Mempelajari Perubahan Aktivitas Antioksidan dan Lemak Selama Fermentasi Daging Biji Picung (Pangium edule Reinw.)
MEMPELAJARI PERUBANAN AKTIVITAS AWTIOKSIDAM
DAN LEMAK SELAMA FERMENTASI
DAGING BlJl PICUNG ( Pangiom edule Reinw.)
Oleh
ETI ROMLAH
F 24. 0592
1 9 9 2
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
WSTITUT
PERTANIAN BOGOR
B O G O R
Eti Romlah. F 24.0592. Mempelajari perubahan aktivitas antioksidan dan leniak
selaina fermentasi daging biji picung (Potigi~rt?~
cc[~l/e Reinw.). Di bawah
birnbingnn Dedi Fardiaz.
RINGKASAN
Antinksidan
merupakan
senyawa yang
dapat
~ n e n c e ~ a hoksidasi.
khususnya oksidasi lemak. Menurut penelitian Meiriyanto (1988) daging biji
p i c ~ ~ nsegar
g
dan yang terfer~nentasi mempunyai aktivitas antioksidan yang
berbeda,
dimana aktivitas antioksidan daging biji picung terfermentasi lebih
tinggi dibandingkan aktivitas antioksidan daging biji picung segar.
Tujuii~lpenelitian ini untuk inempelajari prrubahan aktivitas antioksiclan
d a n lelnilk selama fermentasi daging biji picung.
Fermentasi daging biji picung dilakukan dengan tahap-tahap perebusan
daging biji picung segar, penirisan, pemberian abu dapur dan fermentasi biji
picung. Lama perebusan yang dilakukan ada dua taraf yaitu perebusan selama 80
lnenit dan 40 menit. Fermentasi daging biji picung dilakukan di dapur dan di
1;lboratorium dengan Suhu perebusan 99OC. Waktu fermentasi daging hiji picutng
i
rnasing-masing 0, 7, 14, 21, 28, 35, dan 42 hari.
Warna daging biji picung hasil fermentasi b e w e r n a coklat kehitalnan.
senlakin lama fermentasi warnanya semakin gelap. Dernikian juga ekstrak
metanol yang dihasilkan beiwarna coklat kehitaman, semakin lama fel-rnentasi
wtrrnanya scmakin gelap.
Semakin lama fermenrasi kadar air daging biji pic~lng
srmaltin I-endah. Ioratorium masing-masing 1.36. 1.68. 1.84. 2.09. 1.30 1.77. 1.94
i
dan 1 . 0 1.51. 1.25. 1.63, 1.90, 3.06, 1.66. Faktor protektif dipengaruhi st-cara
nyata oleh lalnanya perebusan, tempat fermentasi dan lamanya fermentasi.
Kadar lemak daging biji picung dipengaruhi secara nyata oleh lama
perebus:ln. tempat dan lama fermentasi. Nilai kadar lemak daging biji picung
direbus selicrna SO menit difermentasi di dapur, direbus selama 80 menit
clifel-lnelitasi di lahoratoriurn. direh~lssflama 40 menit difermentilsi di d a p i ~ r .dan
clirebus s e l a ~ n a40 rnenit clifet-nlentasi di labol-atorium herticrut-turut aclalah
47.71%. 44.94C~;.-3.?.lOC,k. 53.23%. 42.00%. 38.78%. 2S.55%, d i ~ n44.66%, 40.')6%,
3
5 51.41%. 37.81%. 34.63%. 28.69% dan 44.85%: 36.75%. 44.03%, 49.65%.
41.07C;;. 25.SS5;. 47.70C;;
e
-34.795:. 42.35ct.
sertil 44.-35%. 44.84%> 35.01%. 55.56%, 27.17%:
Faktol- [,I-otektif ekstrak metitnol dagi~ighiji picung yang clifel-tiientasi cli
diipur lebili tinggi dibiinding ysng difertnent:~si cli lal~o~.;~toric~m.
~1etiiiki;tnJ
faktor l?~-otektifekstl-;ik metanol daging biji picung 1i:lsil fel-mentasi deng;in
L I ~
lii~ii;~
1xrebils;in $0 nirnit lrllili tinggi clihaliding lania pert.h~~s:rn10 ~nenit. K ~ c I ~ I leln;~lc~ 1 1 1 t l 1sciii~~ii
k
prrl;iku;ln dari
1ii11-ikc
nol si~mpaiIitiri ke 14
~iirn~:~I;i~iii
peniiri~~i;~ri.
p i ~ ~ lliiiri
i i ke 21 jumli~linyamelotijak salnpai lel,ili cli~r5 0 % . keiii~~cliiin
~ i i e ~ i ~ i Iiigi
r ~ i is;~iiip:~i
i
li:~~-ike 12.
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
MEMPELAJARI PERUBAMAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
DAN LEMAK SELAMA FERMENTASI
DAGING BIJI PICUNG (~rcl~~ilon
ed~rleReinw.)
SKRIPSI
s e b i ~ gsalah
~ i satu s p r a t unruk memperoleh gelai
SARJANA TEKNOLOGI PERTANTAN
pada Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi
Fakultzts teknologi Pertanian
Institut Pel-tanian Bogor
OIeh
ETI ROMLAH
F 24.0592
KATA PENGANTAR
Puji
Mahaesa
syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan
yang
telah
memberikan
rahmat
dan
Yang
anugerahNya
sehingga skripsi ini dapat tersusun.
Skripsi
ini disusun sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada
untuk
Jurusan
Teknologi Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.
Pada
kesempatan
ini
penulis
mengucapkan
banyak
terimakasih kepada:
1.
Bapak Dr. Ir. Dedi Fardiaz, MSc.
pembimbing
yang
telah
selaku dosen pembim-
memberikan
bimbingan
selama
penelitian sampai tersusunnya skripsi ini.
2.
Ibu Dr. Ni Luh Puspitasari, MSc.
dan Ir. Nuri Andarwu-
lan yang telah turut menguji skripsi ini.
3.
Bapak clan Mamah yang selalu berdoa untuk kemajuan putriputrinya.
4.
Ceu Enung dan Bang Cius yang telah
serta
dorongan
moril
memberikan bantuan
sehingga penulis dapat menyele-
saikan skripsi ini.
4.
Ibu Ing Mokoginta, ibu
memberikan
Effionora
bimbingan, dorongan
yang
dan
telah
banyak
bantuan
selama
penelitian ini.
5.
Bapak Hasan Basri, Syarifah dan ~ i e s t a yang telah banyak memberikan bantuan selama penelitian ini.
6.
Semua pihak yang telah banyak membantu.
penulis
menyadari bahwa tulisan ini masih jauh
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang
dari
pembaca sangat penulis harapkan
guna
dari
membangun
penyempurnaan
selanjutnya.
Akhirnya
penulis
mengharapkan
semoga
skripsi
dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Bogor, Januari 1992
Penulis
ini
DAFTAR IS1
Halaman
KATA PENGANTAR
.............................
..............................
...........................
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
..........................
I. PENDAHULUAN
.............................
I1 . TINJAUAN PUSTAKA
........................
A . BOTANI PICUNG
.......................
B . KOMPOSISI DAN DAYA GUNA PICUNG
.......
C . OKSIDASI
.............................
D . ANTIOKSIDAN
.........................
E . FERMENTASI
............................
I11 . BAHAN DAN METODE PENELITIAN
.............
A . BAHAN DAN ALAT
.......................
i
.............................
1 . Bahan
2 . Alat
..............................
B . METODE PENELITIAN
....................
1. Perlakuan Fermentasi ................
2 . Kadar Air (A.O.A.C., 1971)
.........
3 . Kadar Lemak (Fardiaz et al.. 1986)
..
4 . Pemisahan Asam Lemak Bebas
............
(Fardiaz et al.. 1986)
5 . Esterifikasi Asam Lemak Bebas
(Fardiaz et al.. 1986)
.............
6 . Analisis Asam Lemak Bebas dengan
DAFTAR IS1
Kromatografi gas (Fardiaz et al., 1986)
i
iii
v
vii
1
3
3
6
10
14
18
21
21
21
21
22
22
26
27
28
28
29
Halaman
7 . Ekstraksi Antioksidan dengan Metanol
(Hammerschmidt. 1 9 7 8 )
8
.
..............
29
Pengukuran Aktivitas ~ n t i o k s i d a n
(Taylor dan Richardson. 1 9 8 0 )
.......
30
C . MODEL RANCANGAN PERCOBAAN
..............
A . FERMENTASI DAGING BIJI PICUNG
( P a n q i u m edule Reiwn.)
32
................
36
.............................
37
C . EKSTRAKSI ANTIOKSIDAN DAN PENGAMATAN
AKTIVITASNYA
..........................
40
B . KADAR AIR
..................
SARAN
.....................
.. .......................
D . LEMAK DAN ASAM LEMAK
V . KESIMPULAN DAN
A . KESIMPULAN
B . SARAN
LAMPIRAN
.................................
......................................
i
48
55
55
56
G0
DAFTAR GAMBAR
Halaman
..........................
..........................
Gambar 1.
Daun picung
Gambar 2.
Buah picung
Gambar 3.
Struktur kimia asam hidnokarpat (A),
asam khaulmograt (B) dan asam gorlat
(C) (Hilditch dan Williams, 1964) . . . .
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
Skema
1985)
umum
oksidasi
lemak
Gambar 8.
Gambar 9.
Gambar 10.
Gambar 11.
Gambar 12.
6
9
(Nawar,
................................
12
Rumus struktur paradifenol dan ortodifen01 (Winarno et al., 1980) .........
15
~ e a k s iantioksidan dengan gugus fenol
dan amina aromatik dengan radikal peroksida (Ranney, 1979)
16
Reaksi antara
radikal
antioksidan
dengan
radikal
peroksida (Ranney,
1979) ................................
17
Reaksi ion logam yang terlibat dalam
proses oksidasi (Ranney, 1979) . . . . . . .
18
Diagram alir perlakuan fermentasi da...................
ging biji picung
23
Drum
dan gas burner zepplin
untuk
perebusan daging biji picung segar ..
24
Penirisan dan pendinginan daging biji
picung yang telah direbus ............
25
Abu dapur (A) dan biji picung siap difermentasi
25
........
26
...............
Gambar 7.
5
...........................
Gambar 13.
Fermentasi daging biji picung
Gambar 14.
Diagram alir metode ekstraksi daging
biji picung yang larut dalam metanol
(modifikasi metode Hammerschmidt, 1978)
........................
Gambar 15.
Oksigenmeter
Gambar 16.
Elektroda oksigenmeter
...............
32
34
35
Halaman
Gambar 17
Gambar 18.
Gambar 19.
Daging biji picnug hasil fermentasi 0,
14, 28 dan 4 2 hari yang telah dikering
bekukan (menurut arah jarum jam) ......
37
Grafik hubungan antara kadar air dengan
lamanya fermentasi daging biji picung
39
Pembentukan malonaldehid dari hasil oksidasi asam lemak tidak jenuh (Nawar,
1985)
...............................
43
Gambar 20.
Pengukuran faktor protektif
...........
44
Gambar 21.
Reaksi asam linoleat dengan BHT (Nawar,
1985) .................................
45
Hubungan nilai faktor protektif dengan
lamanya fermentasi ....................
47
Hubungan kadar lemak dengan lamanya
fermentasi ............................
49
Distribusi asam lemak bebas dari daging
biji picung hasil fermentasi di dapur
dan lama perebusan 80 menit ...........
53
Distribusi asam lemak bebas dari daging
biji picung hasil fermentasi di dapur
dan lama perebusan 40 menit ...........
53
Distribusi asam lemak bebas dari daging
biji picung hasil fermentasi di lab dan
lama perebusan 80 menit ...............
54
Distribusi asam lemak bebas dari daging
biji picung hasil fermentasi di lab dan
lama perebusan 40 menit ...............
54
Gambar 22.
Gambar 23.
Gambar 24.
Gambar 25.
Gambar 26.
Gambar 27
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
Lampiran 2a.
Lampiran 2 b .
Lampiran 2c.
Lampiran 2d.
Lampiran 2e.
Lampiran 3a.
Lampiran 3b.
Lampiran 3c.
Lampiran 3d.
Lampiran 3e.
Lampiran 4a.
Lampiran 4 b .
Lampiran 4 c .
Lampiran 4d.
Rekapitulasi data analisis fermentasi
daging biji picung ..................
61
Daftar sidik ragam pengukuran kadar
air .................................
62
Uji BNJ interaksi AxB pada pengukuran
kadar air ...........................
62
Uji BNJ interaksi AxC pada pengukuran
kadar air
63
Uji BNJ interaksi BxC pada pengukuran
kadar air ...........................
63
Uji BNJ interaksi AxBxC pada pengukuran kadar air
.......................
64
Daftar sidik ragam pengukuran faktor
protektif ...........................
65
Uji BNJ interaksi AxB pada pengukuran
faktor protektif ....................
65
Uji BNJ interaksi AxC pada pengukuran
faktor protektif ....................
66
Uji BNJ interaksi BxC pada pengukuran
faktor protektif
....................
66
Uji BNJ interaksi AxBxC pada pengukuran faktor protektif
................
67
Daftar sidik ragam pengukuran kadar
lemak ...............................
68
Uji BNJ interaksi AxB pada pengukuran
kadar lemak ........................
68
Uji BNJ interaksi AxC pada pengukuran
kadar lemak .........................
69
Uji BNJ interaksi BxC pada pengukuran
kadar lemak .........................
69
...........................
Lampiran 4e.
Halaman
Uji BNJ interaksi AxBxC pada penguku70
ran kadar lemak .....................
Lampiran 5.
Hasil analisis aktivitas antioksidan
dengan menggunakan alat oksigen meter
71
Distribusi
asam lemak bebas hasil
analisis dengan alat kromatografi gas
72
Lampiran 6a.
-
Lampiran Gb.
Kromatogram asam lemak standar I
-1 3
Lampiran Gc.
Kromatogram asam lemak standar
74
Lampiran Gd.
Kromatogram asam lemak standar
viii
....
I1 ...
I11 ..
75
I. PENDAHULUAN
Antioksidan merupakan
oksidasi
lemak.
digunakan
untuk
lemak,
baik
Ketaren
Antioksidan
alami
antioksidan
dapat
ini
dewasa
berbagai jenis makanan
antioksidan
(1986)
senyawa yang
untuk
telah
yang
maupun
mencegah
mengandung
buatan.
bahan
banyak
Menurut
pangan
harus
memenuhi persyaratan tertentu yaitu: (1) tidak beracun dan
tidak
efek fisiologis, (2) tidak
mempunyai
flavor
yang tidak enak, rasa dan warna pada
menimbulkan
minyak
bahan pangan, (3) larut sempurna dalam minyak atau
atau
lemak,
(4) efektif dalam jumlah yang relatif kecil (menurut
&
Food
Drug Administration dosis yang diizinkan adalah 0.01
-
0.1%), dan (5) tidak mahal serta selalu tersedia.
Antioksidan
pangan
yang
sering
dipergunakan
umumnya berasal dari alam
(natural
dalam
bahan
antioksidan),
misalnya dsam sitrat, askorbat, tartarat, dan malat
lesitin.
Perhatian
kepada
antioksidan
alami
meningkat
dikarenakan berbagai alasan, antara
serta
semakin
lain:
(1)
bahan alami diduga lebih aman daripada bahan sintetik, (2)
untuk
menghindari
keamanannya ,
mendapatkan
(3)
sifat
bahan
sintetik
untuk
menurunkan
karakteristik
yang
belum
biaya,
yang
terjamin
untuk
(4)
sesuai
dengan
keinginan (Dugan, 1980).
