Mediakom Edisi 23 April 2010 - [MAJALAH]



Mediakom No.XXIV/JUNI/2010

Etalase
SuSunan REDaKSI

Mediakom
Penanggung Jawab
drg. Tritarayati,SH
Redaktur
Dyah Yuniar Setiawati, SKM, MPS
Drs. Sumardi
Editor/Penyunting
Dra. Hikmandari A., M.Ed
drg. Anitasari SM.
Prawito, SKM, MM
Busroni S.IP
Mety Setyowati, SKM
Aji Muhawarman, ST
Desain Grafis dan Fotografer

Resty Kiantini, SKM, M.Kes
Dewi Indah Sari, SE, MM
Sri Wahyuni, S.Sos, MM
Giri Inayah, S.Sos.
R. Yanti Ruchiati
Wayang Mas Jendra, S.Sn
Sekretariat
Agus Tarsono
Waspodo Purwanto
Hambali
Yan Zefrial
Alamat Redaksi
Pusat Komunikasi Publik
Gedung Kementerian Kesehatan RI
Blok A, Ruang 107
Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav. 4-9
Jakarta 12950
Telepon
021-5201590; 021-52907416-9
Fax

021- 5223002; 021-52960661
Email
info@depkes.go.id
kontak@depkes.go.id
Call Center
021-500567, 021-30413700
Redaksi menerima naskah
dari pembaca:
dapat dikirim ke alamat email redaksi

drg. Tritarayati, SH

Reformasi
Kesehatan Masyarakat

G

aung reformasi belum mati. Ia masih terus berkobar, menyebar
dan membakar para pendekar perubahan. Tak kenal lelah, pasrah
dan menyerah. Walau sudah puluhan tahun lalu reformasi di

segala bidang itu dideklarasikan, tapi tujuan dari cita-citanya
belum tercapai secara optimal.
Menyadari hal tersebut, wajar bila semangat reformasi harus masih
tetap dihidupkan, mendorong dan menggerakan ke arah yang lebih baik.
Mulai dari gagasan, konsep, roadmap, renstra dan program kerja tahunan.
Semuanya terus menggelinding, berubah menyesuaikan diri dengan
keadaan. Tak terkecuali reformasi kesehatan masyarakat di Kementerian
Kesehatan.
Prioritas reformasi kesehatan masyarakat meliputi; jaminan kesehatan
masyarakat, pelayanan kesehatan di daerah terpencil, perbatasan, dan
kepulauan (DTPK), ketersediaan obat dan alkes disetiap fasilitas kesehatan,
reformasi birokrasi, bantuan operasional kesehatan, penanganan daerah
bermasalah kesehatan dan rumah sakit Indonesia kelas dunia.
Sebenarnya, pembanguan kesehatan di DTPK sudah menjadi prioritas
selama ini, tapi hasilnya belum optimal. Masih banyak kendala dan hambatan
yang menghadang. Wilayah geograis yang sulit dijangkau, SDM kesehatan
yang rendah, penduduk dengan status ekonomi yang lemah dan pendanaan
pemerintah yang terbatas.
Mediakom edisi ini mengetengahkan secara lengkap problematika dan
hasil pembangunan kesehatan di DTPK yang telah dicapai, serta langkah

kebijakan ke depan yang akan ditempuh. Harapannya, masyarakat di DTPK
akan menjadi lebih sehat dan tetap mencintai Indonesia.
Tak ketinggalan laporan kunjungan kerja bersama menteri kesehatan dari
Yogyakarta, semarang, Sambas dan Tangerang. Semua terangkum secara rinci
dengan keunggulan masing-masing daerah. Dengan demikian, pembaca
dapat mengambil pelajaran dari success story yang telah dipersembahkan.
Selamat membaca…! n
Redaksi
No.XXIV/JUNI/2010 Mediakom



Daftar Isi
10
7

12
27

37

36

Cover: Menteri Kesehatan,
Mentan dan Gubernur Banten
melepas peserta Sepeda Sehat
pada Hari Kesehatan Sedunia
2010
Foto: Rifanny

3

Etalase

4

Daftar Isi

6

Surat Pembaca


7

Info Sehat
Tinggalkan Lift, Gunakan Tangga
Tes Pendengaran
6 Gram Coklat Per Hari untuk Jantung Sehat
Sinyal Tubuh Bila Kekurangan Vitamin

10 Ragam
Meningkatkan Pembinaan Kesehatan Haji
Dr. Wan alKadri, MSc:
Pelayanan Kesehatan Haji 2010
harus lebih baik


Mediakom No.XXIV/JUNI/2010

39
Seleksi

Menuju Jaminan Kesehatan Sosial nasional
Otak dan Pemilihan Sumber Daya Manusia

17 Media utama
Roadmap Reformasi Kesehatan Masyarakat
Bangun Kota Berwawasan Kesehatan
Potret Pelayanan Kesehatan Diberbagai
DTPK
Monev nakes di Beranda yang Masih
Terabaikan
Suka Duka Pelayanan Kesehatan di Daerah
Terpencil, Kepulauan dan Perbatasan

37 Stop Press
Bicara Rokok:
Siapa Buntung Dan Siapa untung?
Kanker Dapat Dicegah

42


44

56
51

49

54

42 Peristiwa

akhirnya Bilqis Pergi untuk Selamanya
Kota Yogyakarta Bangun Rumah Pemulihan
Gizi
859 Dokter Baru Tempati Puskesmas di
Daerah Terpencil dan Sangat Terpencil

49 Potret

Dr. Ernita Mayasari:

Mengabdi atas Panggilan Hati

51 nasional

antara Sambas dan aruk

54 Daerah

Mengunjungi Pelayanan Kesehatan
Di Halmahera Selatan

56 Siapa Dia

ade Rai
Elsa nasution
Olga Lidya
adrian Maulana

58 Lentera


Keterbukaan Informasi Publik
Reformasi Birokrasi
No.XXIV/JUNI/2010 Mediakom



Surat Pembaca

Mohon Penjelasan
Mohon penjelasan proses usulan Bidan PTT dan
siapakah yang mengangkat Bidan PTT menjadi CPNS,
Pemerintah Daerah atau Kementerian Kesehatan, karena
selama ini hanya isu dan berita simpang siur yang kami
dapatkan. Terima kasih.
Ganda Suganda
Jawab
Proses usulan menjadi Bidan PTT, diusulkan oleh yang
bersangkutan. Usulan dapat disampaikan kepada
Badan Kepegawaian Daerah (BKD) atau kepada Biro
Kepegawaian Kementerian Kesehatan.

Selanjutnya yang mengangkat Bidan PTT menjadi
Calon Pegewai Negeri Sipil (CPNS) yakni institusi
yang menyediakan formasi CPNS. Penyedian formasi
CPNS dapat berasal dari pusat yaitu Biro Kepegawaian
Kementerian Kesehatan dan daerah yaitu Badan
Kepegawaian Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota.

Obat Generik
Apakah obat generik dapat dibeli oleh perusahaan
swasta untuk memenuhi kebutuhan obat perusahaan
untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada
karyawan? Terima Kasih.
Rudi.K
Jawab
Masyarakat, termasuk perusahaan swasta boleh membeli
obat generik , bahkan dianjurkan untuk memenuhi
kebutuhan pengobatan dan pelayanan kesehatan.

Visi dan Misi
Minta penjelasan visi, misi dan rencana strategis


Mediakom No.XXIV/JUNI/2010

Kementerian Kesehatan.
Fahrizal Ferdan” rizal_lalacomsel@yahoo.com
Jawab
Visi
Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan.
Misi
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui
pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan
masyarakat madani.
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin
tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata,
bermutu, dan berkeadilan.
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya
kesehatan.
4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
Strategi
1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan
masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan
melalui kerjasama nasional dan global.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata,
terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis
bukti; dengan pengutamaan pada upaya promotif
dan preventif.
3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan,
terutama untuk mewujudkan jaminan sosial
kesehatan nasional.
4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan
SDM Kesehatan yang merata dan bermutu.
5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan
keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta
menjamin keamanan/khasiat, kemanfaatan, dan mutu
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan.
6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel,
transparan, berdayaguna dan berhasilguna untuk
memantapkan desentralisasi kesehatan yang
bertanggungjawab.

