Program benih dasar sebagai pusat pengembangan komersialisasi benih produk teknologi (kasus benih padi gogo)
PROGRAM BENIW DASAR
SEBAGAI PUSAT PENGEMBANGAN
K O M E R S I A L l s A S l BENIH PRODUK T E K N O I ~ O G I
(Kasars Benih Padi Gogo)
PROGRAM PASCASAWJANA
INSTITUT PERTANIAN B O G O R
1999
SUMMARY
SYATRlANTY AND1 SYAIFUL. Foundation Seed Program to be a Developing
Centre for the Commercialization of Technologically Produced Seed - Case of
Upland Rice Seed (Under supervision of SJAMSOE'OED SADJAD as Chairman,
SYARIFUDIN BAHARSJAEI, RJSTIKA S. BAHARSJAH, ED1 GUHARDJA,
and FAIZA C. SUWARNO each serves as member).
The research consists of 5 (five) experiments, i.e. first, concerning the
Distinguish (D) criteria among upland rice varieties: Gajah Mungkur, Kalimutu,
Jatiluhur and Way Rarem by measuring the spontaneity of seedling growth (KsP),
seedling growth rate 0,
tillers number , productive tillers number, grains number
per panicle, 1000 - seed weight and yield. Second, concerning the Uniformity (U)
criteria of each variety by measuring the uniformity of plant height , productive
tillers number, and panicle length. Third concerning the stability (S) of each variety
The Third experiment
consists of experiment A comparing Breeder Seed and
Foundation Seed of each variety (field experiment) by
growth capacity (DT), KSP, &T,
measuring the seedling
tillers number , productive tillers number, grains
number per panicle and yield; and experiment B comparing Breeder Seed,Foundation
Seed, Foundation Seed after 6 months storage and Stock Seed (Laboratory
experiment) by measuring the
storability vigor ( V d , KSP and Kcr. Fourth ,
observing the competitive ability by measuring the plant height, tillers number ,
productive tillers number, grains number per panicle and yield. Fifth, observing the
0 2
deficiency tolerance of each variety: Gajah Mungkur, Kalimutu, Jatiluhur and
Way Rarem varieties by measuring the Delta Value.
The objective of this research is to find the quantitative measurement of
commercial criteria specificly of upland rice varieties: Gajah Munglcur, Kalimutu,
Jatiluhur and Way Rarem based on DUS principle applicable for the Foundation
Seed Program.
The result of the research indicates that first, the tillers number can perform
the distinguishness (D) about 83.33 % among varieties as a commercial criteria
being considered for the four varieties. KSP.KCT and productive tillers number are
also sufficiently indicating 50.00 % their difference among varieties , whereas the
grains number per panicle, 1000 - seed weight and yield cannot be applied to notify
the distinguishness of one varieties to the others.
The Uniformity (U)in growth of each variety which is supposed to be
noticeable for their commercial identity cannot be identified through their
homogenity of plant height, productive tillers number and panicle length. Therefore,
the four varieties: Gajah Mungkur, Kalimutu, Jatiluhur and Way Rarem are less
commercial i?om the uniformity point of vieuw.
DT, K p , KCT,tillers number , productive tillers number, grains number per
KSPand K m ( Laboratory experiment),
panicle and yield ( field experiment) and VDS,,,
can be applied for determining stability (S) performance of the four
varieties,
although each measurement indicates varying susceptability. The Jatiluhur variety
has the highest rate of stability followed by Kalimuty Way Rarem and Gajah
Mungkur as the lowest.
The competitiveness among individual plant by varying planting distances
and the number of seeds per hole can not be identified through measuring the plant
height, tillers number , productive tillers number, grains number per panicle and
yield, so that the four varieties: Gajah Mungkur , Kalimutu , Jatiluhur and Way
Rarem are not commercial enough as far they are detected by their competitiveness.
Delta Value parameter to detect the
0 2
deficiency tolerance of each varieties
indicates only 38.89% effective applicable to be an indicator for commercial criteria
since it is determining on seed vigor bases.
Foundation Seed Program (FSP) is required to perform seed being more
commercial. FSP will continuously develop commercial parameters and their specific
measurement to make seed more become attractive to the consumers.
These
commercial parameters will than be of significant input to plant breeders in creating
new commercial varieties.
It is suggested that FSP for other plant commodities DUS principle has to be
held, and continuous effort should be made to
develop commercial parameters
focusing on specific characters of each commodity and ecotype.
RINGKASAN
SYATRIANTY AND1 SYAIFUL
.
Program Benih Dasar sebagai Pusat
Pengembangan Komersialisasi Benih Produk Teknologi - Kasus Benih Padi Gogo
(Dibawah bimbingan SJAMSOE'OED SADJAD sebagai ketua, SJARIFUDIN
BAHARSJAH, JUSTIKA S. BAHARSYAEI, ED1 GUHARDJA, dan FAUA C.
SUWARNO masing-masing sebagai anggota).
Penelitian terdiri atas 5 percobaan, yaitu penelitian L adalah menentukan
tingkat Distinghish @) antara pa& gogo Var. Gajah Mungkur, Kalimutu, Jatiluhur
dan Way Rarem dengan menggunakan tolok ukur KSP, KCT, jumlah anakan, jumlah
anakan produktif, jumlah butir per malai, berat 1000 butir dan produksi hektai'.
