arma_a = arimach_mon, order=c1,0,0 arma_b = arimach_mon, order=c0,0,1 arma_c = arimach_mon, order=c1,0,1 arima_a = arimach_mon, order=c1,2,0 arima_b = arimach_mon, order=c0,2,1 arima_c = arimach_mon, order=c1,2,1 auto.arimach ch_arma_a- forecast.Arimaarma

8 Gambar 5. Menampilkan angka Auto Correlation dan Partial Auto Correlation Hasil identifikasi bentuk plotacf dan pacf Analisa ACF: mulai masuk ke nilai 0 sumbu x, setelah lag 1 q Analisa PACF: mulai cuts off setelah lag 1 p Kemungkinan untuk ARMAp,q - a. ARMA 1,0, b. ARMA 0,1, c. ARMA 1,1 Karena pada proses uji stationaritas data, untuk mendapatkan data stasioner, angka difference yang dipakai adalah 2, maka ARIMA p,d,q yang mungkin dipakai: a. ARIMA 1,2,0, b. ARIMA 0,2,1, b. ARIMA 1,2,1 Menggunakan fungsi ARMAARIMA

1. arma_a = arimach_mon, order=c1,0,0

2. arma_b = arimach_mon, order=c0,0,1

3. arma_c = arimach_mon, order=c1,0,1

4. arima_a = arimach_mon, order=c1,2,0

5. arima_b = arimach_mon, order=c0,2,1

6. arima_c = arimach_mon, order=c1,2,1

9 ARIMA p,0,q berarti juga ARMA p,q, oleh karena itu untuk menghitung ARMA, maka digunakan fungsi ARIMA dengan nilai d=0 Cara kedua yaitu menggunakan library forecast

1. auto.arimach

menghasilkan output Series: ch ARIMA0,0,0 with non-zero mean Coefficients: intercept 137.8194 sigma2 estimated as 12349: log likelihood=-882.66 AIC=1767.33 AICc=1767.41 BIC=1773.27 Yang berarti order ARIMAARMA yang tepat adalah 0,0,0 p=0, d=0, q=0 Meramalkan menggunakan forecast

1. ch_arma_a- forecast.Arimaarma_a,h=12,level=c99.5

Output Point Forecast Lo 99.5 Hi 99.5 145 282.6712 20.36988 544.9726 146 218.7504 -80.54142 518.0422 147 183.6269 -125.96610 493.2199 148 164.3271 -148.30947 476.9637 149 153.7222 -159.82755 467.2719 150 147.8949 -165.92999 461.7198 151 144.6929 -169.21501 458.6009 152 142.9335 -170.99952 456.8665 153 141.9667 -171.97387 455.9073 154 141.4355 -172.50739 455.3783 155 141.1436 -172.79998 455.0871 156 140.9832 -172.96059 454.9269 Keterangan: Meramalkan curah hujan tahun 2013 dari data arma_a h=12 artinya meramalkan 12 bulan kedepan level=c99.5 artinya tingkat kepercayaan 99.5 Menampilkan grafik peramalan