Banyak
berbagai
antioksidan alami yang telah
tumbuhan.
Pratt dan Miller
ditemukan
dari
(1984) melaporkan
bahwa ekstrak metanol panas dari Spanish peanut
aktivitas
antioksidan karena mengandung
(taxifolin).
dan
Rosmarinus
merupakan
babi
dihidroquersetin
Houlihan et al. (1964) berhasil
mengidentifikasi
senyawa
L.
officinalis
diterpendifenol.
mengisolasi
antioksidan
sebagai
mempunyai
dalam
daun
rosmaridifenol
yang
Pada pengujian memakai
lemak
ternyata rosmaridifenol tersebut aktivitasnya
lebih
besar daripada BHA (butylated hydroxyanisole).
kemudian
Houlihan
mengidentifikasi
et
al.
senyawa
berhasil
mengisolasi
antioksidan
L.
Satu tahun
lain
dari
Rosmarinus
officinalis
(C19H2202).
Taga et al. (1978) melaporkan bahwa
sebagai
dan
daun
rosmariquinon
ekstrak
metanol dari Chia seeds mempunyai potensi antioksidan.
Menurut
penelitian Meiriyanto (1988)
komponen
terdapat dalam biji picung (Pangium edule Reiwn.)
dan
sesudah
fermentasi
memiliki
sifat
yang
sebelum
aktivitas
I
antioksidan sehingga dapat mencegah oksidasi bahan pangan.
Panghegar
(1990) mengisolasi komponen
antioksidan
dari daging biji picung, dan Adidjaja (1991)
aktivitas
minyak
mengetahui
menganalisis
antioksidan alami dari daginq biji picung
kelapa.
Penelitian
ini
alami
dimaksudkan
perubahan antioksidan dan komponen lemak
pada
untuk
pada
fermentasi alami daging biji picung (pembuatan kluwak).
11. TINJAUAN PUSTAKA
A.
(Pangium e d u l e Reinw.)
BOTANI PICUIjG
Nama
Pangium
jelas berasal
dari
bahasa
'ielayu
Pangi; sedang edule b e r a s a l d a r i k a t a l a t i n e d e r e
berarti
cakan
dan
edule
berarti
dapat
yang
dimakan
(Sugianto, 1984).
Picung
(Panqium
edule
Reinw.)
mempunyai
d a e r a h , seperti B a t a k : P a n g i ( D a i r i ) , Hapesong
I n d o n e s i a : Kapayang, P a n g i (Melayu), Pucung
Minanqkabau:
L,avpunq:
Pakem
t
u
)
,
Pucung-Madura:
Kalowa-Bugis:
Sumbawa:
Pacuny,
(Toba)-
(Jakarta)-
Kapayang, Kapencueng, Kapecong,
Kayu t u b a h b u a h - S u n d a :
Simauny-
Picung-Java:
Pakem-Bali:
Pangi-Tanimbar:
nama
Nagafu
Pangi(Heyne,
1987).
P i c u n g (Pangium e d u l e Reiwn.) termasuk dalam j e n i s
tanaman
divisi
Dicotyledonae
Spermatophyta
(tunbuhan
(tanaman
berkeping
dengan s u b
dua)
dari
divisi
Angiospermae
ordo
Parientalis,
b e r b i j i t e r t u t u p ) dengan
f a m i l i F l a c o u r t i a c e a e , g e n u s Pangium d a n s p e c i e s P a n g i urn e d u l e R e i n w .
Menurut
(Backer dan Brink
Koorders
, 1963).
dan Valeton yang
dikutip
oleh
a
dan
Ileyne
(19;-) p o h o n p i c u n y t i n g g i n y a s a m p a i 4 0
hesar
batancjnya
( d e n ~ ~ abna n i r - b a n i r )
d i
s e l u r u h TJusantara.
di
J a w a d i bawah k e t i n g g i a n 1 0 0 0 m d i
2 . 5 0 m,
tei-sebar
Pohon i n i t e r d a p a t tumbuh
atas
liar
pernukaan
laut-cli
ditanam
Menurut
tumbuh
Jawa
B a r a t b i a s a n y a hanya
terutama
di
tumbuh
daerah-daerah
Mangontan e t a l .
bukit
(1925) tanaman
pinggiran sungai, daerah hutan j a t i ,
a i r , tanah
rendah.
picung
daerah
t a n a h yang
kering
baik
berlempung
dan
kadany-
maupun
tergenang
kaclang
pdda t a n a h yany b e r b a t u , d e n g a n 300-1000
atas
pernukaan l a u t .
dapat
di
berbagai kondisi tanah,
pada
terpencar-
Tanaman i n i d a p a t m e n j a d i
dengan d i a m e t e r batang d a p a t mencapai 2 . 5 m dan
m
di.
besar
tinggi
m e n c a p a i 40 n .
D i
cabang,
bagian
puncak pohon
picung
c a b a n g y a n g m a s i h mudah
dan
banyak
terdapat
berbulu.
Xulit
kayu berwarna c o k l a t kemerahan a t a u abu-abu k e c o k l a t a n ,
l i c i n dan kadang-kadang
m e n g e r a s (Keng, 1969)
Mangontan
et
k a s a r dengan banyak c e l a h
yang
(1985)
daun
.
al.
melaporkan
bahwa
p i c u n g t e r k u n p u l pada ujung r a n t i n g , b e r t a n g k a i p a n j a n g
pacla
pohon
nuda h e r l e k u k t i g a , pada pohon
tua
bulat
t e l u r l e h a r dengan pangkal yang t e r p a n c u n g a t a u b c r h e n tuk
jantung,
merunciny, m e n g k i l a t dan
berwarna
t u a , t u l a n g d a u n p a d a s i s i bawah m e n o n j o l .
hijau
Daun p i c u n g
d a p a t d i l i h a t p a d a Gambar 1.
Menurut
15
Burkil
(1935) pohon p i c u n g s e j a k
t a h u n b e r k x ~ a ht e r u s m e n e r u s s e p a n j a n g musim.
berumur
Buah
agak t i d a k s i v e t r i s , berhentuk b u l a t t e l u r degan kedua
ujung tumpul.
Buah p i c u n g d i p e r l i h a t k a n p a d a Gambar 2 .
Gambar 1. Daun picung
Ukuran
dan
buah picung bervariasi dengan panjang 17-30
lebar
coklat
7-10 cm atau lebih.
kemerahan
terdapat ientisel.
dengan
permukaannya
dalam
dapat
buah
berwarna
kasar
dimana
Tangkai buah berukuran panjang 8-15
cm denqan diameter 7-12 mm.
di
Kulit
cm
Sugianto (1984) mengatakan
buah picung apabila sudah
masak
mencapai 25 cm terdapat kira-kira 20
keras, tetapi banyak mengandung minyak.
panjangnya
biji
yang
. .
Gambar 2. Buah picung
B. KOMPOSISI DAN DAYA GUNA PICUNG
Picung pada umumnya dikonsumsi dalam bentuk
fermentasi, yang
disebut kluwak.
Komposisi
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi gizi Kluwak setiap loog*)
Komponen
Kalori
Protein
Lemak
Karbohidrat
Kalsium
~ o s or
f
Besi
Vit A
Vit C
Vit B1
Air
Bdd
*)
Jumlah
(xal)
(9)
273.0
10.0
24.0
13.5
40.0
100.0
(9)
(g)
(mg)
(m9)
(mg)
(SI)
(mg)
(mg)
(9)
2.0
0.0
30.0
0.15
51.0
80.0
(%)
Daftar Komposisi Bahan Makanan,
Depkes, 1979.
Dir.
Gizi
hasil
kluwak,
Menurut
Sugianto
(1984) baik daun,
biji
maupun
bagian-bagian lainnya dari tanaman picung beracun.
ini
disebabkan
oleh
senyawa glikosida
yang
ada
dalamnya, yaitu.ginokardin (C13HlgOgN). Karena
ruh enzim ginokardase, maka senyawa tersebut
hidrolisis,
dengan
berikut ini:
C H 0N
gEok&Zin
+ H20
Ginokardin
rang
membebaskan
penga-
mengalami
seperti
reaksi
+
CfHk206
g u osa
+ HCN
C6H804
keton
glukosida dan enzim ginokardase
dikenal
di
HCN,
-
masing-masing
Hal
dengan
nama
seka-
sianogenik
glukosida dan enzim glukosidase (Muchtadi, 1989).
Menurut
Hilditch dan Williams (1964)
lemak
biji
picung apabila diasamkan akan menghasilkan lemak siklik
yang tidak jenuh yaitu asam hidnokarpat (C16H2802)
asam khaulmograt (C18H3202), atau asam
1-undekanoat dan
Asam
gorlat
asam
Z-siklopentena-
2-siklopentena-1-tridekanoat.
(C18H3002) yang jumlahnya
dalam
kondisi
tertentu
menyertai kedua asam lemak lainnya.
Struktur
hidnokarpat,
di
asam
atas
sedikit
kedua
asam
lemak
lebih
daripada
kimia
asam
dan
gorlat
khaulmograt dapat dilihat pada Gambar 3.
siklik
ini mempunyai sifat anti bakteri
timewaan
mampu
mengobati lepra, kudis
penyakit sejenis.
dan
asam
Asam
lemak
dengan
keis-
dan
beberapa
Menurut
Rumphius yang dikutip oleh
Heyne
kulit kayu pohon ini yang diramas-ramas dan
(1987)
ditaburkan
di perairan akan mematikan ikan, oleh sebab itu dipakai
sebagai tuba ikan.
Demikian juga daunnya dapat dipakai
dengan
sama untuk
cara
membahayakan
dimakan.
yang
menangkap
udang
tanpa
kesehatan, kemudian udang tersebut
dapat
Jika sepotong daging yang terdapat
ulat
dalamnya itu konon dibungkus dalam daun ini maka
di
ulat-
ulat itu akan keluar dan mati.
Menurut
Vorderman yang dikutip oleh Heyne
di Banten biji picung yang dicincang halus dan
selama
(1987)
dijemur
2-3 hari dipakai untuk mengawetkan ikan.
laut yang baru ditangkap yang berukuran sedang,
Ikan
diber-
sihkan perutnya di pantai oleh para pembeli dan setelah
itu rongga badannya diisi dengan cincangan tadi.
keranjang
dasar
cincangan
ikan;
lapisan
cangan
ikan
Untuk
biji
biji
dan
angkutan
ikan
dihamp.arkan
picung dan di atasnya
diatur
ikan ini ditutupi dengan
keranjang
terisi
pengangkutan berjarak jauh maka para
kadang-kadang
menggunakan
selapis
cin-
selapis
penuh.
penjualnya
satu bagian qaram dan tiga
bagian picung, akan tetapi kadang-kadang hanya
picung saja.
selapis
selapis
picung, di atasnya dipasang lagi
seterusnya sampai
Pada
memakai
Gambar 3.
Di
Struktur kimia asam
hidnokarpat (A),
asam khaulmograt (B) dan asam gorlat
(C) (Hilditch dan Williams, 1964)
dalam buah picung terdapat banyak biji
besar,
berwarna kelabu berbentuk telur limas dan keras.
Dalam
biji terdapat daging biji yang banyak mengandung
lemak
(Mangontan et al., 1985).
Di daerah-daerah yang jarang
ada kelapa sering kali minyak biji-biji picung
sebagai pengganti minyak kelapa.
mula-mula
dipakai
Biji-biji yang
direbus dalam air selama dua atau
masak
tiga
jam
dan sesudah itu dikupas, serta dibuangi noda-noda hitam
dalam inti biji.
selama
24
sehingga
Inti biji kemudian direndam dalam air
jam, lalu dijemur di bawah
minyaknya
dikempang.
sinar
keluar jika dipijit
matahari
dan
akhirnya
Jika minyak tidak disimpan dalam botol yang
terisi penuh niscaya akan cepat menjadi tengik.
Untuk
menghindari
diisi
sebaik mungkin botol-botol
sebelum
dipanaskan
dan
selanjutnya
dijaqa
banyak
dikerinqkan
terguncang
terlebih
dahulu
agar minyaknya itu
dan
dipanaskan
serta
janqan
sampai
hari
sekali
Heyne
(1987)
dua
(Heyne, 1987).
Menurut
juqa
Vorderman yang dikutip oleh
menqemukakan
bijinya.
bermacam cara untuk
dapat
Biji tadi dengan sendirinya harus
dari sianida yanq beracun.
sebagai
memakan
dibebaskan
Cara yanq dilakukan
berikut: buahnya yang masak dan
jatuh
sendirinya disimpan selama 10-14 hari sehinqqa
menjadi
dicuci
busuk.
Kemudian
bij i-bijinya
dan direbus cukup lama.
adalah
Setelah
dengan
buahnya
dipisahkan,
dingin
biji-
biji ini diselaputi abu dan ditumpuk dalam lubang
rumah,
lubang
ditimbuni
tadi ditutupi dengan
tanah.
Biji-biji
itu
daun
luar
pisanq
dibiarkan
dan
terkubur
selama
40 hari, sesudah itu digali keluar dan
setelah
dicuci
bersih
sebaqai
kluwak.
rasanya
dibawa ke pasar
Isinya
tidak
untuk
dijual
berwarna coklat berlemak
enak,
akan tetapi
untuk
dan
licin,
pindanq
dan
samba1 sebagai lauk nasi, kluwak sangat digemari.
C. OKSIDASI
Kerusakan oksidatif pada bahan makanan yanq menqandung lemak merupakan masalah yanq pentinq karena
menurunkan
kualitas
organoleptik dan
nilai
dapat
qizinya,
bahkan
produk teroksidasi dapat beracun.
oksidasi
lemak pada batas tertentu
inginkan,
seperti
pada
kadang-kadang
keju khusus
dan
makanan yang digoreng (Nawar, 1985).
yang
oleh
proses
ketengikan.
autooksidasi
Hal
radikal asam
aroma
Kerusakan
utama adalah timbulnya bau dan rasa
disebut
Sebaliknya,
pada
lemak
tengik
ini
di-
yang
disebabkan
lemak
tidak
jenuh
Menurut Nawar (1985) mekanisme oksidasi pada
lemak
dalam lemak (Winarno, 1988).
terdiri
dari
peroksida),
terminasi
tiga tahap yaitu
propagasi
inisiasi
(pembentukan
(dekomposisi peroksida)
(penghentian reaksi).
Skema
umum
dan
oksidasi
lemak secara jelas dapat dilihat pada Gambar 4. Menurut
teori yang sampai kini masih dianut orang, sebuah
atom
hidrogen
yang
yang
letaknya
di
terikat
pada suatu
atom
sebelah atom karbon lain
yang
ikatan
rangkap dapat disingkirkan oleh
energi
sehingga
radikal
yany
ini dengan
dapat
sangat
membentuk
membentuk
tidak
O2
radikal
membentuk
mempunyai
sudtu
bebas.
kuantum
Kemudian
peroksida
hidroperoksida
stabil dan mudah pecah
karbon
yang
aktif
bersifat
menjadi
senyawa
dengan rantai karbon yang lebih pendek oleh energi yang
lebih tinggi, energi panas, katalis logam, atau
enzim.
Senyawa-senyawa dengan'rantai karbon yang lebih
pendek
ini
adalah asam-asam
lemak, aldehid-aldehid dan keton
O2
RH
dimer, polimer,
siklik peroksida,
komponen hidroperok&ida
/
I
i
s
pemecahan
1
s
i
aldehid, keton,
hidrokarbon, furan,
asam.
