Kayu Manis sp. FORDA - Jurnal

Daun dan kayu Kulilawan C. halmaheirae Kosterm demikian jenis pohon ini belum diketahui nama setempatnya dan belum dimanfaatkan sebagai tanaman obat oleh masyarakat. Hasil identifikasi contoh herbarium, pohon ini memiliki nama botanis A.Gray suku . Kurangnya pengetahuan masyarakat setempat mengenai jenis-jenis pohon yang memiliki khasiat obat menyebabkan ketidak pedulian terhadap jenis ini, sehingga pemanfaatan pohonnya hanya sebatas untuk pembuatan rumah. Produk dari beberapa jenis pohon umumnya berasal dari bagian kulitnya yang berasa manis, sehingga kebanyakan masyarakat menyebut jenis ini dengan pohon kayu manis. Kulit kayu manis padang adalah kulit batang dalam perdagangan dikenal dengan nama dengan bau khas aromatik, rasa agak manis, agak pedas dan kelat. Jenis dalam dunia perdagangan dikenal dengan . Jenis yang asli Indonesia dalam perdagangan diberi nama padang kaneel atau eks. padang. Jenis Blume banyak ditemukan di Jawa Barat dan Tengah. Sedangkan Blume asli dari Ambon Rismunandar, 1989. Menurut Anonim 2007, penyebaran di Indonesia banyak terdapat di daerah Sumatera, khususnya di daerah Provinsi Sumatera Barat dan Kabupaten Kerinci. Pohon kayu manis di Sumatera disebut dengan holim, holim manis, modang siak-siak Batak, kanigar, kayu manis Melayu, madang kulit manih Minangkabau. Di Jawa dikenal dengan huru mentek, di kalangan masyarakat suku Sunda dikenal dengan kiamis, kanyengar Kangean, dan di daerah lain seperti kesingar Nusa Tenggara, kecingar, cingar Bali, onte Sasak, kaninggu Sumba, Puundinga Flores. Selanjutnya dijelaskan bahwa tanaman ini juga terdapat di daerah Srilanka, namun kulit Alphitonia zizyphoides Rhamnaceae Cinnamomum C. burmannii, Cassia vera C. zeylanicum ceylon cinnamon C. burmanni cassia vera C. sintok C. culilawan C. burmannii

