Pengaruh Pemberian Kompos, P, Dan K Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai Hitam Pada Budidaya Jenuh Air Di Lahan Pasang Surut

PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS, P, DAN K TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI HITAM PADA
BUDIDAYA JENUH AIR DI LAHAN PASANG SURUT

SANDY RAMDHANI
A24100025

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Pemberian
Kompos, P, dan K terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai Hitam pada
Budidaya Jenuh Air di Lahan Pasang Surut adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, April 2015
Sandy Ramdhani
NIM A24100025

ABSTRAK
SANDY RAMDHANI. Pengaruh Pemberian Kompos, P, dan K terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Kedelai Hitam pada Budidaya Jenuh Air di Lahan
Pasang Surut. Dibimbing oleh MUNIF GHULAMAHDI.
Lahan pasang surut sangat potensial untuk pengembangan kedelai. Oksidasi
pirit dihindari dengan budidaya jenuh air tetapi masih tetap membutuhkan
amelioran untuk mengatasi kekahatan hara tanah. Penelitian ini dilakukan untuk
mempelajari pengaruh aplikasi kompos, P, dan K terhadap pertumbuhan dan
produksi kedelai hitam varietas Cikuray pada budidaya jenuh air di lahan pasang
surut Banyu Urip, Kecamatan Tanjung Lago, Banyu Asin, Sumatera Selatan.
Percobaan menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak tiga faktor
pemupukan yaitu kompos (0, 1 000, 2 000, 3 000 kg ha-1), P (36, 72 kg P2O5 ha-1),
dan K (30, 60 kg K2O ha-1). Semua pemupukan dilakukan pada awal penanaman

biji kedelai dan ditambah aplikasi nitrogen melalui daun 10 g l-1 air pada umur 3–
5 minggu setelah tanam (MST). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan
kompos, P, dan K tidak berpengaruh terhadap peubah pertumbuhan (seperti tinggi
tanaman, jumlah daun, dan cabang) dan peubah produksi (seperti bobot 100 biji,
bobot kering, buku produktif, dan bobot ubinan) kedelai hitam varietas Cikuray.
Kata kunci: amelioran, kompos jerami, pupuk, pirit, varietas Cikuray

ABSTRACT
SANDY RAMDHANI. Influence Application of Compost, P, and K to the
Growth and Production Black Soybean Under-Saturated Soil Culture on Tidal
Swamps. Supervised by MUNIF GHULAMAHDI.
Tidal swamps have potentially to developing soybean plant. The presence of
pyrite oxidation can be avoided by saturated soil culture but still need ameliorant
to overcome the lack of soil nutrition. The research was aimed to study the
influence application of compost manure, P, and K to the growth and production
of black soybean Cikuray variety under saturated soil culture on tidal swamps in
Banyu Urip, Sub-district Tanjung Lago, Banyu Asin, South Sumatra. This
experiment used randomized completely block design with three factors eg.
compost (0, 1 000, 2 000, 3 000 kg ha-1), P (36, 72 kg P2O5 ha-1), and K (30, 60
kg K2O ha-1). All of fertilizer was applied in the beginning of seed planting and

enriched with nitrogen foliar spray 10 g l-1 water in 3–5 weeks after planting. The
result of this research shown that the dosage of compost, P, and K were not
influence to the growth variable (eg. plant height, leaf number, and branch) and
production variable (eg. 100 grain weight, dry biomass, productive node, and
sample plot weight) of black soybean Cikuray variety.
Keywords: ameliorant, Cikuray variety, manure, pyrites, straw compost

PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS, P, DAN K TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI HITAM PADA
BUDIDAYA JENUH AIR DI LAHAN PASANG SURUT

SANDY RAMDHANI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Kompos, P, dan K terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Kedelai Hitam pada Budidaya Jenuh Air di Lahan Pasang
Surut
Nama
: Sandy Ramdhani
NIM
: A24100025

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Munif Ghulamahdi, MS
Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito, MScAgr

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis ucapkan karena atas rahmat-Nya
yang senantiasa mengiringi proses berjalannya penelitian ini. Penulis ingin
mengetahui pengaruh pemberian kompos, P, dan K terhadap kedelai hitam pada
budidaya jenuh air di lahan pasang surut. Penelitian dilaksanakan di lahan petani
Desa Tanjung Lago, Kabupaten Banyu Asin, Sumatera Selatan. Lokasi penelitian
terletak pada lahan pasang surut tipe C. Waktu percobaan mulai dari bulan April
sampai Agustus 2014.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr Ir Munif
Ghulamahdi, MS yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan
pembuatan skripsi ini. Terima kasih penulis khusus ucapkan untuk Bapak
Darusman dan Ibu Tatik Suningsih yang selalu memberi doa dan semangat, tim
penelitian kedelai Palembang, Abdul Jabar, Sundari, Pak Suaji, Mas Yanto, Cak
Pandoyo, Rissa Rahmania, Yogo Ardi Nugroho, Budi Firman Haryono, Rony
Ramdany, Suryadiyansyah, Ivan Tanoto, panitia FBBN 2014, Bangtan 47, dan
teman-teman AGH 47 yang telah memberikan dukungan secara moril dalam

pelaksanaan penelitian ini. Semoga hasil penelitian ini dapat menjadi sumber
pengetahuan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, April 2015
Sandy Ramdhani