Komponenkomponen asiklik
dan siklik
[ROOHI
I
dimer , ROOR,
ROR
+
t-'
OH
&]
---+
komponen-komponen
keto, hidroksi
dan epoksi
I
pemecahan
I
1
4
I-----!
O2
I
J
1
radikal alkil
aldehid
kondensasi
I
11
hidrokarbon
4,
.L
hidrokarbon
alkiltrioksan
aldehid
dan dioksidan
rantai-pendek
asam
epoks i
.
semialdehid
atau
okso-eter
i2
4,
terminal ROOH
.1
hidrokarbon
aldehid
alkohol
Gambar 4. Skema umum oksidasi lemak (Nawar, 1985)
yang
bersifat folatil dan menimbulkan bau tengik
lemak
yang
(Winarno et al., 1988).
dikutip
oksidasi
oleh
yang
menyebabkan
Menurut Labuza
Ragnarsson et
terjadi
al.
(1971)
(1977) reaksi
pada lemak tidak
hilangnya asam lemak
pada
jenuh
esensial,
beberapa vitamin dan pigmen, dan dapat pula
dapat
pemecahan
menurunkan
nilai biologis protein.
Adanya
panas dapat merangsang
si akan semakin bertambah.
Sinar juga dapat
oksidasi, sinar ultra violet
mempercepat
oksidasi
(visible light)
panjang
menstimulir
Semakin tinggi suhu kecepatan oksida-
reaksi oksidasi.
pat
atau
lebih
daripada
memperce-
aktif
sinar-sinar
karena sinar ultra
dalam
tampak
violet
mempunyai
gelombang yang lebih kecil sehingga
energinya
lebih besar (Winarno et al., 1980).
Menurut Stuckey (1977) jalannya autooksidasi lemak
dan
hasil
produk akhirnya
kondisi
tingkat
yang
tergantung
sedang
pada
besarnya
berlangsung
seperti
temperatur, katalis, jenis asam lemak, distribusi
bentuk
geometri
tersedia.
patan
rangkap
dan
jumlah
oksigen
Dan Winarno et al. (1980) mengatakan
oksidasi
lemaknya,
lemak
adanya
(katalis) dan
kimia
ikatan
seperti
tergantung
antioksidan,
faktor-faktor
dari
lainnya.
ozon, peroksida,
serta
kece-
jenis
adanya
dan
asam
prooksidan
Beberapa
Zat
logam-logam
tertentu terutama tembaga, besi dan garam-garamnya juga
dapat
mempercepat
tertentu,
misalnya
oksidasi
lemak.
Beberapa
lipoksidase juga
dapat
enzim
bertindak
sebagai katalis dalam reaksi oksidasi lemak.
D. ANTIOKSIDAN
Kata
antioksidan
digunakan pada
semua
senyawa
yang dapat mencegah reaksi oksidasi tanpa memperhatikan
mekanismenya.
Lebih jauh lagi, terminologi antioksidan
pangan sering digunakan untuk menunjukkan komponen yang
dapat
mengganggu
terlibat
rantai
reaksi
radikal
dalam reaksi oksidasi lemak
bebas
yang
(Lindsay,
1985)
dalam tulisan ini yang dimaksud antioksidan adalah
yang dapat memperlambat atau mencegah reaksi
dasi
pada
antioksidan
lemak.
adalah
Winarno et
autooksi-
(1980) mengatakan
al.
senyawa yang
zat
biasanya
mengandung
orto atau para difenol, seperti terlihat pada Gambar 5.
Menurut Winarno (1988) antioksidanqdibagi menjadi
antioksidan primer dan antioksidan sekunder.
dan
primer
reaksi
adalah suatu zat yang
berantai
dapat
pembentukan radikal
Antioksi-
menghentikan
yang
melepaskan
radikal hidrogen, seperti tokoferol, lesitin,
fosfati-
da, sesamol, gosipol, asam askorbat, BHT, PG dan
NDGA.
Antioksidan sekunder adalah suatu zat yang dapat mencegah kerja prooksidan sehingga dapat digolongkan sebagai
sinergik seperti asam sitrat dan EDTA.
para difenol
orto difenol
Gambar 5. Rumus struktur paradifenol dan
ortodifenol (Winarno et al., 1980)
Adapun Ranney (1979) mengklasifikasikan antioksidan atas tiga bagian berdasarkan prinsip kerjanya dalam
mencegah
terjadinya
proses oksidasi,
pertama
adalah
antioksidan yang mempunyai gugus fen01 dan amina aromatik
sebagai contoh adalah BHT, BHA,
metilen
bisfenol
dan difenilamin, yang bekerja dengan cara
berinteraksi
dengan
sistem
radikal bebas yang terdapat dalam
yang
membentuk produk substrat non radikal dan suatu radikal
fenoksi
yang
atau fenimino melalui pemberian atom
dimiliki
antioksidan terhadap
radikal
hidrogen
substrat
seperti yang terlihat pada Gambar 6.
Jika
stabil
radikal
atau
berikutnya,
akan
berikutnya.
dengan
secara
maka
bekerja
antioksidan yang
sterik
dihasilkan
dicegah
radikal antioksidan
sebagai
suatu
dari
reaksi
tersebut
tidak
initiator
dari
Pada kenyataannya adalah mungkin
reaksi
bebas
kedua
dalam
cukup
sistem
reaksi
bereaksi
sehingga
bereaksi dengan reaksi rantai dua radikal seperti
terlihat pada Gambar 7.
yang
Gambar 6. Reaksi antioksidan dengan gugus fen01
dan amina aromatik dengan radikal
peroksida (Ranmy, 1979)
Kedua
cara
yang
adalah
sama
hidroperoksida
suatu
untuk
dari
berfungsi
menghilangkan
sistem.
Molekul-molekul
Caranya
adalah
sehingga
hidroperoksida
terjadi suatu
melalui
radikal-radikal
antioksidan melalui ikatan hidrogen
sterik
dengan
molekul-molekul
mekanisme yang tidak melibatkan
bebas.
oleh
antioksidan yang
migrasi
RaOOH
diikat
dan
susunan
ikatan
untuk
menghasilkan suatu alkohol dari suatu bentuk teroksidasi
dari tio eter.
adalah
Contoh jelas dari
antioksidan
ini
Molekul
ini
dilauril tiodipropionat (DLTDP).
mengandung atom sulfur peroksidasi yang mampu
bereaksi
dengan molekul hidroperoksida berikutnya.
Model
ini
sistim
menempatkan
substrat.
Juga
grup hidroksil ke dalam
dikenal
fenomena
sinergis,
apabila dua macam antioksidan, satu sebagai
kerja
atau
yaitu
penghambat
radikal
bebas dan lainnya merupakan pengurai
hidroper-
oksida digunakan secara kombinasi, maka pengaruh
kese-
luruhan melebihi penggunaan masing-masing secara terpisah.
Gambar 7 . Reaksi antara radikal antioksidan
dengan radikal peroksida (Ranney, 1 9 7 9 )
Ketiga adalah antioksidan yang dapat menginaktivasi
logam
Inisiasi
yang
dapat
mencegah
terjadinya
oksidasi bisa dihasilkan oleh
oksidasi.
reaksi
pertu-
karan elektron antara substrat dan ion logam bervalensi
banyak.
dihasilkan
Pada
Gambar
suatu
8
ion
logam
radikal bebas,
direduksi
kemudian
ion
dan
logam
18
dapat
dioksidasi kembali oleh oksigen dari
melalui
mekanisme
lain
untuk
udara
menghasilkan
atau
katalis
oksidasi.
oksidasi
M(n-l)+
>
Mn+
Gambar 8. Reaksi ion logam yang terlibat dalam
proses oksidasi (Ranney, 1979)
Antioksidan
makanan
adalah
merupakan
yang
grup
umum digunakan
fenol kecuali
langsung
pada
etoksikuin
yang
seriamine. Metode analisa untuk
menentukan
adanya antioksidan pada makanan pada dasarnya :
1. Separasi fenol denqan
cara
ekstraksi, destilasi,
presipitasi atau kromatografi.
2. Pengukuran kuantitatif dengan kolorimeter, UV, infra
merah atau teknik yang lainnya (Stuckey, 1977)
Ditinjau dari segi biokimia, fermentasi
aktivitas
merupakan
mikroorganisme untuk memperoleh energi
yang
diperlukan untuk metabolisme dan pertumbuhannya melalui
pemecahan
organik
tersebut
atau
secara
katabolisme
terhadap
anaerobik.
Untuk
senyawa-senyawa
memperoleh
energi
senyawa organik berfungsi sebagai pemberi
dan
penerima
elektron.
fermentasi
produk
Dari segi
mikrobiologi
adalah proses untuk
dengan
perantara
menambahkan
bahwa
menghasilkan
atau
mikroorganisme (Rachman, 1989).
industri,
dengan
berbagai
melibatkan
Buckle et al,.
fermentasi adalah
(1978)
perubahan
kimia
bahan pangan yang disebabkan oleh enzim.
balam
Enzim
yang berperan dapat dihasilkan oleh mikroorganisme atau
telah ada dalam bahan pangan
Menurut
Pratt
(1972)
ekstrak
kedelai,
air
tepung
panas
dari
kedelai
yang
konsentrat
protein
dihilangkan
lemaknya, dan kacang kedelai segar
kering cukup besar aktivitas antioksidannya.
maupun
Gyorgy et
al., (1964) telah mengisolasi dan mengidentifikasi tiga
antioksidan
alami
terfermentasi
yang terkandung
di
dalam
6,7,4'-trihidroksi
(tempe), yaitu
lavon (faktor-Z), 7,4-dihidroksi isoflavon
dan
flavonoid
dan
yang
isoflavon
(1978)
tidak lazim
yang
dapat
(tempe),
terfermentasi
antioksidan.
Pratt
senyawa
6,7,4'-trihidroksi
diisolasi
dan
Menurut
terdapat
yaitu
dari
memiliki
Daidzein dan genestein
kedelai
aktivitas
terdapat
alami
pada
kedelai mentah, sedangkan
dapat
diisolasi pada kedelai mentah (Pratt dan
tersebut
dapat
iso-
(daidzein),
5,7,4'-trihidroksiisoflavon (genestein).
Hammerschmidt
kedelai
faktor-2
disimpulkan
1979).
Keadaan
senyawa
6,7,4'-trihidroksi isoflavon
tidak
secara
belum
Birac,
bahwa
aktif
3
sebelum proses fermentasi (Gyorgy et al., 1984).
Dalam
proses
pembuatan
daging
bi ji
picung
terfermentasi mula-mula biji picung segar direbus, lalu
dibungkus
dengan
abu sisa
pembakaran
dipendam
selama
40
agar
(Burkill, 1935)
hari
kayu
terjadi
Menurut Meiriyanto
fermentasi
(1988) aktivitas
antioksidan dari daging biji picung fermentasi
lihatkan
dapat
memper-
peningkatan aktivitas antioksidan dari
hari ke no1 sampai ka 40 hari fermentasi.
proses
kemudian
pembuatan
diduga
yang melalui tahap
bahwa
senyawa
Berdasarkan
perebusan,
antioksidan
dikandung picung stabil terhadap pemanasan.
mulai
alami
maka
yang
111.
BAHAN D A N METODE PENELITIAN
A. BAHAN DAN ALAT
1. Bahan
Bahan
adalah
yang
yang
biji
digunakan
dalam
penelitian
picung (Pangium edule
diperoleh
dari daerah
Reinw.)
Ciampea,
(Eastman
Chemical
TENNESE),
Petroleum eter p.a., Dietil
(MERCK, Darmstadt)
Product
dari
kimia
PAU Pangan dan Gizi.
NaC1,
Na2C03,
Kimia
Pangan Teknologi Pangan Dan
Bogor.
BHT
Kingsport,
eter
p.a.,
laboratorium
BF3-Metanol,
H2SOq diperoleh
segar
Bogor.
Inc.,
diperoleh
ini
dari
Etanol,
laboratorium
Gizi,
Darmaga,
Asam linolenat dari Cica Kamto Chemical Co.
Inc., Tokyo Japan.
n-heptadekanoat diperoleh
dari
Nacalai Tesque. Inc., Kyoto Japan.
2. Alat
Peralatan
yang digunakan dalam penelitian
adalah:
warning
Yamato,
Tokyo, JAPAN, kromatografi
GC-9Am),
blender, freeze
biological
Drier
gas
oxygen monitor YSI
(Yellow Spring Instrument Co., Inc.,
thermostat
(NEOCOOL(Shimadzu
model
Ohio,
model CB - 500 ts. (Riko-Kagaku
Co., Ltd., Tokyo, JAPAN), perekam (TOA
-
ini
53
USA),
Sangyo
Electronic
polyrecorder
EPR - 111A, Tokyo,
kertas saring Whatman No.42,
JAPAN),
soxhlet,
neraca analitis,
dan
alat-alat gelas untuk keperluan analisis.
B. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini dilakukan perlakuan fermentasi
daging
biji
picung, pengamatan dan
analisis
sebagai
berikut :
1. Perlakuan fermentasi
Percobaan
fermentasi
faktor
biji
tempat
lamanya
perebusan
yang
dilakukan
picung
adalah
fermentasi,
fermentasi
terdiri
untuk
mengkombinasikan
waktu
secara
mempelajari
perebusan
faktorial.
atas dua taraf yaitu
Lama
menit
80
(Ao)
dan 40 menit (Al), tempat fermentasi
atas
dua
taraf
dan
terdiri
yaitu di'dapur asal (Bo) dan
laboratorium (Bl), lamanya fermentasi terdiri
7
taraf yaitu masing-masing 0, 7 , 14, 21,
dan 42 hari (Co, C1, C2, C3, C4, C5 dan CG)
suhu
perebusan
tetap.
~ i a g r a m alir
fermentasi dapat dilihat pada gambar 9.
di
dari
28,
35
dengan
perlakuan
Biji picung
I
6
perebusan
80 menit dan 10 menit
I
penirisan
1
penaburan abu dapur
I
j.
fermentasi
di dapur dan di laboratoriun
I
.I
pengambilan contoh
masing-masing dengan lama fermentasi
0, 7, 14, 21, 28, 3 5 dan 42 hari
I
i.
analisis kadar air
I
1
pengering bekuan
I
I
6 .
analisis leblh lanjut
P
Gambar 9. Diagram alir perlakukan fermentasi daging
biji picung
Pada
dilakukan
setengah
penelitian
perebusan
biji
di dalam drum besar yang telah
tingginya.
picung
diperlukan
selama
perebusan
perebusan
tanah
ini
yang
Untuk
merebus
air i 3 0 liter,
9g0c.
zepplin (Gambar 10).
dengan
dipotong
seribu
dan
Sumber
sebutan
uap
gas
biji
suhu
panas
ini berasal dari api kompor
dikenal
picung
air
untuk
minyak
burner
Setelah perebusan selesai (80
dan 40 menit) biji picung ditiriskan dan
dibiarkan
dingin
dengan
dingin
baru b i j i picung tersebut
(Gambar
(Gambar 1 2 d a n 1 3 ) .
abu d a p u r
masing-masing
sisanya
sendirinya
25
dikering
11).
ditaburi
C o n t o h yang
b i j i , diukur
bekukan untuk
kadar
Setelah
dengan
diambil
airnya
dianalisis
lanjut.
Gamk~ a 1
r 0.
Drum d a n g a s b u r n e r zepplin u n t u k
perebusan daging b ij i picung s e g a r
dan
lebih
Gambar 11.
