13
untuk menghadapi sekaligus mengatasi permasalahan yang mungkin akan terjadi selama pelaksanaan PPL. Selain pembekalan yang diterima melalui
stadium general mahasiswa satu program studi, pembekalan juga di berikan secara teknis kepada DPL PPL masing-masing kelompok yang meliputi
pengembangan wawasan mahasiswa, pelaksanaan pendidikan yang relevan dengan kebijakan-kebijakan baru bidang pendidikan, dan materi yang terkait
dengan teknis PPL secara lebih mendalam.
B. Pelaksanaan PPL
1. Pelaksanaan PPL
Inti kegiatan pengalaman mengajar adalah keterlibatan mahasiswa PPL dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Selama praktik di SMA N 3
Yogyakarta, praktikan mengampu 8 kelas yaitu kelas X IPA 1, X IPA 2, X IPA 3, X IPA 4, X IPA 5, X IPS, XI IPA 2, dan XI IPA 3. Pelaksanaan
kegiatan PPL berupa praktik terbimbing dan mandiri, yang meliputi; a.
Persiapan mengajar Kegiatan ini meliputi mempersiapkan segala sesuatu yang
diperlukan untuk kegiatan mengajar, seperti merencanakan pembagian jadwal mengajar dengan rekan satu program studi, membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran RPP, serta mempersiapkan materi beserta tugas-tugas yang akan diberikan kepada siswa.
b. Konsultasi dengan guru pembimbing
Dalam setiap kesempatan guru pembimbing memberikan arahan kepada mahasiswa agar melaksanakan PPL dengan baik dan disiplin. Guru
pembimbing memberikan gambaran tentang kondisi siswa-siswa SMA N 3 Yogyakarta. Guru pembimbing juga memberikan solusi-solusi tentang
masalah-masalah yang mungkin kerap muncul saat mengajar di kelas dan memberikan saran untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut. Setelah
kegiatan KBM selesai, guru pembimbing juga memberikan evaluasi terhadap penampilan dan cara mengajar praktikan.
c. Melaksanakan praktik mengajar
Praktik mengajar yang dilakukan secara mandiri dan terbimbing dimulai secara intensif pada tanggal 10 Agustus 2015 sampai dengan 12
September 2015. Akan tetapi, salah satu permasalahan di SMAN 3 Yogyakarta adalah terlalu seringnya pergantian jadwal pelajaran.
Pergantian jadwal pelajaran biasa dilakukan setiap 1 bulan sekali,
14
tergantung kondisi sekolah. Selama mengajar di kelas yang sudah tersebut di atas, rincian jadwal adalah sebagai berikut :
Waktu efektif mengajar No.
Hari Jam ke-
Waktu WIB Kelas
Jumlah pertemuan
1. Senin
2-4 08.00-10.15
X IPA 3 3
2. Selasa
1-3 07.15-09.30
X IPA 2 5
3. Rabu
2-4 08.00-10.15
X IPA 1 5
4. Kamis
2-4 08.00-10.15
X IPA 4 5
4-6 09.45-12.00
XI IPA 3 2
5. Jumat
1-3 07.15-09.30
X IPS 4
6. Sabtu
1-3 07.15-09.30
X IPA 5 4
4-6 09.45-12.00
XI IPA 2 2
d. Penggunaan Metode
Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran selama 30 kali pertemuan tersebut bervariasi, antara lain:
1
Metode Demonstrasi Mahasiswa pratikan menjelaskan dengan media gambar dan
mempraktikan tentang materi yang telah disiapkan. Dengan metode ini, pratikan menjelaskan dan peserta didik memperhatikan. Dan
sesekali peserta didik diselingi dengan pertanyaan.
2
Metode Komando Komando dapat untuk mengatur formasi peserta didik dalam
pembelajaran.
3
Metode latihandrill Mahasiswa pratikan memberikan formasi
– formasi yang menarik kepada peserta didik agar peserta didik lebih mahir dalam melakukan
kegiatan tersebut.
4
Metode TGFU Teaching Games for understanding merupakan metode pembelajaran
yang menekankan pada games untuk mencapai indikator. Mahasiswa memberikan pembelajaran penjas melalui permainan games.
5
Diskusi dan penugasan kelompok Mahasiswa memberikan materi yang di praktekan siswa, kemudian di
di akhir pembelajaran siswa mendiskusikan terkait evaluasi, permasalahan, dan aturan yang harus di lakukan.
15
Secara umum, praktik mengajar di lapangan maupun di kelas dapat berjalan lancar, dalam pelaksanaannya ada faktor pendukung dan faktor
penghambat kelancaran proses KBM. 1.
Faktor Pendukung a.
Suasana KBM tidak tegang dan tidak membosankan, apalagi dalam pembelajaran penjasorkes banyak menggunakan permainan.
b. Penguasaan materi pelajaran oleh mahasiswa praktik sebagai faktor
yang sangat mendukung. c.
Keberadaan guru pamong yang mendampingi mahasiswa selama pembelajaran berlangsung, hal ini membuat keberterimaan siswa
terhadap mahasiswa praktikan makin mantap untuk proses belajar mengajar.
2. Faktor Penghambat
a. Peserta didik banyak yang bermain sendiri pada saat diberi bola untuk
melakukan suatu pembelajaran. b.
Peserta didik suka menjahili temanya sendiri. c.
Beberapa peserta didik belum banyak tersadarkan akan pentingnya aktivitas gerak bagi dirinya
d. Pembelajaran kepada kelas XI lebih sulit untuk dikondisikan dari pada
untuk kelas X, menurut hasil observasi dan diskusi, faktor keberterimaan siswa yang merasa sudah lebih lama tinggal di sekolah
dari pada mahasiswa praktikan yang memang baru dan statusnya hanya sementara.
3. Solusi
a. Mahasiswa praktik berusaha memperlakukan peserta didik sesuai
yang mereka inginkan caranya dengan pendekatan individual, sehingga dapat mengetahui mana peserta didik yang kurang mampu
mengikuti mana yang sudah bisa mengikuti pelajaran dengan baik. b.
Mahasiswa praktikan menegur siswa yang tidak memperhatikan pembelajaran, namun secara halus dan sedikit diajak bercanda
supaya peserta didik tidak merasa takut. c.
Mahasiswa memberikan semangat kepada peserta didik yang melakukan aktivitas yang benar sesuai dengan perintah guru.
Semangat berupa kata, misalnya “bagus, hebat, dll”.
d. Memposisikan diri selayaknya guru yang bukan untuk mengajari
berbagai materi tapi sebagai partner dan rekan belajar pada tiap pembelajaran.
16
Demikianlah beberapa analisis yang dapat praktikan berikan selama pelaksanaan PPL di SMA N 3 Yogyakarta. Meskipun secara umum hal tersebut
tidak dapat seluruhnya terlaksana dengan baik dan tepat waktu, akan tetapi setidaknya praktikan sudah berusaha semaksimal mungkin menyelesaikan
semuanya sebelum penarikan. e.
Penyusunan laporan PPL Laporan yang disusun oleh praktikan adalah laporan yang telah
disesuaikan dengan pokok-pokok atau garis besar yang telah ditentukan oleh Universitas Negeri Yogyakarta melalui LPPMP UPPL mengenai apa yang
dilakukan praktikan selama PPL di SMA N 3 Yogyakarta dan atas bimbingan dosen pembimbing PPL juga guru pamong yang ada di sekolah.
C. Analisis Hasil Pelaksanan dan Refleksi