Dalam hal Daerah. Di-Musim-Jaya-Berjuang.

10 luasnya cuma 210.000 mil persegi atau 30 dari seluruhnya daratan Indonesia. Dengan laut di pesisir Jawa Sumatra kita menerima 225.000 mil persegi, atau + 120 = 5 dari Tanah dan Air seluruhnya Indonesia. Tetapi dengan perjanjian Renville, maka hasil perundingan tadi sudah merosot lebih rendah lagi. Enam atau tujuh daerah di Jawa terpencar dari – dan beberaa daerah di Sumatera belum lagi lebih dari 2 dari pada seluruhnya Tanah dan Lautan Indonesia.

B. TENTANGAN PENDUDUK. Di-Musim-Jaya-Berjuang.

Semuanya penduduk yang jumlahnya 70 juta berada di bawah kedaulatan Negara Republik Merdeka. Di-Musim-Runtuh-Berjuang. Dengan menerima “de facto” Jawa, Sumatera, maka Republik AKAN menerima kasarnya 50 juta penduduk. Ini AKAN berarti sedikit lebih 70 penduduk. Tetapi dengan penandatanganan RENVILLE dan langsung berdirinya atau akan berdirinya Empat atau lebih “Negara” Baru dalam daerah Jawa-Sumatra sendiri ialah: Negara Sumatera Timur, Negara Jawa Barat, Negara Jawa Utara, Negara Jawa Timur Blambangan, Negara “Batavia” dll maka Republik akan meliputi paling mujurnya cuma 23 juta jiwa. Jadi kasar cuma 33 dari seluruhnya Indonesia. 11

2. EKONOMI. A. TENTANG PRODUKSI.

Di-Musim-Jaya-Berjuang. Semua kebun getah, kopi, kina, sisal dll semuanya tambang minyak, arang, timah, bauxit, emas, perak dll, baik kepunyaan musuh ataupun sahabat berada di bawah kekuasaan Republik. Di-Musim-Runtuh-Berunding. Perjanjian Linggarjati dan Renville mengakui pengembalian Hak Milik Asing itu baikpun Milik Negara Sahabat, ataupun Miliknya Negara Musuh, ialah sesuatu Negara yang memasukkan tentaranya ke daerah Republik.

B. TENTANGAN PERHUBUNGAN. Di-Musim-Jaya-Berjuang.

Semuanya alat pengangkutan di darat dan di laut dimiliki dan dikuasai oleh Republik. Cuma auto, truk dan kereta untuk pengangkutan orang dan barang dari desa ke kota, ke pelabuhan dan semua perahu atau kapal yang ada atau yang akan dibikin untuk pengangkut orang dan barang dari pulau ke pulau dan kelak dari Indonesia ke Negara lain berada di tangan Rakyat Indonesia. Dengan demikian maka alat perdagangan yang terpenting dikuasai oleh Republik. Dengan adanya sebagian besar dari kebun, tambang, pabrik, alat pengangkutan serta pelbagai Bank di tangan Republik maka dengan cepat Rakyat