Hubungan Gangguan Tidur dengan Status Mental Emosional pada Anak Berumur 14-17
xlii
LAMPIRAN
1. Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Amelia Ervina
Tempat/ Tanggal Lahir : Medan / 10 November 1994
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Sumarsono No.9, Komplek USU, Padang Bulan,
Medan
Riwayat Pendidikan
: 1. MI Pembangunan UIN Jakarta (2000 – 2006)
2. MTs Pembangunan UIN Jakarta (2006 – 2009)
3. SMA Negeri 34 Jakarta (2009 – 2012)
4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
(2012 –sekarang)
Riwayat Pelatihan
: 1. Seminar dan Workshop Hewan Coba Pekan Ilmiah
Mahasiswa Sumatera Utara 2012
2. Seminar dan Workshop Basic Life Support and
Traumatology Tim Bantuan Medis PEMA FK USU
2014
Riwayat Organisasi
: 1. Manager Divisi Hublu IT SCORE PEMA FK USU
2014-2015
xliii
2. Anggota Divisi Hublu IT SCORE PEMA FK USU
2013- 2014
3. Pengurus HMI Koms. FK USU 2014-2015]
xliv
2.1. Kuesioner Skala Gangguan Tidur pada Anak (Sleeping Disturbance Scale for
Children)
Kuesioner Penelitian
Skala Gangguan Tidur pada Anak
(Sleeping Disturbance Scale for Children)
From: http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/12-6-1.pdf
Petunjuk:
Kuesioner ini dapat membantu mengetahui pola tidur anak Bapak/Ibu dengan
lebih baik. Selain itu, juga dapat mengetahui adanya gangguan tidur pada anak
Bapak/Ibu.
Jawablah
semua
pertanyaan
yang
diajukan
dengan
mempertimbangkan kebiasaan tidur anak Bapak/Ibu dalam 6 bulan terakhir, saat
anak Bapak/Ibu dalam keadaan sehat. Perubahan kebiasaan tidur karena anak sakit
tidak termasuk. Jawablah dengan melingkari atau memberi tanda silang pada salah
satu dari nomor 1 – 5 yang dianggap mewakili kebiasaan tidur anak Bapak/Ibu.
Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu.
1. Berapa lama
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
anak Bapak/Ibu
9-11 jam
8-9 jam
7-8 jam
5-7 jam
Kurang
tidur pada malam
dari 5
hari?
2.Berapa lama
jam
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Kurang
15-30
30-45
45-60
Lebih dari
dibutuhkan anak
dari
menit
menit
menit
60
Bapak/Ibu untuk
15 menit
waktu yang
jatuh tidur sejak ia
pergi ke tempat
tidur?
menit
xlv
Pilihlah pernyataan berikut yang paling sesuai dengan kebiasaan tidur anak
anda pada jam/waktu tidurnya.
Petunjuk pengisian kuesioner no. 3-26 :
Berikan poin 5 untuk Selalu (tiap hari)
poin 4 untuk Sering (3-5 kali per minggu)
poin 3 untuk Kadang-kadang (1-2 kali per minggu)
poin 2 untuk Jarang (1-2 kali per bulan atau kurang)
poin 1 untuk Tidak pernah
3.Anak Bapak/Ibu enggan atau menolak untuk tidur
1
2
3
4
5
4.Anak Bapak/Ibu sulit untuk tidur pada malam hari
1
2
3
4
5
5.Ada rasa takut pada anak anda ketika mau tertidur
1
2
3
4
5
6. Bagian tubuh anak tampak tersentak ketika jatuh
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
8. Anak merasa mimpi seperti nyata ketika jatuh tertidur
1
2
3
4
5
9.Anak banyak berkeringat ketika jatuh tertidur
1
2
3
4
5
10. Anak terbangun dari tidur lebih dari 2 kali tiap malam
1
2
3
4
5
11. Setelah terbangun pada malam hari, anak susah untuk
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
15. Anak mendengkur/mengorok ketika tidur
1
2
3
4
5
16. Anak berkeringat banyak pada malam hari
1
2
3
4
5
tertidur
7. Anak melakukan gerakan berulang-ulang ketika jatuh
tertidur (seperti menggerakkan atau menggelengkan
kepala)
tidur kembali
12. Kaki anak sering tersentak ketika tertidur atau sering
berubah posisi ketika malam atau sering menendang
seprei tempat tidur
13. Anak mengalami kesulitan bernapas pada malam
hari
14. Anak sering terengah-engah saat bernapas atau tidak
mampu untuk bernapas ketika tidur
xlvi
17. Bapak/Ibu pernah menyaksikan anak berjalan dalam
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
22. Anak sangat sulit untuk bangun tidur
1
2
3
4
5
23. Anak bangun pada pagi hari dan merasa lelah
1
2
3
4
5
24. Anak merasa tidak bisa untuk bergerak ketika bangun
1
2
3
4
5
25. Anak merasa mengantuk pada siang hari
1
2
3
4
5
26. Anak tiba-tiba jatuh tertidur pada situasi yang tidak
1
2
3
4
5
tidur
18. Bapak/Ibu pernah menyaksikan anak mengigau ketika
sedang tidur
19. Bapak/Ibu pernah mendengar gigi anak
gemeretak/berbunyi ketika tidur
20. Anak terbangun dari tidur dengan berteriak-teriak atau
bingung, dan susah untuk disadarkan, akan tetapi tidak
bisa ingat ketika pagi harinya
21.Anak mengalami mimpi buruk dan tidak bisa ingat
kembali keesokan harinya
tidur pada pagi hari (ketindihan)
seharusnya (misalnya: ketika makan, berada dalam toilet,
dll)
Gangguan memulai dan mempertahankan tidur
(jumlah 1,2,3,4,5,10,11)
Gangguan pernapasan saat tidur (jumlah 13,14,15)
Gangguan kesadaran (jumlah 17,20,21)
Gangguan transisi tidur-bangun
(jumlah 6,7,8,12,18,19)
Gangguan somnolen berlebihan
(jumlah 22,23,24,25,26)
Hiperhidrosis saat tidur (jumlah 9,16)
SKOR TOTAL
(jumlah 6 skor tiap faktor)
xlvii
2.2. Kuesioner Kekuatan dan Kesulitan Pada Anak
From: sdqinfo.com
xlviii
3. Lembar Penjelasan
LEMBAR PENJELASAN
Dengan hormat,
Saya, Amelia Ervina, adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara Angkatan 2012. Saat ini saya sedang mengadakan penelitian
dengan judul “Hubungan Gangguan Tidur dengan Status Mental Emosional pada
Anak Berumur 15-17 Tahun di Sekolah Menengah Atas Negeri 34 Jakarta”.
Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan
pendidikan dokter.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
gangguan tidur dengan status mental emosional pada anak berumur 15-17 tahun di
Sekolah Menengah Atas Negeri 34 Jakarta. Untuk keperluan tersebut, saya
memohon kesediaan anda untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini.
Selanjutnya saya memohon kesediaan anda untuk mengisi kuesioner dengan jujur
dan apa adanya. Jika anda bersedia, silakan menandatangani lembar persetujuan
sebagai bukti kesukarelawan anda.
Identitas peribadi anda sebagai partisipan akan dirahasiakan dengan semua
informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini dan anda
dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu. Bila terdapat hal yang kurang
dimengerti, anda dapat bertanya langsung kepada peneliti atau menghubungi
085277207351 (Amelia Ervina). Atas perhatian dan kesediaan anda menjadi
partisipan dalam penelitian ini, saya mengucapkan terima kasih.
Medan,
2015
Peneliti,
(Amelia Ervina)
xlix
4. Informed Consent
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
“Informed Consent”
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
:
Umur
:
Pekerjaan
:
Alamat
:
Setelah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap, serta memahaminya,
maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan saya menyatakan bersedia
berpartisipasi pada penelitian ini. Demikianlah surat perjanjian ini saya perbuat
tanpa paksaan dan apabila di kemudian hari saya mengundurkan diri, kepada saya
tidak dituntut apapun.
