Tarekat Syadziliyah Di Pesulukan Tarekat Agung Peta
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
ajaran yang dianut dan tidak sesuai dengan syariat agama islam oleh para salik.
Kiai Mustaqim sebagai guru atau mursyid tarekat selalu menekankan kepada murid murid bahwasanya tujuan dari bertarekat tiada lain adalah
bertaqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah SWT saja. Kalimat seperti Laa maqshuda ilallah, laa ma’buda ilallah, laa maujuda ilallah tiada yang
dituju selain Allah, tiada yang disembah selain Allah, tiada yang wujud selain Allah selalau beliau hujamkan ke kalbu murid-murid beliau.Bahkan dalam
amalan-amalan pondok PETA selalu di awali dengan lillahi ta’ala al fatihah,
hal tersebut dilakukan bahwanya mengerjakan amalan-amalan dari pondok PETA hanya bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan bukan
untuk mendapatkan kesaktian apalagi kekayaan. Dan dalam berdoa sebagai penutup wirid pun beliau mengajarkan agar memperbarui sekaligus
menegaskan ikrar di awal menjalankan wirid atau dengan bahasa lain, Ilahiy anta maqshudi wa ridloka mathlubi a’thini mahabbataka wa ma’rifatak
wahai Tuhanku, Engkaulah Dzat yang aku tuju, dan ridlo-Mu lah yang sangat aku harapkan, sudilah kiranya Engkau memberikan kepadaku rasa
cinta kepada-Mu dan sifat ma’rifat
kepada-Mu. Meskipun demikian beliau juga memberikan toleransi bagi murid-murid yang belum mampu
menjalankan amalan-amalan dari pondok PETA, karena kemampuan setiap murid tidaklah sama.
Kiai Mustaqim sendiri pada mulanya hanya mengajarkan amalan hizib, khususnya hizib Bahr, setelah pengamalan hizib sudah berjalan dengan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
istiqomah, beliau mulai mengajarkan ajaran tarekat yang beliau amalkan setiap harinya kepada para murid.Tarekat yang beliau ajarkan pertama kali
adalah tarekat Qadiriyah wan Naqsabandiyah dan tarekat Qadiriyah. kiai Mustaqim sendiri mendapat ijazah kedua tarekat tersebut dari kiai Khudlori
bin Hasan Malangbong, Garut, Jawa Barat sejak sekitar tahun 1925 M. Sampai saat ini tarekat Qadiriyyah wan Naqsabandiyah dan Qadiriyah masih
di amalkan dipondok PETA selain tarekat Syadziliyah. 2.
Menerima ijazah Tarekat Syadziliyah Pada masa penjajahan Belanda tahun 1936 kiai Mustaqim memiliki
murid muda yang rajin riyadloh dan gemar melakukan pengembaraan
yang
bernama Asfaha, ketika melakukan pengembaraan pemuda Asfaham sampai di pondok Tremas Pacitan, disana pemuda Asfaham mengalami jadzab
dengan berbicara tidak karuan serta menantang para santri dan ustadz untuk berdebat. Dari peristiwa tersebut ada seseorang yang diam-diam mengamati
tingkah laku pemuda Asfaham, orang tersebut bernama Raden Abdul Razak bin Abdullah al Tarmasi yang lebih dikenal dengan nama Den Dur yang juga
mursyid tarekat Syadziliyah. Beliau kagum dengan ucapan-ucapan Asfaham yang ngelantur, tetapi menyadari bahwa yang diucapkanya adalah ilmu yang
benar, beliau juga kagum dengan kejernihan hati pemuda tersebut.Setelah Asfaham sadar Den Dur memanggil dan mengajaknya bicara kemudian
bertanya siapakah gurunya, lalu Asfaham mengaku bahwa gurunya adalah kiai Mustaqim dari pondok Kauman Tulungagung.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Dari perbincangan dengan Asfaham membuat Den Dur terdorong untuk menemui kiai Mustaqim, selang beberapa hari kemudian Den Dur
mengendarai kuda dari Pacitan menuju Tulungagung, setelah sampai di hadapan kiai Mustaqim di pondok Kauman beliau memperkenalkan diri dan
menyampaikan maksud tujuannya hanya semata-mata untuk berguru kepada kiai Mustaqim. Mendengar penuturan Den Dur, kiai Mustaqim langsung
menjawab, “ mohon maaf Kiai, saya sudah lama mendengar nama besar Kiai, saya sebenarnya sudah punya rencana untuk menghadap Kiai di Tremas, saya
ingin menjadi murid Kiai. Dan saya mohon maaf, karena ternyata kalah duluan untuk menghadap Kiai ke Tremas.” Mendengar jawaban kiai
Mustaqim, Den Dur kemudian menimpali, “ tidak Kiai, saya jauh-jauh datang kesini sengaja un
tuk berguru kepada Kiai.” Kiai Mustaqim yang mendengar menolak permintaan Den Dur kembali menolak dan tetap meminta untuk
menjadi murid bekiau.Begitu seterusnya, terjadai berulang-ulang antara kiai Mustaqim dan Den Dur berebut menjadi murid, sampai kemudian kedua kiai
saling tertunduk dan terdiam.Hinga pada akhirnya kiai Mustaqim menerima terlebih dahulu menjadi guru bagi Den Dur, hal tersebut beliau lakukan
semata-mata sebagai penghormatan kepada tamu dan rasa ta’dhim kiai
Mustaqim terhadap keluhuran derajat Den Dur. Kemudian kiai Mustaqim memberikan ijazah sebuah aurod kepada
Den Dur, ada tiga pendapat yang menyatakan ijazah yang diberikan kiai Mustaqim kepada Den Dur.Pendapat pertama mengatakan bahwa aurod itu
adalah khizib Autad Kaafi, pendapat kedua aurod itu adalah Asma’
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Baladiyah, pendapat yang ketiga mengatakan bahwa aurod itu adalah Bismillahi laa yadhurru ilaa akhirihi dan
al Ghoniyyul Maani’u ilaa akhirihi yang dibaca dalam jumlah tertentu.Setelah Den Dur mendapat
penjelasan dari kiai Mustaqim tentang tatacara mengamalkan aurod tersebut beliu undur diri, setelah berpamitan beliau berkunjung ke kerabatnya yang
ada di Kedungwaru Tulungagung, tidak jauh dari kediaman kiai Mustaqim. Pada malam harinya, Den Dur mengamalkan aurod di musholla yang
terletak di halaman rumah kerabat Den Dur, ditengah-tengah mengamalkan aurod merasa tubuhnya terangkat setinggi-tingginya ke langit.Keesokan
paginya beliau menghadap kiai Mustaqim dan menceritakan kejadian tersebut. Pada waktu itu pula kiai Mustaqim meminta Den Dur menjadi guru
beliau, dengan tersenyum Den Dur kemudian mengambil sebuah buku yang berisi wirid-wirid Den Dur, kemudian beliau meminta kiai Mustaqim memilih
sendiri wirid mana yang dikehendaki. Setelah menerima buku itu kiai Mustaqim tidak langsung membukanya, beliau terdiam sejenak lalu dengan
mengucap Bismillah membuka halaman buku secara acak, tanpa beliau baca apa isi halaman yang dibuka, dalam keadaan terbuka buku itu lalu diberikan
kembali kepada Den Dur sambil berkata, “ ini Kiai....”. Den Dur lalu mengamati isi catatan pada buku yang dibuka, kemudian menjelaskan kepada
kiai Mustaqim bahwa yang dibuka itu adalah aurod tarekat Syadziliyah, setelah itu terjadi prosesi pengijazahan sekaligus pembaiatan tarekat
Syadziliyah dari Den Dur kepada kiai Mustaqim.Pada saat itu pula Den Dur berpesan kepada kiai Mustaqim agar beliau mengembangkan tarekat
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Syadziliyah di Tulungagung.Dalam beberapa tahun berikutnya Den Dur juga memberi ijazah kepada kiai Mustaqim beberapa wirid atau khizib. Terutama
yang diambil dari khazanah tarekat Syadziliyah, antara lain khizib Bahr, khizib Barr, khizib Nashor, khizib Khujub, khizib Khafidhoh, dan shalawat
Nuuruz Zati. Amanat Den Dur kepada kiai Mustaqim itulah yang dikemudian hari diantara tiga tarekat yang di kembangkan di pondok PETA tarekat
Syadziliyah banyak dikembangkan.
6
Kiai Mustaqim wafat sekitar pukul 19.15 WIB, hari Ahad Kliwon malam Senin Legi, tanggal 8 Maret 1970 dan kedudukan beliau digantikan oleh
putranya yaitu kiai Abdul Djalil bin Mustaqim. Kalau pada masa kiai Mustaqim dikenal dengan masa pendirian babat alas sedangkan pada masa
kepemimpinan kiai Abdul Djalil sendiri lebih dikenal dengan masa pengembangan pondok PETA. Perkembangan itu dapat dilihat dari segi
bertambahnya murid dari berbagai kalangan dari berbagai daerah.Pada akhir masa kepememimpinan kiai Abdul djalil juga mulai dibentuk ketua atau lebih
dikenal dengan sebutan ketua kelompok dari masing-masing daerah.Alasan dibentuknya ketua kelompok dari masing-masing daerah, karena jamaah
tarekat pondok PETA sendiri tidak hanya berasal dari daerah di Tulungagung ataupun daerah yang berada di wilayah Jawa Timur saja.Para ketua kelompok
dari berbagai daerah tersebut diangkat dari jamaah atau murid yang sudah dianggap mampu mengemban tanggung jawab yang diberikan oleh Mursyid itu
sendiri.
