hara, iklim dan taksonominya tidak berbeda. Pada metabolisme sekunder penyebaran senyawanya
terbatas hanya ada pada jenis tertentu dan campuran senyawanya lebih kompleks seperti
tanin, lignin, lemak, terpen, serta taksonominya berbeda. Golongan senyawa ekstraktif tersebut
dikenal dalam beberapa kelompok senyawa, yaitu : 1. kelompok terpens dan terpenoids
seperti resin, minyak atsiri; 2. gabungan senyawa phenolik seperti tanin; 3. lemak seperti minyak
lemak; dan 4. lilin wax seperti karet, gum. Terpens merupakan zat ekstraktif kayu yang mengandung
semua kelas terpen dari monoterpenes hingga tetraterpenes, kecuali sesterpena yang merupakan
kelas yang sangat jarang. Terpen merupakan hidrokarbon murni. Gabungan senyawa phenolik
meliputi tanin, lignin, flavonoids, stilbene dan quinon. Minyak lemak yang dihasilkan oleh
tumbuhan dikelompokkan dalam senyawa lemak. Lemak merupakan ester asam karbonat tinggi
asam lemak dengan gliserol. Sedangkan lilin adalah ester asam lemak dengan alkohol tinggi
Syafii, 2009.
Kelompok senyawa-senyawa yang berasal dari tumbuhan selain merupakan sumber dari banyak
bahan farmasi dan obat-obatan juga digunakan sebagai bahan baku industri cat, pewarna, plastik
dan korek api. Kelompok senyawa terpens seperti resin sebagian dihasilkan dari Famili Dipterocar-
paceae yaitu
, ,
. Jenis tumbuhan ini menghasilkan produk yang dikenal
dengan damar mata kucing. Produk ini memiliki komposisi asam damar, damar resin yang berguna
sebagai bahan baku pembuatan korek api, kembang api, plastik, plester, vernis dan lak. Kopal
juga merupakan produk dari kelompok resin yang dihasilkan dari pohon
yang memiliki komposisi seperti pinena yang berguna dalam
pembuatan cat, vernis, lak merah dan tinta. Produk lain dari kelompok resin ini adalah gondorukem,
yang berasal dari suku . Gondorukem
memiliki komposisi kimia anhidrida asam abietat dan abietat anhidrida yang berguna dalam
pembuatan sabun, campuran cat, tinta, pelitur. Produk lainnya adalah jernang yang diperoleh dari
jenis
yang memiliki komposisi kimia berupa resin drako yang diperlukan dalam
pembuatan bahan pewarna keramik, marmer, cat dan keperluan farmasi. Kemenyan juga salah satu
produk yang berasal dari jenis yang memiliki
k o m p o s i s i k i m i a b e r u p a e s t e r b e n z o a t , benzeldehida, vanilin, asam sinamat dan sterol yang
digunakan untuk obat batuk, obat luka, kosmetik Shorea Vatica Dryobalanops
Agathis
Pinaceae
Daemanorops
Styrax dan industri vernis Syafii, 2009.
Akar wangi, cendana, nilam, kayu putih, eukaliptus, gandapura, dan kamper menghasilkan
produk minyak atsiri yang berguna untuk bahan kosmetik, farmasi, aroma pewangi dan insektisida.
Pohon jarak, kemiri, tengkawang dan wijen juga menghasilkan senyawa lemak yang dimanfaatkan
untuk farmasi, energi, pangan dan kosmetik. Sedangkan bahan sebagai penyamak dapat
diambil dari berbagai jenis pohon seperti akasia dan jenis-jenis pohon mangrove. Sebagai bahan karet
dapat diambil dari pohon perca, jelutung, jenis
dan jenis-jenis dari suku Sapotaceae. Bahan ini dimanfaatkan dalam produk insulator
kabel, pembuatan gigi, perekat, cat dan permen karet. Gom dihasilkan dari pohon
yang dimanfaatk an dalam pembuatan perekat, korek api, dan tinta Syafii,
2009. Potensi pemanfaatan jenis-jenis pohon sebagai
sumber bahan kimia terutama yang diketahui berkhasiat obat sudah banyak dikenal, namun
kondisi keberadaan jenis-jenis tersebut di lapangan dewasa ini belum banyak diketahui. Daerah-daerah
di Indonesia yang menginformasikan data keberadaan jenis pohon tertentu yang dikenal
berkhasiat obat belum semuanya benar, hal ini bisa saja karena berbagai perubahan dan kondisi di
lapangan akibat berbagai faktor yang terjadi. Gencarnya exploitasi menyebabkan tidak sedikit
jenis-jenis tertentu mulai langka atau bahkan tidak lagi diketahui keberadaannya.
