Respon Non Spesifik Biomassa Nannochloropsis sp. yang Terkontaminasi Logam Berat Pb2+

(1)

ABSTRAK

Respon Non Spesifik Biomassa Nannochloropsis sp. yang Terkontaminasi Logam Berat Pb2+

Oleh

Aldian T. Utama

Selain karena proses alami pengkristalan timbal di udara, timbal dapat masuk kedalam ekosistem perairan karena aktivitas manusia. Timbal adalah salah satu logam berat yang bersifat toksik di lingkungan perairan yang belum diketahui secara spesifik pengaruhnya terhadap Nannochloropsis sp.. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya diketahui bahwa Nannochloropsis sp. adalah salah satu fitoplankton yang dapat menyerap logam berat. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dampak dari akumulasi logam berat terhadap kelimpahan dan diameter Nannochloropsis sp.. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2011 di BBPBL Hanura Lampung. Data yang diperoleh diamati menggunakan regresi linier untuk mengetahui hubungan antara timbal dengan kelimpahan Nannochloropsis sp. dan timbal dengan diameter Nannochloropsis sp.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa penambahan Pb2+ sebanyak 0,25mg/l memberikan pengaruh nyata yang menurunkan rata-rata diameter sel Nannochloropsis sp. dan Pb2+ pada kondisi alami memiliki kepadatan yang lebih rendah daripada penambahan Pb2+.


(2)

ABSTRACT

Non-Specific Responses of Nannochloropsis sp. Biomass Contaminated By Heavy Metal Pb2+

By

Aldian T. Utama

Besides being natural process of lead crystallization in the air, lead (Pb2+) can get into the aquatic ecosystem due to human activities. Lead is one of toxic heavy metal in aquatic environments with unknown specific effects in Nannochloropsis sp. Based on previously studies, known that Nannochloropsis sp.is one of phytoplankton that can absorbs heavy metals. The aim of this study was to determine the effect of heavy metal accumulation on the abundance and the cell diameter of Nannochloropsis sp.. The research was conducted on July 2011 in BBPBL Hanura Lampung. The obtained data were observed using linear equation model to determine the relationship between the lead with the abundance of Nannochloropsis sp. and the lead with the cell diameter of Nannochloropsis sp.. The results showed that Pb2+ addition 0,25 mg/l tend to decreased cell diameter of Nannochloropsis sp.. Nannochloropsis sp. in natural Pb2+ condition had lower abundance than in Pb2+ addition. Key words: Nannochloropsis sp., lead, abundance, cell diameter


(3)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Nannochloropsis sp.

1. Klasifikasi dan Morfologi Nannochloropsis sp.

Nannochloropsis sp. adalah salah satu jenis fitoplankton dari golongan Chlorophyta yang dapat melakukan fotosintesis. Menurut Dewi (2003), klasifikasi Nannochloropsis sp. adalah sebagai berikut:

Kingdom : Chromista Filum : Heterokonta

Kelas : Eustigmatophyceae Sub-kelas : Bacillariophycideae

Genus : Nannochloropsis

Species : Nannochloropsis sp. Gambar 1. Nannochloropsis sp.

Nannochloropsis sp. mempunyai bentuk sel bulat memanjang, diameter sel berkisar antara 2-4 mikron, memiliki kloroplas yang mengandung klorofil a dan c serta pigmen fucoxanthin (Dewi, 2003).

Menurut Wahyuni, 2001 dalam Muliono, 2004 morfologi sel Nannochloropsis sp. dapat dilihat secara keseluruhan mengikuti standar kegiatan BBBPL dengan kriteria sebagai berikut:


(4)

Sel sehat : Dinding sel tidak bergerigi, inti sel berbentuk lonjong, berwarna hijau, bergerak aktif, tidak menggumpal.

Sel sakit : Dinding sel bergerigi, inti sel berbentuk sabit, berwarna putih, bergerak aktif, tidak menggumpal.

Sel rusak : Dinding sel bergerigi, inti sel berbentuk sabit, berwarna keputihan, tidak bergerak, menggumpal.

Kandungan yang terdapat di dalam tubuh Nannochloropsis sp. adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Kandungan vitamin dalam tubuh Nannochloropsis sp. (Borowitzka, 1988).