6
Purnawan Buchori, Perjalanan Sang Pendekar, Tulungagung: pondok PETA, 2016, h. 40 -45
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Pada masa mursyid kiai Abdul Djalil meskipun sudah di bentuk ketua untuk masing-masing daerah, tapi belum tertata rapi.Pada masa itu pendataan
jumlah jamaah belum teratur, ada ketua kelompok yang melakukan pendatan ada pula yang belum melakukan pendataan.Selain itu pada masa itu jumlah
jamaah tarekat pun masih belum diberi peraturan berapa banyak jamaah yang dimiliki masing-masing ketua tarekat.Selain bertambahnya jamaah tarekat dan
dibentuknya ketua untuk masing-masing kelompok yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.Pada masa kiai Abdul Djalil pembangunan fisik pondok
PETA mulai dilakukan, seperti perluasan musolla dan pembangunan pondok untuk jamaah yang sedang melalukan suluk dan para santri yang mengabdi di
pondok PETA. Memasuki kepemimpinan kiai Charir Solahudin lebih dikenal denga
masa penataan, adapun penataan yang dilakukan mulai dari pendaatan jamaah, pendataan titik kelompok, dan diresmikannya yayasan pondok PETA dan
didirikannya sebuah lembaga untuk penataan murid-murid pondok PETA yaitu Sultan Agung 78. Penataan melalui pendataan tersebut ditugaskan kepada
ketua kelompok di daerah dari masing-masing, dengan ketentuan setiap ketua kelompok dari suatu daerah memiliki minimal 25 jamaah yang aktif.Selain
melakukan pendataan anggota jamaah, pihak pondok juga melakukkan pendataan untuk ketua kompok dan imam khususiyah adapun yang
menentukan seseorang itu menjadi seorang ketuakelompok atau imam khusiyah adalah mursyid sendiri. Ketua kelompok dan imam khususiyah
adalah murid pondok PETA yang sudah baiat Syadziliyah dan Qodiriyah, tugas
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
sebagai ketua kelompok sendiri tidaklah mudah,karena seorang ketua kelompok haruslah benar-benar berusaha menjaga keistiqomahan setiap
jamaah tarekat yang berada dibawah pengawasannya dan setiap kelompok juga harus memiliki hari khusus dalam seminggu untuk berkumpul melakukan
amalan tarekat secara berjamaah. Selain melakukan kegiatan-kegiatan tersebut para jamaah tarekat juga dianjurkan mengikuti kegiatan berjamaah bersama di
pondok PETA setiap hari Jumat Kliwon atau selapan sekali yang lebih dikenal dengan istilah Kliwonan.
3. Biografi Pendiri Dan Mursyid
Pondok Pesulukan Tarekat Agung
PETA a
Biografi Kiai Mustaqim bin Husain
Kiai Mustaqim dilahirkan di desa Kepatihan, kecamatan Tulungagung, kabupaten Tulungagung pada tahun 1901 1319 H. dan
ayah beliau bernama Husain bin Abdul Djalil sedangkan ibu beliau bernama Nyai Mursini. Sejak usia 12 tahun Mustaqim kecil dititipkan
kepada kiai Zarkasyi di Dusun Kauman Tulungagung untuk mendapatkan pendidikan agama. Di kediaman kiai Zarkasyi ini beliau
mendapatkan berbagai ilmu agama seperti ilmu al Quran, hadits, fiqh, akhlaq, tauhid, dan lain-lain. Di situ Mustaqim kecil tidak hanya tholabul
ilmi saja, tetapi beliau juga ngawulo kepada keluarga kiai Zarkasyi, disamping beliau juga ditugasi untuk memelihara kebersihan musolla
milik kiai Zarkasyi. Diusia yang masih relatif kecil kiai Mustaqim sudah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dikaruniai oleh Allah hati yang terbiasa berucap dzikir, yaitu hati beliau tanpa adanya ikhtiar selalu berbunyi dan menyebut ismu Dzat Allah.
Pada tahun 1916 atau pada waktu kiai Mustaqim berumur 15 tahun beliau diantar paman tiri beliau yang bernama kiai Muhammad
Sholeh ke Malangbong Garut Jawa Barat untuk berguru tentang ilmu ruhani kepada ajengan Khudlori yang juga masih kerabat atau paman
beliau. Di Malangbong ini kiai Mustaqim menerima ijazah dan talqin tarekat Qodiriyah wan Naqshabandiyah dan tarekat Naqshabadiyah dari
ajengan Khudlori, selain itu beliau juga menerima ijazah khizib seperti khizib Autad Kafi, khizib Yamarobil, khizib Salamah, khizib Mubarok,
Asma’ Baladiyah, Asma’ Jaljalut, dan lain-lain. Sepulang beliau dari Malangbong Garut beliau kembali ngawulo atau khidmah dan mengaji
kepada kiai Zarkasyi, dan ketika umur beliu 23 tahun beliau oleh kiai Zarkasyi dinikahkan dengan putri haji Rois yang bernama Nyai Halaimah
Sa’diyah. Selayaknya seorang suami dan kepala rumah tanggah, kiai Mustaqim menghidupi keluarganya dengan bekerja beliau pernah
berjualan daun pisang, pencari rumput, pencukur rambut dan sebagai tukang sol sepatu.
Kiai Mustaqim mendapat ijazah tarekat Syadzilyah dari kiai Raden Abdul Razaq Tremas Pacitan, beliau adalah adik kandung dari kiai
Dimyati pengasuh pondok Tremas Pacitan.Hubungan antara kiai Mustaqim dan kiai Abdul Razaq adalah guru sekaligus murid, hal
tersebut dikarenakan kiai Abdul Razaq mendapat ijazah dari kiai
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Mustaqim.Adapun bentuk ijazah yang diterima kiai Abdul Razaq dari kiai Mustaqim ada tiga pendapat, pendapat pertama adalah ijazah khizib
Aut ad Kafi, pendapat kedua ijazah Asma’ Baladiyah sedangkan
pendapat yang ketiga adalah ijazah Bismillahi laa yadhurru ilaa akhirihi dan
al Ghoniyyul Maani’u ilaa akhirihi yang dibaca dalam jumlah tertentu.Sedangkan kiai Mustaqim mendapat ijazah dari kiai
Abdul Razaq berupa tarekat Syadziliyah dan sekaligus beliau berpesan untuk mengembangkan dan mensyiarkan tarekat Syadziliyah.Oleh karena
amanat kiai Abdul Razaq inilah diantara tiga tarekat yang dianjurkan di pondok PETA, tarekat Syadziliyah merupakan tarekat yang lebih banyak
diajarkan kepada murid-murid pondok PETA.Bahkan sampai sekarang pondok PETA lebih dikenal sebagai pondok tarekat Syadzililiyah
dibanding dengan kedua tarekat lainya. Selain mendapat ijazah tarekat Syadziliyah dari kiai Abdul Razaq, beliau juga menerima ijazah beberapa
khizib terutama yang diambil dari khazanah ajaran tarekat Syadziliyah antara lain khizib Bahr, khizib Nashr, khizib Barr, khizib Khujub, khizib
Khafidhah dan shalawat Nuuruz Zati. b
Biografi Kiai Abdul Djalil bin Mustaqim
Kiai Abdul Djalil bin Mustaqim lahir pada tanggal 20 Juni tahun 1943 M, di Tulungagung Jawa Timur, kiai Abdul Djalil bin Mustaqim
lahir dari tujuh bersaudara, dan merupakan putra keenam dari kiai Mustaqim bin Husain. Abdul Djalil kecil tumbuh di lingkungan pondok
PETA dengan beberapa saudaranya, dengan aktifitas selayaknya anak
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
kecil pada umumnya seperti sekolah dan mengaji didekat rumah. Ketika berumur 9 tahun Abdul Djalil kecil mulai menimbah ilmu di pesantren
Al-Falah di desa Ploso kecamatan Mojo kabupaten Kediri,beliau tinggal di pesantren Al Falah selama satu tahun. Kemudian pindah ke pondok
Mojosari Loceret yang berada di kabupaten Nganjuk, beliau berada di pondok Loceret dari tahun 1960 sampai tahun 1971. Selama beliau masih
di pondok Mojosari ini beliau sudah di tugasi ayahanda beliau yaitu kiai Mustaqim untuk membaiat para murid yang ingin baiat tarekat
Syadziliyah, jadi jauh hari sebelum kiai Mustaqim wafat kiai Abdul Djalil sudah ditetapkan sebagai mursyid oleh kiai Mustaqim. Kiai Abdul
Djalil wafat diusianya yang ke 63 tahun pada tahun 2005. Sebelum beliau wafat tongkat kemursyidan sudh beliau serahkan kepada putra beliau kiai
Charir Solahuddin bin Abdul Djalil Mustaqim. c
Biografi Kiai Charir Shalachudin bin Abdul Djalil Mustaqim Kiai Charir Solahuddin bin Abdul Djalil Mustaqim yang akrab
disapa dengan gus Saladin, lahir pada 30 April 1978. Gus Saladin merupakan putra ketiga kiai Abdul Djalil, ketika beliau berusia lima
tahun sudah mulai menuntut ilmu di pondok Sedayu, dan pada waktu usia beliau menginjak delapan tahun beliau pindah ke Tambak Beras
Jombang. Pada masa gus Saladin ini pondok PETA melakukan penataan- penataan dalam berbagai lini seperti dibidang ekonomi dengan
mendirikan koperasi simpan pinjam, di bidang pendidikan dengan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
mendirikan pusat kegiatan belajar masayarakat atau PKBM, dan masih banyak lainya.
