TUGAS MANDIRI Wakaf

(1)

TUGAS MANDIRI

HUKUM PERWAKAFAN DI INDONESIA

Laporan Penelitian Lapangan KUA DAN NAZIR SEPUTIH SURABAYA

LAMPUNG TENGAH Dosen Pembimbing:

Suhairi, S.Ag, M.H.

Oleh : DARMAWAN NPM.1171283

Program Studi : Ahwalus Syakhsiyah (AS) Jurusan : Syari’ah

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) JURAI SIWO METRO


(2)

PENDAHULUAN

DiIndonesia banyak sekali tanah-tanah kosong sehingga keefektifan untuk kegunaannya apa, sehingga banyak orang berinisiatif memberikan tanah tersebut untuk keperluan umum, misal bangunan masjid, musolah, serta madrasah sehingga tanah yang kosong tidak ditempati itu menjadi tepat guna dan mendapat pahala dari allah.

Dengan demikian yang dimaksud wakaf itu sendiri adalah menyerahkan suatu benda yang dipergunakan hasilnya untuk kemaslahatan umum, atau menahan sesuatu barang daripada dijualbelikan atau diberikan atau dipinjamkan oleh yang empunya guna dijadikan manfaat untuk kepentingan sesuatu tertentu yang diperbolehkan oleh syara’ serta tetap bentuknya dan boleh dipergunakan atau diambil hajatnya oleh orang yang ditentukan perorangan atau umum.

Dalam melakukan Observasi kami melakukan studi lapangan di KUA seputih surabaya

Oleh kerena itu banyak masyarakat terutama, karena mengangap kiayai ini segala-galanya orang yang paham agama sehingga banyak ada sebahagian warga yang mengawakafkan tanah kepada kiyai guna untuk mendirikan Masjid, Podok Pesantren dan Madrasah.

Ini menjadi luar biasa dalam pengembanganya wakaf tersebut, namun lagi-lagi banyaknya masyarakatnya kurang tau persedural dan mengangap remeh kegiatan wakaf sehingga semaunya dia melakukan apa saja yang menjadi hak dia dan menunjuk siapa yang menjadi nazir tanpa campur tangan dari pihak KUA.

Berangkat dari sini, kami melakukan observasi lapangan guna mencari data dan memberikan pelurusan akan kegunaaan wakaf yang sebenarnya. Serta peran KUA serta Nazir itu seperti apa


(3)

Dalam Laporan ini kami akan menyampaikan kegiatan kami selama melakukan observasi di KUA Seputih Surabaya Lampung Tengah, Semoga ini bermanfaat untuk mencari kebenaran dan kegunaan yang tepat masalah wakaf tersebut.


(4)

LAPORAN OBSERVASI NAZIR dan KUA A. Pihak Nazir

Menurut Undang-Undang No.41 Tahun 2004, dalam pasal 1, yang dimaksud Nazir itu adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelolah dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya. Sedangkan wakif adalah pihak yang meawakafkan harta benda miliknya.

Seperti telah dijelaskan diatas maka, sebelumnya kamu melakukan obeservasi ke Nazir yang salah satunya juga mengelolah Masjid, Madrasah, serta Pondok Pesanteren guna untuk meminta keterangan bagaimana presedural saat penerimaan wakaf tersebut.

Dalam mengelolah wakaf ini, nama Nazir tersebut adalah Kiayai Zuhri salah satu pengelolahnya yang kami temui, namun bukan hanya pak Zuhri saja, diantaranya ada 5 orang adalah A. Zuhri, Ngatimin, Sukiran, Suparman, suradhi. Namun yang kami temui hanya Pak Zuhri yang kamu wawancarai di kediamanya Pada hari minggu tanggal 15 Desember 2013, Tepat Pukul 13:25 Sampai dengan Selesai.

Sebelumnya tanah wakaf ini pertama pemberian dari Giar, berupa sebuah rumah dan perkarangannya untuk dijadikan Masjid yang tertuang dalam Akta Perjanjian yang mengatakan penyerahaan tanah wakaf tersebut kepada pak Zuhri untuk mengelolahnya dalam hal ini berupa masjid, Pondok pesantren dan Madrasah,

Karena kepentingan warga untuk masjid, maka pak giar berinisiatif untuk mewakafkan tanah tersebut. Penyerahan tahun 86-87, tahun 86 masjid keputusan myarakat, karena tanah itu ada dulunya ada kepetingan pamong maka pak Giyar berinisiatif untuk mengawakafkan tanah tersebut kepada pak Zuhri.