Info Sehat
Tinggalkan Lift,
Gunakan Tangga

T

inggalkan lift dan naik tangga paling tidak sampai lantai tiga setiap kali
berada dalam gedung, dapat menjadi alternatif bagi mereka yang tidak
sempat berolahraga. Selain menghemat energi, kebiasaan itu menjadikan
tubuh lebih bugar dan sehat.
Dalam tiap menitnya, aktivitas naik tangga diperkirakan akan
membakar kalori sebanyak 8-11 kkal. Menurut penelitan yang dilakukan oleh
American Council on Exercise aktivitas naik tangga yang dilakukan selama 30 menit
sama dengan melakukan olahraga bersepeda pada kecepatan 19-22 km per jam.
Selain memberikan manfaat bagi kesehatan jantung, aktivitas naik tangga yang
dilakukan secara rutin tiap harinya dapat menurunkan kadar ‘kolesterol jahat’ LDL
(low density lipoprotein) yang berfungsi untuk membawa kolesterol dari dalam
hati menuju sel-sel tubuh.
Jadi tinggalkan lift dan eskalator di kantor. Daripada lama menunggu naik lift
untuk naik/turun satu-dua lantai, ada baiknya naik/turun menggunakan tangga,
lebih cepat dan sehat.ngi-dari berbagai sumber

Tes Pendengaran

B

ukan pada Manula saja
ketajaman pendengaran
dapat menurun, pada
orang-orang yang
lebih muda juga dapat
terkena gejala penurunan tajam
pendengaran..! Nah hati-hati kalau
begitu.
Gejala penurunan tajam
pendengaran pada usia muda dapat
terjadi antara lain pada orangorang yang sehari-hari bekerja
di lingkungan bising, seperti di
pabrik, kawasan bandara, atau
karena mengkonsumsi obat-obatan
tertentu.
Pada anak-anak, dr. Damayanti

Soetjipto, Sp.THT dalam situs www.
ketulian.com menyebutkan
bising di tempat permainan anakanak di mal sangat tinggi penyebab
ketulian pada anak balita. Anakanak hanya boleh berada di tempat
tersebut sekitar 1-2 jam. Lebih dari
itu akan terjadi kelelahan koklea
yang akan menyebabkan gangguan
pendengaran menetap.
Bila pada akhir-akhir ini Anda
merasa ada yang kurang beres
dengan pendengaran, jangan ragu
untuk segera memeriksakan tajam
pendengaran ke dokter.
Berikut ini adalah beberapa
pertanyaan seputar pendengaran
Anda
1. Apakah Anda suka meminta
lawan bicara Anda untuk
mengulang-ulang kata katanya ?
2. Anda sering kurang dapat
memahami pembicaraannya
walaupun dapat
mendengarkannya?
3. Anda merasa akhir-akhir ini

pendengaran Anda tidak sebagus
biasanya.
4. Anda kesulitan mendengar
dalam lingkungan agak bising.
5. Anda kesulitan dalam mengikuti
percakapan kelompok.
6. Teman-teman bilang Anda
menyetel radio ,walkman, TV
terlalu keras.
7. Teman-teman bilang bicara Anda
selalu keras.
8. Anda mulai sulit memahami
perkataan anak-anak
9. Anda mulai kesulitan mendengar
di dalam gedung bioskop atau
tempat yang luas.
10. Anda mulai suka memastikan
ucapan orang melalui teman
pembicaraan Anda.n
gi- dari berbagai sumber

No.XXIII/APRIL/2010 Mediakom



Info Sehat
6 Gram Coklat Per Hari
untuk Jantung Sehat

S

etiap sajian coklat tidak hanya menghadirkan
rasa nikmat yang disukai lidah, namun juga
diyakini dapat bermanfaat bagi kesehatan
tubuh. Bahkan, satu potong kecil coklat pun
bisa berefek positif terhadap jantung dan
tekanan darah. Tak heran jika coklat menjadi favorit
setiap orang, anak-anak sampai orang tua.
Hasil riset terbaru mengungkap, konsumsi coklat setiap
hari mampu meminimalisir risiko jantung dan stroke
sebesar 39%. Hal itu karena kokoa sebagai bahan dasar



Mediakom No.XXIII/APRIL/2010

pembuat
coklat
mengandung
flavanoid, satu
zat yang mampu
meningkatkan oksida
nitrat dalam darah dan mengoptimalkan fungsi
pembuluh darah.
Untuk alasan yang sama, peneliti menemukan, coklat
hitam jauh lebih bermanfaat ketimbang coklat susu
atau coklat putih untuk urusan kadar
antioksidan.
Brian Buijsse, pakar nutrisi dari German
Institute of Human Nutrition, Nuthetal,
Germany, menyatakan sekalipun individu
mengonsumsi satu potong kecil coklat,
manfaat yang diperoleh tetaplah sama.
Bahkan bila takarannya bertambah
hingga 6 gram, terbukti hanya 85 individu
dari 10.000 orang yang terkena serangan
jantung dan stroke.
Walau demikian Brian menegaskan,
konsumsi 100 gram coklat berarti
memasukkan 500 kalori pada tubuh.
Meskipun, coklat bermanfaat, namun jika
dikonsumsi terlalu banyak justru dapat
mengakibatkan kelebihan berat badan
yang berisiko tinggi tekanan darah tinggi
dan serangan jantung.
“Efek coklat untuk kesehatan memang
sangat menjanjikan. Tetapi, kita harus
mengonsumsi coklat sebagai bagian
dari kesehatan dan keseimbangan diet,”
katanya.
Ia menambahkan, kendati hanya
mengkonsumsi sedikit coklat, asalkan
tidak dibarengi dengan asupan makanan
ringan, Anda bisa terhindarkan dari
penyakit jantung.
Sebaiknya hindari mengonsumsi
coklat secara berlebihan. n
gi- dari berbagai sumber

Info Sehat
Sinyal Tubuh Bila Kekurangan Vitamin

S

Jerawat

etiap orang pasti pernah
mengalami kekurangan
suatu vitamin atau zat
tertentu yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh
kita. Biasanya, saat seperti ini, tubuh
memberikan sinyal-sinyal tertentu.
Sayangnya, tidak semua orang peka
terhadap sinyal tersebut, ada zat
yang kurang.
Berikut adalah beberapa sinyal
yang menandakan tubuh kita
kekurangan zat tertentu:

Timbulnya jerawat, selain bisa
disebabkan karena kotoran yang
menghambat di pori-pori kulit wajah
kita, kemungkinan lainnya juga
bisa karena kekurangan vitamin B
kompleks, vitamin E dan asam lemak
esensial. Sebaiknya konsumsi produk
hewani, sereal, unggas dan makanan
laut.

Rambut tipis
Kemungkinan kekurangan zat
besi atau zink. Sebaiknya konsumsi
daging, kacang-kacangan, produk
susu dan kerang.

Kuku mudah patah
Kemungkinannya adalah akibat
kekurangan zat besi, zink dan asam
lemak esensial. Sebaiknya konsumsi
daging, kacang-kacangan dan ikan.
Jangan anggap remeh bila kuku
Anda patah. Biasanya memang
keadaan seperti ini disebabkan
karena kuku dalam kondisi kering.
Namun jangan terus menerus
membiarkan keadaan ini karena bisa
saja ini merupakan indikasi Anda
terkena penyakit tiroid.

Ketombe
Kulit kepala yang berminyak serta
kotoran yang menempel di rambut
dapat menyebabkan ketombe. Tapi,
ternyata selain itu ketombe juga
dapat disebabkan karena Anda
kekurangan vitamin C, B6, zink dan
asam lemak esensial. Sebaiknya
konsumsi buah-buahan seperti jeruk,
daging, ikan, unggas dan produk
susu.