4. Rantai Silsilah Tarekat Syadziliyah Di Pondok PETA
Adapun rantai silsilah tarekat Syadziliyah di pondok pesulukan tarekat agung PETA Tulungagung adalah sebegai berikut:
7
a Syekh Charir Sholahuddin bin Abdul Djalil Mustaqim dari ayahanda
beliau, b
Syekh abdul Djalil bin Mustaqim dari ayahanda beliau, c
Syekh Mustaqim bin Husain dari, d
Syekh Abdur Rozaq bin Abdillah at Turmusi dari e
Syekh Ahmad, Ngadirejo, Solo dari, f
Syekh Ahmad Nahrowi Muhtarom al Jawi Tsummal Makky dari, g
Syekh Muhammad Sholih al Mufti al Hanafi al Makky dari, h
Syekh Muhammad „Ali bin Thohir al Watri al Hanafi al Madani dari, i
Syekh al „Allamah asy Syihab Ahmad Minnatulloh al „Adawi asy Syabasi al Azhary al Mishry al Maliky dari,
j Syekh Yusuf al „Arif Billah Muhammad al Bahiti dari,
k Syekh Yusuf asy Syabasi adh Dhoriri dari,
l Syekh Muhammad ibnul Qosim al Iskandary al Ma’ruf ibnus Shobagh
dari,
7
Purnawan Buchori, Manaqib Sang Quthub Agung, Tulungagung: Pondok PETA, 2007, h. 88 - 90
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
m Syekh al’Allamah Sayyid Muhammad bin Abdul Baqi’ az Zurqoni al
Maliky dari, n
Syekh an Nur „Ali bin Abdurrohman al Ajhuri al Mishry al Maliky dari, o
Syekh al „Allamah Nuruddin „Ali bin Abi Bakri al Qorofi dari, p
Syekh al Hafidh al Burhan Jamaluddin Ibrohim bin Ali bin Ahmad al Qurosyi asy Syafi’i al Qolqosyandi dari,
q Syekh al „Allamah asy Syihab Taqiyyuddin Abil Abbas Ahmad bin
Muhammad bin Abu Bakar al Muqdisi asy Syahir bil Wasithi dari, r
Syekh al „Allamah Shodruddin Abil Fatkhi Muhammad bin Muhammad bin Ibrohim al Maidumi al Bakry al Mishry dari,
s Syekh al Quthubuz Zaman Sayyid Abul Abbas Ahmad bin „Umar al
Anshori al Mursi dari, t
Quthbul Muhaqqiqin Sulthonil Auliya’is Sayyidinasy Syekh Abil Hasan Ali asy Syadzily.
B. Lembaga Dibawah Naungan Pondok PETA
1. Sultan Agung 78
Pondok Pesulukan Thoriqah Agung PETA memiliki pengikut yang sangat banyak
yang tersebar di seluruh Indonesia, sebagaimana
diungkapkan gus Faris selaku ketua Sultan Agung 78 bahwa: “Murid pondok PETA itu banyak sekali, hal tersebut bisa terlihat
pada waktu haul yang diadakan pondok PETA setiap Ahad pertama bulan Muharam, akan tetapi yang sudah mendaftarkan diri
berjumlah 35.000 jamaah saja, hal tersebut dikarenakan Sultan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Agung 78 sebagai lembaga yang bertugas mendata jamaah masih tergolong baru
”
8
Dalam rangka memberdayakan dan mengoptimalkan kegiatan-kegiatan ketarekatan para pengikutnya pondok PETA mendirikan dua lembaga
yaitu, Sultan Agung 78 dan Sultan Fattah. Sultan Agung bertindak sebagai sekretaris pondok PETA yang tugas utamanya adalah mendata
keseluruhan pengikut dan jamaah pondok PETA yang tersebar di berbagai daerah yang terbentuk dalam data base. Sultan Fattah yang
tugas utamanya adalah mendampingi jamaah pondok PETA mengenai ketarekatan mulai dari tatacara dan aurad calon murid sebelum mengikuti
baiat hingga setelah murid di bait oleh Mursyid. Sultan Agung 78 memiliki beberapa lembaga dibawahnya,
yaitu;
9
a Shafir Sultan Agung
Shafir Sultan Agung adalah lembaga pemberdayaan jamaah dalam bidang ekonomi.
b Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM
PKBM adalah lembaga pemberdayaan jamaah dalam bidang pendidikan.
c Sultan Panjalu Sakanegara
Sultan Panjalu Sakanegara adalah lembaga yang mengkoordinir antar lembaga di bawah naungan Sultan Agung 78
8
Gus Faris Ketua SA 78 pusat, Wawancara, Tulungagung, 1 Februari 2017
9
Agung Pengurus SA 78 Blitar, Wawancara, Tulungagung, 3 Februari 2017
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
d Koperasi Simpan Pinjam KSP PETA
KSP adalah lembaga pemberdayaan jamaah dalam bidang simpan pinjam
e Panjalu Epic
Panjalu Epic adalah lembaga pemberdayaan jamaah dalam bidang ibadah haji dan umroh
Pengikut tarekat Syadziliyah pondok PETA yang sudah terdaftar di Sultan Agung 78 sampai bulan April 2017 berjumlah 35.000 anggota
jamaah. Sedangkan untuk kabupaten kota Blitar sebesar 2500 anggota jamaah.
“Anggota jamaah pondok PETA di Blitar yang sudah mendaftarkan diri di Sultan Agung 78 masih 2500 tetapi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
sebenarnya jumlah orang-orang Syadziliyah di Blitar sangat lebih dari itu”
10
Sultan Agung 78 tidak hanya mencatat jumlah anggota jamaah pondok PETA saja tetapi juga pekerjaan, luas tanah, golongan darah dan
sebagainya yang akan digunakan untuk memetakan potensi jamaah pondok PETA di berbagai daerah. Data yang diperoleh Sultan Agung 78
dari berbagai daeran berbentuk database. Hal tersebut tidak hanya berlaku dalam wilayah atau kabupaten tertentu saja akan tetapi database
atau kumpulan data tersebut berisi anggota jamaah pondok PETA untuk seluruh Indonesia. Sehingga dalam database tersebut dapat dilihat berapa
anggota jamaah pondok PETA dalam suatu wilayah tertentu. Dari situ dapat disimpulkan bahwasanya seluruh anggota jamaah pondok PETA
harus sudah terdaftar dalam Sultan Agung 78.
11
Program-program yang sudah ada belum sepenuhnya bisa dilaksanakan hingga tingkat kelompok
di Blitar, hal tersebut diungkapkan Syamsuddin selaku ketua kelompok kecamatan Kanigoro
“Belum semua program dari pondok PETA bisa dijalankan di Blitar, program-program yang sekiranya anggota jamaahnya sudah
siap saja yang bisa dijalankan, seperti program kejar paket A, B dan C yang sudah diprogramkan maka kami masih dalam tahap
mengumpulkan data jamaah tentang anggota jamaah yang ingin mengikuti program tersebut
”
12
Hal tersebut juga hampir sama di kecamatan Garum sebagaimana diungkapkan Adi Winanto selaku pengurus Sultan Agung 78 di Garum
10
M. Suhaimi Sekretaris SA 78 Blitar, Wawancara, Blitar 7 Februari 2017
11
Gus Faris Ketua SA 78, Wawancara, Tulungagung, 1 Februari 2017
12
Syamsuddin Ketua Kelompok Kanigoro, Wawancara, Blitar, 26 Juli 2017
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
“Selaku pengurus di Garum kita juga masih belajar untuk merealisasikan program-program dari pusat, kita berusaha
mensosialisasikan setiap program jamaah setiap kali ada kesempatan, akan tetapi masih belum semua program dari pondok
PETA bisa semua bisa dilaksanakan
”
13
Sultan Agung 78 selain bertindak sebagai sekretaris pondok PETA dalam mendata anggota jamaah juga bertugas untuk
memberdayakan anggota jamaah pondok PETA baik dalam bidang pendidikan dan ekonomi. Sultan Agung 78 didirikan pada tahun 2011
oleh KH.Charir Sholahuddin selaku mursyid tarekat Syadziliyah di pondok PETA saat ini sekaligus merupakan penerus generasi ketiga
pondok PETA. Periode KH. Charir Sholahuddin ini lebih dikenal dengan periode penataan jamaah, periode KH.Abdul Djalil lebih dikenal dengan
periode pengembangan jamaah dan periode KH.Mustaqim dikenal dengan periode babat alas.