Jakarta,
2015
Yang membuat pernyataan,
(
)
l
5. Surat Izin Penelitian
li
lii
6. Data Induk
Nomor
Usia
Jenis
Kelamin
SkorGT
SkorGM
16
Laki-laki
61
22
16
Perempuan
35
14
17
Perempuan
39
21
16
Perempuan
37
10
17
Perempuan
57
14
16
Perempuan
48
24
16
Laki-laki
35
25
17
Perempuan
43
24
17
Perempuan
51
21
17
Perempuan
44
23
16
Perempuan
33
12
16
Perempuan
43
23
17
Laki-laki
45
20
16
Perempuan
41
25
17
Laki-laki
46
13
16
Perempuan
58
28
17
Perempuan
42
22
16
Laki-laki
33
22
17
Perempuan
34
15
20
15
Perempuan
52
27
21
17
Perempuan
66
30
1
2
3
4
Status
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
15
16
17
18
19
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Status
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
liii
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
22
17
Perempuan
48
24
23
17
Perempuan
49
22
24
17
Perempuan
48
27
25
16
Laki-laki
52
25
26
17
Perempuan
58
24
27
17
Laki-laki
51
21
28
16
Perempuan
57
21
29
16
Perempuan
43
20
30
16
Perempuan
40
10
31
15
Laki-laki
55
21
32
16
Laki-laki
39
15
33
16
Perempuan
43
15
34
16
Perempuan
48
24
35
16
Perempuan
37
20
36
15
Perempuan
111
20
37
16
Perempuan
60
31
38
15
Laki-laki
35
25
39
16
Perempuan
45
21
40
15
Laki-laki
45
25
41
16
Perempuan
59
20
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
42
15
Laki-laki
45
15
Gangguan
Tidur
43
17
Laki-laki
47
15
44
16
Perempuan
33
21
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
liv
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
45
15
Perempuan
49
22
46
16
Perempuan
53
23
47
16
Laki-laki
42
23
48
15
Perempuan
62
37
49
16
Perempuan
115
22
50
16
Laki-laki
44
15
51
15
Perempuan
44
28
52
16
Laki-laki
52
25
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
53
16
Laki-laki
45
15
Gangguan
Tidur
54
15
Perempuan
42
15
55
16
Laki-laki
42
22
56
16
Perempuan
86
30
57
15
Perempuan
50
28
58
16
Perempuan
36
25
59
15
Perempuan
36
20
60
15
Laki-laki
43
28
61
15
Perempuan
41
25
62
15
Perempuan
58
20
63
15
Laki-laki
65
28
64
15
Perempuan
53
14
65
15
Perempuan
54
23
66
15
Perempuan
43
25
67
15
Perempuan
46
23
68
15
Perempuan
52
27
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
lv
69
15
Perempuan
44
21
70
15
Perempuan
43
13
71
15
Perempuan
31
14
72
15
Perempuan
45
22
73
15
Perempuan
32
15
74
15
Perempuan
32
20
75
15
Perempuan
31
13
76
15
Laki-laki
36
15
77
15
Perempuan
57
24
78
15
Perempuan
50
29
79
15
Laki-laki
37
24
80
15
Perempuan
44
22
81
15
Perempuan
71
20
82
15
Perempuan
45
26
83
15
Perempuan
40
30
84
15
Perempuan
34
15
85
15
Perempuan
28
21
86
17
Perempuan
33
20
87
17
Perempuan
34
18
88
17
Perempuan
35
26
89
17
Perempuan
38
22
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
lvi
90
15
Perempuan
38
25
91
15
Perempuan
34
26
92
15
Perempuan
38
14
93
15
Perempuan
39
20
94
16
Laki-laki
36
12
95
16
Perempuan
31
24
96
14
Perempuan
38
20
97
14
Perempuan
35
14
98
14
Laki-laki
33
17
99
14
Laki-laki
36
16
100
14
Perempuan
35
24
101
14
Laki-laki
28
13
102
15
Perempuan
39
16
103
15
Perempuan
36
18
104
15
Perempuan
30
17
105
16
Perempuan
37
17
106
15
Perempuan
39
16
107
16
Laki-laki
34
19
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
lvii
108
16
Perempuan
35
16
109
17
Perempuan
36
17
110
17
Perempuan
32
17
111
17
Perempuan
39
18
112
15
Perempuan
38
17
113
16
Perempuan
37
13
114
16
Perempuan
32
12
115
15
Perempuan
36
20
116
15
Laki-laki
38
16
117
15
Perempuan
38
14
118
15
Perempuan
37
17
119
16
Perempuan
34
13
120
17
Perempuan
37
15
121
15
Perempuan
39
22
122
17
Laki-laki
28
12
123
17
Perempuan
32
19
124
15
Laki-laki
39
12
125
16
Perempuan
26
22
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
lviii
126
17
Perempuan
39
10
127
16
Perempuan
26
10
128
16
Perempuan
38
21
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
lix
7. Output
7.1. Jenis Kelamin dan Status Mental Emosional
lx
7.2. Usia dengan Status Mental Emosional
lxi
7.3. Gangguan Tidur dengan Status Mental Emosional
lxii
xxxvi
24
DAFTAR PUSTAKA
BPDANP KESEHATAN, 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.
Available from: www.depkes.go.id/resources/download /.../Hasil% 20
Riskesdas%202013.pdf [Accessed 2 June 2015]
Carskadon, M.A., & Dement, W.C., 2011. Chapter 2 – Normal Human Sleep :
An Overview Mary A. Carskadon. Available from:
http://apsychoserver.psych.arizona.edu/.../Carskadon%20Dement%202011
.pdf [Accessed 2 June 2015]
Carskadon, M.A., & Dement, W.C., 2005. Dalam: Colten,H.R., & Altevogt,
B.M., 2006. Sleep Disorders and Sleep Deprivation: An Unmet Public
Health Problem. Washington (DC): National Academies Press (US).
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK19960/
[Accessed 2 Juni 2015]
Cortina, M.A., Sodha, A., Fazel, M., Ramchandani, P.G., 2012. Prevalence of
Child Mental Health Problems in Sub-Saharan Africa A Systematic
Review. Available from:
http://archpedi.jamanetwork.com/article.aspx?articleid=1107721
[Accessed 17 november 2015 (20.05)]
Duckworth, K., Gruttadaro, D., & Markey, D., 2010. A Family Guide What
Families Need to Knowabout Adolescent Depression, National Alliance on
Mental Illness (NAMI). Available from:
http://www2.nami.org/Content/ContentGroups/CAAC/FamilyGuidePRIN
T.pdf [Accessed 3 June 2015]
Duckworth, K., & Freedman, J.L., 2012. Anxiety Disorders FACT SHEET,
National Alliance on Mental Illness. Available from :
http://www2.nami.org/factsheets/anxietydisorders_factsheet.pdf
[Accessed 3 June 2015]
Ginting, Pepita Nesi, 2014. Hubungan Overweight Dengan Status Mental
Emosional Anak. . Available from :
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/42494
xxxvii
25
Gregory, A.M., Rijsdijk, F.V., Dahl, R.E., McGuffin, P., and Eley, T.C., 2006.
Associations Between Sleep Problems, Anxiety, and Depression in Twins
at 8 Years of Age. Available from:
http://pediatrics.aappublications.org/content/pediatrics/118/3/1124.full.pdf
[Accessed 20 November 2015]
Haryono, Adelina, 2009. Prevalensi Gangguan Tidur pada Remaja Usia 12-15
Tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Available from:
http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/11-3-1.pdf. [Accessed 2 June 2015]
Harvard Mental Health Letter, 2009. Sleep and Mental Health. Available from:
http://www.health.harvard.edu/newsletter_article/Sleep-and-mental-health
[Accessed 4 Juni 2015]
ICSD-2 dalam Tsara, V., Amfilochiou, Papagrigorakis, M.J., Georgopoulos, D., &
Liolios, E., 2009. Definition and classification of sleep related breathing
disorders in adult. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2765300/ . [Accessed 2
Juni 2015]
Isfandari, Siti & Suhardi, 1997. Gejala Gangguan Mental Emosional pada Anak.
Pusat Penelitian Penyakit Tidak Menular, Badan Litbang Kesehatan,
Depkes RI, Jakarta. Available from:
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/BPK/article/view/301/320.
[ Accessed 17 November 2015 (17.26)]
Knopf, D., Park, M.J., & Mulye, T.P., 2008. The M ental Health of
Adolescents: A National Profile, 2008. Available from:
http://nahic.ucsf.edu/downloads/MentalHealthBrief.pdf [Accessed 3
Juni 2015]
Malhotra, S., & Kushida, C.A., 2013. Primary Hypersomnias of Central Origin.
Available from:
http://www.lsneuro.org/files/c/sleepdisorders/Primary%20Hypersomnias%
20of%20Central%20Origin.pdf [Accessed 2 June 2015]
Matwiyoff, G., Lee- Chiong, T., 2010. Parasomnias: an overview. Available
xxxviii
26
from: http://icmr.nic.in/ijmr/2010/february/0223.pdf [Accessed 2 June
2015]
Measurement Instrument Database for the Social Sciences, 2015. Sleep
Disturbance Scale for Children (SDSC) Available from:
http://www.midss.org/content/sleep-disturbance-scale-children-sdsc
[Accessed 3 Juni 2015]
Meltzer, L.J., Johnson, Courtney , Crosette, Jonathan , Ramos, Mark, &
Mindell, J.A, 2010. Prevalence of Diagnosed Sleep Disorders in Pediatric
Primary Care Practice. Available from:
http://pediatrics.aappublications.org/content/125/6/e1410.full.pdf.
[Accessed 2 June 2015]
Merikangas, K.R., He, J.P., Brody, D., Fisher, P.W., Bourdon, K., dan Koretz,
D.S., 2010. Prevalence and Treatment of Mental Disorders Among US
Children in the 2001–2004 NHANES. Available from:
http://pediatrics.aappublications.org/content/pediatrics/125/1/75.full.pdf. [
Accessed 17 November 2015 (18.09)]
MIND Organization, 2013. Sleep and Mental Health. Available from:
http://www.mind.org.uk/information-support/types-of-mental-healthproblems/sleep-problems/sleep-and-mental-health/#.VW7G4easXiV
[Accessed 3 Juni 2015]
Natalita, Christine, Sekartini, Rini, Poesponegoro, Hardiono, 2011. Skala
Gangguan Tidur untuk Anak (SDSC) sebagai Instrumen Skrining
Gangguan Tidur pada Anak Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Available
from: http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/12-6-1.pdf [Accessed 1 Juni 2015]
National Alliance of Mental Illness, 2015. Mental Health Condition. Available
from: https://www.nami.org/Learn-More/Mental-Health-Conditions.
[Accessed 2 June 2015]
National Sleep Foudation, 2006. Sleep-Wake Cycle: Its Physiology and Impact on
Health. Available from:
http://sleepfoundation.org/sites/default/files/SleepWakeCycle.pdf
[Accessed 2 June 2015]
xxxix
27
National Alliance of Mental Illness, 2015. Mental Health Condition. Available
from: https://www.nami.org/Learn-More/Mental-Health-Conditions.
[Accessed 3 June 2015]
Perou, Ruth, et al, 2013. Mental Health Surveillance Among Children — United
States, 2005–2011. Available from:
http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/su6202a1.htm [Accessed
17 november 2015 (20.23)]
Roane, B. M., & Taylor, D. J., 2008. Adolescent Insomnia as a Risk Factor for
Early Adult Depression and Substance Abuse. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2572740/ [Accessed 3 Juni
2015]
Roane, B.M., & Taylor, D.J., 2008. Adolescent Insomnia as a Risk Factor for
Early Adult Depression and Substance Abuse. Available from :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2572740/pdf/aasm.31.10.1
351.pdf [Accessed 3 Juni 2015]
SDQ INFO, 2015. Scoring the Strengths & Difficulties Questionnaire for age 417. Available from:
file:///C:/Users/toshiba/Downloads/SDQ_English(UK)_417scoring%20(3).pdf [Accessed 3 Juni 2015]
Selvi, Yavuz, Gulec,Mustafa, Agargun, M.Y., & Besiroglu, Lutfullah, 2007.
