P
b
= N
D 1
+ N
D 2
− N
T
Sehingga eksentrisitas balance e
b
dapat ditulis sebagai : P
b
e
b
+ d 2
= M
nb
M
rb
= ∅ P
b
e
b
2. Metode Pendekatan Whitney
Persamaan-persamaan yang disarankan Whitney digunakan sebagai solusi alternatif dengan cara coba-coba walaupun tidak selalu konservatif
khususnya apabila beban rencana terlalu dekat dengan beban balance. a. Kolom Segi Empat
Persamaan-persamaan Whitney pada kondisi keruntuhan tekan yang disarankan berdasarkan asumsi-asumsi : 1 Tulangan dipasang simetris pada
satu lapis sejajar terhadap sumbu lentur penampang segi empat, 2 Tulangan tekan telah leleh, 3 Luas beton yang ditempati tulangan diabaikan, 4 Tinggi
blok tegangan ekivalen dianggap sebesar 0,54d setara dengan harga a rata-rata pada kondisi balance pada penampang segi empat, 5 Keruntuhan tekan
menentukan. Dalam banyak hal, metode Whitney konservatif apabila eksentrisitas sangat kecil.
Persamaan Whitney untuk hancur tekan menentukan : P
n
= A
s
f
y
[
e d−d
]
+ 0,5
+ bh f
c
3 he d
2
+ 1,18
Persamaan Whitney untuk hancur tarik menentukan : P
n
= 0,85 f
c
bd
[
h−2 e 2 d
+
√
h−2 e 2 d
2
+ 2 mρ 1−d d
]
b. Kolom Bulat Persamaan-persamaan Whitney pada kondisi keruntuhan tekan yang
disarankan berdasarkan asumsi-asumsi : 1 Tranformasi kolom bulat menjadi kolom segi empat ekivalen, 2 Tebal penampang segi empat ekivalen diambil
sebesar 0,8h dimana h adalah diameter kolom bulat, 3 Lebar kolom segi empat ekivalen diambil sebesar A
g
0,8 h , 4 Luas total tulangan segi empat ekivalen pada dua lapis yang sejajar berjarak 2 D
s
3 dalam arah lentur dimana D
s
diameter tulangan terluar dari as ke as. Persamaan Whitney untuk keruntuhan tekan :
P
n
= A
st
f
y
3 e D
s
+ 1,0
+ A
g
f
c
[
9,6 he 0,8 h+0,67 D
s 2
]
+ 1,18
Persamaan Whitney untuk keruntuhan tarik : P
n
= 0,85 f
c
h
2
[
√
0,85 e h
− 0,38
2
+ ρ
g
m D
s
2,5 h −
0,85 e h
− 0,38
]
Dimana : h = diameter penampang, D
s
= diameter tulangan terluar dari as ke as, e = eksentrisitas terhadap pusat plastis, ρ
g
= A
st
A
g
, m= f
y
0,85 f
c
Kolom Langsing
Kolom langsing adalah kolom yang hancur karena tekuk sebelum mencapai batas limit kegagalan material. Besarnya k dapat dihitung dengan persamaan-
persamaan dari peraturan ACI E.G Nawy., 1998 antara lain: 1 Batas atas faktor panjang efektif untuk batang tekan berpengaku diambil dari
nilai terkecil antara persamaan berikut: k =0,7+0,05
❑
A
+ ❑
B
≤ 1,0
k =0,85+0,05
min
≤ 1,0
¿
∑
EI l
u
kolom
∑
EI l
n
balok dimana l
u
adalah panjang tak tertumpu kolom dan
l
n
adalah bentang bersih balok. 2 Batas atas faktor panjang efektif untuk batang tekan tanpa pengaku yang
tertahan pada kedua ujungnya diambil sebesar : Untuk
❑
m
2
k = 20−
❑
m
20
√
1+ ❑
m
Untuk
❑
m
≥ 2 k =0,9
√
1+ ❑
m
Dimana ❑
m
adalah harga rata-rata dari kedua ujung
batang tertekan tersebut. 3 Batas atas faktor panjang efektif untuk batang tekan tanpa pengaku yang
kedua ujungnya sendi diambil sebesar : k =2,0+0,3
a. Kelangsingan 1 Portal bergoyang
kl
u
r ≤22
2 Portal tidak bergoyang kl
u
r ≤34−12 M
1
M
2
dengan 34−12 M
1
M
2
≤ 40 dan M
1
M
2
Dengan: r=0,03 h
kolom segi empat , r=0,25 Dkolombulat
b. Metode pembesaran momen 1 Portal tidak bergoyang
Pembesaran momen
M
c
= δ
ns
M
2
dengan :
δ
ns
= C
m
1− P
u
1−0,75 P
c
≥ 1,0
C
m
= 0,6+ 0,4
M
1
M
2
≥ 0,4
Dengan nilai M
1
M
2
bernilai positif bila kolom melentur dengan kelengkungan tunggal dan bernilai negatif bila mengalami
kelengkungan ganda. Untuk komponen struktur dengan beban tranversal diantara tumpuannya, C
m
harus diambil sebesar 1. 2 Portal bergoyang
Komponen struktur tekan harus direncanakan menggunakan beban aksial terfaktor dan momen terfaktor yang diperbesar.
δ
s
M
s
= M
s
1−
∑
P
u
0,75
∑
P
c
Dengan: P
c
= π
2
EI kl
u 2
, EI = 0,4 E
c
I
g
1+β
d
E
c
= w
c 1,5
0,043
√
f
c
, ❑
d
= momen beban mati rencana
momen total rencana ≤1
Dimana
∑
P
u
adalah beban vertikal terfaktor pada suatu tingkat dan
∑
P
c
adalah kapasitas tekan total kolom-kolom pada suatu tingkat.
Perencanaan kolom harus mempertimbangkan gaya geser yang bekerja antara lain:
a. Komponen struktur yang menerima beban aksial tekan : V
c
= 1+
N
u
14 A
g
√
f
c
6 b
w
d b. Kuat geser boleh dihitung dengan perhitungan yang lebih rinci yaitu:
V
c
=
[
√
f
c
+ 120 ρ
w
V
u
d M
u
]
b
w
d 7
Dengan nilai
M
m
menggantikan nilai
M
u
dan Nilai
V
u
d M
u
boleh diambil lebih daripada 1,0 dengan : M
m
= M
u
− N
u
4 h−d 8
Tetapi dalam hal ini V
c
tidak boleh diambil lebih besar dari pada :
V
c
= 0,3
√
f
c
b
w
d
√
1+ 0,3 N
u
A
g
Visual Basic
Visual Basic adalah program komputer untuk membuat aplikasi berbasis microsoft windows secara cepat dan mudah.
Kemampuan Visual Basic Kemampuan Visual Basic 6.0 antara lain : mampu untuk digunakan membuat
aplikasi data base, teknologi Active X berfungsi untuk membuat aplikasi seperti microsoft word prosessor, microsoft excel spread sheet, dan aplikasi windows
lainnya, mampu digunakan untuk membuat aplikasi berbasis internet yang mampu mengintregasi dokumen, mampu digunakan untuk membuat kompilasi aplikasi
menjadi file .exe, Visual basic berorientasi pada obyek-obyek yang dipisah-pisah bersifat modular sehingga letak kode program dapat tersebar dalam modul yang
terpisah.
Pemrograman object oriented programing OOP bersifat abstrak yang artinya pengguna tidak perlu mengetahui kerumitan sebuah obyek.
5. Metode Pelaksanaan atau Pendekatan Teoritik. Peta Jalan Penelitian.