Adapun luas tanahnya 2650 M2, yang terletak di dusun V Serangen mataram ilir kecamatan Seputih surabaya.

Isinnya Mengenai wakaf tersebut, Masjid, Madrasah Dan Pondok Pesantern, Tapi Hanya digunakan Ikrar pertama Yaitu Masjid.


(5)

Selama hidup Nazir hanya dapat Pembinaan 1 kali seumur hidup, Ikrarnya tahun 1987, penyerahaannya hanya berdasarkan muyawarah maka dicantumkan adanya bangunan masjid, yang dulunya Rumah tempat tinggal dengan sebidang tanah dan diguanakan untuk masjid, madrasah dan Pondok Pesanteren, guna untuk mengangulangi Pamong yang sewenag-wenangn dalam mengurusi tanah, dalam laporan tahunan tidak ada, sekturalnya KUA P3N dan Mudin, tahun 86 penyerahaan dan 85 itu diikrarkan guna menjaga kerakusan Pamong.

Dalam pemilihaan Nazir hanya berdasarkan kepepakatan masyarakat bukan atas penunjukan KUA, sedangkan sumpahnya pun tidak ada, dalam masa bakhti nazir ini seumur hidup hal ini sangat bertentangan dengan UU, No.41 tahun 2004.

Dalam pembuatan ikrar Pak giyar masih hidup, namun pemberian awalnya tahun 1965 bukan tahun 1986.

Dalam sosialisasinya KUA belum diketahui oleh Nazir itu sendiri. Dalam pembinaan pun Nazir hanya 1 kali dalam seumur hidup maka dari itu banyak sekali hal-hal yang sangat bertentangan dengan UU No. 41 Tahun 2004 dan PP No. 42 tahun 2006, kemudian kamu melakukan wawancara ke Pihak KUA Seputih Surabaya


(6)

B. Pihak KUA

KUA itu yang berhak mengalihkan, apabilah ada yang meninggal, maka KUA tidak mengetahui dan belum terjadi,

Kendalahnya wakif itu sendiri yang mewakafkan tanpa ada campur pihak KUA, nah orang wakif ini sebeneranya malas kalau mau membeli materaniya, nah kalau begitu kalau terjadi perebutan tanah maka ini kalau tidak di wakafkan maka ini akan berbahaya.

Banyak tanah yang belum diwakfkan sebab tidak ada laporan dari nazir ke KUA sehingga Kua tidak tau, kalau mereka ingin mewakafkan hanya Nazir itu yang datang.

Pembinanan hanya dilakukan oleh P3N mewakilkan kecamatan Nazir bukan nazirnya sehingga ini menjadi kenadalahnya juga dan dilakukan baru kemaren dalam uu pembinaan 1 tahun sekali bukan 1 kali seumur hidup, Kua itu belum ada informasi mengenai kesalahan lapangan nazir, pihak kua itu menerima dari bawah maka Kua yang buat Ikrar wakafnya.

Adapun laporannya Terlampir, laporan dari nazir tidak ada, kalau Kua butuh maka mintak kebawah tanpa turun Kua itu sendiri, dan KUA tidak tau UU itu dan selama ini aman-aman saja. Dari Pihak kemenag mintak data harus cepat dan pihak kemenag tidak memberi target Laporan.

Permasalahanya ada masalah wakaf itu sudah dibank kan, makanya Kua harus teliti. Dalam pelaksaan wakaf hanya tanah saja, dengan wakaf uang belum baru kemaren dan belum ada di seputih surabaya, dalam Laporan Nazir tidak ada namun KUA ada untuk melaporkan ke Kemenag terlampir.

Dalam Evaluasi dilakukan KUA belum ada, dalam ikrar wakaf itu pihak nazir itu datang dan mengahadap KUA dan dapat sertifikat dari pihak KUA itu sendiri. Kendalanya tidak mengetahui undang-undang karena tidak ada sosialisasinya.


(7)

Pihak KUA belum ada yang menangani kusus untuk wakaf yang PNS, dan ada sebahagian yang merangkap dan dobel.

