Diversity of tree species as sun bear food in conservation area of PT. RAPP Meranti Estate, Riau

KEANEKARAGAMAN JENIS POHON PAKAN
BERUANG MADU DI AREAL KONSERVASI
PT. RAPP ESTATE MERANTI, RIAU

TUBAGUS M. MAULANA YUSUF

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Keanekaragaman Jenis
Pohon Pakan Beruang Madu di Areal Konservasi PT. RAPP Estate Meranti, Riau
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2014
Tubagus M. Maulana Yusuf
E351100021

RINGKASAN
TUBAGUS M. MAULANA YUSUF. Keanekaragaman Jenis Pohon Pakan
Beruang Madu di Areal Konservasi PT. RAPP Estate Meranti, Riau. Dibimbing
oleh AGUS PRIYONO KARTONO dan BURHANUDDIN MASYUD.
Beruang madu termasuk salah satu spesies langka yang ada di Sumatera dan
Kalimantan. Areal konservasi PT. RAPP Estate Meranti merupakan habitat
beruang madu di Riau, Sumatera. Informasi keanekaragaman jenis pohon pakan
beruang madu di areal konservasi PT. RAPP Estate Meranti sampai saat ini belum
tersedia. Informasi tersebut dapat dijadikan acuan pengelolaan habitat beruang
madu untuk mencegah kurangnya ketersediaan pakan beruang madu.
Penelitian dilakukan di Areal Konservasi PT. RAPP Estate Meranti yang
terletak di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Penelitian ini dilakukan pada
bulan Juni hingga Juli 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
keanekaragaman jenis pohon pakan beruang madu, pola sebaran pohon pakan

beruang madu dan faktor lingkungan yang menentukan keberadaan jenis pohon
pakan beruang madu di Areal Konservasi PT. RAPP Estate Meranti.
Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka, analisis vegetasi
dan observasi lapang. Data yang dikumpulkan meliputi nama jenis, jumlah
individu, diameter, tinggi pohon, pH tanah, intensitas cahaya matahari dan
ketebalan gambut. Pengumpulan data dilakukan pada setiap petak contoh. Metode
pengambilan unit contoh yang digunakan adalah stratified random sampling
dengan intensitas sampling 0.1%.
Jumlah jenis pohon pakan beruang madu yang ditemukan di Areal
Konservasi PT. RAPP Estate Meranti sebanyak 34 jenis. Jenis bengku (Madhuca
motleyana) merupakan jenis pohon pakan beruang madu yang paling dominan di
areal konservasi. Berdasarkan karakteristik abiotik areal konservasi,
keanekaragaman jenis pohon pakan beruang madu paling tinggi ditemukan di
areal dengan pH tanah 4.5, ketebalan gambut 5m dan intensitas cahaya matahari
0-0.25
>0.25-0.50
>0.50-0.75
>0.75-0.99
1


Sumber: Sarwono (2006).

Analisis Faktor Lingkungan yang Menentukan Keberadaan Pohon Pakan
Beruang Madu
Untuk mengetahui komponen habitat yang menentukan keberadaan seluruh
jenis pohon pakan beruang madu di Areal Konservasi PT. RAPP Estate Meranti
digunakan analisis multivariat dengan pendekatan analisis faktor. Metode yang
digunakan dalam analisis faktor adalah analisis komponen utama/principal
component analysis (AKU/PCA). Analisis tersebut diolah dengan menggunakan
perangkat lunak SPSS 16.
Menurut Timm (2002), AKU merupakan teknik statistik yang
mentransformasikan secara linier satu set variabel ke dalam variabel baru dengan
ukuran yang lebih kecil dan tidak saling berkorelasi. AKU digunakan untuk
menemukan dan menafsirkan ketergantungan yang ada diantara variabel. Selain
itu, AKU juga berfungsi untuk menguji hubungan yang mungkin ada diantara
variabel. Ludwig & Reynolds (1988) menyatakan bahwa AKU pada dasarnya

18
merupakan teknik statistik multivariat yang berkaitan dengan struktur internal dari
matriks.

