Alat Pengolah Data Sejak Zaman Purba

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada budidaya tanaman pertanian, diperlukan beberapa tahap hingga pada
akhirnya mencapai proses panen dan proses pasca panen. Dalam proses-proses
tersebut yang merupakan proses awal adalah pengolahan lahan (soil tillage). Pada
proses ini berfungsi untuk menggemburkan tanah, menghilangkan kotoran-kotoran
dan sampah pada tanah. Proses pengolahan lahan meliputi tahap pembajakan dan
penggaruan.
Seiring dengan semakin berkembangnya zaman, pengolahan tanah yang awalnya
dilakukan dengan cara konvensional, dengan menggunakan tenaga hewan ternak,
dapat berupa sapi ataupun kerbau. Sekarang, dengan semakin berkembangnya
teknologi, pengolahan dengan cara konvensional diganti dengan teknologi yang lebih
canggih. Traktor adalah mesin pertanian yang paling umum digunakan untuk
membajak lahan pertanian. Pada traktor, dapat digandeng dengan berbagai jenis
bajak sesuai dengan jenis tanah yang akan diolah.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui alat pengolahan tanah pertama dan fungsinya.
2. Mengetahui alat pengolahan tanah kedua dan fungsinya.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah adalah penyiapan tanah untuk penanaman dan proses
mempertahankannya

dalam keadaan remah dan bebas dari gulma selama

pertumbuhan tanaman budidaya (Smith, 1990: 188).
Pengolahan tanah meliputi pekerjaan penyiapan/pengolahan lahan sehingga siap
ditanami. Pengolahan tanah secara umum dapat dibedakan menjadi pengolahan tanah
primer (pengolahan tanah pertama) dan pengolahan tanah sekunder (pengolahan
tanah kedua), meskipun pada kenyataannya pembedaan tersebut kurang tegas (bisa
saling tumpang tindih). Perbedaan antara pengolahan tanah primer dan pengolahan
tanah sekunder biasanya didasarkan pada kedalaman pengolahan serta hasil
olahannya. Pengolahan tanah pertama biasanya mempunyai kedalaman olah yang
lebih dalam (>15 cm ) dengan bongkah tanah hasil pengolahan lebih besar, sedangkan
pengolahan tanah kedua mengolah tanah lebih dangkal (< 15 cm) serta hasil
olahannya sudah halus dengan permukaan tanah yang relatif rata (siap untuk
ditanami) (Anonim, 2008).
Sifat fisik dan kimia tanah sangat erat hubunganya dengan jenis dan kondisi tanah
serta iklim setempat, dimana langsung atau tidak langsung sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan produksi tanaman. Sifat tanah yang baik selain dipengaruhi oleh

bahan induk dan proses pembentukannya juga oleh tindakan pengolahan tanah.
Struktur, tekstur dan solum tanah mempengaruhi aerasi tanah, perkembangan atau
dalamnya perakaran dan perkembangan faktor biotis. Dari hal tersebut diatas maka
dalam budidaya tanaman masalah pengolahan tanah perlu mendapat perhatian.
(Sachez,1993)
Menurut intensitasnya, pengolahan tanah dapat dibedakan menjadi tiga macam
yaitu : 1.No tillage (tanpa olah tanah). 2.Minimum tillage (pengolahan tanah minimal,
hanya pada bagian yang ditanami). 3.Maximum tillage (pengolahan intensif pada
seluruh lahan yang akan ditanami). (Sosroatmojo,1980)

Fungsi tanah yang primer menurut Haryadi (1988) adalah :1. Memberikan unsurunsur mineral, melayani baik sebagai medium pertukaran maupun sebagai tempat
persediaan. 2. Memberikan air dan melayaninya sebagai perubahan. 3.Melayani
tanaman sebagai tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak. Untuk mendapatkan
tanah yang bagus, maka pengolahan tanah disesuaikan dengan kondisi lingkungan
antara lain ; iklim, keadaan tanah, jenis tanaman dan saat tanam.
Pengolahan tanah meliputi pekerjaan penyiapan/pengolahan lahan sehingga siap
ditanami. pengolahan tanah secara umum dapat dibedakan menjadi pengolahan tanah
primer (pengolahan tanah pertama) dan pengolahan tanah sekunder (pengolahan
tanah kedua), meskipun pada kenyataannya pembedaan tersebut kurang tegas (bisa
saling tumpang tindih). Contoh alat dan mesin pengolahan tanah pertama adalah:

