Pengaruh Pupuk N Dan Zn Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kedelai Pada Budidaya Jenuh Air

PENGARUH PUPUK N DAN ZII
TERHADAP PERTIJMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI
PADA BUDIDAYA JENUH AIR

The Effect of N and Zn Fertilization
on The Growth and Production of Soybean
Under Saturated Soil Culture
Oleh:
Munif Ghulamahdi dan Sandra Arifin Aziz

1)

ABSTRACT
The experiment was conducted at Cikarawang Experimental Station, IPB, on a Latosol,
from November 1991 until February 1992.

Split plot design was used in this experiment, withferti- liler a.f mainpl(}t, and Zn
fertilizer as subplot. Nitrogenferti- lizer level were: 0, 100, 200, 300, and 400 Kg N/ha.
and Zn ferilizer level were: 0, 10, 20, 3D, Kg Zn SO/ha.
The objective of this experiment wa.S' to look for appropriate Nand Zn fertilizer for
soybean on saturated soil culture.

The N fertilizer increased crop dry weight a 6 weeks; leaf N concentration at 3, 6 and
9 weeks; number offilled pods/ paint; 1oo-seed dry weight and seed dry weight/plot. But N
fertilizerdecrea.S'ed nodule dry weight/plant at 6 weeks, and leafZn concentration 01 3 and 6
weeks.

The Znfertilizer increased ft>af Nand Zn concentration at 3,6 and 9 weeks; seed dry
weigt/ plot; and decreased nodule dly weight 01 6 weeks.
The Nand Znfertilizeril interaction influenced ャ・Hセヲ@
N concentration at 3, 6 and 9
week:!; leaf Zn cocentralion at 3 and 6 wccks; numbcr otJil/ed pods/plum: (lnd seed dr,V
weight/pial.

I)

Kedua reneliti hekerja sehagai Staf Pengajar Jurtlsan Budidaya Pertanian, Fllkultas Pt:rtanian IPB

Bul. Agr. Vol. XXI No.1

RINGKASAN
Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikarawang, IPB dengan dengan jenis

tanah Latosol yang dimulai dari bulan Nopember 1991 sampai dengan bulan Februari 1992.
Percobaan menggunakan Rancangan Petak Terpisah dengan
pupuk N sebagai
petak utama dan pupuk Zn sebagai anak petak. Pupuk N terdiri dari : 0, 100, 200, 300, dan
400 Kg N/ha; dan pupuk Zn terdiri daTi 0, 10, 20 dan 30 Kg ZnSO/ha.
Tujuan percobaan ini adalah untuk mencari pupuk N dan Zn yang sesuai bagi tanaman
kedelai pada budidaya jenuh air.
Pupuk N meningkatkan bobot kering tanaman pada umur 6 minggu; kandungan N daun
umur 3, 6, dan 9 minggu ; jumlah polong isi tiap tanaman; bobot 100 biji dan bobot biji
kering tiap petak. Akan tetapi pupuk N menurunkan bobot kering bintil tiap tanaman umur 6
minggu; dan kandungan Zn daun umur 3 dan 6 minggu.
Pupuk Zn meningkatkan kandungan N dan Zn umur 3, 6 dan 9 minggu; bobot biji
kering/petak ; dan menurunkan bobot kering bintil umur 6 minggu .
3, 6 dan 9
. Intraksi pupuk N dan Zn mempengaruhi kandungan N daun umur
minggu; kandungan Zn datln umur 3 dan 6 minggu; jumlah polong isi tiap tanaman; dan bobot
biji kering tiap petak.
PENDAHULUAN
Peningkatan produksi kedelai nasional dapat dilakukan dengan perluasan areal penanaman dan peningkatan produksi tiap satuan luas. Oi beberapa tempat budidaya jenuh air
(sturated soil culture) dapat memperbaiki pertumbuhan dan meningkatkan produksi dibandingkan cara irigasi biasa pada beberapa varieas kedelai (Hunter et al., 1989; Nathanson et