Penelitian II adalah menentukan tingkat Uniformity (U) masing-masing varietas
dengan tolok ukur keseragaman tinggi tanaman, jumlah anakan produktif dan
panjang malai. Penelitian 111 adalah menentukan tingkat Sfahilify (S) masing-masing
varietas. Penelitian I11 terdii atas dua percobaan, yaitu percobaan A adalah membandingkan Benih Penjenis dengan Benih Dasar dari inasing-msing varietas
(Percobaan Lapang) dan tingkat stabifity dideteksi dengan tolok ukur DT, KSP,KCT,
jumlah anakan, jumlah anakan produktif, jumlah butir per malai, dan produksi ha-' ;
dan percobaan B adalah membandingkan Benih Penjenis, Benih Dasar, Benih Dasar
yang telah disimpan selama 6 bulan dan Benih Pokok (Perwbaan Laboratorium) dan
tingkat stability dideteksi dengan tolok ukur VDS, KSP,dan Km. Penelitian IV
adalah melihat tingkat daya saing varietas yang dideteksi dengan tolok ukur tinggi
tanamaq, jumlah anakan, jumlah anakan produlctif, dan produksi hi'. Penelitian V
adalah melihat perbedaan tingkat toleransi varietas terhadap defisiensi 0 2 dengan
menggunakan tolok ukur Nilai Delta.
Tujuan penelitian
adalah menemukan tolok ukur yang spesifik dapat
digunakan untuk mengulrur nilai komersial benih - kasus padi gogo Var. Gajah
Mungkur, Kalimutu, Jatiluhur dan Way Rarem. Dengan demikian maka prinsip DUS
dapat diterapkan bagi peningkatan komersialisasi benih dan tingkat komersialnya
dapat dinilai secara kuantitatif dalam PBD.
Hasil Penelitian I menunjukkan bahwa antar padi gogo Var. Gajah Mungkur,
Kalimutu, Jatiluhur dan Way Rarem tolok ukur jumlah anakan dapat digunakan
untuk mendeteksi unsur dislinguish @) sebesar 83.33 %, sehingga dapat digunakan
sebagai kriteria komersialisasi untuk varietas padi gogo tersebut. KSP, KCT dan
jumlah anakan produktif dapat mendeteksi unsur distinguish @) masing-masing
sebesar 50.00 %, juga cukup baik digunakan sebagai tolok ukur komersialisasi,
sedangkan jumlah butir per malai, berat 1000 butir dan produksi
tidak dapat
dijadikan tolok ukur karena tidak dapat mendeteksi varietas yang berdaya komersial
terbaik diantara Var. Gajah Mungkur, Kalimutu, Jatiluhur dan Way Rarem.
Sebagai salah satu kriteria komersial, unifomiy OJ) perlu ditonjolkan.
Tingkat Uniformity pada empat varietas tersebut tidak dapat dideteksi perbedaannya
dengan tolok ukur keseragaman tinggi tanaman, jumlah anakan produktif dan
panjang malai, sehingga daya komersial terbaik
antara Var. Gajah Mungkur,
Kalimutu, Jatiluhur dan Way Rarem tidak terdeteksi berdasarkan kriteria ungoormity
dengan tolok ukur tersebut.
Tolok ukur DT, KSP, KC=, jumlah anakan, jumlah anakan produktif, jumlah
butir per malai, produksi ha
-' ( tolok ukur uji
Lapang), VDS,&P,
dan &I
(tolok
ukur uji Laboratorium) mempunyai tingkat kepekaan yang berbeda dalam mendeteksi
tingkat stability pada varietas yang diuji. Walaupun demikian, tolok ukur-tolok ukur
tersebut dapat digunakan mendeteksi siability (S) Var. Gajah Mungkur, Kalimutu,
Jatiluhur dan Way Rarem. Dengan 10 tolok ukur tersebut diketahui tingkat stability
(9 Var.
Jatiluhur tertinggi yaitu sebesar 80.00 %, diikuti Var. Kalimutu sebesar
70.00 %, Var. Way RaTem sebesar 60.00 %
dan terendah Var. Gajah Mungkur
dengan tingkat stability sebesar 40.00 %.
Tingkat daya saing antar individu masing - masing varietas dengan variasi
jarak tanam dan jumlah benih per lubang yang dideteksi melalui tolok ukur tinggi
tanaman, jumlah anakan, jumlah anakan produktif dan produksi ha-' hanya berbeda
masing-masing berturut-twut sebesar 30.56 %, 27.78 %, 8.34 % dan 2.78 % atau
rata-rata 17.37 % . Oleh sebab itu, sampai pada batas variasi jarak tanam dan jumlah
benih per lubang yang dicoba, tolok ukur tersebut tidak dapat digunakan sebagai
kriteria komersial antar Var. Gajah Mungkur, Kalimutu, Jatiluhur dan Way Rarem.
Tingkat kepekaan tolok ukur Nilai Delta hanya sebesar 38.89 % dalam membedakan tingkat toIeransi varietas terhadap defisiensi
02.
Namun demikian, tolok
ukur tersebut cukup baik digunakan sebagai tolok ukur komersial bagi Var. Gajah
Mungkur, Kalimutu, Jatiluhur dan Way Rarem karena telah dapat menentukan
tingkat vigor benih masing-masing varietas dalam variasi jarak tanam dan jumlah
benih yang dicoba.
Penelitian menunjukkan bahwa untuk tujuan komersialisasi suatu varietas
dibutuhkan PBD. PBD akan terus-menerus berupaya mengembangkan kriteria
komersial secara kuantitatif dengan tolok ukur spesifik yang berorientasi kepada
kebutuhan konsumen pemakai benih. Tolok ukur komersial tersebut akan menjadi
masukan yang penting bagi pemulia tanaman guna penciptaan varietas baru.
Disarankan agar upaya komersialisasi dalam PBD untuk komoditi lain tetap
berpegang pada prinsip DUS, dan terus-menerus berupaya mengembangkan tolok
ukur komersial yang berfokus pada karakter masing-masing komoditi dan ekotipe
tertentu.