Mata terasa kering
Mata yang terasa kering kerap
disebabkan oleh kondisi lingkungan
sekitar kita. Ini disebabkan karena
air mata tidak dapat melapisi mata
dengan baik. Atasi ini dengan
mengonsumsi vitamin A dan asam
lemak esensial. Sebaiknya konsumsi
sayuran atau buah yang berwarna
hijau, kuning atau oranye.

Pecah-pecah di bagian
ujung mulut
Penyebabnya dapat terjadi
dikarenakan kekurangan zat besi,
vitamin B12, B6 dan asam folat.
Sebaiknya Anda mengonsumsi
daging, kacang-kacangan dan
sayuran berwarna hijau.

Mata merah
Bibir pecah-pecah
Bibir pecah-pecah yang sering
kita indikasikan sebagai tanda
bahwa tubuh kita mengalami
panas dalam, disebabkan karena
kekurangan vitamin B2. Sebaiknya
konsumsi daging dan produk susu.

Kulit memerah di wajah
berminyak
Kemungkinan kekurangan
vitamin B2, B6, zink atau asam lemak
esensial. Sebaiknya konsumsi daging,
ikan, unggas dan kerang.

Mata yang merah seringkali kita
indikasikan karena kelelahan atau
kemasukan debu. Namun, ternyata
mata merah juga mengindikasikan
Anda kemungkinan kekurangan
vitamin A dan B2. Sebaiknya
konsumsi produk susu, daging, buah
atau sayuran berwarna oranye dan
hijau.

Luka lambat sembuh
Kemungkinan kekurangan zink.
Sebaiknya konsumsi produk susu
dan kerang.n
gi- dari berbagai sumber

No.XXIII/APRIL/2010 Mediakom



Ragam
Meningkatkan
Pembinaan
Kesehatan Haji

K

ementerian Kesehatan terus meningkatkan
pembinaan dan pelayanan kesehatan
bagi jamaah haji. Pembinaan dilaksanakan
secara menyeluruh meliputi promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Dalam pelaksanaannya memerlukan kerjasama
berbagai pihak terkait, sektor dan pemerintah
daerah. Mulai dari pelayanan kesehatan di tanah air
sebelum keberangkatan jemaah sampai kembali
ke tanah air kembali merupakan proses pelayanan
berkesinambungan dan komprehensif.
Hal ini disampaikan Kepala Pusat Kesehatan Haji dr.
Wan Alkadri Sai Sohar, MSc dalam resume pertemuan
rakon pasca operasional penyelenggaraan kesehatan
haji tahun 2009/1430 di Jakarta.
Menurut dr. Wan Alkadri pelaksanaan pemeriksaan
kesehatan pertama di Puskesmas meliputi pemeriksaan,
pengobatan dan pemeliharaan kesehatan. Pemeriksaan
kedua dilaksanakan di rumah sakit Kabupaten/ Kota
oleh dokter spesialis pada jamaah haji lanjut usia,
risiko tinggi dan hamil. Sementara Dinas kesehatan
Provinsi, Kabupaten/Kota, Kantor Kesehatan Pelabuhan,
Embarkasi/debarkasi agar melaksanakan pelayanan
kesehatan sesuai Kepmenkes dan mencermati

kekurangan dan kelemahan pelaksanaan dilapangan.
Pelaksanaan pembinaan manasik haji agar
disinkronkan antara Kantor Urusan Agama (KUA) dan
Puskemas di tingkat Kecamatan. Pelaksanaan kegiatan
terdapat materi penyuluhan kesehatan yang melibatkan
Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota.
Sehingga bimbingan dan penyuluhan kesehatan selama
manasik haji menjadi media diskusi antar jamaah haji dan
konsultasi berhaji sehat dan mandiri, ujar dr.Wan Alkadri.
Khusus isu vaksin Meningitis Meningokokus, tugas
Kementerian Kesehatan memberikan vaksin kepada
seluruh jamaah haji dan umroh. Sehingga mereka
terlindung dari kemungkinan terjangkit penyakit
meningitis. “Terkait dengan masalah halal dan haram
status vaksin tetap mengacu kepada Fatwa Majelis
Ulama Indonesia (MUI)”, tegas dr.Wan. nPra

Dr. Wan alKadri, MSc:

Pelayanan Kesehatan Haji
2010 harus lebih baik

W

alau perbaikan terus
dilakukan, masih
ada saja kekurangan
di sana-sini setiap
tahunnya. Mulai

10

Mediakom No.XXII/APRIL/2010

dari rekrutmen TKHI, pemberian
vaksinasi, dan pelayanan kesehatan
secara umum di tanah air maupun di
Arab Saudi. Langkah apa saja yang
akan dilakukan untuk memperbaiki,

sehingga pelayanan kesehatan jamaah
haji tahun ini lebih baik dari tahun
sebelumnya. Berikut ini wawancara
Mediakom dengan Kepala Pusat
Kesehatan Haji dr. Wan Alkadri, MSc.

Ragam
Bagaimana hasil evaluasi
pelaksanaan kesehatan haji tahun
2009?
Untuk mengevaluasi pelayanan
kesehatan haji 2009, harus
menggunakan indikator keberhasilan
yang dapat dilihat dari segi input,
proses dan output. Salah satu
output keberhasilan yaitu angka
kematian jemaah haji turun secara
signiikan dibandingkan tahun
sebelumnya. Kalau dilihat dari segi
proses pelayanan kesehatan, petugas
kesehatan di semua tempat, apakah
di Mekkah, Jeddah, Madinah, sektor
dan kloter sudah memberikan
pelayanan yang cukup memadai.
Berdasarkan hasil survey kepuasan
yang ditanyakan kepada jemaah
sebagian besar menyatakan bahwa
pelayanan kesehatan sudah cukup
memuaskan.
Dari segi input, seperti saranaprasarana pelayanan kesehatan di
Mekkah, sudah membangun dan
memfungsikan Balai Pengobatan Haji
Indonesia dengan kualiikasi rumah
sakit kelas C. Termasuk melengkapi
logistiknya, sehingga kualitas
Dr. Wan AlKadri, MSc
Kepala Pusat Kesehatan Haji

pelayanan kesehatan sudah cukup
memadai.
Namun demikian, masih
menghadapi berbagai kekurangan
yaitu petugas kesehatan, ketersediaan
obat dan masalah koordinasi.
Koordinasi belum berjalan secara
optimal, baik koordinasi dengan
Kementerian Agama, Kementerian
Luar Negeri dan koordinasi secara
internal.
Terkait dengan koordinasi tahun
kemarin masih lemah, upaya
peningkatannya seperti apa?
Ya, koordinasi harus dilakukan
khususnya dengan Kementerian
Agama di semua kegiatan yang
dianggap penting, seperti bidang
perekrutan tenaga dan pelatihan
tenaga. Demikian juga pada waktu
menggunakan fasilitas, fasilitas mana
yang akan digunakan bersama, harus
ada koordinasi secara baik.
Sebagai contoh untuk mengakses
data dari siskohat Kemenag tidak
bisa cepat untuk publikasi. Ke depan
bagaimana koordinasinya?