bajak singkal, bajak piringan, bajak pahat (chisel plow), rotavator atau rotary tiller,
cangkul, dan lain-lain. Contoh alat dan mesin pengolahan tanah kedua adalah: garu
gerigi, garu pegas (spring tooth harrow), garu piringan, rotavator, cangkul, dan
berbagai macam alat pembentuk guludan atau juringan (Anonim, 2009).
2.2 Macam – Macam Bajak
Peralatan yang digunakan oleh petani pada pengolahan tanah primer adalah untuk
memotong, memecah dan membalik tanah sampai kedelaman dari 15 sampai 91 cm.
Alat-alat tersebut yaitu :
1.

Bajak Singkal (Mold Board Plow)
Bajak Singkal dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan sangat

baik untuk membalik tanah. Bagian dari bajak singkal yang berfungsi memotong dan
membalik tanah disebut botton, yang dibangun dari bagian-bagian utama, yaitu :
singkal (molg board), pisau (share) dan penahan samping (landside). Ketiga bagian
utama tersebut dipadukan pada bagian yang disebut frog. Unit ini dihubungkan
dengan rangka (frame) melalui batang penarik (beam).
2.


Bajak Piringan (Disk Plow)
Bajak piringan diciptakan untuk mengolah tanah dengan kondisi yang sulit bagi

bajak singkal. Piringan dari bajak ini pada saat beroperasi dapat menggelinding dan

berputar, sehingga bukan telapak bajak yang harus meluncur sehingga diharapkan
dapat mengurangi gesekan dan tahanan tanah (draff) yang terjadi. Setiap piringan dari
bajak piringan biasanya dilengkapi dengan pengeruk (scraper) yang berguna selain
untuk membersihkan tanah yang lengket pada piringan juga membantu dalam
pembalikan potongan tanah. Keuntungan menggunakan bajak piringan yaitu :
a.

Dapat bekerja di tanah keras dan kering.

b.

Dapat untuk tanah-tanah yang lengket dan berdebu.

c.


Dapat untuk tanah-tanah yang kasar, berbatu dan banyak perakaran.

d.

Dapat untuk tanah-tanah yang gambut dan berseresah tebal.

e.

Dapat untuk pembajakan yang dalam (Wijanto, 1996).

3.

Bajak Rotary
Alat pengolah tanah yang terdiri dari beberapa pisau yang tertaut pada poros yang

berputar dari sumber tenaga traktor atau disambungkan dengan sumber daya putar
dari traktor (PTO), berfungsi mencacah dan menghancurkan tanah yang ringan atau
bongkahan tanah hasil pembajakan dengan bajak singkal atau bajak piringan dimana
lebar poros menentukan lebar pengolahan tanah (Badan Standardisasi Nasional,
2009).

2.3 Macam – Macam Garu
Pengolahan Tanah kedua dilakukan setelah pembajakan, istilah pengolahan tanah
kedua atau pengolahan tanah sekunder diartikan sebagai pengadukan tanah sampai
jeluk yang relatif tidak terlalu dalam. Alat-alat pengolah tanah kedua meliputi:
1.

Garu (Harrow)
Merupakan peralatan yang dipergunakan untuk meratakan tanah, memecah

bongkahan tanah, mengaduk tanah dan mencegah serta membinasakan gulma, dan
sering juga dipergunakan untuk menutup biji. Berikut merupakan macam-macam
garu, yaitu:
a.

Garu Piringan (Disk Harrow)
Garu piringan yang digunakan sebelum pembajakan untuk memotong sisa