Mood changes after sleep deprivation in morningness–eveningness
chronotypes in healthy individuals. Available from:
http://onlinelibrary.wiley.com/store/10.1111/j.13652869.2007.00596.x/asset/j.13652869.2007.00596.x.pdf?v=1&t=iagknw2m&s=b49e7d5705b1fe42053a0b
8a351330372dcfac70 . [Accessed 3 Juni 2015]
Sherwood, Lauralee, 2014. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Short,M.A., Gradisar, M., Lack, L. C., & Wright, H.R., 2013. The impact of sleep
xl28
on adolescent depressed mood, alertness and academic performanc.
Available from:
http://www.researchgate.net/profile/Leon_Lack/publication/255709237_T
he_impact_of_sleep_on_adolescent_depressed_mood_alertness_and_acad
emic_performance/links/53d5bbfd0cf2a7fbb2ea5ed9.pdf [Accessed 3 Juni
2015]
Sleepio, 2012. The Great British Sleep Survey 2012. Available from:
https://www.sleepio.com/2012report/#sleepQualityByRegion [5 Desember
2015]
Tanaka, Hideki, et al, 2002. Short naps and exercise improve sleep quality and
mental health in the elderly. Available from:
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1046/j.1440-1819.2002.00995.x/epdf
[Accessed 3 Juni 2015]
The American Academy of Sleep Medicine, 2008. Insomnia. Available from:
http://www.aasmnet.org/resources/factsheets/insomnia.pdf . [Accessed 2
Juni 2015]
The American Academy of Sleep Medicine, 2008. Circadian Rhythm Sleep
Disorders. Available from:
www.aasmnet.org/resources/factsheets/crsd.pdf. [Accessed 2 June 2015]
The National Institute of Mental Health (NIMH) , 2015. Attention Deficit
Hyperactivity Disorder (ADHD). Available from:
http://www.nimh.nih.gov/health/topics/attention-deficit-hyperactivitydisorder-adhd/index.shtml [Accessed 3 June 2015]
Thorpy, M.J., 2012. Classification of Sleep Disorder. Available from:
http://www.imi.hr/~bvidacek/spavanje14/Thorpy_2012.pdf . [Accessed 2
Juni 2015]
Widodo, D.P., & Soetomenggolo, T.S., 2000. Perkembangan Normal Tidur pada
Anak dan Kelainannya. Available from:
http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/2-3-3.pdf . [Accessed 2 June 2015]
World Health Organization, 2015. Child and adolescent mental health.
xli29
Available from: http://www.who.int/mental_health/maternalchild/child_adolescent/en/ . [Accessed 2 June 2015]
World Health Organization, 2015. Substance abuse. Available from:
http://www.who.int/topics/substance_abuse/en/ [Accessed 3 June 2015]
World Heart Organization, 2001. The World Health Report 2001: Mental Health:
New Understanding, New Hope. Available from:
http://www.who.int/whr/2001/en/whr01_en.pdf [Accessed 3 Juni 2015]
World Health Organization, 2014. Mental health: a state of well-being. Available
from: http://www.who.int/features/factfiles/mental_health/en/ . [Accessed
3 June 2015]
Zieve, David, Black, Bethanne, & A.D.A.M Editorial team, 2014. Sleep
Disorder-Overview, University of Maryland Medical Center. Available
from: http://umm.edu/health/medical/ency/articles/sleep-disordersoverview. [Accessed 2 June 2015]
xxiii
11
BAB 3
KERANGKA KONSEP
3.1. Kerangka Konsep
Variabel Independen
Gangguan Tidur
Variabel Dependen
Status Mental
Emosional Anak
Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian
3.2. Identifikasi Variabel
3.2.1. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah gangguan tidur pada
anak.
3.2.2. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah status mental emosional
anak.
3.3. Definisi Operasional
3.3.1. Gangguan Tidur
Gangguan tidur pada anak dapat dinilai dengan Skala Gangguan Tidur
untuk Anak atau Sleep Disturbance Scale for Children (SDSC) yang telah
diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia dan telah diuji sensitivitas dan
spesifisitasnya. Subjek dikatakan mengalami gangguan tidur apabila skor diatas
39. (Natalia, Sekartini dan Poesponegoro, 2011)
Kuesioner ini terdiri atas 27 pertanyaan yang diukur dengan skala Likert.
Terdapat lima subdomain dalam kuesioner ini, yaitu gangguan dalam memulai
dan mempertahankan tidur, gangguan pernafasan ketika tidur, gangguan awas,
xxiv
12
gangguan pada transisi bangun tidur, gangguan kantuk yang berlebihan, dan
hiperhidrosis ketika tidur. (MIDSS,2015)
3.3.2. Status Mental Emosional
Status mental emosional anak dapat dinilai dengan Strengths and
Difficulties Questionnaire (SDQ). Dalam website SDQ Info (2015), dikatakan
bahwa kuesioner ini memiliki 25 pertanyaan yang sebagian diantaranya bersifat
positif dan sebagian lagi bersifat negatif. Dua puluh lima pertanyaan ini terbagi
menjadi
5
skala
yaitu
gejala
emosional,
masalah
perilaku,
hiperaktivitas/ketidakpedulian, masalah dengan teman sebaya dan perilaku
prososial.
Pertanyaan dapat dijawab dengan tiga macam jawaban yaitu benar sekali,
agak benar dan tidak benar. Untuk pertanyaan bersifat positif, poin untuk jawaban
benar sekali bernilai 2, agak benar bernilai, 1 dan tidak benar bernilai 0.
Sementara pertanyaan bersifat negatif dinilai sebaliknya yaitu nilai
0 untuk
jawaban benar sekali, nilai 1 untuk agak benar, dan nilai 2 untuk benar sekali.
Pertanyaan untuk gejala emosional terdapat pada pertanyaan nomor 3, 8,
13, 16, dan 24. Kategori responden ditentukan oleh total nilai yang dimiliki: 0-5
(Normal), 6 (Borderline), dan 7-10 (Abnormal).
Pertanyaan untuk masalah perilaku terdapat pada pertanyaan nomor 5, 7,
12, 18, dan 22. Kategori responden ditentukan oleh total nilai yang dimiliki: 0-3
(Normal), 4 (Borderline), dan 5-10 (Abnormal).
Pertanyaan untuk hiperaktivitas terdapat pada pertanyaan nomor 2, 10, 15,
21 dan 25. Kategori responden ditentukan oleh total nilai yang dimiliki: 0-5
(Normal), 6 (Borderline), dan 7-10 (Abnormal).
Pertanyaan untuk masalah dengan teman sebaya terdapat pada pertanyaan
nomor 6, 11, 14, 19, dan 23. Kategori responden ditentukan oleh total nilai yang
dimiliki: 0-3 (Normal), 4-5 (Borderline), dan 6-10 (Abnormal).
Pertanyaan untuk perilaku prososial terdapat pada pertanyaan nomor 1, 4,
9, 17 dan 20. Kategori responden ditentukan oleh total nilai yang dimiliki: 6-10
(Normal), 5 (Borderline), dan 0-4 (Abnormal).
xxv
13
Status mental emosional dilihat dari total difficulty score dan pada
penelitian ini, skor tersebut diinterpretasikan menjadi kategori Tidak Mengalami
Gangguan Mental Emosional (0-15) atau
Mengalami Gangguan Mental
Emosional (16-40) (Ginting, 2014)
3.3.3. Anak Usia 14-17 Tahun
Menurut UU No. 39 tahun 1999 mengenai HAM, anak adalah manusia
yang berumur dibawah 18 tahun dan belum menikah. Anak usia 14-17 tahun
adalah anak yang berumur 14-17 tahun pada tahun 2015, yaitu pada saat
dilaksanakannya penelitian.
3.4. Hipotesis
Ada hubungan antara gangguan tidur dengan status mental emosional
anak.
xxvi
14
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan jenis studi
crossectional yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
gangguan tidur (faktor resiko) dengan status mental emosional anak (efek).
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian utama akan dilakukan pada bulan September 2015 di SMAN 34
Jakarta yang berlokasi di Pondok Labu, Jakarta Selatan. Adapun tambahan sampel
diambil dari SMA sederajat lainnya.
4.3. Populasi dan Sampel
4.3.1. Populasi
4.3.1.1. Populasi Target
Populasi target penelitian ini adalah anak-anak berusia 14-17 tahun
4.3.1.2. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau penelitian ini adalah anak usia 14-17 tahun yang
bersekolah di Sekolah Menengah Atas sederajat
4.3.2. Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan consecutive sampling
xxvii
15
4.3.2.1. Perkiraan besar sampel
Berdasarkan hasil perhitungan rumus besar sampel, maka jumlah sampel
minimal adalah sebanyak 64 orang. Dengan rumus sampel berikut:
n = Zα2PQ
d2
n = (1,96)2 x 0,211 x 0,789
(0,1)2
n = 63,95 ~ 64
Keterangan :
n : sampel minimal yang diperlukan
Zα: nilai kepercayaan 95% = 1,96
P : proporsi populasi 21,1% diperoleh berdasarkan Roane & Taylor (2006)
Q:1–P
d : tingkat akurasi (0,1)
4.4. Kriteria inklusi dan kriteria eksklusi
4.4.1. Kriteria Inklusi
1. Anak berusia 14-17 tahun ketika dilakukan pengambilan sampel.
2. Orangtua yang telah bersedia mengisi kuesioner
3. Anak yang telah bersedia mengisi kuesioner
4.4.2. Kriteria Eksklusi
1. Memiliki keterbatasan jasmani dan rohani sehingga tidak mampu
mengisi kuesioner
2. Tidak mengisi seluruh pertanyaan kuesioner
4.5.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data utama dimulai dengan melakukan sosialisasi mengenai
tujuan penelitian ini. Selanjutnya para calon responden diminta untuk mengambil
xxviii
16
informed consent dan kuesioner Skala Gangguan Tidur untuk Anak/Sleep
Disturbance Scale for Children (SDSC) untuk diserahkan kepada orangtua, diisi
oleh orangtua dan kemudian dikumpulkan kembali di sekolah pada keesokkan
harinya. Kemudian total nilai dihitung dan diinterpretasikan apakah responden
mengalami gangguan tidur atau tidak mengalami gangguan tidur. Penilaian status
mental menggunakan kuesioner Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ)
diisi secara mandiri kemudian total nilai yang didapat akan dihitung dan
diinterpretasikan apakah responden memiliki masalah mental emosional atau tidak
memiliki masalah mental emosional. Sementara teknik pengambilan data
tambahan disesuaikan.