Kandungan Vitamin Kandungan Karatenoid

B12

B1

Biotin

β-carotene Canthaxanthin

Violaxanthin Zeaxanthin

2. Reproduksi Nannochloropsis sp.

Nannochloropsis sp. bereproduksi dengan membentuk dua sampai delapan sel anak didalam sel induk yang kemudian akan dilepaskan pada lingkungan. Reproduksi sel diawali dengan pertumbuhan sel yang membesar, selanjutnya terjadi peningkatan aktivitas sintetis untuk persiapan pembentukan sel anak yang merupakan tingkat pemasakan awal. Tahap berikutnya terbentuk sel induk muda yang merupakan tingkat pemasakan akhir yang akan disusul dengan pelepasan sel anak (Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995 dalam Kartikasari, 2010.


(5)

1. Fase lag, ditandai dengan peningkatan populasi yang tidak nyata. Fase ini disebut sebagai fase adaptasi terhadap kondisi lingkungan.

2. Fase eksponensial, ditandai dengan pesatnya laju pertumbuhan hingga kelimpahan populasi meningkat beberapa kali lipat.

3. Fase pengurangan pertumbuhan, ditandai dengan terjadinya penurunan petumbuhan jika dibandingkan dengan fase eksponensial.

4. Fase stasioner, fase dimana laju pertumbuhan seimbang dengan laju kematian. 5. Fase kematian ditandai dengan laju kematian yang lebih tinggi dari laju pertumbuhan

sehingga kelimpahan populasi berkurang (Dewi, 2003).

Kurva Pertumbuhan Nannochloropsis sp. dapat dilihat pada gambar 2.

Keterangan: 1. Fase Lag


(6)

3. Fase Pengurangan Pertumbuhan 4. Fase stasioner 5. Fase Kematian

Gambar 2. Kurva pertumbuhan Nannochloropsis sp. (Dewi, 2003).

B. Logam Berat Timbal (Pb2+)

Alga dapat dimanfaatkan sebagai bioindikator logam berat karena dalam proses pertumbuhannya, alga membutuhkan beberapa jenis logam sebagai nutrien alami, sedangkan ketersediaan logam dilingkungan sangat bervariasi. Suatu lingkungan yang memiliki tingkat kandungan logam berat yang melebihi jumlah yang diperlukan, dapat mengakibatkan pertumbuhan alga terhambat, sehingga dalam keadaan ini eksistensi logam dalam lingkungan adalah polutan bagi alga (Bachtiar, 2007).

Kebutuhan akan benda-benda yang bersifat logam tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari seperti alat-alat perlengkapan rumah tangga. Beberapa unsur logam yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk mempertahankan kehidupannya misalnya logam besi (Fe). Unsur ini berkaitan dengan hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen (O2)

dalam darah. Berbeda dengan logam biasa, logam berat menimbulkan efek-efek khusus pada makhluk hidup yaitu keracunan. Salah satu bahan logam berat yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan adalah Timbal (Pb2+) (Ghalib dkk, 2002).

Pb2+ dan persenyawaannya dapat berada di dalam badan perairan secara alamiah dan sebagai dampak aktivitas manusia. Secara alamiah Pb2+ dapat masuk ke badan perairan


(7)

melalui pengkristalan Pb2+ di udara dengan bantuan air hujan. Selain itu proses korofikasi dari bantuan mineral akibat hempasan gelombang dan angin (Ghalib dkk, 2002).

Badan perairan yang telah kemasukan senyawa atau ion-ion Pb2+ akan menyebabkan jumlah Pb2+ yang ada melebihi konsentrasi yang dapat menyebabkan kematian bagi biota perairan tersebut. Konsentrasi Pb2+ yang mencapai 188 mg/l dapat membunuh ikan-ikan di perairan (Ghalib dkk, 2002).

Alga mempunyai kemampuan yang cukup tinggi dalam mengabsorbsi logam berat karena di dalam alga terdapat gugus fungsi yang dapat melakukan pengikatan dengan ion logam. Gugus fungsi tersebut terutama gugus karboksil, hidroksil, amina, sulfudril imadazol, sulfat dan sulfonat yang terdapat dalam dinding sel dalam sitoplasma (Bachtiar, 2007).


(8)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Hanura Lampung pada bulan Juni 2011.

B. Materi Penelitian

1. Biota Uji

Biota uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nannochloropsis sp. yang dikultur dengan skala laboratorium di BBPBL dengan kelimpahan 7x 106 sel/ml.