tanaman yang tertinggal dipermukaan tanah dan menggemburkan tanah lapisan atas

sehingga paliran akan membentuk hubungan yang lebih baik dengan tapak paliran

sehingga mencegah terbentuknya ruang-ruang udara saat paliran dibalik. Penggunaan
setelah pembajakan untuk menggemburkan tanah dan menempatkan tanah dalam
keadaan yang lebih baik bagi benih. Tujuan lain adalah :
- Menyiapkan lahan dalam keadaan siap tanam
- Pendangiran tanah
- Pemberaan
- Menutup biji yang disebarkan dengan tanah. (Dian, 2010).
Pembajakan yang baik terdiri atas pembalikan dan pemerataan tanah, pembuatan
aliran yang bersih bulat seragam. Pembajakan memiliki peran penting dalam
pengolahan tanah, sehingga perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:
- Puncak paliran (furrow) sedikit bergerigi.
- Tanah harus digemburkan dengan sempurna dari puncak sampai dasar paliran.
- Masing-masing paliran harus lurus dari ujung ke ujung lahan yang rata.
- Setiap paliran balik sedikit lebih tinggi dan segala macam seresah tertimbun dengan
sempurna.
- Garis besar paliran harus pada satu titik tanpa patahan dan cekungan.
- Semua seresah harus terbenam empurna di sudut kanan paliran yang lebih rendah.
- Paliran haris sepenuhnya seragam.
- Kedalaman semua paliran harus sama, yang berlanjut dengan kedalaman yang
seragam.

- Alur buntu harus bebas dari semua seresah.
- Jalur yang tak terpecah tidak boleh dibiarkan di antara paliran dalam pembajakan
menurut kontur (garis tinggi) (Dahono, 1997).

BAB 3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 16 September 2016. Praktikum ini
dilaksanakan pada pukul 13.00-15.00. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium
Alat dan Mesin Pertanian (ALSIN A) Politeknik Negeri Jember.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah meteran, alat tulis, kertas
lampiran identifikasi.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini meliputi bajak singkal, bajak
piringan, bajak rotary, bajak pahat, garu piringan, garu bergigi paku, garu bergigi per.
3.3 Langkah Kerja
1. Mahasiswa memasuki laboratorium dengan menggunakan katelpak.
2. Mahasiswa mendapat pengantar dari teknisi.
3. Mahasiswa mengidentifikasi alat pengolahan tanah dengan bantuan teknisi.
4. Mahasiswa mencatat spesifikasi dari setiap alat.
5. Mahasiswa membuat laporan resmi.


BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No
1.

Gambar
Bajak Singkal

Spesifikasi
Nama: Bajak Singkal
Merek: OTMA
Model: 3PA
Type: 3PA
No. Seri: T/181/3PA
Negara Pembuat: Italia
Tahun Pembuatan: 1989
Jumlah Singkal (moldboard plow):
3
Jenis Singkal: Baja

Jenis Kejen (Share): Baja
Sungkal Bajak (coulter): Ada
Jenis: Baja
Ukuran (mm): 889 mm
Jointer : Tidak ada.
Roda Alur (furrow wheel) : Tidak
ada.
Roda Dukung (land wheel) : Tidak
ada.
Lebar Kerja : 134 cm
Ukuran Total :
Panjang (cm) : 220 cm
Lebar (cm) : 130 cm
Tinggi (cm) : 115 cm
Tipe Penggandengan : Three Point

Link.
Jenis daya Penarik : Traktor Roda 4
(whiel traktor).
2.


Bajak Piringan

Nama : Bajak Piring.
Merek : OTMA.
Model : 3 disc.
Tipe : 3 disc.
Negara Pembuat : Italia.
Tahun Pembuatan : 1989.
Jumlah Piringan (disk) : 3.
Jenis Piringan : Baja.
Diameter Piringan : 24 inchi.
Lebar Kerja Bajak (cm) : 101 cm.
Penggerak Piringan (scraper) : Ada.
Jenis : Baja.
Roda Alur (furrow wheel) : Ada.
Roda Dukung (Land Wheel) : Tidak
Ada.
Ukuran Total :
Panjang (cm) : 201 cm.
Lebar (cm) : 113 cm.
Tinggi (cm) : 115 cm.
Tipe Penggandengan : Three Point
Link.
Jenis Daya Penarik : Traktor Roda

3.

Bajak Rotari

4 (Whiel traktor).
Nama : Bajak Rotari.
Merek : JIN BEI.