Sultan Agung 78 mempunyai visi membangun dan memperkuat masyarakat agar mengerti akan hak dan kewajibanya terhadap sesama
maupun Tuhannya, berjiwa mandiri, toleran dan profesional menuju capaian kemaslahatan yang Agung; rahmatan lil alamin. Misi Sultan
Agung 78
14
a Menggali dan mengembangkan seluruh potensi sumber daya
manusia secara utuh dan proporsional
13
Adi Winanto, Pengurus SA 78 Garum, Wawancara, Blitar, 29 Januari 2017
14
Arsip Pondok PETA
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
b Mempersiapkan generasi masyarakat yang mandiri dan bertanggung
jawab c
Memupuk semangat profesionalisme sesuai dengan bidang masing- masing
d Menumbuhkan rasa memiliki terhadap kekayaan tradisi masyarakat
serta semangat persaudaraan ukhuwah baru e
Bersikap moderat, berdiri ditengah-tengah golongan, sebagai komitmen menjaga keseimbangan
f Meningkatkan taraf hidup dan kehidupan masyarakat yang sejahtera;
baik lahir maupun batin. Gambaran umum visi tersebut diatas diwujudkan dalam bentuk
Koperasi Simpan Pinjam KSP PETA.
15
a Latar belakang pendirian KSP PETA :
1 Adanya kebutuhan modal untuk mengembangkan potensi usaha
kecil dan mikro jamaah kredit produktif 2
Adanya kebutuhan keuangan jamaah untuk memenuhi keberlangsungan dalam hidupnya kredit konsumtif
3 Adanya kebutuhan tempat menyimpanmenabung keuangan dari
jamaah sebanyak 30.000 berdarma yang tersebar di pulau Jawa, Sumatra dan Kalimantan
4 Adanya praktek rentenir atau lintah darat disekitarnya.
b Visi dan Misi KSP PETA :
15
Arsip Pondok PETA
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1 Menjadikan KSP PETA sebagai rumah ekonomi jamaah Pondok
Peta 2
Merupakan lembaga keuangan yang terpercaya, cerdas dan bersahabat dalam menumbuh kembangkan produktifitas anggota
3 Menjadi lembaga intermediasi yang menghimpun dana dari
anggota, calon anggota dan menyalurkan kembali kepada anggota
4 Menjadi mitra lembaga donor, perbankkan dan pemerintah
untuk pengembangan usaha mikro 5
Meningkatkan kesejahteraan umat dan anggota 6
Melakukan aktifitas ekonomi dengan budaya STAF ShidiqJujur,
TablighKomunikatif, AmanahDipercaya,
FatonahProfesional. c
Manfaat KSP PETA : 1
Menjadi perantara antara pemodalpenabung AghniyaInvestor dengan usaha kecil dan mikro yang ada di masyarakat
2 Mampu meningkatkan modal, artinya identik dengan upaya
peningkatan taraf hidup masyarakat 3
Sebagai tempat berlatih managemen ekonomi di masyarakat 4
Menyalurkan dana untuk usaha bisnis kecil dan mikro dengan sifat mudah, murah dan bersih
5 Mampu menjadi penampungpenyimpan modal dari anggota
dalam bentuk tabungan sehingga mempunyai nilai manfaat lebih
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
d Legalitas KSP PETA
KSP PETA berbadan Hukum No 1000BH M.KUKM.2 VIII 2011, SIUP No 148 SISP Dep.1 VIII.2011, NPWP 03.124.464.3-
017.000 e
Produk – produk KSP PETA 1
Tabaruk Tabungan Barokah Umum 2
Taburi Tabungan Barokah Idul Fitri 3
Tahajud Tabungan Barokah Haji – Umroh Terwujud 4
Tahalul Tabungan Barokah Haul
2. Sultan Fattah
Dalam tradisi pondok PETA, aurod Syadziliyah yang diserah terimakan kepada seseorang harus melalui proses ijazah dari seorang guru
mursyid. Sedangkan proses serah terima aurod ini dapat diserahkan guru mursyid sendiri atau melalui orang yang diberi mandat oleh guru mursyid,
selain orang yang telah diberi mandat oleh mursyid untuk memberi aurod maka tidak diperkenankan untuk memberikan aurod Syadziliyah atau aurod-
aurod lain yang dikeluarkan pondok PETA kepada orang lain. Meskipun aurod-aurod tersebut diserahkan oleh orang kepercayaan mursyid atau yang
lebih dikenal dengan ketua kelompok, namun hakikatnya yang menyerahkan aurod atau wirid adalah guru mursyid sendiri.
Ketua kelompok atau orang kepercayaan mursyid selain bertindak memberikan aurod juga berperan sebagai wakil mursyid untuk memberi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
penjelasan kepada murid tarekat atau calon murid tarekat pondok PETA tentang program-program pondok PETA. Hal-hal yang perlu diterangkan oleh
ketua kelompok antara lain mengenai amaliyah sehari-hari yang harus dilakukan bagi murid tarekat pondok PETA, niat, kaifiyah tatacara
mengamalkan aurod serta riyadhoh atau puasanya, semua itu membutuhkan penjelasan dari ketua kelompok untuk menyeleraskan dari guru mursyid.
Aurod-aurod dari pondok PETA harus diniatkan beribadah kepada Allah SWT, seraya memohon diberi ketetapan iman, terangnya hati, diberi
keselamatan dunia akhirat dan diberi apa saja yang memberi keberkahan dan kemanfaatan untuk dunia akhirat, tidak doperbolehkan aurod-aurod pondok
PETA diamalkan untuk mencari kesaktian serta kekayaan. Murid pondok PETA dianjurkan untuk selalu menjaga wudlu atau yang sering disebut
dengan batal wudlu, maksudnya setiap murid pondok PETA apabila batal dari hadats kecil agar segera berwudlu.Selain menjaga wudlu juga dianjurkan
untuk membunyikan lafadz Allah dalam hatinya setiap waktu, kapan pun dan dimana pun.Dua hal tersebut menjadi latihan dasar murid pondok PETA dan
sudah diajarkan sejak peridodenya KH. Mustaqim bin Husain pendiri pondok PETA.
Orang yang ingin mengamalkan tarekat Syadziliyah tidak serta merta diberi ijazah aurod Syadziliyah, terlebih dahulu orang tersebut diharuskan
untuk mengamalkan aurod-aurod atau hizib-hizib tertentu.Aurod-aurod tersebut diamalkan dimaksudkan sebagai dasar dan pondasi untuk menuju
wirid Syadziliyah.Aurod Syadziliyah atau aurod-aurod lain yang dari pondok
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
PETA selalu diiringi dengan puasa riyadhoh. Puasa yang dilakukan untuk riyadhoh aurod Syadziliyah selama 41 hari dan sebaiknya dilakukan di
asrama pondok PETA atau lebih dikenal dengan istilah suluk, namun apabila dirasa terlalu berat untuk dilaksanakan bagi murid maka bisa dilaksanakan
dirumah. Bahkan untuk puasa riyadhoh tidak harus selama 41 hari secara terus menerus tetapi boleh secara berkala, yaitu dengan kelipatan 10 hari atau
20 hari, meskipun begitu tetap dianjurkan bagi murid untuk melaksanakan 11 hari atau 21 hari dilaksanakan di asrama pondok PETA. Pada waktu
mengerjakan puasa riyadhoh selama itu pula murid wajib menyertainya dengan membaca aurod Syadziliyah selepas sholat fardlu.Disamping
mengerjakan puasa riyadhoh murid juga diharuskan untuk mengikuti baiat, proses baiat dilakukan sendiri oleh mursyid dan tidak dapat diwakilkan serta
dilakukan satu persatu.
16
Berikut merupakan amaliyah murid tarekat PETA: a
Amalan harian, disesuaikan dengan amalan yang diberikan mursyid pada murid dan pelaksanaanya wajib sesuai perintah mursyid.
b Amalan mingguan, biasa dilaksanakan pada malam Selasa dan malam
Jumat khsusiyah
dengan wirid
Qadiriyah dan
Syadziliyah. Pelaksanaannya meliputi pembacaan wirid dan shalat-shalat sunnah.
Biasanya setelah shalat fardhu membaca wirid Qadiriyah, dilanjutkan shalat hajat, shalat taubat, shalat witir dan diakhiri dengan dzikir
pembacaan wirid Syadziliyah. Amalan mingguan dilaksanakan di semua
16
Purnawan Buchori, Manaqib Sang Quthub Agung, Tulungagung: Pondok PETA, 2007, h. 80 - 95
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
cabang yang telah tercatat dalam database pondok dan dipimpin oleh imam yang ditunjuk oleh mursyid.
c Amalan bulanan atau lapanan yang dilaksanakan setiap malan Jumat
kliwon. Pelaksanaannya diisi dengan amalan shalat-shalat sunat seperti shalat hajat 12 rakaat dengan 6 kali salam, shalat taubat 4 rakaat dengan 2
kali salam, shalat witir 3 rakaat dengan 2 kali salam, kemudian wirid fatihah 1 kali, syahadat 100 kali, takbir 100 kali, pembacaan hadiah
fatihah, istighfar 100 kali, dan shalawat 100 kali. d
Amalan tahunan yang dilaksanakan pada setiap awal bulan Muharram untuk memperingati wafatnya Syekh Mustaqim yang sekaligus
dinyatakan sebagai hari berdirinya pondok Pesulukan Tarekat Agung PETA.