Koordinasi ini kan penting,
umpamanya informasi harus
menyediakan data yang sama dari
orang yang sama, padahal sudah
tersedia. Oleh karena itu harus
dilakukan koordinasi. Koordinasi
muncul karena mempunyai tujuan
yang sama, mempunyai persepsi
yang sama dan mempunyai suatu
kegiatan yang sama.
Sehingga penugasan pemimpin
yang ada di Arab Saudi harus
memenuhi kriteria yang akan diatur,
membuat kriteria yang menjadi
koordinator. Dipilih orang yang
terbaik di Kementerian Kesehatan
maupun UPT-nya. Ini salah satu syarat
melakukan koordinasi. Namanya saja
koordinator. Jadi fungsi utamanya
meningkatkan dan memperbaiki
koordinasi.
Bagaimana langkah berikutnya?
Dari hasil evaluasi pelayanan
kesehatan haji 2009, perlu
merumuskan apa yang akan
dilakukan tahun 2010. Bidang
ketenagaan misalnya harus
menjadikan rekrutmen Tenaga
Kesehatan Haji Indonesia (TKHI)
menjadi bagian dari reformasi
birokrasi. Sehingga dalam waktu
singkat akan mendapat tenaga yang
professional, handal, bertanggung
jawab dan amanah. Sehingga mereka
dapat melakukan tugas di Arab Saudi
dengan baik.
Alhamdulillah dari proses
rekrutment yang dilakukan secara
transparan, menggunakan cara
planning system. Berikutnya dilakukan
veriikasi, nominasi, seleksi dan
pelatihan. Pelatihan merupakan suatu
persyaratan yang menentukan untuk
mencari petugas kesehatan yang
diharapkan.
Sedang dalam bidang obat, sudah
menyusun perencanaan terpadu
dengan melibatkan semua pelaku
lama yang sudah bertugas. Termasuk
dengan unit struktural Pusat

No.XXII/APRIL/2010 Mediakom

11

Ragam
Kesehatan Haji, P2PL, dan rumah
sakit. Merumuskan kebutuhan
obat dan jenis obat yang akan
dipakai di tahun 2010, dengan
memperbaiki formularium obat.
Disamping itu juga melakukan
perbaikan sarana prasarana BPHI
Madinah, dengan membuat
kontrak baru, kemudian
mendesain ulang sehingga
menjadi rumah sakit kelas B.
Dalam pelayanan kesehatan
yang tidak kalah penting adalah
pemeriksaan dan pelaksanaan
pembinaan di daerah asal. Saat ini
sudah menetapkan 150 kabupaten /
kota ( 30%) yang akan melaksanaan
pemeriksaan pelayanan dan
pembinaan jemaah haji secara
standard. Mudah mudahan tahun
depan akan meningkat 50%, tahun
berikutnya 70%, sehingga pada
akhir tahun 2014 akhir dari periode
Kementerian Kesehatan 100%
pemeriksaan dan pelayanan jemaah
haji di daerah asal sudah standar.
Jadi diharapkan 210 ribu
jemaah yang memenuhi
persyaratan sanggup dan mampu
melaksanakan ibadah haji, maka
dari segi kesehatan juga sudah
memenuhi standar. Diharapkan
dengan pelayanan kesehatan yang
standar sewaktu di Arab Saudi
semua jamaah dapat melaksanakan
semua proses ibadahnya, bagi
yang sakit setelah mendapat
pertolongan dapat melakukan
ibadah. Sehingga semua jamaah
akan mendapatkan predikat haji,
kecuali yang meninggal.
Harapan bapak untuk tahun
2010 kira-kira seperti apa
sih pelayanan kesehatan haji
Indonesia ini ?
Yang pasti 2010 harus lebih
baik dari 2009. Oleh karena itu
semua simpul yang ada di tanah
air, embarkasi, perjalanan dan
di Mekkah akan ditingkatkan.
Sehingga tingkat kepuasan
pelayanan kesehatan meningkat. n
Pra
1

Mediakom No.XXII/APRIL/2010

Seleksi
Oleh Zaenal Abidin, S.AP, M.AP
Staf Sub Bagian TU Biro Setjen Depkes RI

S

umber daya manusia (SDM)
merupakan aset utama
dan berperan penting bagi
kelangsungan hidup suatu
organisasi. Setiap organisasi
dituntut membina kompetensi
pegawainya sesuai dengan kompetisi
jabatan-jabatan yang ada dalam
struktur organisasi. Oleh karena itu
perlu dilakukan berbagai upaya untuk
meningkatkan dan mengembangkan
potensi setiap pegawai agar memiliki
kecakapan, keterampilan, dan
keahlian yang pada akhirnya tercipta
profesionalisme yang diperlukan
untuk menangkal berbagai ancaman,
hambatan dan tantangan yang
dihadapi saat ini dan di masa depan.
Di lingkungan instansi pemerintah,
untuk mengantisipasi situasi
tersebut, pemerintah melalui UU
Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Perubahan atas UU Nomor 8
Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian telah mengubah
paradigma di bidang kepegawaian,
dari pendekatan yang berorientasi
pada administrasi kepegawaian,
ke pendekatan manajemen SDM.
Sebagai tindak lanjut dari undang
undang tersebut, pemerintah telah
melakukan kajian dan mengeluarkan
berbagai peraturan pelaksanaan
antara lain Peraturan Pemerintah
Nomor 100 Tahun 2000 yang
kemudian di perbaruhi dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13
Tahun 2002 tentang Pengangkatan
Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan
Struktural dan Keputusan Kepala
Badan Kepegawaian Negara
Nomor 46 A tentang Pedoman
Penyusunan Standar Kompetensi
Jabatan Struktural PNS dan Metode

Assessment Center.
Sebagaimana diuraikan oleh
Tim Assessment Center Badan
Kepegawaian Negara, metode
Assesment Center diharapkan
dapat digunakan secara optimal
untuk penelusuran potensi dan
minat Pegawai Negeri Sipil (PNS)
yang akan di tempatkan dalam
suatu jabatan dan sesuai dengan
kehendak UU Nomor 43 Tahun 1999
Pasal 17 ayat (2) yang menyatakan
“Pengangkatan PNS dalam suatu
jabatan dilaksanakan berdasarkan
prinsip profesionalisme sesuai
dengan kompetensi, prestasi, dan
jenjang pangkat yang ditetapkan
dalam jabatan itu serta syarat
objektif lainnya tanpa membedakan
jenis kelamin, suku, agama, ras atau
golongan”.
Proses dan Tahapan Seleksi
Menurut Veithzal Proses seleksi
adalah langkah-langkah yang harus
dilalui oleh para pelamar sampai
akhirnya memperoleh keputusan
diterima atau ditolak sebagai pegawai
baru.
Sistem Seleksi yang yang efektif
pada dasarnya memiliki 3 sasaran
yaitu:
1. Keakuratan, artinya kemampuan
dari proses seleksi untuk secara
tepat dapat memprediksi kinerja
pelamar. Pertanyaan berikut ini
mungkin dapat dipertimbangkan
ketika melakukan seleksi, seperti
apa kelemahan dari:
a. Instruktur yang kurang
menguasai materi ?
b. Proses seleksi yang tidak dapat
memprediksi kinerja pelamar di
tempat kerja ?

Ragam

c. Perhitungan dengan menggunakan komputer yang
menghasilkan jawaban yang salah.
2. Keadilan, artinya menjamin setiap pelamar yang
memenuhi syarat untuk mendapat kesempatan yang
sama di dalam sistem seleksi bila:
a. Didasarkan pada persyaratan-persyaratan yang
dijalankan secara konsisten
b. Menggunakan standar penerimaan yang sama
untuk semua pelamar.
3. Keyakinan, artinya taraf orang-orang yang terlibat
dalam proses seleksi apabila :
a) Selama proses seleksi pelamar dan pewawancara
menggunakan waktu dengan efektif dan baik.
b) Setiap orang memperoleh manfaat dengan
mengikuti proses seleksi terlepas dari keputusan
penerimaan karyawan yang diambil.
c) Citra perusahaan/situasi dan harga diri para
pelamar tetap terjaga.
Dalam menangani penerimaan pegawai baru, seleksi
calon pegawai harus diselenggarakan secara profesional,
dalam arti tidak asal jadi. Kriteria yang harus dipenuhi bila
pengolahan seleksi dapat disebut profesional, yaitu para