4.6.
Pengolahan dan Metode Analisis Data
Hasil kuesioner gangguan tidur dibagi menjadi dua kategori yaitu
memiliki gangguan tidur dan tidak memiliki gangguan tidur. Sementara hasil
kuesioner mengenai gangguan mental emosional dibagi menjadi dua kategori
yaitu memiliki masalah mental emosional dan tidak memiliki masalah mental
emosional. Selanjutnya data diolah dengan software statistik komputer dan diuji
dengan Chi Square untuk mengetahui apakah terdapat hubungan gangguan tidur
dengan status mental emosional anak.
xxix
17
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1.
Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Pengambilan data utama dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 34
Jakarta yang merupakan SMA Berwawasan Lingkungan. Sekolah yang memiliki
akreditasi sangat baik ini terletak di Jl. Margasatwa Raya No. 1 Pondok Labu,
Cilandak, Jakarta Selatan.
Bangunan sekolah yang terdiri dari tiga lantai ini dilengkapi dengan
sarana-sarana seperti Ruang Belajar, Ruang Guru, Ruang TU, Ruang Kepala
Sekolah, Lab. Bahasa, Lab. Komputer, Kantin, Perpustakaan, Lab. IPA, Ruang
BK, Ruang OSIS, Ruang UKS, dan lain-lain. Sementara pengambilan data
tambahan diambil dari berbagai SMA sederajat.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Individu
Berikut adalah deskripsi mengenai karakterisitik dari responden:
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Gangguan Mental
p-Value
Tidak Gangguan Mental
Gangguan Mental
n (%)
n (%)
Jenis Kelamin
p= 0,152
Laki-laki
11 (32,4)
19 (20,2)
Perempuan
23 (67,6)
75 (79,8)
Usia
p= 0,808
14
2 (5,9)
4 (4,3)
15
12 (35,3)
41 (43,6)
16
13 (38,2)
29 (30,9)
17
7 (20,6)
20 (21,3)
xxx
18
Pada Tabel 5.1 dapat diinterpretasikan bahwa berdasarkan status mental
emosionalnya, didapatkan 11 orang responden laki-laki tidak mengalami masalah
mental emosional (32,4%) dan 23 responden perempuan tidak mengalami masalah
mental emosional (67,6%). Sementara itu, didapatkan 19 responden laki-laki
mengalami masalah mental emosional (20,2%) dan 75 responden perempuan
mengalami masalah mental emosional (79,8%). Dengan analisa Chi-Square
didapatkan nilai p= 0,152 (p>0,05) sehingga dapat diinterpretasikan bahwa tidak
ada hubungan antara jenis kelamin dengan status mental emosional.
Dalam tabel yang sama, dapat dilihat angka kejadian gangguan mental
emosional berdasarkan usianya. Pada anak berusia 14 tahun, didapatkan 2 orang
tidak mengalami masalah mental emosional (5,9%) dan 4 orang mengalami
masalah mental emosional (4,3%). Pada anak berusia 15 tahun, didapatkan 12
orang tidak mengalami masalah mental emosional (35,3%) dan 41 orang
mengalami masalah mental emosional (43,6%). Pada anak berusia 16 tahun,
didapatkan 13 orang tidak mengalami masalah mental emosional (38,2%) dan 29
orang mengalami masalah mental emosional (30,9%). Sementara itu, pada anak
berusia 17 tahun, didapatkan 7 orang tidak mengalami masalah mental emosional
(20,6%) dan 20 orang mengalami masalah mental emosional (21,3%). Dengan
Kruskal Wallis Test didapatkan peringkat rata-rata setiap usia adalah hampir sama
dimana peringkat rata-rata usia 14 tahun adalah sebesar 60,17; peringkat rata-rata
usia 15 tahun adalah sebesar 67,01; peringkat rata-rata usia 16 tahun sebesar
61,69; dan peringkat rata-rata usia 17 tahun sebesar 64,91 dengan nilai p= 0,808
(p>0,05) sehingga dapat diinterpretasikan bahwa tidak terdapat pengaruh umur
terhadap status mental emosional.
5.1.3. Analisa Hubungan Gangguan Tidur dengan Status Mental Emosional
Berikut adalah hasil analisa dari hubungan gangguan tidur dengan status
mental emosional.
xxxi
19
Tabel 5.2. Hubungan Gangguan Tidur dengan Status Mental Emosional
Status Mental Emosional
Gangguan
Tidak Gangguan Mental
Gangguan Mental
Tidur
n (%)
n (%)
Tidak
23 (67,6)
41 (43,6)
Ya
11 (32,4)
53 (56,4)
p-Value
p= 0,016
Pada Tabel 5.2, dijumpai jumlah responden yang tidak mengalami
gangguan tidur dan tidak mengalami masalah mental emosional adalah 23
responden (67,6%), jumlah responden yang tidak mengalami gangguan tidur akan
tetapi mengalami masalah mental emosional adalah 41 responden (43,6%),
jumlah responden yang mengalami gangguan tidur akan tetapi tidak mengalami
masalah mental emosional adalah 11 responden (32,4%), dan jumlah responden
yang mengalami gangguan tidur dan mengalami masalah mental emosional adalah
sebanyak 53 responden (56,4%). Dengan uji Chi-Square didapatkan nilai p= 0,016
(p0,05).
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Isfandari dan Suhardi (1997)
yang meneliti 2396 anak berusia 5-14 tahun. Hasil penelitian mereka
menunjukkan bahwa angka kejadian gangguan mental pada anak laki-laki maupun
anak perempuan tidak memiliki perbedaan. Sebuah penelitian systematic review
oleh Cortina et al (2012) juga menunjukkan hasil yang sejalan. Mereka
menemukan bahwa tidak ada bukti adanya perbedaan angka prevalensi gangguan
mental pada anak laki-laki dan anak perempuan. Terjadinya hal ini diperkirakan
dikarenakan oleh besarnya rentang umur dan kesulitan kesehatan mental yang
ditinjau pada review tersebut. Akan tetapi, hasil ini tidak sejalan dengan penelitian
Merikangas et al (2010) dan Perou et al (2013).
xxxii
20
Merikangas et al (2010) melakukan penelitian terhadap 3042 anak yang
berumur 8 hingga 15 tahun. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa anak
laki-laki memiliki angka kejadian gangguan mental yang lebih tinggi
dibandingkan anak perempuan yang disebabkan oleh tingginya angka ADHD
pada anak laki-laki. Dalam penelitian mereka disebutkan juga bahwa anak
perempuan memiliki angka kejadian gangguan mood yang lebih tinggi
dibandingkan anak laki-laki. Kemudian dalam penelitian Perou et al (2013),
dijumpai bahwa dibandingkan dengan anak perempuan, anak laki-laki lebih
cenderung menderita sebagian besar dari gangguan-gangguan mental, termasuk
ADHD, gangguan perilaku, ASD, kecemasan, Tourette Syndrome, dan
ketergantungan terhadap rokok. Disebutkan juga bahwa anak perempuan lebih
cenderung kepada penggunaan alkohol dan remaja perempuan lebih cenderung
untuk terkena depresi.
Menurut WHO (2002), Meskipun tidak tampak perbedaan jenis kelamin
dalam keseluruhan prevalensi dari gangguan mental dan perilaku, terdapat
perbedaan yang signifikan dalam pola dan gejala gangguan-gangguan tersebut.
Perbedaan tersebut juga bervariasi antar kelompok umur. Pada masa kanak-kanak,
kebanyakan studi melaporkan prevalensi gangguan perilaku yang lebih tinggi
pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Pada masa remaja, terdapat
prevalensi depresi dan gangguan makan yang lebih tinggi pada anak perempuan
dibanding anak laki-laki. Pada orang dewasa, prevalensi depresi dan ansietas lebih
tinggi pada wanita, sementara penyalahgunaan zat dan perilaku antisosial lebih
tinggi pada pria. Sedangkan pada lansia, walaupun insidensi penyakit Alzheimer
adalah sama pada wanita dan pria, harapan hidup wanita yang lebih panjang
menunjukkan bahwa lebih banyak wanita yang hidup dalam kondisi seperti itu
dibandingkan pria.