Model : IG-175.
Negara Pembuat : China.
Tahun Pembuatan : 2001.
Jumlah Plat Putar : 1.
Jumlah Pisau/ Plat Putar : 50.
Jumlah Pisau Total : 50.
Jenis Pisau : Baja.
Ukuran Pisau (p/l/t) cm : (20/ 6/
23).
Lebar Kerja Bajak (cm) : 180 cm.
Penutup Belakang (rear shield) :
Ada.
Jenis : Plat Baja.
Roda Dukung (land wheel) : Tidak
Ada.
Ukuran Total :
Panjang (cm) : 180 cm.
Lebar (cm) : 50 cm.
Tinggi (cm) : 120 cm.
Berat (kg) : 380 kg.
Sistem Penerusan Daya : PTO.
Tipe Penggandengan : Three Point
Link.
Sumber Daya Penggerak / Penarik :
Traktor.
4.

Bajak pahat

Nama : Bajak Pahat.
Merek : Kubota.
Model : Stip.

Tipe : R 1000.
Negara Pembuat : Jepang.
Tahun Pembuatan : -.
Jumlah Mata Pahat (Chisel point) :
5.
Ukuran Mata Pahat (p/l/t) (cm) : -.
Jenis Tangkai (bar) : Baja Berlapis
Nikel.
Tipe Penggandengan : Three Point
Link.
Jenis Daya Penarik : Traktor.
Jarak Pemasangan Mata Pahat : 30
cm.
Jarak Pengolaha (cm) : -.
5.

Garu Piring

Lebar Kerja (cm) : -.
Nama : Disc harrow.
Merek : OTMA.
Negara Pembuat : Italia.
Jumlah Rangkaian : 2.
Jumlah Piringan : 8.
Jarak Spasi Piringan (cm) : 22.
Jumlah Total Piringan : 16.
Jenis Piringan : Baja.
Diameter Piringan (cm) : 45 cm.
Lebar Kerja Garu : 155 cm.
Penggaruk Piringan : Ada.
Jenis : Baja.
Roda Dukung : Tidak Ada.
Ukuran Total :

Panjang (cm) : 100 cm.
Lebar (cm) : 180 cm.
Tinggi (cm) : 60 cm.
Tipe Penggandengan : Three Point
Link.
6.

Garu Bergigi Paku

Jenis Daya Penarik : Traktor.
Nama : Spike tooth harrow.
Gigi Paku:
Jenis : Baja.
Ukuran (p/l/t) (cm) : 20 / 4 / 20.
Jumlah Total : 49.
Jarak Pemasangan (cm) : 25
cm.
Jarak Pengolahan (cm) : 35 cm.
Lebar Kerja Garu (cm) : 210 cm.
Roda dukung (land wheel) : Tidak
Ada.
Ukuran Total :
Panjang (cm) : 120 cm.
Lebar (cm) : 210 cm.
Tinggi (cm) : 110 cm.
Tipe Penggandengan : Three Point
Link.

7.

Garu

Bergigi

Jenis Daya Penarik : Traktor.
Per Nama : Garu Bergigi Per.
Merek : OTMA.
Model : 10 gigi per.
Tipe : 10 gigi per / pegas.
Negara Pembuat : Italia.

Tahun Pembuatan : 1989.
Batang Pemasangan :
Bentuk : Balok.
Ukuran (p/l/t) cm : 180 / 8 / 4,5.
Jumlah : 2.
Susunan : Sejajar.
Gigi per :
Jenis / Bentuk : Baja / Spiral.
Ukuran (p/l/t) cm : 10 / 38 / 62.
Jumlah / Batang Pemasangan :
10 / 2.
Jumlah Total : 10.
Jarak / Spasi Pemasangan : 34.
Jarak Pengolahan (cm) : 147 cm.
Lebar Kerja Garu (cm) : 168 cm.
Roda Dukung ( Land Wheel) :
Tidak Ada.
Ukuran Total :
Panjang (cm) : 182 cm.
Lebar (cm) : 120 cm.
Tinggi (cm) : 111 cm.
Tipe Penggandengan : Three Point
Link.
Jenis Daya Penarik : Traktor Roda
4 (whiel traktor).
4.2 Pembahasan
4.2.1 Bajak Singkal