pengelola baik pimpinan maupun staf harus memiliki
integritas diri yang tanpa kompromi, penyelenggara
proses seleksi calon pegawai harus memiliki ilmu
pengetahuan cara memproses pengadaan pegawai yang
baik dan benar, agar proses seleksi calon pegawai menjadi
bersih, transparan, dan profesional, diperlukan petugas
yang memiliki komitmen yang tinggi dalam mengemban
amanah sebagai panggilan jiwanya, proses seleksi calon
pegawai akan bersih, transparan, dan profesional apabila
para pimpinan dan staf pengelola proses tersebut
memiliki kepedulian yang tinggi lepada para pelamar
dan keluarganya untuk memberikan pelayanan yang
sebaik-baiknya, seadil-adilnya, sejujur-jujurnya dan
secepat-cepatnya, proses seleksi akan berlangsung
secara profesional apabila para pengelolanya memiliki
keterampilan yang tinggi dalam berinteraksi personal
dengan orang lain,seleksi calon pegawai akan profesional
bila ditangani oleh orang-orang yang memiliki sikap
mental yang positif, dalam arti selalu menjaga norma dan
etika yang selaras dan seimbang dalam kehidupannya
sesuai akidah yang diyakininya, dan proses seleksi calon
pegawai akan berhasil apabila ditangani oleh orang-orang
yang memiliki keseimbangan dalam hidupnya.
Kesimpulan
Proses seleksi bukanlah kegiatan yang berdiri
sendiri, artinya dalam melakukan kegiatan seleksi perlu
mempertimbangkan berbagai masukan faktor misalnya
informasi tentang analisis gambaran uraian pekerjaan
yang akan dilakukan, persyaratan yang harus dipenuhi
dan standar prestasi kerja yang harus dicapai. Kemudian
yang perlu dipertimbangkan adalah rancangan SDM
karena di dalamnya akan tergambar lowongan yang ada
dan persyaratan apa yang harus diperhitungkan untuk
menentukan berbagai langkah dalam menentukan proses
seleksi.
Kesalahan yang paling mendasar dalam proses
No.XXII/APRIL/2010 Mediakom

1

Ragam
rekrutmen atau seleksi adalah tidak tersedianya analisis
jabatan padahal analisis jabatan merupakan input utama
sebelum dilakukan proses seleksi. Analisis merupakan
hal yang mendasar dalam proses seleksi, tanpa adanya
data yang akurat tentang proil dari suatu jabatan, jenis
keterampilan atau kemampuan yang dibutuhkan serta
pengalaman dan pendidikan yang dipersyaratkan untuk
menduduki jabatan tersebut maka proses seleksi akan
menjadi tidak efektif sehingga tidak diperoleh hasil yang
optimal dan bahkan tidak akan memberikan kepuasan
kepada pegawai yang bersangkutan.

Proses seleksi dan penetapan yang tidak sesuai dengan
prosedur dan syarat normatif akan sulit mencocokkan
antara karakteristik individu (pengetahuan, keterampilan,
pengalaman, dan lain-lain) dengan persyaratan jabatan
yang harus dimiliki individu tersebut. Kegagalan dalam
mencocokkan kedua hal tersebut dapat menyebabkan
kinerja karyawan menjadi tidak optimal dan kepuasan
kerja sangat rendah, tidak jarang hal ini membuat individu
menjadi frustasi. n

Menuju Jaminan Kesehatan
Sosial nasional
Oleh dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH *)
Tulisan ini dimuat di Harian Kompas, tanggal 25 Maret 2010. Untuk memberikan kesempatan masyarakat luas
untuk memahami ide yang dituangkan dalam tulisan ini kami sajikan untuk pembaca Mediakom.

D

isahkannya Undang
undang Reformasi
Kesehatan oleh Presiden
Amerika Serikat Barack
Obama, awal pekan ini,
merupakan terobosan luar biasa
bagi pelayanan kesehatan di negeri
yang berideologi kapitalisme dan
kebebasan individu ini.
Salah satu yang terpenting adalah
universal coverage, termasuk untuk
30 jutaan rakyat miskin yang selama
ini tak mampu membeli asuransi
kesehatan.
Bagaimana dengan Indonesia?
Indonesia belum bisa segera
mengikuti jejak AS walaupun selama
ini sudah ada mekanisme untuk
membantu layanan kesehatan bagi
warga miskin. Target pencapaian
universal coverage di Indonesia
perlu realistis dan bertahap
mengingat kemampuan keuangan
negara serta kelayakan (feasibility)
mekanisme pengumpulan dana.
Untuk awalnya, full coverage mungkin
akan diutamakan untuk warga tak
mampu dan coverage pelayanan
kesehatan dasar untuk seluruh warga

1

Mediakom No.XXII/APRIL/2010

masyarakat yang lain.
Sebenarnya jaminan negara bagi
layanan kesehatan sudah memiliki
payung hukum dengan adanya
UU No. 40/2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN).
SJSN adalah suatu tatanan atau tata
cara penyelenggaraan program
jaminan sosial untuk menjamin agar
setiap warga negara mempunyai
perlindungan sosial yang dapat
memenuhi kebutuhan dasar hidup
yang layak. Jaminan sosial dimaksud
meliputi jaminan kesehatan, jaminan
kecelakaan kerja, jaminan hari tua,
jaminan pensiun, dan jaminan
kematian.
Setiap WNI berhak mempunyai
jaminan kesehatan sosial, tanpa
kecuali, tidak peduli kaya atau
miskin, tinggal di kota atau di daerah
terpencil, kaum elit ataupun rakyat
biasa.
Bukan pengobatan gratis
Apa artinya “mempunyai jaminan
kesehatan“? Istilah ini sering
disalahartikan atau disimpliikasi
sebagai “ memperoleh pengobatan

gratis “. Memang nantinya dalam
praktiknya setiap orang yang
menggunakan fasilitas kesehatan
tidak mengeluarkan uang PADA SAAT
menerima pelayanan kesehatan
tersebut. Gratis? Tentu tidak.
Pelayanan kesehatan itu mahal.
Pelayanan kesehatan tersebut suatu
waktu pasti harus dibayar oleh
seseorang atau oleh suatu institusi.
Jadi, kapan pembayaran dilakukan?
Dan oleh siapa?
Indonesia sudah lama mengenal
asa gotong royong. Saling
membantu, si kaya menolong si
miskin, si kuat menolong si lemah.
SJSN berasaskan gotong royong.
Jaminan kesehatan tidak gratis,
tetapi didanai bersama-sama secara
bergotong royong melalui iuran.
UU SJSN mengamanatkan bahwa
setiap orang wajib menjadi peserta
program Jaminan Kesehatan Sosial
Nasional. Iuran bagi fakir miskin dan
tidak mampu dibayar Pemerintah,
masyarakat pekerja (formal/penerima
upah) iurannya ditanggung bersama
oleh pekerja dan pemberi kerja,
sedangkan sektor informal (pekerja

Ragam
mandiri/tidak menerima upah)
iurannya ditentukan khusus.
Sesuai UU No. 40/2004, dana
untuk menjamin kesehatan peserta
dikumpulkan secara teratur
oleh sebuah atau lebih Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial. Dana
dikumpulkan tanpa menunggu kasus
penyakit. Hal ini berbeda dengan
mekanisme pengumpulan koin untuk
ananda Bilqis yang dilakukan pada
saat ia sudah mengalami musibah
sakit (dan perlu biaya besar) sehingga
menggerakkan rasa kemanusiaan
dan solidaritas sosial masyarakat
Indonesia.
Manfaat yang diperoleh
peserta bersifat komprehensif
berupa pelayanan kesehatan
promotif, preventif, kuratif, hingga
rehabilitatif. Pembayaran kepada
Pemberi Pelayanan Kesehatan
(PPK) bersifat prospective payment
system, suatu cara pembayaran yang
kesepakatannya dilakukan di depan
sebelum pelayanan diberikan.
Peta Jalan
Kementerian Kesehatan periode
2010-2014 bertekad untuk melakukan
percepatan implementasi amanat UU