Tulisan ini menyajikan informasi sekilas me- ngenai keberadaan 6 enam jenis pohon ber-
khasiat obat baik yang tumbuh di hutan alam maupun di areal kebun masyarakat hasil survey
tahun 2005 hingga tahun 2009, serta manfaat kandungan kimia alami-nya yang disadur dari
beberapa sumber literatur
.
Jenis pohon spp. termasuk dalam
suku Lauraceae. Menurut Rismunandar 1989 suku Lauraceae memiliki ciri pohon mulai kulit batang
hingga ranting yang mengandung minyak atsiri, daunnya tunggal, berseling dan berwarna hijau.
Pucuk daun ada yang berwarna kemerah-merahan. Bunga kecil berkelamin dua berwarna hijau atau
kuning. Bentuk buah buni, berbiji satu, berdaging bulat memanjang. Kostermans 1957 me-
ngelompokkan 2.000 hingga 2.500 jenis anggota Palaqium
Acasia, Sterculia dan, Swietenia
Cinnamomum
A. P a k a n a n g i K i s e r e h C i n n a m o m u m
parthenoxylonC. porrectum
FORPro
13
= Vol. 1, No. 1, Edisi Juli 2012
famili ke dalam 31 marga genus
diantaranya adalah genus ,
, ,
, dan
. Terdapat sekitar 600 jenis pohon di Indonesia yang
dikenal dan biasa disebut dengan nama daerah “medang” yang di dalamnya termasuk genus
. Dalam Prosea No. 5 2 tahun 1995 disebutkan bahwa marga genus Cinnamomum
beranggotakan sekitar 250 jenis. Heyne 1987, m e ny i n g g u n g b e b e r a p a a n g g o t a m a rg a
Cinnamomum diantaranya seperti Bl.,
Nees Eberm., Bl.,
Bl., Bl.,
Meissn., Bl., dan
Breyn. Pak anangiKisereh
dapat ditemukan di lahan perkebunan coklat milik rakyat di Desa Namo, dusun Sada Unta,
Gunung Panto Lumba Kec. Kulawi, Kabupaten Donggala propinsi Sulawesi Tengah. Pohon ini
tumbuh pada lahan dataran tinggi dan pegunungan dengan ketinggian sekitar 800 mdpl.
Pohon yang ditemui berdiameter kecil dan merupakan trubusan dari tunggak pohon
tebangan yang sudah mati.
Pada peninjauan ke lokasi pabrik pengolahan minyak pakanangi PT. Artha tahun 2008 di Desa
Batu Suya, Kecamatan Sindue Kabupaten Lauraceae
Cinnamomum Sassafras Litsea Eusideroxylon Cryptocarya
Cassytha
Cinnamomum
C. burmanii C.
camphora C. Cassia
C. culilawan C. javanicum
C. Parthenoxylon C.
Sintok C. zeylanicum
C. par thenox ylonC. porrectum
Pohon dan batang kayu pakanangikisereh C. parthenoxylonC. porrectum
Donggala, bahan baku yang digunakan umumnya berupa tunggak-tunggak dan akar pohon
pakanangi yang berasal dari daerah Kabupaten Poso, dan sekitar Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi,
Sulawesi Tengah. Penyelamatanpelestarian jenis pohon pakanangi perlu segera dilakukan karena
saat ini keberadaannya sudah sangat sulit ditemukan. Penghentian pengolahan minyak
pakanangi perlu dipertimbangkan apabila tidak ada upaya budidayanya. Apabila hal ini dibiarkan
berlangsung, dikhawatirkan jenis pohon pakanangi nasibnya akan serupa dengan jenis pohon eboni
yang sudah masuk dalam jenis yang dilindungi.