Bajak singkal (moldboard plow) terdiri dari berbagai komponen yang saling
berkaitan. Setiap bagiannya memiliki fungsi yang berbeda-beda. Sangat penting
untuk mengetahui fungsi dari tiap komponen bajak singkal agar dapat melakukan
perbaikan, modifikasi, pembuatan alat, dan pengoperasian bajak singkal tersebut.
Bajak singkal termasuk jenis bajak yang paling tua. Di Indonesia jenis bajak singkal
inilah yang paling umum digunakan oleh petani untuk melakukan pengolahan tanah
mereka, dengan menggunakan tenaga ternak hela sapi atau kerbau, sebagai sumber
daya penariknya. Sering dijumpai beberapa bentuk rancangan bajak singkal, hal ini
dimaksudkan untuk dapat memperoleh penyesuaian antara kondisi tanah dengan
tujuan pembajakan. Aneka ragam rancangan yang dijumpai selain pada bentuk mata
bajak, juga di bagian perlengkapannya. Mata bajak adalah bagian dari bajak yang
berfungsi aktif untuk mengolah tanah. Bajak singkal secara umum dapat dibedakan
menjadi dua golongan yaitu:
· Bajak singkal satu arah (one way moldboard plow), adalah jenis bajak singkal
dimana pada waktu mengerjakan pengolahan tanah akan melempar dan membalik
tanah hanya dalam satu arah. Lemparan atau pembalikan tanahnya biasanya
dilakukan ke arah kanan
· Bajak singkal dua arah ( two way / reversible moldboard plow), adalah jenis bajak
singkal dimana pada waktu mengerjakan pengolahan tanah, arah pelemparan atau
pembalikan tanahnya dapat diatur dua arah yaitu ke kiri maupun ke arah kanan. Jenis
bajak ini mempunyai mata bajak yang kedudukannya dirancang untuk dapat diputar
ke kanan ataupun ke kiri dengan cepat, sesuai dengan arah pelemparan ataupun
pembalikan tanah yang dikehendaki.
Penggunaan bajak singkal dua arah mempunyai beberapa kelebihan akan
menghasilkan pembalikan tanah yang seragam untuk seluruh petak tanah yang diolah,
praktis untuk pengolahan tanah sistem kontur dari hasil kerjanya tidak akan berbentuk
alur mati (dead-furrow) ataupun alur punggung (back-furrow), sehingga pembajakan
dapat teratur dan rata. Namun kelemahannya adalah konstruksinya lebih berat dan

lebih rumit, untuk ukuran bajak yang besar perlu dilengkapi sistem hidrolis untuk
pemutaran mata bajaknya.


Bagian-bagian bajak singkal

Bagian bajak singkal yang aktif untuk mengolah tanah terdiri atas:
1. Pisau bajak (share) berfungsi untuk memotong tanah secara horizontal.
Oleh karenanya biasaya bajak ini terbuat dari logam yang berbentuk tajam.
2. Singkal (moldboard) berfungsi untuk mengangkat, menghancurkan dan
membalik tanah yang telah dipotong oleh pisau bajak. Karena bentuknya
yang melengkung, pada waktu bajak bergerak maju, tanah yang telah
terpotong akan terangkat ke atas kemudian akan dibalik dan dilempar
sesuai dengan arah pembalikan bajak.
3. Penstabil bajak (land side), berfungsi untuk mempertahankan gerakan
maju bajak agar tetap lurus. Dengan jalan menahan atau mengimbangi
gaya ke samping yang diterima oleh bajak singkal, pada waktu bajak
tersebut digunakan untuk memotong dan membalik tanah.Bagian penstabil
bajak ini akan selalu bergerak sejajar dan menempel pada dinding alur
pembajakan.
Untuk penyempurnaan hasil kerjanya, disamping bagian-bagian utama
di atas, bajak singkal sering dilengkapi dengan perlengkapan tambahan,
antara lain adalah:
1. Roda alur penstabil (furrow wheel), berfungsi sebagai pembantu alas penstabil
bajak dalam menjaga kestabilan pembajakan.
2. Roda dukung (land wheel), berfungsi untuk mengatur kedalaman pembajakan.
Dengan alat ini diharapkan pengolahan tanah dapat dilakukan dengan kedalaman
yang relatif konstan.
3. Kolter, berfungsi untuk memotong seresah dan memotong tanah ke arah
vertikal. Dengan alat ini diharapkan kerja pembalikan tanah akan lebih ringan.
Kolter biasanya dipasang di depan bajak dan terletak sedikit di atas mata bajak.