2. Media Uji

Media yang dipergunakan dalam kultur Nannochloropsis sp. berbentuk cair atau larutan yang tersusun dari senyawa kimia (pupuk) yang merupakan sumber nutrien untuk keperluan hidup. Pupuk yang akan digunakan dalam penelitian adalah TMRL. Adapun komposisi pupuk TMRL disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Komposisi pupuk TMRL skala laboratorium

No Bahan kimia Komposisi Pupuk TMRL

1 2 3 4 5

FeCl3.6H20

NaNO3

Na2HPO4

Na2SiO3

Aquadest

3,0 gram 100 gram

10 gram 1 gr / ( 0,7 ml)

1 liter Sumber : Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut, Lampung

3. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuarium 3 buah ukuran 100 L, selang dan aerasi, saringan, haemocytometer, mikroskop, pH meter, kertas saring Whatman


(9)

GF/F 4,7 mm, alat uji kandungan logam berat (AAS). Sedangkan bahan yang digunakan adalah fitoplankton Nannochloropsis sp., air laut steril, pupuk TMRL dan PbCl2 0,25 mg/L.

C. Prosedur Penelitian

Berikut adalah tahapan-tahapan yang akan dilalui dalam penelitian.

Gambar 3.Tahapan metodologi penelitian

1. Persiapan Penelitian

Tahap awal dilakukan dengan menyiapkan seluruh perangkat bahan dan alat yang akan digunakan selama penelitian, bahan ataupun peralatan yang dipergunakan di dalam kultur Nannochloropsis sp., harus dalam keadaan steril. Sterilisasi peralatan dan bahan yang

Persiapan media kultur

Kultur Nannochloropsis & pengukuran Salinitas, pH, DO dan suhu media

ya

Tidak Fase

Pertumbuhan Mulai

Fase stasioner

Identifikasi Pb2+

Pengamatan morfologi tubuh


(10)

akan digunakan dilakukan dengan mensterilkan air laut yang telah ditampung pada bak yang dilengkapi dengan perangkat ultra violet (UV). Air laut yang akan digunakan terlebih dahulu disterilisasi dengan cara diberi penyinaran UV setelah itu air akan kembali disaring melalui filter khusus yang memiliki kerapatan mencapai 10 mikrometer yang bertujuan untuk menyaring agar tidak ada zooplankton yang ikut masuk ke dalam media budidaya.

2. Pembuatan Media Kultur Nannochloropsis sp.

Menurut Chen dan Shety (1991) dalam Kartikasari (2010), pertumbuhan dan perkembangbiakan Nannochloropsis sp. memerlukan berbagai nutrien yang diabsorbsi dari luar (media). Hal tersebut berarti ketersediaan unsur hara makro dan mikro dalam media tumbuhnya mutlak diperlukan, adapun makro nutrien yang diperlukan oleh Nannochloropsis sp. adalah N, P, Fe, K, Mg, S dan Ca sedangkan unsur mikro yang dibutuhkan H2BO3,

MnCl3, ZnCl2, CoCl2, (NH4)6Mo7O24H2O dan CuSO4 H2O.

D. Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan adalah kultur Nannochloropsis sp. dilakukan tanpa penambahan Pb2+ pada media. Tujuannya untuk meminimalisir kesalahan-kesalahn yang mungkin akan terjadi pada penelitian yang sebenarnya.

Pada kultur skala laboratorium, media kultur dipupuk dan diaerasi selama setengah jam terlebih dahulu sebelum biota dibiakkan dengan kelimpahan 7 x 106 sel/ml

Sebelum melakukan kultur air laut yang akan digunakan disterilkan terlebih dahulu dan diberi aerasi. Setelah air disterilkan selanjutnya dimulai kultur dengan bibit yang berasal dari kultur skala laboratorium.

Nannochloropsis sp. ditempatkan pada akuarium ukuran 100 L tanpa diberi Pb2+ lalu dilihat perkembangan tiap harinya dari fase lag hingga fase kematian, sehingga pada saat


(11)

penelitian tingkat kesalahan dapat diminimalisir. Penelitian pendahuluan ini dilakukan dalam waktu 1 minggu. Parameter yang diamati adalah kelimpahan dari Nannochloropsis sp.. Pengamatan dilakukan setiap 6 jam sampai kelimpahannya mulai menurun yang menandakan bahwa Nannochloropsis sp. sudah mencapai fase kematian.