Di pondok PETA menerapkan sebuah tahapan untuk para muridnya, jika ada seorang murid baru yang ingin menjadi berbaiat tarekat di Pondok
PETA, maka terlebih dahulu seorang murid itu harus mengamalkan wirid Laqadjaa.Pengamalan Laqadjaa kepada orang yang ingin berbaiat tarekat
sudah dimulai sejak jaman kiai Mustaqim, amalan Laqadjaa juga digunakan sebagai latihan sebelum mengikuti tarekat Syadziliyah dan dua tarekat
lainnya. Peraturan pengamalan Laqadjaa yang dibuat oleh Kiai Mustaqim masih berlaku sampai saat ini yaitu masa kiai Charir Sholahuddin. Adapun
ajaran dan amalan wirid Laqadjaa di pondok PETA Tulungagung pada masa Kiai Mustaqim adalah sebagai berikut:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
a Mengamalkan bacaan Laqadjaa dan ayat kursi setiap selesai sholat lima
waktu. b
Setelah sholat isyak diharuskan melakukan sholat sunnah badiyah isyak, sholat sunnah witir dan sholat sunnah hajat.
c Ditambah dengan melakukan suluk berpuasa selama 41 hari.
d Mengamalkan hizib Kaafi.
Pada masa Kiai Abdul Djalil amalan Laqadjaa masih tetap diterapkan kepada para murid dan murid baru yang ingin berbaiat di Pondok PETA.
Namun terdapat sedikit perbedaan terhadap penerapan amalan Laqadjaa dimasa kiai Abdul Djalil dengan masa kiai Mustaqim, perbedaannya terletak
pada penambahan amalan hizib, yang awalnya hanya pengamalkan hizib Kaafi maka dimasa kiai Abdul Djalil diganti dengan pengamalan hizib
Asyfa’. Begitu pula dengan pengamalan suluk yang awalnya dilaksanakan selama 41 berturut-turut, dimasa Kiai Abdul Djalil suluk juga dilakukan
selama 41 hari dan boleh tidak dilakukan secara berturut-turut. Setelah seorang murid bisa mengamalkan Laqadjaa dengan istiqomah, maka murid
tersebut dapat mengikuti amalan tarekat Syadziliyah dan akan di baiat oleh Mursyid tarekat Syadziliyah di pondok PETA.
Untuk murid-murid yang tidak menetap di Pondok PETA, apabila sudah istiqomah menjalankan amalan Laqadjaa sebagai syarat mengikuti
baiat di Pondok PETA, maka murid tersebut akan diantarkan oleh ketua kelompok masing-masing untuk berbaiat tarekat Syadziliyah kepada mursyid.
Tidak seperti hal nya di masa kiai Mustaqim yang menetapkan peraturan,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dalam upaya memperoleh ijazah tarekat atau boleh berbaiat maka seseorang itu harus menetap di pondok atau suluk selama 40 hari berturut-turut di
pondok PETA, untuk saat ini suluk atau tinggal di pondok PETA boleh bertahap, tahap pertama 20 hari, kemudian 10 hari dan selanjutnya 10 hari.
Murid yang mengikuti kegiatan suluk tidak diperbolehkan untuk pergi dari lokasi pondok PETA, karena segala sesuatu yang dibutuhkan murid sudah
disediakan secara lengkap oleh pengurus pondok PETA.Alasan mengapa seorang murid tidak diperkenankan untuk keluar dari area pondok, adalah
untuk menghindari segala godaan terhadap sifat duniawi. Pelaksanaan dzikir tarekat Syadziliyah mulai dari masa kiai Mustaqim
tidak pernah mengalami perubahan, karena dzikir tarekat Syadziliyah sendiri memang diamalkan sesuai dengan yang dibawa oleh kiai Mustaqim sejak
awal, dan tidak akan dirubah. Ketertarikan masyarakat untuk menjadi murid tarekat di pondok PETA karena adanya kebutuhan ruhaniyah karena dengan
mengikuti tarekat seseorang merasa lebih dekat dengan Allah, kalau sudah begitu ruhaniah orang tersebut akan merasakan ketenangan.
Samapai sekarang pondok PETA terus menggalakakkan aurod ayat kursi dan laqadjaasetiap shalat fardlu untuk setiap murid baik yang sudah
mengikuti baiat maupun yang ingin mengikuti baiat.Periode sekarang calon murid pondok PETA tidak diperkenankan langsung mengikuti baiat, prosedur
yang harus dilalui harus mendaftar kepada ketua kelompok dan harus mengamalkan aurod ayat kursi dan laqadjaa dalam waktu kurang lebih tiga
bulan.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
88
B IV ANALISIS DATA
A. Pemberdayaan Pendidikan
Berdasarkan paparan analisis data dan sinkronasi dengan kajian teori pandangan Jack Routhman. Yaitu Model pengembangan lokal
masyarakatk bahwa perubahan dalam masyarakat dapat dilakukan dengan melibatkan partisipasi aktif yang luas disemua spektrum
masyarakat tingkat lokal, baik dalam tahap penentuan tujuan maupun pelaksanaan tindakan perubahan. Pembagunan masyarakat adalah proses
yang dirancang untuk menciptkan kondisi-kondisi sosial dan ekonomi yang lebih maju dan sehat bagi seluruh masyarakat melalui partisipasi
aktif mereka, serta berdasarkan kepercayaan yang penuh terhadap prakasa mereka sendiri.
1
Pemberdayaan pendidikan yang dilakukan oleh pondok PETA paling tidak telah memenuhi pemberdayaan pendidikan dengan
menggunakan model pengembangan lokal locality development model. Langkah tersebut dilakukan dengan melibatkan seluruh anggota untuk
mengikuti pendidikan dengan melaksanakan kejar paket, baik kejar paket A, B C maupun dalam bentuk pelatiha-pelatihan. Dimana pengikut
Tarekat Syadziliyah masih memiliki kendala apabila mengikuti pendidikan formal. Kendala tersebut adalah karena sebagian pengikut
1
Harry Hikmat, Strategi Pemberdayaan Masyarakat, Bandung: Humaniora Press, 2010, h.68
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
tarekat Syadziliyah di Blitar yang masih di usia sekolah hanya mengenyam pendidikan keagamaan di pondok pesantren atau madrasah.
Dan ketikan ingin melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi memerlukan adanya bukti pengakuan ijazah. Peran pondok PETA adalah
menjembatani hal tersebut dengan merencanakan program kejar paket A, B, maupun C. Dengan adanya kejar paket diharapkan pengikut Tarekat
Syadziliyah dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dengan menambah wawasan-wawasan yang lebih luas.
Program-program PKBM dari pusat belum sepenuhnya bisa terlaksana di Blitar hal tersebut dikarenakan PKBM baru berdiri di tahun
2016. Sudah berjalan di Blitar 2 kali, yaitu di kecamatan Wlingi dan Selopuro. Kejar paket A, B dan C belum belum bisa direalisasikan di
PKBM Blitar karena terkendala jamaah yang ingin mengikuti kejar paket A, B dan C.
2
Untuk di Blitar masih dalam pengumpulan data, sebagaimana diungkapkan M. Suhaimi sekretaris Sultan Agung 78 Blitar,
bahwa: “Untuk program kejar paket A, B dan C ditingkat kabupaten Blitar
masih belum bisa terlaksana, masih dalam proses pendataan bagi jamaah yang ingin mengikuti, kalau pendataan sudah selesai kami
akan menjadikan satu diantara kelompok
– kelompok yang ada di Blitar
”
3
Upaya pemberdayaan anggota jamaah pondok PETA Sultan Agung 78 mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM
2
Eko Admin Pondok PETA, Wawancara, Blitar, 1 Februari 2017
3
M. Suhaimi Sekretaris SA 78 Blitar, Wawancara, Blitar, 2 Februari 2017
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dengan nama PKBM Sultan Agung, tujuan utama dari dibentuknya PKBM Sultan Agung adalah memberdayakan anggota jamaah pondok
PETA dalam bidang pendidikan. Program-program dari PKBM Sultan Agung adalah:
1. Kejar Paket A
Kelolompok belajar atau kejar paket A adalah jalur pendidikan non formal yang setara dengan SD, mata pelajaran yang
diajarkan adalah Bahasa Indonesia, PKN, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Kejar paket A di
PKBM Sultan Agung belum berjalan dikarenakan belum ada peserta didik atau anggota jamaah yang mendaftar
2. Kejar Paket B
Kelompok Belajar atau kejar paket B adalah jalur penidikan non formal yang setara dengan SMP, mata pelajaran yang diajarkan
adalah Bahasa
Indonesia, Pendidikan
Kewarganegaraan, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial dan
Bahasa Inggris. Syarat untuk mengikuti kejar paket B adalah memiliki ijazah setara dengan SD. Kejar paket B di PKBM Sultan
Agung mulai berjalan di tahun 2016 dengan peserta didik sebanyak 5 orang. Proses pembelajaran kejar paket B dilaksanan pada hari
Senin, Selasa dan Rabu pada pukul 19.30 sampai 21.00 3.