4. Jointer, berfungsi untuk memungkinkan penutupan seresah lebih sempurna dalam
pembajakan. Alat ini bentuknya menyerupai bajak singkal namun dengan ukuran
yang lebih kecil. Dalam pemasangan umumnya berada di atas pisau bajak, ke arah
tanah yang belum dibajak dengan kedalaman kerja lebih kurang 5 cm. Dengan alat ini
rumput-rumput atau seresah sebelum dibalik, struktur akar sudah dirusak atau
dipotong, sehingga pada waktu tertimbun tanah tidak ada kemungkinan untuk
menembus tanah dan tumbuh kembali.
5. Kerangka (beam), seluruh bagian-bagian bajak di atas pada penggunaannya
dipasang pada kerangka yang kuat. Pada kerangka ini pula terpasang titik
penggandengan bajak. Pada titik-titik penggandengan ini bajak dapat dirangkaikan
dengan sumberdaya penariknya.
4.2.2 Bajak Piringan
Bajak piringan fungsinya sama dengan bajak singkal, yaitu untuk pengolahan
tanah pertama tetapi singkalnya diganti dengan piringan. Piringan bulat seperti
parabola dan berfungsi untuk memotong dan membalik tanah. Bajak piringan cocok
untuk bekerja pada : tanah yang lengket, tidak mengikis dan kering dimana bajak
singkal tidak dapat masuk; tanah berbatu, atau banyak sisa-sisa akar; tanah gambut;
serta untuk pembajakan tanah yang berat. Namun penggunaan bajak piringan ini
untuk pengolahan tanah ada juga kelemahannya antara lain: tidak dapat menutup
seresah dengan baik; bekas pembajakan tidak dapat betul-betul rata; hasil pengolahan
tanahnya masih berbongkah-bongkah, tetapi untuk lahan yang erosinya besar hal ini
justru dianggap menguntungkan.


Jenis bajak piringan
Berdasarkan tempat kedudukan dan susunan piringannya bajak piringan

secara garis besar dibedakan menjadi dua, yaitu:
 Bajak piringan standard

Pada jenis bajak ini masing-masing piringan mempunyai poros tersendiri
terpisah antara piringan satu dengan piringan yang lain. Bajak piringan vertical Untuk
jenis bajak piringan ini masing-masing piringan dirangkai dalam satu poros. Namun
disamping cara penggolongan di atas, seperti pada bajak singkal,berdasarkan atas
arah pembalikan pengolahan tanahnya, bajak piringan juga dapat digolongkan
menjadi dua golongan, yaitu:
1.

Bajak piringan satu arah (one way disk plow)

2.

Bajak piringan dua arah (two way / reversible disk plow)
Selanjutnya berdasarkan bentuk piringannya, piringan dari bajak piringan

dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Piringan standard, yaitu yang tepinya rata (standard disk), biasa digunakan untuk
mengolah tanah yang sudah lama diusahakan untuk tanaman semusim, sehingga tidak
dijumpai sisa-sisa tanaman atau perakaran yang cukup besar.
2. Piringan yang tepinya tidak rata atau berlekuk (cutaway disk), biasa digunakan
untuk tanah yang baru diusahakan atau biasa ditanami dengan tanaman keras. Jenis
piringan ini sesuai untuk mengolah tanah yang banyak sisa tanamannya dan sesuai
untuk memecah tanah yang berbongkahbongkah.


Bagian-bagian bajak piringan

1. Piringan (disk), berfungsi untuk meotong, mengangkat, menghancurkan dan
membalik tanah yang dibajak. Piringan berbentuk cekung dengan tepi yang tajam.
Bagian tepi yang tajam akan berfungsi sebagai alat pemotong tanah, sedang bagian
piringan yang cekung akan berfungsi untuk mengangkat, menghancurkan dan
membalik tanah.
2. Poros atau pusat piringan, berfungsi sebagai tempat bertumpu dan berputarnya
piringan, sehingga memungkinkan piringan dapat berputar dengan baik pada waktu
digunakan untuk melakukan pengolahan tanah.
3. Penggarak piringan (scraper), berfungsi untuk menjaga piringan tetap bersih, bebas
dari gumpalan tanah. Tanah yang menggumpal pada piringan akan menyebabkan