1. plotch_arma_a

10 Lakukan langkah 7 dan 8 untuk data a. arma_a b. arma_b c. arma_c d. arima_a e. arima_b f. arima_c Hasil perhitungan menggunakan ARMA: Gambar 6 Grafik Hasil Perhitungan menggunakan ARMA 1,0 Gambar 7 Grafik Hasil Perhitungan menggunakan ARMA 0,1 Gambar 8 Grafik Hasil Perhitungan ARMA 1,1 Gambar 6 merupakan hasil perhitungan ARMA1,0. Pada bagian yang diarsir, garis tebal ditengah menunjukkan nilai peramalan, dengan batas tinggi adalah nilai tepi arsiran sebelah atas, dan batas rendah adalah nilai tepi arsiran sebelah bawah. Gambar 7, merupakan hasil perhitungan ARMA dengan ordo p=0, dan q=1. Gambar 8 merupakan hasil perhitungan ARMA dengan ordo p=1, q=1. Pada gambar 6, dan gambar 8, ketika nilai p=1, nilai peramalan garis tebal memiliki kecenderungan untuk menurun. Sedangkan pada gambar 7, ketika nilai p=0, grafik peramalan cenderung datar dengan nilai tetap mulai bulan ke Februari Tabel 2. 11 Gambar 9 Grafik Hasil Perhitungan ARIMA 1,2,0 Gambar 10 Grafik Hasil Perhitungan ARIMA 0,2,1 Gambar 9 Grafik Hasil Perhitungan menggunakan ARIMA 1,2,0 Gambar 10 Grafik Hasil Perhitungan menggunakan ARIMA 0,2,1 Gambar 11 Grafik Hasil Perhitungan ARIMA 1,2,1 Gambar 9 merupakan hasil perhitungan ARIMA1,2,0. Pada bagian yang diarsir, garis tebal ditengah menunjukkan nilai peramalan, dengan batas tinggi adalah nilai tepi arsiran sebelah atas, dan batas rendah adalah nilai tepi arsiran sebelah bawah. Pada gambar 9, garis utama nilai peramalan cenderung naik, sedangkan pada gambar 10, dan gambar 11, grafik peramalan cenderung datar. Ketika nilai q = 0, maka nilai permalan cenderung naik gambar 9, namun ketika nilai q=1, maka nilai peramalan cenderung datar. ARIMA memiliki tingkat kesalahan yang semakin besar ketika digunakan untuk meramalkan data yang semakin jauh ke masa mendatang, hal ini dapat dilihat dari bentuk area yang diarsir. Area ini semakin melebar, nilai batas atas semakin tinggi, dan nilai batas bawah semakin kecil. Berbeda dengan ARMA yang memiliki batas atas dan bawah, mengikuti perubahan nilai pada nilai ramalan utama garis tebal. Grafik data curah hujan sebenarnya dari tahun 2001 sampai dengan 2013 ditunjukkan pada gambar 12. 12 Gambar 12 Grafik Data Sebenarnya Untuk mengetahui ketepatan metode, maka dibandingkan antara angka sebenarnya dengan angka hasil perhitungan. Perbandingan antara data sebenarnya dengan data hasil perhitungan ARMA ditunjukkan pada tabel 2. Untuk menghitung ketepatan peramalan digunakan rumus MAPE Mean Absolute Percentage Error. dengan A adalah nilai aktual, F adalah nilai forecast, dan n adalah jumlah data. 13 Tabel 2 Perbandingan Data Nyata dengan Data ARMA Bulan Data Nyata Aktual ARMA 1,0 ARMA 0,1 ARMA 1,1 Hasil Hasil Hasil Jan 550 282.67 0.49 224.45 0.59 282.39 0.49 Feb 318 218.75 0.31 138.66 0.56 215.09 0.32 Mar 455 183.63 0.60 138.66 0.70 179.75 0.60 Apr 220 164.33 0.25 138.66 0.37 161.18 0.27 May 270 153.72 0.43 138.66 0.49 151.43 0.44 Jun 160 147.89 0.08 138.66 0.13 146.31 0.09 Jul 99 144.69 0.46 138.66 0.40 143.63 0.45 Aug 75 142.93 0.91 138.66 0.85 142.21 0.90 Sep 10 141.97 13.20 138.66 12.87 141.47 13.15 Oct 84 141.44 0.68 138.66 0.65 141.08 0.68 Nov 431 141.14 0.67 138.66 0.68 140.88 0.67 Dec 429 140.98 0.67 138.66 0.68 140.77 0.67 Σ 18.75 18.96 18.73 MAPE 156.21 158 156 Dari tabel 2, dapat diketahui bahwa metode ARMA 1,1 memiliki nilai MAPE yang paling kecil, sehingga untuk metode ARMA, yang paling mendekati adalah parameter 1,1. Angka MAPE yang besar merupakan pengaruh dari angka curah hujan yang kecil pada data nyata, yaitu pada musim kemarau Juli-Oktober. Data peramalan pada bulan- bulan tersebut memiliki selisih yang jauh dengan data nyata, sehingga mengakibatkan nilai kesalahan semakin besar. Untuk hasil perbandingan dengan metode ARIMA ditunjukkan pada Tabel 3. 14 Tabel 3 Perbandingan Data Nyata dengan Data ARIMA Bulan Data Nyata Aktual ARIMA 1,2,0 ARIMA 0,2,1 ARIMA 1,2,1 Hasil Hasil Hasil Jan 550 561.70 0.02 400.16 0.27 378.12 0.31 Feb 318 695.19 1.19 401.32 0.26 383.60 0.21 Mar 455 845.51 0.86 402.48 0.12 383.84 0.16 Apr 220 986.13 3.48 403.64 0.83 385.13 0.75 May 270 1132.34 3.19 404.80 0.50 386.21 0.43 Jun 160 1275.33 6.97 405.97 1.54 387.33 1.42 Jul 99 1420.18 13.35 407.13 3.11 388.44 2.92 Aug 75 1563.95 19.85 408.29 4.44 389.55 4.19 Sep 10 1708.34 169.83 409.45 39.95 390.66 38.07 Oct 84 1852.38 21.05 410.61 3.89 391.78 3.66 Nov 431 1996.62 3.63 411.77 0.04 392.89 0.09 Dec 429 2140.75 3.99 412.93 0.04 394.00 0.08 Σ 247.42 54.99 52.29 MAPE 2062 458 436 Dari tabel 3, diketahui bahwa metode ARIMA 1,2,1 memiliki nilai MAPE yang paling kecil, sehingga untuk metode ARIMA, yang paling mendekati adalah parameter 1,2,1. Untuk metode ARMA dan ARIMA, metode yang paling mendekati dengan data nyata adalah ARMA 1,1. Seperti dijelaskan pada tabel 2, angka MAPE yang besar pada tabel 3, merupakan akibat dari selisih yang terlampau jauh antara data nyata dengan data hasil peramalan pada bulan-bulan musim kemarau. Angka MAPE pada metode ARIMA juga dikarenakan, semakin jauh ke masa mendatang, maka semakin tidak akuratnya ramalan Gambar 9, Gambar 10, Gambar 11. Sehingga, dengan menggunakan ARMA 1,1 diramalkan data curah hujan tahun 2014, dengan hasil sebagai berikut. ch_01_13 - read.tableD:\\data\\hujan_01_13.txt, header=F, sep=\t ch_ramal = tsch_01_13, frequency=1 arma_ramal = arimach_ramal, order=c1,0,1 ch_arma_ramal = forecast.Arimaarma_ramal, h=12,level=c99.5 15 Gambar 13 Hasil Peramalan Curah Hujan Tahun 2014 Tabel 4 Hasil Peramalan Curah Hujan Tahun 2014 Menggunakan ARMA 1,1 Bulan Curah Hujan Jan 312.7438 Feb 244.4137 Mar 204.8281 Apr 181.8952 May 168.6094 Jun 160.9126 Jul 156.4537 Aug 153.8705 Sep 152.3740 Oct 151.5070 Nov 151.0047 Dec 150.7137 5. Simpulan Berdasarkan penelitian, pengujian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa metode time series dapat digunakan untuk memprediksi curah hujan di wilayah Kabupaten Semarang. Metode Time series yang memiliki hasil paling mendekati dengan data nyata adalah ARMA 1,1. Saran pengembangan yang diberikan untuk penelitian lebih lanjut adalah sebagai berikut: 1 Hasil perkiraan curah hujan ini dapat digunakan untuk memperkirakan debit air sungai sehingga dapat digunakan untuk mengetahui daerah-daerah yang rawan luapan air sungai. 16 6. Daftar Pustaka [1].