Pada Tabel 5.1 didapatkan kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh
umur terhadap status mental emosional dengan nilai p= 0,808 (p>0,05). Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian Isfandari dan Suhardi (1997) dimana pada hasil
tersebut dikemukakan bahwa berdasarkan faktor-faktor demografi yang diteliti,
tidak dijumpai adanya perbedaan yang signifikan pada angka gejala gangguan
xxxiii
21
mental emosional anak, termasuk faktor usia. Akan tetapi, hasil ini tidak sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Merikangas et al (2010) dimana tampak
ada dominansi kelompok umur menurut gangguannya. Angka gangguan perilaku,
gangguan mood dan Major Depressive Disorder (MDD) tampak lebih tinggi
pada anak yang lebih tua (12-15 tahun) dibandingkan anak yang berusia lebih
muda. Sebaliknya, ADHD secara signifikan sedikit lebih banyak pada anak yang
lebih muda
Berdasarkan Tabel 5.2, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
antara gangguan tidur dengan status mental emosional dengan nilai p= 0,003
(p0,05). Tidak terdapat hubungan umur
dengan status mental emosional anak dengan nilai p= 0,808 (p>0,05). Terdapat
hubungan gangguan tidur terhadap status mental emosional anak dengan nilai p=
0,016 (p
LAMPIRAN
1. Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Amelia Ervina
Tempat/ Tanggal Lahir : Medan / 10 November 1994
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Sumarsono No.9, Komplek USU, Padang Bulan,
Medan
Riwayat Pendidikan
: 1. MI Pembangunan UIN Jakarta (2000 – 2006)
2. MTs Pembangunan UIN Jakarta (2006 – 2009)
3. SMA Negeri 34 Jakarta (2009 – 2012)
4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
(2012 –sekarang)
Riwayat Pelatihan
: 1. Seminar dan Workshop Hewan Coba Pekan Ilmiah
Mahasiswa Sumatera Utara 2012
2. Seminar dan Workshop Basic Life Support and
Traumatology Tim Bantuan Medis PEMA FK USU
2014
Riwayat Organisasi
: 1. Manager Divisi Hublu IT SCORE PEMA FK USU
2014-2015
xliii
2. Anggota Divisi Hublu IT SCORE PEMA FK USU
2013- 2014
3. Pengurus HMI Koms. FK USU 2014-2015]
xliv
2.1. Kuesioner Skala Gangguan Tidur pada Anak (Sleeping Disturbance Scale for
Children)
Kuesioner Penelitian
Skala Gangguan Tidur pada Anak
(Sleeping Disturbance Scale for Children)
From: http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/12-6-1.pdf
Petunjuk:
Kuesioner ini dapat membantu mengetahui pola tidur anak Bapak/Ibu dengan
lebih baik. Selain itu, juga dapat mengetahui adanya gangguan tidur pada anak
Bapak/Ibu.
Jawablah
semua
pertanyaan
yang
diajukan
dengan
mempertimbangkan kebiasaan tidur anak Bapak/Ibu dalam 6 bulan terakhir, saat
anak Bapak/Ibu dalam keadaan sehat. Perubahan kebiasaan tidur karena anak sakit
tidak termasuk. Jawablah dengan melingkari atau memberi tanda silang pada salah
satu dari nomor 1 – 5 yang dianggap mewakili kebiasaan tidur anak Bapak/Ibu.
Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu.
1. Berapa lama
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
anak Bapak/Ibu
9-11 jam
8-9 jam
7-8 jam
5-7 jam
Kurang
tidur pada malam
dari 5
hari?
2.Berapa lama
jam
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Kurang
15-30
30-45
45-60
Lebih dari
dibutuhkan anak
dari
menit
menit
menit
60
Bapak/Ibu untuk
15 menit
waktu yang
jatuh tidur sejak ia
pergi ke tempat
tidur?
menit
xlv
Pilihlah pernyataan berikut yang paling sesuai dengan kebiasaan tidur anak
anda pada jam/waktu tidurnya.
Petunjuk pengisian kuesioner no. 3-26 :
Berikan poin 5 untuk Selalu (tiap hari)
poin 4 untuk Sering (3-5 kali per minggu)
poin 3 untuk Kadang-kadang (1-2 kali per minggu)
poin 2 untuk Jarang (1-2 kali per bulan atau kurang)
poin 1 untuk Tidak pernah
3.Anak Bapak/Ibu enggan atau menolak untuk tidur
1
2
3
4
5
4.Anak Bapak/Ibu sulit untuk tidur pada malam hari
1
2
3
4
5
5.Ada rasa takut pada anak anda ketika mau tertidur
1
2
3
4
5
6. Bagian tubuh anak tampak tersentak ketika jatuh
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
8. Anak merasa mimpi seperti nyata ketika jatuh tertidur
1
2
3
4
5
9.Anak banyak berkeringat ketika jatuh tertidur
1
2
3
4
5
10. Anak terbangun dari tidur lebih dari 2 kali tiap malam
1
2
3
4
5
11. Setelah terbangun pada malam hari, anak susah untuk
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
15. Anak mendengkur/mengorok ketika tidur
1
2
3
4
5
16. Anak berkeringat banyak pada malam hari
1
2
3
4
5
tertidur
7. Anak melakukan gerakan berulang-ulang ketika jatuh
tertidur (seperti menggerakkan atau menggelengkan
kepala)
tidur kembali
12. Kaki anak sering tersentak ketika tertidur atau sering
berubah posisi ketika malam atau sering menendang
seprei tempat tidur
13. Anak mengalami kesulitan bernapas pada malam
hari
14. Anak sering terengah-engah saat bernapas atau tidak
mampu untuk bernapas ketika tidur
xlvi
17. Bapak/Ibu pernah menyaksikan anak berjalan dalam
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
22. Anak sangat sulit untuk bangun tidur
1
2
3
4
5
23. Anak bangun pada pagi hari dan merasa lelah
1
2
3
4
5
24. Anak merasa tidak bisa untuk bergerak ketika bangun
1
2
3
4
5
25. Anak merasa mengantuk pada siang hari
1
2
3
4
5
26. Anak tiba-tiba jatuh tertidur pada situasi yang tidak
1
2
3
4
5
tidur
18. Bapak/Ibu pernah menyaksikan anak mengigau ketika
sedang tidur
19. Bapak/Ibu pernah mendengar gigi anak
gemeretak/berbunyi ketika tidur
20. Anak terbangun dari tidur dengan berteriak-teriak atau
bingung, dan susah untuk disadarkan, akan tetapi tidak
bisa ingat ketika pagi harinya
21.Anak mengalami mimpi buruk dan tidak bisa ingat
kembali keesokan harinya
tidur pada pagi hari (ketindihan)
seharusnya (misalnya: ketika makan, berada dalam toilet,
dll)
Gangguan memulai dan mempertahankan tidur
(jumlah 1,2,3,4,5,10,11)
Gangguan pernapasan saat tidur (jumlah 13,14,15)
Gangguan kesadaran (jumlah 17,20,21)
Gangguan transisi tidur-bangun
(jumlah 6,7,8,12,18,19)
Gangguan somnolen berlebihan
(jumlah 22,23,24,25,26)
Hiperhidrosis saat tidur (jumlah 9,16)
SKOR TOTAL
(jumlah 6 skor tiap faktor)
xlvii
2.2. Kuesioner Kekuatan dan Kesulitan Pada Anak
From: sdqinfo.com
xlviii
3. Lembar Penjelasan
LEMBAR PENJELASAN
Dengan hormat,
Saya, Amelia Ervina, adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara Angkatan 2012. Saat ini saya sedang mengadakan penelitian
dengan judul “Hubungan Gangguan Tidur dengan Status Mental Emosional pada
Anak Berumur 15-17 Tahun di Sekolah Menengah Atas Negeri 34 Jakarta”.
Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan
pendidikan dokter.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
gangguan tidur dengan status mental emosional pada anak berumur 15-17 tahun di
Sekolah Menengah Atas Negeri 34 Jakarta. Untuk keperluan tersebut, saya
memohon kesediaan anda untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini.
Selanjutnya saya memohon kesediaan anda untuk mengisi kuesioner dengan jujur
dan apa adanya. Jika anda bersedia, silakan menandatangani lembar persetujuan
sebagai bukti kesukarelawan anda.
Identitas peribadi anda sebagai partisipan akan dirahasiakan dengan semua
informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini dan anda
dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu. Bila terdapat hal yang kurang
dimengerti, anda dapat bertanya langsung kepada peneliti atau menghubungi
085277207351 (Amelia Ervina). Atas perhatian dan kesediaan anda menjadi
partisipan dalam penelitian ini, saya mengucapkan terima kasih.
Medan,
2015
Peneliti,
(Amelia Ervina)
xlix
4. Informed Consent
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
“Informed Consent”
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
:
Umur
:
Pekerjaan
:
Alamat
:
Setelah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap, serta memahaminya,
maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan saya menyatakan bersedia
berpartisipasi pada penelitian ini. Demikianlah surat perjanjian ini saya perbuat
tanpa paksaan dan apabila di kemudian hari saya mengundurkan diri, kepada saya
tidak dituntut apapun.