DAFTAR SIMBOL
AOSA
= Association of Official Seed Analysts
BBI
= Balai Benih Induk
BBN
= Badan Benih Nasional
BBP
= Balai Benih Pembantu
BBU
= Balai Benih Utama
BPSB
= Balai Pengawasan dan
BS
= Breeder Seed (Benih Penjenis)
DB
= Daya
DT
= Daya Tumbuh
DUS
= Distinguish,
ES
= Fxtenfion Seed (Benih Sebar)
FS
= Foundation Seed (Benih Dasar)
ISTA
= International
&T
= Kecepatan Tumbuh
KSP
= Spontanitas Tumbuh
KST
= Keserempakan Tumbuh
Nilai D
= Nilai Delta
PBD (FSP)
= Program Benih Dasar (Frnndation SeedProgram)
PSB
= Program
SS
= Stock Seed (Benih Pokok)
VDS
= Vigor Daya
vg
= Vigor
VKT
= Vigor Kekuatan Tumbuh
VP
= Vigor Potensial
Sertifikasi Benih
Berkecambah
Unflormity cian Stability
Seed Testing Association
Sertifikasi Benih
Simpan
GLOSARI
Benih Penjenis atau
Breeder Seed (BS)
= Benih
yang digunakan untuk pertanaman produksi
Distinghuish (D)
= Salah satu kriteria komersialisasi
Daya Berkecambah (DB)
= Tolok ukur viabilitas benih yang memprakirakan
benih
benih varietas baru
yang ditunjukkan oleh adanya perbedaan yang jelas
antar varietas yang telah ada dibanding varietas baru
yang &an dilepas.
parameter Viabilitas Potensial lot benih, diukur dengan
persentase kecambah normal.
Daya Tumbuh (DT)
=
Tolok ukur viabilitas benih untuk parameter Viabilitas
Potensial bib'it yang diindikasikan oleh pertumbuhan
normal bibit di lapang.
Kecambah Normal Kuat
=
Kecambah yang tumbuh normal yang dipilah atas
kinerja tumbuh yang kuat dari yang kurang kuat.
Kecepatan Tumbuh (KcT) = Suatu tolok ukur dari parameter Vigor Kekuatan
Tumbuh yang diukur dengan jumlah tambahan perkecambahan setiap hari atau etmal pada kumn waktu
perkecambahan.
Komersialisasi benih
=
Menjadikan benih komoditi komersial yang dicirikan
1) secara terus-menerus ditingkatkan keunggulannya
2) mempunyai standar mutu dan
3) merupakan cerminan dari suatu lot benih
Lot benih
=
Sejumlah benih yang berasal dari pertanaman yang
sama,sevarietas, pengelolaannya sama, dan diolah
dengan kondisi yang sama pula.
Mutu benih
=
Mutu yang disandang oleh benih yang mencakup mutu
fisik, fisiologi, dan genetik.
Mesin Pengusangan Cepat = Mesin untuk mengusangkan benih secara cepat,
sehingga dalam suatu kurun priode viabilitas yang
(WC>
pendek, terjadi devigorasi benih seperti yang terjadi
pada proses deteriorasi alami dengan waktu yang jauh
lebih panjang.
selisih Vp clan Vg atau jabarannya yang digunakan untuk mengukur vigor benih dalam dimensi
waktu.
Nilai Delta (Nilai D)
= Nilai
Pelepasan varietas
= Proses
Sertifikasi benih
= Proses
Spontanitas Tumbuh (KsP)
=
Stability (S)
=
Uniformity (U)
= Salah satu
Viabilitas benih
= Daya
Viabilitas potensial (Vp)
= Parameter
Vigor Daya Simpan (VDS)
= Parameter
Vigor Kekuatan Tumbuh
(VKT)
= Parameter
Tolok ukur (Viabilitas)
= Jabaran
pemberian izin bagi suatu varietas benih untuk
diedarkan di masyarakat.
pemberian sertifikat kepada suatu lot benih yang
menginformasikan mutu benih yang dikomersialkan.
Suatu tolok ukur dari parameter Vigor Kelcuatan
Tumbuh atas dasar persentase kecambah normal yang
tumbuh merata pada suatu waktu tertentu, diantara
waktu pengamatan pertama dan kedua dalam Uji Daya
Berkecambah.
Salah satu kriteria komersialisasi benih varietas baru
yang ditunjukkan oleh tidak terjadinya perubah-an sifat
meskipun benih tersebut diperbanyak pada tingkat kelas
benih yang lebih rendah.
kriteria komersialisasi benih varietas baru
yang ditunjukkan oleh keseragaman varietas tersebut
baik secara genetik maupun fenotipik .
hidup benih yang dapat ditunjukkan dalarn
fenomena pertumbuhannya, gejala metabolisme, kineq a
kromosom atau garis viabilitas.
viabilitas lot benih yang menunjukkan
kemampuan benih menumbuhkan tanaman normal
pada kondisi lapang produksi yang optimum.
viabilitas lot benih yang menunjukkan vigor
benih pada kurun waktu Periode II atau Periode
Simpan.
vigor lot benih yang menunjukkan
kemampuan benih tumbuh normal pada kondisi Iapang
yang suboptimum.
terukur untuk masing-masing parameter
viabilitas. Misalnya tolok ukur DB untuk parameter
VP.
PROGRAM BENIH DASAR
SEBAGAI PUSAT PENGEMBANGAN KOMERSIALISASI
BENIH PRODUK TEKNOLOGI
(Kasus Benih Padi Gogo)
Oleh:
SYATRIANTY A. SYAIFUL
AGR. 94514
Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Doktor dalam itmu-ilmu pertanian
pada
Program Pascasarjana Institut Pertauian Bogor
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1999
Judul Disertasi
:PROGRAM BENDB DASAR SEBAGAI PUSAT
PENGEMBANGAN KOMERSIALISASI BENIH PRODUK
TEKNOLOGI (Kasus Benih Padi Gogo)
Nama Mahasiswa :Syatrianty A. Syaiful
Nomor Pokok
: 94514
Program Studi
: Agronomi
Menyetujui
I. Komisi Pembimbing
Prof. Dr I r Sjamsoe'oed Sadjad,MA
Ketua
Prof. Dr Ir Sjarifudin Baharsjah, MSc
Anggota
Prof. Dr I r Edi Guhardja, MSc
Anggots
2. Ketua Program Studi Agronomi
Dr I r Sudirman Yahya ,MSc
Tanggal lulus : 25 September 1999
1
Prof. Dr I r ~ u k k S.
a Baharsjah, MSc
Anggota
Dr I r Faizc C. Suwarno, MS
Anggota
RIWAYAT HIDUP
Penulis diiahirkan di Kotamadya Ujung Pandang pada tanggal 24 Maret 1962
dari Ibu Hj. St. Djohanis dan Ayah H. Andi Syaiful Sinrang sebagai anak kedua dari
enam bersaudara.