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

xiv

DAFTAR GAMBAR

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

xiv


PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

2

Hipotesis

2

TINJAUAN PUSTAKA

3


Kedelai Hitam

3

Syarat Tumbuh Kedelai

3

Budidaya Jenuh Air

3

Pemupukan Fosfor dan Kalium Pupuk Fosfor

5

Kompos

6


METODE PENELITIAN

6

Tempat dan Waktu Penelitian

6

Peralatan Penelitian

7

Rancangan Percobaan

7

Analisis Data

7


Pelaksanaan Penelitian

8

Pengamatan Percobaan

9

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan
SIMPULAN DAN SARAN

9
9
16
22

Simpulan


22

Saran

22

DAFTAR PUSTAKA

22

LAMPIRAN

26

RIWAYAT HIDUP

36

DAFTAR TABEL
1 Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh pupuk kompos, P, dan K
terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai hitam terhadap beberapa
peubah yang diamati
2 Pengaruh pemupukan kompos terhadap tinggi, jumlah daun, dan jumlah
cabang
3 Pengaruh pemupukan kompos terhadap bobot kering tanaman
4 Pengaruh pemupukan kompos terhadap komponen hasil tanaman
5 Pengaruh pemupukan P dan K terhadap tinggi, jumlah daun dan jumlah
cabang
6 Pengaruh pemupukan P dan K terhadap bobot kering tanaman
7 Pengaruh pemupukan P dan K terhadap komponen hasil tanaman

11
12
12
13
14
15
15

DAFTAR GAMBAR
1 Penampang saluran budidaya jenuh air
2 Kondisi tanaman
3 Grafik pemupukan kompos terhadap produktivitas kedelai hitam
varietas Cikuray

8
10
13

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Denah penelitian
Kegiatan pemanenan, keragaan kedelai, dan sistem budidaya jenuh air
Hasil analisis tanah sebelum penelitian
Hasil analisis kompos
Data curah hujan (mm per bulan) daerah penelitian
Data suhu (oC) daerah penelitian
Data kelembaban nisbi daerah penelitian
Analisis usahatani kedelai dengan metode BJA (memakai Dolomit)
Analisis usahatani kedelai dengan metode BJA memakai kompos 2 000
kg ha-1

27
28
29
30
31
32
33
34
35

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kebutuhan kedelai di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 2.6 juta ton
(Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi 2012) dan kebutuhan tahun
2013 mencapai 3.65 juta ton (BPS 2013). Jumlah tersebut akan diserap untuk
pangan atau perajin 83.7%, industri kecap, tauco, dan lainnya 14.7%, benih 1.2%,
serta untuk pakan 0.4% (Kompas 2012). Luas areal tanam kedelai 600 000 ha
hanya mampu produksi 0.78 juta ton sekali musim tanam. Defisit produksi
tersebut diatasi dengan mengadakan impor kedelai dari Amerika Serikat sebanyak
1.8 juta ton, dan Malaysia 120 074 ton, Argentina 73 037 ton, Uruguay 16 824
ton, dan Brasil 13 550 ton. Indonesia memerlukan penambahan lahan baru seluas
400 000 ha dengan produktivitas lahan rata-rata 2.5 ton per hektar untuk mencapai
swasembada kedelai (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi 2012).
Maraknya alih fungsi lahan untuk keperluan non pertanian mendesak perluasan
lahan diarahkan pada lahan marginal seperti lahan gambut dan pasang surut.
Potensi lahan rawa di Indonesia masih sangat besar dan belum
termanfaatkan sepenuhnya. Penyebaran lahan rawa sendiri berada di Sumatera
9.39 juta ha, Kalimantan 11 juta ha, Papua 10 juta ha, dan Sulawesi 1.7 juta ha
dengan total 33.4 juta ha terdiri dari rawa lebak, pasang surut, potensial, sulfat
masam potensial, sulfat masam aktual, dan salin. Luas total lahan pasang surut
diperkirakan mencapai 20.13–25.82 juta ha. Lahan pasang surut yang potensial
untuk dimanfaatkan mencapai 9.4–10.9 juta ha (Ardi et al. 2006).
Penggunaan lahan pasang surut untuk budidaya kedelai memiliki beberapa
kendala yang harus dihadapi. Pada lahan pasang surut terdapat senyawa besi
sulfida (FeS2) atau pirit yang dapat teroksidasi menjadi ion–ion sulfat (SO4), besi
bervalensi 3 (Fe–III), ion H+, dan aluminium (Al3+) ketika permukaan air tanah
menurun (Ardi et al. 2006). Tanah bereaksi masam ekstrim yang banyak
mengandung ion sulfat ini disebut tanah masam sulfat aktual dengan pH