PersMedia Cetak Tidak Jadi Mati

Sedang untuk wilayah Jateng dan DIY, Supadiyanto 2014 menyajikan data yang kurang lebih sama ketika mengisahkan kasus “gulung tikarnya” Harian Pagi Jogja Raya milik Jawa Pos Group pada tahun 2011, pergantian nama KR Bisnis menjadi Koran Merapi dan kemudian menjadi Koran Merapi Pembaruan tahun 2012, serta bermetamor- fosisnya “koran kuning” Meteor menjadi Jateng Pos dan dan Jogyakarta Pos serta Warta Jateng milik Kompas Group menjadi Tribun Jateng pada tahun 2013. Data itu menurut Supadiyanto 2014 menunjukkan betapa bisnis media cetak di kawasan DIY dan Jateng cukup riskan mengalami fluktuasi tinggi. Apakah data data di atas, bersama fakta tentang bangkrutnya The New York Times, Newsweek, The Rocky Mountain News, The Seattle Post Intelegencer dan Lee Enterprises di AS, dan Finacial Times Deutschland FTD dan Berliner Zeitung di Jerman, serta penurunan oplah sebesar 1 – 2 juta eksemplar selama beberapa tahun terakhir yang dialami oleh Yomiuri Shimbun dan Asahi Newspaper di Jepang Supadiyanto 2014 membenarkan prediksi tentang matinya persmedia cetak sebagaimana tersebut di atas? Ternyata tidak demikian.