Pada tahun 1981 lulus SMA Pembangunan
IKIP Ujung Pandang, kemudian
metanjutkan ke Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Ujung Pandang dan lulus
sebagai Sarjana Pertanian pada tahun 1986.
Pada tahun 1992 memperoleh gelar Magister Sain di bidang Produksi Tanaman dari Universitas Gadjahmada, Yogyakarta melalui beasiswa dari TMPD.
Mulai terdaftar sebagai mahasiswa S-3 di Program Pascasaijana IPB pada
bulan September 1994 rnelalui beasiswa TMPD.
Sejak tahun 1987 sampai saat ini penulis mengabdi sebagai staf pengajar pada
Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin Ujung
Pandang
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga dapat menyeiesaikan beban kuliah, penelitian hingga
selesainya Disertasi ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang setulustulusnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Prof Dr Ir. Sjarnsoe'oed Sadjad, MA. Sebagai Ketua Komisi Pembimbing; Prof
Dr Ir. Sjarifuddin Baharsjah; Prof Dr Ir. Justika S. Baharsjah, Prof Dr Ir. Edi
Guhardja, Dr Ir Faizah C. Suwamo dan Dr Ir Zainuddin Harahap, Apu (alm.)
masing-masing sebagai Anggota yang telah rnernberikan bimbingan dan arahan
kepada penulis mulai dari perencanaan penelitian sampai dengan penyelesaian
Disertasi ini.
1. Rektor, Dekan Fakultas Pertanian dan Ketua Jurusan Budidaya Pertanian
-
Universitas Hasanuddin. Demikian pula kepada Rektor Institut Pertanian Bogor,
Direktur Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, dan Ketua Program
Studi Agronomi Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan kesempatan dan
fasilitas kepada penulis selama mengikuti program pendidikan S-3 di Program
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
2. Ketua Program TMPD, Lembaga Penelitian Universitas Hasanuddin Ujung
Pandang,
Yayasan
Pendidikan Latimojong
Sulawesi
Selatan,
Yayasan
Supersemar Jakarta dan PT. Bosowa Jakarta, yang telah memberikan bantuan
dana untuk kelancaran perkuliahan sampai dengan selesainya Disertasi ini.
3. Pemulia Tanaman, Teknisi dan Staf Balai Penelitian Tanaman Pangan, Muara
Bogor yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian.
4. Staf pengajar dan karyawantkaryawati Laboratoriwn Ilmu dan Teknologi Benih
IPB atas segala bantuannya.
5. Ayahanda H. Andi Syaiful Sinrang dan Ibunda Hj. St. Djohanis. A.S, Kakak
Sjamsu Djohan, SE .MS dan Ir. Eny Rosamah, MSc., Adik Ir. Andi Masturi
Syaiful, Ir. Andi Zulfikar Syaiful, dr. Andi Indriaty Syaiful, S Ked. dan Ir. Fajri
Djufii, dan Dra. Andi Rismaniswaty Syaiful, Apt., dan segenap keluarga yang
telah banyak memberikan pengorbanan, pengertian dan doa hingga selesainya
studi ini.
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak
yang telah banyak membantu sampai penulis dapat menyelesaikan studi ini.
Akhirnya diharapkan informasi yang terntang dalarn Disertasi ini dapat
bermanfaat bagi pihak yang membutuhkannya.
Bogor, Juni 1999
Penulis
DAFTAR IS1
Halaman :
DAFTAR IS1 ........................................................................
iv
DAFTAR TABEL ..................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR ...............................................................
ix
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang ..............................................................
..
1
Tujuan Penelltian ...........................................................
8
Hipotesis .....................................................................
9
TEVJAUAN PUSTAKA ............................................................
10
Sistem Pengadaan Benih ...................................................
10
Kebijakan Perbenihan ......................................................
15
Mutu Benih ..................................................................
21
Analisis Vigor Benih Yang Dapat Dikembangkan .....................
25
Perangkat Keras dan Lunak Vigor Simulatif ............................
29
Program Benih Dasar .......................................................
32
Pengembangan Industri Benih .............................................
35
BAHAN DAN METODE ...........................................................
44
Tempat dan Waktu ..........................................................
44
Bahan d m AIat ...............................................................
44
Metode Penelitian d m Pelaksanaan .....................................
44
Penelitian I . Uji Distinguish (D) ................................
46
Penelitian I1 . Uji Uniformity (U) ................................
47
Penelitian III. Uji Stability (S) ....................................
Penelitian IV. Uji Daya Saing .....................................
Penelitian V . Uji Toleransi terhadap defisiensi 0
2
..........
Pengamatan ....................................
HASIL .................................................................................
Uji Distinghuish (D) .........................................................
Uji Uniformity (U) ...........................................................
..
Uji Stablllty (S) ..............................................................
Uji Daya Saing ...............................................................
Uji Toleransi Terhadap defisiensi 0 2 .....................................
PEMSAHASAN
...............................................................
KESIMPULAN DAN SARAN....................................................
Kesimpulan ..................................................................
Saran ...........................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................
LAMPIRAN ..........................................................................