SJSN. Jaminan kesehatan masyarakat
(Jamkesmas) yang telah dimulai sejak
tahun 2005 (dulu Askeskin) sebagai
bentuk pelaksanaan kewajiban
pemerintah terhadap fakir miskin dan
tidak mampu, tetap dijalankan dan
diperbaiki mutunya sebagai langkah
awal penyelenggaraan Jaminan
Kesehatan Sosial Nasional secara
menyeluruh.
Sebuah tim yang melibatkan
banyak akademisi, praktisi,
kementerian terkait, dan Dewan
Jaminan Sosial Nasional (DJSN)
tengah merancang peta jalan untuk
pencapaian Jaminan Kesehatan Sosial
Nasional bagi seluruh penduduk. Peta
jalan ini mencakup aspek regulasi,
kepesertaan, pelayanan kesehatan,
paket manfaat, jaringan pelayanan,
pendanaan, manajemen, dan sumber
daya lainnya.
Saat ini baru 50,8 persen
penduduk Indonesia yang
mempunyai jaminan kesehatan:
terdiri dari peserta Jamkesmas/
Jamkesda 37,5 persen, peserta
Askes sosial 6,6 persen, peserta
Askes komersial 1 persen. Jaminan
kesehatan dalam Jamsostek 2 persen,
Asabri 0,9 persen, dan asuransi lain

2,9 persen.
Untuk mencapai sistem Jaminan
Kesehatan Sosial Nasional tidak
cukup hanya memperluas cakupan
kepesertaan, diperlukan kesiapankesiapan infrastruktur yang matang.
Dalam hal kelembagaan, RUU Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
kini sedang digodog di DPR. Badan
tersebut nantinya bersifat nirlaba,
dana amanah, bersifat nasional,
akuntabel, transparan, dengan
portabilitas.
Tiap-tiap sub sistem perlu ditata
secara harmonis dengan sub sistem
lainnya. Perlu dirancang secara baik
ketersediaan Pemberi Pelayanan
Kesehatan (PPK) yang meliputi
pelayanan kesehatan dasar/primer
hingga tersier.
Selaku Menteri Kesehatan RI,
saya mengajak seluruh komponen
masyarakat untuk ikut serta
menyukseskan upaya menuju
pencapaian Jaminan Kesehatan Sosial
Nasional bagi seluruh penduduk
sesuai amanah UU SJSN. n
(* Menteri Kesehatan)

cara melakukan organisasi otak
sehingga terjadi optimalisasi seluruh
fungsinya.
Sesuai dengan aktivitas otak maka
lobus frontal mempunyai fungsi
eksekutif yang berperan sebagai
fungsi manajemen. Seorang individu,
profesional, manajer dan pemimpin
yang baik harus berupaya menguasai
fungsi lobus frontalis ini, supaya
mampu menggunakan dengan
baik, sehingga dapat bersaing di era
kompetisi antar otak dan kecerdasan di
Millenium ke-3 ini.
Pengembangan dan penempatan
SDM ke arah fungsi otak belum tersosialisasi dengan
baik, sehingga arah pengembangan dan penempatan
pegawai saat ini baru menggunakan standar kompetensi
jabatan yang memuat antara lain latar belakang
pendidikan; ketrampilan yang harus dimiliki; jenis
kelamin dan pengalaman kerja. Bahkan beberapa
penempatan pegawai hanya berdasarkan pangkat dan

Otak dan Pemilihan
Sumber Daya Manusia
Oleh dr. Joizal Jannis, Sp.S(K) dan
Drs. Muh. Nasrun Harun, MAP.

P

emilihan Sumber Daya Manusia (SDM)
bertujuan mencari kualitas, maka yang dipilih
harus mampu menciptakan nilai komparatif,
kompetitif–generatif–inovatif. Mampu
mengerahkan seluruh energi optimal seperti
penggunaan fungsi otak yaitu intelegensi, kreativitas
dan imajinasi. Seluruh fungsi tersebut merupakan fungsi
utama lobus frontalis (premotor dan prefrontal) dengan

No.XXII/APRIL/2010 Mediakom

1

Ragam
golongan. Kalau dilihat sejak
awal pendidikan, maka tidak
tampak gambaran pasti
tentang pengembangan
ke arah otak kiri otak
kanan sehingga upaya
mencapai eisiensi kerja
masih tertinggal karena arah
tidak sesuai dengan cara
pengembangan SDM.
Kesenjangan terjadi
antara posisi jabatan
dan pendidikan menjadi
tidak sesuai, karena yang
bersangkutan hanya bekerja
untuk menyelesaikan tugas
rutin, tanpa melakukan
inovasi baru yang menyebarkan virus kreatif. Padahal
yang diharapkan terbentuknya kemampuan imajinasi
dan kreativitas yang mengarah pada kemajuan dan
pengembangan, bukan hanya pada penyelesaian tugas
saja.
Menempatkan seseorang pada posisi yang tepat
akan membawa organisasi menjadi lebih hidup, akan
terjadi hal hal baru untuk pengembangan organisasi dan
pejabat itu sendiri. Menurut John Naisbit dalam bukunya
Mind Set “ budaya visual mengambil alih dunia karena
visual ini merupakan fungsi otak kanan”.
Naisbit mengatakan, sejak dahulu menceritakan,
menjelaskan, menyarankan, mengubah, memenangkan,
membujuk, dan kata kata menyentuh selalu digunakan.
Tapi kini, bahasa telah kalah oleh budaya visual, gambar
langsung, ilm, video menggantikan penutur cerita dan
buku. Budaya visual sukar dilupakan, sudah tertanam
sejak masih kanak kanak. Budaya ini mengambil alih
dunia dengan mengorbankan dunia tulis.
Novel yang merupakan ranah fantasi memang
tidak mati, tapi mengalami perdarahan yang sangat
parah. Situasi demikian telah berjalan sampai saat ini,
arahnya adalah penggunaan otak kanan, bukan berarti
melupakan otak kiri. Konsekuensi dari kenyataan yang
telah digambarkan tadi menjadi tantangan dan peluang
untuk mengembangkan SDM, memilih SDM berdasarkan
kemampuan fungsi otak yang membagi atas otak kanan
dan kiri.
Perangai otak
Albert Einstein mengatakan, ada dua hal yang tidak
terbatas. Yakni alam semesta dan otak manusia. Begitu
hebatnya maka banyak tokoh otak menyampaikan
keistimewaan otak manusia ini antara lain, Sir Charles
Sherrington mengatakan bahwa otak manusia seperti
alat tenun dengan berjuta pintalan mengikat, dengan
menenun pola yang penuh arti.
Dalai Lhama menyebutkan bahwa otak bukanlah
elemen tubuh yang statis, sehingga tidak bisa diubah.
Potensi otak berubah tidak terbatas, bahkan boleh
1