Dalam Evaluasi Kenerja Nazir tidak pernah dilakukan, P3N biasanya menjadi nazir maka pas, padahal harus dengan nazir yang bersangkutan dalam masa bakti tidak ada karena ada penunjukan langsung dari masyarakat berdasarkan musyawarah itu.

Masa baktinya pun tidak ada, dan pihak KUA tidak mengetahui masalah Nazir tersebut, kendalanya belum mengerti ada UU yang mengatur seperti itu. Dalam pembinaan nazir baru dilakukan sekarang. Sedangkan laporan tahunan Nazir tidak ada.

Cuman pihak nazir datang di acc pihak kua, dan pihak kua turun melalui tangan lapangan yaitu P3N alamat data-datanya, dengan syarat menyiapkan meterai 6 buah ini ditempelkan surat dalam belangko BAW, Pihak kua mencari alamat yang sebelumnya Pihak Nazir datang sendiri.

Yang bikin Sertifikat berdasarkan kesepakatan para pihak, persedurnya ada ke Kades gunanya untuk membenarkan adanya tanah tersebut, Nazir, dan arsip KUA, BPN mengukur tanah dan adanya sertifikat tanah, itu alurnya.


(8)

ANALISIS

Ada beberapa catatan untuk KUA dan Nazir Seputih surabayah, bahwa dengan melihat hasil observasi kemaren maka ada beberapa sebab masalah yang timbul, baik itu Nazir sendiri itu banyak melakukan kesalahaan hal ini terungkap adanya laporan KUA itu sendiri yang pihak nazirnya tidak mau melakukan Laporan dan ini berdasarkan kesepakatan masyarakat tanpa ada pertimbangan akan kepandaian atau keahlian nazir dalam mengelolah wakaf tersebut, sehingga, Nazir ini seakan-akan asal tunjuk oleh masyarakat dengan, melihat dia seorang alim dan berpengaruh dalam masyarakat tanpa adanya pertimbangan dari KUA itu sendiri, saya kira kenerja Pihak Nazir memang sedikit membaik, namun akan lebih parahnya Pihak Kua itu sendiri yang kewenangannya dalam menangani Wakaf tersebut tidak terlaksana semaksimal mungkin bahkan sama sekali tidak mengetahui adanya undang-undang yang baru yaitu UU No. 41 Tahun 2004 dan PP No. 42 Tahun 2006, sehingga baik itu laporan nazir tidak pernah dilakukan, sedangkan pembinanan hanya dilakukan 1 kali seumur hidup, dan pengawasan dari kua itu sendiri tidak ada, dan evaluasi kenerja dari pihak nazir pun tidak ada,

Dari sini akan tergambar bahwa KUA seputih surabaya tidak efektif dalam melakukan wakaf bahkan tidak mengetahui sama sekali tentang UU dan PP wakaf tersebut, sehingga program pemerintah ini tidak berjalan dipelosok desa itu.

Maka dari itu, antara Nazir dan KUA ini kurang koordinasi, artinya dengan tidak turunya pihak kua hanya menerima laporan dari P3N, serta masyarakat setempat maka ini saya kira kurang efektif, bahkan wajar kalau pihak KUA dan Nazir itu sendiri tidak tau akan mana kendalanya dalam mengelolah karena laporanya tidak ada. Dan ini bukan hanya kesalahaan Pihak kua itu sendiri artinya Kendepag sebagai atasan mereka tidak pernah melihat kenerja Kua yang bedarada di Seputih Surabaya ini.

Sehingga dengan kurang sosialisanya UU dan PP ini di daerah tersebut, maka ini menjdi perseolaan terbaru,bahkan Pihak yang menangani Wakaf ini bukan orang yang


(9)

berkempenten dalam bidang wakaf itu sendiri, sehingga akhirnya semua kerja wakaf daerah tersebut banyak yang tidak sesuai dengan UU dan PP tersebut.


(10)

SARAN

1. Sebaiknya Nazir tersebut walaupun adanya musyawarah desa namun harus melihat pertimbangan dan pendapat KUA, dan KUA pun harus memberikan penyeleksian yang baik sehingga nazir tersebut sesuai dengan sasaran yang ada menurut UU.