E. Pelaksanaan Penelitian

Mikroalga Nannochloropsis sp. yang akan digunakan dikultur dalam akuarium ukuran 100 L dengan menggunakan media TMRL. Pemberian Pb2+ dilakukan pada awal siklus hidup dari Nannochloropsis sp.. Dosis pemberian Pb2+ adalah 0,25 mg/l. Penelitian menggunakan 3 buah akuarium ukuran 100 L, dengan rincian 2 buah akuarium diberi Pb2+ sebagai perlakuan dan akuarium yang lainnya tidak diberi Pb2+ yang dimaksudkan sebagai kontrol.

F. Parameter

1. Kualitas air (Salinitas, pH, suhu dan DO Media Kultur)

Pengukuran salinitas, pH, suhu dan DO air media TMRL menggunakan refraktometer, pH meter, thermometer dan DO meter. Pengukuran parameter tersebut dilakukan dua kali sehari (09.00 dan 15.00 WIB) sejak biota di tempatkan di media kultur sampai kultur selesai dilakukan.

1.1 Salinitas

Salinitas optimal sebagai media pertumbuhan Nannochloropsis sp. adalah 25-35 ppt. 1.2 pH

Nannochloropsis sp. dapat tumbuh baik pada kisaran pH 8-9. pH mempengaruh aktivitas gugus fungsional alga yang berhubungan dengan proses penyerapan logam berat (BBPBL, 2007).


(12)

K1+K2+K3+K4+K5 X 25 X104 sel/ml 5

1.3 Suhu

Nannochloropsis sp. mempunyai toleransi temperatur mencapai 400 C tetapi tidak tumbuh normal. Bila temperatur kurang dari 160 C pertumbuhannya lambat, sedangkan bila lebih dari 400 C akan terjadi kematian. Sedangkan suhu 20-350 C tidak mempengaruhi penyerapan logam berat. Temperatur optimal pertumbuhan Nannochloropsis sp. berkisar antara 25-300 C (BBPBL, 2007).

2. Penghitungan Kelimpahan Nannochloropsis sp.

Pertumbuhan fitoplankton ditandai dengan pertambahan kelimpahan fitoplankton yang dikultur. Kelimpahan dihitung menggunakan haemocytometer dengan bantuan mikroskop.

Cara menghitung kelimpahan Nannochloropsis sp. adalah sebagai berikut:

1. Sampel air media diambil sebanyak 1 ml dengan pipet

2. Sampel air diteteskan pada Haemacytometer, lalu amati dibawah mikroskop

3. Hitung dengan cara mengambil 5 titik, rata-ratakan kemudian kalikan dengan 25 kotak dikalikan 104.

Perhitungan jumlah Nannochloropsis sp. dilakukan dengan menggunakan haemocytometer dibawah microskop dengan pembesaran 10 x 10 dengan menggunakan rumus yang dikembangkan oleh BBPBL:

K1-K5 = jumlah Nannochloropsis sp. dalam kotak hitungan ke 1 s/d 5


(13)

Penghitungan laju pertumbuhan dilakukan untuk mengetahui kenaikan atau penurunan laju pertumbuhan pada Nannochloropsis sp. dan mengetahui waktu yang diperlukan dalam tiap fase.

Laju pertumbuhan dapat dihitung dengan rumus :

Keterangan :

Kt+1 = kelimpahan pada saat (t+1)

Kt = kelimpahan pada saat t

Δt = rentang waktu pengamatan

4. Pengukuran Diameter Sel Nannochloropsis sp.

Diameter sel Nannochloropsis sp. diamati setiap 6 jam bersamaan dengan pengamatan kelimpahan, pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kandungan Pb2+ terhadap diameter tubuh Nannochloropsis sp.. Diameter tubuh Nannochloropsis sp. diukur dengan menggunakan mikrometer yang ada pada mikroskop. Pada tiap pengamatan


(14)

diambil sampel sebanyak 30 individu secara acak dari ketiga akuarium, yang kemudian akan dirata-ratakan panjang diameternya. Sehingga akan terlihat perbedaan diameter antara Nannochloropsis sp. yang diberi penambahan Pb2+ dengan yang tidak diberi penambahan Pb2+.