Jakarta,
2015
Yang membuat pernyataan,
(
)
l
5. Surat Izin Penelitian
li
lii
6. Data Induk
Nomor
Usia
Jenis
Kelamin
SkorGT
SkorGM
16
Laki-laki
61
22
16
Perempuan
35
14
17
Perempuan
39
21
16
Perempuan
37
10
17
Perempuan
57
14
16
Perempuan
48
24
16
Laki-laki
35
25
17
Perempuan
43
24
17
Perempuan
51
21
17
Perempuan
44
23
16
Perempuan
33
12
16
Perempuan
43
23
17
Laki-laki
45
20
16
Perempuan
41
25
17
Laki-laki
46
13
16
Perempuan
58
28
17
Perempuan
42
22
16
Laki-laki
33
22
17
Perempuan
34
15
20
15
Perempuan
52
27
21
17
Perempuan
66
30
1
2
3
4
Status
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
15
16
17
18
19
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Status
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
liii
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
22
17
Perempuan
48
24
23
17
Perempuan
49
22
24
17
Perempuan
48
27
25
16
Laki-laki
52
25
26
17
Perempuan
58
24
27
17
Laki-laki
51
21
28
16
Perempuan
57
21
29
16
Perempuan
43
20
30
16
Perempuan
40
10
31
15
Laki-laki
55
21
32
16
Laki-laki
39
15
33
16
Perempuan
43
15
34
16
Perempuan
48
24
35
16
Perempuan
37
20
36
15
Perempuan
111
20
37
16
Perempuan
60
31
38
15
Laki-laki
35
25
39
16
Perempuan
45
21
40
15
Laki-laki
45
25
41
16
Perempuan
59
20
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
42
15
Laki-laki
45
15
Gangguan
Tidur
43
17
Laki-laki
47
15
44
16
Perempuan
33
21
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
liv
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
45
15
Perempuan
49
22
46
16
Perempuan
53
23
47
16
Laki-laki
42
23
48
15
Perempuan
62
37
49
16
Perempuan
115
22
50
16
Laki-laki
44
15
51
15
Perempuan
44
28
52
16
Laki-laki
52
25
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
53
16
Laki-laki
45
15
Gangguan
Tidur
54
15
Perempuan
42
15
55
16
Laki-laki
42
22
56
16
Perempuan
86
30
57
15
Perempuan
50
28
58
16
Perempuan
36
25
59
15
Perempuan
36
20
60
15
Laki-laki
43
28
61
15
Perempuan
41
25
62
15
Perempuan
58
20
63
15
Laki-laki
65
28
64
15
Perempuan
53
14
65
15
Perempuan
54
23
66
15
Perempuan
43
25
67
15
Perempuan
46
23
68
15
Perempuan
52
27
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
lv
69
15
Perempuan
44
21
70
15
Perempuan
43
13
71
15
Perempuan
31
14
72
15
Perempuan
45
22
73
15
Perempuan
32
15
74
15
Perempuan
32
20
75
15
Perempuan
31
13
76
15
Laki-laki
36
15
77
15
Perempuan
57
24
78
15
Perempuan
50
29
79
15
Laki-laki
37
24
80
15
Perempuan
44
22
81
15
Perempuan
71
20
82
15
Perempuan
45
26
83
15
Perempuan
40
30
84
15
Perempuan
34
15
85
15
Perempuan
28
21
86
17
Perempuan
33
20
87
17
Perempuan
34
18
88
17
Perempuan
35
26
89
17
Perempuan
38
22
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
lvi
90
15
Perempuan
38
25
91
15
Perempuan
34
26
92
15
Perempuan
38
14
93
15
Perempuan
39
20
94
16
Laki-laki
36
12
95
16
Perempuan
31
24
96
14
Perempuan
38
20
97
14
Perempuan
35
14
98
14
Laki-laki
33
17
99
14
Laki-laki
36
16
100
14
Perempuan
35
24
101
14
Laki-laki
28
13
102
15
Perempuan
39
16
103
15
Perempuan
36
18
104
15
Perempuan
30
17
105
16
Perempuan
37
17
106
15
Perempuan
39
16
107
16
Laki-laki
34
19
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
lvii
108
16
Perempuan
35
16
109
17
Perempuan
36
17
110
17
Perempuan
32
17
111
17
Perempuan
39
18
112
15
Perempuan
38
17
113
16
Perempuan
37
13
114
16
Perempuan
32
12
115
15
Perempuan
36
20
116
15
Laki-laki
38
16
117
15
Perempuan
38
14
118
15
Perempuan
37
17
119
16
Perempuan
34
13
120
17
Perempuan
37
15
121
15
Perempuan
39
22
122
17
Laki-laki
28
12
123
17
Perempuan
32
19
124
15
Laki-laki
39
12
125
16
Perempuan
26
22
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
lviii
126
17
Perempuan
39
10
127
16
Perempuan
26
10
128
16
Perempuan
38
21
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Tidur
Tidak
Gangguan
Mental
Tidak
Gangguan
Mental
Gangguan
Mental
lix
7. Output
7.1. Jenis Kelamin dan Status Mental Emosional
lx
7.2. Usia dengan Status Mental Emosional
lxi
7.3. Gangguan Tidur dengan Status Mental Emosional
lxii
xxxvi
24
DAFTAR PUSTAKA
BPDANP KESEHATAN, 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.
Available from: www.depkes.go.id/resources/download /.../Hasil% 20
Riskesdas%202013.pdf [Accessed 2 June 2015]
Carskadon, M.A., & Dement, W.C., 2011. Chapter 2 – Normal Human Sleep :
An Overview Mary A. Carskadon. Available from:
http://apsychoserver.psych.arizona.edu/.../Carskadon%20Dement%202011
.pdf [Accessed 2 June 2015]
Carskadon, M.A., & Dement, W.C., 2005. Dalam: Colten,H.R., & Altevogt,
B.M., 2006. Sleep Disorders and Sleep Deprivation: An Unmet Public
Health Problem. Washington (DC): National Academies Press (US).
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK19960/
[Accessed 2 Juni 2015]
Cortina, M.A., Sodha, A., Fazel, M., Ramchandani, P.G., 2012. Prevalence of
Child Mental Health Problems in Sub-Saharan Africa A Systematic
Review. Available from:
http://archpedi.jamanetwork.com/article.aspx?articleid=1107721
[Accessed 17 november 2015 (20.05)]
Duckworth, K., Gruttadaro, D., & Markey, D., 2010. A Family Guide What
Families Need to Knowabout Adolescent Depression, National Alliance on
Mental Illness (NAMI). Available from:
http://www2.nami.org/Content/ContentGroups/CAAC/FamilyGuidePRIN
T.pdf [Accessed 3 June 2015]
Duckworth, K., & Freedman, J.L., 2012. Anxiety Disorders FACT SHEET,
National Alliance on Mental Illness. Available from :
http://www2.nami.org/factsheets/anxietydisorders_factsheet.pdf
[Accessed 3 June 2015]
Ginting, Pepita Nesi, 2014. Hubungan Overweight Dengan Status Mental
Emosional Anak. . Available from :
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/42494
xxxvii
25
Gregory, A.M., Rijsdijk, F.V., Dahl, R.E., McGuffin, P., and Eley, T.C., 2006.
Associations Between Sleep Problems, Anxiety, and Depression in Twins
at 8 Years of Age. Available from:
http://pediatrics.aappublications.org/content/pediatrics/118/3/1124.full.pdf
[Accessed 20 November 2015]
Haryono, Adelina, 2009. Prevalensi Gangguan Tidur pada Remaja Usia 12-15
Tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Available from:
http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/11-3-1.pdf. [Accessed 2 June 2015]
Harvard Mental Health Letter, 2009. Sleep and Mental Health. Available from:
http://www.health.harvard.edu/newsletter_article/Sleep-and-mental-health
[Accessed 4 Juni 2015]
ICSD-2 dalam Tsara, V., Amfilochiou, Papagrigorakis, M.J., Georgopoulos, D., &
Liolios, E., 2009. Definition and classification of sleep related breathing
disorders in adult. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2765300/ . [Accessed 2
Juni 2015]
Isfandari, Siti & Suhardi, 1997. Gejala Gangguan Mental Emosional pada Anak.
Pusat Penelitian Penyakit Tidak Menular, Badan Litbang Kesehatan,
Depkes RI, Jakarta. Available from:
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/BPK/article/view/301/320.
[ Accessed 17 November 2015 (17.26)]
Knopf, D., Park, M.J., & Mulye, T.P., 2008. The M ental Health of
Adolescents: A National Profile, 2008. Available from:
http://nahic.ucsf.edu/downloads/MentalHealthBrief.pdf [Accessed 3
Juni 2015]
Malhotra, S., & Kushida, C.A., 2013. Primary Hypersomnias of Central Origin.
Available from:
http://www.lsneuro.org/files/c/sleepdisorders/Primary%20Hypersomnias%
20of%20Central%20Origin.pdf [Accessed 2 June 2015]
Matwiyoff, G., Lee- Chiong, T., 2010. Parasomnias: an overview. Available
xxxviii
26
from: http://icmr.nic.in/ijmr/2010/february/0223.pdf [Accessed 2 June
2015]
Measurement Instrument Database for the Social Sciences, 2015. Sleep
Disturbance Scale for Children (SDSC) Available from:
http://www.midss.org/content/sleep-disturbance-scale-children-sdsc
[Accessed 3 Juni 2015]
Meltzer, L.J., Johnson, Courtney , Crosette, Jonathan , Ramos, Mark, &
Mindell, J.A, 2010. Prevalence of Diagnosed Sleep Disorders in Pediatric
Primary Care Practice. Available from:
http://pediatrics.aappublications.org/content/125/6/e1410.full.pdf.
[Accessed 2 June 2015]
Merikangas, K.R., He, J.P., Brody, D., Fisher, P.W., Bourdon, K., dan Koretz,
D.S., 2010. Prevalence and Treatment of Mental Disorders Among US
Children in the 2001–2004 NHANES. Available from:
http://pediatrics.aappublications.org/content/pediatrics/125/1/75.full.pdf. [
Accessed 17 November 2015 (18.09)]
MIND Organization, 2013. Sleep and Mental Health. Available from:
http://www.mind.org.uk/information-support/types-of-mental-healthproblems/sleep-problems/sleep-and-mental-health/#.VW7G4easXiV
[Accessed 3 Juni 2015]
Natalita, Christine, Sekartini, Rini, Poesponegoro, Hardiono, 2011. Skala
Gangguan Tidur untuk Anak (SDSC) sebagai Instrumen Skrining
Gangguan Tidur pada Anak Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Available
from: http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/12-6-1.pdf [Accessed 1 Juni 2015]
National Alliance of Mental Illness, 2015. Mental Health Condition. Available
from: https://www.nami.org/Learn-More/Mental-Health-Conditions.
[Accessed 2 June 2015]
National Sleep Foudation, 2006. Sleep-Wake Cycle: Its Physiology and Impact on
Health. Available from:
http://sleepfoundation.org/sites/default/files/SleepWakeCycle.pdf
[Accessed 2 June 2015]
xxxix
27
National Alliance of Mental Illness, 2015. Mental Health Condition. Available
from: https://www.nami.org/Learn-More/Mental-Health-Conditions.
[Accessed 3 June 2015]
Perou, Ruth, et al, 2013. Mental Health Surveillance Among Children — United
States, 2005–2011. Available from:
http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/su6202a1.htm [Accessed
17 november 2015 (20.23)]
Roane, B. M., & Taylor, D. J., 2008. Adolescent Insomnia as a Risk Factor for
Early Adult Depression and Substance Abuse. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2572740/ [Accessed 3 Juni
2015]
Roane, B.M., & Taylor, D.J., 2008. Adolescent Insomnia as a Risk Factor for
Early Adult Depression and Substance Abuse. Available from :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2572740/pdf/aasm.31.10.1
351.pdf [Accessed 3 Juni 2015]
SDQ INFO, 2015. Scoring the Strengths & Difficulties Questionnaire for age 417. Available from:
file:///C:/Users/toshiba/Downloads/SDQ_English(UK)_417scoring%20(3).pdf [Accessed 3 Juni 2015]
Selvi, Yavuz, Gulec,Mustafa, Agargun, M.Y., & Besiroglu, Lutfullah, 2007.
