ALAT KOMUNIKASI ZAMAN DAHULU 001

ALAT KOMUNIKASI ZAMAN DAHULU / TRADISIONAL
Oleh Z. Wahidin
Dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan interaksi antara satu dengan yang lain,
adapun alat komunikasi yang digunakan pada zaman dahulu yaitu sebagai berikut :
1. Daun Lontar Dari Sebuah Pohon

Daun lontar adalah media atau sarana dalam menulis surat atau pesan kepada orang lain.
Kertas belum ada, sehingga daun menjadi pilihan orang zaman dulu untuk menyampaikan pesan.
Selain itu, Para raja zaman dulu, menggunakan daun lontar untuk menulis maklumat atau
pengumuman kepada rakyatnya.
Kegiatan komunikasi pada masa lalu sudah menggunakan bahasa tulis pada media seperti,
tulang hewan, prasasti dan daun lontar. Di Indonesia kegiatan surat menyurat telah ada sejak
jaman kerajaan-kerajaan Hindu seperti, Pajajaran, Mataram, Majapahit, Kutai, Mataram dan
Sriwijaya. Biasanya, untuk berkirim surat kepada negeri tetangganya, pihak kerajaan
menggunakan media daun lontar, kulit kayu dan kulit hewan, tulang hewan, dan lempengan batu.
Umumnya media komunikasi yang digunakan adalah dengan daun lontar, dengan alasan daun
lontar sangat mudah didapatkan.
2. Kentongan

Kentongan sebagai alat komunikasi yang ada di masyarakat. Biasanya di gunakan untuk
mengumunkan suatu berita atau peristiwa yang terjadi. Para penjaga malam sering menggunakan

kentongan sebagai meda komunikasi ketika ada maling. Sehingga mendengar suara yang di
keluarkan dari kentongan itu membuat masyarakat keluar rumah untuk mencari tahu apa yang
sedang terjadi.
Informasi pasti tentang sejarah kentongan tidak di temukan dengan pasti, namun yang pasti
bahwa kentongan ini di kenal sebagai alat komunikasi tradisional.
Kentongan atau yang dalam bahasa lainnya disebut jidor adalah alat pemukul yang terbuat
dari batang bambu atau batang kayu jati yang dipahat.
Kegunaan kentongan didefinisikan sebagai tanda alarm, sinyal komunikasi jarak jauh, morse,
penanda adzan, maupun tanda bahaya. Ukuran kentongan tersebut berkisar antara diameter 40cm
dan tinggi 1,5M-2M. Kentongan sering diidentikkan dengan alat komunikasi zaman dahulu yang
sering dimanfaatkan oleh penduduk yang tinggal di daerah pedesaan dan pegunungan
3. Prasasti

Prasasti adalah piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama.
Penemuan prasasti pada sejumlah situs arkeologi, menandai akhir dari zaman prasejarah, yakni
babakan dalam sejarah kuno Indonesia yang masyarakatnya belum mengenal tulisan, menuju
zaman sejarah, dimana masyarakatnya sudah mengenal tulisan. Ilmu yang mempelajai tentang
prasasti disebut Epigrafi.
Prasasti berfungsi untuk menandakan tempat atau lokasi tertentu, zaman dulu membuat
prassati sebagai tanda. Zaman dulu biasanya batu yang di jadikan tempat untuk menulis prasasti.

Di antara berbagai sumber sejarah kuno Indonesia, seperti naskah dan berita asing, prasasti
dianggap sumber terpenting karena mampu memberikan kronologis suatu peristiwa. Ada banyak
hal yang membuat suatu prasasti sangat menguntungkan dunia penelitian masa lampau. Selain
mengandung unsur penanggalan, prasasti juga mengungkap sejumlah nama dan alasan mengapa
prasasti tersebut dikeluarkan.

Dalam pengertian modern di Indonesia, prasasti sering dikaitkan dengan tulisan di batu nisan
atau di gedung, terutama pada saat peletakan batu pertama atau peresmian suatu proyek
pembangunan. Dalam berita-berita media massa, misalnya, kita sering mendengar presiden,
wakil presiden, menteri, atau kepala daerah meresmikan gedung A, gedung B, dan seterusnya
dengan pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti. Dengan demikian istilah prasasti tetap
lestari hingga sekarang.
4. Telepon Kaleng Yang Terhubung Dengan Benang

Sebelum era penemuan telepon, dunia berkomunikasi jarak jauh melalui cara tradisional,
yakni kurir pos atau dengan merpati pos. Kemudian sejarah mencatat percobaan pertama telepon
kaleng dilakukan oleh Robert Hooke seorang fisikawan dan polymath asal Inggris. Selama tahun
1664-1665 Hooke bereksperimen dengan transmisi suara menggunakan kawat. Awal tahun 1667
Hooke berhasil membuat telepon kaleng.
Dalam periode waktu yang singkat telepon kaleng sempat dipasarkan secara komersial,

mengisi “kekosongan pasar” telepon listrik dari Alexander Graham Bell. Saat paten Bell
“berakhir”, telepon listrik kemudian mengalami perkembangan inovasi yang hebat. Persis seperti
telepon yang kita kenal sekarang.
Telepon kaleng pun tak lagi dijual secara komersial. Telepon kaleng justru populer di
lingkungan pendidikan. Di sekolah-sekolah, telepon kaleng diajarkan sebagai salah satu alat
bermain sekaligus belajar akan prinsip gelombang suara.
Kaleng yang di hubungkan dengan benang dan bisa mendegar suara orang dengan jarak
tertentu menjadi alat komunikasi tradisional juga. Namun jarak yang di gunakan untuk
berkomunikasi dengan alat tradisonal ini tidak begitu jauh jaraknya, paling sekitar 5 sampai 10
meter.
5. Tangan (Isyarat Tangan)

Isyarat tangan masih banyak digunakan hingga saat ini. Isyarat tangan sering digunakan
untuk menyampaikan pesan rahasia yg hanya dimengerti oleh orang-orang tertentu.