P e n i r i s a n dan pendinginan daging b i j i
p i c u n g yang t e l a h d i r e b u s
-
Gambar 1 2 .
Abu d a p u r ( A ) d a n b i j i p i c u n g s i a p
difermentasi (B)
Gambar 1 3 . F e r m e n t a s i d a g i n g b i j i p i c u n g
2 . K a d a r a i r (A.O.A.C.,
Kadar
contoh
dalam
1971)
a i r contoh d i t e n t u k a n s e b a g a i
d i t i m b a n g s e b a n y a k 2 gram
dan
berikut,
dikeringkan
o v e n p a d a s u h u I O S ~ C ,p e n g e r i n g a n
dilakulcan
sampai beratnya konstan.
IZadar
air
contoh
dapat
dihitung
menggunakan rumus :
kadar a i r
=
a-b x 100%
C
a = b e r a t wadah d a n b a h a n n u l a - m u l a
b= b e r a t wadah d a n b a h a n s e t e l a h k e r i n g
c= b e r a t bahan mula-mula
dengan
Tiga gram sampel
ditimbang
langsung
dalam
saringan timbel lalu dilipat diletakkan dalam
ekstraksi
soxhlet
selama
jam.
5
yang kering, dilakukan
Lemak
yang
diperoleh
alat
reflux
dipanaskan
dalam oven pada suhu 1 0 5 sampai
~ ~
berat konstan.
Kadar
lemak
contoh
dapat
dihitung
dengan
menggunakan rumus:
kadar lemak = berat lemak x 100%
berat sampel
4. Pemisahan
Asam
Minyak
asam
Lemak
Bebas (Fardiaz et al., 1986)
diekstrak dengan dietil
eter,kemudian
lemak bebas dipisahkan dengan metode
Mattick
dan Lee (1959).
Ke
corong
dalam
petroleum
Lapisan
minyak
di
dalam
pemisah ditambahkan berturut-turut 8 4mg
heptadekanoat,
Na2C03
satu gram contoh
35
eter
1%.
Air
ml
campuran
dietil
eter
(1:1), 6.5 ml etanol dan
dipisahkan
dari
12.5
lapisan
eter tersebut diekstraksi kembali
ndan
mg
eter.
masing-
masing dengan:
(1) 1.5 ml etanol 95%
+
7.5 ml Na2C03 1%
(2) 1.5 ml etanol 95% + 5 ml Na2COj 1%
(3) 6.5 ml air destilata.
Seluruh
lapisan
air dikumpulkan di
dalam
corong
pemisah
baru,
diekstrak
ditambahkan 1.5 ml
dengan 12.5 ml campuran
eter:petroleum eter (1:l).
ke
H2S04
10%
pelarut
dietil
Lapisan eter dipisahkan
dalam botol kecil bertutup dengan volume
dengan
melewati
kertas saring Whatman
berisi
beberapa
gram
diuapkan
botol,
dengan
dan
Na2S04
dengan
anhidrat.
12.5
5
no.1
cara melewatkan gas N2
ekstraksi
dan
ml
yang
Pelaruf
ke
ml
dalan
campuran
petroleum eter dan dietil eter (1:l) dilakukan tiga
kali dengan pelarut segar.
5. Esterifikasi Asam Lemak Bebas (Fardiaz et al., 1986)
Sebelum
dianalisa
dengan
kromatografi
asam-asam lemak bebas diesterifikasi dengan
supaya
asam lemak tersebut mudah
gas,
tujuan
diuapkan.
Asam
lemak bebas yang diperoleh ditimbang sebanyak
5-15
mg di dalam vial, ditambah BF3-metanol sebanyak 0.S
ml
dan
jam.
dipanaskan pada suhu 65-70°c
Kemudian k e dalam vial tersebut
larutan
merata.
NaCl
jenuh
Sesaat
sebanyak 0.4
sebelum
ml
diinjeksikan
selama
satu
ditambahkan
dan
diaduk
ke
dalam
kromatografi gas, k e dalam vial ditambahkan 0.4
petroleum
diambil
eter.
sebanyak
Lapisan atas
5-10 p 1
dalam kromatrografi gas.
untuk
dari
larutan
diinjeksikan
ml
ini
ke
6 . Analisis Asam Lemak Bebas dengan Kromatografi Gas
(Fardiaz et al., 1986)
Analisis
menggunakan
asam
lemak bebas
dilakukan
alat kromatografi gas
model
dengan
Shimadzu
Jenis kolom yang digunakan adalah
GC-9Am.
SP233O
(10% phenyl, 90% cyanopropyl) dengan dimensi
250 x 0.5 x 0.3 cm.
5
Ukuran injektor yang digunakan
p 1 dan suhu injektor 2 3 0 ~ ~ .
Gas
nitrogen
kolom
dengan "flow rate" 20
karier
adalah
mllmenit,
tekanan
gas
H2 dan O2 masing-masing dipasang pada
tekanan
0.6
kg/cm2 dan 0.2 kg/cm2.
(15
menit),
Suhu
kolom
1 8 0 - 2 1 0 ~ ~(24 menit)
150-180~~
dan
2 3 0 ~ ~ .Detektor yang digunakan adalah
terakhir
jenis
FID
(Flame Ionization Detector).
7. Ekstraksi Antioksidan dengan Metanol (Hammerschmidt,
Untuk
percobaan
menentukan
aktivitas
diawali dengan prosedur
antioksidan,
ekstraksi
komponen daging biji picung (Panqium edule
yang
larut
menggunakan
sedikit
dalam
metanol.
metode
modifikasi
Prosedur
Hammerschmidt
seperti
ekstraksi kemudian diukur aktivitas
dengan oksigenmeter.
Reinw.)
ekstraksi
(1978)
Gambar
dari
14.
dengan
Hasil
antioksidannya
penambahan 125 ml metanol
I
penghancuran
(2 menit)
I
J.
pengocokan
semalam
pemanasan
(5 menit)
I
.L
penyaringan dengan Whatman no.42
pencucian residu dengan 25 ml metanol
panas
I
4.
ekstrak
(150 ml)
Gambar 14. Diagram alir metode ekstraksi
daging biji picung yang larut
dalam metanol (modifikasi metode Hammerschmidt, 1978)
1
8.
Pengukuran
Aktivitas
Antioksidan
(Taylor
dan
Richardson, 1980)
Aktivitas
menggunakan
oksigen)
.
antioksidan
oksigenmeter
ditentukan
(metode
dengan
aktivitas
Sampel sebanyak 0.2 ml dilarutkan
5 ml air jenuh oksigen dan ditambah asam
sebanyak 53 mg (36 mM).
asam
linolenat
Untuk kontrol dipergunakan
linolenat 36 mM dilarutkan dalam 5.2
jenuh oksigen, dan sebagai pembanding
0.2
ml
dalam
ml
air
dipergunakan
BHT 0.4% yang dilarutkan dalam
5
ml
air
jenuh oksigen juga dengan penambahan asam linolenat
sebanyak 53 mg.
Air
jenuh
oksigen
diperoleh
dengan
cara
memberikan udara k e dalam air suling dengan bantuan
pompa
udara
kerja analisis aktivitas
cara
menqgunakan
(1)
menghubungkan
temperatur
alat
sirkulator
konstan
dapun
antioksidan
oksigenmeter adalah
menghidupkan
jam.
(aspirator) selama 1.5
ke
sebagai
arus
berikut:
listrik,'
(penangas
3g0c) ,
dengan
air
(2)
dengan
menghidupkan
(3)
oksigenmeter, (4) memutar tombol k e ampermeter, (5)
memasukkan
5 ml air jenuh oksigen dengan
magnet
ke
dalam
selama
tiga menit sampai temperatur seimbang,
tabung
contoh,
(6)
pengaduk
membiarkan
(7)
memasukkan sensor k e dalam tabung contoh,
mengelu-
arkan
(dibantu
seluruh udara melalui lubang kecil
dengan
sedikit
sensor),
batas
larutan
plunger berada di tengah over flow
groove
(8)
memutar
batang
menyalakan pengaduk magnetik, (9) menempatkan
skala
pada
0% dengan mengatur tombol
(10) menempatkan
memutar
tombol
menempatkan
selektor
skala
perekam
ke
recorder
adjust,
dalam
perekam
skala
pada
pada
skala
amper
nol,
nol,
(11)
air,
dan
ke
posisi
loo%,
(12)
menempatkan
dengan
menggunakan
maksimum
(13) memperhatikan
. kestabilan
sistem, ditunjukkan pada garis perekam
yang
bebas
gangguan (noise), (14) memasukkan
sampel/pembanding
(total volume
pengaduk
ml)
dan
k e dalam
contoh,
(15)
memasukkan sensor ke dalam tabung contoh, dan
(16)
magnetik
membiarkan
oksigen
tabung
selama 90 menit, dan
tercatat
ditunjukkan
oleh
5.2
kontrol/
laju
perekan.
penangkapan
Oksigen
pada Gambar 15, sedangkan
meter
sensor
dan
ruang contoh diperlihatkan pada Gambar 16.
Hasil
analisis aktivitas
mengyunakan oksigenmeter
antioksidan
dengan
dinyatakan sebagai faktor
protektif, yaitu perbandingan lamanya waktu (menit)
oksidasi yang terjadi pada emulsi dengan penambahan
antioksidan
dengan lamanya waktu (menit)
oksidasi
yang terjadi pada kontrol.
C.
MODEL RANCANGAN PERCOBAAN
Model
rancangan percobaan yang
rancangan
digunakan
faktorial di dalam rancangan acak
adalahl
lengkap.
Modelnya adalah:
Y..
Ijkt
= p
+
A . + 6 . + Ck
1
1
+
(AS)..
IJ
+ (AC)ik
+ (6C)jk
+
(ASC)ijk
+
L,(ijk)
dengan
'ijkl
=
peubah respon karena pengaruh bersama
taraf ke-i faktor A , taraf ke-j faktor
B, taraf ke-k faktor C yang terdapat
dalam pengamatan ke-1
=
pengaruh rata-rata yang sebenarnya
=
pengaruh tambahan dari taraf ke-i faktor A
=
pengaruh tambahan dari taraf ke-j faktor B
=
pengaruh tambahan dari taraf ke-k faktor C
=
pengaruh tambahan dari interaksi antara taraf ke-i faktor A dan taraf ke-j
faktor B
=
penqaruh tambahan dari interaksi antara taraf ke-i faktor A dan taraf ke-k
faktor C
=
pengaruh tambahan dari interaksi antara taraf ke-j faktor B dan taraf ke-k
faktor C
=
pengaruh tambahan dari interaksi antara taraf ke-i faktor A, taraf ke-j
faktor B dan taraf ke-k faktor C
=
pengaruh tambahan dari satuan percobaan ke-1 dalam kombinasi perlakuan
(ilk)
G a m b a r 15. O k s i g e n m e t e r
PROBE CLAMP
HOLD DOWN RING
SHOULDER SCREW
RUBBER
BATH COVER
OVERFLOW
GROOVE
;i
ACCES
MAGNETIC
SLUT
STIRRER
Gambar 16. Elektroda oksigenmeter
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. FERMENTASI DAGING BIJI PICUNG (Panqium edule Reiwn.)
Menurut
Sugianto (1984) daging biji picung
dimakan, asal dibebaskan dahulu HCN-nya.
dapat
Caranya ialah
dengan merebus dahulu biji buah picung yang sudah masak
(sebaiknya buah
sendirinya).
yang telah jatuh
dari
pohon
dengan
Biji-biji tersebut kemudian ditanam dalam
tanah, kira-kira 40 hari lamanya.
Selama perebusan suhu tidak boleh turun,
besarnya
api
perebusan
sewaktu
i
harus
cukup
perebusan
dingin.
picung
harus diperhatikan, dan
karena
bila
air
sehingga
pada
awal
kekurangan
air,
berjalan tidak boleh
ditambah
Kalau ha1 ini dilakukan biasanya daging
hasil
fermentasi masih
terasa
air
biji
pahit,
yang
menandakan HCN belum semuanya dibebaskan.
Abu dapur ialah abu yang dihasilkan dari pembakaran
kayu
bakar.
~iasanyaabu ini merupakan
limbah
rumah
tangga yang memasak makanannya menggunakan tungku
bakar.
selama
Abu ini berguna untuk melindungi
fermentasi
dari
fluktuasi
kayu
biji
picung
kelembaban
udara
karena abu dapur bersifat higroskopis.
Warna
daging biji picung hasil fermentasi
14, 21, 28, 35 dan 42 hari semakin lama semakin
tua (Gambar 17).
dan
faktor
0,
coklat
Hasil analisa kadar air, kadar
protektif
dari daging
biji
7,
picung
lemak
yang
difermentasi
selama
0, 7 ,
1 4 , 2 1 , 28, 35 dan
42
hari
d i s a j i k a n pada Lampiran 1.
Gambar 1 7 . Daging b i j i p i c u n g h a s i l f e r m e n t a s i 0 , 1 4 ,
28 dan 42 h a r i y a n g t e l a h d i k e r i n g bekukan
( m e n u r u t a r a h jarum jam)
B . KADAR A I R
Hasil
a n a l i s i s kadar a i r d a r i daging b i j i
dengan p e r e b u s a n selama 80 m e n i t dan t e m p a t
di
dapur
pada h a r i k e no1 s e b e s a r
biji
p i c u n g yang
fermentasi
sedangkan
55.11%,
pada h a r i k e 4 2 b e r u b a h m e n j a d i 4 1 . 7 4 % .
picung
Demikian
direbus
selama
untuk
daging
menit,
d i f e r m e n t a s i d i l a b o r a t o r i u m pada h a r i
ke
juga
80
no1
mempunyai k a d a r a i r 58.72%, dan pada h a r i k e 42 m e n j a d i
Kadar
39.08%.
selama
hari
40
air
daging biji
60.56%
fermentasi hari ke 42.
di
direbus selama
laboratorium
turun menjadi
Kadar air daging
Hasil
ternyata mengalami
percobaan
fermentasi
akan
berkurangnya
gerakan
pada
picung
dilakukan
dari
pada hari ke 42.
terdapat
bahwa
aktivitas
Buckle et al. (1978) mengatakan
reaksi
berkurangnya
biji
menunjukkan
apabila
pada
peningkatan
62.64%
Buchner
terjadi
enzim (Rachman, 1 9 8 9 ) .
bagian
direbus
38.66%
menit dan fermentasi
40
pada hari ke no1 menjadi
56.09%
yang
menit dan fermentasi dilakukan di dapur
ke no1 sebesar
yang
picung
enzimatis
disebabkan
dari substrat untuk
aktif dari enzim.
oleh
meresap
Walaupun bagian
aktif
ke
dari
enzim tetap berfungsi sekalipun nilai a, sangat rendah,
substrat dan bahan pereaksi lainnya seperti air, harus
cukup
mampu bergerak untuk mencapai
(1988) menyatakan kadar
Winarno
bagian
air
tersebut.
semakin tinggi
mengakibatkan aktivitas enzim akan semakin tinggi.
Dari pengamatan kadar air dan perhitungan
tika
dengan
uji-F
diperoleh
bahwa
perebusan
dan
dipengaruhi
oleh
pada
kadar
tingkat
air
kepercayaan
dipenqaruhi
oleh
99%,
lama
lamanya
fermentasi,
tetapi
tidak
tempat
fermentasi.
Diduga
faktor
lingkungan tempat fermentasi tidak banyak
karena
statis-
kondisi lingkungan di kedua
tempat
berpengaruh
fermentasi
hampir
sama dan selama fermentasi biji
Baik perebusan selama 80 menit
oleh abu dapur.