DAFTAR TABEL
Nomor :
Teks :
Hafaman :
1.
Rata - rata K s r dan I
SEBAGAI PUSAT PENGEMBANGAN
K O M E R S I A L l s A S l BENIH PRODUK T E K N O I ~ O G I
(Kasars Benih Padi Gogo)
PROGRAM PASCASAWJANA
INSTITUT PERTANIAN B O G O R
1999
SUMMARY
SYATRlANTY AND1 SYAIFUL. Foundation Seed Program to be a Developing
Centre for the Commercialization of Technologically Produced Seed - Case of
Upland Rice Seed (Under supervision of SJAMSOE'OED SADJAD as Chairman,
SYARIFUDIN BAHARSJAEI, RJSTIKA S. BAHARSJAH, ED1 GUHARDJA,
and FAIZA C. SUWARNO each serves as member).
The research consists of 5 (five) experiments, i.e. first, concerning the
Distinguish (D) criteria among upland rice varieties: Gajah Mungkur, Kalimutu,
Jatiluhur and Way Rarem by measuring the spontaneity of seedling growth (KsP),
seedling growth rate 0,
tillers number , productive tillers number, grains number
per panicle, 1000 - seed weight and yield. Second, concerning the Uniformity (U)
criteria of each variety by measuring the uniformity of plant height , productive
tillers number, and panicle length. Third concerning the stability (S) of each variety
The Third experiment
consists of experiment A comparing Breeder Seed and
Foundation Seed of each variety (field experiment) by
growth capacity (DT), KSP, &T,
measuring the seedling
tillers number , productive tillers number, grains
number per panicle and yield; and experiment B comparing Breeder Seed,Foundation
Seed, Foundation Seed after 6 months storage and Stock Seed (Laboratory
experiment) by measuring the
storability vigor ( V d , KSP and Kcr. Fourth ,
observing the competitive ability by measuring the plant height, tillers number ,
productive tillers number, grains number per panicle and yield. Fifth, observing the
0 2
deficiency tolerance of each variety: Gajah Mungkur, Kalimutu, Jatiluhur and
Way Rarem varieties by measuring the Delta Value.
The objective of this research is to find the quantitative measurement of
commercial criteria specificly of upland rice varieties: Gajah Munglcur, Kalimutu,
Jatiluhur and Way Rarem based on DUS principle applicable for the Foundation
Seed Program.
The result of the research indicates that first, the tillers number can perform
the distinguishness (D) about 83.33 % among varieties as a commercial criteria
being considered for the four varieties. KSP.KCT and productive tillers number are
also sufficiently indicating 50.00 % their difference among varieties , whereas the
grains number per panicle, 1000 - seed weight and yield cannot be applied to notify
the distinguishness of one varieties to the others.
The Uniformity (U)in growth of each variety which is supposed to be
noticeable for their commercial identity cannot be identified through their
homogenity of plant height, productive tillers number and panicle length. Therefore,
the four varieties: Gajah Mungkur, Kalimutu, Jatiluhur and Way Rarem are less
commercial i?om the uniformity point of vieuw.
DT, K p , KCT,tillers number , productive tillers number, grains number per
KSPand K m ( Laboratory experiment),
panicle and yield ( field experiment) and VDS,,,
can be applied for determining stability (S) performance of the four
varieties,
although each measurement indicates varying susceptability. The Jatiluhur variety
has the highest rate of stability followed by Kalimuty Way Rarem and Gajah
Mungkur as the lowest.
The competitiveness among individual plant by varying planting distances
and the number of seeds per hole can not be identified through measuring the plant
height, tillers number , productive tillers number, grains number per panicle and
yield, so that the four varieties: Gajah Mungkur , Kalimutu , Jatiluhur and Way
Rarem are not commercial enough as far they are detected by their competitiveness.
Delta Value parameter to detect the
0 2
deficiency tolerance of each varieties
indicates only 38.89% effective applicable to be an indicator for commercial criteria
since it is determining on seed vigor bases.
Foundation Seed Program (FSP) is required to perform seed being more
commercial. FSP will continuously develop commercial parameters and their specific
measurement to make seed more become attractive to the consumers.
These
commercial parameters will than be of significant input to plant breeders in creating
new commercial varieties.
It is suggested that FSP for other plant commodities DUS principle has to be
held, and continuous effort should be made to
develop commercial parameters
focusing on specific characters of each commodity and ecotype.
RINGKASAN
SYATRIANTY AND1 SYAIFUL
.
Program Benih Dasar sebagai Pusat
Pengembangan Komersialisasi Benih Produk Teknologi - Kasus Benih Padi Gogo
(Dibawah bimbingan SJAMSOE'OED SADJAD sebagai ketua, SJARIFUDIN
BAHARSJAH, JUSTIKA S. BAHARSYAEI, ED1 GUHARDJA, dan FAUA C.
SUWARNO masing-masing sebagai anggota).
Penelitian terdiri atas 5 percobaan, yaitu penelitian L adalah menentukan
tingkat Distinghish @) antara pa& gogo Var. Gajah Mungkur, Kalimutu, Jatiluhur
dan Way Rarem dengan menggunakan tolok ukur KSP, KCT, jumlah anakan, jumlah
anakan produktif, jumlah butir per malai, berat 1000 butir dan produksi hektai'.
