem,
terutama berkaitan dengan revolusi biru, di mana perhatian sekarang
diarahkan ke laut sebagai sumber daya penting (hayati dan non-hayati).

Ciri-ciri ekosistem laut:
1) Salinitasnya tinggi, terutama di daerah tropis, sedang di daerah
dingin cukup rendah.
2) Habitat laut yang sau dengan lainnya selalu bersambung.
3) Konsentrasi makanan yang larut di air laut angat kecil sehingga
merupakan faktor pembatas bagi pertumbuhan populasi di dalam
ekosistem laut.
4) Ekosistem laut tidak dipengaruhioleh iklim dan cuaca.
5) Arus air laut selalu berputar yang timbul karena perbedaan
temperatur dan perputaran bumi.
6) Suhu air di daerah tropis sekitar 25°C dan makin ke kutub makin
rendah hingga mendekati 0°C. Suhu air di daerah ropis pada siang
hari di permukaan dengan di bawah permukaan juga berbeda.
Sehingga air di permukaan juga berbeda dan tidak bisa bercampur
dengan air di lapisan bawah. Hal ini menyebabkan air permukaan
di daerah tropis pada siang hari menjadi panas. Batas dari kedua
lapisan air ini disebut termoklin.
Pembagian Ekosistem Laut

Gambar 2.16. Pembagian ekosistem laut menjadi berbagai zona.
Sebagaimana halnya dengan ekosistem air tawar, ekosistem laut pun
dapat dibeda-bedakan menurut beberapa segi:
1) Secara fisik habitat laut terbagi atas:

a) Daerah litoral, yaitu daerah yang berbatasan dengan darat.
Biota yang hidup di daerah ini umumnya sebagai bentos.
b) Daerah neritik, merupakan daerah laut dangkal, terbagi atas
tiga daerah, yaitu supra tidal, interdal, dan sub tidal.
Kedalamannya sampai 200 meter, biota yang ada di sisni
meliputi plankton, nekton, dan bentos.
c) Daerah batial, kedalaman 200-2.000 meter.
d) Daerah abisal, pada kedalaman 2.000 meter lebih.
2) Berdasarkan intesitas cahaya habitat laut dibedakan atas:
a) Daerah fotik, yaitu daerah yang masih dapat ditembus cahaya,
lebih kurang kedalamannya 200 meter.
b) Daerah twilight, berkisar antara 200-2.000 meter. Di daerah ini
cahaya remang-remang dan tidak efektif lagi.
c) Daerah afotik, yaitu daerah yang tidak ada cahaya lagi.
Ekosistem air laut dibagi menjadi tiga zona (wilayah), yaitu zona
litoral, zona laut dangkal, dan zona pelagik. Ekosistem air laut yang
termasuk zona litoral adalah estuari, pantai pasir, dan pantai batu.
Ekosistem yang termasuk zona laut dangkal adalah ekosistem terumbu
karang, sedangkan ekosistem yang termasuk zona pelagik adalah
ekosistem laut dalam.
1) Lautan (Oseanik)
Habitat lautan (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam)
yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut
tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik,
suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah
tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air
yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat
bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak
plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan
air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga
memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk.

Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah
permukaannya secara horizontal.
Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai
berikut.
a) Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
b) Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya
matahari sampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter.
c) Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 2002500 m
d) Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari
pantai (1.500-10.000 m).
Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturutturut dari tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai
berikut.
a) Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan
kedalaman air sekitar 200 m.
b) Mesopelagik merupakan daerah dibawah epip