Rencana Kerja Pembangunan Kota RKPK Banda Aceh Tahun 2011
III - 70
c. Ketenagakerjaan Berakhirnya kegiatan BRR dan sejumlah NGO asing di Kota Banda Aceh pada
April 2009 diperkirakan berdampak pada meningkatnya pemutusan hubungan kerja dan tingkat pengangguran. Pemerintah Kota Banda Aceh berupaya
mengendalikan tingkat pengangguran melalui belanja pembangunan APBK dan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah atasan dan pihak swasta.
Pemerintah optimis bahwa tenaga kerja akan tertampung dengan rencana investasi yang baru dari berbagai pihak. Banyak hal yang dilakukan oleh
pemerintah kota Banda Aceh untuk mendukung hal ini diantaranya dengan kemudahan prosedur perizinan usaha, penyempurnaan infrastruktur kota untuk
menunjang pertumbuhan ekonomi daerah.
d. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Pada Tahun 2008 jumlah penduduk kota Banda Aceh sebesar 217.918 jiwa, pada
tahun 2009 jumlah penduduk menurun menjadi 216.150 jiwa dan pada tahun 2010 diperkirakan mengalami penurunan lagi karena berakhirnya sejumlah
kegiatan pada NGO asing di kota Banda Aceh, penurunan diperkirakan berkisar 1 yaitu menjadi 213.988 jiwa. Pada tahun 2011 jumlah penduduk
diproyeksikan 212.918 jiwa atau turun sebesar 0,5.
3.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2010 dan Tahun
2011
Prinsip pembangunan yang berkelanjutan, merupakan orientasi pejawantahan untuk meningkatkan pembangunan yang adil dan merata dalam berbagai sektor
pembangunan. Namun disisi lain ketercapaian harapan pembangunan harus didukung dengan potensi perekonomian yang baik. Ketercapaian itu harus didukung
dengan kemampuan menggali dan mengembangkan potensi ekonomi menjadi pilar pembangunan yang berkelanjutan dan berkesinambungan yang dapat dirasakan oleh
konsumen utama. Menghadapi tahun 2011 proses pembangunan dihadapkan pada beberapa
tantangan yang harus diatasi guna mencapai target yang telah ditetapkan. Pertumbuhan perekonomian tidak hanya berdiri sendiri dengan bertumpu pada
Rencana Kerja Pembangunan Kota RKPK Banda Aceh Tahun 2011
III - 71
kemampuan daerah mengembangkan dan memaksimalkan potensi yang dimiliki. Perekonomian didaerah juga dipengaruhi oleh pertumbuhan perekonomian secara
nasional dan regional. Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah secara tidak langsung juga memberi dampak kepada daerah.
Selama ini pemerintah daerah juga masih bergantung pada pemerintah pusat dalam dukungan pendanaan pembangunan. Kemampuan daerah untuk melaksanakan
pembangunan dengan kemampuannya sendiri belumlah sampai pada tahap mandiri secara keuangan. Untuk pembangunan dalam skala besar masih bergantung pada
dukungan dana dari pemerintah pusat.
3.3. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Sistem pemerintahan desentralisasi dan otonomi yang dijalankan selama ini memberikan kewenangan dan keleluasaan kepada pemerintah daerah untuk
merencanakan dan melaksanakan serta mengurus kepentingan masyarakanya sendiri dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Kebijakan ekonomi kota Banda Aceh tahun 2011 tidak terlepas dari kebijakan yang ditetapkan dalam rencana pembangunan jangka menengah yang telah disusun.
Sesuai dengan visi Kota Banda Aceh sebagai Bandar Wisata Islami Indonesia dengan salah satu misinya adalah mengembangkan perekonomian masyarakat maka pada
tahun 2011 kebijakan ekonomi diarahkan pada peningkatan dan penguatan ekonomi masyarakat.
3.4. Arah Kebijakan Keuangan Daerah