Universitas Kristen Maranatha
Kasus Enron yang beroperasi di Amerika Serikat, kemudian PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk yang berpusat di Indonesia telah mengurangi
kepercayaan para pengguna laporan keuangan. Beberapa upaya telah dilakukan untuk meminimalisir kasus manajemen laba. Misalnya di Indonesia, dengan
dikeluarkannya keputusan Mentri Keuangan nomor 423KMK.062003 untuk melindungi investor dari tindakan kecurangan.
Kasus diatas
menggambarkan bahwa
perusahaan menggunakan
manajemen laba dalam pencapaian target untuk memenuhi kepentingan. Kasus inilah yang menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian khususnya
pada sektor farmasi, karena kasus tersebut terjadi pada sektor farmasi, selain itu sektor farmasi di Indonesia juga menjadi sasaran empuk bagi para pelaku bisnis
farmasi. Kementerian Kesehatan mencatat pada 2010 pertumbuhan pasar obat di Indonesia mencapai 10 dengan nilai penjualan Rp39 triliun. Dari total penjualan
di pasar domestik itu, perusahaan dalam negeri menguasai sekitar 70 atau Rp27 triliun, sedangkan 30 sisanya menjadi milik perusahaan multinasional.
Berdasarkan data Intercontinental Marketing Services IMS Health, pasar farmasi Indonesia mencapai Rp 37,53 triliun pada 2010, naik dari Rp 33,93 triliun dari
2009. Rata-rata pertumbuhan pasar nasional sebesar 9,7 persen selama lima tahun terakhir.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan
yang telah
dipaparkan diatas,
maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Universitas Kristen Maranatha
Bagaimana mengukur manajemen laba akrual pada perusahaan sektor farmasi dengan pengukuran revenue model?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dalam penelitian ini adalah: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur manajemen laba akrual
pada perusahaan sektor farmasi dengan pengukuran revenue model.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1.
Perusahaan Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk lebih memahami pengaruh
manajemen laba terhadap hubungan dalam tingkat pengungkapan laporan keuangan.
2. Investor
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan investor dalam melakukan investasi pada perusahaan.
3. Kreditor
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi kreditor dalam memberikan pinjaman.
43
Universitas Kristen Maranatha
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan terhadap 7 perusahaan sektor farmasi yang terdaftar di BEI. Data yang terkumpul tersebut kemudian diolah untuk dianalisis.
Dari hasil analisis dan pembahasannya penulis dapat menarik kesimpulan berdasarkan identifikasi masalah dalam penelitian ini untuk memberikan
gambaran umum mengenai perhitungan manajemen laba menggunakan revenue model. Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Sebanyak 5 dari total 7 perusahaan sektor farmasi yang terdaftar di
BEI terindikasi manajemen laba. b.
Tempo Scan Pasific Tbk memiliki nilai residu terbesar, yaitu 0,77976 yang berarti perusahaan terindikasi manajemen laba dan Kimia Farma
Tbk memiliki nilai residu terendah yaitu -0,27224 yang juga berarti perusahaan terindikasi manajemen laba.
c. Dilihat dari nilai rata-rata residunya, persentase terindikasinya
manajemen laba selama tahun 2012-2014 sebesar 71,43. Persentase perusahaan yang tidak terindikasi manajemen laba sebesar28,57.
Berdasarkan hasil persentase dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan revenue model, sebagian besar perusahaan sektor
farmasi terindikasi manajemen laba. d.
Ketika terjadi kenaikan pada pendapatan, maka akan disertai dengan kenaikan piutang begitu pula sebaliknya. Piutang yang tidak normal,
Universitas Kristen Maranatha
terlalu tinggi atau rendah, dianggap mengindikasikan adanya manajemen laba.
5.2 Keterbatasan Penelitian