Penelitian II adalah menentukan tingkat Uniformity (U) masing-masing varietas
dengan tolok ukur keseragaman tinggi tanaman, jumlah anakan produktif dan
panjang malai. Penelitian 111 adalah menentukan tingkat Sfahilify (S) masing-masing
varietas. Penelitian I11 terdii atas dua percobaan, yaitu percobaan A adalah membandingkan Benih Penjenis dengan Benih Dasar dari inasing-msing varietas
(Percobaan Lapang) dan tingkat stabifity dideteksi dengan tolok ukur DT, KSP,KCT,
jumlah anakan, jumlah anakan produktif, jumlah butir per malai, dan produksi ha-' ;
dan percobaan B adalah membandingkan Benih Penjenis, Benih Dasar, Benih Dasar
yang telah disimpan selama 6 bulan dan Benih Pokok (Perwbaan Laboratorium) dan
tingkat stability dideteksi dengan tolok ukur VDS, KSP,dan Km. Penelitian IV
adalah melihat tingkat daya saing varietas yang dideteksi dengan tolok ukur tinggi
tanamaq, jumlah anakan, jumlah anakan produlctif, dan produksi hi'. Penelitian V
adalah melihat perbedaan tingkat toleransi varietas terhadap defisiensi 0 2 dengan
menggunakan tolok ukur Nilai Delta.
Tujuan penelitian
adalah menemukan tolok ukur yang spesifik dapat
digunakan untuk mengulrur nilai komersial benih - kasus padi gogo Var. Gajah
Mungkur, Kalimutu, Jatiluhur dan Way Rarem. Dengan demikian maka prinsip DUS
dapat diterapkan bagi peningkatan komersialisasi benih dan tingkat komersialnya
dapat dinilai secara kuantitatif dalam PBD.
Hasil Penelitian I menunjukkan bahwa antar padi gogo Var. Gajah Mungkur,
Kalimutu, Jatiluhur dan Way Rarem tolok ukur jumlah anakan dapat digunakan
untuk mendeteksi unsur dislinguish @) sebesar 83.33 %, sehingga dapat digunakan
sebagai kriteria komersialisasi untuk varietas padi gogo tersebut. KSP, KCT dan
jumlah anakan produktif dapat mendeteksi unsur distinguish @) masing-masing
sebesar 50.00 %, juga cukup baik digunakan sebagai tolok ukur komersialisasi,
sedangkan jumlah butir per malai, berat 1000 butir dan produksi
tidak dapat
dijadikan tolok ukur karena tidak dapat mendeteksi varietas yang berdaya komersial
terbaik diantara Var. Gajah Mungkur, Kalimutu, Jatiluhur dan Way Rarem.
Sebagai salah satu kriteria komersial, unifomiy OJ) perlu ditonjolkan.
Tingkat Uniformity pada empat varietas tersebut tidak dapat dideteksi perbedaannya
dengan tolok ukur keseragaman tinggi tanaman, jumlah anakan produktif dan
panjang malai, sehingga daya komersial terbaik
antara Var. Gajah Mungkur,
Kalimutu, Jatiluhur dan Way Rarem tidak terdeteksi berdasarkan kriteria ungoormity
dengan tolok ukur tersebut.
Tolok ukur DT, KSP, KC=, jumlah anakan, jumlah anakan produktif, jumlah
butir per malai, produksi ha
-' ( tolok ukur uji
Lapang), VDS,&P,
dan &I
(tolok
ukur uji Laboratorium) mempunyai tingkat kepekaan yang berbeda dalam mendeteksi
tingkat stability pada varietas yang diuji. Walaupun demikian, tolok ukur-tolok ukur
tersebut dapat digunakan mendeteksi siability (S) Var. Gajah Mungkur, Kalimutu,
Jatiluhur dan Way Rarem. Dengan 10 tolok ukur tersebut diketahui tingkat stability
(9 Var.
Jatiluhur tertinggi yaitu sebesar 80.00 %, diikuti Var. Kalimutu sebesar
70.00 %, Var. Way RaTem sebesar 60.00 %
dan terendah Var. Gajah Mungkur
dengan tingkat stability sebesar 40.00 %.
Tingkat daya saing antar individu masing - masing varietas dengan variasi
jarak tanam dan jumlah benih per lubang yang dideteksi melalui tolok ukur tinggi
tanaman, jumlah anakan, jumlah anakan produktif dan produksi ha-' hanya berbeda
masing-masing berturut-twut sebesar 30.56 %, 27.78 %, 8.34 % dan 2.78 % atau
rata-rata 17.37 % . Oleh sebab itu, sampai pada batas variasi jarak tanam dan jumlah
benih per lubang yang dicoba, tolok ukur tersebut tidak dapat digunakan sebagai
kriteria komersial antar Var. Gajah Mungkur, Kalimutu, Jatiluhur dan Way Rarem.
Tingkat kepekaan tolok ukur Nilai Delta hanya sebesar 38.89 % dalam membedakan tingkat toIeransi varietas terhadap defisiensi
02.
Namun demikian, tolok
ukur tersebut cukup baik digunakan sebagai tolok ukur komersial bagi Var. Gajah
Mungkur, Kalimutu, Jatiluhur dan Way Rarem karena telah dapat menentukan
tingkat vigor benih masing-masing varietas dalam variasi jarak tanam dan jumlah
benih yang dicoba.
Penelitian menunjukkan bahwa untuk tujuan komersialisasi suatu varietas
dibutuhkan PBD. PBD akan terus-menerus berupaya mengembangkan kriteria
komersial secara kuantitatif dengan tolok ukur spesifik yang berorientasi kepada
kebutuhan konsumen pemakai benih. Tolok ukur komersial tersebut akan menjadi
masukan yang penting bagi pemulia tanaman guna penciptaan varietas baru.
Disarankan agar upaya komersialisasi dalam PBD untuk komoditi lain tetap
berpegang pada prinsip DUS, dan terus-menerus berupaya mengembangkan tolok
ukur komersial yang berfokus pada karakter masing-masing komoditi dan ekotipe
tertentu.