Kejar Paket C Prodi IPA dan IPS
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Kelompok Belajar atau kejar paket C adalah jalur pendidikan non formal yang setara dengan SMA, mata pelajaran yang diajarkan
adalah Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan, IPA atau IPS, Matematika dan Bahasa Inggris. Syarat untuk mengikuti kejar
paket C adalah memiliki ijazah setara dengan SMP.Kejar paket C di PKBM Sultan Agung berjalan sejak tahun 2016 dengan peserta didik
sebanyak 17 orang. Proses pembelajaran untuk kejar paket C pada hari Senin, Selasa dan Rabu pukul 15.30 sampai dengan pukul 17.00
4. Taman Bacaan Masyarakat TBM
Program taman bacaan masyarakat adalah perpustakaan dalam sekala kecil, buku-buku di TBM di peroleh dari sumbangan
jamaah dari berbagai daerah, dalam proses pelaksanaanya taman bacaan masyarakat ini hanya dibuka setiap hari Jumat, Sabtu dan
Minggu. Tempat taman bacaan masyarakat pondok PETA berlokasi di belakang masjid agung Tulungagung.
5. Pelatihan Kecakapan Hidup PKH
Program pelatihan kecakapan hidup yang sudah berjalan adalah keterampilan merajut, pelatihan keterampilan merajut sudah
diadakan 5 kali dengana orientasi anggota jamaah perempuan. Tujuan dari pelatihan merajut ini adalah untuk memberdayakan
anggota jamaah perempuan agar lebih mandiri.Hasil dari pelatihan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
merajut bekerjasama dengan koperasi di Tulungagung dan Blitar untuk penjualanya.
Dengan melakukan pelatihan-pelatihan yang diadakan pondok PETA secara tidak langsung juga melaksanakan model perencanaan
sosial Social Planning Model sebagaimana dirumuskan oleh Jack Routhman yaitu dengan menekankan proses pemecahan masalah secara
teknis terhadap masalah sosial yang substantif.
4
Dengan mengadakan pelatihan-pelatihan dalam bidang pertanian yang diadakan pondok PETA
dikabupaten Blitar untuk para petani hal tersebut dapat lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas panen mereka. Begitu pula dengan
menjual benih padi organik dengan harga murah hal tersebut dapat menjadikan komunitas pertanian mereka lebih maju.
Pemberdayaan pendidikan yang dilakukan oleh pondok PETA dengan kejar paket juga sesuai dengan pendekatan kemanusiaan
humanistic approach yaitu pengikut tarekat Syadziliyah dipandang sebagai subjek pembangunan dan masyarakat diakui memiliki potensi
untuk berkembang sedemikian rupa, ditumbuhkan agar mampu membangun dirinya.
5
Dan dengan mengikuti pelatihan yang diadakan oleh pondok PETA pengikut Tarekat Syadziliyah dapat mengembangkan
potensi yang ada dalam dirinya.
4
Harry Hikmat, Strategi Pemberdayaan Masyarakat, Bandung: Humaniora Press, 2010, h. 68
5
Nanang Sudjana, Manajemen Program Pendidikan Untuk Pendidikan Luar Sekolah Dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Bandung: Falah Production, 2000, h. 23
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Adapun kelemahan mengikuti kejar paket juga beragam antara lain, seseorang yang mengikuti kejar paket pada umumnya adalah
pengikut Tarekat Syadziliyah yang umurnya tidak sesuai dengan umur sepadan mereka disekolah formal. Bisa jadi seseorang yang mengikuti
kejar paket C umurnya sudah 35 tahun atau bahkan lebih hal tersebut tidak sesuai dengan anak sekolah formal yang masuk sekolah di usia 16
tahun atau 17 tahun. Sehingga dengan usia yang sudah agak berumur mereka akan canggung ketika melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi.
Sekalipun tidak menutup kemungkinan bahwa mereka juga melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi. Fakta yang pernah terjadi dilapangan adalah
ketika seseorang ingin kuliah dengan beasiswa madin maka seseorang harus punya ijazah kejar paket C. Diantara kelemahah yang lain dengan
mengikuti kejar paket C seseorang akan mengalami kendala dalam memilih jurusan tertentu karena kurang memiliki dasar yang mumpuni.
Seharusnya kejar paket tidak hanya digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan ijazah saja. Seharusnya orang yang menikuti kejar
paket juaga dibekali dengan ilmu yang mumpuni dan juga sesuai dengan keterampilan yang dimiliki sehingga mereka bisa meningkatkan potensi
yang dimiliki. Kegiatan pemberdayaan jamaah dalam bidang pendidikan juga
melalui pengajian yang dilakukan setiap seminggu sekali untuk para anggota jamaah pondok PETA yang di bawakan oleh imam khususiyah,
atau setiap satu bulan yang di bawakan oleh Drs. KH. Imron Jamil dari
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Jombang.Pengajian tersebut adalah kitab Hikam yang mengupas tentang tasawuf karangan dari Syekh Ibnu Athaillah as Sakandari dan terkadang
kitab Minhajul Abidin karangan dari Imam Ghazali. Pengajian kitab Hikam ini masif dilakukan di setiap kelompok jamaah yang ada di Blitar
dengan tujuan agar jamaah tidak hanya melakukan aurad-aurad atau wiridan saja tetapi agar mengerti tujuan jamaah meengikuti tarekat.
Sebagaimana diungkapkan Khoirul Abidin anggota Jamaah pondok PETA dari Garum
“Pengajian kitab Hikam di Kanigoro dillaksanakan setiap Selasa Wage yang dilaksanakan setelah khususiyah, yang dibawakan oleh
KH. Imron Jamil dari Jombang, biasanya pak Imron setelah mengisi kitab Hikam di Selopuro kemudian ke Garum, kalau pak
Imron tidak hadir biasanya diisi oleh imam khususiyah sendiri, pengajian kitab Hikam sudah berlangsung sangat lama. Jadi tidak
hanya diisi oleh aurodan saja melainkan juga ada pengajianya sebagai penyegar ruhani
”
6
Kelompok jamaah pondok PETA di Blitar berjumlah 39 kelompok yang tersebar di wilayah Blitar, di setiap kelompok terdapat
pengurus kelompok yang terdiri dari satu imam khususiyah, satu ketua kelompok dan 7 tenaga administrasi yang menangani program-program
dari Sultan Agung 78. Melalui ketua kelompok program-program dari Sultan Agung 78 dapat tersampaikan, tugas utama dari ketua kelompok
adalah mengkoordinir program-program dari pondok PETA bisa terlaksana. Imam khususiyah bertugas memimpin ritual jamaah setiap
seminggu sekali yang dilakukan secara bersama-sama. Anggota jamaah pondok PETA selain melakukan wiridan bersama-sama seminggu sekali
6
Khoirul Abidin Jamaah Pondok PETA, Wawancara, Blitar, 26 Juli 2017
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
juga memiliki agenda selapan sekali yaitu kliwonan atau wiridan bersama seluruh jamaah pondok PETA di Tulungagung.
7
B. Pemberdayaan Ekonomi
Dalam konteks kajian teori, terdapat empat strategi pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi yaitu the growth strategy yakni
peningkatan perkapita penduduk dalam hal produktivitas, pertanian, permodalan dan kesempatan kerja yang dibarengai dengan konsumsi
masyarakat. The walfare strategy, stategi ini menitik beratkan bahwa pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi harus sejalan dengan
pemerintah. The responsitive strategy, titik berat dari teori ini adalah dalam hal teknologi yang kekinian adalah hal yang mudah dalam
pemberdayaan masyarakat. The integrated strategy yaitu gabungan dari ketiga strategi diatas.
8
Pondok PETA dalam mengembangkan pemberdayaan ekonomi para pengikutnya adalah dengan menggunakan the integrated strategy
langkah yang dilakukan pondok PETA antara lain dengan bibit padi organik dan untuk mendapatkan bibit tersebut kerjasama dengan Jaringan
Petanian Organik JARPETO hal tersebut sesuai dengan the renponsitive strategy dan untuk distribusinya kerjasama dengan Asosiasi
7
Eko Admin Pondok PETA, Wawancara, Blitar, 1 Februari 2017
8
Tjahya Supriana, Strategi Pembangunan Dan Kemiskinan, Jakarta Reineka Cipta, 2001, h. 69 - 71
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Pasar Tani Indonesia ASPARTAN hal tersebut seseuai dengan the growth strategy.
Penanaman padi organik yang dilakukan pengikut Tarekat Syadziliiyah adalah program yang baru dan menarik mulai dari proses
penanaman padi, pemberian pupuk dan sampai panen. Akan tetapi kurang masifnya pengurus dalam mensosialisaikan program tersebut
terkesan kurang maksimal. Padahal kalau maksimal dan teroganisir dengan rapi hal tersebut dapat meningkatkan kesejahteraaan pengikut
Tarekat Syadziliyah secara bersama. Yang menjadi kendala saat ini adalah kurangnya produksi yang dihasilkan dari pertanian padi organik
ini. Banyaknya pengikut Tarekat Syadziliyah di Blitar adalah faktor yang sangat bagus dalam mengembangkan produksi padi organik ini.
