Latar Belakang TINJAUAN YURIDIS TENTANG SYARAT DAN PENERAPAN PENGGUNAAN PERSANGKAAN SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERKARA PERDATA | PRASETYA | Legal Opinion 6229 20602 1 PB
1
TINJAUAN YURIDIS TENTANG SYARAT DAN PENERAPAN PENGGUNAAN PERSANGKAAN SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERKARA PERDATA
BOBY PRASETYA D. 10109 633
ABSTRAK
Hakim dalam memeriksa serta memutuskan suatu perkara perdata selalu berdasa rkan pada pembuktian yang merupakan upaya bagi pihak-pihak dalam mendalilkan peristiwa-peristiwa
atau haknya untuk mendapatkan kebenaran dan keadilan di pengadilan. Untuk rnembuktika n hak tersebut, maka para pihak mengajukan a lat bukti sebagaimana telah diatur datum
ketentuan hukum acara perdata. Yakni pa sal 164 HIR pasal 284 RBG dan pasal 1866 KUHPerdata. Salah satu alat bukti tersebut adala h alat bukti persangkaan. Persangkaan ialah
kesimpulan-kesimpulan oleh undang-undang ata u oleh hakim ditariknya dari suatu peristiwa yang terkenal kearah yang tidak terkenah P ersangkaan terdiri da ri dua maca m yakni
persangkaan menurut undang-undang dan persangkaan yang tidak berdasarkan Undang- undang.
Sejauhmana penggunaan persangkaan sebagai alat bukti dalam penyelesaian perkara perdata serta sya rat- syaratpenggunaan alat bukti tersebut dan sejauh mana kekuatan pembuktian
persangkaan diterapkan oleh hakim dalam penyelesaian perkara perdata, diharapkan dapa t berguna bagi pihak - pihak yang berperka ra agar mengetahui bahwa Ha kim wajib menerapka n
alat bukti persangkaan sebagai alat bukti tidak langsung untuk melengkapi alat bukti yang diajukan oleh pihak - pihak dan diharapkan pula dapat berguna bagi hakim dalam
menyelesaikan perkara perdata, alat bukti persangkaan dapat diterapkan untuk menambah ala t bukti yang diajukan olehpihak-pihakyang berperkara dipengadilan.
Kata Kunci : Alat Bukti yang digunakan Dalam Perkara Perdata.
I. PENDAHULUAN