Mood changes after sleep deprivation in morningness–eveningness
chronotypes in healthy individuals. Available from:
http://onlinelibrary.wiley.com/store/10.1111/j.13652869.2007.00596.x/asset/j.13652869.2007.00596.x.pdf?v=1&t=iagknw2m&s=b49e7d5705b1fe42053a0b
8a351330372dcfac70 . [Accessed 3 Juni 2015]
Sherwood, Lauralee, 2014. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Short,M.A., Gradisar, M., Lack, L. C., & Wright, H.R., 2013. The impact of sleep
xl28
on adolescent depressed mood, alertness and academic performanc.
Available from:
http://www.researchgate.net/profile/Leon_Lack/publication/255709237_T
he_impact_of_sleep_on_adolescent_depressed_mood_alertness_and_acad
emic_performance/links/53d5bbfd0cf2a7fbb2ea5ed9.pdf [Accessed 3 Juni
2015]
Sleepio, 2012. The Great British Sleep Survey 2012. Available from:
https://www.sleepio.com/2012report/#sleepQualityByRegion [5 Desember
2015]
Tanaka, Hideki, et al, 2002. Short naps and exercise improve sleep quality and
mental health in the elderly. Available from:
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1046/j.1440-1819.2002.00995.x/epdf
[Accessed 3 Juni 2015]
The American Academy of Sleep Medicine, 2008. Insomnia. Available from:
http://www.aasmnet.org/resources/factsheets/insomnia.pdf . [Accessed 2
Juni 2015]
The American Academy of Sleep Medicine, 2008. Circadian Rhythm Sleep
Disorders. Available from:
www.aasmnet.org/resources/factsheets/crsd.pdf. [Accessed 2 June 2015]
The National Institute of Mental Health (NIMH) , 2015. Attention Deficit
Hyperactivity Disorder (ADHD). Available from:
http://www.nimh.nih.gov/health/topics/attention-deficit-hyperactivitydisorder-adhd/index.shtml [Accessed 3 June 2015]
Thorpy, M.J., 2012. Classification of Sleep Disorder. Available from:
http://www.imi.hr/~bvidacek/spavanje14/Thorpy_2012.pdf . [Accessed 2
Juni 2015]
Widodo, D.P., & Soetomenggolo, T.S., 2000. Perkembangan Normal Tidur pada
Anak dan Kelainannya. Available from:
http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/2-3-3.pdf . [Accessed 2 June 2015]
World Health Organization, 2015. Child and adolescent mental health.
xli29
Available from: http://www.who.int/mental_health/maternalchild/child_adolescent/en/ . [Accessed 2 June 2015]
World Health Organization, 2015. Substance abuse. Available from:
http://www.who.int/topics/substance_abuse/en/ [Accessed 3 June 2015]
World Heart Organization, 2001. The World Health Report 2001: Mental Health:
New Understanding, New Hope. Available from:
http://www.who.int/whr/2001/en/whr01_en.pdf [Accessed 3 Juni 2015]
World Health Organization, 2014. Mental health: a state of well-being. Available
from: http://www.who.int/features/factfiles/mental_health/en/ . [Accessed
3 June 2015]
Zieve, David, Black, Bethanne, & A.D.A.M Editorial team, 2014. Sleep
Disorder-Overview, University of Maryland Medical Center. Available
from: http://umm.edu/health/medical/ency/articles/sleep-disordersoverview. [Accessed 2 June 2015]
xxiii
11
BAB 3
KERANGKA KONSEP
3.1. Kerangka Konsep
Variabel Independen
Gangguan Tidur
Variabel Dependen
Status Mental
Emosional Anak
Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian
3.2. Identifikasi Variabel
3.2.1. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah gangguan tidur pada
anak.
3.2.2. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah status mental emosional
anak.
3.3. Definisi Operasional
3.3.1. Gangguan Tidur
Gangguan tidur pada anak dapat dinilai dengan Skala Gangguan Tidur
untuk Anak atau Sleep Disturbance Scale for Children (SDSC) yang telah
diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia dan telah diuji sensitivitas dan
spesifisitasnya. Subjek dikatakan mengalami gangguan tidur apabila skor diatas
39. (Natalia, Sekartini dan Poesponegoro, 2011)
Kuesioner ini terdiri atas 27 pertanyaan yang diukur dengan skala Likert.
Terdapat lima subdomain dalam kuesioner ini, yaitu gangguan dalam memulai
dan mempertahankan tidur, gangguan pernafasan ketika tidur, gangguan awas,
xxiv
12
gangguan pada transisi bangun tidur, gangguan kantuk yang berlebihan, dan
hiperhidrosis ketika tidur. (MIDSS,2015)
3.3.2. Status Mental Emosional
Status mental emosional anak dapat dinilai dengan Strengths and
Difficulties Questionnaire (SDQ). Dalam website SDQ Info (2015), dikatakan
bahwa kuesioner ini memiliki 25 pertanyaan yang sebagian diantaranya bersifat
positif dan sebagian lagi bersifat negatif. Dua puluh lima pertanyaan ini terbagi
menjadi
5
skala
yaitu
gejala
emosional,
masalah
perilaku,
hiperaktivitas/ketidakpedulian, masalah dengan teman sebaya dan perilaku
prososial.
Pertanyaan dapat dijawab dengan tiga macam jawaban yaitu benar sekali,
agak benar dan tidak benar. Untuk pertanyaan bersifat positif, poin untuk jawaban
benar sekali bernilai 2, agak benar bernilai, 1 dan tidak benar bernilai 0.
Sementara pertanyaan bersifat negatif dinilai sebaliknya yaitu nilai
0 untuk
jawaban benar sekali, nilai 1 untuk agak benar, dan nilai 2 untuk benar sekali.
Pertanyaan untuk gejala emosional terdapat pada pertanyaan nomor 3, 8,
13, 16, dan 24. Kategori responden ditentukan oleh total nilai yang dimiliki: 0-5
(Normal), 6 (Borderline), dan 7-10 (Abnormal).
Pertanyaan untuk masalah perilaku terdapat pada pertanyaan nomor 5, 7,
12, 18, dan 22. Kategori responden ditentukan oleh total nilai yang dimiliki: 0-3
(Normal), 4 (Borderline), dan 5-10 (Abnormal).
Pertanyaan untuk hiperaktivitas terdapat pada pertanyaan nomor 2, 10, 15,
21 dan 25. Kategori responden ditentukan oleh total nilai yang dimiliki: 0-5
(Normal), 6 (Borderline), dan 7-10 (Abnormal).
Pertanyaan untuk masalah dengan teman sebaya terdapat pada pertanyaan
nomor 6, 11, 14, 19, dan 23. Kategori responden ditentukan oleh total nilai yang
dimiliki: 0-3 (Normal), 4-5 (Borderline), dan 6-10 (Abnormal).
Pertanyaan untuk perilaku prososial terdapat pada pertanyaan nomor 1, 4,
9, 17 dan 20. Kategori responden ditentukan oleh total nilai yang dimiliki: 6-10
(Normal), 5 (Borderline), dan 0-4 (Abnormal).
xxv
13
Status mental emosional dilihat dari total difficulty score dan pada
penelitian ini, skor tersebut diinterpretasikan menjadi kategori Tidak Mengalami
Gangguan Mental Emosional (0-15) atau
Mengalami Gangguan Mental
Emosional (16-40) (Ginting, 2014)
3.3.3. Anak Usia 14-17 Tahun
Menurut UU No. 39 tahun 1999 mengenai HAM, anak adalah manusia
yang berumur dibawah 18 tahun dan belum menikah. Anak usia 14-17 tahun
adalah anak yang berumur 14-17 tahun pada tahun 2015, yaitu pada saat
dilaksanakannya penelitian.
3.4. Hipotesis
Ada hubungan antara gangguan tidur dengan status mental emosional
anak.
xxvi
14
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan jenis studi
crossectional yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
gangguan tidur (faktor resiko) dengan status mental emosional anak (efek).
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian utama akan dilakukan pada bulan September 2015 di SMAN 34
Jakarta yang berlokasi di Pondok Labu, Jakarta Selatan. Adapun tambahan sampel
diambil dari SMA sederajat lainnya.
4.3. Populasi dan Sampel
4.3.1. Populasi
4.3.1.1. Populasi Target
Populasi target penelitian ini adalah anak-anak berusia 14-17 tahun
4.3.1.2. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau penelitian ini adalah anak usia 14-17 tahun yang
bersekolah di Sekolah Menengah Atas sederajat
4.3.2. Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan consecutive sampling
xxvii
15
4.3.2.1. Perkiraan besar sampel
Berdasarkan hasil perhitungan rumus besar sampel, maka jumlah sampel
minimal adalah sebanyak 64 orang. Dengan rumus sampel berikut:
n = Zα2PQ
d2
n = (1,96)2 x 0,211 x 0,789
(0,1)2
n = 63,95 ~ 64
Keterangan :
n : sampel minimal yang diperlukan
Zα: nilai kepercayaan 95% = 1,96
P : proporsi populasi 21,1% diperoleh berdasarkan Roane & Taylor (2006)
Q:1–P
d : tingkat akurasi (0,1)
4.4. Kriteria inklusi dan kriteria eksklusi
4.4.1. Kriteria Inklusi
1. Anak berusia 14-17 tahun ketika dilakukan pengambilan sampel.
2. Orangtua yang telah bersedia mengisi kuesioner
3. Anak yang telah bersedia mengisi kuesioner
4.4.2. Kriteria Eksklusi
1. Memiliki keterbatasan jasmani dan rohani sehingga tidak mampu
mengisi kuesioner
2. Tidak mengisi seluruh pertanyaan kuesioner
4.5.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data utama dimulai dengan melakukan sosialisasi mengenai
tujuan penelitian ini. Selanjutnya para calon responden diminta untuk mengambil
xxviii
16
informed consent dan kuesioner Skala Gangguan Tidur untuk Anak/Sleep
Disturbance Scale for Children (SDSC) untuk diserahkan kepada orangtua, diisi
oleh orangtua dan kemudian dikumpulkan kembali di sekolah pada keesokkan
harinya. Kemudian total nilai dihitung dan diinterpretasikan apakah responden
mengalami gangguan tidur atau tidak mengalami gangguan tidur. Penilaian status
mental menggunakan kuesioner Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ)
diisi secara mandiri kemudian total nilai yang didapat akan dihitung dan
diinterpretasikan apakah responden memiliki masalah mental emosional atau tidak
memiliki masalah mental emosional. Sementara teknik pengambilan data
tambahan disesuaikan.
