2
1. Pendahuluan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu masalah yang dihadapi setiap hari. Banyak pertimbangan yang harus dipikirkan untuk mendapat keputusan yang
terbaik dan terkadang banyaknya pilihan yang tersedia juga dapat membuat kita lebih sulit dalam mengambil keputusan tersebut. Seiring dengan perkembangan
teknologi, maka pemanfaatan teknologi informasi dapat digunakan guna mempermudah manusia dalam hal pengambilan suatu keputusan.
Penerimaan asisten dosen pada Fakultas Teknologi Informasi UKSW merupakan salah satu contoh kasus dalam hal pengambilan keputusan tersebut.
Dosen yang menjadi koordinator suatu mata kuliah akan melakukan seleksi penerimaan asisten terhadap mahasiswa yang telah mendaftar menjadi calon
asisten. Dalam proses seleksi tersebut para dosen biasanya melakukan wawancara dan atau tes kepada para calon asisten tersebut. Hasil dari wawancara maupun tes
tersebut yang menjadi bahan pertimbangan para dosen untuk menentukan siapa saja yang akan diterima menjadi asisten. Akan tetapi peranan teknologi informasi
sendiri terkadang hanya digunakan untuk memberikan pengumuman seputar penerimaan asisten, belum sampai digunakan pada proses pemilihan asisten
tersbut.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peranan teknologi informasi diharapkan dapat digunakan untuk membantu para dosen dalam melakukan proses
penerimaan asisten dosen, sehingga dapat mempercepat proses dan dapat menghasilkan keputusan terbaik tentang siapa saja asisten yang diterima. Metode
TOPSIS adalah salah satu metode dalam hal pengambilan keputusan multi kriteria yang dapat digunakan untuk permasalahan tersebut. Oleh karena itu dalam
penelitian ini akan dibangun aplikasi
“Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Asisten Dosen pada Fakultas Teknologi Informasi UKSW Menggunakan Metode
TOPSIS ” untuk membantu para dosen dalam hal proses penerimaan asisten.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian mengenai penggunaan metode TOPSIS telah banyak digunakan. Salah satunya adalah penelitian dengan judul Penerapan Metode TOPSIS Untuk
Pemberian Bonus Karyawan Berprestasi Pada PT. Deltomed Laboratories. Dalam penelitian tersebut metode TOPSIS yang merupakan metode multi kriteria
digunakan untuk membantu bagian HRD pada PT. Deltomed Laboratories dalam menentukan karyawan mana yang layak untuk mendapatkan bonus dengan
memberi penilaian berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Pemberian bonus karyawan ini didasarkan pada beberapa kriteria yaitu: prestasi kerja tanggung
jawab, kualitas pekerjaan dan kecakapan kerja, kedisiplinan kerja kedatangan dan ketepatan waktu, dan prilaku kerja kerjasama, keuletan, kejujuran, loyalitas,
moral dan perilaku. Dalam penelitian ini, hasil akhir berupa laporan ranking para karyawan yang dihitung menggunakan metode TOPSIS, di mana karyawan
dengan ranking atau nilai tertinggi adalah karyawan yang berhak mendapat bonus[1].
3 Penelitian lain yang membahas tentang penggunaan metode TOPSIS yaitu
penelitian dengan judul Penerapan Metode TOPSIS Untuk Sistem Penerimaan Karyawan di Biro Psikologi Untag [2]. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh
permasalahan yang ada di Biro Psikologi UNTAG pada saat pelaksanaan dan perhitungan hasil test psikologi yang membutuhkan banyak waktu dan
memungkinkan terjadinya kesalahan perhitungan. Kendala lain yang dihadapi yaitu pada saat menentukan ranking karyawan. Dalam penelitian ini, dibangun
aplikasi tes psikologi IST Intelligenz Strukture Test, SOV Study of Value dan MMPI Minnesota Multiphasic Personality Inventory dimana hasil dari tes ini
akan digunakan sebagai inputan dalam aplikasi penerapan metode TOPSIS untuk menentukan ranking pelamar sehingga nantinya dapat membantu Biro Psikologi
UNTAG untuk meningkatkan produktivitas karyawannya[2].
Perbedaan dengan penelitian terdahulu yaitu bahwa penelitian yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS Untuk Pemberian Bonus Karyawan Berprestasi Pada
PT. Deltomed Laboratories diterapkan untuk sistem pemberian bonus bagi karyawan berprestasi dan pada penelitian Penerapan Metode TOPSIS Untuk
Sistem Penerimaan Karyawan di Biro Psikologi Untag, metode TOPSIS digunakan untuk perankingan karyawan berdasarkan hasil tes psikologi.
Sedangkan pada penelitian yang sekarang ini sistem akan diterapkan pada bidang akademis untuk proses penerimaan asisten dosen pada Fakultas Teknologi
Informasi UKSW.
Sistem Pendukung Keputusan
Pengambilan keputusan adalah sebuah proses memilih tindakan di antara berbagai alternatif untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan [3].
Pengambilan suatu keputusan merupakan salah satu masalah dasar yang dihadapai oleh manusia setiap saat. Permasalahan terjadi ketika keputusan yang telah
diambil ternyata tidak memenuhi tujuan yang sudah ditetapkan. Tidak jarang juga keputusan yang telah diambil justru mendatangkan kerugian. Dalam hal ini
manusia perlu sesuatu yang dapat membantu mereka dalam pengambilan keputusan tersebut, sehingga keputusan yang nantinya akan diambil merupakan
solusi terbaik dari berbagai alternatif yang ada.