5. Pengukuran Logam Berat Pb2+ Dalam Media

Pengukuran logan berat Pb2+ dilakukan dengan mengambil sampel air kultur sebanyak 500 ml yang selanjutnya akan di uji dengan menggunakan metode AAS (Atomic Absorption Spectrometry). Laju pengikatan logam berat Pb2+ diperoleh dari hasil pengukuran kandungan logam berat dilakukan dengan menggunakan AAS yang didasarkan pada hukum Lambert_Beer, yaitu banyaknya sinar yang diserap oleh sampel akan berbanding lurus dengan konsentrasinya. Persamaan garis antara sampel dan absorbansi berupa persamaan garis lurus dengan koefisien arah yang positif, Y= aX + b. Kadar logam berat dalam sampel diperoleh dengan memasukan nilai absorbansi larutan sampel ke dalam persamaan garis lurus dari larutan standar. Nilai kandungan logam berat Pb2+ yang telah berikatan dengan kedua residu asam amino selanjutnya diplotkan terhadap waktu pengamatan sebagai persamaan regresi.

Pada penelitian tersebut digunakan satu perangkat alat AAS tipe AA 300 P buatan Varian Techtron, Australia, gelas beker 50 ml, labu ukur 10 ml, vial polietilen ukuran 5 ml, mikro pipet effendorf 10 -100 μL, dan neraca analitik. Peralatan dan wadah yang akan


(15)

digunakan untuk analisis, dicuci dengan sabun kemudian dibilas dan dibersihkan dengan akuades. Peralatan dan wadah yang sudah bersih direndam dalam asam nitrat 1 : 3 selama 24 jam, kemudian dibilas dengan akuatrides 3 - 4 kali sampai diperoleh pH air bilasan normal (pH 7). Hasil pencucian dikeringkan dalam oven dan dipanaskan pada suhu 50 - 60°C. Setelah kering, alat ini dimasukkan dalam kantung plastik dan disimpan dalam ruang bebas debu. Bagan pengujian logam berat dapat dilihat dalam Gambar 4.

Gambar 4. Bagan pengujian logam berat (Pb2+) (Sumber : Hutagalung, 1997)

Kedalam corong masukkan 500 ml air sampel

+ 5ml larutan penahan (atur pH 3,5-4) + 5 ml larutan APDC + 5 ml larutan Na-DDC

+ 25 ml MIBK, kocok

diamkan selama 5

menit

Fase air

Digunakan untuk larutan blanko & standar

Fase non air + 10 ml akuades kocok, diamkan sesaat

Fase non air + 1 ml HNO3 pekat

Diamkan 1 jam +19 ml akuades kocok

Fase non air

buang

Fase air

Ukur dengan AAS

Fase air buang


(16)

.

6. Analisis Data

Data yang diperoleh dari parameter-parameter yang diamati akan diolah dengan menggunakan persamaan regresi linier sebagai berikut:

Y= aX + b

dengan hubungan korelasi yang dimisalkan dengan Y dan X

Y = Kelimpahan plankton Nannochloropsis sp.

X = Konsentrasi Pb2+ dalam media kultur

a, b = Nilai Konstanta

Setelah itu dihitung nilai t hitung, koefisien korelasi (r) dan koefisien determinasi (R2) pada variabel dimaksud.


(17)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penambahan Pb2+ sebanyak 0,25mg/l memberikan pengaruh nyata terhadap penurunan rata-rata diameter sel Nannochloropsis sp.. Diameter sel Nannochloropsis sp. dengan perlakuan penambahan Pb2+ sebesar 2,039286 mikrometer dan dengan Pb2+ alami sebesar 2,185714 mikrometer. Sedangkan kelimpahan tidak dipengaruhi secara nyata oleh konsentrasi Pb2+ dalam media. Kelimpahan Nannochloropsis sp. yang diberi perlakuan penambahan Pb2+ 14,53357 x 106 sel/ml sedangkan dengan Pb2+ alami sebesar 13,41786 x 106 sel/ml. Terlihat bahwa diameter sel lebih sensitif dibandingkan kelimpahan untuk dijadikan acuan dalam proses bioremediasi.

A. Saran

Saran yang diajukan adalah pengamatan sebaiknya dilakukan menggunakan Pb2+ dengan kisaran lebih bervariatif dengan konsentrasi 0,1-8 mg/l sesuai ambang batas toksisitas Nannochloropsis sp..