2. Pihak kua masalah menangai wakaf harus orang yang mengerti tentang wakaf sehingga keefektifan akan wakaf itu menjadi sebuah harapan yang nyata sesuai diamanatkan dalam UU dan PP.

3. Pihak Kedepag tidak boleh mensulit-sulitkan akan Laporan Kua tersebut sehingga pihak PPAIW akan cepat melakukan laporanya.


(1)

Selama hidup Nazir hanya dapat Pembinaan 1 kali seumur hidup, Ikrarnya tahun 1987, penyerahaannya hanya berdasarkan muyawarah maka dicantumkan adanya bangunan masjid, yang dulunya Rumah tempat tinggal dengan sebidang tanah dan diguanakan untuk masjid, madrasah dan Pondok Pesanteren, guna untuk mengangulangi Pamong yang sewenag-wenangn dalam mengurusi tanah, dalam laporan tahunan tidak ada, sekturalnya KUA P3N dan Mudin, tahun 86 penyerahaan dan 85 itu diikrarkan guna menjaga kerakusan Pamong.

Dalam pemilihaan Nazir hanya berdasarkan kepepakatan masyarakat bukan atas penunjukan KUA, sedangkan sumpahnya pun tidak ada, dalam masa bakhti nazir ini seumur hidup hal ini sangat bertentangan dengan UU, No.41 tahun 2004.

Dalam pembuatan ikrar Pak giyar masih hidup, namun pemberian awalnya tahun 1965 bukan tahun 1986.

Dalam sosialisasinya KUA belum diketahui oleh Nazir itu sendiri. Dalam pembinaan pun Nazir hanya 1 kali dalam seumur hidup maka dari itu banyak sekali hal-hal yang sangat bertentangan dengan UU No. 41 Tahun 2004 dan PP No. 42 tahun 2006, kemudian kamu melakukan wawancara ke Pihak KUA Seputih Surabaya


(2)

B. Pihak KUA

KUA itu yang berhak mengalihkan, apabilah ada yang meninggal, maka KUA tidak mengetahui dan belum terjadi,

Kendalahnya wakif itu sendiri yang mewakafkan tanpa ada campur pihak KUA, nah orang wakif ini sebeneranya malas kalau mau membeli materaniya, nah kalau begitu kalau terjadi perebutan tanah maka ini kalau tidak di wakafkan maka ini akan berbahaya.

Banyak tanah yang belum diwakfkan sebab tidak ada laporan dari nazir ke KUA sehingga Kua tidak tau, kalau mereka ingin mewakafkan hanya Nazir itu yang datang.

Pembinanan hanya dilakukan oleh P3N mewakilkan kecamatan Nazir bukan nazirnya sehingga ini menjadi kenadalahnya juga dan dilakukan baru kemaren dalam uu pembinaan 1 tahun sekali bukan 1 kali seumur hidup, Kua itu belum ada informasi mengenai kesalahan lapangan nazir, pihak kua itu menerima dari bawah maka Kua yang buat Ikrar wakafnya.

Adapun laporannya Terlampir, laporan dari nazir tidak ada, kalau Kua butuh maka mintak kebawah tanpa turun Kua itu sendiri, dan KUA tidak tau UU itu dan selama ini aman-aman saja. Dari Pihak kemenag mintak data harus cepat dan pihak kemenag tidak memberi target Laporan.

Permasalahanya ada masalah wakaf itu sudah dibank kan, makanya Kua harus teliti. Dalam pelaksaan wakaf hanya tanah saja, dengan wakaf uang belum baru kemaren dan belum ada di seputih surabaya, dalam Laporan Nazir tidak ada namun KUA ada untuk melaporkan ke Kemenag terlampir.

Dalam Evaluasi dilakukan KUA belum ada, dalam ikrar wakaf itu pihak nazir itu datang dan mengahadap KUA dan dapat sertifikat dari pihak KUA itu sendiri. Kendalanya tidak mengetahui undang-undang karena tidak ada sosialisasinya.


(3)

Pihak KUA belum ada yang menangani kusus untuk wakaf yang PNS, dan ada sebahagian yang merangkap dan dobel.

Dalam Evaluasi Kenerja Nazir tidak pernah dilakukan, P3N biasanya menjadi nazir maka pas, padahal harus dengan nazir yang bersangkutan dalam masa bakti tidak ada karena ada penunjukan langsung dari masyarakat berdasarkan musyawarah itu.