aI. 1984; Troedson セ。ャNL@
1984; Sumarno, 1986).
Budidaya jenuh air merupakan penanaman dengan memberikan irigasi terus menerus,
dan membuat tinggi muka air tetap, sehingga lapisan dibawah perakaran jenuh air Hunter et
aL, 1980. Tinggi muka air tetap akan menghilangkan pengaruh negatif dari kelebihan air pada
pertumbuhan tanaman, karena kedelai akan beraklimatisasi dan selanjutnya tanaman akan
memperbaiki pertumbuhannya (Troedson et aI., 1983).
Penerapan budidaya jenuh air dapat dilakukan pada areal penanaman dengan irigasi
cukup baik maupun pada areal dengan drainase kurang baik. Indonesia mempunyai lebih dari
3 juta hektar lahan sawah yang sebagian dapat dimanfaatkan untuk penanaman kedelai seteJah
padi dipanen. Akan tetapi hanya 0.5 juta hektar dari lahan tersebut ditanami kedelai, karena
masalah kelebihan air (Surmarno, 1986),
Penanaman palawija pada areal dengan drainase kurang baik biasanya disarankan untuk
menggunakan sistem surjan. Sistem sllrjan memerlukan biaya yang lebih tinggi bila dibandingkan budidaya jenih air, karena bedengannya cUkup tinggi. Menurut Sudm'yono (1988) sistem
surjan yang dllaksanakan di lahan tadah hujan Kulon Progro, Yogyakarta menggullakan lebar
petak 2 - 15 m dengan ketinggian 0,4 - 1,5 m. Budidaya jenuh air telah dilaksanakan pad a
tanaman kedelai dan juga pada tanaman jagung. Oi Vietnam, penerapan budidaya jenuh air
untuk jagung pada tahun 1983 seluas 50 ha, dan meningkat menjadi 200000 ha pada tahun
1988 (Chomchalow, 1988).


38

Kandungan hara makro tanaman kedelai pada budidaya jenuh air tergolong eukup,
keeuali hara N masih dalam batas kurang meneukupi (Ghulamahdi, 1990). Troedson et a1.
(1984) menyatakan pemberian N setiap minggu dalam bentuk larutan NH 4 N03 dapat meningkatkan produksi kedelai. Oleh karen a itu akan dilakukan pereobaan pengaruh pupuk N terhadap produksi kedelai. Di samping pupuk N, pada pereobaan ini ingin diketahui juga pengaruh
pupuk mikro berupa Zn. Menurut Maya Melati (1990) kandungan Zn pada tanaman kedelai di
tanah latosol masih dalam batas kurang meneukupi.

BAHAN DAN METODE
Pereobaan dilakukan di Kebun Percobaan Cikarawang IPB dengan jenis tanah Latosoi,
dimulai dari bulan Nopember 1991 sampai dengan Februari 1992.
Raneangan yang dipergunakan adalah Raneangan Petak Terpisah dengan uJangan
sebanyak tiga kali. Pupuk nitrogen sebagai petak utama terdiri dari : 0, 100, 200, 300 dan 400
kg N/ha; dan pupuk Zn sebagai anak petak terdiri dari : 0, 10, 20 dan 30 kg ZnS04/ha. Anak
petak berukuran 2 m x 4 m yang dikelilingi saluran air dengan kedalaman 20 em dan lebar 30
cm.
Fosfor dan kalium sebagai pupuk dasar diberikan sebanyak 200 kg TSP/ha dan 100 kg
KClIha dan dicampur dengan pupuk Zn sesuai dengan perJakllan yang diberikan pada saat
tanam. Pupllk Urea diberikan empat kali masing-masing seperempat bagian pada umur 14, 28,
42 dan 56 HST dengan dosis sesuai perlakllan. Plipuk diberikan + 7.S em seeara allir di

samping baris tanaman.
Benih kedelai berasal dari varietas Wilis yang ditanam dengan jarak tanam SO x 5 em
sebanyak satu biji setiap titik. Benih kedeJai sebelum ditanam diberi Marshall dan dieampur
dengan Rhizobin sebanyak 5 g/kg benih.
Pengairan yang terus menerus dilakukan sejak tanaman berumur dua minggu sampai
polong meneapai masak fisiologis. Tinggi air di saluran dipertahankan ± 5 cm di bawah
permukaan tanah untuk membuat petak penanaman jenl1h air.
Pengendalian gulma dilakukan dengan penyiangan sesuai kebutuhan. Sedangkan
pengendalian terhadap hama dan penyakit dimlliai sejak tanaman berumur dua minggu dengan
interval dua minggu sekali sampai menjelang panen.
Pengamatan pertumbuhan ュセャゥーオエ@
I.
2.
3.
4.

:

Tinggi tanaman pada lImllf 3, 6 dan 9
Bobot kcring tanaman pada umur 3, 6

Bobot kering bintil akar pada umur 3,
Analisis N dan Zn daun pada lImur 3,

minggu setelah tanam
dan 9 minggu setelah tanam
6 dan 9 minggu setelah tanam
6 dan 9 millggll selclah tal1al11.

Pengamatan saat panen meliputi : Jumiah polong isi tiap tanaman, jumlah polong
hampa tiap tanaman, bobot 100 biji, dan bobot biji kering tiap petak.
Scbagai pembanding pada pereobaan ini juga dilakukall di lahan kering dengan perlakuan yang sama sebanyak satu ulangan.

39

....

......