B. KulilawangKulilawan C. halmaherae
Pohon berkhasiat obat dengan nama setempat kulilawan ditemukan pada areal hutan adat di Desa
Telutih Baru, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah. Hutan adat ini berada di bawah lereng yang
berbatasan dengan daerah luar kawasan Taman Nasional Manusela. Saat ditemukan terdapat sekitar
10-15 pohon dan kurang lebih 20-25 anakan kulilawan sapling dengan kondisi tapak hutan
berupa batu-batu berkarang. Berdasarkan hasil identifikasi pada herbarium Puslitbanghut Hutan
dan Konservasi Puskonser Bogor, nama botanis pohon ini adalah
Kosterm.
Berdasarkan informasi masyarakat setempat, pemungutan kulit kulilawan dilakukan dengan cara
menebang pohon hingga roboh. Hal tersebut mengakibatkan keberadaan pohon kulilawan di
Desa Telutih Baru, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah semakin berkurang dan sulit
ditemukan. Sepuluh tahun silam, di sekitar daerah ini pernah terdapat usaha penyulingan minyak
kulilawan yang dikelola oleh masyarakat setempat. Karena bahan baku semakin berkurang, usaha ini
akhirnya gulung tikar dan saat ini usaha demikian sudah tidak ditemukan lagi. Selain kulilawan, di
daerah ini juga terdapat jenis pohon lain dengan nama daerah kanini, kole, linghua, kenari, kayu besi
dan meranti. Masyarakat memanfaatkannya untuk bahan pembuatan rumah, kayu bakar dan
pembuatan perabot rumah tangga. Pada lahan areal hutan adat ini sudah banyak ditanami jenis-
jenis pohon perkebunan seperti cengkeh, coklat dan jati super.
Hasil peninjauan di Desa Negeri Lima, Kecamatan Leihitu di kabupaten yang sama
ditemukan sejenis pohon dengan ciri kulit batang mengeluarkan bau harum balsam. Namun
Cinnamomum halmaherae
FORPro
14
Vol. 1, No. 1, Edisi Juli 2012 =
Daun dan kayu Kulilawan C. halmaheirae Kosterm
demikian jenis pohon ini belum diketahui nama setempatnya dan belum dimanfaatkan sebagai
tanaman obat oleh masyarakat. Hasil identifikasi contoh herbarium, pohon ini memiliki nama
botanis
A.Gray suku . Kurangnya pengetahuan masyarakat
setempat mengenai jenis-jenis pohon yang memiliki khasiat obat menyebabkan ketidak
pedulian terhadap jenis ini, sehingga pemanfaatan pohonnya hanya sebatas untuk pembuatan
rumah.
Produk dari beberapa jenis pohon umumnya berasal dari bagian kulitnya yang berasa
manis, sehingga kebanyakan masyarakat menyebut jenis ini dengan pohon kayu manis. Kulit kayu manis
padang adalah kulit batang dalam
perdagangan dikenal dengan nama dengan bau khas aromatik, rasa agak manis, agak
pedas dan kelat. Jenis dalam dunia
perdagangan dikenal dengan .
Jenis yang asli Indonesia dalam
perdagangan diberi nama padang kaneel atau eks. padang. Jenis
Blume banyak ditemukan di Jawa Barat dan Tengah. Sedangkan
Blume asli dari Ambon Rismunandar, 1989.
Menurut Anonim 2007, penyebaran di Indonesia banyak terdapat di daerah
Sumatera, khususnya di daerah Provinsi Sumatera Barat dan Kabupaten Kerinci. Pohon kayu manis di
Sumatera disebut dengan holim, holim manis, modang siak-siak Batak, kanigar, kayu manis
Melayu, madang kulit manih Minangkabau. Di Jawa dikenal dengan huru mentek, di kalangan
masyarakat suku Sunda dikenal dengan kiamis, kanyengar Kangean, dan di daerah lain seperti
kesingar Nusa Tenggara, kecingar, cingar Bali, onte Sasak, kaninggu Sumba, Puundinga
Flores. Selanjutnya dijelaskan bahwa tanaman ini juga terdapat di daerah Srilanka, namun kulit
Alphitonia zizyphoides Rhamnaceae
Cinnamomum
C. burmannii, Cassia vera
C. zeylanicum ceylon cinnamon
C. burmanni cassia vera
C. sintok C.
culilawan C.
burmannii
C. Kayu Manis sp.