2. PersMedia Cetak Tidak Jadi Mati

Melalui tulisannya yang berjudul “Not dead yet: Newspaper company annual reports show chains still profitable”, Marc Edge 2012 membuktikan bahwa sejak tahun 2009, tidak ada satupun surat kabar harian utama di AS yang gulung tikar. Yang terjadi adalah beberapa perusahaan itu mengkosolodasikan kinerja mereka, beberapa mengurangi frekuensi terbitnya, yang semuanya berdampak pada pengurangan biaya. Beberapa perusahaan surat kabar mungkin menderita kerugian keuangan jangka pendek, tetapi semua perusahaan yang diteliti sesungguhnya terus memperoleh laba tahunan walaupun laba itu mengalami penurunan. Penelitian yang bertujuan untuk menguji kesehatan ekonomi perusahaan surat kabar di AS dan Kanada berdasarkan laporan- laporan keuangan perusahaan itu menyimpulkan bahwa bisnis surat kabar di AS dan Kanada sehat dan kuat secara ekonomi, dan mampu bertahan sampai beberapa tahun mendatang. Bagaimana media cetak bisa terhindar dari mantra “the death of newspapers ” yang berkembang selama ini?. Hasil penelitian di atas menyiratkan bahwa memang ada upaya serius dari pihak pengelola sendiri untuk mempertahankan eksistensinya. Di samping itu ada pula upaya-upaya untuk memadukanmenyilangkan media cetak dengan media digital. Dunia persuratkabaran di AS, misalnya mencatat langkah Jeff Bezos founder Amazon dalam membeli The Washington Post pada tanggal 5 Agustus 2013. Mengomentari tindakan itu Gopal Ratnam 2014, kontributor Foreign Policy menyatakan “Adalah jelas bahwa model usaha koran tradisional, yang sangat mengandalkan pada iklan, tidak lagi mampu menghasilkan pendapatan yang besar. Para usahawan tidak suka menggunakan iklan cetak karena pembaca media cetak telah menurun dengan cepat. Oleh karena itu fokus ke media digital tampaknya merupakan satu-satunya pilihan ”. Gopal yakin bahwa pembelian di atas merupakan bagian dari kecenderungan besar pemaduanpenyilangan media cetak dan media digital yang dipercaya dapat menyelamatkan industri surat kabar itu sendiri. Jessica Tyner 2013 berdasarkan amatannya terhadap perilaku bisnis Warren Buffet, yang dari tahun 2012 sd 2013 membeli 28 surat kabar harian di AS, menyebut ada 5 lima alasan mengapa suratkabar masih akan bertahan, yaitu 1 masih cukup tersedia ruang bagi suratkabar bagi komunitas lokal, 2 surat kabar dapat merangkul lebih banyak platform, 3 tersedia data demografis online yang dapat dimanfaatkan suratkabar, 4 penerapan strategi paywall, dan 5 semakin jarang media cetak semakian ia akan lebih dihargai. Surat kabar lokal masih belum terkalahkan dalam kemampuannya dalam mengungkap spirit masyarakat lokal. Informasi tentang apa yang terjadi di sekitar masyarakat lokal masih lebih mudah didapatkan melalui suratkabar lokal katimbang melalui internet. Di samping itu industri surat kabar kini juga dapat mengemas isi pemberitaannnya ke dalam berbagai platform, media digital misalnya. Industri suratkabar kini tidak lagi berpikir sebagai industri cetak semata, namun lebih sebagai bagian dari keseluruhan industri media. Suratkabar juga dapat memanfaatkan apa yang berkembang di dunia online, utamanya perihal apa yang dianggap penting oleh pembaca, yang memungkinnya membuat isi pemberitaan yang sesuai kebutuhan pembaca. Sedang penerapan sistem paywall oleh industri media cetak juga semakin dapat diterima masyarakat. Dalam catatan Mary Hilers 2013 Warrent Buffet sendiri berpendapat bahwa ada tiga hal yang diperlukan agar suratkabar bertahan hidup yaitu 1 kehadiran tim redaksi yang handal, 2 isi pemberitaan yang bernilai, dan 3 tetap menjaga sirkulasi. Agar bisa bertahan suratkabar memerlukan tim yang berpengalaman, dan berdedikasi yang peduli terhadap kualitas dan integritas terhadal surat kabar dan jurnalisme yang baik. Setiap komunitas memiliki berita dan nilai-nilai. Adalah menjadi tanggungjawab suratkabar untuk menggali secara dalam suatu komunitas, mempelajari hal hal apa yang penting bagi komunitas ybs, dan menghasilkan pemberitaan yang memberi informasi dan sekaligus melibatkan pembaca dalam kounitas ybs. Pengurangan sirkulasi mungkin memang dapat memperbaiki keuntungan sementara, namun hal itu akan berakibat semaskin menurunnya relevan suratkabar bagi para pembacanya. Dalam konteks persuratkabaran di Indonesia,Supadiyanto 2014 mengemukakan bahwa ada lima peluang emas yang dimiliki media cetak di tengah sengitnya kompetisi bisnis media massa, terutama agresivitas media online, yaitu: Pertama, media cetak tetap memiliki peluang dalam merebut perhatian pembaca tradisional loyal di mana usia mereka saat ini berada pada kisaran lebih dari 40 tahun ke atas. Model pembaca tradisional menjadikan surat kabar sejak usia kecil hingga sekarang atau dalam sepanjang hidupnya menjadi rujukan informasi utama. Sangat sulit bagi mereka untuk mengubahmenggeser gaya hidup dalam menjadikan media cetak sebagai sumber rujukan utamanya. Kedua, dari sisi konten media cetak tidak bisa tergantikan oleh jenis media massa lainnya. Dari sisi kedalaman, kelengkapan dan keragaman dimensi berbagai persoalan yang disajikan sebagai total news atau lebih tepatnya news in its totality. Setiap total news siap untuk dibedah dalam arti dibuat terbuka untuk diperikan description, dijelaskan explanation dan bersama itu penyelesaian soal ditawarkan solution. Ketiga, teknologi surat kabar sangat welcome untuk dipersilangkan dengan teknologi Internet sehingga menghasilkan tablet newspaper atau paperless newspaper; di mana surat kabar tidak lagi berwujud kertas, melainkan berujud media digital. Secara substansial, konten yang ada di surat kabar berbasis kertas sama persis yang terkandung dalam tablet newspaper maupun paperless newspaper atau electronic paper e-paper. Masyarakat di dalam negeri maupun luar negeri memiliki dua pilihan dalam mengakses surat kabar bersangkutan, yakni dalam bentuk kertas atau dalam versi lain yang berbentuk digital. Keempat, adanya peluang pasar di Indonesia yang belum tersentuh oleh media cetak masih sangat besar. Dengan membandingkan tingkat penetrasi Internet di Indonesia pada Agustus 2013 yang masih berkisar antara 40 juta - 85 juta pengguna penetrasi Internet di Indonesia sebesar 16,7 - 35,4 persen; sedangkan jumlah oplahtiras seluruh media cetak di Indonesia mencapai 21 juta eksemplar artinya tingkat penetrasi media cetak di Indonesia baru mencapai 8,75 persen; sedangkan komposisi penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 240 juta jiwa; masih terbuka peluang bisnis untuk mengembangkan industri media cetak di Indonesia. Kelima, sektor industri media cetak dapat menggerakkan sektor perekonomian yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan industri media online. Agak berbeda dengan semua strategi bertahan hidup di atas, dua koran lokal di Zimbabwe The Mirror dan The Masvingo Star menerapkan strategi bertahan hidup dengan cara berpihak pada salah satu dari dua partai yang bersaing di propinsi Masvingo. The Mirror memihak pada partai oposisi Movement for Democratic Change MDC sedang The Masvingo Star memilih berpihak pada partai berkuasa The Zimbabwe African National Union Patriotic Front ZANU PF. Pemberitaan ke dua koran tentang perbedaan pandang di antara partai pemerintah dan partai oposisi tentang berbagai persoalan publik mampu menarik konsumen untuk membeli koran, sehingga kedua koran itu mampu bertahan hidup di tengah krisis ekonomi yang melanda Zimbabwe kala itu Chiyadzwa Maunganidze, 2013. Oleh karena itu Chiyadzwa Maunganidze berkesimpulan bahwa keragaman politik itu sehat bagi demokrasi, karena hal itu memungkinkan hadirnya pandangan-pandangan redaksional editorial yang beragam pula, yang pada gilirannya akan bermanfaat bagi kebaikan bersama. Jadi memang media cetak belum jadi mati saat ini, bukan saja karena prediksi tentang kematian media cetak itu memang beragam soal kapan waktunya hal itu akan terjadi mulai dari yang menyatakan tahun 2020 sampai ke tahun 2043 namun juga karena ada beragam upaya dari para pengelola media cetak untuk mempertahankan kehidupannya. Oleh karena itu menjadi penting kini adalah bagaimana cara untuk tetap memelihara kehidupan media cetak itu sendiri.

3. Etika Jurnalisme sebagai Jantung Kehidupan Pers.