40
menit
picung
mempunyai
kadar
air
semaki
DAN LEMAK SELAMA FERMENTASI
DAGING BlJl PICUNG ( Pangiom edule Reinw.)
Oleh
ETI ROMLAH
F 24. 0592
1 9 9 2
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
WSTITUT
PERTANIAN BOGOR
B O G O R
Eti Romlah. F 24.0592. Mempelajari perubahan aktivitas antioksidan dan leniak
selaina fermentasi daging biji picung (Potigi~rt?~
cc[~l/e Reinw.). Di bawah
birnbingnn Dedi Fardiaz.
RINGKASAN
Antinksidan
merupakan
senyawa yang
dapat
~ n e n c e ~ a hoksidasi.
khususnya oksidasi lemak. Menurut penelitian Meiriyanto (1988) daging biji
p i c ~ ~ nsegar
g
dan yang terfer~nentasi mempunyai aktivitas antioksidan yang
berbeda,
dimana aktivitas antioksidan daging biji picung terfermentasi lebih
tinggi dibandingkan aktivitas antioksidan daging biji picung segar.
Tujuii~lpenelitian ini untuk inempelajari prrubahan aktivitas antioksiclan
d a n lelnilk selama fermentasi daging biji picung.
Fermentasi daging biji picung dilakukan dengan tahap-tahap perebusan
daging biji picung segar, penirisan, pemberian abu dapur dan fermentasi biji
picung. Lama perebusan yang dilakukan ada dua taraf yaitu perebusan selama 80
lnenit dan 40 menit. Fermentasi daging biji picung dilakukan di dapur dan di
1;lboratorium dengan Suhu perebusan 99OC. Waktu fermentasi daging hiji picutng
i
rnasing-masing 0, 7, 14, 21, 28, 35, dan 42 hari.
Warna daging biji picung hasil fermentasi b e w e r n a coklat kehitalnan.
senlakin lama fermentasi warnanya semakin gelap. Dernikian juga ekstrak
metanol yang dihasilkan beiwarna coklat kehitaman, semakin lama fel-rnentasi
wtrrnanya scmakin gelap.
Semakin lama fermenrasi kadar air daging biji pic~lng
srmaltin I-endah. Ioratorium masing-masing 1.36. 1.68. 1.84. 2.09. 1.30 1.77. 1.94
i
dan 1 . 0 1.51. 1.25. 1.63, 1.90, 3.06, 1.66. Faktor protektif dipengaruhi st-cara
nyata oleh lalnanya perebusan, tempat fermentasi dan lamanya fermentasi.
Kadar lemak daging biji picung dipengaruhi secara nyata oleh lama
perebus:ln. tempat dan lama fermentasi. Nilai kadar lemak daging biji picung
direbus selicrna SO menit difermentasi di dapur, direbus selama 80 menit
clifel-lnelitasi di lahoratoriurn. direh~lssflama 40 menit difermentilsi di d a p i ~ r .dan
clirebus s e l a ~ n a40 rnenit clifet-nlentasi di labol-atorium herticrut-turut aclalah
47.71%. 44.94C~;.-3.?.lOC,k. 53.23%. 42.00%. 38.78%. 2S.55%, d i ~ n44.66%, 40.')6%,
3
5 51.41%. 37.81%. 34.63%. 28.69% dan 44.85%: 36.75%. 44.03%, 49.65%.
41.07C;;. 25.SS5;. 47.70C;;
e
-34.795:. 42.35ct.
sertil 44.-35%. 44.84%> 35.01%. 55.56%, 27.17%:
Faktol- [,I-otektif ekstrak metitnol dagi~ighiji picung yang clifel-tiientasi cli
diipur lebili tinggi dibiinding ysng difertnent:~si cli lal~o~.;~toric~m.
~1etiiiki;tnJ
faktor l?~-otektifekstl-;ik metanol daging biji picung 1i:lsil fel-mentasi deng;in
L I ~
lii~ii;~
1xrebils;in $0 nirnit lrllili tinggi clihaliding lania pert.h~~s:rn10 ~nenit. K ~ c I ~ I leln;~lc~ 1 1 1 t l 1sciii~~ii
k
prrl;iku;ln dari
1ii11-ikc
nol si~mpaiIitiri ke 14
~iirn~:~I;i~iii
peniiri~~i;~ri.
p i ~ ~ lliiiri
i i ke 21 jumli~linyamelotijak salnpai lel,ili cli~r5 0 % . keiii~~cliiin
~ i i e ~ i ~ i Iiigi
r ~ i is;~iiip:~i
i
li:~~-ike 12.
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
MEMPELAJARI PERUBAMAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
DAN LEMAK SELAMA FERMENTASI
DAGING BIJI PICUNG (~rcl~~ilon
ed~rleReinw.)
SKRIPSI
s e b i ~ gsalah
~ i satu s p r a t unruk memperoleh gelai
SARJANA TEKNOLOGI PERTANTAN
pada Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi
Fakultzts teknologi Pertanian
Institut Pel-tanian Bogor
OIeh
ETI ROMLAH
F 24.0592
KATA PENGANTAR
Puji
Mahaesa
syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan
yang
telah
memberikan
rahmat
dan
Yang
anugerahNya
sehingga skripsi ini dapat tersusun.
Skripsi
ini disusun sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada
untuk
Jurusan
Teknologi Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.
Pada
kesempatan
ini
penulis
mengucapkan
banyak
terimakasih kepada:
1.
Bapak Dr. Ir. Dedi Fardiaz, MSc.
pembimbing
yang
telah
selaku dosen pembim-
memberikan
bimbingan
selama
penelitian sampai tersusunnya skripsi ini.
2.
Ibu Dr. Ni Luh Puspitasari, MSc.
dan Ir. Nuri Andarwu-
lan yang telah turut menguji skripsi ini.
3.
Bapak clan Mamah yang selalu berdoa untuk kemajuan putriputrinya.
4.
Ceu Enung dan Bang Cius yang telah
serta
dorongan
moril
memberikan bantuan
sehingga penulis dapat menyele-
saikan skripsi ini.
4.
Ibu Ing Mokoginta, ibu
memberikan
Effionora
bimbingan, dorongan
yang
dan
telah
banyak
bantuan
selama
penelitian ini.
5.
Bapak Hasan Basri, Syarifah dan ~ i e s t a yang telah banyak memberikan bantuan selama penelitian ini.
6.
Semua pihak yang telah banyak membantu.
penulis
menyadari bahwa tulisan ini masih jauh
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang
dari
pembaca sangat penulis harapkan
guna
dari
membangun
penyempurnaan
selanjutnya.
Akhirnya
penulis
mengharapkan
semoga
skripsi
dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Bogor, Januari 1992
Penulis
ini
DAFTAR IS1
Halaman
KATA PENGANTAR
.............................
..............................
...........................
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
..........................
I. PENDAHULUAN
.............................
I1 . TINJAUAN PUSTAKA
........................
A . BOTANI PICUNG
.......................
B . KOMPOSISI DAN DAYA GUNA PICUNG
.......
C . OKSIDASI
.............................
D . ANTIOKSIDAN
.........................
E . FERMENTASI
............................
I11 . BAHAN DAN METODE PENELITIAN
.............
A . BAHAN DAN ALAT
.......................
i
.............................
1 . Bahan
2 . Alat
..............................
B . METODE PENELITIAN
....................
1. Perlakuan Fermentasi ................
2 . Kadar Air (A.O.A.C., 1971)
.........
3 . Kadar Lemak (Fardiaz et al.. 1986)
..
4 . Pemisahan Asam Lemak Bebas
............
(Fardiaz et al.. 1986)
5 . Esterifikasi Asam Lemak Bebas
(Fardiaz et al.. 1986)
.............
6 . Analisis Asam Lemak Bebas dengan
DAFTAR IS1
Kromatografi gas (Fardiaz et al., 1986)
i
iii
v
vii
1
3
3
6
10
14
18
21
21
21
21
22
22
26
27
28
28
29
Halaman
7 . Ekstraksi Antioksidan dengan Metanol
(Hammerschmidt. 1 9 7 8 )
8
.
..............
29
Pengukuran Aktivitas ~ n t i o k s i d a n
(Taylor dan Richardson. 1 9 8 0 )
.......
30
C . MODEL RANCANGAN PERCOBAAN
..............
A . FERMENTASI DAGING BIJI PICUNG
( P a n q i u m edule Reiwn.)
32
................
36
.............................
37
C . EKSTRAKSI ANTIOKSIDAN DAN PENGAMATAN
AKTIVITASNYA
..........................
40
B . KADAR AIR
..................
SARAN
.....................
.. .......................
D . LEMAK DAN ASAM LEMAK
V . KESIMPULAN DAN
A . KESIMPULAN
B . SARAN
LAMPIRAN
.................................
......................................
i
48
55
55
56
G0
DAFTAR GAMBAR
Halaman
..........................
..........................
Gambar 1.
Daun picung
Gambar 2.
Buah picung
Gambar 3.
Struktur kimia asam hidnokarpat (A),
asam khaulmograt (B) dan asam gorlat
(C) (Hilditch dan Williams, 1964) . . . .
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
Skema
1985)
umum
oksidasi
lemak
Gambar 8.
Gambar 9.
Gambar 10.
Gambar 11.
Gambar 12.
6
9
(Nawar,
................................
12
Rumus struktur paradifenol dan ortodifen01 (Winarno et al., 1980) .........
15
~ e a k s iantioksidan dengan gugus fenol
dan amina aromatik dengan radikal peroksida (Ranney, 1979)
16
Reaksi antara
radikal
antioksidan
dengan
radikal
peroksida (Ranney,
1979) ................................
17
Reaksi ion logam yang terlibat dalam
proses oksidasi (Ranney, 1979) . . . . . . .
18
Diagram alir perlakuan fermentasi da...................
ging biji picung
23
Drum
dan gas burner zepplin
untuk
perebusan daging biji picung segar ..
24
Penirisan dan pendinginan daging biji
picung yang telah direbus ............
25
Abu dapur (A) dan biji picung siap difermentasi
25
........
26
...............
Gambar 7.
5
...........................
Gambar 13.
Fermentasi daging biji picung
Gambar 14.
Diagram alir metode ekstraksi daging
biji picung yang larut dalam metanol
(modifikasi metode Hammerschmidt, 1978)
........................
Gambar 15.
Oksigenmeter
Gambar 16.
Elektroda oksigenmeter
...............
32
34
35
Halaman
Gambar 17
Gambar 18.
Gambar 19.
Daging biji picnug hasil fermentasi 0,
14, 28 dan 4 2 hari yang telah dikering
bekukan (menurut arah jarum jam) ......
37
Grafik hubungan antara kadar air dengan
lamanya fermentasi daging biji picung
39
Pembentukan malonaldehid dari hasil oksidasi asam lemak tidak jenuh (Nawar,
1985)
...............................
43
Gambar 20.
Pengukuran faktor protektif
...........
44
Gambar 21.
Reaksi asam linoleat dengan BHT (Nawar,
1985) .................................
45
Hubungan nilai faktor protektif dengan
lamanya fermentasi ....................
47
Hubungan kadar lemak dengan lamanya
fermentasi ............................
49
Distribusi asam lemak bebas dari daging
biji picung hasil fermentasi di dapur
dan lama perebusan 80 menit ...........
53
Distribusi asam lemak bebas dari daging
biji picung hasil fermentasi di dapur
dan lama perebusan 40 menit ...........
53
Distribusi asam lemak bebas dari daging
biji picung hasil fermentasi di lab dan
lama perebusan 80 menit ...............
54
Distribusi asam lemak bebas dari daging
biji picung hasil fermentasi di lab dan
lama perebusan 40 menit ...............
54
Gambar 22.
Gambar 23.
Gambar 24.
Gambar 25.
Gambar 26.
Gambar 27
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
Lampiran 2a.
Lampiran 2 b .
Lampiran 2c.
Lampiran 2d.
Lampiran 2e.
Lampiran 3a.
Lampiran 3b.
Lampiran 3c.
Lampiran 3d.
Lampiran 3e.
Lampiran 4a.
Lampiran 4 b .
Lampiran 4 c .
Lampiran 4d.
Rekapitulasi data analisis fermentasi
daging biji picung ..................
61
Daftar sidik ragam pengukuran kadar
air .................................
62
Uji BNJ interaksi AxB pada pengukuran
kadar air ...........................
62
Uji BNJ interaksi AxC pada pengukuran
kadar air
63
Uji BNJ interaksi BxC pada pengukuran
kadar air ...........................
63
Uji BNJ interaksi AxBxC pada pengukuran kadar air
.......................
64
Daftar sidik ragam pengukuran faktor
protektif ...........................
65
Uji BNJ interaksi AxB pada pengukuran
faktor protektif ....................
65
Uji BNJ interaksi AxC pada pengukuran
faktor protektif ....................
66
Uji BNJ interaksi BxC pada pengukuran
faktor protektif
....................
66
Uji BNJ interaksi AxBxC pada pengukuran faktor protektif
................
67
Daftar sidik ragam pengukuran kadar
lemak ...............................
68
Uji BNJ interaksi AxB pada pengukuran
kadar lemak ........................
68
Uji BNJ interaksi AxC pada pengukuran
kadar lemak .........................
69
Uji BNJ interaksi BxC pada pengukuran
kadar lemak .........................
69
...........................
Lampiran 4e.
Halaman
Uji BNJ interaksi AxBxC pada penguku70
ran kadar lemak .....................
Lampiran 5.
Hasil analisis aktivitas antioksidan
dengan menggunakan alat oksigen meter
71
Distribusi
asam lemak bebas hasil
analisis dengan alat kromatografi gas
72
Lampiran 6a.
-
Lampiran Gb.
Kromatogram asam lemak standar I
-1 3
Lampiran Gc.
Kromatogram asam lemak standar
74
Lampiran Gd.
Kromatogram asam lemak standar
viii
....
I1 ...
I11 ..
75
I. PENDAHULUAN
Antioksidan merupakan
oksidasi
lemak.
digunakan
untuk
lemak,
baik
Ketaren
Antioksidan
alami
antioksidan
dapat
ini
dewasa
berbagai jenis makanan
antioksidan
(1986)
senyawa yang
untuk
telah
yang
maupun
mencegah
mengandung
buatan.
bahan
banyak
Menurut
pangan
harus
memenuhi persyaratan tertentu yaitu: (1) tidak beracun dan
tidak
efek fisiologis, (2) tidak
mempunyai
flavor
yang tidak enak, rasa dan warna pada
menimbulkan
minyak
bahan pangan, (3) larut sempurna dalam minyak atau
atau
lemak,
(4) efektif dalam jumlah yang relatif kecil (menurut
&
Food
Drug Administration dosis yang diizinkan adalah 0.01
-
0.1%), dan (5) tidak mahal serta selalu tersedia.
Antioksidan
pangan
yang
sering
dipergunakan
umumnya berasal dari alam
(natural
dalam
bahan
antioksidan),
misalnya dsam sitrat, askorbat, tartarat, dan malat
lesitin.
Perhatian
kepada
antioksidan
alami
meningkat
dikarenakan berbagai alasan, antara
serta
semakin
lain:
(1)
bahan alami diduga lebih aman daripada bahan sintetik, (2)
untuk
menghindari
keamanannya ,
mendapatkan
(3)
sifat
bahan
sintetik
untuk
menurunkan
karakteristik
yang
belum
biaya,
yang
terjamin
untuk
(4)
sesuai
dengan
keinginan (Dugan, 1980).
