Metode Penelitian Hasil dan Pembahasan

4 jeda k waktu dan mengontrol korelasi antar dua pengamatan dengan jeda kurang dari k waktu. k disebut juga koefisien regresi parsial. Model AR digunakan jika plot ACF dies down turun cepat dan PACF cut off terputus setelah lag 1. Model MA digunakan jika plot ACF cut off dan plot ACF dies down. Model ARIMA digunakan jika kedua plot ACF dan PACF sama-sama diesdown turun cepat[12]. Model dugaan sementara untuk suatu runtun waktu sudah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah mencari estimasi terbaik untuk parameter-parameter dalam model sementara tersebut dengan cara membandingkan nilai Akaike Information Criteria AIC, dan nilai likelihood [3]. Model dugaan dengan nilai likelihood tinggi dan nilai AIC yang rendah digunakan sebagai model peramalan.

3. Metode Penelitian

Metode Penelitian dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu : 1 Tahap penyusunan data awal. Pada tahap ini diperoleh data curah hujan dari BMKG Semarang. Data curah hujan yang digunakan pada penelitian ini merupakan hasil pencatatan per bulan dari bulan Januari 2001 sampai dengan Desember 2013. Untuk tujuan pengujian, maka data yang digunakan untuk analisa adalah sampai dengan Desember 2012. Data peramalan tahun 2013 akan digunakan untuk membandingkan hasil peramalan dengan data nyata tahun 2013; 2 Tahap desain dan arsitektural simulasi, terdiri dari proses input data dan peramalan curah hujan dengan metode ARMA dan ARIMA. Pada tahap ini, disimpulkan metode runtun waktu yang tepat dengan order tertentu, kemudian dengan menggunakan metode dan order tersebut diramalkan curah hujan pada tahun 2014; 3 Tahap Pemodelan dan Visualisasi, merupakan tahap menampilkan data peramalan secara visual, menggunakan grafik garis.Tahap-tahap ini dapat dilihat pada Gambar 2. 5 Data Layer Data Curah Hujan Application R- tool Simulator dengan „forecast‟ library Visualisation Layer Grafik Perkiraan Curah Hujan Gambar 2 Tahapan Penelitian[3] R-tool dan library forecast digunakan untuk melakukan perhitungan ARMA dan ARIMA. Pada library forecast sudah terdapat fungsi untuk melakukan perhitungan kedua metode tersebut, sehingga tidak perlu dilakukan perhitungan manual.

4. Hasil dan Pembahasan

Pada bagian ini dijelaskan hasil penelitian yang telah dilakukan. Sumber data yang digunakan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Data Curah Hujan Kabupaten Semarang Tahun 2001-2013 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Jan 233 274 190 128 118 80 237 389 149 375 714 550 Feb 165 288 250 133 120 120 185 218 110 290 327 318 Mar 300 159 155 151 122 146 181 118 180 294 202 455 Apr 508 133 256 79 128 149 83 153 135 167 310 186 220 May 58 82 117 51 33 158 57 95 186 248 174 162 270 Jun 119 37 80 34 170 65 117 104 270 134 20 66 160 Jul 60 15 148 10 57 49 22 8 99 Aug 14 149 98 90 115 75 Sep 79 310 14 125 120 182 95 137 6 10 Oct 167 145 68 20 135 110 137 175 100 170 137 87 84 Nov 152 135 76 22 127 84 161 198 196 127 227 287 431 Dec 181 349 110 69 201 184 181 174 195 198 434 399 429 6 Tabel 1 menunjukkan rata-rata curah hujan tiap bulan sejak Januari 2001 sampai dengan Desember 2013. Grafik garis untuk data tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 Grafik Curah Hujan Kabupaten Semarang Tahun 2001-2013 Untuk melakukan peramalan data curah hujan sepanjang tahun 2013, maka dilakukan langkah sebagai berikut. Memuat data Curah Hujan ke dalam R: 1. ch - read.tableD:\\data\\hujan_01_12.txt, header=F,