DAFTAR SIMBOL
AOSA
= Association of Official Seed Analysts
BBI
= Balai Benih Induk
BBN
= Badan Benih Nasional
BBP
= Balai Benih Pembantu
BBU
= Balai Benih Utama
BPSB
= Balai Pengawasan dan
BS
= Breeder Seed (Benih Penjenis)
DB
= Daya
DT
= Daya Tumbuh
DUS
= Distinguish,
ES
= Fxtenfion Seed (Benih Sebar)
FS
= Foundation Seed (Benih Dasar)
ISTA
= International
&T
= Kecepatan Tumbuh
KSP
= Spontanitas Tumbuh
KST
= Keserempakan Tumbuh
Nilai D
= Nilai Delta
PBD (FSP)
= Program Benih Dasar (Frnndation SeedProgram)
PSB
= Program
SS
= Stock Seed (Benih Pokok)
VDS
= Vigor Daya
vg
= Vigor
VKT
= Vigor Kekuatan Tumbuh
VP
= Vigor Potensial
Sertifikasi Benih
Berkecambah
Unflormity cian Stability
Seed Testing Association
Sertifikasi Benih
Simpan
GLOSARI
Benih Penjenis atau
Breeder Seed (BS)
= Benih
yang digunakan untuk pertanaman produksi
Distinghuish (D)
= Salah satu kriteria komersialisasi
Daya Berkecambah (DB)
= Tolok ukur viabilitas benih yang memprakirakan
benih
benih varietas baru
yang ditunjukkan oleh adanya perbedaan yang jelas
antar varietas yang telah ada dibanding varietas baru
yang &an dilepas.
parameter Viabilitas Potensial lot benih, diukur dengan
persentase kecambah normal.
Daya Tumbuh (DT)
=
Tolok ukur viabilitas benih untuk parameter Viabilitas
Potensial bib'it yang diindikasikan oleh pertumbuhan
normal bibit di lapang.
Kecambah Normal Kuat
=
Kecambah yang tumbuh normal yang dipilah atas
kinerja tumbuh yang kuat dari yang kurang kuat.
Kecepatan Tumbuh (KcT) = Suatu tolok ukur dari parameter Vigor Kekuatan
Tumbuh yang diukur dengan jumlah tambahan perkecambahan setiap hari atau etmal pada kumn waktu
perkecambahan.
Komersialisasi benih
=
Menjadikan benih komoditi komersial yang dicirikan
1) secara terus-menerus ditingkatkan keunggulannya
2) mempunyai standar mutu dan
3) merupakan cerminan dari suatu lot benih
Lot benih
=
Sejumlah benih yang berasal dari pertanaman yang
sama,sevarietas, pengelolaannya sama, dan diolah
dengan kondisi yang sama pula.
Mutu benih
=
Mutu yang disandang oleh benih yang mencakup mutu
fisik, fisiologi, dan genetik.
Mesin Pengusangan Cepat = Mesin untuk mengusangkan benih secara cepat,
sehingga dalam suatu kurun priode viabilitas yang
(WC>
pendek, terjadi devigorasi benih seperti yang terjadi
pada proses deteriorasi alami dengan waktu yang jauh
lebih panjang.
selisih Vp clan Vg atau jabarannya yang digunakan untuk mengukur vigor benih dalam dimensi
waktu.
Nilai Delta (Nilai D)
= Nilai
Pelepasan varietas
= Proses
Sertifikasi benih
= Proses
Spontanitas Tumbuh (KsP)
=
Stability (S)
=
Uniformity (U)
= Salah satu
Viabilitas benih
= Daya
Viabilitas potensial (Vp)
= Parameter
Vigor Daya Simpan (VDS)
= Parameter
Vigor Kekuatan Tumbuh
(VKT)
= Parameter
Tolok ukur (Viabilitas)
= Jabaran
pemberian izin bagi suatu varietas benih untuk
diedarkan di masyarakat.
pemberian sertifikat kepada suatu lot benih yang
menginformasikan mutu benih yang dikomersialkan.
Suatu tolok ukur dari parameter Vigor Kelcuatan
Tumbuh atas dasar persentase kecambah normal yang
tumbuh merata pada suatu waktu tertentu, diantara
waktu pengamatan pertama dan kedua dalam Uji Daya
Berkecambah.
Salah satu kriteria komersialisasi benih varietas baru
yang ditunjukkan oleh tidak terjadinya perubah-an sifat
meskipun benih tersebut diperbanyak pada tingkat kelas
benih yang lebih rendah.
kriteria komersialisasi benih varietas baru
yang ditunjukkan oleh keseragaman varietas tersebut
baik secara genetik maupun fenotipik .
hidup benih yang dapat ditunjukkan dalarn
fenomena pertumbuhannya, gejala metabolisme, kineq a
kromosom atau garis viabilitas.
viabilitas lot benih yang menunjukkan
kemampuan benih menumbuhkan tanaman normal
pada kondisi lapang produksi yang optimum.
viabilitas lot benih yang menunjukkan vigor
benih pada kurun waktu Periode II atau Periode
Simpan.
vigor lot benih yang menunjukkan
kemampuan benih tumbuh normal pada kondisi Iapang
yang suboptimum.
terukur untuk masing-masing parameter
viabilitas. Misalnya tolok ukur DB untuk parameter
VP.
PROGRAM BENIH DASAR
SEBAGAI PUSAT PENGEMBANGAN KOMERSIALISASI
BENIH PRODUK TEKNOLOGI
(Kasus Benih Padi Gogo)
Oleh:
SYATRIANTY A. SYAIFUL
AGR. 94514
Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Doktor dalam itmu-ilmu pertanian
pada
Program Pascasarjana Institut Pertauian Bogor
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1999
Judul Disertasi
:PROGRAM BENDB DASAR SEBAGAI PUSAT
PENGEMBANGAN KOMERSIALISASI BENIH PRODUK
TEKNOLOGI (Kasus Benih Padi Gogo)
Nama Mahasiswa :Syatrianty A. Syaiful
Nomor Pokok
: 94514
Program Studi
: Agronomi
Menyetujui
I. Komisi Pembimbing
Prof. Dr I r Sjamsoe'oed Sadjad,MA
Ketua
Prof. Dr Ir Sjarifudin Baharsjah, MSc
Anggota
Prof. Dr I r Edi Guhardja, MSc
Anggots
2. Ketua Program Studi Agronomi
Dr I r Sudirman Yahya ,MSc
Tanggal lulus : 25 September 1999
1
Prof. Dr I r ~ u k k S.
a Baharsjah, MSc
Anggota
Dr I r Faizc C. Suwarno, MS
Anggota
RIWAYAT HIDUP
Penulis diiahirkan di Kotamadya Ujung Pandang pada tanggal 24 Maret 1962
dari Ibu Hj. St. Djohanis dan Ayah H. Andi Syaiful Sinrang sebagai anak kedua dari
enam bersaudara.