Banyak
berbagai
antioksidan alami yang telah
tumbuhan.
Pratt dan Miller
ditemukan
dari
(1984) melaporkan
bahwa ekstrak metanol panas dari Spanish peanut
aktivitas
antioksidan karena mengandung
(taxifolin).
dan
Rosmarinus
merupakan
babi
dihidroquersetin
Houlihan et al. (1964) berhasil
mengidentifikasi
senyawa
L.
officinalis
diterpendifenol.
mengisolasi
antioksidan
sebagai
mempunyai
dalam
daun
rosmaridifenol
yang
Pada pengujian memakai
lemak
ternyata rosmaridifenol tersebut aktivitasnya
lebih
besar daripada BHA (butylated hydroxyanisole).
kemudian
Houlihan
mengidentifikasi
et
al.
senyawa
berhasil
mengisolasi
antioksidan
L.
Satu tahun
lain
dari
Rosmarinus
officinalis
(C19H2202).
Taga et al. (1978) melaporkan bahwa
sebagai
dan
daun
rosmariquinon
ekstrak
metanol dari Chia seeds mempunyai potensi antioksidan.
Menurut
penelitian Meiriyanto (1988)
komponen
terdapat dalam biji picung (Pangium edule Reiwn.)
dan
sesudah
fermentasi
memiliki
sifat
yang
sebelum
aktivitas
I
antioksidan sehingga dapat mencegah oksidasi bahan pangan.
Panghegar
(1990) mengisolasi komponen
antioksidan
dari daging biji picung, dan Adidjaja (1991)
aktivitas
minyak
mengetahui
menganalisis
antioksidan alami dari daginq biji picung
kelapa.
Penelitian
ini
alami
dimaksudkan
perubahan antioksidan dan komponen lemak
pada
untuk
pada
fermentasi alami daging biji picung (pembuatan kluwak).
11. TINJAUAN PUSTAKA
A.
(Pangium e d u l e Reinw.)
BOTANI PICUIjG
Nama
Pangium
jelas berasal
dari
bahasa
'ielayu
Pangi; sedang edule b e r a s a l d a r i k a t a l a t i n e d e r e
berarti
cakan
dan
edule
berarti
dapat
yang
dimakan
(Sugianto, 1984).
Picung
(Panqium
edule
Reinw.)
mempunyai
d a e r a h , seperti B a t a k : P a n g i ( D a i r i ) , Hapesong
I n d o n e s i a : Kapayang, P a n g i (Melayu), Pucung
Minanqkabau:
L,avpunq:
Pakem
t
u
)
,
Pucung-Madura:
Kalowa-Bugis:
Sumbawa:
Pacuny,
(Toba)-
(Jakarta)-
Kapayang, Kapencueng, Kapecong,
Kayu t u b a h b u a h - S u n d a :
Simauny-
Picung-Java:
Pakem-Bali:
Pangi-Tanimbar:
nama
Nagafu
Pangi(Heyne,
1987).
P i c u n g (Pangium e d u l e Reiwn.) termasuk dalam j e n i s
tanaman
divisi
Dicotyledonae
Spermatophyta
(tunbuhan
(tanaman
berkeping
dengan s u b
dua)
dari
divisi
Angiospermae
ordo
Parientalis,
b e r b i j i t e r t u t u p ) dengan
f a m i l i F l a c o u r t i a c e a e , g e n u s Pangium d a n s p e c i e s P a n g i urn e d u l e R e i n w .
Menurut
(Backer dan Brink
Koorders
, 1963).
dan Valeton yang
dikutip
oleh
a
dan
Ileyne
(19;-) p o h o n p i c u n y t i n g g i n y a s a m p a i 4 0
hesar
batancjnya
( d e n ~ ~ abna n i r - b a n i r )
d i
s e l u r u h TJusantara.
di
J a w a d i bawah k e t i n g g i a n 1 0 0 0 m d i
2 . 5 0 m,
tei-sebar
Pohon i n i t e r d a p a t tumbuh
atas
liar
pernukaan
laut-cli
ditanam
Menurut
tumbuh
Jawa
B a r a t b i a s a n y a hanya
terutama
di
tumbuh
daerah-daerah
Mangontan e t a l .
bukit
(1925) tanaman
pinggiran sungai, daerah hutan j a t i ,
a i r , tanah
rendah.
picung
daerah
t a n a h yang
kering
baik
berlempung
dan
kadany-
maupun
tergenang
kaclang
pdda t a n a h yany b e r b a t u , d e n g a n 300-1000
atas
pernukaan l a u t .
dapat
di
berbagai kondisi tanah,
pada
terpencar-
Tanaman i n i d a p a t m e n j a d i
dengan d i a m e t e r batang d a p a t mencapai 2 . 5 m dan
m
di.
besar
tinggi
m e n c a p a i 40 n .
D i
cabang,
bagian
puncak pohon
picung
c a b a n g y a n g m a s i h mudah
dan
banyak
terdapat
berbulu.
Xulit
kayu berwarna c o k l a t kemerahan a t a u abu-abu k e c o k l a t a n ,
l i c i n dan kadang-kadang
m e n g e r a s (Keng, 1969)
Mangontan
et
k a s a r dengan banyak c e l a h
yang
(1985)
daun
.
al.
melaporkan
bahwa
p i c u n g t e r k u n p u l pada ujung r a n t i n g , b e r t a n g k a i p a n j a n g
pacla
pohon
nuda h e r l e k u k t i g a , pada pohon
tua
bulat
t e l u r l e h a r dengan pangkal yang t e r p a n c u n g a t a u b c r h e n tuk
jantung,
merunciny, m e n g k i l a t dan
berwarna
t u a , t u l a n g d a u n p a d a s i s i bawah m e n o n j o l .
hijau
Daun p i c u n g
d a p a t d i l i h a t p a d a Gambar 1.
Menurut
15
Burkil
(1935) pohon p i c u n g s e j a k
t a h u n b e r k x ~ a ht e r u s m e n e r u s s e p a n j a n g musim.
berumur
Buah
agak t i d a k s i v e t r i s , berhentuk b u l a t t e l u r degan kedua
ujung tumpul.
Buah p i c u n g d i p e r l i h a t k a n p a d a Gambar 2 .
Gambar 1. Daun picung
Ukuran
dan
buah picung bervariasi dengan panjang 17-30
lebar
coklat
7-10 cm atau lebih.
kemerahan
terdapat ientisel.
dengan
permukaannya
dalam
dapat
buah
berwarna
kasar
dimana
Tangkai buah berukuran panjang 8-15
cm denqan diameter 7-12 mm.
di
Kulit
cm
Sugianto (1984) mengatakan
buah picung apabila sudah
masak
mencapai 25 cm terdapat kira-kira 20
keras, tetapi banyak mengandung minyak.
panjangnya
biji
yang
. .
Gambar 2. Buah picung
B. KOMPOSISI DAN DAYA GUNA PICUNG
Picung pada umumnya dikonsumsi dalam bentuk
fermentasi, yang
disebut kluwak.
Komposisi
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi gizi Kluwak setiap loog*)
Komponen
Kalori
Protein
Lemak
Karbohidrat
Kalsium
~ o s or
f
Besi
Vit A
Vit C
Vit B1
Air
Bdd
*)
Jumlah
(xal)
(9)
273.0
10.0
24.0
13.5
40.0
100.0
(9)
(g)
(mg)
(m9)
(mg)
(SI)
(mg)
(mg)
(9)
2.0
0.0
30.0
0.15
51.0
80.0
(%)
Daftar Komposisi Bahan Makanan,
Depkes, 1979.
Dir.
Gizi
hasil
kluwak,
Menurut
Sugianto
(1984) baik daun,
biji
maupun
bagian-bagian lainnya dari tanaman picung beracun.
ini
disebabkan
oleh
senyawa glikosida
yang
ada
dalamnya, yaitu.ginokardin (C13HlgOgN). Karena
ruh enzim ginokardase, maka senyawa tersebut
hidrolisis,
dengan
berikut ini:
C H 0N
gEok&Zin
+ H20
Ginokardin
rang
membebaskan
penga-
mengalami
seperti
reaksi
+
CfHk206
g u osa
+ HCN
C6H804
keton
glukosida dan enzim ginokardase
dikenal
di
HCN,
-
masing-masing
Hal
dengan
nama
seka-
sianogenik
glukosida dan enzim glukosidase (Muchtadi, 1989).
Menurut
Hilditch dan Williams (1964)
lemak
biji
picung apabila diasamkan akan menghasilkan lemak siklik
yang tidak jenuh yaitu asam hidnokarpat (C16H2802)
asam khaulmograt (C18H3202), atau asam
1-undekanoat dan
Asam
gorlat
asam
Z-siklopentena-
2-siklopentena-1-tridekanoat.
(C18H3002) yang jumlahnya
dalam
kondisi
tertentu
menyertai kedua asam lemak lainnya.
Struktur
hidnokarpat,
di
asam
atas
sedikit
kedua
asam
lemak
lebih
daripada
kimia
asam
dan
gorlat
khaulmograt dapat dilihat pada Gambar 3.
siklik
ini mempunyai sifat anti bakteri
timewaan
mampu
mengobati lepra, kudis
penyakit sejenis.
dan
asam
Asam
lemak
dengan
keis-
dan
beberapa
Menurut
Rumphius yang dikutip oleh
Heyne
kulit kayu pohon ini yang diramas-ramas dan
(1987)
ditaburkan
di perairan akan mematikan ikan, oleh sebab itu dipakai
sebagai tuba ikan.
Demikian juga daunnya dapat dipakai
dengan
sama untuk
cara
membahayakan
dimakan.
yang
menangkap
udang
tanpa
kesehatan, kemudian udang tersebut
dapat
Jika sepotong daging yang terdapat
ulat
dalamnya itu konon dibungkus dalam daun ini maka
di
ulat-
ulat itu akan keluar dan mati.
Menurut
Vorderman yang dikutip oleh Heyne
di Banten biji picung yang dicincang halus dan
selama
(1987)
dijemur
2-3 hari dipakai untuk mengawetkan ikan.
laut yang baru ditangkap yang berukuran sedang,
Ikan
diber-
sihkan perutnya di pantai oleh para pembeli dan setelah
itu rongga badannya diisi dengan cincangan tadi.
keranjang
dasar
cincangan
ikan;
lapisan
cangan
ikan
Untuk
biji
biji
dan
angkutan
ikan
dihamp.arkan
picung dan di atasnya
diatur
ikan ini ditutupi dengan
keranjang
terisi
pengangkutan berjarak jauh maka para
kadang-kadang
menggunakan
selapis
cin-
selapis
penuh.
penjualnya
satu bagian qaram dan tiga
bagian picung, akan tetapi kadang-kadang hanya
picung saja.
selapis
selapis
picung, di atasnya dipasang lagi
seterusnya sampai
Pada
memakai
Gambar 3.
Di
Struktur kimia asam
hidnokarpat (A),
asam khaulmograt (B) dan asam gorlat
(C) (Hilditch dan Williams, 1964)
dalam buah picung terdapat banyak biji
besar,
berwarna kelabu berbentuk telur limas dan keras.
Dalam
biji terdapat daging biji yang banyak mengandung
lemak
(Mangontan et al., 1985).
Di daerah-daerah yang jarang
ada kelapa sering kali minyak biji-biji picung
sebagai pengganti minyak kelapa.
mula-mula
dipakai
Biji-biji yang
direbus dalam air selama dua atau
masak
tiga
jam
dan sesudah itu dikupas, serta dibuangi noda-noda hitam
dalam inti biji.
selama
24
sehingga
Inti biji kemudian direndam dalam air
jam, lalu dijemur di bawah
minyaknya
dikempang.
sinar
keluar jika dipijit
matahari
dan
akhirnya
Jika minyak tidak disimpan dalam botol yang
terisi penuh niscaya akan cepat menjadi tengik.
Untuk
menghindari
diisi
sebaik mungkin botol-botol
sebelum
dipanaskan
dan
selanjutnya
dijaqa
banyak
dikerinqkan
terguncang
terlebih
dahulu
agar minyaknya itu
dan
dipanaskan
serta
janqan
sampai
hari
sekali
Heyne
(1987)
dua
(Heyne, 1987).
Menurut
juqa
Vorderman yang dikutip oleh
menqemukakan
bijinya.
bermacam cara untuk
dapat
Biji tadi dengan sendirinya harus
dari sianida yanq beracun.
sebagai
memakan
dibebaskan
Cara yanq dilakukan
berikut: buahnya yang masak dan
jatuh
sendirinya disimpan selama 10-14 hari sehinqqa
menjadi
dicuci
busuk.
Kemudian
bij i-bijinya
dan direbus cukup lama.
adalah
Setelah
dengan
buahnya
dipisahkan,
dingin
biji-
biji ini diselaputi abu dan ditumpuk dalam lubang
rumah,
lubang
ditimbuni
tadi ditutupi dengan
tanah.
Biji-biji
itu
daun
luar
pisanq
dibiarkan
dan
terkubur
selama
40 hari, sesudah itu digali keluar dan
setelah
dicuci
bersih
sebaqai
kluwak.
rasanya
dibawa ke pasar
Isinya
tidak
untuk
dijual
berwarna coklat berlemak
enak,
akan tetapi
untuk
dan
licin,
pindanq
dan
samba1 sebagai lauk nasi, kluwak sangat digemari.
C. OKSIDASI
Kerusakan oksidatif pada bahan makanan yanq menqandung lemak merupakan masalah yanq pentinq karena
menurunkan
kualitas
organoleptik dan
nilai
dapat
qizinya,
bahkan
produk teroksidasi dapat beracun.
oksidasi
lemak pada batas tertentu
inginkan,
seperti
pada
kadang-kadang
keju khusus
dan
makanan yang digoreng (Nawar, 1985).
yang
oleh
proses
ketengikan.
autooksidasi
Hal
radikal asam
aroma
Kerusakan
utama adalah timbulnya bau dan rasa
disebut
Sebaliknya,
pada
lemak
tengik
ini
di-
yang
disebabkan
lemak
tidak
jenuh
Menurut Nawar (1985) mekanisme oksidasi pada
lemak
dalam lemak (Winarno, 1988).
terdiri
dari
peroksida),
terminasi
tiga tahap yaitu
propagasi
inisiasi
(pembentukan
(dekomposisi peroksida)
(penghentian reaksi).
Skema
umum
dan
oksidasi
lemak secara jelas dapat dilihat pada Gambar 4. Menurut
teori yang sampai kini masih dianut orang, sebuah
atom
hidrogen
yang
yang
letaknya
di
terikat
pada suatu
atom
sebelah atom karbon lain
yang
ikatan
rangkap dapat disingkirkan oleh
energi
sehingga
radikal
yany
ini dengan
dapat
sangat
membentuk
membentuk
tidak
O2
radikal
membentuk
mempunyai
sudtu
bebas.
kuantum
Kemudian
peroksida
hidroperoksida
stabil dan mudah pecah
karbon
yang
aktif
bersifat
menjadi
senyawa
dengan rantai karbon yang lebih pendek oleh energi yang
lebih tinggi, energi panas, katalis logam, atau
enzim.
Senyawa-senyawa dengan'rantai karbon yang lebih
pendek
ini
adalah asam-asam
lemak, aldehid-aldehid dan keton
O2
RH
dimer, polimer,
siklik peroksida,
komponen hidroperok&ida
/
I
i
s
pemecahan
1
s
i
aldehid, keton,
hidrokarbon, furan,
asam.
