GEOLOGI UMUM Inventarisasi Mineral Logam Kabupaten Yapen Waropen, Provinsi Papua

Data diambil mencakup kondisi geologi, lokasi keterdapatannya, kualitas dan kuantitasnya, tahapan penyelidikan, serta data dan informasi lain, digunakan untuk mengevaluasi daerah prospekpotensi di suatu wilayah. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode uji petik : ¾ Pemetaan geologi, pengamatan gejala geologi batuan, struktur di lapangan. ¾ Pemetaan batuan terubah dan termineralisasi. ¾ Pemercontoan geokimia dan konsentrat dulang mineral berat. Penyelidikan Laboratorium meliputi kegiatan laboratorium : 9 Analisis petrografi, untuk mengetahui jenis batuan, komposisi mineralogi. 9 Analisis mineragrafi, untuk mengetahui jenis batuan termineralisasi. Mengetahui kandungan mineral bijih, tekstur, ganggue mineral. 9 Analisis mineralogi butir, untuk mengetahui adanya indikasi mineralisasi yang terekam melalui butiran-butiran mineral bijih lepas yang terbawa oleh aliran sungai. 9 Analisis geokimia, untuk mengetahui adanya sebaran serta anomali unsur yang terdapat di daerah penelitian. Hasil pengamatan lapangan dan laboratorium datanya diolah dan dievaluasi, dituangkan dalam bentuk peta dan laporan, menggambarkan indikasi mineralisasi logam di suatu daerah. Kegiatan inventarisasi mineral logam out put nya: 1. Peta sebaran potensi mineral logam Kabupaten Yapen sekala 1:100.000 2. Peta lokasi conto sekala 1 : 50.000 3. Peta geologi, peta ubahan hidrotermal dan penyebaran mineralisasi daerah uji di daerah uji petik sekala 1: 50.000 4. Laporan hasil inventarisasi mineral logam Penyelidik Terdahulu Para penyelidik terdahulu; Woolley 1936 pertama kali melakukan penyelidikan geologi di Pulau. Hofman dan Vinke 1958 melakukan penyelidikan gaya berat secara regional. Visser dan Hermes 1962 menghimpun hasil penyigian Nederlandsche Nieuw Guinee Petroleum Maatschappij NNGPM antara 1935 – 1960. Pertamina - Tesoro 1973 melakukan pemboran lepas pantai di ujung timur dan ujung barat Pulau Yapen.

2. GEOLOGI UMUM

Stratigrafi Batuan Gunungapi Malih Rosburi Adalah batuan tertua berumur Tersier Awal atau mungkin juga Mesozoikum, terdiri dari batuan klastika gunungapi dan tufa atau batuan tufaan termalihkan; sedikit breksi gunungapi dan aglomerat; terobosan kecil gabro termalihkan, basal dan diorit, ketebalan ± 500 m. Batuan ini berkontak sesar dengan Batuan Gunungapi Yapen Batuan Gunungapi Yapen Batuan Gunungapi Yapen; Eosen Akhir- Miosen Awal, terdiri dari perselingan epiklastika dan piroklastika dan tufa; sisipan tebal lava, pejal basal - andesit, breksi lava dan lava bantal, dan batupasir curapi piroklastika dan tufa gampingan; setempat sisipan batugamping; retas diorit mikro dan andesit porfir, tebal mencapai 1500 m. Batugamping Wurui Batugamping Wuri; Miosen Awal- Miosen Akhir, terdiri dari kalkarenit, kalsilutit, berlapis dan pejal, dengan sisipan batugamping kapuran, batunapal, batunapal pasiran dan batupasir gampingan, mempunyai tebal lebih kurang 1000 m. Konglomerat Ansus Konglomerat Ansus; konglomerat aneka bahan selingan batupasir konglomeratan, breksi aneka bahan, batupasir aneka bahan dan batupasir napalan, tebal 500 – 1000m, lingkungan laut dangkal- litoral, tertindih tak selaras oleh Formasi Kurudu Pliosen. Batunapal Sumboi Batunapal Sumboi ; batunapal foraminifera dan napal pasiran, sisipan gamping, batupasir lumpuran dan konglomeratan, ketebalan ± 500m. Umur Plio-Plistosen. Formasi Kurudu Formasi ini Kurudu; perselingan batupasir, batulanau, batulumpur dan batulempung; umumnya mengandung sisa tumbuhan, lignit, keping kerang dan gastropoda, ketebalan mencapai 2660 m, lingkungan laut dangkal, lagun dan rawa. Setempat formasi ini menindih tak selaras batuan Breksi Ofiolit Jobi. Breksi Ofiolit Jobi; terdiri atas blok serpentinit, gabro berlapis, gabro pegmatit, diorit mikro dan basal. Satuan ini diduga telah berpindah sebelum pengendapan Formasi Kurudu pada Pliosen, atau mungkin pada Miosen Akhir. Endapan aluvium dan litoral, koluvium, endapan kipas sungai dan terumbu koral terangkat merupakan batuan termuda di Pulau Yapen berumur Kuarter. Struktur Geologi Regional Bentuk memanjang barat-timur P. Yapen, dan sebaran satuan geologinya sebagian besar di kendalikan oleh sistem sesar. Ke timur, pantai utara terbentuk oleh beberapa pangsa pirau berarah barat-baratlaut yang di pedalaman bersambung dengan sesar. Bagian barat bentuk tidak beraturan dan secara kasar arahnya barat – timur. Dua sistem sesar besar yang penting memotong P. Yapen yaitu sistem sesar besar Randaway dan sistem sesar Yobi. Sistem sesar besar Randaway ditafsirkan sebagai sekumpulan sistem sesar menurun dan mendatar yang menyayat miring P. Yapen bagian tengah. Sistem sesar Yobi Lajur Sesar Yapen oleh Dow drr., 1986, terdapat dibagian timur Yapen, dianggap suatu kelompok sesar mendatar mengiri dengan panjang sekitar 40 km dan lebar sekitar 2 km yang berarah barat- baratlaut. Kelompok sesar ini menyayat tajam pantai utara P. Yapen dengan Tanjung Yobi dan mungkin ke arah barat dan bergabung dengan sistem sesar Sorong di Kepala Burung Hamilton, 1979. Pieter berpendapat sistem sesar tersebut merupakan sesar geser. Gambaran Geologi Regiobal dapat dilihat pada Gambar.2. 3. INDIKASI MINERALISASI Data tentang indikasi mineralisasi di kawasan ini tidak banyak diketahui secara nyata dilapangan. Data tentang indikasi mineralisasi diketahui dari salah satunya Citra satelit. Indikasi potensi logam besi dan paduan besi Fe, Ni, Cr misalnya di deteksi berdasarkan interpretasi citra Landsat 7 ETM + dilakukan dengan menggunakan metoda band rationing yaitu Band 3, 4, 5 dan 7. berdasarkan teknik Jingyuan Xucman, 1991. Untuk mengetahui adanya indikasi logam mulia dan logam dasar dari citra Landsat digunakan pendekatan pemetaan alterasi. Untuk mengetahui adanya alterasi metoda yang digunakan adalah band rationing menggunakan band 2, 3, 4, 5, dan 7, berdasarkan teknik dari Abrams, dkk, 1983.

4. HASIL PENYELIDIKAN Geologi Daerah Penyelidikan