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemupukan N nyata meningkatkan bobot kering tallalllan pada Ulllllr 6 Illinggll; kandungan N daun umur 3, 6 dan 9 minggu; jumlah polong isi tiap tallaman; bobot 100 biji dan

bobot biji kering tiap petak. Akan tetapi pemuPllkan N menllrunkan bobot kering bintil tiap
tanaman umur 6 minggu; dan kandungan Zn daun lImur 3 dan 6 minggu (Thbel I).
Terhadap pengamatan tinggi tanaman, pemupukan N cenderung meningkatkan tinggi
tanaman. Semakin tinggi pemupukan N, tanaman cenderung semakin tinggi.
Pada umur sekitar 6 minggu tanaman mengalami khlorotis yang menyebabkan kandungan N daun pada umur 6 minggu lebih rendah dari pada umur 3 minggu. Kandungan N
daun ini meningkat lagi setelah tanaman berumur 9 minggu. Menurut Lawn (1985) tahap
akHmatisasi tanaman kedelai terhadap keadaan jenuh air berlangsung antara 2 - 4 minggu
setelah pelaksanaan irigasi dimlliai. Pada tahap aklimatisasi kandungan N dalam daun menurun
dan tanaman menjadi khloritis (CSIRO, 1983; Troedson セ aI., 1983).
Pemupukan Zn nyata meningkatkan kandungan N dan Zn daun pada 1I1llUT 3, 6 dan 9
minggu; bobot biji kering/petak; dan menurunkan bobot kering bintil umllr 6 minggu (Thbel
2). Terhadap pengamatan tinggi tanaman, bobot kering tanaman, jumlah polong isi, dan bobot
100 biji pemupukan Zn tidak mempengaruhinya.
Interaksi pemupukan N dan Zn nyata mempengarllhi kandungan N daun
umur 3, 6 dan 9 minggu; kandungan Zn daun umlJr 3 dan 6 minggll; jumlah polollg
isi tiap tanaman; dan bobot biji kering tiap petak.
Jumlah polong isi tiap tanaman tertinggi tercapai pada kombinasi pemupukan 400 kg
N/ha dengan 20 kg Zn/ha. Demikian pula untuk bobot biji kering tiap petak tertinggi juga
tercapai pada kombinasi pemupukan tersebut. Bobot biji kering tiap petak tertinggi sebesar
528.81 g (1762.7 kg/ha) dan bobot biji kering tiap petak terendah sebesar 55.22 g (184.1

kg/ha) pada kombinasi 0 kg N/ha dan 30 kg Zn/ha (Thbel 3 dan 4).
Hubungan pemupukan N dengan faktor biji kering adalah sebagai berikut : Pada 0 kg
Zn/ha berupa garis linier dengan persamaan : YZn 0 = 308.6200 + 2.7499 X, pada 100 kg
Zn/ha berupa garis kuadratik dengan persamaan : YZn 10 = 194.1333 + 6.8880 X - 0.0133
X 2, pada 20 Kg Zn/ha berupa garis linier dengan persamaan セNコオBGッ@
=300.1780 + 3.7173 X,
dan pada 30 kg Zn/ha berupa garis linier dengan persamaan YLll 30 = 457.1980 + 1.7537
X. Dari persamaan tersebut produktivitas tanaman tertinggi pada 0 kg Zn/ha tercapai pada 400
kg N/ha sebesar 1 408.58 kg/ha, pada to kg Zn/ha tercapai pada 258.94 kg N/ha sebesar 1
085.95 kg/ha, pada 20 kg Zn/ha tercapai pada 400 kg N/ha sebesar 1 787.10 kg/ha, dan pada
30 kg Zn/ha tercapai pada 400 kg N/ha sebesar I 158.08 kg/ha.
Sebagai pembanding, dil(}kukan juga percobaan di lahan kering dengan satu
ulangan dengan produksi tertinggi tercapai pada 300 kg N/ha dan 20 kg Zn/ha sebesar 577.45
g/petak (1 923.83 kg/ha) dan terendah pada 0 kg N/ha dan 30 kg Zn/ha sebesar 258.02
kg/peak (860 kg/ha).

40

Thbel 1. Pengaruh pemupukan N terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai


Table 1. The effect of NfertilizaJion on the growth and production qf soybean)
Umurfage
(minggu/week)

Peubah
Variable

Pupuk N (Nfertilizer) (kgfha)
0

100

200

300

400

Bobot kering
tanaman

Plant dry weight (g)

6

1.05a

2.00abc

1.878 "

3. I s"e

3.33c

Bobot kering
bintil
Nodule dry weight (g)

6


0.06"

O.04a

0.03 11

0.038

0.03

3

3.048

3.49c

3.66d

3.068

3.14"

6

2.4oa

3.01"

3.03"

3.3OC

3.02"

9

3.39 B

3.448 "

3.96c

3.558 "

3.59"