Menurut Rahayu (2005), langkah pertama dalam menggunakan metode
AKU adalah memasukkan keseluruhan peubah bebas (komponen biotik dan
komponen abiotik) yang diamati dalam analisis faktor. Kemudian dilakukan
pemilihan peubah yang layak diproses lebih lanjut atau tidak. Kelayakan tersebut
dapat dilihat dari besarnya nilai K-M-O MSA (Kaiser-Meyer-Olkin Measure of
Sampling Adequacy). K-M-O MSA tersebut menggambarkan ukuran ketepatan
dari analisis faktor. Nilai K-M-O MSA ≥ 0.5 maka sampel tersebut dianggap
mempunyai ketepatan. Selanjutnya setiap peubah bebas dianalisis untuk
mengetahui mana yang dapat diproses lebih lanjut dan mana yang harus
dikeluarkan. Rahayu (2005) menyatakan bahwa pedoman untuk mengeluarkan
peubah dari analisis adalah dengan melihat nilai anti-image matrices < 0.5. Nilai
ini dapat terlihat pada tabel anti image correlation dimana akan terlihat sejumlah
angka yang membentuk diagonal yang bertanda ’a’. Setelah sejumlah peubah
terpilih, maka dilakukan ekstraksi peubah tersebut hingga menjadi satu atau
beberapa faktor.

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Luas dan Letak


Kawasan IUPHHK-HTI PT. RAPP Estate Meranti merupakan perluasan
areal IUPHHK-HTI PT. RAPP yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kehutanan No. 327/MenhutII/2009 dengan luas 45261 hektar. IUPHHKHTI PT. RAPP Estate Meranti dibagi menjadi lima areal peruntukan, yaitu areal
tanaman pokok, areal tanaman unggulan, areal tanaman kehidupan, areal
konservasi, serta areal sarana dan prasarana. Areal konservasi Estate Meranti
mencakup sempadan sungai, kubah gambut dan kawasan penyangga (buffer zone).
Secara administratif, Kawasan IUPHHK-HTI PT. RAPP Estate Meranti termasuk
dalam Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

Hidrologi

Estate Meranti memiliki satu Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu DAS
Kampar. Selain itu, Estate Meranti memiliki beberapa sub DAS, yaitu sub DAS
Kutup, sub DAS Turip, sub DAS Serkap dan sub DAS Sangar. Seluruh sungaisungai yang mengalir di Estate Meranti bermuara di Sungai Kampar. Air sungai
yang mengalir di Estate Meranti berasal dari kubah gambut dan danau (tasik) yang
terdapat di dalam kawasan hutan Semenanjung Kampar.

19
Variasi Lokal Tipe Vegetasi Hutan Gambut


TIIP (2010a) menyatakan bahwa kawasan Estate Meranti memiliki empat
tipe variasi vegetasi, yaitu hutan tiang dengan tajuk tinggi (Tall Pole Forest),
hutan transisi rawa gambut campuran (Transition of Tall Pole Forest and Mixed
Peat Swamp Forest), hutan riparian (Riverine Forest) dan semak belukar. Tall
Pole Forest dicirikan dengan tajuk pohon yang tinggi dan relatif rata. Kanopi
hutannya hanya terdiri atas 2-3 lapis saja. Ukuran pohon-pohon penyusunnya
relatif kecil, yakni berdiameter berkisar antara 20-30 cm. Hutan transisi tiang
tinggi rawa gambut campuran dicirikan dengan jenis campuran yang didominasi
dengan tajuk tinggi dan tidak rata dengan diameter pohon umumnya > 30 cm.
Kanopi hutannya terdiri dari beberapa lapisan dengan lapisan utama terbentuk dari
tegakan pohon dengan ketinggian berkisar 30-40 m. Hutan riparian umumnya
berkembang di wilayah pinggir sungai yang kondisinya sangat dipengaruhi oleh
lingkungan sungai. Kanopi hutannya terdiri atas beberapa lapisan dengan
beberapa pohon mencuat. Pada pinggir sungai yang selalu tergenang air, vegetasi
ripariannya berkembang menjadi komunitas belukar dari marga Pandanus dan
rerumputan dari kelompok Cyperaceae atau Hanguana dari suku Flagelariaceae.

