Analisis Penggunaan Kartu Kredit dan Perilaku Konsumtif Berpengaruh terhadap Risiko Gagal Bayar

(1)

ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN KARTU KREDIT DAN

PERILAKU KONSUMTIF BERPENGARUH TERHADAP RISIKO

GAGAL BAYAR

(Survey Pada Pengguna Kartu Kredit BCA Di Matahari BIP

Bandung)

Analysis Of The Relationship Of Credit Card Usage And Consumptive Behavior Affect The Risk Of Default

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Jenjang S1

Program Studi Manajemen Disusun Oleh : Liana Septiani

21209069

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

(4)

iv DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

MOTTO

ABSTRACT

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ………. DAFTAR ISI ……… DAFTAR GAMBAR ………... DAFTAR TABEL ………... DAFTAR LAMPIRAN ……… BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………... 1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah ………... 1.2.1 Identifikasi Masalah ………... 1.2.2 Rumusan Masalah ………... 1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian ………..

1.3.1 Maksud Penelitian ………. 1.3.2 Tujuan Penelitian ………... 1.4 Kegunaan Penelitian ………...

1.4.1 Kegunaan Praktis ………... i iv ix xi xv

1 10 10 10 11 11 12 12 12


(5)

v

1.4.2 Kegunaan Akademis ……….. 1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian ………...

1.5.1 Lokasi Penelitian ………... 1.5.2 Waktu Penelitian ……… BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka ……… 2.1.1 Kartu Kredit ………...

2.1.1.1 Pengertian Kartu Kredit ………... 2.1.1.2 Pihak Yang Terlibat Dalam Sistem Pembayaran Kartu Kredit ……….. 2.1.2 Perilaku Konsumtif ………

2.1.2.1 Pengertian Perilaku Konsumtif ………... 2.1.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif ………... 2.1.3 Risiko Gagal Bayar ………

2.1.3.1 Pengertian Risiko Gagal Bayar Kartu Kredit …… 2.1.3.2 Pos Pembebanan Biaya Kepada Cardholder ……. 2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya ………... 2.2 Kerangka Pemikiran ………... 2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel ………...

2.2.1.1 Hubungan Penggunaan Kartu Kredit Terhadap 13 13 13 13 15 15 15 16 19 19 20 21 21 22 23 27 29


(6)

vi

Perilaku Konsumtif ………... 2.2.1.2 Hubungan Penggunaan Kartu Kredit Terhadap Risiko Gagal Bayar ……… 2.2.1.3 Hubungan Perilaku Konsumtif Terhadap Risiko

Gagal Bayar ……… 2.2.1.4 Hubungan Penggunaan Kartu Kredit Dan Perilaku

Konsumtif Dengan Risiko Gagal Bayar …………. 2.3 Hipotesis ………... BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ………. 3.2 Metode Penelitian ………....

3.2.1 Desain Penelitian ………... 3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian ………... 3.2.3 Sumber Dan Teknik Penentuan Data …... 3.2.3.1 Sumber Data ………... 3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ………... 3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ………

3.2.4.1 Uji Validitas ………... 3.2.4.2 Uji Reliabilitas ………... 3.2.4.3 Uji MSI ……….. 3.2.5 Rancangan Analisis Dan Pengujian Hipotesis …………... 3.2.5.1 Rancangan Analisis ………...

29 30 30 30 33 34 35 36 41 44 44 46 47 48 52 54 56 56


(7)

vii

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ……….. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ………... 4.1.1 Sejarah Perusahaan ……… 4.1.2 Visi Dan Misi Perusahaan ………. 4.1.3 Struktur Organisasi ……… 4.1.4 Deskripsi Jabatan (Job Description) ……….. 4.1.5 Aktivitas Perusahaan ………. 4.2 Pembahasan Penelitian ………...

4.2.1 Karakteristik Responden ……… 4.3 Analisis Deskriptif ……….. 4.3.1 Tanggapan Responden Atas Penggunaan Kartu Kredit Di

Matahari BIP Bandung ………... 4.3.2 Tanggapan Responden Atas Perilaku Konsumtif Di Matahari BIP Bandung ………... 4.3.3 Tanggapan Responden Atas Risiko Gagal Bayar Di

Matahari BIP Bandung ………... 4.4 Analisis Verifikatif ……….

4.4.1 Hubungan Penggunaan Kartu Kredit Dan Perilaku Konsumtif Berpengaruh Terhadap Risiko Gagal Bayar … 4.4.2 Pengujian Jalur Pada Sub Struktur Pertama ……….. 4.4.3 Pengujian Jalur Pada Sub Struktur Kedua ……….

62 69 69 71 72 73 75 75 76 80 80 88 94 108 108 112 116


(8)

viii BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ……….

5.2 Saran ………...

DAFTAR PUSTAKA

KUESIONER

LAMPIRAN-LAMPIRAN LAIN

127 129


(9)

i

Segala puji serta syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia– Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Hubungan Penggunaan Kartu Kredit Dan Perilaku Konsumtif Berpengaruh

Terhadap Risiko Gagal Bayar (Survey Pada Pengguna Kartu Kredit BCA Di Matahari BIP Bandung)“. Penulis ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Penulis menyadari dengan sepenuhnya, dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, baik dalam segi penulisan dan pembahasan karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan maupun pengalaman. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati penulis menerima segala macam kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Dengan terselesaikannya skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sehubungan dengan itu penulis perlu menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Ernie Tisnawati Sule, SE., M. Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

3. Dr. Dedi Sulistiyo, S., MT. selaku Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dari kesibukan beliau dengan sabar untuk memberikan


(10)

ii

bimbingan dan pengarahan, ilmu pengetahuan serta semangat kepada penulis selama penulisan skripsi ini.

4. Dr. Raeni Dwi Santy, SE., M.SI. selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia dan selaku penguji I sidang skripsi yang telah memberikan masukan yang besar bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Windi Novianti, SE., MM selaku penguji II sidang skripsi telah memberikan masukan yang besar bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Isniar Budiarti, SE., M.SI, selaku Dosen Wali Program Studi Manajemen kelas MN-2.