Sistem pendukung keputusan atau decision support system DSS pertama kali diperkenalkan oleh Scott Morton pada awal tahun 1970-an. Ia mendefinisikan
DSS sebagai “sistem berbasis komputer interaktif, yang membantu para pengambil keputusan untuk menggunakan data dan berbagai model untuk
memecahkan masalah-masalah tidak terstruktur. Definisi klasik lainnya untuk DSS diajukan oleh Keen dan Morton pada tahun 1978, yaitu sistem pendukung
keputusan DSS memadukan sumber daya intelektual dari individu dengan kapabilitas komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan. DSS adalah sistem
pendukung berbasis komputer bagi para pengambil keputusan manajemen yang menangani masalah-masalah tidak terstruktur [3].
Metode TOPSIS
Metode TOPSIS adalah salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria yang pertama kali diperkenalkan oleh Yoon dan Hwang pada tahun
4 1981. Metode ini merupakan salah satu metode yang banyak digunakan untuk
menyelesaikan pengambilan keputusan secara praktis. TOPSIS memiliki konsep dimana alternatif yang terpilih merupakan alternatif terbaik yang memiliki jarak
terpendek dari solusi ideal positif dan jarak terjauh dari solusi ideal negatif [4].
Semakin banyaknya faktor yang harus dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan, maka semakin relatif sulit juga untuk mengambil
keputusan terhadap suatu permasalahan. Apalagi jika upaya pengambilan keputusan dari suatu permasalahan tertentu, selain mempertimbangkan berbagai
faktorkriteria yang beragam, juga melibatkan beberapa orang pengambil keputusan. Permasalahan yang demikian dikenal dengan permasalahan multiple
criteria decision making MCDM. Dengan kata lain, MCDM juga dapat disebut sebagai suatu pengambilan keputusan untuk memilih alternatif terbaik dari
sejumlah alternatif berdasarkan beberapa kriteria tertentu. Metode TOPSIS digunakan sebagai suatu upaya untuk menyelesaikan permasalahan multiple
criteria decision making. Hal ini disebabkan konsepnya sederhana dan mudah dipahami, komputasinya efisien dan memiliki kemampuan untuk mengukur
kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan.
Langkah-langkah Metode TOPSIS
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyelesaikan suatu permasalahan menggunakan metode TOPSIS adalah sebagai berikut [4]:
1. Menggambarkan alternatif m dan kriteria n ke dalam sebuah matriks, dimana X
ij
adalah pengukuran pilihan dari alternatif ke-i dan kriteria ke-j. Matriks ini dapat dilihat pada persamaan satu.
2. Membuat matriks R yaitu matriks keputusan ternormalisasi Setiap normalisasi dari nilai r
ij
dapat dilakukan dengan perhitungan menggunakan persamaan dua.
3. Membuat pembobotan pada matriks yang telah dinormalisasi Setelah dinormalisasi, setiap kolom pada matriks R dikalikan dengan bobot-
bobot w
j
untuk menghasilkan matriks pada persamaan tiga.
X
ij
r
ij
=
m
i
Xij
1
2
w
1
r
11
w
1
r
12
w
n
r
1n
w
2
r
21
… …
w
j
r
m1
w
j
r
m2
w
j
r
mn
1
2
3
5 4. Menentukan nilai solusi ideal positif dan solusi ideal negatif. Solusi ideal
dinotasikan A+, sedangkan solusi ideal negatif dinotasikan A-. Persamaan untuk menentukan solusi ideal dapat dilihat pada persamaan empat.
A+ = {max V
ij
| j € J, min V
ij
| j € J’, i=1,2,3,...,m}={V
1
+, V
2
+,...,V
n
+} A-
= {min V
ij
| j € J, max V
ij
| j € J’, i=1,2,3,...,m}={V
1 -
, V
2 -
,...,V
n -
} J
= {j=1,2,3,...,n dan j merupakan benefit criteria} J’
= {j=1,2,3,...,n dan j merupakan cost criteria} 5. Menghitung separation measure. Separation measure ini merupakan
pengukuran jarak dari suatu alternatif ke solusi ideal positif dan solusi ideal negatif.
- Perhitungan solusi ideal positif dapat dilihat pada persamaan lima:
Dengan i=1,2,3,...,m - Perhitungan solusi ideal negatif dapat dilihat pada persamaan enam:
Dengan i=1,2,3,...,m 6. Menghitung nilai preferensi untuk setiap alternatif. Untuk menentukan
ranking tiap-tiap alternatif yang ada maka perlu dihitung terlebih dahulu nilai preferensi dari tiap alternatif. Perhitungan nilai preferensi dapat dilihat
melalui persamaan tujuh.
Dimana 0 C
i
+ 1 dan i=1,2,3,...,m
Setelah didapat nilai C
i
+, maka alternatif dapat diranking berdasarkan urutan C
i
+. Dari hasil perankingan ini dapat dilihat alternatif terbaik yaitu V
ij
– V
j
+
2 i=1
2 i=1
V
ij
– V
j
–
2
C
i
+ S
i
+ + S
i –
S
i –
S
i –
S
i +
4
5
6
7
6 alternatif yang memiliki jarak terpendek dari solusi ideal dan berjarak terjauh dari
solusi ideal negatif.
3. Metode Perancangan