Variasi Lokal Ketebalan Gambut

Umumnya, gambut akan membentuk suatu kubah (dome). Semakin

mendekati kubah ketebalan gambut semakin meningkat, sedangkan semakin dekat
dengan sungai ketebalan gambut akan semakin menipis. Ketebalan gambut di
Estate Meranti berkisar antara 5 m hingga 10 m. Hardjowigeno (1996)
menyatakan bahwa gambut di bagian tepi kubah pada umumnya memiliki
kesuburan yang relatif baik (gambut topogen), sedangkan gambut yang terdapat di
tengah-tengah kubah memiliki kesuburan yang rendah (gambut ombrogen).

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Keanekaragaman Jenis Pohon Pakan Beruang Madu

Hasil inventarisasi tumbuhan di Areal Konservasi PT. RAPP Estate Meranti
menunjukkan bahwa terdapat 70 jenis tumbuhan yang berasal dari 30 suku
(Lampiran 2). Berdasarkan hasil studi pustaka yang dibandingkan dengan jenis
tumbuhan yang telah diidentifikasi dapat diketahui bahwa di areal konservasi
terdapat 34 jenis pohon yang potensial sebagai sumber pakan beruang madu
(Tabel 4).

20
Tabel 4

No.

Jenis pohon yang potensial sebagai sumber pakan beruang madu di
areal konservasi

Nama lokal

Nama latin

Suku

1

Ara

Ficus stricta Miq

Moraceae

2


Arang-arang

Diospyros maingayi (Hiern.) Bakh.

Ebenaceae

3

Balang-balang

Syzygium rostratum DC.

Myrtaceae

4

Bengku

Madhuca motleyana (de Vriese) J. F. Macbr.


Sapotaceae

5

Cemetik

Garcinia sp.

Clusiaceae

6

Darah-darah

Knema cinerea Warb.

Myristicaceae

7


Durian hutan

Durio carinatus Mast.

Bombacaceae

8

Idan

Xerospermum noronhianum Blume

Sapindaceae

9

Jambu-jambu

Syzygium claviflorum Roxb.

Myrtaceae

10

Kandis

Garcinia parvifolia

Clusiaceae

11

Kedondong hutan

Dacryodes rostrata (Blume) H. J. Lam

Burseraceae

12

Kelat kelam

Syzygium sp.1

Myrtaceae

13

Kelat merah

Acmena acuminatissima (Blume) Merr. & L. M. Perry

Myrtaceae

14

Kelat putih

Syzygium inophyllum DC.

Myrtaceae

15

Kelumpang

Magnolia elegans (Blume) Keng

Magnoliaceae

16

Keranji

Dialium maingayi Baker

Caesalpiniaceae

17

Manggis hutan

Garcinia bancana Miq.

Clusiaceae

18

Medang keladi

Litsea lanceolata (Blume) Koesterm.

Lauraceae

19

Medang lundu

Litsea oppositifolia Gibbs.

Lauraceae

20

Mempening

Quercus sp.

Fagaceae

21

Mesio

Ilex cymosa Blume

Aquifoliaceae

22

Nangka hutan

Artocarpus rigidus Blume

Moraceae

23

Nasi-nasi

Syzygium zeylanicum (L.) DC.

Myrtaceae

24

Parak

Aglaia rubiginosa (Hiern) Pannell

Meliaceae

25

Punak

Tetramerista glabra Miq.

Theaceae

26

Salakeo

Mangifera griffithii Hook. f.

Anacardiaceae

27

Samak

Syzygium sp.2

Myrtaceae

28

Semaram

Palaquium sumatranum Burck

Sapotaceae

29

Seminai

Palaquium ridleyi K. & G.

Sapotaceae

30

Simpoh

Dillenia reticulata King

Dil