Pada tahun 1981 lulus SMA Pembangunan
IKIP Ujung Pandang, kemudian
metanjutkan ke Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Ujung Pandang dan lulus
sebagai Sarjana Pertanian pada tahun 1986.
Pada tahun 1992 memperoleh gelar Magister Sain di bidang Produksi Tanaman dari Universitas Gadjahmada, Yogyakarta melalui beasiswa dari TMPD.
Mulai terdaftar sebagai mahasiswa S-3 di Program Pascasaijana IPB pada
bulan September 1994 rnelalui beasiswa TMPD.
Sejak tahun 1987 sampai saat ini penulis mengabdi sebagai staf pengajar pada
Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin Ujung
Pandang
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga dapat menyeiesaikan beban kuliah, penelitian hingga
selesainya Disertasi ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang setulustulusnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Prof Dr Ir. Sjarnsoe'oed Sadjad, MA. Sebagai Ketua Komisi Pembimbing; Prof
Dr Ir. Sjarifuddin Baharsjah; Prof Dr Ir. Justika S. Baharsjah, Prof Dr Ir. Edi
Guhardja, Dr Ir Faizah C. Suwamo dan Dr Ir Zainuddin Harahap, Apu (alm.)
masing-masing sebagai Anggota yang telah rnernberikan bimbingan dan arahan
kepada penulis mulai dari perencanaan penelitian sampai dengan penyelesaian
Disertasi ini.
1. Rektor, Dekan Fakultas Pertanian dan Ketua Jurusan Budidaya Pertanian
-
Universitas Hasanuddin. Demikian pula kepada Rektor Institut Pertanian Bogor,
Direktur Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, dan Ketua Program
Studi Agronomi Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan kesempatan dan
fasilitas kepada penulis selama mengikuti program pendidikan S-3 di Program
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
2. Ketua Program TMPD, Lembaga Penelitian Universitas Hasanuddin Ujung
Pandang,
Yayasan
Pendidikan Latimojong
Sulawesi
Selatan,
Yayasan
Supersemar Jakarta dan PT. Bosowa Jakarta, yang telah memberikan bantuan
dana untuk kelancaran perkuliahan sampai dengan selesainya Disertasi ini.
3. Pemulia Tanaman, Teknisi dan Staf Balai Penelitian Tanaman Pangan, Muara
Bogor yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian.
4. Staf pengajar dan karyawantkaryawati Laboratoriwn Ilmu dan Teknologi Benih
IPB atas segala bantuannya.
5. Ayahanda H. Andi Syaiful Sinrang dan Ibunda Hj. St. Djohanis. A.S, Kakak
Sjamsu Djohan, SE .MS dan Ir. Eny Rosamah, MSc., Adik Ir. Andi Masturi
Syaiful, Ir. Andi Zulfikar Syaiful, dr. Andi Indriaty Syaiful, S Ked. dan Ir. Fajri
Djufii, dan Dra. Andi Rismaniswaty Syaiful, Apt., dan segenap keluarga yang
telah banyak memberikan pengorbanan, pengertian dan doa hingga selesainya
studi ini.
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak
yang telah banyak membantu sampai penulis dapat menyelesaikan studi ini.
Akhirnya diharapkan informasi yang terntang dalarn Disertasi ini dapat
bermanfaat bagi pihak yang membutuhkannya.
Bogor, Juni 1999
Penulis
DAFTAR IS1
Halaman :
DAFTAR IS1 ........................................................................
iv
DAFTAR TABEL ..................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR ...............................................................
ix
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang ..............................................................
..
1
Tujuan Penelltian ...........................................................
8
Hipotesis .....................................................................
9
TEVJAUAN PUSTAKA ............................................................
10
Sistem Pengadaan Benih ...................................................
10
Kebijakan Perbenihan ......................................................
15
Mutu Benih ..................................................................
21
Analisis Vigor Benih Yang Dapat Dikembangkan .....................
25
Perangkat Keras dan Lunak Vigor Simulatif ............................
29
Program Benih Dasar .......................................................
32
Pengembangan Industri Benih .............................................
35
BAHAN DAN METODE ...........................................................
44
Tempat dan Waktu ..........................................................
44
Bahan d m AIat ...............................................................
44
Metode Penelitian d m Pelaksanaan .....................................
44
Penelitian I . Uji Distinguish (D) ................................
46
Penelitian I1 . Uji Uniformity (U) ................................
47
Penelitian III. Uji Stability (S) ....................................
Penelitian IV. Uji Daya Saing .....................................
Penelitian V . Uji Toleransi terhadap defisiensi 0
2
..........
Pengamatan ....................................
HASIL .................................................................................
Uji Distinghuish (D) .........................................................
Uji Uniformity (U) ...........................................................
..
Uji Stablllty (S) ..............................................................
Uji Daya Saing ...............................................................
Uji Toleransi Terhadap defisiensi 0 2 .....................................
PEMSAHASAN
...............................................................
KESIMPULAN DAN SARAN....................................................
Kesimpulan ..................................................................
Saran ...........................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................
LAMPIRAN ..........................................................................
DAFTAR TABEL
Nomor :
Teks :
Hafaman :
1.
Rata - rata K s r dan I