kemacetan dan ketidaknormalan kerja dari bajak piringan. Di samping itu, penggarak
piringan ini juga berfungsi untuk membantu pembalikan dan penghancuran tanah
pada waktu jenis bajak ini digunakan untuk membajak tanah.
4. Roda alur penstabil (furrow wheel)
5. Roda dukung (land wheel)
6. Kerangka (beam)
4.2.3 Bajak Rotari
Dengan menggunakan bajak putar pengerjaannya hanya dilakukan sekali tempuh.
Bajak putar ini dapat digunakan pada tanah yang kering maupun tanah sawah,
kadang-kadang juga digunakan untuk mengerjakan tanah kedua dan juga dapat
digunakan untuk melakukan penyiangan atau pendangiran. Penggunaan bajak rotari
untuk pengolahan tanah dapat memberikan hasil yang lebih baik (baik untuk tanah
kering maupun tanah basah).Untuk mengatasi lengketnya tanah pada pisau maka
dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah pisau dan mempercepat putaran pada
rotor dan memperlambat gerakan maju. Makin cepat perputaran rotor akan lebih
banyak daya yang digunakan, namun akan diperoleh hasil penggemburan yang lebih
halus.


Bagian-bagian bajak putar

1. Pisau, berfungsi untuk mencacah tanah pada waktu pengolahan tanah dengan bajak
putar dilakukan. Pisau ini juga cukup baik untuk mencacah gulma maupun seresah,
namun tidak dapat menutupnya dengan tanah secara baik seperti bila menggunakan
bajak singkal maupun bajak piringan. Besar dan jumlah pisau disesuaikan dengan
daya penggerak dan keperluannya. Cara pemasangan pisau dalam hubungannya
dengan bentuk permukaan dan hasil pengolahan tanah dapat dilihat pada gambar.
2. Poros putar, berfungsi untuk memutar rotor-rotor bajak putar.
3. Rotor, berfungsi sebagai tempat pemasangan pisau-pisau dari bajak putar.
4. Penutup belakang (rear shield), berfungsi membantu penghancuran tanah.

5. Roda dukung (land wheel), berfungsi untuk mengatur kedalaman pengolahan
tanah.
4.2.4 Bajak Pahat
Dalam pengerjaan tanah, bajak pahat dipergunakan untuk merobek dan
menembus tanah dengan menggunakan alat yang menyerupai pahat atau ujung skop
sempit yang disebut mata pahat atau chisel point. Mata pahat ini terletak pada ujung
dari tangkai atau batang yang biasa disebut bar. Bar ini secara garis besar dapat dibagi
menjadi dua macam, yaitu:
· Kaku, adalah konstruksi yang berat Jenis batang ini terbuat dari baja dengan kadar
karbon tinggi. Batang ini mungkin berbentuk lurus mungkin juga berbentuk
lengkung.
· Lentur (flexible) Ukurannya biasanya lebih panjang dan lebih ramping. Terbuat dari
baja yang dicampur dengan nikel. Bekerja seperti aksi dari per. Batang (bar) ini
dipasang pada kerangka yang mana jarak bar yang satu dengan yang lain masingmasing 30 cm, dapat juga antara (30 – 60) cm untuk ukuran bajak pahat yang besar.
Bajak pahat ini dapat dipergunakan untuk pembajakan dangkal maupun dipergunakan
untuk pembajakan dalam sampai kedalaman 45 cm, tergantung pada keperluan dan
jenis mata pahatnya. Berdasarkan jenisnya pula, lebar kerja alat sangat bervariasi
tergantung dari sumber daya penarik dan keperluannya.
Fungsi dari bajak pahat tidak sama dengan fungsi bajak singkal maupun bajak
piringan. Fungsi bajak pahat adalah:
1. Untuk memecah tanah yang keras dan kering, ini biasa dilakukan sebelum
pembajakan untuk tanah tertentu.
2. Dipergunakan untuk pengerjaan praktis pada tanah bawah
3. Dipergunakan pada tanah yang berjerami, dan dipergunakan untuk memotong
sisa-sisa perakaran yang berada dalam tanah.
4. Dipergunakan untuk memecah lapisan keras (hardpan) atau plow sole.
5. Untuk memperbaiki infiltrasi air pada tanah, sehingga dapat mengurangi erosi.
4.2.5 Garu Piring