3

7.77"C

1.5 lab

7.96c

1.94c

1.208

6

9.03"

S.628

9.27"

9.03"

9.33"

16.68b

14.SlIb

Kandungan N daun
Leaf N Concentration (%)

Kandungan Zn daun
LeafZn Concentration (ppm)
lumlah potong isi
Numher offilled pos

5.68

Bobot 100 biji
100 seed weight (g)

6.928

8.14 8b

Bobot biji/3 m2
Seed weight/3 m 2 (g)

58.95 a

238.13"

Keterangan : *)

Note: *)

9.58h
282.03hc

25.3"

26.8"

9.531>

9.63b

361.08c

362.87C

Angka-angka yang diikuti oleh hllruf yang sarna pada setiap baris tidak
berbeda nyata rnenurut uji BNT pada taraf 0.05

Numhers followed by the .'lame lelfers at the .'Ian1(' column art' not sign{{icantly
different at 0.05 LSD.

41

+

Thbel 2. Pengaruh pernupukan Zn terhadap perturnbuhan dan produksi kedelai.

Table 2. The effect ofZn fenilization on the growth and production ofsoybean
Peubah
Variable

Bobotkering
bintil

Urn urlage
( rninggu/week)

Pupuk N (N fertilizer) (kg/ha)

o

10

20

30

6

O.OSb

0.03 8b

O.OSb

3.208

Kandungan N daun

3

3.018

3.29b

3.48c

3.32b

Leaf N Concentration (%)

6

2.500

2.97b

3.32d

3.02

9

3.49ab

3.488

3.64 bc

3.74c

Kandungan Zn daun

3

7.328

7.64b

7.80bc

7.95

LeafZn Concentration (ppm)

,6

8.41 B
9.04B

9.31 b
1O.06b

9.42b

9

9.09b
9.78b

257.58-

229.41 a 

313.09b 

242.388 

Nodule dry weight (g)

Bobot biji/3 rn 2

Seed weightl3 m 2 (g)

C

C

9.87b

Keterangan  :  *)   Angka­angka yang diikuti o)eh huruf yang sarna pada setiap bans tidak berbeda nyata menurut uji  BNT pada taraf 0.05 

Note: *)   Numbers followed by the same letters at the same column are not significantly
different at 0.05 LSD.

Bila dibandingkan  dengan  keadaan  di  lahan  kering,  maka  produktivitas  di  lahan  jenuh 
air  lebih  rendah  daripada  lah:an  kering.  Hal  ini  disebabkan  keapaan  di  lahan  jenuh  air  kurang 
baik drainasenya,  sehingga kelarutan  Fe cukup tinggi  yang  dapat  meracuni  tanaman.  HasH 
analisa tanah  menunjukkan  kandungan  Fe di  lahan  kering  sebesar  46.62  ppm,  dan  di  lahan 
jenuh air  52,22  ppm.  Keadaan  ini  berbeda dengan  penelitian  sebelumnya pada  tempat yang 
sarna dengan  drainase yang  baik  menghasilkan  produktivitas di  lahan jenuh air  lebih  tinggi 
daripada di  lahan  kering  (Ghulamahdi,  1990). 

42 

Thbe13. Pengaruh interaksi pernupukan N dan Zn terhadap jurnlah polong isi tiap tanarnan

Table 3. The effect of Nand Znfertilizer interaction on the number offilled pods/plant
Pupuk Zn (Zn ferlilizer) (kg/ha)

Pupuk N

N fertilizer
0
.. kg/ha ..

o

5.4 8
IS.oebe
14.48b

100
200

25.4 bcd
27.6hcd

300
400

Keterangan: >It)

Note: >It)

10

20

30

Jurn]ah polong isilNumber offilled pods
6.38
4.68

6.20

I 6. 68hc
14.01lh
22.9bcd

15.98bc
14.6Rbc

lS.9l1bc
16.38bc

28.5 cd

2S.3 hcd

32.2d

24.4bcd
22.3 hcd

Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sarna tidak berbeda nyata menurut
uji BNT pada taraf 0.05.

Numbersfollowed by the same letters are not significantly dffferent at 0.05 LSD.

Thbel4. Pengaruh interaksi pernupukan N dan Zn terhadap bobot biji kering tiap petak di
lahan budidaya jenuh air

Table 4. The effect of Nand Zn fertilizer interaction on the seed dry weight/plot under saturated soil culture
Pupuk Zn (Znferlilizer) (kg/ha)

Pupuk N
N fertilizer

o

20

30

. .................................. g ................................. .

.. kg/ha ..

o

63.58 8
206.71h
270. 88hc

100

200

334.05 hc
412.53 cd

300
400

Keterangan : *)

Note: *)

10

58.41 a

269.07'''

55.228
249.77hc

297.75 hc
327.07 hc

265.59"c

293. 89 h