7. Seluruh staf dosen dan sekretariat Program Studi Manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia, atas segala kebijakan yang telah ditetapkan, khususnya kebijakan akademik yang sangat menunjang keberhasilan penulis dalam menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

8. Ibu Dede (Personalia), Pak Ari (Supervisor), dan pegawai Matahari BIP Bandung yang telah bersedia memberikan waktu untuk membimbing dan membantu dalam mengumpulkan data-data yang telah dibutuhkan oleh penulis.

9. Secara khusus penulis haturkan terima kasih kepada orang tua ku tercinta (Mamah Nurfaridah dan alm Papah Muhamad Sugeng Suharyono) yang telah memberikan dorongan moril maupun materil, motivasi, pengertian,


(11)

iii

penulis dalam menyelesaikan pendidikan dan tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada kedua kakak saya (Mulyono Sudargo dan Heti Kus Endang) untuk dukungan, bantuan, motivasi, perhatian serta doa dan cintanya selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

10. Yang tercinta Nico Martiano Akbar Amd, terima kasih telah memberikan semangat baik dalam keadaan sedih maupun senang sekaligus memberikan pelajaran dalam segala hal.

11. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman seperjuangan Novendi, Novia Purnamasari, Dwi Arti Anjany, MN-2 angkatan 2009 yang sama-sama menyelesaikan skripsi ini dan teman-teman Manajemen angkatan 2009 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Akhir kata, semoga Allah SWT membalas budi baik pada semua pihak yang telah membantu penulis dan semoga skripsi ini dapat bermanfaan bagi kita semua yang membutuhkannya baik pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang.

Bandung, September 2013 Penulis

Liana Septiani NIM : 21209069


(12)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, F. L & Irsad, L. 2012. Analisis Perilaku Masyarakat Muslim Terhadap Penggunaan Kartu Kredit. Jurnal Ekonomi & Keuangan, Vol. 1, No. 1. Hal : 22-35.

Chien, Y.W. and DeVany, S. A. 2001 The Effect of credit attitude and socio economic factor on credit and installment debt. The Journal of Consumer Affair. 35(1): 162-179.

Ditmar, H. 2005. Compulsive buying-a growing concern? An examination of gender, age, and endorsement of materialistic values as predicttors, British Journal of Psychology, 96 : 467-491.

Flory Santosa. 2013. Bijak Berbelanja Dengan Kartu Kredit. Jakarta. PT. Nera Pustaka. Gan, L., Maysami, R.C., Koh, H.C. 2008. Singapore credit cardholder: Ownership,

usage Patterns, and perceptions. Journal of Consumer Research, 19, 459-469. Herlin, P.U. 2008. Perilaku Konsumtif Pada Sales Promotion Girl (SPG) Ditinjau Dari

Gaya Hidup Hidonis. Skripsi. Hal 1-45.

Husein Umar. 2005. Metode Penelitian. Jakarta : PT. Gramedia Pusaka.

Narimawati, Umi. 2008. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: Restu Agung.

Nazir, M. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sayono, J.A. 2009. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepemilikan, penggunaan, pembayaran dan peluangterjadinya gagal bayar dalam bisnis KK, Journal Ekonomi dan Bisnis. 3(1): 61-80.


(13)

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Afabeta.

Sumartono. 2002. Terperangkap dalam Iklan: Meneropong Imbas Pesan Iklan. Televisi. Alfabeta. Bandung.

Sumarto. Andi Subroto. Dan Adil Arianto. 2011. Penggunaan Kartu Kredit Dan Perilaku Kompulsif. Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 6. Hal 1-7.

Suyasa, Tommy Y.S. dan Fransisca, 2005, Perbandingan Perilaku Konsumtif berdasarkan Metode Pembayarn, Jurnal Phronesis, 2005, hal 177-178.

Umar, H. 2008. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung : Agung Media.

Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan Linna Ismawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta : Genesis.


(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbelanja merupakan aktivitas yang sering dilakukan oleh kebanyakan orang. Terdapat beberapa alasan mengapa orang berbelanja, antara lain : untuk memenuhi kebutuhan, untuk refreshing atau mengurangi kejenuhan akibat banyaknya aktivitas pekerjaan yang dilakukan, untuk mengisi waktu luang, dan lain sebagainya. Aktivitas berbelanja merupakan aktivitas yang wajar dilakukan oleh manusia, adalah menjadi tidak wajar jika aktivitas berbelanja tersebut dilakukan secara berlebihan dan dilakukan untuk memenuhi hal yang tidak ada manfaatnya bagi manusia. Salah satu perilaku pembelian yang merugikan bagi manusia adalah perilaku konsumtif dan cara pembayaran yang populer di kalangan masyarakat pada masa sekarang adalah menawarkan kemudahan berbelanja kepada konsumen dengan menggunakan kartu kredit.

Kehidupan di kota-kota besar yang penuh kesibukan membuat orang cenderung menginginkan yang serba cepat, mudah dan praktis termasuk untuk kegiatan yang bersifat konsumtif. Fenomena ini oleh pihak Bank selaku penerbit kartu kredit dijadikan acuan untuk menawarkan kepraktisan dan keamanan dalam berbelanja. Penggunaan kartu kredit telah menjadi begitu luas karena dapat menggantikan pembayaran dengan uang tunai. Dengan adanya kartu kredit bagi sebagian orang benar-benar mendukung gaya hidup yang dianutnya, sehingga mereka memanfaatkan pada hampir semua


(15)

transaksi pembelian. Tetapi sebagian orang walaupun banyak yang menggunakan kartu kredit, hanya memanfaatkan sekali-kali saja, namun masih ada pula orang yang tetap menganut gaya hidup tradisonal yang lebih senang membayar dengan menggunakan uang tunai untuk membeli keperluan yang lain.