Masa baktinya pun tidak ada, dan pihak KUA tidak mengetahui masalah Nazir tersebut, kendalanya belum mengerti ada UU yang mengatur seperti itu. Dalam pembinaan nazir baru dilakukan sekarang. Sedangkan laporan tahunan Nazir tidak ada.

Cuman pihak nazir datang di acc pihak kua, dan pihak kua turun melalui tangan lapangan yaitu P3N alamat data-datanya, dengan syarat menyiapkan meterai 6 buah ini ditempelkan surat dalam belangko BAW, Pihak kua mencari alamat yang sebelumnya Pihak Nazir datang sendiri.

Yang bikin Sertifikat berdasarkan kesepakatan para pihak, persedurnya ada ke Kades gunanya untuk membenarkan adanya tanah tersebut, Nazir, dan arsip KUA, BPN mengukur tanah dan adanya sertifikat tanah, itu alurnya.


(4)

ANALISIS

Ada beberapa catatan untuk KUA dan Nazir Seputih surabayah, bahwa dengan melihat hasil observasi kemaren maka ada beberapa sebab masalah yang timbul, baik itu Nazir sendiri itu banyak melakukan kesalahaan hal ini terungkap adanya laporan KUA itu sendiri yang pihak nazirnya tidak mau melakukan Laporan dan ini berdasarkan kesepakatan masyarakat tanpa ada pertimbangan akan kepandaian atau keahlian nazir dalam mengelolah wakaf tersebut, sehingga, Nazir ini seakan-akan asal tunjuk oleh masyarakat dengan, melihat dia seorang alim dan berpengaruh dalam masyarakat tanpa adanya pertimbangan dari KUA itu sendiri, saya kira kenerja Pihak Nazir memang sedikit membaik, namun akan lebih parahnya Pihak Kua itu sendiri yang kewenangannya dalam menangani Wakaf tersebut tidak terlaksana semaksimal mungkin bahkan sama sekali tidak mengetahui adanya undang-undang yang baru yaitu UU No. 41 Tahun 2004 dan PP No. 42 Tahun 2006, sehingga baik itu laporan nazir tidak pernah dilakukan, sedangkan pembinanan hanya dilakukan 1 kali seumur hidup, dan pengawasan dari kua itu sendiri tidak ada, dan evaluasi kenerja dari pihak nazir pun tidak ada,

Dari sini akan tergambar bahwa KUA seputih surabaya tidak efektif dalam melakukan wakaf bahkan tidak mengetahui sama sekali tentang UU dan PP wakaf tersebut, sehingga program pemerintah ini tidak berjalan dipelosok desa itu.

Maka dari itu, antara Nazir dan KUA ini kurang koordinasi, artinya dengan tidak turunya pihak kua hanya menerima laporan dari P3N, serta masyarakat setempat maka ini saya kira kurang efektif, bahkan wajar kalau pihak KUA dan Nazir itu sendiri tidak tau akan mana kendalanya dalam mengelolah karena laporanya tidak ada. Dan ini bukan hanya kesalahaan Pihak kua itu sendiri artinya Kendepag sebagai atasan mereka tidak pernah melihat kenerja Kua yang bedarada di Seputih Surabaya ini.

Sehingga dengan kurang sosialisanya UU dan PP ini di daerah tersebut, maka ini menjdi perseolaan terbaru,bahkan Pihak yang menangani Wakaf ini bukan orang yang


(5)

berkempenten dalam bidang wakaf itu sendiri, sehingga akhirnya semua kerja wakaf daerah tersebut banyak yang tidak sesuai dengan UU dan PP tersebut.


(6)

SARAN

1. Sebaiknya Nazir tersebut walaupun adanya musyawarah desa namun harus melihat pertimbangan dan pendapat KUA, dan KUA pun harus memberikan penyeleksian yang baik sehingga nazir tersebut sesuai dengan sasaran yang ada menurut UU.

2. Pihak kua masalah menangai wakaf harus orang yang mengerti tentang wakaf sehingga keefektifan akan wakaf itu menjadi sebuah harapan yang nyata sesuai diamanatkan dalam UU dan PP.

3. Pihak Kedepag tidak boleh mensulit-sulitkan akan Laporan Kua tersebut sehingga pihak PPAIW akan cepat melakukan laporanya.