Salah satu upaya yang dilakukan pondok PETA dalam memberdaayakan perekonomian anggota jamaahnya adalah dengan
membentuk Sultan Shafir Sultan Agung, yakni sebuah lembaga yang menangani pemberdayaan perekonomian anggota jamaah pondok PETA
dengan jalan memaksimalkan potensi-potensi yang ada di setiap daerah anggota
jamaah pondok
PETA. Upaya-upaya
pemberdayaan perekonomian yang dilakukan Sultan Shafir Sultan Agung dilakukan
serentak di seluruh cabang pondok PETA diberbagai wilayah dan dilakukan secara masif serta bersamaan, hal tersebut dilakukan agar
dapat saling membantu antar daerah semisal apabila di kelompok jamaah pondok PETA Jember memproduksi pupuk dan di kabupaten Blitar
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
mengolah pertanian maka dapat membeli pupuk di kelompok jamaah pondok PETA Jember, dan begitu pula sebaliknya.
Program kerja Sultan Shafir Sultan Agung
9
1. Menyelenggarakan seminar dan lokakarya dalam rangka
meningkatkan potensi di setiap daerah untuk anggota jamaah di tingkat daerah maupun pusat
2. Memfasilitasi pemagangan dan pendampingan usaha untuk anggota
jamaah 3.
Mendirikan usaha di setiap wilayah atau kelompok jamaah 4.
Melakukan pelatihan Sumber Daya Manusia SDM dengan muatan kewirausahaan untuk memfasilitasi pendirian dan pengembangan
badan usaha di setiap kelompok jamaah 5.
Menginventarisir dan mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki di setiap daerah
6. Melakukan pemetaan potensi ekonomi di setiap daerah
7. Mengembangkan sistem informasi ekonomi melalui database
8. Mendirikan pusat konsultasi bisnis dalam mengembangkan
kewirausahaan 9.
Membangun akses hubungan pada sumber-sumber permodalan dan pemasaran
10. Menyelenggarakan silaturrahim antar anggota jamaah yang bergerak
dalam bidang kewirausahaan
9
Arsip Pondok PETA
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11. Mensosialisasikan usaha dan produk antar kelompok atau daerah
kepada anggota jamaah Program-program pemberdayaan ekonomi jamaah Sultan Shafir
Sultan Agung yang selama ini sudah berjalan antara lain perikanan, peternakan, pertanian dan pembuatan pupuk organik. Dalam bidang
pertanian Sultan Shafir Sultan Agung berkerjasama dengan Jaringan Petani Organik JARPETO untuk mendapatkan bibit-bibit pertanian
yang berkualitas unggul dan juga bekerjasama dengan Asosiasi Pasar Tani ASPARTAN dalam hal pemasaran produk-produk hasil pertanian.
Respon anggota jamaah pondok PETA tentang program perekonomian yang dicanangkan Sultan Shafir Sultan Agung sangat senang, hal tersebut
dikarenakan program-program yang dibuat adalah pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan-kegiatan yang sudah setiap hari dilakukan.Jadi mereka
tidak harus belajar sesuatu yang baru atau menekuni profesi yang baru, pekerjaan atau kegiatan mereka sehari-hari tinggal hanya tinggal
dimaksimalkan.
10
Program-pogram pemberdayaan perekonomian yang sudah dibuat Sultan Shafir Sultan Agung bukan untuk membuat badan usaha baru di
daerah atau kelompok jamaah, akan tetapi lebih memberdayakan dengan cara meningkatkan potensi yang sudah ada pada daerah tersebut. Seperti
di daerah Blitar yang potensi pertanian padinya bagus dan setiap hari anggota jamaah bertani padi maka Sultan Shafir Sultan Agung
10
Eko Admin Pondok PETA, Wawancara, Tulungagung, 1 Februari 2017
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
mendorong anggota jamaah untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas panen padi bukan untuk mendorong anggota jamaah untuk bertani cabe
rawit atau kacang panjang, begitu pula sebaliknya dengan daerah lain yang potensi daerahnya berbeda. Program-program Sultan Shafir Sultan
Agung sudah mulai berkembang di daerah atau kelompok jamaah pondok PETA antara lain Trenggalek dengan pohon cengkeh, Jember dengan
pengolahan pupuk organik, Blitar dengan padi, Banyuwangi dengan cabai merah.
Pemberdayaan ekonomi yang sudah dijalankan di Blitar terkait dengan program dari Sultan Shafir Sultan Agung dalam bidang pertanian
adalah dengan tanaman padi. Petani memperoleh benih padi yang akan ditanam dari Tulungagung, benih padi dari Tulungagung diperoleh dari
hasil kerjasama dengan Institut Pertanian Bogor IPB dengan menghasilkan benih padi lokal dengan varietas unggul dan juga
kerjasama dengan Jaringan Petani Organik JARPETO. Selain benih padi yang di datangkan dari jamaah pondok PETA di Tulungagung juga
bekerjasama dengan jamaah pondok PETA yang ada di Kediri dengan mengambil pupuk organik. Sebagaimana diungkapkan Djianto jamaah
pondok PETA yang berasal dari Wlingi yang berprofesi sebagai petani bahwa:
“Sebagai petani yang juga bertarekat kita selalu sami’na wa atha’na kepada Mursyid, ketika pondok PETA mempunyai program
pertanian yang berhubungan dengan padi dan mendapatkan penjelasan pengurus SA 78 kecamatan Wlingi, saya langsung
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
tertarik dan mengikuti, mulai dari sebelum menanam sampai dengan panen
”
11
Terdapat dua macam tipe petani yang ada di Blitar, yang pertama petani kelompok yaitu kumpulan dari beberapa petani yang mengolah
sawahnya secara berkelompok biasanya terdiri dari dua sampai 3 petani dan petani tipe ini sawahnya juga menyewa dan yang kedua adalah petani
mandiri yaitu petani yang mengolah sawahnya sendiri dan sawahnya milik sendiri.Petani yang mengikuti program pertanian dari Sultan Shafir
Sultan Agung terletak di desa Sawentar kecamatan Kanigoro. Petani yang mengikuti program pertanian dari Sultan Shafir Sultan Agung
dengan petani yang tidak mengikuti program dari Sultan Shafir Sultan Agung hasilnya tidak jauh berbeda hal tersebut dikarenakan petani di
daerah Kanigoro sudah mempunyai Koperasi Unit Desa KUD yang juga memperhatikan kesejahteraan para petani.Hal tersebut dapat dilihat
mulai dari pemilihan benih, masalah pengairan dan juga distribusi pupuk bersubsidi serta ketika panen raya terjadi, hasil dari panen raya KUD di
daerah kecamatan Kanigoro juga siap membeli dari petani.Petani yang mengikuti program pertanian dari Sultan Shafir Sultan Agung juga
menjadi bagian dari anggota Koperasi Unit Desa KUD di daerah setempat.
12
Petani yang mengikuti program dari Sultan Shafir Sultan Agung di Blitar masih sebanyak 3 petani mandiri dan 1 petani kelompok
semuanya terletak di desa Sawentar kecamatan Kanigoro. Seperti
11
Djianto Jamaah pondok PETA Wlingi, Wawancara, Blitar, 26 Juli 2017
12
Wahib Jamaah Pondok PETA Kanigoro, Wawancara, Blitar, 29 Januari 2017
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
diungkapkan pak Abdurrahman petani dari desa Sawentar kecamatan Kanigoro
“Para petani mulai menanam padi di bulan September 2016. Rata-rata luas sawah petani tersebut adalah 100 ru atau sekitar 275 meter persegi
dan sekitar bulan Desember 2016 mereka sudah panen dan menghasilkan padi sekitar 8 kuintal untuk 100 ru nya. Dalam setahun petani di daerah
Sawentar bisa menanam padi hingga 3 kali kalau pengairanya bagus dan terkadang bisa 2 kali, sangat jarang di desa Sawentar petani hanya bisa
menanam padi hanya sekali. ”
13
Melihat dari hasil panen raya yang terjadi di bulan Desember 2016 belum ada perbedaan yang signifikan antara petani yang mengikuti
program pertanian dari Sultan Shafir Sultan Agung dengan yang tidak mengikuti. Perbedaan yang mendasar antara petani yang mengikuti
program pertanian dari Sultan Shafir Sultan Agung dengan yang tidak mengikuti terletak di proses tanam sampai dengan panen untuk petani
yang mengikuti program Sultan Shafir Sultan Agung di haruskan untuk batal wudlu atau menjaga wudlu. Mereka meyakini bahwasanya apabila
mulai dari proses tanam sampai dengan panen seorang petani batal wudlu maka beras yang dihasilkan akan membawa keberkahan. Hal tersebut
juga mendidik anggota jamaah pondok PETA agar selalu menjaga wudlunya. Dalam hal pendistribusian beras selama ini masih untuk
sesama anggota jamaah, hal tersebut dikarenakan permintaan dari sesama
13
Abdurrahman Jamaah Pondok PETA Sawentar, Wawancara, Blitar, 29 Januari 2017
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
anggota jamaah sangat banyak, jadi antara tersedianya barang dengan permintaan timpang sekali. Sebagaimana diungkapkan pak Djianto
jamaah pondok PETA dari Wlingi, bahwa: “Yang paling membuat tertarik saya mengikuti program ini adalah
sistem batal wudlu, saya meyakini bahwa padi yang ditanam mulai dari proses menanam, memupuk hingga panen seseorang selalu
mempunyai wudlu maka padi yang dihasilkan akan baik, jadi apabila nanti dimakan seseorang akan berdampak baik pula
”
14
Selain pertanian dalam tanaman padi Sultan Shafir Sultan Agung di Blitar juga mempunyai program pembudidayaan ikan gurami, saat ini
yang sudah terlaksana masih 3 kolam saja dan terdapat di desa Tawangsari kecamatan Garum. Pembubudidayaan ikan gurami ini adalah
program dari Sultan Shafir Sultan Agung kecamatan Garum, tempat untuk pembudidayaan ikan gurami didapat dengan cara menyewa lahan
kosong untuk dijadikan kolam. Pembuatan kolam untuk pembudidayaan ikan gurami dibuat dengan sederhana sekali, hanya dengan menggunakan
terpal saja yang sekelilingnya diberi kayu dan tanah liat sebagai penyangga, sehingga dalam pembuatan kolam tidak membutuhkan biaya
yang banyak, karena kolam hanya berukuran 9,5 meter persegi. Biaya yang besar dalam pembudidayaan ikan gurami terletak pada pembelian
pelet atau makanan ikan gurami.