C. Kayu Manis sp.

Cinnamomum batangnya lebih tipis dari kulit batang yang ada di Indonesia. Dikenal 2 varietas , varietas pertama yang berdaun muda berwarna merah pekat dan varietas kedua berdaun hijau ungu. Varietas pertama terdiri dari 2 tipe, yaitu tipe pucuk merah tua dan tipe pucuk merah muda. Varietas yang banyak ditanam di daerah pusat produksi di Sumatera Barat dan Kerinci adalah varietas pertama. Varietas kedua hanya didapat dalam jumlah populasi yang kecil. Kayu manis pucuk merah mempunyai kualitas yang lebih baik, tetapi produksinya lebih rendah daripada kayu manis yang berpucuk hijau. Meskipun keberadaan pohon kayu manis awalnya banyak tumbuh di hutan, dewasa ini sudah banyak dibudidayakan pada lahan perkebunan, dan pekarangan penduduk. Kegunaan dan manfaat jenis kayu ., seperti kayu manis sangat luas dan kandungan kimianya telah banyak diinformasikan. Bahan aktif pada kayu manis adalah eugenol dan safrol yang ditemukan pada kayu atau kulit Putra, 2005 dalam Triantoro dan Susanti 2006. Menurut Sastrohamidjojo 2005 dalam Triantoro dan Susanti 2006 disebutkan bahwa komponen senyawa kimia yang diperoleh dari kayu kulilawan . hampir sama dengan senyawa kimia yang berasal dari kulitnya, yaitu eugenol 69,0 dan safrol 21,0. Eugenol dan safrol tidak hanya terdapat pada tanaman kulilawang dan masoi tetapi juga pada pala , kayu manis , cengkeh , dan sirih . Di Indonesia banyak pohon penghasil minyak atsiri yang mengandung komponen safrole Sumadiwangsa, 2006. Hasil penelitian Triantoro dan Susanti 2006 pada Kulilawan menunjukkan bahwa eugenol kayu teras di bagian pangkal 66,23 lebih tinggi dibandingkan dengan bagian ujung 34,36, dan sebaliknya safrol berkadar lebih tinggi pada bagian ujung 12,10 dibandingkan dengan bagian pangkal 9,56. digunakan sebagai bahan baku farmasi, yaitu sebagai obat analgesik lokal dan antiseptik. Selain itu disebutkan pula bahwa eugenol dapat dikonversi menjadi senyawa turunan amfetamin maupun L-DOPA dihidroksi fenil alanin yang dikenal sebagai obat parkinson. Safrole dapat digunakan sebagai bahan baku pada pembuatan tropical antiseptik dan ekstasi Triantoro dan Susanti, 2006. Beragamnya kegunaan senyawa safrole mengindikasikan perlunya kehati-hatian dalam penggunaan jenis kayu . C. burmannii C. burmannii Cinnamomum spp Personal comm., C.culilawane Bl Myristica fragrans C.burmanii Sizygium aromatica Piper betle Cinnamomum Cinnamommum Eugenol FORPro 15 = Vol. 1, No. 1, Edisi Juli 2012 Masyarakat Kabupaten Solok di Sumatera Barat sebagian besar memanfaatkan pohon kayu manis untuk diambil kulitnya. Pemanfaatan batang pohon kayu manis umumnya digunakan untuk kayu bakar dikarenakan kayunya yang cepat mengalami retakan, sehingga sebagian kecil masyarakat memanfaatkannya sebagai kayu pertukangan. Pohon kayu manis Camm dan Blume banyak tumbuh di DesaJorong Bukit Gompong, Petak Tinggi, Koto Gadang Talang, Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat. Pohon ini ditemukan di areal lahan perkebunan swasta, hutan alam serta hutan rakyat. Tumbuh pada lahan yang datar hingga dataran tinggi dan pegunungan, dengan ketinggian sekitar 900 mdpl. Tinggi pohon berkisar antara 4 - 15 m dengan diameter pangkal batang antara 7-50 cm. Potensi pohon kayu manis cukup tersedia di daerah setempat, terlihat pada pekarangan dan kebun masyarakat dan merupakan usaha sampingan selain menanam tanaman kebunladang. Selain di Kabupaten Solok, pohon kayu manis juga tumbuh di Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan pada areal lahan pekarangan rumah dan kebun warga. Jenis yang ditemui adalah Miq., Blume dan Miq. Jenis-jenis ini tumbuh pada lahan yang datar hingga dataran tinggi dan pegunungan dengan ketinggian sekitar 800 mdpl. Tinggi pohon berkisar antara 3 - 15 m dengan diameter pangkal batang antara 8 - 25 cm. Potensi pohon kayu manis cukup tersedia di daerah setempat desa Cindranae dan sekitarnya. C. coriaceum C.burmanii C.subavenium C.inners Reinw ex. C.celebicum Di Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah juga ditemukan pohon kayu manis . Pohon ini ditemukan di areal lahan hutan yang sudah dibuka menjadi lahan perkebunan coklat milik rakyat. Tumbuh pada lahan dataran tinggi dan pegunungan dengan ketinggian sekitar 800 mdpl. Jenis kayu manis yang ada di daerah ini merupakan hasil penanaman masyarakat pada tahun 1972 yang merupakan jenis tanaman dalam program reboisasi saat itu. Namun saat ini pohon kayu manis digantikan dengan jenis tanaman perkebunan coklat, sehingga pohon kayu manis yang terdapat di daerah ini hanya merupakan sisa hasil penanaman tahun 1972 yang belum di tebang. Di Kecamatan Kedungbanteng, Desa Windujaya, Dusun Peninis yang terletak di lereng Gunung Slamet-Jawa Tengah, pohon kayu manis didominasi oleh yang dikenal dengan nama setempat Keningar dan yang dikenal dengan manis atau ki teja. Tinggi pohon tercatat antara 10 - 15 m dan diameter pangkal batang antara 25 - 30 cm. Umur pohon diperkirakan 15-30 tahun. Daerah ini memiliki curah hujan tercatat rata-rata 3000-4000mmtahun type B. Pohon kayu manis tumbuh pada lahan dataran tinggi dengan ketinggian 500-1000 mdpl, dimana suhu udara berkisar antara 24,4 - 30,9 C. Kondisi lahan setempat memiliki kemiringan lereng sekitar 25-40 yang merupakan zona pegunungan Serayu utara yang sebagaian besar tertutup oleh endapan Gunung Slamet dengan jenis tanah latosol coklat. Daerah setempat merupakan daerah aliran sungai DAS Serayu, Sub Das Logawa. Salah satu jenis tumbuhan yang juga diketahui berkhasiat obat adalah Pulai sp.. Jenis ini termasuk ke dalam suku . Secara hirarki taksonomi jenis ini berturut-turut termasuk ke dalam Kingdom Plantae, Divisi Magnoliophyta, Klas Magnoliopsida, Ordo Gentianales, Sukufamili dan Genus Anonim, 2008. Dari sekitar 40 hingga 60 jenis pohon spp. yang dikenal dengan nama Pulai diantaranya adalah dan yang terkenal adalah L. R.Br. Anonim, 2008. Salah satu jenisnya, yaitu pulai rawa dapat mencapai diameter 100 cm dengan tinggi 40-50 m, mempunyai banir dan batang C.burmanii C.burmanii C.iners Alstonia Apocynaceae Apocynaceae Alstonia Alstonia A. macrophylla, A. angustiloba, A. angustifolia, A. spatulata, A. elliptica, A. oblongifolia, A. pneumatophora, A. scholaris, A. costaca A.scholaris A.pneumatophora

D. Pulai sp.