Pengaruh Manajemen Laba terhadap Biaya Modal Ekuitas pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2012

(1)

SKRIPSI

PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP BIAYA MODAL EKUITAS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2012

OLEH

NUR INTAN SHUFIAR 100503053

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Manajemen Laba terhadap Biaya Modal Ekuitas pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2012” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, atau yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin dan dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan penulisan etika ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi saya, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 16 Agustus 2014 Yang membuat pernyataan,

NIM 100503053 Nur Intan Shufiar


(3)

ABSTRAK

PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP BIAYA MODAL EKUITAS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2009-2012”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah manajemen laba berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini memiliki jumlah sampel 20 perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2012.

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yaitu

laporan keuangan yang dipublikasikan melalui website

analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 20.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh secara signifikan antara biaya Manajemen Laba (X) terhadap Biaya Modal Ekuitas (Y) karena nilai t hitung > t tabel (2,127) > 1,66462 ) maka Ho ditolak, yang artinya bahwa biaya Manajemen Laba (X) berpengaruh terhadap Biaya Modal Ekuitas (Y) pada pada perusahaan pertambangan yang terdaftar BEI periode 2009-2012.

Kata kunci: Manajemen Laba, Biaya Modal Ekuitas


(4)

ABSTRACT

THE EFFECT OF EARNINGS MANAGEMENT TO THE COST OF CAPITAL

MINING COMPANIES LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE

The objective of this research is to determine whether the earnings management impact to the cost of capital of mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The sample in this research is 20 mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2009-2012.

Research methods in this research using purposive sampling. The type of data used are secondary data. Data that used in this research is financial statements from each company of sample, publicized through website Analysis model used in this study is multiple linear regression analysis model performed with the aid of the computer program SPSS version 20.

The results of this study indicate that there is significant influence between earnings management (X) to the Cost of Capital (Y) because the value of t count> t table (2.127)> 1.66462) then Ho is rejected, which means that the cost of Earnings Management (X ) affect the Cost of Equity Capital (Y) on mining companies listed on the Stock Exchange 2009-2011.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa ta ‘alla atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Manajemen Laba terhadap Biaya Modal Ekuitas pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2012”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi serta doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Teristimewa untuk kedua oarang tua saya yang sangat saya kagumi dan cintai, Sulkan dan Saniah yang tidak pernah lelah memberikan kasih sayang, doa, nasehat serta semangat yang tulus hingga saat ini.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM., Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi S-1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM., Ak selaku Sekretaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM., Ak yang juga selaku Dosen Pembimbing saya yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini.


(6)

5. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si., Ak selaku Dosen Penguji yang telah membantu penulis dalam memberikan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Yang sangat saya cintai adik saya Khoirunnisa, Lukman Fahrezi yang selalu memberikan doa, semangat serta kasih sayang yang tulus selama ini. Untuk guru-guru saya Yoan Utami Putri, Indah Maya Sari, Fatma Dwi Jati, dan Dewi Putriani. Teman-teman angkatan 2010 teristimewa Tri Setya Ningsih, Tya Yuli R. Manurung, Putri Khorunnisa Kamal Rangkuti, Annisa Fithria, Brilian Amial Rasyid,Syahputra, Rifal Sapta Hadi, Faisal Umri Nst, Reksaka Nagara Zp, Vicky Dano Ilhami, Susanti Louis, Delfi Ani, Ami zulkhaira, all pengurus BP2M 2009-2013, pengurus UKMI AD-DAKWAH, serta semua keluarga dan pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 16 Agustus 2014 Penulis,

NIM : 100503053 Nur Intan Shufiar


(7)

DAFTAR ISI

Judul Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 6

2.1.1 Pengertian Pasar Modal ... 6

2.1.2 Manfaat Pasar Modal ... 7

2.1.3 Macam-macam Pasar Modal ... 8

2.1.4 Macam-macam Saham ... 8

2.1.5 Efisiensi Pasar Modal ... 9

2.1.6 Manajemen Laba ... 9

2.1.6.1Defenisi Manajemen Laba ... 9

2.1.6.2Tujuan Manajemen Laba ... 10

2.1.6.3Bentuk Manajemen Laba ... 10

3.1.6.3Perhitungan Manajemen Laba ... 11

2.1.7 Teori Equity Market Timing ... 11

2.1.8 Teori Asimetri Informasi ... 12

2.1.9 Biaya Modal Ekuitas………... 13

2.1.8.1 Definisi Biaya Modal Ekuitas ... 12

3.1.8.1 Fungsi Biaya Modal Ekuitas ... 14

2.1.8.3 Sumber Biaya Modal Ekuitas ... 15

2.1.8.4 Pengukuran Biaya Modal ekuitas 16 2.1.10 Manajemen Laba dan Biaya Modal Ekuitas ... 17

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 19

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 23

2.3.1 Kerangka Konseptual ... 23

2.3.2 Hipotesis Penelitian ... 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 25


(8)

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 28

3.4 Defenisi Operasional ... 29

3.5 Pengukuran Variabel ... 30

3.5.1 Variabel Dependen ... 30

3.5.2 Variabel Independen ... 30

3.6 Metode Analisis Data ... 30

3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 31

3.6.1.1Uji Normalitas ... 31

3.6.1.2Uji Heterokedastisitas ... 32

3.6.2 Uji Hipotesa ... 34

3.6.2.1 Uji T ... 34

3.1 Koefisien Determinasi ... 35

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1Deskripsi Objek Penelitian ... 36

4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 37

4.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 38

4.1.2.1Uji Normalitas ... 38

4.1.2.2Heterokedastisitas ... 42

4.1.2.3Analisis Regresi Linier Sederhana ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 49

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 49


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 23

Gambar 4.1 Uji Normalitas (1) : Histogram ... 39

Gambar 4.2 Uji Normalitas (2) : Grafik PP Plots ... 40


(10)

DAFTAR TABEL

Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 22

Tabel 3.1 Kriteria Pengambilan Sampel ... 27

Tabel 3.2 Sampel yang Memenuhi Kriteria ... 27

Tabel 3.3 Defenisi Operasional ... 29

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 37

Table 4.2 Tabel Normalitas ... 41

Table 4.3 Hasil Uji Autokolerasi ... 45

Tabel 4.4 Hasil Regresi Sederhana ... 46


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Kriteria Sampel ... 56

Lampiran 2 Manajemen Laba ... 57

Lampiran 3 Biaya Modal Ekuitas ... 58

Lampiran 4 Hasil Uji Analisis Deskriptif ... 59

Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas ... 60

Lampiran 6 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana ... 61

Lampiran 7 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 62

Lampiran 8 Hasil Uji Koefisien Regresi Sederhana ... 63


(12)

ABSTRAK

PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP BIAYA MODAL EKUITAS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2009-2012”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah manajemen laba berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini memiliki jumlah sampel 20 perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2012.

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yaitu

laporan keuangan yang dipublikasikan melalui website

analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 20.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh secara signifikan antara biaya Manajemen Laba (X) terhadap Biaya Modal Ekuitas (Y) karena nilai t hitung > t tabel (2,127) > 1,66462 ) maka Ho ditolak, yang artinya bahwa biaya Manajemen Laba (X) berpengaruh terhadap Biaya Modal Ekuitas (Y) pada pada perusahaan pertambangan yang terdaftar BEI periode 2009-2012.

Kata kunci: Manajemen Laba, Biaya Modal Ekuitas


(13)

ABSTRACT

THE EFFECT OF EARNINGS MANAGEMENT TO THE COST OF CAPITAL

MINING COMPANIES LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE

The objective of this research is to determine whether the earnings management impact to the cost of capital of mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The sample in this research is 20 mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2009-2012.

Research methods in this research using purposive sampling. The type of data used are secondary data. Data that used in this research is financial statements from each company of sample, publicized through website Analysis model used in this study is multiple linear regression analysis model performed with the aid of the computer program SPSS version 20.

The results of this study indicate that there is significant influence between earnings management (X) to the Cost of Capital (Y) because the value of t count> t table (2.127)> 1.66462) then Ho is rejected, which means that the cost of Earnings Management (X ) affect the Cost of Equity Capital (Y) on mining companies listed on the Stock Exchange 2009-2011.


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Setiap perusahaan membutuhkan modal untuk mengoperasikan suatu perusahaan. Perusahaan menerbitkan saham untuk memenuhi kebutuhan operasi. Investor mengharapkan imbalan terhadap modal yang diinvestasikannya. Biaya minimal yang harus dikeluarkan perusahaan atas pengembalian terhadap investor disebut biaya modal. “Biaya modal (cost of capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang/obligasi, saham preferan, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan” (Syahyunan, 2013:210).

Tujuan penentuan biaya modal adalah untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang dibutuhkan. Biaya modal dapat dipisahkan berdasarkan jenis sumber modal atau disebut biaya modal individual. Konsep biaya modal berhubungan erat dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Menurut investor, tinggi rendahnya tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return) merupakan tingkat keuntungan (rate of return) yang mencerminkan tingkat risiko dari aktiva yang dimiliki, sedangkan menurut perusahaan yang menggunakan dana (modal), besarnya tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return) merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut” (Syahyunan, 2013:210).


(15)

Kesenjangan teori tentang struktur modal menjadi latar belakang dalam penelitian ini. Struktur modal yang tampak di sisi kewajiban dan ekuitas pada neraca perusahaan merupakan penggunaan dana dari luar perusahaan dalam manajemen keuangan. Setiap manajer keuangan menentukan struktur modal yang optimal yaitu bertujuan meminimalkan biaya modal perusahaan. Teori struktur modal modern yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller (teori MM) berpendapat bahwa “struktur modal tidak relevan atau tidak mempengaruhi nilai perusahaan” (Syahyunan, 2013:218). Beberapa asumsi yang diajukan MM untuk membangun teori mereka yaitu: tidak terdapat agency cost, tidak ada pajak, investor dapat berhutang dengan tingkat suku bunga sama dengan perusahaan, investor mempunyai informasi yang sama seperti manajemen mengenai prospek perusahaan di masa depan, tidak ada biaya kebangkrutan, Earning Before Taxes

(EBIT) tidak dipengaruhi oleh penggunaan dari hutang, para investor adalah

price-takers, dan jika terjadi kebangkrutan maka asset dapat dijual pada harga pasar (market value). Investor yang mempunyai informasi yang sama dengan manajemen dalam teori ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kedudukan di antara keduanya sehingga tindakan manajer melakukan manajemen laba diketahui oleh investor sehingga tidak akan berpengaruh terhadap biaya modal. Teori struktur modal yang dikemukakan oleh Baker dan Wurgler (2002) dalam Syahyunan (2013:218) yaitu “perusahaan akan menerbitkan equity pada saat

market value tinggi dan akan membeli kembali ekuitas pada saat market value

rendah. Praktik ini disebut sebagai equity market timing. Market value tinggi dapat ditimbulkan dari tingginya profitabilitas perusahaan. Penerbitkan equity


(16)

pada saat market value tinggi dapat membuat investor menaikkan imbalan atas dana yang diinvestasikan ke perusahaan sehingga biaya modal perusahaan meningkat. Hal tersebut menunjukkan adanya hubungan antara manajemen laba terhadap biaya modal ekuitas.

Aneka Tambang (Persero), Tbk atau ANTAM pada tahun 2009 mengalami penurunan. Biaya modal ANTAM turun sebesar 219 % dari tahun 2008. Penurunan ini disebabkan oleh pembayaran dividen menurun. Pembayaran dividen menurun disebabkan oleh laba rendah. Laporan keuangan ANTAM yang dipublikasikan pada tanggal 22 Maret 2010, penurunan pendapatan sebesar 9,17% menjadi Rp 8,71 triliun dan laba bersih turun sebesar 55,83% menjadi Rp 604,31 miliar. Biaya modal dari saham akan menjadi turun karena laba perusahaan tahun 2009 menurun. Laba dan biaya modal yang menurun pada tahun 2009 menyebabkan penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara manajemen laba dan biaya modal ekuitas.

Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2005) membuktikan bahwa manajemen laba mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap biaya modal ekuitas. Selpiani (2013) dan Chancera (2011) manajemen laba tidak berpengaruh secara signifikan terhadap biaya modal ekuitas.Pada penelitian yang dilakukan oleh Selpiani dan Chancera, mereka menggunakan rumus mencari manajemen laba dan biaya modal ekuitas yang disederhanakan oleh Utami (2005), tetapi hasil penelitian berbeda. Inkonsistensi pada penelitian terdahulu menjadi latar belakang dalam penelitian ini. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena menggunakan data terbaru dengan tahun pengamatan 2008-2012.


(17)

Berdasarkan fenomena-fenomena tentang manajemen laba dan biaya modal, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian skripsi dengan judul, “Pengaruh manajemen laba terhadap biaya modal ekuitas pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2012”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

Apakah manajemen laba berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2012?

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh manajemen laba terhadap biaya modal ekuitas pada perusahaan pertambangan yang terdaftardi BEI periode 2009-2012.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Penulis

Penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan peneliti.


(18)

2. Bagi akademi

Skripsi ini diharapkan dapat menambah referensi mengenai manajemen laba dan menambah literatur tentang biaya modal.

3. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam melihat pengaruh manajemen laba terhadap biaya modal ekuitas pada perusahaan pertambangan dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

4. Bagi Investor

Skripsi diharapkan memberikan tambahan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam berinvestasi.

5. Bagi peneliti selanjutnya

Skripsi ini sebagai bahan referensi dan menambah informasi terkait manajemen laba untuk peneliti selanjutnya.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pengertian Pasar Modal

Pasar modal berhubungan dengan obligasi dan saham. Pengertian pasar modal menurut Horne dan Wachowicz (2001:322) adalah: “pasar yang relative berjangka panjang (lebih lama dari waktu jatuh tempo satu tahun) untuk berbagai instrument keuangan (contohnya, obligasi dan saham)”. Dalam pasar modal terdapat pasar perdana dan sekunder (Horne dan Wachowicz, 2001:322). Pasar perdana adalah pasar tempat sekuritas baru dibeli dan dijual untuk pertama kalinya (pasar sekuritas terbitan baru). Pasar sekunder adalah pasar untuk sekuritas yang telah ada (telah dibeli sebelumnya), bukan untuk emisi baru. Pengertian pasar modal menurut Fahmi (2012:52) adalah: “tempat berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat modal perusahaan. Pasar modal adalah tempat bertemunya berbagai pihak untuk menjual saham dan obligasi.


(20)

2.1.2 Manfaat Pasar Modal

Pasar modal memiliki beberapa manfaat. Menurut Anoraga (1995) manfaat pasar modal dapat dirasakan oleh investor, emiten, pemerintah, dan lembaga penunjang.

Menurut Anoraga (1995) manfaat yang diperoleh masing-masing pihak adalah sebagai berikut :

“1. Manfaat pasar modal bagi perusahaan.

a. Jumlah dana yang dapat dihimpun bisa berjumlah besar.

b. Solvabilitas perusahaan tinggi, sehingga memperbaiki citra perusahaan.

c. Jangka waktu penggunaan tidak terbatas.

d. Emisi jangka waktu penggunaan dana tidak terbatas. 2. Manfaat pasar modal bagi investor

a. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. b. Mudah mengganti instrument investasi.

c. Memperoleh deviden bagi pemegang saham dan bunga tetap. d. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa

instrument yang mengurangi risiko. 3. Manfat pasar modal bagi lembaga penunjang

a. Pembentuk harga dalam bursa paralel.

b. Memberi variasi pada jenis lembaga penunjang. c. Likuiditas.

4. Manfaat pasar modal bagi pemerintah dan pembangunan nasional a. Mendorong laju pertumbuhan.

b. Mendorong laju investasi. c. Menciptakan lapangan kerja.

d. Mengurangi beban anggaran bagi BUMN. e. Menggurangi hutang luar negeri

f. Memperbaiki struktur permodalan perusahaan. g. Menunjang terciptanya perekonomian yang sehat.”


(21)

2.1.3 Macam-macam Pasar Modal

Dalam Chancera (2011) pasar modal dapat dibedakan menjadi: a. Primary Market

Primary Market adalah penawaran saham yang dilakukan oleh emiten kepada calon investor selama batas waktu tertentu yang ditetapkan oleh emiten sebelum hal tersebut dijual melalui bursa/sebelum listing.

b. Secondary Market

Secondary Market biasanya diistilahkan sebagai transaksi jual beli saham/ sekuritas setelah masa penawaran terlewati yaitu ditandai dengan dilakukannya listing bursa.

c. Third Market

Third Market adalah perdagangan saham yang dilakukan diluar bursa/ OTC (Over The Counter Market), biasa disebut sebagai bursa paralel.

d. Fourth Market

Fourth Market merupakan bentuk perdagangan efek antar investor yang dilakukan tanpa melalui perantara pedagang efek.

2.1.4 Macam-macam Saham

Menurut Fahmi ada 2 (dua) jenis saham yang paling umum dikenal oleh publik (2011:86) yaitu:

a. Saham biasa.

Saham biasa (common stock) adalah surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen, dan sebagainya) di mana pemegang diberi hak untuk mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Rapat Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) serta berhak untuk menentukan membeli issue (penjualan saham terbatas) atau tidak Pemegang saham ini di akhir tahun akan memperoleh keuntungan dalam bentuk dividen.

b. Saham istimewa.

Saham istimewa (preferred stock) adalah surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen, dan sebagainya) di mana pemegangnya akan memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk dividen yang akan diterima setiap kuartal (tiga bulanan).


(22)

2.1.5 Efisiensi Pasar Modal

Efisiensi adalah pemanfaat sebaik-baiknya modal atau input yang digunakan untuk menghasilkan output yang murah dan berkualitas sesuai dengan tujuan atau efektif. Menurut Samuel (1981, p. 131), dalam Panji Anoraga,(1995:760), pasar modal dikatakan efisian apabila:

a. Apa yang diharapkan bersifat homogen, artinya semua investor mempunyai harapan yang sama dalam memandang pendapatan dan risiko dari surat-surat berharga.

b. Pasar cukup besar sehingga jumlah saham yang ditawarkan mencukupi untuk investor, jika mereka berminat maka portofolio seimbang sempurna.

c. Fungsi “utility” semua investor termasuk dalam kelas yang sama, artinya investor-investor tersebut mempunyai sikap yang serupa terhadap “trade off” antara “risk” dan “return”.

2.1.6 Manajemen laba (earnings management) 2.1.6.1Definisi Manajemen Laba

Menurut Copeland (1968:10) dalam Chancera (2013), manajemen laba sebagai “some ability to increase or decrease reported net income at will” yang artinya adalah manajemen laba mencakup usaha manajemen untuk memaksimumkan, atau meminimumkan laba, termasuk perataan laba sesuai dengan keinginan manajemen. Manajemen laba didefinisikan oleh Setiawati dan Na’im (2000) adalah “campur tangan manajemen dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri”.


(23)

2.1.6.2Tujuan Manajemen laba

Menurut Healy dan Wahlen dalam Belkaoui (2006:75) penyebab manajemen laba yaitu:

Manajemen Laba terjadi ketika para manajer menggunakan pertimbangan mereka pelaporan keuangan dan struktur transaksi untuk mengubah laporan keuangan dengan tujuan menyesatkan beberapa pemangku kepentingan mengenai kondisi kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil-hasil kontraktual yang bergantung pada angka-angka akuntasi yang dilaporkan.

Defenisi manajemen laba yang dikemukakan di atas berfokus pada penerapan pertimbangan dalam laporan keuangan untuk menyesatkan para pemangku kepentingan baik bisa maupun tidak melakukan manajemen laba dan untuk membuat laporan keuangan menjadi lebih informatif bagi para penggunanya.

2.1.6.3Bentuk Manajemen Laba

Scott (1997:405) menyebutkan bahwa ada empat bentuk manajemen laba, yaitu:

1. Tindakan kepalang basah” (taking a big bath). Tindakan ini dilakukan ketika keadaan buruk yang tidak menguntungkan dan tidak bisa dihindari pada periode berjalan, dengan cara mengakui biaya-biaya pada periode-periode yang akan datang dan kerugian periode-periode berjalan; 2. Meminimumkan laba (income minimation), dilakukan saat

perusahaan memperoleh profitabilitas yang tinggi dengan tujuan agar tidak mendapat perhatian secara politis. Kebijakan yang diambil bias berupa pembebanan pengeluaran iklan, riset dan pengembangan yang cepat dan sebagainya;


(24)

3. Memaksimumkan laba (income maximization), yaitu memaksimalkan laba agar memperoleh bonus yang lebih besar. Demikian pula dengan perusahaan yang mendekati suatu pelanggaran kontrak utang jangka panjang, manajer perusahaan tersebut akan cenderung untuk memaksimalkan laba;

4. Perataan laba (income smoothing), merupakan bentuk manajemen laba yang dilakukan dengan cara menaikkan dan menurunkan laba untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan sehingga perusahaan terlihat stabil dan tidak berisiko tinggi.

2.1.6.4Perhitungan Manajemen Laba

Menurut Utami (2005) perhitungan manajemen laba untuk periode penjualan (t) adalah sebagai berikut:

Akrual modal kerja = ΔAL - ΔHL - ΔKas Keterangan:

ΔAL = Perubahan aktiva lancar pada periode t ΔHL = Perubahan hutang lancar pada periode t

ΔKas = Perubahan kas dan ekuivalen kas pada periode t

2.1.7 Teori Equity Market Timing

Dalam Syahyunan (2013:229), Baker dan Wurgler (2002) mengemukakan teori Equity Market Timing yang berbunyi bahwa “perusahaan-perusahaan akan menerbitkan equity pada saat market value tinggi dan akan membeli kembali ekuitas pada saat market value

rendah”. Praktik ini yang disebut sebagai Equity Market Timing.

Eksploitasi fluktuasi sementara yang terjadi pada cost of equity

Manajemen laba (ML)=Akrual Modal Kerja (t) Penjualan periode (t)


(25)

terhadap cost of other forms of capital merupakan tujuan dari equity market timing. Menurut Baker dan Wurgler (2002) dalam Syahyunan (2013:229), “Struktur modal adalah hasil kumulatif dari usaha melakukan equity market timing di masa lalu”.

2.1.8 Teori Asimetri Informasi dan Signaling

Teori ini dikemukakan oleh Gordon (1950 dalam Sjahrial 2007 : 237) yang menyatakan “asymmetric information adalah kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak dari pihak lain. Karena asymmetric information, manajemen perusahaan tahu lebih banyak tentang perusahaan dibanding investor di pasar modal.” Konsep biaya modal berhubungan dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Tingkat keuntungan yang disyaratkan dilihat dari dua pihak, yaitu investor dan perusahaan. Menurut investor, tinggi rendahnya tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return) merupakan tingkat keuntungan (rate of return) yang mencerminkan tingkat risiko dari aktiva yang dimiliki, sedangkan menurut perusahaan yang menggunakan dana (modal), besarnya tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return) merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut. Perusahaan melakukan manajemen laba untuk menarik investor menanamkan dananya. Manajemen laba yang sering dilakukan adalah menaikkan laba (income Maximation).


(26)

Profitabilitas yang tinggi menyebabkan investor tertarik untuk menanamkan modal di suatu perusahaan dan mengakibatkan tingginya tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Semakin besar tingkat keuntungan yang disyaratkan semakin besar biaya modal. Beberapa hal di atas menunjukkan bahwa biaya modal erat hubungannya dengan manajemen laba.

2.1.9 Biaya Modal Ekuitas (Cost of Equity Capital) 2.1.9.1Definisi Biaya Modal Ekuitas

Biaya modal (cost of capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang/obligasi, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan (Syahyunan, 2013:210). Besar biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan yaitu diketahui melalui penentuan biaya modal. Biaya modal adalah komponen utama untuk menilai investasi, sumber pembelanjaan, dan manajemen aktiva. Menurut (Warsono, 2003:136) biaya modal dapat didefinisikan sebagai “biaya peluang atas penggunaan dana investasi untuk diinvestasikan dalam proyek-proyek baru”. Biaya ekuitas biasa menurut Warsono (2003:144), yaitu: “tingkat pengembalian minimum (minimum rate of return) yang harus dihasilkan oleh perusahaan atas dana yang diinvestasikan dalam suatu proyek yang bersumber dari


(27)

modal sendiri, agar harga saham perusahaan di pasar saham tidak berubah”.

Definisi biaya modal menurut Horne dan Wachowicz (2001:322) adalah: “tingkat pengembalian yang diminta (required rate of return) atas berbagai jenis pendanaan”. Menurut Tampubolon (2004: 170) biaya modal (the cost of Capital) didefinisikan sebagai “tingkat pengembalian (rate of return) berdasarkan nilai pasar dari suatu korporasi yang dilihat dari saham yang beredar (price of the firm’s stock)”. Biaya modal ekuitas adalah tingkat pengembalian yang diminta atas investasi oleh para pemegang saham perusahaan.

2.1.9.2Fungsi Biaya Modal Ekuitas

Konsep biaya modal berhubungan dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Tingkat keuntungan yang disyaratkan dilihat dari dua pihak, yaitu investor dan perusahaan. Menurut investor, tinggi rendahnya tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return) merupakan tingkat keuntungan (rate of return) yang mencerminkan tingkat risiko dari aktiva yang dimiliki, sedangkan menurut perusahaan yang menggunakan dana (modal), besarnya tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return) merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut.


(28)

Menurut Syahyunan (2013:210) fungsi biaya modal yaitu dapat digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari investasi tersebut dengan biaya modalnya. Fungsi biaya modal untuk perusahaan digunakan pada saat: pengambilan keputusan untuk anggaran modal (capital badgeting), membantu untuk memaksimalkan struktur permodalan, membuat keputusan apakah melalui leasing surat hutang dengan pendanaan kembali surat hutang di dalam menentukan modal kerja perusahaan.

2.1.9.3Sumber Biaya Modal Ekuitas

Besar biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan dapat diketahui dengan menentukan biaya modal. Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya modal untuk masing-masing sumber dana atau disebut biaya modal individual (Syahyunan, 2013:210). Biaya modal individual dihitung untuk setiap jenis modal. Perusahaan yang menggunakan beberapa sumber biaya modal, maka biaya modal yang dihitung adalah biaya rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of Capital) dari seluruh modal yang digunakan. Biaya modal rata-rata tertimbang mempunyai beberapa komponen.


(29)

Menurut Warsono (2003:138) biaya modal rata-rata tertimbang mempunyai beberapa komponen, yaitu “biaya utang (cost of debt), biaya saham Preferen (Cost of Preferred stock), dan biaya ekuitas biaya (cost of common equity)”. Menurut Syahyunan (2013:210) biaya hutang adalah “ biaya yang ditanggung perusahaan disebabkan penggunaan sumber dana pinjaman, biaya obligasi”. Biaya saham preferen adalah biaya yang ditanggung perusahaan berupa dividen yang disepakati pada saat penerbitan saham preferen. Biaya saham adalah biaya dikeluarkan ketika perusahaan memiliki laba. Biaya penerbitan saham biasa yang baru menjadi penting jika laba ditahan tidak tersedia. Biaya saham biasa yang baru lebih tinggi dari biaya laba ditahan karena penjualan saham biasa yang baru memerlukan biaya emisi saham (floating cost). floating cost akan mengurangi penerimaan perusahaan dari penjualan saham baru. “Biaya emisi (floating cost) terdiri dari biaya cetak saham, komisi untuk pihak penjamin emisi dan lain-lain” (Syahyunan, 2013:210).

2.1.9.4Pengukuran Biaya Modal Ekuitas

Pengukuran biaya modal saham biasa (biaya modal ekuitas) dipengaruhi oleh model penilaian perusahaan yang digunakan. Dalam Utami (2005) pengukuran biaya modal saham biasa (biaya modal ekuitas), dipengaruhi oleh model penilaian perusahaan yang digunakan.


(30)

Dalam Utami (2005) ada beberapa model penilaian perusahaan, antara lain:

"1. Model penilaian pertumbuhan konstan (constant growth valuation model)

2. Capital Asset Pricing Model (CAPM) 3. Model Ohlson.”

Dalam Utami (2005) secara matematis biaya modal ekuitas untuk periode t dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:

r = Bt + Xt+1− Pt Pt Keterangan:

r = Biaya modal ekuitas

Bt= Nilai buku per lembar saham periode t Xt+1 = Laba per saham pada periode t+1 Pt = Harga saham pada periode

2.1.10 Manajemen Laba dan Biaya Modal Ekuitas

Adanya hubungan antara manajemen laba dengan biaya modal ekuitas dapat dilihat dari penelitian Demski dan Sappington (1987) dalam Scott (1997), yang meneliti manajemen laba dilihat dari perspektif pasar modal. Penelitian tersebut menyatakan bahwa manajemen laba dapat menghubungkan informasi yang terkandung dalam pasar tentang pengaruh

earnings management terhadap biaya. Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian oleh Scott adalah informasi mengenai laba perusahaan


(31)

oleh perusahaan. Penelitian Leuz et al (2003) dalam Utami (2005) mengenai studi komparatif internasional tentang manajemen laba dan proksi investor, membuktikan bahwa tingkat manajemen laba emiten di Indonesia relatif tinggi dan proteksi terhadap investor relatif rendah.

Menurut Copeland dalam Utami (2005), manajemen laba mencakup usaha manajemen untuk memaksimumkan atau meminimumkan laba, termasuk perataan laba sesuai dengan keinginan manajemen. Dechow et al. (1996) dalam Utami (2005), meneliti penyebab dan konsekuensi dari tindakan manipulasi laba, dimana salah satu tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana dampak manipulasi laba terhadap biaya modal ekuitas. Sampel yang digunakan perusahaan yang mendapatkan sanksi dari Securitas Exchange Commision (SEC) karena diduga keras telah melakukan penyimpangan terhadap standar akuntansi yang berlaku, dengan tujuan untuk memanipulasi laba.

Dalam Chancera (2011), adanya hubungan antara manajemen laba dengan biaya modal ekuitas juga dapat dilihat dari penelitian Demski dan Sappington (1987) dalam Scoot (1997), yang meneliti manajemen laba dilihat dari perspektif pasar modal. Penelitian tersebut menyatakan bahwa manajemen laba dapat menghubungkan informasi yang terkandung dalam pasar tentang pengaruh earnings management terhadap biaya. Informasi laba akan mencerminkan juga informasi biaya modal ekuitas yang akan dikeluarkan perusahaan untuk investor.


(32)

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

1. Botosan (1997) yang meneliti hubungan antara tinunugkat ungkapan sukarela dengan cost equity capital, dengan meregresikan cost of equity capital (yang dihitung berdasarkan dengan market beta), ukuran perusahaan dan tingkat pengungkapan yang diukur dengan score yang dikembangkan sendiri oleh peneliti yang bersangkutan. Hasilnya menunjukkan bahwa adanya hubungan antara tingkat pengungkapan dengan cost of equity capital pada perusahaan yang diikuti oleh sedikit analis.

2. Green et al. (2001), yang meneliti biaya modal ekuitas dengan sampel perusahaan perbankan yang berada di negara Amerika. Penelitian ini menggunakan tiga model pengukuran biaya modal ekuitas, antara lain

Comparable Accounting Earnings Model (CAE), Discounted Cash Flow Method (DCF), dan Capital Asset Pricing Model (CAPM).

Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa biaya modal ekuitas dapat diukur dalam perusahaan perbankan dengan menggunakan tiga model pengukuran di atas, namun model yang paling signifikan adalah model CAPM (Capital Asset Pricing Model).

3. Komalasari dkk. (2001) mengembangkan riset analisis yang dilakukan oleh Diamond dan Verrecchia (1991), dengan tujuan untuk menarik bukti empirik mengenai asimetri informasi dan pengaruhnya terhadap cost of equity capital secara langsung. Penelitian ini secara khusus menguji apakah pengurangan asimetri informasi yang dipengaruhi oleh naiknya


(33)

likuiditas pasar dapat menurunkan cost of equity capital pada perusahaan besar lebih besar dibadingkan perusahaan kecil.

4. Juniarti (2003), mengenai pengaruh tingkat disclosure terhadap biaya modal ekuitas dan signifikan pengaruh tersebut pada perusahaan yang sahamnya tergolong sebagai saham bluechip dan non bluechip, menemukan bukti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat disclosure dan biaya modal ekuitas serta tidak terdapatnya perbedaan signifikan pengaruh tingkat disclosure terhadap biaya modal ekuitas pada perusahaan perbankan bersaham bluechip maupun non bluechip. Dengan kata lain, tanpa memperhatikan suatu perusahaan termasuk dalam kategori perusahaan yang bersaham bluechip atau pun

non bluechip, pengaruh tingkat disclosure tetap signifikan terhadap biaya modal ekuitas.

5. Murni (2004), meneliti pengaruh luas pengungkapan sukarela dan asimetri informasi terhadap cost of equity capital, yang kemudian mengemukakan bahwa pengungkapan sukarela, asimetri informasi, dan beta berpengaruh terhadap cost of equity capital. Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa ungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan tidak menurunkan cost of equity capital. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ukuran perusahaan secara signifikan mempunyai pengaruh terhadap hasil pengujian serta dapat diketahui bahwa semakin besar ukuran perusahaan, maka cost of equity capital


(34)

6. Utami (2005) yang menjadi acuan dalam penelitian ini, membuktikan bahwa manajemen laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap biaya modal ekuitas dengan menggunakan model pengukuran Ohslon sebagai proksi pengukuran biaya modal ekuitas, artinya semakin tinggi tingkat akrual, maka semakin tinggi biaya modal ekuitas.

7. Chancera (2013), yang meneliti pengaruh manajemen laba terhadap biaya modal ekuitas. Hasil pengujian yang dilakukan adalah manajemen laba tidak berpengaruh secara signifikan terhadap biaya modal ekuitas.


(35)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Tahun Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1. Botosan 1997

Variabel Independen: Pengungkapan sukarela, ukuran perusahaan, tingkat pengungkapan.

Variabel dependen: cost of capital.

Adanya hubungan antara tingkat pengungkapan sukarela dengan cost of capital pada perusahaan yang diikuti oleh sedikit analis.

2. Green et al. 2001

Variabel Independen:

Comparable Accounting Earnings Model (CAE),

Discounted Cash Flow

Method (DCF), dan

Capital Asset Pricing Model (CAPM).

Variabel dependen: Biaya Modal Ekuitas

Biaya modal ekuitas dapat diukur dalam perusahaan perbankan dengan menggunakan CAE, DCF, CAPM. Hasil dari penelitian ini yaitu model yang paling signifikan adalah model CAPM (Capital Asset Pricing Model).

3. Komalasari dkk 2001 Variabel Independen: asimetri informasi Variabel dependen: cost of equity capital

Asimetri informasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap

costof equity capital.

4. Juniarti 2003

Variabel Independen: tingkat disclosure Variabel dependen: biaya modal ekuitas

Terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat

disclosure dan biaya

modal ekuitas.

5. Murni 2004

Variabel Independen: Pengungkapan sukarela, asimetri informasi, danbeta.

Variabel dependen: cost of equity capital.

Pengungkapan sukarela, asimetri informasi, dan beta berpengaruh terhadap cost of equity capital

6. Utami 2005

Variabel Independen: manajemen laba Variabel dependen: biaya modal ekuitas

Manajemen laba

berpengaruh positif dan signifikan terhadap biaya modal ekuitas.

7. Chancera 2013

Variabel Independen: manajemen laba Variabel dependen: Biaya modal ekuitas

Manajemen laba tidak berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas


(36)

2.3 Kerangka konseptual dan Hipotesis 2.3.1 Kerangka Konseptual

Dalam Wirartha (2005:209) kerangka (landasan) teoritis atau konsepsional adalah kerangka berpikir kita yang bersifat teoritis atau konsepsional mengenai masalah yang akan diteliti. Kerangka berpikir tersebut menggambarkan hubungan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diteliti. Konsep atau variabel itu sendiri merupakan abstraksi dari gejala atau fenomena tang akan diteliti. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Utami (2005) manajemen laba berpengaruh secara positif terhadap biaya modal ekuitas. Semakin tinggi tingkat manajemen laba menunjukkan semakin tinggi risiko imbal hasil saham dan konsekuensinya investor akan menaikkan

rate biaya modal ekuitas. Tingkat keuntungan yang disyaratkan dilihat dari dua pihak, yaitu investor dan perusahaan. Menurut investor, tinggi rendahnya tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return) merupakan tingkat keuntungan (rate of return) yang mencerminkan tingkat risiko dari aktiva yang dimiliki, sedangkan menurut perusahaan yang menggunakan dana (modal), besarnya tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return) merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut. Menurut tingkat keuntungan yang disyaratkan biaya modal ekuitas timbul karena adanya antisipasi investor yang mengajukan tingkat pengembalian minimum yang harus dikembalikan perusahaan (rate of return) dan perusahaan melakukan tindakan manajemen laba sebagai umpan utama investor dalam berinvestasi.


(37)

Hubungan antara biaya modal ekuitas dan manajemen laba secara deskriptif adalah biaya modal ekuitas timbul sebagai konsekuensi adanya praktik manajemen laba. Kerangkan konseptual penelitian ini adalah:

Ha

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Berdasarkan kerangka pemikiran dan juga didasari oleh penelitian sebelumnya, penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian sebelumnya yang bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh manajemen laba terhadap biaya modal ekuitas.

2.3.2 Hipotesis Penelitian

Menurut Idrus (2009 : 53), “hipotesis memiliki makna simpulan yang sifatnya masih rendah. Secara singkat hipotesis dapat dinyatakan sebagai simpulan sementara penelitian”. Kegunaannya untuk menjadikan arah penelitian semakin jelas atau memberikan arah bagi peneliti untuk melaksanakan penelitiannya secara baik.

Dalam penelitian ini, hipotesis yang digunakan yaitu:

H0: Manajemen laba tidak berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas

Ha: Manajemen laba berpengaruh positif terhadap biaya modal ekuitas Biaya Modal Ekuitas (Y) Manajemen Laba (X)


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan penulis adalah desain asosiatif klausal. Menurut Siregar (2010 : 154) “desain asosiatif klausal adalah desain yang dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat hubungan/pengaruh yang menyatakan hubungan bersifat sebab dan akibat antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh dari 2 variabel yaitu manajemen laba dan biaya modal ekuitas.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Idrus (2009:93) penentuan subjek penelitian dapat dilakukan dengan cara populasi dan sampel. Cara populasi dilakukan apabila pengambilan subjek penelitian meliputi keseluruhan populasi yang ada. Cara sampel adalah pengambilan subjek penelitian dengan cara menggunakan sebagian dari populasi yang ada.

Populasi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah semua perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) yang memenuhi kriteria. Periode data yang digunakan dalam penelitian adalah tahun 2008 sampai tahun 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan verifikatif.


(39)

Analisis deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel independen dan variabel dependen, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain yang diteliti dan dianalisis sehingga menghasilkan kesimpulan. Sedangkan analisis verifikatif adalah analisis model dan pembuktian yang berguna untuk mencari kebenaran dari hipotesis yang diajukan. Beberapa kriteria sampel yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan pertambangan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013.

2. Laporan keuangan periode 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013 perusahaan tersebut teelah diaudit oleh auditor independen.

3. Perusahaan yang memiliki nilai buku ekuitas positif.

Populasi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Periode data yang digunakan dalam penelitian adalah tahun 2008 sampai tahun 2011. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling) dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Jumlah perusahaan pertambangan yang menjadi sampel dalam penelitian ini terlihat pada table 3.1 berikut.


(40)

Tabel 3.1 Kriteria pengambilan sampel

Keterangan Jumlah

• Total perusahaan pertambangan yang listed di BEI sampai tahun 2012

• Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI dari tahun 2008-2013

• Perusahaan pertambangan yang tidak mengeluarkan laporan keuangan berturut-turut pada periode 2008 -2013 • Perusahaan yang memiliki nilai buku ekuitas negatif Jumlah Perusahaan yang menjadi sampel penelitian

40

(11)

(8)

(1)

20

Berikut adalah daftar perusahaan manufaktur berdasarkan kriteria pengambilan sampel yang telah ditentukan

Tabel 3.2 Tabel Sampel yang Memenuhi Kriteria

No. Kode Perusahaan Nama Perusahaan

1 ATPK ATPK Resources Tbk.

2 ADRO Adaro Energy Tbk.

3 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk.

4 BYAN Bayan Resources Tbk

5 CITA Cita Mineral Investindo

6 CNKO Exploitasi Energi Indonesia Tbk.

7 CTTH Citatah Tbk.

8 DEWA Darma Henwa TBk.


(41)

10 ELSA Elnusa Tbk.

11 ENRG Energi Mega Persada Tbk.

12 INCO Vale Indonesia Tbk.

13 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.

14 KKGI Resaouce Alam Indonesia Tbk.

15 MEDC Medco Energi Internasional Tbk.

16 MITI Mitra Investido Tbk.

17 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.

18 PTRO Petrosea Tbk.

19 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk.

20 TINS Timah (Persero) Tbk.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang meliputi laporan keuangan yang telah dipublikasikan yang terdiri dari : Laporan keuangan audited

untuk tahun yang berakhir pada 2008 hingga 2013, untuk memperoleh data

current assets, currents liabilities, dan total equity, dan data pembayaran dividen kas periode 2008-2013. Semua data yang digunakan untuk penelitian ini diperoleh da

Data yang diperoleh adalah kombinasi antara data time series dan data

cross-section. Kuncoro ( 2009 : 125 ) menyatakan “data time series adalah data yang secara kronologis disusun menurut waktu pada suatu variabel tertentu, sedangkan data cross-section adalah data yang dikumpulkan pada suatu titik tertentu”.


(42)

3.4 Defenisi Operasional

Berdasarkan permasalahan dan pengembangan hipotesis pada penelitian ini, maka variabel-variabel yang akan diteliti dapat diidentifikasikan dan diukur sebagai berikut:

Tabel 3.3 Defenisi Operasional

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Manajemen laba

(X)

Dalam Selpiani (2013) adalah

Earnings Mangement is theprocess of taking deliberate steps within the constrains

ofgenerally accepted accounting principles to bring

about desiredlevel of reported earnings.

(Manajemen laba merupakan

proses untuk mengambil

langkah tertentu yang disengaja dalam batas-batas prinsip akuntansi berterima umum untuk menghasilkan tingkat yang diinginkan dari laba yang dilaporkan). Menurut Davidson, Stickney, dan Weil (1987) yang dikutip oleh Sri Sulistyanto (2008:48)

Manajemen Laba =

Akrual Modal Kerja (t) Penjualan (t)

Akrual Modal Kerja = ΔAL - ΔHL – Δkas

Rasio

Biaya Modal Ekuitas (Y)

Menurut Stice Stice Skousen (2009:2005) biaya pendanaan dengan ekuitas (cost of equity

financing) adalah tingkat

pengembalian modal yang diharapkan (baik berupa dividen maupun peningkatan harga pasar dari investasi) yang digunakan untuk menarik investor agar mau memberikan modal ekuitas.

r= Bt + Xt+1- Pt Pt


(43)

3.5 Pengukuran Variabel 3.5.1 Variabel Dependen

Menurut Idrus (2009:79) variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah biaya modal ekuitas. Cara menghitung biaya modal ekuitas yang disederhanakan oleh Utami (2006) yaitu:

r = Bt + Xt+1- Pt Pt

3.5.2 Variabel Independen

Menurut Idrus (2009:79) variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah manajemen laba. Cara menghitung manajemen laba yaitu:

Manajemen laba = Akrual Modal Kerja (t)

Penjualan (t)

Akrual Modal Kerja = ΔAL - ΔHL – Δkas

3.6 Metode Analisis Data

Analisa data dilakukan dengan menggunakan metode analisa kuantitatif yaitu dengan mengumpulkan, mengolah, dan menginterpretasikan data yang diperoleh. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi sederhana dengan menggunakan software SPSS for windowv.20. Ada dua jenis pengujian yang dapat dipakai dalam penelitian ini, yaitu uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis.


(44)

3.6.1 Uji Asumsi Klasik

Peneliti melakukan uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis, antara lain :

3.6.1.1Uji Normalitas

“Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal” (Ghozali, 2006 : 110). Modal regresi yang baik hendaknya memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

Normalitas data dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Data yang menyebar disekitar dan mengikuti arah garis diagonal menandakan bahwa data berdistribusi normal dan memenuhi asumsi normalitas. Uji statistik juga dapat digunakan untuk menguji apakah residual berdistribusi normal atau tidak. Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka data residual berdistribusi normal. Sebaliknya, jika signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka data residual tidak berdistribusi normal.


(45)

3.6.1.2 Uji Heteroskesdastisitas

“Uji heteroskesdastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain” (Umar, 2008 :179). Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap dinamakan homokedastisitas, sebaliknya jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain berbeda dinamakan heteroskesdastisitas.

Heteroskesdastisitas dapat dilihat dengan mengamati grafik

scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. “Deteksi ada tidaknya heteroskesdastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dengan dasar analisis berikut” (Ghozali, 2006 : 105 ) :

1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskesdastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik yang menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka mengindikasikan tidak terjadi heteroskesdastisitas.


(46)

3.6.1.3 Uji Autokorelasi

“Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya” (Erlina, 2008 :106). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya.

Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan dilakukannya uji statistik Run Test. Suatu persamaan regresi dinyatakan terbebas autokorelasi jika hasil uji statistik run test-nya tidak signifikan atau di atas 0,05.

Pengambilan keputusan pada uji run test didasarkan pada acak tidaknya data. Apabila data bersifat acak, maka dapat diambil kesimpulan bahwa data tidak terkena autokorelasi. Acak tidaknya data mempunyai batasan sebagai berikut:

1. Apabila nilai probabilitas ≥ α = 0,05 maka observasi terjadi secara acak.

2. Apabila nilai probabilitas ≤ α = 0,05 maka observasi terjadi secara tidak acak.


(47)

Selain itu, pengujian juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Angka D-W di bawah -2 berarti ada ditemukan autokorelsi positif,

2. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada ditemukan autokorelasi,

3. Angka D-W di atas +2 berarti ada ditemukan autokorelasi negative.

3.6.2 Uji Hipotesa

Pengujian hipotesa dilakukan untuk menguji kemampuan variabel manajemen laba dalam mempengaruhi variabel biaya modal ekuitas.Uji hipotesa dapat menggunakan alat analisa statistik berupa uji F dan uji T.

3.6.2.1 Uji T

Uji T digunakan untuk mengetahui apakah secara individu variabel independen mempunyai pengaruh terhadap biaya modal ekuitas, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Dasar pengambilan keputusan adalah: Ho ditolak atau Ha diterima jika nilai signifikan t atau p value < 5%.

Ha : manajemen laba diuji dengan menggunakan uji –t, dalam hal ini adapun kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :

Ho diterima apabila t hitung < t table


(48)

3.6.3 Koefisien Determinasi (��)

“Koefisien Determinasi (�2) digunakan untuk menentukan besarnya variabel dapat dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independennya dengan kisaran nilai antara 0 dan 1” (Ghozali, 2006 : 83). Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.


(49)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1Deskripsi Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari internet melalui situs www.idx.co.id . Data yang digunakan merupakan data laporan keuangan perusahaan pertambangan yang dipublikasikan setelah diaudit oleh auditor independen pada tahun 2009-2012. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 20. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, diperoleh 20 perusahaan pertambangan yang memenuhi kriteria dan menjadi sampel dalam penelitian ini selama periode tahun 2009-2012.

4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean). Median, variance, serta standar deviasi data yang digunakan dalam penelitian. Adapun keterangan dari nilai deskripsi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Nilai rata-rata (mean) adalah jumlah seluruh angka pada data yang dibagi dengan jumlah data yang ada,

2. Median adalah nilai tengah data setelah data tersebut diurutkan dari angka terkecil ke angka tertinggi,


(50)

3. Range adalah selisih dari nilai tertinggi dengan nilai terendah dalam suatu kumpulan data,

4. Standard deviation adalah nilai simpangan baku. Semakin kecil nilainya, maka data yang digunakan mengelompok di sekitar nilai rata-rata,

5. Variance adalah jumlah selisih antara data dengan rata-rata data dan kemudian dibagi dengan jumlah data dikurangi 1(n-1) atau nilai kuadrat dari std.deviation.

Statistik data penelitian disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Manajemen Laba 80 -34,81 0,72 0,4603 3,90346

Biaya Modal

Ekuitas 80 -123,50 1,85 1,7686 13,79500


(51)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan penggambaran tentang data yang digunakan dalam penelitian ini :

1. variabel manajemen laba (x) tahun 2009-2012 dengan jumlah data (n) sebanyak 80 mempunyai manajemen laba 2009-2012 rata-rata 0,4603, dengan angka minimal -34,81, dan maksimal 0,72 sedangkan standar deviasinya sebesar 3,90346.

2. variabel biaya modal ekuitas (y) tahun 2009-2012 dengan jumlah data (n) sebanyak 80 mempunyai biaya modal ekuitas (y) 2009-2012 rata-rata 1,7686, dengan angka minimal -123,50 , dan maksimal 1,85 sedangkan standar deviasinya sebesar 13,79500.

4.1.2 Uji Asumsi Klasik 4.1.2.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dapat dilakukan secara kasat mata yaitu dapat dilihat pada grafis histogram dan grafik PP Plots. Suatu data akan berdistribusi normal jika nilai probabilitas yang diharapkan sama dengan nilai probabilitas pengamatan. Pada grafik

PP Plots, kesamaan antara nilai probabilitas harapan dengan probabilitas pengamatan ditunjukkan dengan garis diagonal yang merupakan perpotongan antara garis probabilitas harapan dan garis probabilitas pengamatan.

Berikut ini adalah hasil pengujian normalitas data dalam bentuk grafik histogram dan grafik PP Plots.


(52)

Gambar 4.1 Hasil uji Normalitas

Berdasarkan grafik Histogram, diketahui bahwa sebaran data yang menyebar ke semua daerah kurva normal. Dapat disimpulkan bahwa data mempunyai distribusi normal.


(53)

Gambar 4.2 Hasil uji P-Plot Normalitas

Sebagaimana terlihat dalam grafik Normal P-P plot of regression Standardized Residual, terlihat bahwa titik – titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal (membentuk garis lurus), maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal dan model regresi layak dipakai untuk memprediksi Manajemen Laba (Y) berdasarkan variabel bebasnya (X).


(54)

Pengujian normalitias dapat juga dapat diuji secara statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Pengujian dengan SPSS 20. Berdasarkan pada uji Kolmogorov–Smirnov dan Shapiro-Wilk. a. nilai signifikan < 0,05 data tidak normal

b. nilai signifikansi > 0,05 data dikatakan normal . Ketentuannya:

a. Jika Sampel > 50, maka membacanya pake Kolmogorov-Smirnov

b. Jika Sampel ≤ 50, maka membacanya pake Shapiro-Wilk

Hasil uji Normalitas dapat dilihat pada gambar dibawah :

Tabel 4.2 Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig. Biaya Modal

Ekuitas ,511 80 0,065 0,114 80 0,088

Manajemen Laba ,454 80 0,072 0,128 80 0,083

a. Lilliefors Significance Correction

Hasil Tabel di atas, sig untuk uji Kolmogorov-Smirnova 0,065 dan 0,072 > 0,05. ataupun Shapiro-Wilk untuk variabel X dan Y memiliki masing-masing nilai 0,088 dan 0,083. Dengan demikian ketiga Variabel X dan Y tersebut memiliki distribusi data yang normal.


(55)

Dari hasil di atas dapat diketahui nilai variance inflation factor (VIF) dan Tolerance variabel Manajemen laba masing-masing adalah 1,000 lebih kecil dari 5, sehingga bisa diduga bahwa antar variabel independen tidak terjadi persoalan multikolinearitas.

4.1.2.2Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Ada beberapa metode pengujian yang bisa digunakan diantaranya yaitu Uji Park, Uji Glesjer, Melihat pola grafik regresi, dan uji koefisien korelasi Spearman.

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Ada beberapa metode pengujian yang bisa digunakan diantaranya yaitu Uji Park, Uji Glesjer, Melihat pola grafik regresi, dan uji koefisien korelasi Spearman.Dalam analisa i scatterplots regresi


(56)

Dasar pengambilan keputusan yaitu:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Hasil pengujian ditunjukkan dalam gambar berikut :

Gambar 4.3


(57)

Dari output di atas dapat diketahui bahwa titik-titik tidak membentuk pola yang jelas, dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model regresi.

4.1.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut: a) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hopotesis

nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.

b) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.

c) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.

Nilai du dan dl dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson yang bergantung banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang menjelaskan.


(58)

. Tabel 4.3

Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb

Mode l

R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,801a ,600 ,013 13,88171 2,060

a. Predictors: (Constant), Manajemen Laba b. Dependent Variable: Biaya Modal Ekuitas

Dari hasil output di atas didapat nilai DW yang dihasilkan dari model regresi adalah 2,060. Sedangkan dari tabel DW dengan signifikansi 0,05 dan jumlah data (n) = 80, serta k = 1 (k adalah jumlah variabel independen) diperoleh nilai dL sebesar 1.6114 dan dU sebesar 1.6620.

Nilai DW (2,338) berada pada daerah antara dL dan dU sehingga hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.

4.1.2.4

Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.


(59)

Y’ = a + bX

Keterangan:

Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)

X = Variabel independen

a = Konstanta (nilai Y’ apabila X = 0)

b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)

Tabel 4.4 Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 1,792 1,563 1,147 ,003

Manajemen

Laba 0,051 ,400 ,014 2,127 ,009

a. Dependent Variable: Biaya Modal Ekuitas Persamaan regresinya sebagai berikut:

Y’ = a + bX


(60)

Angka-angka ini dapat diartikan sebagai berikut:

a. Konstanta sebesar 1,792; artinya jika biaya Manajemen Laba (X) nilainya adalah 0, maka Biaya Modal Ekuitas (Y’) nilainya positif yaitu sebesar 1,792

b. Koefisien regresi variabel Manajemen Laba (X) sebesar 0,051; artinya jika Manajemen Laba mengalami kenaikan Rp.1, maka Biaya Modal Ekuitas (Y’) akan mengalami peningkatan sebesar Rp. 0,051. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara Manajemen Laba dengan Biaya Modal Ekuitas , semakin naik Manajemen Laba maka semakin meningkatkan Biaya Modal Ekuitas .

c. Nilai Biaya Modal Ekuitas yang diprediksi (Y’) dapat dilihat pada tabel Casewise Diagnostics (kolom Predicted Value). Sedangkan Residual (unstandardized residual) adalah selisih antara Biaya Modal Ekuitas dengan Predicted Value, dan Std. Residual

(standardized residual) adalah nilai residual yang telah

terstandarisasi (nilai semakin mendekati 0 maka model regresi semakin baik dalam melakukan prediksi, sebaliknya semakin menjauhi 0 atau lebih dari 1 atau -1 maka semakin tidak baik model regresi dalam melakukan prediksi).


(61)

4.1.3 Uji Koefisien Regresi Sederhana (Uji t)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Signifikan berarti pengaruh yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan).

Dari hasil analisis regresi di atas dapat diketahui nilai t hitung seperti pada tabel 2. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

1. Menentukan Hipotesis

a. Ho :Ada pengaruh secara signifikan antara biaya Manajemen Laba (X) dengan Biaya Modal Ekuitas (Y) b. Ha : Tidak ada pengaruh secara signifikan antara biaya

Manajemen Laba (X) dengan Biaya Modal Ekuitas (Y) 2. Menentukan tingkat signifikansi

Tingkat signifikansi menggunakan α = 5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian)

3. Menentukan t hitung


(62)

4. Menentukan t tabel

Tabel distribusi t dicari pada α = 5% dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 80-1-1 = 78 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen). Dengan (signifikansi = 0,05) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 1,66462 (Lihat pada lampiran).

5. Kriteria Pengujian

a. Ho diterima jika –t tabel < t hitung < t tabel

b. Ho ditolak jika -thitung < -t tabel atau t hitung > t tabel 6. Membandingkan t hitung dengan t tabel

Nilai t hitung > t tabel (2,127) > 1,66462 ) maka Ho ditolak.

7. Kesimpulan

Oleh karena nilai t hitung > t tabel (2,127) > 1,66462 ) maka Ho ditolak, artinya bahwa ada pengaruh secara signifikan antara pengaruh secara signifikan antara biaya Manajemen Laba (X) terhadap Biaya Modal Ekuitas (Y) . Jadi dalam kasus ini dapat diketahui bahwa Manajemen Laba (X) berpengaruh terhadap Biaya Modal Ekuitas (Y) pada pada perusahaan pertambangan yang terdaftar BEI periode 2009-2011.


(63)

Untuk mengetahui besar pengaruh X terhadap Y dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.5 Hasil Uji regresi

Model Summary

Mode l

R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,745a ,555 ,549 3,06506

a. Predictors: (Constant), Manajemen Laba

Nilai R square pada model summary di atas adalah 0,555, artinya besar pengaru X terhadap Y adalah 0,555 X 100% = 55,5 %, dan selebihnya dipengaruhi faktor lain di luar peneliitian ini.


(64)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh manajemen laba terhadap biaya modal ekuitas pada perusahaan pertambangan yang terdaftardi BEI periode 2009-2012., dimana sampel dipilih dengan metode

purposive sampling.

Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan antara lain : nilai t hitung > t tabel (2,127) > 1,66462 ) maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh secara signifikan antara pengaruh secara signifikan antara biaya manajemen laba (X) terhadap biaya modal ekuitas (Y) . Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen laba (X) berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas (Y) pada pada perusahaan pertambangan yang terdaftar BEI periode 2009-2012. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami (2005). Akan tetapi, bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chancera (2011) dan Selpiani (2011).

5.2Keterbatasan Penelitian

Adapun beberapa keterbatasan yang dihadapi oleh penulis yaitu :

1. Penelitian yang diamati hanya menggunakan 4 tahun yaitu periode 2009-2012 untuk melihat pengaruh manajemen laba terhadap biaya modal ekuitas pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.


(65)

2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan yang telah memenuhi kriteria yang ditetapkan sehingga sampel berjumlah 20.

3. Penelitian hanya mengambil 1 variabel independen, sementara banyak variabel lain yang dapat digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap biaya modal ekuitas.

5.3 Saran

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, oleh karena itu penulis memberikan saran-saran untuk penelitian berikutnya sebagai bahan pertimbangan:

1. Sampel yang digunakan tidak hanya terbatas pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, tetapi perusahaan perbankan yang terdaftar secara internasional.

2. Menambah variabel lain untuk melihat pengaruhnya terhadap tingkat profitabilitas.

3. Menambah periode pengamatan penelitian sehingga hasilnya lebih akurat dan meyakinkan.


(66)

DAFTAR PUSTAKA

Asdhiana, I. Made, 2011. Industri Pertambangan Kian

Prospektif

Anoraga, Panji dan Piji Pakarti, 1995.Pengantar Pasar Modal, Rineka Cipta, Jakarta.

Belkaoui, Ahmed Riahi, 2006. Accounting Theory (Teori Akuntansi), Salemba 4, Jakarta.

Boediono, Gideon, 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VIII Solo.

Botosan, C, 1997. ‘Disclosure level and the Cost of Equity Capital’, The Accounting Review, Vol. 72, No. 3, pp : 239-349.

Chancera, D. M, 2011. “Pengaruh Manajemen Laba terhadap Biaya Modal Ekuitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI tahun 2008-2009”, Skripsi S1 tidak dipublikasikan Universitas Diponegoro.

Copeland, R. M, 1968. “Income Smoothing, Journal of Accounting Research”,

empirical Research in Accounting.Selected Studies 6 (Supplement), hal 100-116.

Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis, USU Press, Medan.

Fahmi, Irham, 2012. Manajemen Investasi: Teori dan Soal Jawab, Salemba Empat, Jakarta.

Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Green, J. Edward., Lopez, A Jose., Wang, Zhenyu, 2001. Formulating The Imputed Cost of Equity Capital for Priced Services at Federal Reserve Banks, FRBNY Economic Policy Review (September 2003)

Horne, James C. van, John M. Wachowicz, JR, 2001.Fundamental of financial management: Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.

Idrus, Muhammad, 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial : Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Edisi Kedua, Erlangga, Yogyakarta.


(67)

Juniarti, 2003.“Pengaruh Tingkat Disclosure Terhadap Biaya Ekuitas”,Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.5. No.2 (November 2003)

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004.

BukuPetunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi Jurusan Akuntansi , Fakultas Ekonomi USU, Medan.

Komalasari, Puput Tri, dan Zaki Baridwan, 2001. Asimetri Informasi dan Cost of Capital. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 4., No. 1, Januari, h 64-81. Kuncoro, Mudrajad, 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi

Ketiga, Salemba Empat, Jakarta.

Leuz C, Nanda and P. D. Wysocki, 2003. “Earnings Management and Investor Protection: an International Comparation”, Journal of Financial Economics, Vol 69, hal 505-527

Manan, A, 2004. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Utang pada Industri Kehutanan yang Go Publik di BEJ Tahun 1999-2002 : Sebuah Pendekatan Agency Theory”. Tesis. Pascasarjana Universitas Dipenogoro Semarang.

Murni, S.A, 2004. “Pengaruh Luas Pengungkapan Sukarela dan Asimetri Informasi terhadap Cost of Equity Capital pada Perusahaan Pubik di Indonesia”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol 7, No.2

Ohlson, J, 1995. “Earning, Book Value, and Devidens in Equity Valuation”,

contemporary Accounting Research, Vol 11, hal 661-687

Scott, William, R, (1997), Financial Accounting Theory, International Edition, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

, (2009), Financial Accounting Theory, International Edition 5th, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Selpiani, Seny, 2013. “Pengaruh Manajemen Laba terhadap Biaya Modal Ekuitas (Studi pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa EFek Indonesia)

Setiawati, L. dan A. Na’im, 2000. Manajemen laba. Journal Ekonomi dan Bisnis. Mei: 159-176

Siregar, Syofian, 2010. Statistika Deskriptif Untuk Penelitian. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Siregar, Syofian, 2010. Statistika Deskriptif Untuk Penelitian. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sjahrial, Dermawan, 2007. Manajemen Keuangan Lanjutan, Edisi Asli, Mitra Wacana Media, Jakarta.


(68)

Stice, Stice, Skousen, 2004, Akuntansi Keuangan, buku 1, edisi 16, Salemba Empat, Jakarta.

Sulistyanto, H. Sri, 2008. Manajemen Laba, PT. Gramedia Widiasarma Indonesia, Jakarta.

Syahyunan, 2013. Manajeman Keuangan (Perencanaan, analisis, dan Pengendalian Keuangan). USU press, Medan.

Tampubolon, Manahan, P., 2004. Manajemen Keuangan (Finance Management). Ghalia Indonesia. Bogor.

Umar, Husein, 2008. Metode Riset Akuntansi Terapan, Ghalia Indonesia, Jakarta. Utami, W, 2005.‘Pengaruh Manajemen Laba terhadap Biaya Modal Ekuitas (Studi pada

Perusahaan Publik Sektor Manufaktur)’, Makalah Simposium Nasional Akuntansi VIII, hlm.100-116.

Warsono, 2003.Manajemen Keuangan Perusahaan, Bayumedia Publishing, Malang.

Wirartha, I. Made, 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi, Penerbit Andi, Yogyakarta.


(69)

Lampiran 1 Kriteria Sampel

No Kode Kriteria Sampel

1 2 3 -

1 ATPK Sampel 1

2 ADRO Sampel 2

3 ANTM Sampel 3

4 ARII X X √ -

5 ARTI X -

6 BIPI X X -

7 BORN X X -

8 BRAU X X -

9 BSSR X X

10 BUMI X -

11 BYAN Sampel 4

12 CITA Sampel 5

13 CKRA X -

14 CNKO Sampel 6

15 CTTH Sampel 7

16 DEWA Sampel 8

17 DKFT X -

18 DOID Sampel 9

19 ELSA Sampel 10

20 ENRG Sampel 11

21 ESSA X X -

22 GEMS X X -

23 GTBO X X X -

24 HRUM X X -

25 INCO Sampel 12

26 ITMG Sampel 13

27 KKGI Sampel 14

28 MEDC Sampel 15

29 MITI Sampel 16

30 MYOH X X -

31 PGAS X -

32 PKPK X -

33 PSAB X -

34 PTBA Sampel 17

35 PTRO Sampel 18

36 RUIS Sampel 19

37 SMMT X X -

38 SMRU X X -

39 TINS Sampel 20


(70)

Lampiran 2 Manajemen Laba

Emiten

Manajemen Laba

2009 2010 2011 2012

ATPK -34.80565371 0.014828015 -0.344815113 0.05768754 ADRO -0.079928258 0.096421317 0.018959207 0.007597217 ANTM 0.012209561 -0.070836659 0.127212441 -0.179489135 BYAN 0.286012424 0.040079736 0.060787056 -0.345607959 CITA -0.058865265 -0.134556861 0.012277322 -0.013682941 CNKO -1.014619658 0.063735015 0.051599315 0.039664304 CTTH 0.137224769 0.059438909 0.004760879 0.01557642 DEWA 0.047246174 0.493388965 0.013397956 -0.13963717 DOID 0.1906331 -0.031508085 -0.133483435 0.094750557 ELSA -0.08039388 0.066851652 -0.051763378 -0.021826918 ENRG -2.322713933 0.71892439 -0.152449781 -0.068673218 INCO 0.019305773 -0.11439669 0.04391218 0.038297948 ITMG -0.019172075 0.049609041 0.008828251 0.027723987 KKGI 0.01111122 0.077367941 -0.055495316 0.067426527 MEDC -0.176367161 0.335705774 -0.482886106 0.427269342 MITI 0.287583421 -0.074452966 0.114029298 0.107661197 PTBA 0.015486618 -0.031511461 -0.027274214 0.075474271 PTRO -0.544847563 0.385333181 -0.049346177 0.059014547 RUIS 0.006226014 -0.048264624 -0.103488949 0.010924873 TINS -0.073277633 0.042658252 0.063393403 -0.032011388


(71)

Lampiran 3

Biaya Modal Ekuitas

Emiten

Biaya Modal Ekuitas

2009 2010 2011 2012

ATPK -0.446844444 -0.601818182 -0.861987952 -0.507054264 ADRO -0.644647399 -0.711058824 -0.543011299 -0.374735849 ANTM -0.53145 -0.507555102 -0.109185185 0.084609375 BYAN -0.832428319 -0.916210556 -0.883685 -0.77511716

CITA -0.5084 -0.160378549 0.144857143 0.476920635

CNKO 1.8515 0.250909091 0.758780488 -0.371972222

CTTH -0.102941176 -0.1425 -0.098873239 0.16637931

DEWA 0.208235294 0.95 0.436538462 0.8406

DOID -0.94985625 -0.96778882 -0.851970149 -123.5016993 ELSA -0.23828169 0.086461538 0.210956522 0.806011561 ENRG -0.381450777 0.213709677 -0.129662921 1.650853659

INCO -0.480443836 -0.626170256 -0.474925 -0.2668

ITMG -0.742254403 -0.800751921 -0.679915912 -0.770843321 KKGI -0.650318182 -0.795394595 -0.862747287 -0.628973737 MEDC -0.089783673 0.019614815 -0.025138144 0.522515337 MITI -0.747454545 -0.546666667 -0.351372549 -0.486024096 PTBA -0.806013333 -0.821244444 -0.723210951 -0.703058278 PTRO 0.086400966 -0.404822308 -0.843258735 0.504560606

RUIS 0.588579235 0.41575 0.421818182 0.726102564


(72)

Lampiran 4

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Manajemen Laba 80 -34,81 0,72 0,4603 3,90346

Biaya Modal

Ekuitas 80 -123,50 1,85 1,7686 13,79500


(73)

Lampiran 5

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig. Biaya Modal

Ekuitas ,511 80 0,065 0,114 80 0,088

Manajemen Laba ,454 80 0,072 0,128 80 0,083


(74)

Lampiran 6

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 1,792 1,563 1,147 ,003

Manajemen

Laba 0,051 ,400 ,014 2,127 ,009


(75)

(76)

Lampiran 8

Model Summaryb

Mode l

R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,801a ,600 ,013 13,88171 2,060

a. Predictors: (Constant), Manajemen Laba b. Dependent Variable: Biaya Modal Ekuitas


(1)

Lampiran 3 Biaya Modal Ekuitas

Emiten

Biaya Modal Ekuitas

2009 2010 2011 2012

ATPK -0.446844444 -0.601818182 -0.861987952 -0.507054264 ADRO -0.644647399 -0.711058824 -0.543011299 -0.374735849 ANTM -0.53145 -0.507555102 -0.109185185 0.084609375 BYAN -0.832428319 -0.916210556 -0.883685 -0.77511716 CITA -0.5084 -0.160378549 0.144857143 0.476920635 CNKO 1.8515 0.250909091 0.758780488 -0.371972222 CTTH -0.102941176 -0.1425 -0.098873239 0.16637931

DEWA 0.208235294 0.95 0.436538462 0.8406

DOID -0.94985625 -0.96778882 -0.851970149 -123.5016993 ELSA -0.23828169 0.086461538 0.210956522 0.806011561 ENRG -0.381450777 0.213709677 -0.129662921 1.650853659 INCO -0.480443836 -0.626170256 -0.474925 -0.2668 ITMG -0.742254403 -0.800751921 -0.679915912 -0.770843321 KKGI -0.650318182 -0.795394595 -0.862747287 -0.628973737 MEDC -0.089783673 0.019614815 -0.025138144 0.522515337 MITI -0.747454545 -0.546666667 -0.351372549 -0.486024096 PTBA -0.806013333 -0.821244444 -0.723210951 -0.703058278 PTRO 0.086400966 -0.404822308 -0.843258735 0.504560606 RUIS 0.588579235 0.41575 0.421818182 0.726102564 TINS -0.565075 -0.631530909 -0.401628743 -0.345454545


(2)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Manajemen Laba 80 -34,81 0,72 0,4603 3,90346 Biaya Modal

Ekuitas 80 -123,50 1,85 1,7686 13,79500

Valid N (listwise) 80


(3)

Lampiran 5 Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig. Biaya Modal

Ekuitas ,511 80 0,065 0,114 80 0,088

Manajemen Laba ,454 80 0,072 0,128 80 0,083 a. Lilliefors Significance Correction


(4)

Lampiran 6 Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 1,792 1,563 1,147 ,003

Manajemen

Laba 0,051 ,400 ,014 2,127 ,009

a. Dependent Variable: Biaya Modal Ekuitas


(5)

(6)

Model Summaryb

Mode l

R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,801a ,600 ,013 13,88171 2,060

a. Predictors: (Constant), Manajemen Laba b. Dependent Variable: Biaya Modal Ekuitas


Dokumen yang terkait

PENGARUH MANAJEMEN LABA RIIL TERHADAP BIAYA EKUITAS (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2013−2014).

0 5 11

PENGARUH MANAJEMEN LABA RIIL TERHADAP BIAYA EKUITAS PENGARUH MANAJEMEN LABA RIIL TERHADAP BIAYA EKUITAS (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2013−2014).

0 4 13

PENDAHULUAN PENGARUH MANAJEMEN LABA RIIL TERHADAP BIAYA EKUITAS (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2013−2014).

0 2 6

PENUTUP PENGARUH MANAJEMEN LABA RIIL TERHADAP BIAYA EKUITAS (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2013−2014).

0 2 22

PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP BIAYA MODAL EKUITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP BIAYA MODAL EKUITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR.

0 0 16

PENDAHULUAN PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP BIAYA MODAL EKUITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR.

0 0 7

Analisis Pengaruh ManaJemen Laba terhadap Biaya Modal atas Saham Pada Perusahaan Jasa Transportasi yang terdaftar di BEI.

0 1 6

PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP BIAYA MODAL EKUITAS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDATAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2013

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pasar Modal - Pengaruh Manajemen Laba terhadap Biaya Modal Ekuitas pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2012

0 0 19

PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP BIAYA MODAL EKUITAS STUDI PADA PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEJ - Unika Repository

0 0 12