15
Program pembudidayaan ikan gurami Sultan Shafir Sultan Agung di Garum mulai terlaksana di Bulan Desember 2016.Petani
14
Djianto Jamaah Pondok PETA Wlingi, Wawancara, Blitar, 26 Juli 2017
15
M. Zainul Jamaah Pondok PETA Garum, Wawancara, Blitar, 29 Januari 2017
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
mendatangkan benih dari jamaah pondok PETA di Tulungagung selaku daerah yang mengembangkan pembibitan ikan gurami.Program
pembudidayaan ikan gurami jamaah pondok PETA ini masih terbilang baru sekali, dikarenakan pada waktu peneliti melakukan penelitian di
bulan Maret 2017 masih belum panen.
16
Kendala utama dari berbagai program-program Sultan Shafir Sultan Agung di Blitar dalam bidang pertanian belum bisa menyebar ke
berbagai anggota jamaah pondok PETA di karenakan lembaga Sultan Shafir Sultan Agung masih terbilang baru didirikan, Sultan Shafir Sultan
Agung didirikan pada tahun 2011 dan aktif mensosialisakan program- programnya pada tahun 2014, sehingga banyak anggota jamaah pondok
PETA yang belum mengetahui akan program-program dari Sultan Shafir Sultan Agung. Letak yang sangat jauh antara pengurus Sultan Shafir
Sultan Agung dalam tingkat kabupaten seringkali menjadi hambatan dalam mengkoordinir program-program yang sudah dicanangkan dalam
tingkat bawah atau kelompok, selain juga bahwa setiap pengurus juga memiliki pekerjaan atau profesi dalam keseharianya. Modal atau
finansial juga merupakan sebagian kecil hambatan dalam merealisasikan program-program yang sudah ada, tetapi hal tersebut dapat diatasi
dengan iuran bersama sesama anggota jamaah dalam satu kelompok. Selain pertanian upaya pemberdayaan perekonomian jamaah
pondok PETA jugamendirikan koperasi simpan pinjam.Koperasi Simpan
16
Adi Winanto Pengurus SA 78 Garum, Wawancara, Blitar, 29 Januari 2017
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Pinjam KSP PETA dibentuk pondok PETA sebagai wadah untuk penyimpanan uang serta pinjaman kepada anggotanya. Sultan Agung 78
selaku lembaga yang membuat Koperasi Simpan Pinjam KSP dalam proses pembentukanya mengumpulkan setiap ketua kelompok jamaah
pondok PETA dari berbagai daerah untuk mensosialisasikan bahwasanya Sultan Agung 78 akan mendirikan Koperasi Simpan Pinjam KSP selain
mengumpulkan setiap ketua kelompok dari berbagai kabupaten dan kota para pengurus juga aktif melakukan turba untuk mendampingi setiap
kelompok dalam mendirikan KSP serta mendampingi dalam melaksanakan prosedurnya. Dalam hal susunan pengurus sepenuhnya
diserahkan kepada masing-masing kelompok dalam mengisi setiap jabatan, mulai dari manager sampai dengan tenaga administrasinya.
Sebagaimana diungkapkan sekretaris Sultan Agung 78 Blitar bahwa: “Pengurus Sultan Agung 78 di tingkat kabupaten Blitar sering
mengumpulkan ketua dan sekretaris kelompok , hal tersebut dilakukan untuk menginfoemasikan program dari pusat kepada
setiap kelompok agar disampaikan kepada setiap jamaah, baik itu berupa program-program ketarekatan maupun program-program
pemberdayaan, sekaligus untuk menseragamkan tentang tatacara penghimpunan data dari masing-masing kelompok.
”
17
Langkah pertama yang dilakukan Sultan Agung 78 Blitar dalam rangaka mendirikan KSP adalah membentuk kepengurusan Koperasi
Simpan Pinjam KSP PETA di tingkat kabupaten Blitar, setelah kepengurusan terbentuk kemudian memberi tugas kepada salah satu
pengurus Sultan Agung 78 untuk menerima tabungan kalau ada anggota
17
M. Suhaimi Sekretaris SA 78 Blitar, Wawancara, Blitar 2 Februari 2017
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
jamaah yang ingin menabung. Selama ini Koperasi Simpan Pinjam PETA di Blitar masih sebatas menabung, saat ini yang sudah menjadi
anggota atau sudah melakukan aksi menabung masih 75 anggota jamaah. Di Koperasi Simpan Pinjam PETA Blitar belum melakukan aksi pinjam
dikarenakan beberapa masalah antara lain masih sedikitnya jamaah yang menabung. Pengurus Koperasi Simpan Pinjam PETA Blitar terus
berkoordinasi dalam rangka memperbesar nasabah KSP PETA, dalam berbagai event atau acara yang diadakan pondok PETA pengurus KSP
PETA Blitar terus mensosialisasikan kepada anggota jamaah bahwasanya pondok PETA sudah mempunyai Koperasi Simpan Pinjam.
18
Koperasi Simpan Pinjam PETA di Blitar apabila dibandingkan dengan KSP PETA di kabupaten Tulungagung sangat tertinggal, hal
tersebut dikarenakan antara lain karena KSP PETA di Blitar mulai berdiri di Januari tahun 2017 sedangkan KSP PETA di Tulungagung mulai
berdiri awal Januari tahun 2014 dan aktif melakukan transaksi simpan pinjam mulai bulan Januari tahun 2015. Nasabah KSP PETA di Blitar
berumlah 75 anggota sedangkan untuk KSP PETA di Tulungagung sudah berjumlah 660 nasabah dan sudah melakukan simpan pinjam yang sudah
dimulai sejak awal tahun 2015. KSP PETA di Tulungagung tidak hanya anggota jamaah pondok PETA saja tetapi sudah melayani selain anggota
jamaah pondok PETA, berbeda dengan KSP PETA di Blitar yang masih hanya melayani anggota jamaah pondok PETA saja.
18
M. Suhaimi Sekretaris SA 78 Blitar, Wawancara, Blitar, 2 Februari 2017
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Langkah-langkah yang sudah dilakukan dalam mengembangkan KSP PETA di Blitar antara lain
1 Mensosialisasikan keberadaan serta program-program KSP PETA
di Blitar kepada setiap anggota jamaah 2
Membentuk kepengurusan di setiap kelompok 3
Mengadakan koordinasi ke setiap kelompok sebulan sekali Kendala yang di alami pengurus KSP PETA di Blitar antara lain
karena anggota jamaah sudah mempunyai tabungan di bank atau tempat lain, akan tetapi hal tersebut tidak menyurutkan langkah pengurus dalam
mengembangkan KSP PETA di Blitar. Kurang aktif nya jamaah dalam khususiyah juga menjadi kendala yang di Blitar. Anggota jamaah pondok
PETA yang terdaftar dalam Sultan Agung 78 ada 2500 orang, menurut pengurus Sultan Agung 78 di kabupaten dan di pusat sebenarnya
pengikut jamaah pondok PETA yang ada di Blitar lebih dari itu, namun yang aktif dan sudah mendaftarkan diri di Sultan Agung 78 ada 2500
anggota jamaah.
19
Menurut Gunawan
Sumodiningrat konsep
pemberdayaan ekonomi dilakukan oleh rakyat, punya daya saing tinggi dan menjalin
kemitraan dengan yang telah maju.
20
Kaitanya dengan teori tersebut pondok PETA telah berupaya memaksimalkan potensi pengikut Tarekat
Syadziliyah dengan menjadikan mereka sebagai subjek sekaligus objek dalam Koperasi Simpan Pinjam KSP yaitu dengan menjadikan mereka
19
Gus Faris Ketua SA 78 pusat, Wawancara, Tulungagung, 1 Februari 2017
20
Anwar, Manajemen Pemberdayaan Perempuan, Bandung: Alfabeta, 2007 h.5
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
pengurus, pengelola sekaligus nasabah dari Koperasi Simpan Pinjam KSP.
Kendala yang dialami oleh pengurus KSP PETA adalah kurang maksimalnya pengikut Tarekat Syadziliyah dalam memaksimalkan KSP
PETA. Sebelum adanya KSP PETA pengikut tarekat Syadziliyah sudah memiliki tempat menabung sendiri, sehingga butuh waktu dalam
mensosialisasikan adanya KSP PETA. Selain bahwa KSP PETA masih tergolong sangat baru.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
108