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Nannochloropsis sp ...5

2. Kurva pertumbuhan Nannochloropsis sp. ... 8

3. Tahapan metodologi penelitian ...11

4. Bagan pengujian logam berat Pb2+ ...18

5. Kelimpahan Nannochloropsis sp ...20

6. Konsentrasi logam berat Pb2+ di dalam media ...25

7. Akumulasi Pb2+ dalam tubuh Nannochloropsis sp ...26

8. Hubungan antara laju penyerapan Pb2+ dengan kelimpahan Nannochloropsis sp ...27

9. Diameter sel Nannochloropsis sp ...30

10. Hubungan antara laju penyerapan Pb2+ dengan diameter sel Nannochloropsis sp ...31


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Astriani, Pisca. 2008. Potensi Biomassa Mikroalga Campuran Dari Kolam Stabilisasi Sebagai Biosorben Logam Kromium (Cr). Skripsi. UPI. Jakarta. BBPBL. 2007. Kultur Massal Fitoplankton. Balai Besar Pengembangan Budidaya

Laut. Lampung.

Borowitzka, Michael A.,dan L. J. Borowitzka. 1988. Micro-Algal Biotecnology., Cambridge University Press.Melbourne.

Bachtiar, Eri. 2007. Penelusuran Sumber Daya Hayati Laut (alga) Sebagai Biotarget Industri.Universitas Padjadjaran. Jawa Barat.

Dewi, Reni Novrina. 2003.Teknik Kultur Nannochloropsis sp. di Balai Budidaya Lampung. Universitas Lampung. Lampung.

Ghalib, Marliani, Djawad M.Iqbal dan Fachruddin Liestiaty. 2002. Pengaruh Logam Timbal (Pb2+) Terhadap Konsumsi Oksigen Juvenil Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskall).Unhas. Makassar.

Hutagalung, Horas P. 1997. Metode analisis air laut, sediment dan biota. Buku 2. ., LIPI. Jakarta.

Kartikasari, Dewi. 2010. Pengaruh Penggunaan Media yang Berbeda Terhadap Kemampuan Penyerapan Logam Berat Pb2+ Oleh Nannochloropsis.sp. Skripsi. Universitas Lampung. Lampung.

Mattjik A.A, Sumertajaya IM. 2002. Rancangan Percobaan. Jilid 1.Edisi ke-2. Bogor. IPB Press.

Muliono. 2004.Pengaruh Suhu dan lama Penyimpanan Terhadap Kondisi Sel Nannochloropsis sp.. IPB.

Oktavia, H.A. 2010. Pengaruh Logam Berat Pb2+ Terhadap Profil Protein Alga Merah (Gracillaria sp.).Skripsi. ITS. Surabaya.

Sahbanal,Epra. 2007. Analisis kandungan Nutrisi dan Pigmen Mikroalga Nannochloropsis sp. Universitas Lampung. Lampung.


(20)

(21)

Judul : Respon Non Spesifik Biomassa Nannochloropsis sp. yang Terkontaminasi Logam Berat Pb2+

Nama : Aldian T. Utama

NPM : 0614111018

Program Studi : Budidaya Perairan

Fakultas : Pertanian

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Moh. Muhaemin, S.Pi., M.Si. Henni Wijayanti M., S.Pi., M.Si. NIP. 197412122000031002 NIP.198101012008012042

Mengetahui,

Ketua Jurusan Budidaya Perairan

Ir. Siti Hudaidah, M.Sc. NIP. 196402151996032001


(22)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Moh. Muhaemin, S.Pi., M.Si. ...

Sekretaris : Henni Wijayanti M., S.Pi., M.Si. ...

Penguji Utama : Rara Diantari, S.Pi., M.Sc. ...

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. NIP 19610826 198702 1 001


(1)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penambahan Pb2+ sebanyak 0,25mg/l memberikan pengaruh nyata terhadap penurunan rata-rata diameter sel Nannochloropsis sp.. Diameter sel Nannochloropsis sp. dengan perlakuan penambahan Pb2+ sebesar 2,039286 mikrometer dan dengan Pb2+ alami sebesar 2,185714 mikrometer. Sedangkan kelimpahan tidak dipengaruhi secara nyata oleh konsentrasi Pb2+ dalam media. Kelimpahan Nannochloropsis sp. yang diberi perlakuan penambahan Pb2+ 14,53357 x 106 sel/ml sedangkan dengan Pb2+ alami sebesar 13,41786 x 106 sel/ml. Terlihat bahwa diameter sel lebih sensitif dibandingkan kelimpahan untuk dijadikan acuan dalam proses bioremediasi.