Mediakom No.XXII/APRIL/2010

dikatakan tidak terukur.
Selain itu, Tony Buzan
mengisyaratkan bahwa
pada setiap otak manusia,
ada sekitar satu trilyun
(1,000,000,000,000) sel
otak. Setiap sel otak
(neuron) berisi satu
elektrokimia besar
kompleks dan kuat
merupakan mikrodata
yang memproses serta
memancarkan sistem yang
kompleks.
Manajemen
perangkat otak
Fungsi manajemen (planning, organizing, actuating/
motivating, dan controlling) sesuai dengan fungsi
eksekutif yang ditopang mekanisme kerja otak, seorang
profesional, pemimpin dan manajer harus berupaya
menguasai fungsi lobus ini karena problem solving,
kreativitas dan innovasi berada di bagian otak.
Otak merupakan organ yang mempunyai
kemampuan belajar, terdiri dari belahan kiri dan kanan
yang mempunyai fungsi berbeda, sedangkan daya saing
ditentukan oleh kecakapan menyerap pelajaran karena
pikiran (mind), tubuh (body), emosi dan otak merupakan
suatu kesatuan.
Mengapa seseorang hanya mampu menghafal
pelajaran dalam jangka waktu pendek, sedangkan untuk
menceritakan kisah detail tentang kehidupan pribadi 10
tahun yang lalu dapat diingat secara keseluruhan?
Pada prinsipnya dalam menggunakan otak untuk
belajar dan mengingat harus sesuai dengan cara kerja
otak dan menggunakan ke-dua belah otak. Setiap
belahan dipisahkan oleh jembatan emas (golden bridge)
yang merupakan tempat penyeberangan kecerdasan
dan kecerdikan seseorang. Setiap belahan menunjukkan
pola pikir tertentu yang berbeda dan bertentangan.
Gabungan ke-dua pola belahan tadi akan membentuk
seseorang menjadi cerdas, cerdik berikir, berakal dan
berakhlak.
Pelaksanaan manajemen perangkat otak terdapat
ketimpangan fungsi, karena tidak dapat konsentrasi.
Misal sewaktu mendengarkan ceramah menggunakan
otak kiri, kemudian mencatat menggunakan otak
kiri, berikir logis juga menggunakan otak kiri
sehingga melimpah dan overloaded. Selain itu dalam
melaksanakan fungsi manajemen tidak kreatif, tidak
hafal mati, belajar dan bekerja tidak fun, sehingga mudah
lupa.
Oleh sebab itu, dalam penempatan seseorang
dalam jabatan, selain berdasarkan standar kompetensi
juga harus disesuaikan dengan dominasi fungsi otak
seseorang dengan jabatan yang dipangkunya.n

Media Utama

Media
utama

S

etelah sukses melakukan reformasi
pendidikan pada masa jabatan pertama,
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
bertekad melakukan reformasi kesehatan
pada masa jabatan kedua (2009-2014).
Hal itu disampaikan Presiden SBY ketika
melantik 17 anggota Konsil Kedokteran
Indonesia tahun lalu di Istana Negara.
Untuk menindaklanjuti tekad Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono, Menteri Kesehatan, dr. Endang
Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH, telah membentuk
Tim Penyusun Roadmap Reformasi Kesehatan
Masyarakat melalui SK Menkes No. 1067/Menkes/SK/
XI/2009. Tim terdiri dari 5 Kelompok Kerja (Pokja), yaitu
Pokja Upaya Kesehatan (Pelayanan dan Pencapaian

MDGs), Pokja Pembiayaan Kesehatan (Jamkesmas),
Pokja Manajemen Kesehatan, dan Good Governance,
Pokja Kefarmasian dan Perbekalan Kesehatan, Pokja
Sumber Daya Manusia.
Tim terdiri dari berbagai unsur yaitu Kementerian
Kesehatan, BKKBN, Badan POM, Perguruan Tinggi dan
Organisasi Profesi telah menyusun dokumen roadmap
reformasi kesehatan masyarakat sebagai arah, dasar,
dan strategi agar dapat dijadikan acuan bagi seluruh
pelaku pembangunan kesehatan baik masyarakat,
swasta maupun Pemerintah (Pusat, Provinsi dan
Kabupaten/Kota) serta pihak-pihak terkait dalam
rangka melaksanakan reformasi kesehatan masyarakat
tahun 2010-2014.
Prioritas reformasi tahun 2010-2014 diarahkan pada
No.XXIII/APRIL/2010 Mediakom

1

Media Utama
Susunan Tim Penyusunan

Roadmap Reformasi Kesehatan Masyarakat
Pengarah
Dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH,
Dr.PH
Koordinator
Drg. Naydial Roesdal. MSc.PH
Sekretaris Umum
Dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes
Anggota Sekretariat
1. dr. Slamet, MHP
2. R.J. Sukowidodo, SKM, MPH
POKJA UPAYA KESEHATAN
(PELAYANAN dan PENCAPAIAN MDGs)
Ketua
: dr. Budihardja, MPH, DTM&H
Ketua 1 : dr. Farid Wadjdi Husain, Sp.B(K)
Ketua 2 : dr. Sugiri (BKKBN)
Sekretaris : dr. T. Marwan Nusri, MPH
Anggota
1. Prof Umar Fahmi
2. Prof Azrul Azwar
3. dr. Nyoman Kandum, MPH
4. dr. Endang Anhari
5. dr. Edi Suranto, MPH
6. dr. Mulya A. Hasjmy, Sp.B, M,Kes
7. dr. Ina Hernawati, MPH
8. dr. Iwan M.Muljono, MPH
9. dr. Kuwat Sri Hudayo, MS
10. Dr. dr. Trihono, M.Kes
11. Drs. Purwadi, Apt, MM, ME
12. dr. Sri Hermiyati, MSc
13. dr. Abidinsyah Siregar, MPH
14. dr. M. Sholah Imari, MSc
15. drg. Tini Suryani Suhandi, M.Kes
POKJA PEMBIAYAAN KESEHATAN
(JAMKESMAS)
Ketua
: dr. Sjaii Ahmad, MPH
Ketua 1 : drg. Naydial Roesdal, M.ScPH
Ketua 2 : dr. Farid Hariyanto
Sekretaris : dr. Chalik Masulili, MSc
Anggota
1. Prof Habullah Thabrani
2. Dr. Prastuti Suwondo, SE

tujuh bidang , yaitu : 1) jaminan
kesehatan masyarakat; 2) pelayanan
Kesehatan di Daerah Terpencil,
Perbatasan dan Kepulauan
(DTPK); 3) ketersediaan obat dan
alat kesehatan di setiap fasilitas
1

Mediakom No.XXIII/APRIL/2010

3. dr. Budi Hidayat
4. Dr. drg. Mardiati Najib
5. Prof Ascobat Gani, MPH, Dr.PH
6. Suhardjono, SE, MM
7. Harmen Mardjunin, SE, MM
8. dr. Donald Pardede, MPPM
9. Drs. Bayu Teja, Apt, M,Phar
10. drg. Usman Sumantri, MSc
POKJA MANAJEMEN KESEHATAN, GOOD
GOVERNANCE
Ketua
Ketua 1

: dr. Faiq Bahfen, SH
: dr. Ratna Rosita Hendardji,
MPHM
Ketua 2 : dr. Krishnajaya, MS
Sekretaris : Prof. dr. Budi Sampurna, SH,
DFM, Sp.F(K)
Anggota
1. Prof. Laksono
2. Prof. Amal C. Sjaaf
3. Prof. Purnawan Djunadi
4. dr. Guntur Budi Wanarto, MM, MSc
5. dr. Sandi Ilyanto
6. dr. Lily S. Sulistyowati, MM
7. dr. E. Jane Supardi, MPH, Dsc
8. dr. Abdul Rival, MSc
9. dr. Kirana Pritasari, MQIH
10. Burlian Mughni, SH
11. Arsil Rusli, SH, MH
12. Sukamto, SH
13. Dr. Dadi Sunjaya
POKJA KEFARMASIAN DAN PERBEKALAN
KESEHATAN
Ketua

: Dra. Kustantinah, Apt, M, Appt,
Sc
Ketua 1 : Dra. Lucky Oemar Said, Apt
(BPOM)
Sekretaris : Drs. Purwadi, Apt, MM, ME
Anggota
1. Drs. Slamet Susilo
2. Drs. T. Bahdar J. Hamid, Apt, M. Pharm
3. Dra. Maura Linda Sitanggang, Apt, PhD

kesehatan; 4) reformasi birokrasi
pembangunan kesehatan; 5)
Bantuan Operasional Kesehatan; 6)
penanganan daerah bermasalah
kesehatan; dan 7) pelayanan rumah
sakit berstandar internasional.