Kartu kredit adalah salah satu alat pembayaran dan pinjaman tunai yang simple, efesien dan memberikan nilai lebih bagi sipemegang kartu. Biasanya biaya transaksi via jaringan yang dikenakan oleh bank penerbit akan berbeda untuk transaksi yang dilakukan di jaringan lokal dan jaringan internasional. Pertumbuhan bisnis kartu kredit sangat pesat, yaitu mulai banyaknya pasar swalayan dan juga toko-toko kecil yang mulai menerima kartu kredit sebagai alternatif alat pembayaran dibandingkan dengan uang tunai. Selain dari fitur-fiturnya semakin beragam dan berkembang, maka fleksibilitasnya juga sudah sangat tinggi. Kartu kredit berguna sebagai alat bantu untuk melakukan transaksi dan memperoleh informasi perbankan secara elektronis. Pemilik kartu kredit mempunyai alasan-alasan yang mendasar dalam menggunakan kartu kredit. Sistem pembayaran tunai dianggap dapat mengurangi kenyamanan dalam melakukan transaksi manakala nilai transaksinya besar. Pembeli merasa mempunyai risiko keamanan yang relatif tinggi. Oleh karenanya, dunia perbankan menawarkan fasilitas kartu kredit untuk menarik masyarakat menjadi nasabahnya. Dengan kartu kredit, sistem pembayaran menjadi lebih praktis, cepat, aman dan nyaman. Berbagai macam perilaku pemegang kartu kredit yang muncul dapat disebabkan karena berbagai kemudahan dan fasilitas yang diberikan oleh penerbit kepada pemegang kartu kredit. Hal ini mendorong


(16)

3

setiap pemegang kartu kredit dapat memiliki motivasi yang berbeda dalam penggunaan kartu kredit dan perilaku belanja.

Berkaitan dengan fenomena pola konsumsi masyarakat akan kepemilikan dan penggunaan kartu kredit kemudian menjadi hal yang menarik untuk ditelusuri. Mengatur pengeluaran keuangan merupakan hal yang sangat penting. Dalam hal ini kartu kredit sering dimanfaatkan sebagian orang untuk mengatur pengeluaran dan digunakan pada saat darurat. Tetapi pada kenyataannya banyak masyarakat yang menjadikan kartu kredit sebagai alat transaksi untuk membayar dan sebagai alat hutang dikala tak mampu mengendalikan diri dari nafsu belanja. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Priya Raghubir dan Joydeep Srivastava pada tahun 2008 diketahui bahwa mereka melihat bagaimana dampak kartu kredit terhadap pengeluaran seseorang. Konsumen cenderung mengeluarkan uang lebih banyak ketika bertransaksi menggunakan kartu kredit daripada saat menggunakan uang tunai.

Perilaku pembelian merupakan sisi negatif dari sebuah perilaku konsumsi (Mowen dan Minor, 2002:130). Perilaku konsumtif adalah keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal. Perilaku konsumtif bisa dilakukan oleh siapa saja. Keinginan masyarakat dalam kehidupan yang modern untuk mengkonsumsi sesuatu tampaknya telah kehilangan hubungan dengan kebutuhan yang sesungguhnya. Perilaku konsumtif seringkali dilakukan secara berlebihan sebagai usaha seseorang untuk memperoleh kesenangan atau kebahagian, meskipun sebenarnya kebahagiaan yang diperoleh hanya bersifat semu.


(17)

Kartu kredit bermasalah menggambarkan suatu situasi dimana persetujuan pengembalian kredit mengalami gagal bayar, bahkan menunjukkan kepada bank akan memperoleh kerugian yang potensial. Norum (2008) menguraikan bahwa kredit bermasalah merupakan kredit dimana cidera janji dalam pembayaran kembali sesuai perjanjian. Dengan demikian terdapat tunggakan, atau ada potensi kerugian di perusahaan penerbit kartu kredit.

Gagal bayar dikenal dan dipergunakan dalam dunia keuangan untuk menggambarkan suatu keadaan dimana seorang debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian utang piutang yang telah dibuatnya. Gagal bayar terjadi apabila sipeminjam tidak mampu untuk melaksanakan pembayaran sesuai dengan jadwal pembayaran yang sudah disepakati antara kedua belah pihak, baik atas bunga maupun atas utang pokok. Perilaku konsumtif dengan menggunakan kartu kredit dapat berdampak terhadap peluang terjadinya gagal bayar, hal ini disebabkan karena berbagai fasilitas, kemudahan dan kenyamanan yang diberikan membuat pemegang kartu kredit tidak menyadari dan tidak dapat mengontrol pemakaian.

Mall atau pusat perbelanjaan adalah suatu tempat berkumpulnya para peritel yang mampu menjual aneka barang dan jasa yang dibutuhkan pribadi dan rumah tangga

(Ma’aruf, 2005:79). Jadi dapat disimpulkan bahwa Mall adalah pusat perbelanjaan atau kompleks pertokoan besar yang banyak dikunjungi untuk membeli atau melihat dan membandingkan barang-barang dalam memenuhi kebutuhan ekonomi sosial masyarakat serta memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung mall. Mall juga bisa menjadi media transaksi pertukaran antara uang dan barang yang dikemas secara


(18)

5

modern, didalamnya pun dinaungi beberapa aspek hukum yang lebih ketat dibandingkan tradisional, pangsa pasarnya pun universal cenderung menengah keatas. Banyak kalangan atas, menengah dan kalangan bawah yang suka berkunjung ke mall hanya sekedar untuk jalan-jalan, refreshing, dan untuk menghilangkan rasa kejenuhan saja.

Manusia dalam kehidupannya yang kompleks senantiasa berpacu dalam waktu untuk memenuhi aneka kebutuhannya. Pada dasarnya kebutuhan manusia itu terbagi atas 3 sektor utama diantaranya : sandang, pangan, dan papan. Kebutuhan sandang yaitu pakaian dan segala pernak-pernik pendukungnya sebagai pendukung penampilan manusia dari pelindung tubuh. Untuk kebutuhan yang satu ini Matahari Department Store menyediakan untuk Anda. Matahari Department Store adalah pusat perbelanjaan yang suka banyak dikunjungi oleh kalangan anak muda, anak-anak sampai dengan orang dewasa. Di Matahari Department Store ini juga biasanya banyak sekali barang-barang yang dapat menarik para konsumen sehingga konsumen tertarik untuk membelinya karena mempunyai motif unik, lucu, dan menarik. Di bawah ini merupakan data pengunjung Matahari BIP Bandung yang bertransaksi dengan menggunakan kartu kredit BCA pada bulan Januari 2013 dapat dilihat di tabel sebagai berikut :


(19)

Tabel 1.1

Penggunaan Kartu Kredit BCA Pada Pengunjung Matahari BIP Bandung

Pada Bulan Januari 2013

Laporan Mingguan Jumlah Pengguan Kartu Kredit

Minggu ke I 183

Minggu ke II 170

Minggu ke III 164

Minggu ke IV 218

TOTAL 735

Sumber : Matahari Department Store BIP Bandung 2013

Dapat dilihat bahwa penurunan terjadi mulai minggu ke II dan minggu ke III, menurut pihak pengguna kartu kredit BCA penurunan pada pengguna kartu kredit BCA diakibatkan lebih memilih bertransaksi belanja dengan menggunakan uang tunai dibandingkan dengan kartu kredit. Namun pada minggu ke IV terjadi kenaikan pengguna kartu kredit BCA karena dengan menggunakan kartu kredit BCA ini, konsumen merasa lebih praktis dalam bertransaksi dan konsumen lebih percaya diri dengan menggunakan kartu kredit BCA ini di karenakan gaya hidup (Life Style) yang modern dan merasa lebih aman dalam bertransaksi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan 3 (tiga) orang pegawai di Matahari Department Store Bandung dapat dilihat di tabel sebagai berikut :


(20)

7

Tabel 1.2

Data Persentase Pengguna Kartu Kredit Yang Sering Digunakan Untuk

Bertransaksi Belanja di Matahari BIP Bandung

Jenis Kartu Yang Digunakan

Kassa I (Suci) Fashion Dewasa

Kassa II (Mardiah) Fashion Anak-anak

Kassa III (Dewi) Accessoris

BCA 50% 50% 50%

MANDIRI 15% 30% 30%

BNI 35% 20% 20%

Sumber : Pegawai Matahari Department Store BIP Bandung 2013

Dari data persentase diatas berdasarkan hasil wawancara dengan seorang pegawai Matahari Department Store BIP Bandung dapat dilihat bahwa penggunaan kartu kredit yang sering digunakan pada saat bertransaksi belanja yaitu kartu kredit BCA sebesar 50%.

Adapun data persentase penggunaan kartu kredit yang mengalami gagal bayar pada tabel sebagai berikut :

Tabel 1.3

Data Persentase Pengguna Kartu Kredit Yang Mengalami Gagal Bayar di

Matahari BIP Bandung

Jenis Kartu Yang Digunakan

Kassa I (Suci) Fashion Dewasa

Kassa II (Mardiah) Fashion Anak-anak

Kassa III (Dewi) Accessoris

BCA 5% - -

MANDIRI - 15% -

BNI 10% 15% 30%


(21)

Dari data persentase diatas berdasarkan hasil wawancara dengan seorang pegawai Matahari Department Store BIP Bandung dapat dilihat bahwa kartu kredit BCA yang mengalami gagal bayar sebanyak 5%.

Berdasarkan hasil survey awal kepada 30 konsumen pengunjung Matahari Department Store BIP Bandung bahwa hampir 70% konsumen lebih memilih berbelanja dengan menggunakan kartu kredit pada saat bertransaksi belanja, karena dengan adanya kartu kredit tersebut konsumen lebih praktis, cepat, aman, nyaman dan kartu kredit ini sebagai alat pembayaran pengganti uang tunai. Seperti yang dijelaskan oleh Ahmad Fadlan Lubis & Irsad Lubis (2012:24) menguraikan bahwa kartu kredit merupakan alat pembayaran pengganti uang tunai yang tidak sulit untuk mendapatkannya, asalkan syarat yang diberikan lembaga penerbit kartu kredit dapat terpenuhi, kartu kredit sesuai keinginan kita dapat dimiliki.

Dan 30% konsumen lebih memilih berbelanja saat bertransaksi dengan menggunakan uang tunai, karena konsumen tidak mau terbebani dengan adanya tunggakan-tunggakan apabila tidak melakukan pembayaran kartu kredit. Seperti yang dijelaskan oleh Norum (2008) menguraikan bahwa kredit bermasalah merupakan kredit dimana cidera janji dalam pembayaran kembali sesuai perjanjian. Dengan demikian terdapat tunggakan, atau ada potensi kerugian di perusahaan penerbit kartu kredit.

Kehidupan mewah dan cenderung berlebihan, merupakan gejala-gejala yang mengindikasikan perilaku konsumtif. Predikat konsumtif tersebut biasanya melekat pada seseorang bila orang tersebut membeli sesuatu di luar kebutuhan yang rasional, sebab pembelian tidak lagi didasarkan pada faktor kebutuhan, tetapi sudah pada taraf


(22)

9

keinginan yang berlebihan. Gaya berpakaian dan berpenampilan merupakan kesenangan sendiri bagi setiap manusia. Hadipranata (dalam Kiliwatisia, 2003:10) menyatakan bahwa dominannya faktor emosi dalam membeli menyebabkan terjadinya perilaku konsumtif.

Berdasarkan hasil survey terhadap 30 konsumen yang datang ke Matahari BIP Bandung, 65% konsumen membeli barang-barang berlebihan dari yang dibutuhkan atau kurang diperlukan dan hanya untuk kepuasan yang maksimal. Hal serupa juga dijelaskan oleh Tambunan (2001:1-2) bahwa perilaku konsumtif adalah keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan, secara berlebihan untuk mencapai kepuasan maksimal. 35% konsumen yang datang ke Matahari BIP Bandung mereka dapat menikmati lingkungan di Matahari BIP Bandung, seperti misalnya hanya untuk jalan-jalan atau refreshing, dapat mengatasi stress dan dapat mencari informasi terhadap model baru.

Sedangkan risiko gagal bayar banyak terjadi pada saat transaksi berbelanja di Matahari BIP Bandung sebesar 5% yang mengalami gagal bayar di karenakan penggunaannya terlalu berlebihan sehingga mengakibatkan saldo over limit dan rusaknya kartu sehingga kartu kredit BCA tersebut tidak bisa digunakan. Seperti yang dijelaskan oleh Sayono (2009) yaitu pembayaran kurang atau sebesar 10% ini dapat digolongkan dalam gagal bayar kartu kredit.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dan penyajikan dalam suatu penelitian yang berjudul “Analisis Hubungan Penggunaan Kartu Kredit Dan Perilaku Konsumtif Berpengaruh


(23)

Terhadap Risiko Gagal Bayar (Survey Pada Pengguna Kartu Kredit BCA Di

Matahari BIP Bandung)”.

1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Konsumen cenderung mengeluarkan uang lebih banyak ketika bertransaksi menggunakan kartu kredit daripada saat menggunakan uang tunai. Dalam hal ini kartu kredit sering dimanfaatkan sebagian orang untuk mengatur pengeluaran dan digunakan pada saat darurat. Tetapi pada kenyataannya banyak masyarakat yang menjadikan kartu kredit sebagai alat transaksi untuk membayar dan sebagai alat hutang dikala tak mampu mengendalikan diri dari nafsu belanja. Perilaku konsumtif seringkali dilakukan secara berlebihan sebagai usaha seseorang untuk memperoleh kesenangan atau kebahagian, meskipun sebenarnya kebahagiaan yang diperoleh hanya bersifat semu.

Perilaku konsumtif dengan menggunakan kartu kredit dapat berdampak terhadap peluang terjadinya gagal bayar, hal ini disebabkan karena berbagai fasilitas, kemudahan dan kenyamanan yang diberikan membuat pemegang kartu kredit tidak menyadari dan tidak dapat mengontrol pemakaian.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan dalam latar belakang untuk memudahkan dalam pembahasan agar tidak terlalu meluas dan dapat tepat sasaran yang akan dibahas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :


(24)

11

1. Bagaimana pendapat konsumen tentang penggunaan kartu kredit BCA di Matahari BIP Bandung.

2. Bagaimana pendapat konsumen tentang perilaku konsumtif di Matahari BIP Bandung.

3. Bagaimana risiko gagal bayar kartu kredit BCA di Matahari BIP Bandung.

4. Apakah penggunaan kartu kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku konsumtif di Matahari BIP Bandung.

5. Apakah penggunaan kartu kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap risiko gagal bayar di Matahari BIP Bandung.

6. Apakah perilaku konsumtif berpengaruh positif dan signifikan terhadap risiko gagal bayar di Matahari BIP Bandung.

7. Apakah penggunaan kartu kredit dan perilaku konsumtif berpengaruh positif dan signifikan terhadap risiko gagal bayar di Matahari BIP Bandung.

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh dan mengumpulkan data atau keterangan yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti sebagai latihan untuk studi banding atas hal-hal yang dipelajari selama dibangku kuliah dengan kegiatan yang dilakukan dilapangan serta memberikan gambaran tentang Analisis Hubungan Penggunaan Kartu Kredit Dan Perilaku Konsumtif Berpengaruh Terhadap Risiko Gagal Bayar di Matahari BIP Bandung.


(25)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pendapat konsumen tentang penggunaan kartu kredit BCA di Matahari BIP Bandung.

2. Untuk mengetahui pendapat konsumen tentang perilaku konsumtif di Matahari BIP Bandung.

3. Untuk mengetahui risiko gagal bayar di Matahari BIP Bandung.

4. Untuk mengetahui apakah penggunaan kartu kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku konsumtif di Matahari BIP Bandung.

5. Untuk mengetahui apakah penggunaan kartu kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap risiko gagal bayar di Matahari BIP Bandung.

6. Untuk mengetahui apakah perilaku konsumtif berpengaruh positif dan signifikan terhadap risiko gagal bayar di Matahari BIP Bandung.

7. Untuk mengetahui apakah penggunaan kartu kredit dan perilaku konsumtif berpengaruh positif dan signifikan terhadap risiko gagal bayar di Matahari BIP Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Praktis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak Matahari BIP Bandung terkait dengan peningkatan kepuasan para konsumen atau pengunjung Matahari BIP Bandung sehingga diharapkan berguna untuk meningkatkan efektivitas organisasinya.


(26)

13

Selain itu juga bagi karyawan atau pegawai Matahari BIP Bandung, dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi penggunaan kartu kredit.

1.4.2 Kegunaan Akademis

Diharapkan untuk memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan wawasan bagi masyarakat akademis mengenai analisis hubungan penggunaan kartu kredit dan perilaku konsumtif berpengaruh terhadap risiko gagal bayar di Matahari BIP Bandung. Sedangkan bagi peneliti lain sebagian bahan referensi lain yang ingin mengkaji dalam bidang yang sama.

1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian

1.5.1 Lokasi Penelitian

Penelitian tugas ini dilakukan pada Matahari BIP Bandung yang terletak di Jalan Sumatera No.53 Bandung 40115 Jawa Barat, khususnya pengguna kartu kredit BCA di Matahari BIP Bandung.

1.5.2 Waktu Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan biasanya memakan waktu cukup lama. Agar penelitian dapat dilakukan secara efisien dan efektif, maka jadwal penelitian harus direncanakan terlebih dahulu. Penelitian yang penulis lakukan telah terjadwal dalam beberapa tahap dan disertai dengan lama waktu penelitian yang penulis dapat dilihat pada tabel dibawah ini :


(27)

Tabel 1.4

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Keterangan

Waktu Kegiatan dan Penyusunan Skripsi

Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan Judul

2 Pencarian Data 3 Pengolahan Data 4 Penulisan Laporan 5 Sidang Akhir


(28)

15 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kartu Kredit

2.1.1.1Pengertian Kartu Kredit

Menurut Sumarto, dkk (2011:01), kartu kredit adalah alat pembayaran pengganti uang tunai, berbentuk kartu yang memberikan fasilitas kredit kepada pemiliknya, dimana saat jatuh tempo dapat dibayar dengan jumlah minimum dan sisanya dijadikan kredit.

Menurut Ahmad Fadlan Lubis dan Irsad Lubis (2012:24) kartu kredit merupakan alat pembayaran pengganti uang tunai yang tidak sulit untuk mendapatkannya, asalkan syarat yang diberikan lembaga penerbit kartu kredit dapat terpenuhi, kartu kredit sesuai keinginan kita dapat dimiliki.

Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kartu kredit adalah merupakan alat pembayaran pengganti uang tunai yang dapat digunakan oleh konsumen untuk ditukarkan dengan barang dan jasa yang diinginkannya di tempat -tempat yang dapat menerima pembayaran dengan menggunakan kartu kredit.


(29)

16

2.1.1.2 Pihak Yang Terlibat Dalam Sistem Pembayaran Kartu Kredit

Menurut Flory Santosa (2013:19) dalam konteks sistem pembayaran dengan menggunakan kartu kredit melibatkan beberapa pihak sebagai berikut :

a. Penerbit (Issuer)

Penerbit adalah bank atau lembaga keuangan non bank yang menerbitkan kartu kredit dan memberikan fasilitas tersebut kepada nasabahnya. Beberapa aktivitas pokok yang dilakukan adalah :

 Mengadakan kerja sama dengan principal.

 Menerima aplikasi dan melakukan investigasi serta approval procedure.  Menerbitkan kartu kredit sesuai permohonan nasabah yang sudah disetujui.  Mengadministrasikan semua transaksi cardholder.

 Baik bank penerbit sendiri maupun bekerja sama dengan merchant membuat program dalam rangka meningkatkan usage kartu kredit.

 Membukukan utang atau piutang dengan cardholder.

 Memberitahukan kepada cardholder mengenai transaksi serta kewajiban yang harus dipenuhi (billing statement).

 Memonitor dan membukukan pembayaran yang dilakukan oleh cardholder.  Melakukan remedial action atas tagihan yang menunggak atau macet. b. Pemegang Kartu (Cardholder)

Cardholder adalah seseorang yang diberi fasilitas kredit dalam bentuk limit kartu kredit oleh penerbit. Beberapa aktivitas yang dilakukan oleh cardholder adalah :


(30)

17

 Mengajukan aplikasi dan menandatangani syarat-syarat umum penggunaan kartu kredit ke bank penerbit.

 Menerima kartu kredit dan limit kredit yang diberikan oleh bank penerbit.  Menggunakan kartu kredit (transaksi retail atau cash advance).

 Membayar kewajiban sesuai tagihan dari bank penerbit. c. Pedagang atau Toko (Merchant)

Merchant adalah penjual barang dan/atau jasa yang menerima kartu kredit sebagai media pembayaran. Beberapa aktivitas yang dilakukan adalah :

 Mengadakan perjanjian kerja sama dengan acquirer dalam rangka pemasangan alat Eektronic Data Capture (EDC).

 Bersama bank penerbit mengadakan program peningkatan usage dalam rangka meningkatkan omset penjualan.

 Melayani transaksi belanja oleh caldhorder.

 Mengadministrasikan dan melakukan penagihan atas transaksi belanja dengan menggunakan kartu kredit kepada acquirer.

d. Asquirer

Asquirer adalah bank atau lembaga selain bank yang melakukan kerja sama dengan pedagang (merchant) dengan memberikan alat Elektronic Data Capture (EDC) untuk memproses transaksi pembelanjaan. Beberapa aktivitas yang dilakukan oleh bank acquirer adalah :

 Mengadakan kerja sama dengan pincipal (Visa atau Master Card) khusus untuk menjadi acquirer.


(31)

18

 Mencari dan mengadakan perjanjian kerja sama dengan merchant yang bersedia untuk bekerja sama dalam melayani transaksi pembayaran dengan kartu kredit.  Melakukan pengadaan mesin EDC serta pemasangan instalasi EDC di lokasi

merchant.

 Mengadministrasikan transaksi yang dilakukan di setiap merchant.

 Melakukan penagihan kepada bank penerbit serta menyelesaikan kewajiban kepada merchant.

e. Penyedia Sistem Informasi (Principal)

Pincipal adalah perusahaan yang menyediakan layanan jaringan informasi global yang memungkinkan transaksi kartu kredit bisa dilakukan di seluruh dunia. Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa penyedia sistem informasi dalam bisnis kartu kredit yang banyak dipakai adalah: Visa dan Master Card. Beberapa aktivitas yang dilakukan oleh principal :

 Menerima penawaran kerja sama dari bank atau lembaga keungan non bank yang berminat untuk menjadi penerbit atau acquirer.

 Melakukan perjanjian kerja sama dengan penerbit atau acquirer.

 Menyelenggarakan sistem informasi dan teknologi proccessing serta telekomunication network.

Melakukan research and development untuk peningkatan kualitas, keamanan dan daya guna produk.


(32)

19

 Bekerja sama dengan bank penerbit melakukan berbagai aktivitas atau program peningkatan usage dan jumlah kartu beredar.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam konteks sistem pembayaran dengan menggunakan kartu kredit melibatkan beberapa pihak yaitu: penerbit (issuer), pemegang kartu (cardholder), toko (merchant), acquirer, penyedia sistem informasi (principal).

2.1.2 Perilaku Konsumtif

2.1.2.1 Pengertian Perilaku Konsumtif

Menurut Herlin Utami Putri (2008:22) istilah konsumtif biasanya digunakan pada masalah yang berkaitan dengan perilaku konsumen dalam kehidupannya. Konsumtifisme ini didefinisikan sebagai pola hidup individu atau masyarakat yang mempunyai keinginan untuk membeli barang-barang yang kurang atau tidak diperlukan. Dengan pola hidup konsumtif manusia akan selalu merasa tidak puas jika barang yang diinginkan belum dimiliki.

Anggasari (dalam Sumartono, 2002:45) mengatakan perilaku konsumtif adalah tindakan membeli barang-barang yang kurang atau tidak diperhitungkan sehingga sifatnya menjadi berlebihan. Lebih lanjut Dahlan (dalam Sumartono, 2002:45) mengatakan perilaku konsumtif yang ditandai oleh adanya kehidupan mewah dan berlebihan, penggunaan segala hal yang dianggap paling mahal yang memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik sebesar-besarnya serta adanya pola hidup manusia yang


(33)

20

dikendalikan dan didorong oleh semua keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata-mata.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumtif adalah suatu perilaku membeli barang-barang yang sifatnya kurang diperlukan dan hanya mementingkan faktor keinginan dan kesenangan dibandingkan dengan faktor kebutuhan.

2.1.2.2Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif

Menurut Suyasa & Fransisca (2005:42) faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya perilaku konsumtif yaitu :

a. Hadirnya Iklan

Iklan merupakan pesan yang menawarkan sebuah produk yang ditujukan kepada khalayak lewat suatu media yang bertujuan untuk mempengaruhi masyarakat untuk mencoba dan akhirnya membeli produk yang ditawarkan. Iklan juga mengajak agar mengonsumsi barang atau jasa hanya berdasarkan keinginan dan bukan kebutuhan serta harga yang tidak rasional (Widiastuti, 2003:12).

b. Konformitas

Konformitas umumnya terjadi pada remaja, khususnya remaja putri. Hal tersebut disebabkan keinginan yang kuat pada remaja putri untuk tampil menarik, tidak berbeda dengan rekan-rekannya dan dapat diterima sebagai bagian dari kelompoknya.


(34)

21

c. Gaya Hidup

Menurut Chaney (2000:142) munculnya perilaku konsumtif disebabkan gaya hidup budaya barat. Pembelian barang bermerek dan mewah yang berasal dari luar negeri dianggap dapat meningkatkan status sosial seseorang.

d. Kartu Kredit

Kartu kredit menyediakan fasilitas kredit bagi penggunanya. Sehingga penggunanya dapat menggunakan batas kredit yang ada tanpa takut tidak mempunyai uang ketika berbelanja.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumtif dipengaruhi oleh empat (4) faktor yaitu hadirnya iklan, konformitas, gaya hidup dan kartu kredit.

2.1.3 Risiko Gagal Bayar

2.1.3.1Pengertian Risiko Gagal Bayar Kartu Kredit

Menurut Sumarto (2011:02) kredit bermasalah menggambarkan suatu situasi dimana persetujuan pengembalian kredit mengalami risiko kegagalan, bahkan menunjukkan kepada bank akan memperoleh kerugian yang potensial. Norum (2008) menguraikan bahwa kredit bermasalah merupakan kredit dimana cidera janji dalam pembayaran kembali sesuai perjanjian. Dengan demikian terdapat tunggakan, atau ada potensi kerugian di perusahaan penerbit kartu kredit.

Perilaku pembayaran kartu kredit adalah perilaku pengguna kartu kredit pada saat mendapatkan jatuh tempo tagihan. Tagihan tersebut harus dibayarkan kembali dengan kondisi antara lain pembayaran penuh (full payment), pembayaran minimal


(35)

22

sebesar 10% dari total tagihan yang sisanya dikenakan bunga, dan pembayaran kurang dari 10%. Menurut Sayono (2009) perilaku pembayaran kurang atau sebesar 10% ini dapat digolongkan dalam gagal bayar kartu kredit.

2.1.3.2 Pos Pembebanan Biaya Kepada Cardholder

Menurut Flory Santosa (2013:28) pos pembebanan biaya terdiri dari :  Annual Fee

Adalah biaya administrasi tahunan yang ditagih setiap kali terjadi perpanjangan kartu.

Cash Advance Fee

Adalah fee yang harus dibayar atas kemudahan cash advance yang dilakukan oleh cardholder.

Late Charges Fee

Adalah biaya yang harus dibayar oleh cardholder sebagai penalti atas keterlambatan pembayaran utang kartu kredit.

Copy Sales Draft Fee

Adalah fee yang harus dibayar sebagai pengganti biaya administrasi atas upaya penerbit menyediakan copy sales draft.

Card Replacement Fee

Adalah biaya yang harus dibayar untuk penggantian kartu yang rusak atau hilang.  Increase Limit Fee


(36)

23

Adalah fee yang dibebankan apabila cardholder ingin meningkatkan limit kartu kredit baik yang bersifat temporary maupun bersifat tetap.

Copy Billimg Statement Fee

Adalah fee yang dibebankan apabila cardholder ingin meminta copy billing statement karena billing statement asli hilang atau rusak.

Payment Fee

Adalah biaya yang dibebankan kepada cardholder apabila melakukan pembayaran melalui elektronic channel bank lain.

Card Up-Grade Fee

Adalah beban yang ditanggung cardholder apabila ingin meningkatkan jenis kartu kredit yang dipegang, misalnya dari kartu klasik menjadi kartu gold atau platinium.  Card Cancellation Fee

Adalah biaya yang dibebankan apabila cardholder membatalkan kartu kredit yang sudah terlanjur diterbitkan.

Over Limit Fee

Adalah fee atas kerelaan penerbit untuk menaikkan limit darurat yang biasanya dibutuhkan pada saat berbelanja.

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya

Selanjutnya untuk mendukung penelitian ini dapat disajikan penelitian terdahulu yang dilakukan peneliti lain, sehingga dapat membedakan keoriginalitasan penelitian ini.


(37)

24

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti

Judul Penelitian

Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan Sumber

1. Sumarto, Andi Subroto, dan Adil Arianto

Penggunaan Kartu Kredit Dan Perilaku Belanja

Kompulsif : Dampaknya Pada Risiko Gagal Bayar.

- Penggunaan kartu kredit berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku belanja kompulsif. - Penggunaan

kartu kredit tidak

berpengaruh positif terhadap risiko gagal bayar.

- Perilaku belanja kompulsif berpengaruh positif terhadap risiko gagal bayar.

Terdapat perbedaan di variabel inpedenden yaitu perilaku belanja kompulsif. Sama-sama menempatka n penggunaan kartu kredit sebagai variabel independen dan risiko gagal bayar sebagai variabel dependen. Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 6, No.

1, April 2011: 1-7

2. Jusup Agus Sayono, Ujang Sumarwan, Noer Azam Achsani, Hartoyo

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Kepemilikan Kartu Kredit ; Studi Kasus Di Jakarta,

Memeberikan gambaran

ataupun bench marking untuk pembuatan suatu strategi atas hal-hal yang paling berpengaruh

Menggunaka n metode analisis regresi logistik. Sama-sama menempatka n penggunaan kartu kredit sebagai variabel independen. Jurnal Organisasi Dan Manajemen/ Tahun II/02/April/

2009 : 67-79


(38)

25

Indonesia. signifikan atas kepemilikan, penggunaan, pembayaran dan peluang

terjadinya gagal bayar kartu kredit.