4.6.
Pengolahan dan Metode Analisis Data
Hasil kuesioner gangguan tidur dibagi menjadi dua kategori yaitu
memiliki gangguan tidur dan tidak memiliki gangguan tidur. Sementara hasil
kuesioner mengenai gangguan mental emosional dibagi menjadi dua kategori
yaitu memiliki masalah mental emosional dan tidak memiliki masalah mental
emosional. Selanjutnya data diolah dengan software statistik komputer dan diuji
dengan Chi Square untuk mengetahui apakah terdapat hubungan gangguan tidur
dengan status mental emosional anak.
xxix
17
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1.
Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Pengambilan data utama dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 34
Jakarta yang merupakan SMA Berwawasan Lingkungan. Sekolah yang memiliki
akreditasi sangat baik ini terletak di Jl. Margasatwa Raya No. 1 Pondok Labu,
Cilandak, Jakarta Selatan.
Bangunan sekolah yang terdiri dari tiga lantai ini dilengkapi dengan
sarana-sarana seperti Ruang Belajar, Ruang Guru, Ruang TU, Ruang Kepala
Sekolah, Lab. Bahasa, Lab. Komputer, Kantin, Perpustakaan, Lab. IPA, Ruang
BK, Ruang OSIS, Ruang UKS, dan lain-lain. Sementara pengambilan data
tambahan diambil dari berbagai SMA sederajat.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Individu
Berikut adalah deskripsi mengenai karakterisitik dari responden:
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Gangguan Mental
p-Value
Tidak Gangguan Mental
Gangguan Mental
n (%)
n (%)
Jenis Kelamin
p= 0,152
Laki-laki
11 (32,4)
19 (20,2)
Perempuan
23 (67,6)
75 (79,8)
Usia
p= 0,808
14
2 (5,9)
4 (4,3)
15
12 (35,3)
41 (43,6)
16
13 (38,2)
29 (30,9)
17
7 (20,6)
20 (21,3)
xxx
18
Pada Tabel 5.1 dapat diinterpretasikan bahwa berdasarkan status mental
emosionalnya, didapatkan 11 orang responden laki-laki tidak mengalami masalah
mental emosional (32,4%) dan 23 responden perempuan tidak mengalami masalah
mental emosional (67,6%). Sementara itu, didapatkan 19 responden laki-laki
mengalami masalah mental emosional (20,2%) dan 75 responden perempuan
mengalami masalah mental emosional (79,8%). Dengan analisa Chi-Square
didapatkan nilai p= 0,152 (p>0,05) sehingga dapat diinterpretasikan bahwa tidak
ada hubungan antara jenis kelamin dengan status mental emosional.
Dalam tabel yang sama, dapat dilihat angka kejadian gangguan mental
emosional berdasarkan usianya. Pada anak berusia 14 tahun, didapatkan 2 orang
tidak mengalami masalah mental emosional (5,9%) dan 4 orang mengalami
masalah mental emosional (4,3%). Pada anak berusia 15 tahun, didapatkan 12
orang tidak mengalami masalah mental emosional (35,3%) dan 41 orang
mengalami masalah mental emosional (43,6%). Pada anak berusia 16 tahun,
didapatkan 13 orang tidak mengalami masalah mental emosional (38,2%) dan 29
orang mengalami masalah mental emosional (30,9%). Sementara itu, pada anak
berusia 17 tahun, didapatkan 7 orang tidak mengalami masalah mental emosional
(20,6%) dan 20 orang mengalami masalah mental emosional (21,3%). Dengan
Kruskal Wallis Test didapatkan peringkat rata-rata setiap usia adalah hampir sama
dimana peringkat rata-rata usia 14 tahun adalah sebesar 60,17; peringkat rata-rata
usia 15 tahun adalah sebesar 67,01; peringkat rata-rata usia 16 tahun sebesar
61,69; dan peringkat rata-rata usia 17 tahun sebesar 64,91 dengan nilai p= 0,808
(p>0,05) sehingga dapat diinterpretasikan bahwa tidak terdapat pengaruh umur
terhadap status mental emosional.
5.1.3. Analisa Hubungan Gangguan Tidur dengan Status Mental Emosional
Berikut adalah hasil analisa dari hubungan gangguan tidur dengan status
mental emosional.
xxxi
19
Tabel 5.2. Hubungan Gangguan Tidur dengan Status Mental Emosional
Status Mental Emosional
Gangguan
Tidak Gangguan Mental
Gangguan Mental
Tidur
n (%)
n (%)
Tidak
23 (67,6)
41 (43,6)
Ya
11 (32,4)
53 (56,4)
p-Value
p= 0,016
Pada Tabel 5.2, dijumpai jumlah responden yang tidak mengalami
gangguan tidur dan tidak mengalami masalah mental emosional adalah 23
responden (67,6%), jumlah responden yang tidak mengalami gangguan tidur akan
tetapi mengalami masalah mental emosional adalah 41 responden (43,6%),
jumlah responden yang mengalami gangguan tidur akan tetapi tidak mengalami
masalah mental emosional adalah 11 responden (32,4%), dan jumlah responden
yang mengalami gangguan tidur dan mengalami masalah mental emosional adalah
sebanyak 53 responden (56,4%). Dengan uji Chi-Square didapatkan nilai p= 0,016
(p0,05).
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Isfandari dan Suhardi (1997)
yang meneliti 2396 anak berusia 5-14 tahun. Hasil penelitian mereka
menunjukkan bahwa angka kejadian gangguan mental pada anak laki-laki maupun
anak perempuan tidak memiliki perbedaan. Sebuah penelitian systematic review
oleh Cortina et al (2012) juga menunjukkan hasil yang sejalan. Mereka
menemukan bahwa tidak ada bukti adanya perbedaan angka prevalensi gangguan
mental pada anak laki-laki dan anak perempuan. Terjadinya hal ini diperkirakan
dikarenakan oleh besarnya rentang umur dan kesulitan kesehatan mental yang
ditinjau pada review tersebut. Akan tetapi, hasil ini tidak sejalan dengan penelitian
Merikangas et al (2010) dan Perou et al (2013).
xxxii
20
Merikangas et al (2010) melakukan penelitian terhadap 3042 anak yang
berumur 8 hingga 15 tahun. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa anak
laki-laki memiliki angka kejadian gangguan mental yang lebih tinggi
dibandingkan anak perempuan yang disebabkan oleh tingginya angka ADHD
pada anak laki-laki. Dalam penelitian mereka disebutkan juga bahwa anak
perempuan memiliki angka kejadian gangguan mood yang lebih tinggi
dibandingkan anak laki-laki. Kemudian dalam penelitian Perou et al (2013),
dijumpai bahwa dibandingkan dengan anak perempuan, anak laki-laki lebih
cenderung menderita sebagian besar dari gangguan-gangguan mental, termasuk
ADHD, gangguan perilaku, ASD, kecemasan, Tourette Syndrome, dan
ketergantungan terhadap rokok. Disebutkan juga bahwa anak perempuan lebih
cenderung kepada penggunaan alkohol dan remaja perempuan lebih cenderung
untuk terkena depresi.
Menurut WHO (2002), Meskipun tidak tampak perbedaan jenis kelamin
dalam keseluruhan prevalensi dari gangguan mental dan perilaku, terdapat
perbedaan yang signifikan dalam pola dan gejala gangguan-gangguan tersebut.
Perbedaan tersebut juga bervariasi antar kelompok umur. Pada masa kanak-kanak,
kebanyakan studi melaporkan prevalensi gangguan perilaku yang lebih tinggi
pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Pada masa remaja, terdapat
prevalensi depresi dan gangguan makan yang lebih tinggi pada anak perempuan
dibanding anak laki-laki. Pada orang dewasa, prevalensi depresi dan ansietas lebih
tinggi pada wanita, sementara penyalahgunaan zat dan perilaku antisosial lebih
tinggi pada pria. Sedangkan pada lansia, walaupun insidensi penyakit Alzheimer
adalah sama pada wanita dan pria, harapan hidup wanita yang lebih panjang
menunjukkan bahwa lebih banyak wanita yang hidup dalam kondisi seperti itu
dibandingkan pria.
Pada Tabel 5.1 didapatkan kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh
umur terhadap status mental emosional dengan nilai p= 0,808 (p>0,05). Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian Isfandari dan Suhardi (1997) dimana pada hasil
tersebut dikemukakan bahwa berdasarkan faktor-faktor demografi yang diteliti,
tidak dijumpai adanya perbedaan yang signifikan pada angka gejala gangguan
xxxiii
21
mental emosional anak, termasuk faktor usia. Akan tetapi, hasil ini tidak sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Merikangas et al (2010) dimana tampak
ada dominansi kelompok umur menurut gangguannya. Angka gangguan perilaku,
gangguan mood dan Major Depressive Disorder (MDD) tampak lebih tinggi
pada anak yang lebih tua (12-15 tahun) dibandingkan anak yang berusia lebih
muda. Sebaliknya, ADHD secara signifikan sedikit lebih banyak pada anak yang
lebih muda
Berdasarkan Tabel 5.2, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
antara gangguan tidur dengan status mental emosional dengan nilai p= 0,003
(p0,05). Tidak terdapat hubungan umur
dengan status mental emosional anak dengan nilai p= 0,808 (p>0,05). Terdapat
hubungan gangguan tidur terhadap status mental emosional anak dengan nilai p=
0,016 (p