Garu ini dapat digunakan sebelum pembajakan untuk memotong rumput-rumput
pada permukaan tanah, untuk rnenghancurkan permukaan tanah sehingga keratan
tanah ( furrow slice) lebih berhubungan dengan tanah dasar. Juga dapat digunakan
untuk penyiangan, atau untuk menutup biji-bijian yang ditanam secara sebar.
Secara umum garu piring dibagi atas : 1) garu piring tipe tarik (trailing disk
harrow), dan 2) garu piring tipe angiat (mounted disk harrow).
Garu piring dapat mempunyai aksi tunggal (single action) apabila pada saat
memotong tanah hanya melempar tanah ke satu arah saja. Juga dapat mempunyai aksi
ganda (double action ) apabila piringan yang di depan berlawanan arah dengan yang
di belakang dalam melempar tanah.
4.2.6 Garu Bergigi Paku
Garu ini mempunyai gigi yang bentuknya seperti paku terdiri dari beberapa baris
gigi yang diikatkan pada rangka. Garu ini digunakan untuk menghaluskan dan
meratakan tanah setelah pembajakan. Juga dapat digunakan untuk penyiangan pada
tanainan yang baru tumbuh.
4.2.7 Garu Bergigi Per
Garu pegas sangat cocok untuk digunakan pada lahan yang mempunyai banyak
batu atau akar-akar, karena gigi-giginya yang dapat indenting (memegas) apabila
mengenai gangguan. Kegunaan garu ini sama dengan garu paku, bahkan untuk
penyiangan garu ini lebih baik, karena dapat masuk ke dalam tanah lebih dalam.

BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan

1. - Bajak Singkal : Alat untuk melakukan pengolahan tanah dengan
menggunakan tenaga ternak, sebagai sumber daya penariknya.
-

Bajak Piringan : Bajak piringan berfungsi untuk memotong dan membalik
tanah.

-

Bajak Rotari : Bajak putar ini dapat digunakan pada tanah yang kering
maupun tanah sawah, kadang-kadang juga digunakan untuk mengerjakan
tanah kedua dan juga dapat digunakan untuk melakukan penyiangan atau
pendangiran.

-

Bajak Pahat : bajak pahat dipergunakan untuk merobek dan menembus
tanah dengan menggunakan alat yang menyerupai pahat atau ujung skop
sempit yang disebut mata pahat atau chisel point.

2.

- Garu Piring : Garu ini dapat digunakan sebelum pembajakan untuk
memotong rumput-rumput pada permukaan tanah, untuk rnenghancurkan
permukaan tanah sehingga keratan tanah ( furrow slice) lebih berhubungan
dengan tanah dasar.
-

Garu Bergigi Paku : Digunakan untuk menghaluskan dan meratakan tanah
setelah pembajakan. Juga dapat digunakan untuk penyiangan pada
tanainan yang baru tumbuh.

-

Garu Bergigi Per : Garu pegas sangat cocok untuk digunakan pada lahan
yang mempunyai banyak batu atau akar-akar, karena gigi-giginya yang
dapat indenting (memegas) apabila mengenai gangguan.

5.2 Saran
Untuk mahasiswa sebaiknya memanfaatkan waktu yang ada untuk melakukan
pengenalan alat pengolahan tanah dengan baik sehingga lebih effisien. Selain itu,
referensi tentang alat pengolahan tanah baik yang primer maupun sekunder lebih
diperbanyak lagi agar wawasan kita juga bertambah.
Daftar Pustaka

http://dyahisworo.blogspot.co.id/2015/12/pengenalan-alat-pengolahantanah-primer.html
http://fanyaalfacia.blogspot.co.id/2015/04/alat-pengolahan-tanah-sekundergaru.html
http://foctarina.blogspot.co.id/2014/02/macam-macam-bajak.html
http://istiqomah1022.blogspot.co.id/2013/02/laporan-praktikum-pengenalanalat.html
http://lutfiblurry.blogspot.co.id/2012/01/alat-mesin-pengolahan-tanah-danpadi.html
http://nurhashifah-agriani.blogspot.co.id/2014/08/alat-alat-pengolahantanah-pertama.html
http://rikomasdap.blogspot.co.id/2015/12/pengenalan-alat-pengolahan-tanahprimer.html
http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/TeknikMesinBudidayaPertania
n/AlatPengolahantanah/index4april.html