4. Sukendar Adam, DIM, M.Kes
5. Dr. Ondri Dwi Sampurno, Msi, Apt
6. Dra. Sri Indrawaty, Apt, M.Kes
7. Dr. Delina Hasan (FKM-UI)
POKJA SUMBER DAYA MANUSIA
Ketua

: dr. Bambang Giatno Raharjo,
MPH
Ketua 1 : Prof. Tjandra Yoga Aditama,
Sp.P(K)
Ketua 2 : Dr. Triono Soendoro, Ph.D
Sekretaris : Drs. Abdurahman, MPH, SH,
DFM, Sp.F(K)
Anggota
1. Dr. dr. Adang Bahtiar
2. dr. Sandi Ilyanto
3. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes
4. Drs. Zulkarnain Kasim, SKM, MBA
5. dr. Asyikin Iman Dahlan, MHA
6. dr. Setiawan Soeparan, MPH
7. drg. S. R. Mustikowati, M.Kes
8. Dr. Ida Bagus Indra Gotama
TIM PERUMUS
Ketua
: dr. Indriyono, MPH
Wakil Ketua : dr. Untung Suseno Sutarjo,
M.Kes
Sekretaris : dr. Trisa Wahyuni Putri, M.Kes
ANGGOTA
1. dr. T. Marwan Nusri, MPH
2. Prof. dr. Budi Sampurna, SH, DFM, Sp.F, (K)
3. Drs. Purwadi, Apt, MM, ME
4. dr. Ina Hernawati, MPH
5. Dr. dr. Trihono, M.Kes
6. dr. Sandi Ilyanto
7. Dr. dr. Adang Bahtiar
8. Dr. drg. Mardiati Najib
9. dr. Donald Pardede, MPPM
10. Drs. Bayu Teja Muliawan, Apt, M. Pharm
11. Drs. Abdurachman, MPH
12. Prof. Laksono Trisnantoro

Prioritas reformasi kesehatan
masyarakat tersebut dilaksanakan
dengan melakukan berbagai
terobosan pada paradigma,
kebijakan, kelembagaan, SDM,
program, dan sistem yang selama

Media Utama
Tujuan Reformasi Kesehatan
Umum : tercapainya masyarakat sehat yang mandiri
dan berkeadilan.
Khusus :
1. Tersedianya pembiayaan untuk jaminan pelayanan
medik dasar untuk seluruh penduduk Indonesia (re.
Target Pencapaian Standar Pelayanan Minimal);
2. Tersedianya pembiayaan untuk pelayanan
kesehatan dasar promotif dan preventif (re. Target
Pencapaian Standar Pelayanan Minimal);
3. Tersedianya obat/alkes untuk Program KIA/KB,
Program Penanggulangan Penyakit Malaria,
Tuberkulosis, dan HIV/AIDS (re. Target Pencapaian
Millenium Development Goals);
4. Terbentuknya kelembagaan Kementerian
Kesehatan yang tepat fungsi dan tepat ukuran
serta tatakelola kesehatan yang baik;
5. Tersedianya sumber daya kesehatan untuk Daerah
Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (re. Target
Pencapaian Standar Pelayanan Minimal);
6. Tersedianya sumber daya kesehatan untuk Daerah
Bermasalah Kesehatan dengan kategori Buruk/
Khusus (re. Target Pencapaian Standar Pelayanan
Minimal);
ini sudah ada tapi belum berfungsi,
atau telah berfungsi namun masih
terdapat berbagai disparitas
ataupun belum ada sama sekali.
Berbagai terobosan tersebut
diupayakan dapat dilakukan pada
upaya kesehatan, good governance,
pembiayaan kesehatan, kefarmasian
dan perbekalan kesehatan, serta
sumber daya manusia kesehatan.
Dengan semangat “unity,
together we can” yang bermakna
pentingnya kebersamaan dan kerja
sama yang baik untuk mencapai
tujuan. Dengan spirit “tagline” itu,
diharapkan terjadi peningkatan
motivasi dan etos kerja seluruh abdi
negara termasuk abdi kesehatan di
semua jajaran kesehatan.
Roadmap Reformasi Kesehatan
Masyarakat memperhatikan
perencanaan dan arah jangka
panjang pembangunan kesehatan
(RPJPK), Renstra Kementerian
Kesehatan Tahun 2010-2014,

7. Tersedianya sumber daya kesehatan dan peraturan
perundang-undangan untuk mendukung
pengembangan rumah sakit yang terakreditasi
internasional.

Tagline
Tujuan Reformasi Kesehatan Masyarakat, dicapai
melalui penyelenggaraan sistem kesehatan yang
mempunyai nilai-nilai sebagai berikut :
1. Pro Rakyat, yang maknanya semua program
pembangunan kesehatan haruslah menghasilkan
yang terbaik untuk rakyat;
2. Inklusif, yang maknanya semua program
pembangunan kesehatan haruslah melibatkan
semua pihak, karena pembangunan kesehatan
tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh
Kementerian Kesehatan saja.
3. Responsif, yang bermakna bahwa program
kesehatan haruslah sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan rakyat.
4. Efektif, yang bermakna bahwa program kesehatan
haruslah menghasilkan sesuatu yang signiikan.
5. Bersih, yang dimaknai bahwa program kesehatan
harus bersih dari KKN, dan tidak memiliki muatanmuatan yang tidak berkaitan dengan kesehatan.

kontrak kinerja Menteri Kesehatan,
Program Prioritas dan Program
Aksi Presiden dan isu ekternal lain
seperti national summit.
Rumusan roadmap reformasi
kesehatan masyarakat yang diamanatkan Presiden disamping untuk
menjawab tantangan perubahan
lingkungan strategis dan tuntutan
permasalahan yang ada di masyarakat, juga berisi pemikiran-pemikiran
kritis yang merupakan ekstraksi dokumen Renstra namun dilaksanakan
melalui langkah-langkah yang
akseleratif dan reformatif yang akan
mempercepat pelaksanaan pembangunan kesehatan, dengan meletakkan dasar yang kuat dan pencapaian
yang cepat.
Reformasi juga perlu dilakukan
di berbagai jenjang, baik di Pusat
maupun Daerah (Provinsi dan
Kabupaten/Kota) dengan melibatkan
seluruh komponen bangsa, termasuk
swasta dan masyarakat. Tetapi perlu

diingat, dalam mengupayakan
reformasi kesehatan harus menjamin
keamanan reformasi regulasi
dengan mengharmonisasikan semua
peraturan yang ada di pusat dan
daerah.
Misalnya PP No. 38 Tahun
2007 tentang pembagian urusan
Pemerintah Pusat dan Daerah, yang
belum dilengkapi dengan Norma
Standar Prosedur dan Kriteria
(NSPK) dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri (Permendagri) No.13
Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah.
Penyelenggaraan Reformasi
Kesehatan dilakukan dengan
mengidentiikasi isu-isu strategis
mutakhir di sektor kesehatan, strategi
serta langkah-langkah yang akan
dilakukan untuk mencapainya. Semua
langkah kegiatan yang dilakukan
perlu dijabarkan dalam tahapan
pencapaiannya secara terukur dalam
setiap tahun dengan jelas.
No.XXIII/APRIL/2010 Mediakom

1

Media Utama
1. Jaminan Kesehatan Masyarakat
Saat ini cakupan kepesertaan jaminan kesehatan
dengan berbagai cara penjaminan baru mencapai 50,8%
dari seluruh penduduk dengan kontribusi terbesar
dari peserta Jamkesmas untuk masyarakat miskin
dan tidak mampu yang pembiayaannya ditanggung
negara yang berjumlah 76,4 juta jiwa (+ 36 %). Setiap
individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh
perlindungan terhadap kesehatannya sehingga negara
bertanggung jawab mengatur dan membuat skema agar
terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk
bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.
Oleh karena itu, jaminan kesehatan yang merupakan
sebuah sistem yang memungkinkan seseorang
terbebas dari beban biaya berobat yang mahal yang
menyebabkan gangguan pemenuhan kebutuhan
dasar hidup perlu diperluas kepesertaannya menjadi
kepesertaan semesta, serta kualitas penyelenggaraannya
melalui reformasi pembiayaan kesehatan agar pada
waktunya mencakup semua penduduk sesuai amanat
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosia