Identifikasi Masalah Batasan Masalah

10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik

1. Lompat Tinggi

Atletik merupakan aktivitas jasmani yang kompetitif atau dapat diadu. Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang wajib diperlombakan dalam kejuaraan nasional maupun internasional. Dalam kejuaraan atletik terdapat beberapa nomor yang diperlombakan, antara lain adalah nomor jalan, nomor lari, nomor lompat dan nomor lempar. Dari beberapa nomor yang diperlombakan tersebut masih terbagi menjadi bermacam-macam even, salah satunya adalah even lompat tinggi. Lompat tinggi merupakan suatu rangkaian gerakan untuk mengangkat tubuh ke atas melalui proses lari, menumpu, melayang, dan mendarat. Tujuan lompat tinggi adalah pelompat berusaha untuk menaikkan pusat massa tubuhnya center of gravity setinggi mungkin dan berusaha untuk melewati mistar lompat tinggi agar tidak jatuh Eddy Purnomo, 2011:65. Magma 2014: 1 menjelaskan bahwa lompat tinggi diklasifikasikan dalam gerakan siklik-asiklik kompleks dimana tujuan utamanya adalah membawa titik pusat massa tubuh pelompat dengan ketinggian maksimum saat melewati mistar. Hal tersebut harus dilakukan atlet agar hasil lompatan dapat dikatakan sah. Hasil lompatan pada lompat tinggi akan dinyatakan syah berhasil apabila saat melakukan 11 lompatan atlet tidak menjatuhkan mistar. Dengan demikian diperlukan kemampuan penguasaan gerak teknik yang baik dari atlet lompat tinggi agar dapat meraih prestasi secara optimal. Tahap-tahap dalam gerak teknik lompat tinggi harus dilakukan secara efektif dan efisien agar menghasilkan suatu ketinggian lompatan yang optimal. Dalam pelaksanaannya, pencapaian ketinggian lompatan yang optimal dipengaruhi oleh beberapa faktor dari segi teknik. Adapun faktor-faktor tersbut diuraikan pada gambar berikut ini: Gambar 1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tinggi Lompatan Dari Segi Teknik Sumber: Atletik, 2000: 20 Dalam upaya memproleh prestasi yang maksimal, pelatih dan atlet harus mampu meminimalisir kesalahan yang terjadi dalam gerak teknik lompat tinggi yang ditampilkan atlet. Pelatih dan atlet harus mampu menciptakan suatu upaya untuk mencegah dan memperbaiki kesalahan yang terjadi. Upaya-upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan adaptasi terhadap tempat pertandingan dan