Komponenkomponen asiklik
dan siklik
[ROOHI
I
dimer , ROOR,
ROR
+
t-'
OH
&]
---+
komponen-komponen
keto, hidroksi
dan epoksi
I
pemecahan
I
1
4
I-----!
O2
I
J
1
radikal alkil
aldehid
kondensasi
I
11
hidrokarbon
4,
.L
hidrokarbon
alkiltrioksan
aldehid
dan dioksidan
rantai-pendek
asam
epoks i
.
semialdehid
atau
okso-eter
i2
4,
terminal ROOH
.1
hidrokarbon
aldehid
alkohol
Gambar 4. Skema umum oksidasi lemak (Nawar, 1985)
yang
bersifat folatil dan menimbulkan bau tengik
lemak
yang
(Winarno et al., 1988).
dikutip
oksidasi
oleh
yang
menyebabkan
Menurut Labuza
Ragnarsson et
terjadi
al.
(1971)
(1977) reaksi
pada lemak tidak
hilangnya asam lemak
pada
jenuh
esensial,
beberapa vitamin dan pigmen, dan dapat pula
dapat
pemecahan
menurunkan
nilai biologis protein.
Adanya
panas dapat merangsang
si akan semakin bertambah.
Sinar juga dapat
oksidasi, sinar ultra violet
mempercepat
oksidasi
(visible light)
panjang
menstimulir
Semakin tinggi suhu kecepatan oksida-
reaksi oksidasi.
pat
atau
lebih
daripada
memperce-
aktif
sinar-sinar
karena sinar ultra
dalam
tampak
violet
mempunyai
gelombang yang lebih kecil sehingga
energinya
lebih besar (Winarno et al., 1980).
Menurut Stuckey (1977) jalannya autooksidasi lemak
dan
hasil
produk akhirnya
kondisi
tingkat
yang
tergantung
sedang
pada
besarnya
berlangsung
seperti
temperatur, katalis, jenis asam lemak, distribusi
bentuk
geometri
tersedia.
patan
rangkap
dan
jumlah
oksigen
Dan Winarno et al. (1980) mengatakan
oksidasi
lemaknya,
lemak
adanya
(katalis) dan
kimia
ikatan
seperti
tergantung
antioksidan,
faktor-faktor
dari
lainnya.
ozon, peroksida,
serta
kece-
jenis
adanya
dan
asam
prooksidan
Beberapa
Zat
logam-logam
tertentu terutama tembaga, besi dan garam-garamnya juga
dapat
mempercepat
tertentu,
misalnya
oksidasi
lemak.
Beberapa
lipoksidase juga
dapat
enzim
bertindak
sebagai katalis dalam reaksi oksidasi lemak.
D. ANTIOKSIDAN
Kata
antioksidan
digunakan pada
semua
senyawa
yang dapat mencegah reaksi oksidasi tanpa memperhatikan
mekanismenya.
Lebih jauh lagi, terminologi antioksidan
pangan sering digunakan untuk menunjukkan komponen yang
dapat
mengganggu
terlibat
rantai
reaksi
radikal
dalam reaksi oksidasi lemak
bebas
yang
(Lindsay,
1985)
dalam tulisan ini yang dimaksud antioksidan adalah
yang dapat memperlambat atau mencegah reaksi
dasi
pada
antioksidan
lemak.
adalah
Winarno et
autooksi-
(1980) mengatakan
al.
senyawa yang
zat
biasanya
mengandung
orto atau para difenol, seperti terlihat pada Gambar 5.
Menurut Winarno (1988) antioksidanqdibagi menjadi
antioksidan primer dan antioksidan sekunder.
dan
primer
reaksi
adalah suatu zat yang
berantai
dapat
pembentukan radikal
Antioksi-
menghentikan
yang
melepaskan
radikal hidrogen, seperti tokoferol, lesitin,
fosfati-
da, sesamol, gosipol, asam askorbat, BHT, PG dan
NDGA.
Antioksidan sekunder adalah suatu zat yang dapat mencegah kerja prooksidan sehingga dapat digolongkan sebagai
sinergik seperti asam sitrat dan EDTA.
para difenol
orto difenol
Gambar 5. Rumus struktur paradifenol dan
ortodifenol (Winarno et al., 1980)
Adapun Ranney (1979) mengklasifikasikan antioksidan atas tiga bagian berdasarkan prinsip kerjanya dalam
mencegah
terjadinya
proses oksidasi,
pertama
adalah
antioksidan yang mempunyai gugus fen01 dan amina aromatik
sebagai contoh adalah BHT, BHA,
metilen
bisfenol
dan difenilamin, yang bekerja dengan cara
berinteraksi
dengan
sistem
radikal bebas yang terdapat dalam
yang
membentuk produk substrat non radikal dan suatu radikal
fenoksi
yang
atau fenimino melalui pemberian atom
dimiliki
antioksidan terhadap
radikal
hidrogen
substrat
seperti yang terlihat pada Gambar 6.
Jika
stabil
radikal
atau
berikutnya,
akan
berikutnya.
dengan
secara
maka
bekerja
antioksidan yang
sterik
dihasilkan
dicegah
radikal antioksidan
sebagai
suatu
dari
reaksi
tersebut
tidak
initiator
dari
Pada kenyataannya adalah mungkin
reaksi
bebas
kedua
dalam
cukup
sistem
reaksi
bereaksi
sehingga
bereaksi dengan reaksi rantai dua radikal seperti
terlihat pada Gambar 7.
yang
Gambar 6. Reaksi antioksidan dengan gugus fen01
dan amina aromatik dengan radikal
peroksida (Ranmy, 1979)
Kedua
cara
yang
adalah
sama
hidroperoksida
suatu
untuk
dari
berfungsi
menghilangkan
sistem.
Molekul-molekul
Caranya
adalah
sehingga
hidroperoksida
terjadi suatu
melalui
radikal-radikal
antioksidan melalui ikatan hidrogen
sterik
dengan
molekul-molekul
mekanisme yang tidak melibatkan
bebas.
oleh
antioksidan yang
migrasi
RaOOH
diikat
dan
susunan
ikatan
untuk
menghasilkan suatu alkohol dari suatu bentuk teroksidasi
dari tio eter.
adalah
Contoh jelas dari
antioksidan
ini
Molekul
ini
dilauril tiodipropionat (DLTDP).
mengandung atom sulfur peroksidasi yang mampu
bereaksi
dengan molekul hidroperoksida berikutnya.
Model
ini
sistim
menempatkan
substrat.
Juga
grup hidroksil ke dalam
dikenal
fenomena
sinergis,
apabila dua macam antioksidan, satu sebagai
kerja
atau
yaitu
penghambat
radikal
bebas dan lainnya merupakan pengurai
hidroper-
oksida digunakan secara kombinasi, maka pengaruh
kese-
luruhan melebihi penggunaan masing-masing secara terpisah.
Gambar 7 . Reaksi antara radikal antioksidan
dengan radikal peroksida (Ranney, 1 9 7 9 )
Ketiga adalah antioksidan yang dapat menginaktivasi
logam
Inisiasi
yang
dapat
mencegah
terjadinya
oksidasi bisa dihasilkan oleh
oksidasi.
reaksi
pertu-
karan elektron antara substrat dan ion logam bervalensi
banyak.
dihasilkan
Pada
Gambar
suatu
8
ion
logam
radikal bebas,
direduksi
kemudian
ion
dan
logam
18
dapat
dioksidasi kembali oleh oksigen dari
melalui
mekanisme
lain
untuk
udara
menghasilkan
atau
katalis
oksidasi.
oksidasi
M(n-l)+
>
Mn+
Gambar 8. Reaksi ion logam yang terlibat dalam
proses oksidasi (Ranney, 1979)
Antioksidan
makanan
adalah
merupakan
yang
grup
umum digunakan
fenol kecuali
langsung
pada
etoksikuin
yang
seriamine. Metode analisa untuk
menentukan
adanya antioksidan pada makanan pada dasarnya :
1. Separasi fenol denqan
cara
ekstraksi, destilasi,
presipitasi atau kromatografi.
2. Pengukuran kuantitatif dengan kolorimeter, UV, infra
merah atau teknik yang lainnya (Stuckey, 1977)
Ditinjau dari segi biokimia, fermentasi
aktivitas
merupakan
mikroorganisme untuk memperoleh energi
yang
diperlukan untuk metabolisme dan pertumbuhannya melalui
pemecahan
organik
tersebut
atau
secara
katabolisme
terhadap
anaerobik.
Untuk
senyawa-senyawa
memperoleh
energi
senyawa organik berfungsi sebagai pemberi
dan
penerima
elektron.
fermentasi
produk
Dari segi
mikrobiologi
adalah proses untuk
dengan
perantara
menambahkan
bahwa
menghasilkan
atau
mikroorganisme (Rachman, 1989).
industri,
dengan
berbagai
melibatkan
Buckle et al,.
fermentasi adalah
(1978)
perubahan
kimia
bahan pangan yang disebabkan oleh enzim.
balam
Enzim
yang berperan dapat dihasilkan oleh mikroorganisme atau
telah ada dalam bahan pangan
Menurut
Pratt
(1972)
ekstrak
kedelai,
air
tepung
panas
dari
kedelai
yang
konsentrat
protein
dihilangkan
lemaknya, dan kacang kedelai segar
kering cukup besar aktivitas antioksidannya.
maupun
Gyorgy et
al., (1964) telah mengisolasi dan mengidentifikasi tiga
antioksidan
alami
terfermentasi
yang terkandung
di
dalam
6,7,4'-trihidroksi
(tempe), yaitu
lavon (faktor-Z), 7,4-dihidroksi isoflavon
dan
flavonoid
dan
yang
isoflavon
(1978)
tidak lazim
yang
dapat
(tempe),
terfermentasi
antioksidan.
Pratt
senyawa
6,7,4'-trihidroksi
diisolasi
dan
Menurut
terdapat
yaitu
dari
memiliki
Daidzein dan genestein
kedelai
aktivitas
terdapat
alami
pada
kedelai mentah, sedangkan
dapat
diisolasi pada kedelai mentah (Pratt dan
tersebut
dapat
iso-
(daidzein),
5,7,4'-trihidroksiisoflavon (genestein).
Hammerschmidt
kedelai
faktor-2
disimpulkan
1979).
Keadaan
senyawa
6,7,4'-trihidroksi isoflavon
tidak
secara
belum
Birac,
bahwa
aktif
3
sebelum proses fermentasi (Gyorgy et al., 1984).
Dalam
proses
pembuatan
daging
bi ji
picung
terfermentasi mula-mula biji picung segar direbus, lalu
dibungkus
dengan
abu sisa
pembakaran
dipendam
selama
40
agar
(Burkill, 1935)
hari
kayu
terjadi
Menurut Meiriyanto
fermentasi
(1988) aktivitas
antioksidan dari daging biji picung fermentasi
lihatkan
dapat
memper-
peningkatan aktivitas antioksidan dari
hari ke no1 sampai ka 40 hari fermentasi.
proses
kemudian
pembuatan
diduga
yang melalui tahap
bahwa
senyawa
Berdasarkan
perebusan,
antioksidan
dikandung picung stabil terhadap pemanasan.
mulai
alami
maka
yang
111.
BAHAN D A N METODE PENELITIAN
A. BAHAN DAN ALAT
1. Bahan
Bahan
adalah
yang
yang
biji
digunakan
dalam
penelitian
picung (Pangium edule
diperoleh
dari daerah
Reinw.)
Ciampea,
(Eastman
Chemical
TENNESE),
Petroleum eter p.a., Dietil
(MERCK, Darmstadt)
Product
dari
kimia
PAU Pangan dan Gizi.
NaC1,
Na2C03,
Kimia
Pangan Teknologi Pangan Dan
Bogor.
BHT
Kingsport,
eter
p.a.,
laboratorium
BF3-Metanol,
H2SOq diperoleh
segar
Bogor.
Inc.,
diperoleh
ini
dari
Etanol,
laboratorium
Gizi,
Darmaga,
Asam linolenat dari Cica Kamto Chemical Co.
Inc., Tokyo Japan.
n-heptadekanoat diperoleh
dari
Nacalai Tesque. Inc., Kyoto Japan.
2. Alat
Peralatan
yang digunakan dalam penelitian
adalah:
warning
Yamato,
Tokyo, JAPAN, kromatografi
GC-9Am),
blender, freeze
biological
Drier
gas
oxygen monitor YSI
(Yellow Spring Instrument Co., Inc.,
thermostat
(NEOCOOL(Shimadzu
model
Ohio,
model CB - 500 ts. (Riko-Kagaku
Co., Ltd., Tokyo, JAPAN), perekam (TOA
-
ini
53
USA),
Sangyo
Electronic
polyrecorder
EPR - 111A, Tokyo,
kertas saring Whatman No.42,
JAPAN),
soxhlet,
neraca analitis,
dan
alat-alat gelas untuk keperluan analisis.
B. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini dilakukan perlakuan fermentasi
daging
biji
picung, pengamatan dan
analisis
sebagai
berikut :
1. Perlakuan fermentasi
Percobaan
fermentasi
faktor
biji
tempat
lamanya
perebusan
yang
dilakukan
picung
adalah
fermentasi,
fermentasi
terdiri
untuk
mengkombinasikan
waktu
secara
mempelajari
perebusan
faktorial.
atas dua taraf yaitu
Lama
menit
80
(Ao)
dan 40 menit (Al), tempat fermentasi
atas
dua
taraf
dan
terdiri
yaitu di'dapur asal (Bo) dan
laboratorium (Bl), lamanya fermentasi terdiri
7
taraf yaitu masing-masing 0, 7 , 14, 21,
dan 42 hari (Co, C1, C2, C3, C4, C5 dan CG)
suhu
perebusan
tetap.
~ i a g r a m alir
fermentasi dapat dilihat pada gambar 9.
di
dari
28,
35
dengan
perlakuan
Biji picung
I
6
perebusan
80 menit dan 10 menit
I
penirisan
1
penaburan abu dapur
I
j.
fermentasi
di dapur dan di laboratoriun
I
.I
pengambilan contoh
masing-masing dengan lama fermentasi
0, 7, 14, 21, 28, 3 5 dan 42 hari
I
i.
analisis kadar air
I
1
pengering bekuan
I
I
6 .
analisis leblh lanjut
P
Gambar 9. Diagram alir perlakukan fermentasi daging
biji picung
Pada
dilakukan
setengah
penelitian
perebusan
biji
di dalam drum besar yang telah
tingginya.
picung
diperlukan
selama
perebusan
perebusan
tanah
ini
yang
Untuk
merebus
air i 3 0 liter,
9g0c.
zepplin (Gambar 10).
dengan
dipotong
seribu
dan
Sumber
sebutan
uap
gas
biji
suhu
panas
ini berasal dari api kompor
dikenal
picung
air
untuk
minyak
burner
Setelah perebusan selesai (80
dan 40 menit) biji picung ditiriskan dan
dibiarkan
dingin
dengan
dingin
baru b i j i picung tersebut
(Gambar
(Gambar 1 2 d a n 1 3 ) .
abu d a p u r
masing-masing
sisanya
sendirinya
25
dikering
11).
ditaburi
C o n t o h yang
b i j i , diukur
bekukan untuk
kadar
Setelah
dengan
diambil
airnya
dianalisis
lanjut.
Gamk~ a 1
r 0.
Drum d a n g a s b u r n e r zepplin u n t u k
perebusan daging b ij i picung s e g a r
dan
lebih
Gambar 11.
P e n i r i s a n dan pendinginan daging b i j i
p i c u n g yang t e l a h d i r e b u s
-
Gambar 1 2 .