A. Saran

Saran yang diajukan adalah pengamatan sebaiknya dilakukan menggunakan Pb2+ dengan kisaran lebih bervariatif dengan konsentrasi 0,1-8 mg/l sesuai ambang batas toksisitas Nannochloropsis sp..


(2)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Nannochloropsis sp ...5

2. Kurva pertumbuhan Nannochloropsis sp. ... 8

3. Tahapan metodologi penelitian ...11

4. Bagan pengujian logam berat Pb2+ ...18

5. Kelimpahan Nannochloropsis sp ...20

6. Konsentrasi logam berat Pb2+ di dalam media ...25

7. Akumulasi Pb2+ dalam tubuh Nannochloropsis sp ...26

8. Hubungan antara laju penyerapan Pb2+ dengan kelimpahan Nannochloropsis sp ...27

9. Diameter sel Nannochloropsis sp ...30

10. Hubungan antara laju penyerapan Pb2+ dengan diameter sel Nannochloropsis sp ...31


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Astriani, Pisca. 2008. Potensi Biomassa Mikroalga Campuran Dari Kolam Stabilisasi Sebagai Biosorben Logam Kromium (Cr). Skripsi. UPI. Jakarta. BBPBL. 2007. Kultur Massal Fitoplankton. Balai Besar Pengembangan Budidaya

Laut. Lampung.

Borowitzka, Michael A.,dan L. J. Borowitzka. 1988. Micro-Algal Biotecnology., Cambridge University Press.Melbourne.

Bachtiar, Eri. 2007. Penelusuran Sumber Daya Hayati Laut (alga) Sebagai Biotarget Industri.Universitas Padjadjaran. Jawa Barat.

Dewi, Reni Novrina. 2003.Teknik Kultur Nannochloropsis sp. di Balai Budidaya Lampung. Universitas Lampung. Lampung.

Ghalib, Marliani, Djawad M.Iqbal dan Fachruddin Liestiaty. 2002. Pengaruh Logam Timbal (Pb2+) Terhadap Konsumsi Oksigen Juvenil Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskall).Unhas. Makassar.

Hutagalung, Horas P. 1997. Metode analisis air laut, sediment dan biota. Buku 2. ., LIPI. Jakarta.

Kartikasari, Dewi. 2010. Pengaruh Penggunaan Media yang Berbeda Terhadap Kemampuan Penyerapan Logam Berat Pb2+ Oleh Nannochloropsis.sp. Skripsi. Universitas Lampung. Lampung.

Mattjik A.A, Sumertajaya IM. 2002. Rancangan Percobaan. Jilid 1.Edisi ke-2. Bogor. IPB Press.

Muliono. 2004.Pengaruh Suhu dan lama Penyimpanan Terhadap Kondisi Sel Nannochloropsis sp.. IPB.

Oktavia, H.A. 2010. Pengaruh Logam Berat Pb2+ Terhadap Profil Protein Alga Merah (Gracillaria sp.).Skripsi. ITS. Surabaya.

Sahbanal,Epra. 2007. Analisis kandungan Nutrisi dan Pigmen Mikroalga Nannochloropsis sp. Universitas Lampung. Lampung.


(4)

(5)

Judul : Respon Non Spesifik Biomassa Nannochloropsis sp. yang Terkontaminasi Logam Berat Pb2+

Nama : Aldian T. Utama

NPM : 0614111018

Program Studi : Budidaya Perairan Fakultas : Pertanian

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Moh. Muhaemin, S.Pi., M.Si. Henni Wijayanti M., S.Pi., M.Si. NIP. 197412122000031002 NIP.198101012008012042

Mengetahui,

Ketua Jurusan Budidaya Perairan

Ir. Siti Hudaidah, M.Sc. NIP. 196402151996032001


(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Moh. Muhaemin, S.Pi., M.Si. ...

Sekretaris : Henni Wijayanti M., S.Pi., M.Si. ...

Penguji Utama : Rara Diantari, S.Pi., M.Sc. ...

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. NIP 19610826 198702 1 001