Abu d a p u r ( A ) d a n b i j i p i c u n g s i a p
difermentasi (B)
Gambar 1 3 . F e r m e n t a s i d a g i n g b i j i p i c u n g
2 . K a d a r a i r (A.O.A.C.,
Kadar
contoh
dalam
1971)
a i r contoh d i t e n t u k a n s e b a g a i
d i t i m b a n g s e b a n y a k 2 gram
dan
berikut,
dikeringkan
o v e n p a d a s u h u I O S ~ C ,p e n g e r i n g a n
dilakulcan
sampai beratnya konstan.
IZadar
air
contoh
dapat
dihitung
menggunakan rumus :
kadar a i r
=
a-b x 100%
C
a = b e r a t wadah d a n b a h a n n u l a - m u l a
b= b e r a t wadah d a n b a h a n s e t e l a h k e r i n g
c= b e r a t bahan mula-mula
dengan
Tiga gram sampel
ditimbang
langsung
dalam
saringan timbel lalu dilipat diletakkan dalam
ekstraksi
soxhlet
selama
jam.
5
yang kering, dilakukan
Lemak
yang
diperoleh
alat
reflux
dipanaskan
dalam oven pada suhu 1 0 5 sampai
~ ~
berat konstan.
Kadar
lemak
contoh
dapat
dihitung
dengan
menggunakan rumus:
kadar lemak = berat lemak x 100%
berat sampel
4. Pemisahan
Asam
Minyak
asam
Lemak
Bebas (Fardiaz et al., 1986)
diekstrak dengan dietil
eter,kemudian
lemak bebas dipisahkan dengan metode
Mattick
dan Lee (1959).
Ke
corong
dalam
petroleum
Lapisan
minyak
di
dalam
pemisah ditambahkan berturut-turut 8 4mg
heptadekanoat,
Na2C03
satu gram contoh
35
eter
1%.
Air
ml
campuran
dietil
eter
(1:1), 6.5 ml etanol dan
dipisahkan
dari
12.5
lapisan
eter tersebut diekstraksi kembali
ndan
mg
eter.
masing-
masing dengan:
(1) 1.5 ml etanol 95%
+
7.5 ml Na2C03 1%
(2) 1.5 ml etanol 95% + 5 ml Na2COj 1%
(3) 6.5 ml air destilata.
Seluruh
lapisan
air dikumpulkan di
dalam
corong
pemisah
baru,
diekstrak
ditambahkan 1.5 ml
dengan 12.5 ml campuran
eter:petroleum eter (1:l).
ke
H2S04
10%
pelarut
dietil
Lapisan eter dipisahkan
dalam botol kecil bertutup dengan volume
dengan
melewati
kertas saring Whatman
berisi
beberapa
gram
diuapkan
botol,
dengan
dan
Na2S04
dengan
anhidrat.
12.5
5
no.1
cara melewatkan gas N2
ekstraksi
dan
ml
yang
Pelaruf
ke
ml
dalan
campuran
petroleum eter dan dietil eter (1:l) dilakukan tiga
kali dengan pelarut segar.
5. Esterifikasi Asam Lemak Bebas (Fardiaz et al., 1986)
Sebelum
dianalisa
dengan
kromatografi
asam-asam lemak bebas diesterifikasi dengan
supaya
asam lemak tersebut mudah
gas,
tujuan
diuapkan.
Asam
lemak bebas yang diperoleh ditimbang sebanyak
5-15
mg di dalam vial, ditambah BF3-metanol sebanyak 0.S
ml
dan
jam.
dipanaskan pada suhu 65-70°c
Kemudian k e dalam vial tersebut
larutan
merata.
NaCl
jenuh
Sesaat
sebanyak 0.4
sebelum
ml
diinjeksikan
selama
satu
ditambahkan
dan
diaduk
ke
dalam
kromatografi gas, k e dalam vial ditambahkan 0.4
petroleum
diambil
eter.
sebanyak
Lapisan atas
5-10 p 1
dalam kromatrografi gas.
untuk
dari
larutan
diinjeksikan
ml
ini
ke
6 . Analisis Asam Lemak Bebas dengan Kromatografi Gas
(Fardiaz et al., 1986)
Analisis
menggunakan
asam
lemak bebas
dilakukan
alat kromatografi gas
model
dengan
Shimadzu
Jenis kolom yang digunakan adalah
GC-9Am.
SP233O
(10% phenyl, 90% cyanopropyl) dengan dimensi
250 x 0.5 x 0.3 cm.
5
Ukuran injektor yang digunakan
p 1 dan suhu injektor 2 3 0 ~ ~ .
Gas
nitrogen
kolom
dengan "flow rate" 20
karier
adalah
mllmenit,
tekanan
gas
H2 dan O2 masing-masing dipasang pada
tekanan
0.6
kg/cm2 dan 0.2 kg/cm2.
(15
menit),
Suhu
kolom
1 8 0 - 2 1 0 ~ ~(24 menit)
150-180~~
dan
2 3 0 ~ ~ .Detektor yang digunakan adalah
terakhir
jenis
FID
(Flame Ionization Detector).
7. Ekstraksi Antioksidan dengan Metanol (Hammerschmidt,
Untuk
percobaan
menentukan
aktivitas
diawali dengan prosedur
antioksidan,
ekstraksi
komponen daging biji picung (Panqium edule
yang
larut
menggunakan
sedikit
dalam
metanol.
metode
modifikasi
Prosedur
Hammerschmidt
seperti
ekstraksi kemudian diukur aktivitas
dengan oksigenmeter.
Reinw.)
ekstraksi
(1978)
Gambar
dari
14.
dengan
Hasil
antioksidannya
penambahan 125 ml metanol
I
penghancuran
(2 menit)
I
J.
pengocokan
semalam
pemanasan
(5 menit)
I
.L
penyaringan dengan Whatman no.42
pencucian residu dengan 25 ml metanol
panas
I
4.
ekstrak
(150 ml)
Gambar 14. Diagram alir metode ekstraksi
daging biji picung yang larut
dalam metanol (modifikasi metode Hammerschmidt, 1978)
1
8.
Pengukuran
Aktivitas
Antioksidan
(Taylor
dan
Richardson, 1980)
Aktivitas
menggunakan
oksigen)
.
antioksidan
oksigenmeter
ditentukan
(metode
dengan
aktivitas
Sampel sebanyak 0.2 ml dilarutkan
5 ml air jenuh oksigen dan ditambah asam
sebanyak 53 mg (36 mM).
asam
linolenat
Untuk kontrol dipergunakan
linolenat 36 mM dilarutkan dalam 5.2
jenuh oksigen, dan sebagai pembanding
0.2
ml
dalam
ml
air
dipergunakan
BHT 0.4% yang dilarutkan dalam
5
ml
air
jenuh oksigen juga dengan penambahan asam linolenat
sebanyak 53 mg.
Air
jenuh
oksigen
diperoleh
dengan
cara
memberikan udara k e dalam air suling dengan bantuan
pompa
udara
kerja analisis aktivitas
cara
menqgunakan
(1)
menghubungkan
temperatur
alat
sirkulator
konstan
dapun
antioksidan
oksigenmeter adalah
menghidupkan
jam.
(aspirator) selama 1.5
ke
sebagai
arus
berikut:
listrik,'
(penangas
3g0c) ,
dengan
air
(2)
dengan
menghidupkan
(3)
oksigenmeter, (4) memutar tombol k e ampermeter, (5)
memasukkan
5 ml air jenuh oksigen dengan
magnet
ke
dalam
selama
tiga menit sampai temperatur seimbang,
tabung
contoh,
(6)
pengaduk
membiarkan
(7)
memasukkan sensor k e dalam tabung contoh,
mengelu-
arkan
(dibantu
seluruh udara melalui lubang kecil
dengan
sedikit
sensor),
batas
larutan
plunger berada di tengah over flow
groove
(8)
memutar
batang
menyalakan pengaduk magnetik, (9) menempatkan
skala
pada
0% dengan mengatur tombol
(10) menempatkan
memutar
tombol
menempatkan
selektor
skala
perekam
ke
recorder
adjust,
dalam
perekam
skala
pada
pada
skala
amper
nol,
nol,
(11)
air,
dan
ke
posisi
loo%,
(12)
menempatkan
dengan
menggunakan
maksimum
(13) memperhatikan
. kestabilan
sistem, ditunjukkan pada garis perekam
yang
bebas
gangguan (noise), (14) memasukkan
sampel/pembanding
(total volume
pengaduk
ml)
dan
k e dalam
contoh,
(15)
memasukkan sensor ke dalam tabung contoh, dan
(16)
magnetik
membiarkan
oksigen
tabung
selama 90 menit, dan
tercatat
ditunjukkan
oleh
5.2
kontrol/
laju
perekan.
penangkapan
Oksigen
pada Gambar 15, sedangkan
meter
sensor
dan
ruang contoh diperlihatkan pada Gambar 16.
Hasil
analisis aktivitas
mengyunakan oksigenmeter
antioksidan
dengan
dinyatakan sebagai faktor
protektif, yaitu perbandingan lamanya waktu (menit)
oksidasi yang terjadi pada emulsi dengan penambahan
antioksidan
dengan lamanya waktu (menit)
oksidasi
yang terjadi pada kontrol.
C.
MODEL RANCANGAN PERCOBAAN
Model
rancangan percobaan yang
rancangan
digunakan
faktorial di dalam rancangan acak
adalahl
lengkap.
Modelnya adalah:
Y..
Ijkt
= p
+
A . + 6 . + Ck
1
1
+
(AS)..
IJ
+ (AC)ik
+ (6C)jk
+
(ASC)ijk
+
L,(ijk)
dengan
'ijkl
=
peubah respon karena pengaruh bersama
taraf ke-i faktor A , taraf ke-j faktor
B, taraf ke-k faktor C yang terdapat
dalam pengamatan ke-1
=
pengaruh rata-rata yang sebenarnya
=
pengaruh tambahan dari taraf ke-i faktor A
=
pengaruh tambahan dari taraf ke-j faktor B
=
pengaruh tambahan dari taraf ke-k faktor C
=
pengaruh tambahan dari interaksi antara taraf ke-i faktor A dan taraf ke-j
faktor B
=
penqaruh tambahan dari interaksi antara taraf ke-i faktor A dan taraf ke-k
faktor C
=
pengaruh tambahan dari interaksi antara taraf ke-j faktor B dan taraf ke-k
faktor C
=
pengaruh tambahan dari interaksi antara taraf ke-i faktor A, taraf ke-j
faktor B dan taraf ke-k faktor C
=
pengaruh tambahan dari satuan percobaan ke-1 dalam kombinasi perlakuan
(ilk)
G a m b a r 15. O k s i g e n m e t e r
PROBE CLAMP
HOLD DOWN RING
SHOULDER SCREW
RUBBER
BATH COVER
OVERFLOW
GROOVE
;i
ACCES
MAGNETIC
SLUT
STIRRER
Gambar 16. Elektroda oksigenmeter
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. FERMENTASI DAGING BIJI PICUNG (Panqium edule Reiwn.)
Menurut
Sugianto (1984) daging biji picung
dimakan, asal dibebaskan dahulu HCN-nya.
dapat
Caranya ialah
dengan merebus dahulu biji buah picung yang sudah masak
(sebaiknya buah
sendirinya).
yang telah jatuh
dari
pohon
dengan
Biji-biji tersebut kemudian ditanam dalam
tanah, kira-kira 40 hari lamanya.
Selama perebusan suhu tidak boleh turun,
besarnya
api
perebusan
sewaktu
i
harus
cukup
perebusan
dingin.
picung
harus diperhatikan, dan
karena
bila
air
sehingga
pada
awal
kekurangan
air,
berjalan tidak boleh
ditambah
Kalau ha1 ini dilakukan biasanya daging
hasil
fermentasi masih
terasa
air
biji
pahit,
yang
menandakan HCN belum semuanya dibebaskan.
Abu dapur ialah abu yang dihasilkan dari pembakaran
kayu
bakar.
~iasanyaabu ini merupakan
limbah
rumah
tangga yang memasak makanannya menggunakan tungku
bakar.
selama
Abu ini berguna untuk melindungi
fermentasi
dari
fluktuasi
kayu
biji
picung
kelembaban
udara
karena abu dapur bersifat higroskopis.
Warna
daging biji picung hasil fermentasi
14, 21, 28, 35 dan 42 hari semakin lama semakin
tua (Gambar 17).
dan
faktor
0,
coklat
Hasil analisa kadar air, kadar
protektif
dari daging
biji
7,
picung
lemak
yang
difermentasi
selama
0, 7 ,
1 4 , 2 1 , 28, 35 dan
42
hari
d i s a j i k a n pada Lampiran 1.
Gambar 1 7 . Daging b i j i p i c u n g h a s i l f e r m e n t a s i 0 , 1 4 ,
28 dan 42 h a r i y a n g t e l a h d i k e r i n g bekukan
( m e n u r u t a r a h jarum jam)
B . KADAR A I R
Hasil
a n a l i s i s kadar a i r d a r i daging b i j i
dengan p e r e b u s a n selama 80 m e n i t dan t e m p a t
di
dapur
pada h a r i k e no1 s e b e s a r
biji
p i c u n g yang
fermentasi
sedangkan
55.11%,
pada h a r i k e 4 2 b e r u b a h m e n j a d i 4 1 . 7 4 % .
picung
Demikian
direbus
selama
untuk
daging
menit,
d i f e r m e n t a s i d i l a b o r a t o r i u m pada h a r i
ke
juga
80
no1
mempunyai k a d a r a i r 58.72%, dan pada h a r i k e 42 m e n j a d i
Kadar
39.08%.
selama
hari
40
air
daging biji
60.56%
fermentasi hari ke 42.
di
direbus selama
laboratorium
turun menjadi
Kadar air daging
Hasil
ternyata mengalami
percobaan
fermentasi
akan
berkurangnya
gerakan
pada
picung
dilakukan
dari
pada hari ke 42.
terdapat
bahwa
aktivitas
Buckle et al. (1978) mengatakan
reaksi
berkurangnya
biji
menunjukkan
apabila
pada
peningkatan
62.64%
Buchner
terjadi
enzim (Rachman, 1 9 8 9 ) .
bagian
direbus
38.66%
menit dan fermentasi
40
pada hari ke no1 menjadi
56.09%
yang
menit dan fermentasi dilakukan di dapur
ke no1 sebesar
yang
picung
enzimatis
disebabkan
dari substrat untuk
aktif dari enzim.
oleh
meresap
Walaupun bagian
aktif
ke
dari
enzim tetap berfungsi sekalipun nilai a, sangat rendah,
substrat dan bahan pereaksi lainnya seperti air, harus
cukup
mampu bergerak untuk mencapai
(1988) menyatakan kadar
Winarno
bagian
air
tersebut.
semakin tinggi
mengakibatkan aktivitas enzim akan semakin tinggi.
Dari pengamatan kadar air dan perhitungan
tika
dengan
uji-F
diperoleh
bahwa
perebusan
dan
dipengaruhi
oleh
pada
kadar
tingkat
air
kepercayaan
dipenqaruhi
oleh
99%,
lama
lamanya
fermentasi,
tetapi
tidak
tempat
fermentasi.
Diduga
faktor
lingkungan tempat fermentasi tidak banyak
karena
statis-
kondisi lingkungan di kedua
tempat
berpengaruh
fermentasi
hampir
sama dan selama fermentasi biji
Baik perebusan selama 80 menit
oleh abu dapur.
40
menit
picung
mempunyai
kadar
air
semaki