3. SL. Triyaningsih

Dampak Online Marketing Melalui Facebook Terhadap Perilaku Konsumtif Masyarakat. Pemasaran online marketing dipandang baik oleh semua remaja. Online marketing merupakan media pemasaran secara online yang

mempunyai beberapa kelebihan diantaranya adalah mudah, praktis, cepat dan bahkan tanpa harus mengeluarkan biaya.

Hanya menggunaka

n dua

variabel dalam penelitian.

Sama-sama menggunaka n variabel perilaku konsumtif dalam penelitian. Jurnal Ekonomi dan Kewirausah aan Vol. 11,

No. 2, Oktober 2011 :

172-177

4. Ahmad Fadlan Lubis dan Irsad Lubis Analisis Perilaku Masyarakat Muslim Terhadap Penggunaan Kartu Kredit Di Kota Medan.

Banyaknya transaksi pembayaran melalui kartu kredit yang terjadi di Kota Medan rata-rata dilakukan oleh

Objek penelitian pada

penggunaan kartu kredit di Kota Medan.

Sama-sama menggunaka n variabel penggunaan kartu kredit dalam penelitian. Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Vol. 1, Desember 2012


(39)

26

masyarakat Musim yang berprofesi sebagai

wiraswasta/peda gang.

Wiraswasta yang dimaksud di sini adalah pengusaha yang memiliki bisnis dagang yang cukup besar dan memberikan keuntungan yang cukup besar pada setiap bulannya. 5. Risna

Sulistyawaty

Perilaku Konsumen Dalam Penggunaan Kartu Kredit Di Wilayah DKI Jakarta.

Dari masing-masing

kelompok

pemakai kartu kredit, dapat diketahui bahwa semakin tinggi pendidikan, jabatan dan pengeluaran rumah tangga seseorang maka semakin tinggi frekuensi

pemakaian kartu kreditnya.

Objek penelitian pada

penggunaan kartu kredit di wilayah DKI Jakarta.

Sama-sama menggunaka n variabel penggunaan kartu kredit dalam

penelitian.

Skripsi (2006)

6. Shinto Dwirawati

Kartu Kredit Sebagai Produk Kehampaan Dan Budaya

Penggunaan kartu kredit yang tidak terkontrol akan

Ada 1

variabel independen berbeda yaitu

Kartu kredit sebagai variabel independen. Jurnal Penelitian IPTEK-KOM,


(40)

27

Konsumerisme. menciptakan budaya

konsumerisme, yang akhirnya dapat

menimbulkan kepailitan atau kebangkrutan.

produk kehampaan.

volume 13, No. 1, Juni

2011

7. Cumhur Erdem

Factor Affecting The Probability Of Credit Card Default And The Intention Of Card Use In Turkey.

Faktor yang mempengaruhi kartu kredit dan tujuan pengguna kartu kredit.

Objek penelitian tentang penggunaan kartu kredit di Turkey.

Credit Card sebagai variabel Independen. Internationa l Research Journal of Finance and Economics ISSN 1450-2887 Issue 18 (2008) 8. Sarah Miller Risk Factor For

Consumer Loan Default : A Censored

Quantile Regression Analysis

Faktor-faktor risiko gagal bayar untuk perilaku konsumen. Objek penelitian tentang faktor-faktor risiko.

Risk factor sebagai variabel dependen. Skripsi August 31, 2011

2.2 Kerangka Pemikiran

Dari apa yang telah peneliti lakukan dan dari apa yang telah peneliti identifikasi dan merumuskan masalah penelitian, peneliti mengemukakan berbagai hal mengenai analisis hubungan penggunaan kartu kredit dan perilaku konsumtif berpengaruh terhadap risiko gagal bayar di Matahari BIP Bandung. Banyak hal yang peneliti dapatkan ketika melakukan penelitian judul ini dari perspektif yang lebih mendalam, teori yang digunakan dari berbagai sumber sampai menggunakan berbagai pebanding dalam penguatan indikator judul ini.


(41)

28

Menurut Flory Santosa (2013:220) yang dimaksud dengan kartu kredit adalah salah satu produk perbankan yang baik dan layak untuk digunakan.

Dalam perilaku pemegang kartu kredit, kartu kredit pasti bisa ditafsirkan sebagai mempromosikan belanja dengan membuat transaksi sederhana atau dengan menghilangkan kebutuhan yang mendesak (Chien & DeVaney,2001). Gan et al. (2008) menemukan bahwa memiliki kartu kredit lebih mungkin untuk membeli, memutuskan untuk membeli lebih cepat.

Jadi yang dimaksud dengan kartu kredit adalah alat pembayaran pengganti uang tunai yang dapat digunakan oleh konsumen untuk ditukarkan dengan barang dan jasa yang diinginkannya di tempat-tempat yang dapat menerima pembayaran dengan menggunakan kartu kredit. Sedangkan fungsi dari kartu kredit hanyalah sebagai alat pembayaran dan bukan sebagai tambahan penghasilan. Hanya saja manfaat dari kartu kredit yang dapat kita gunakan adalah fasilitas kemudahan bertransaksi.

Dahlan (Al-Ghifari, 2003, h.144) menyatakan bahwa perilaku konsumtif merupakan suatu perilaku yang ditandai oleh adanya kehidupan mewah dan berlebihan, penggunaan segala hal yang dianggap paling mahal dan memberikan kepuasaan dan kenyamanan fisik sebesar-besarnya serta adanya pola hidup manusia yang dikendalikan dan didorong oleh suatu keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata-mata.

Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumtif merupakan suatu perilaku atau kebiasaan yang identik menghambur-hamburkan uang untuk membeli barang-barang yang kurang bermanfaat.


(42)

29

Menurut Resti dan Andrea (2007), Default didefinisikan oleh Standar & Poor’s sebagai kegagalan untuk memenuhi kewajiban finansial atau konsekuen yang timbul pada saat pembayaran pertama jatuh tempo ketika penerbit hutang gagal untuk melakukan pembayaran atas bunga maupun pembayaran atas hutang pokok. Moody’s memberikan definisi yang lebih luas. Kegagalan bayar menurut Moody’s termasuk yang adanya pembayaran atau pembayaran terlambat atas bunga dan/atau hutang pokok, kebangkrutan, kesulitan likuiditas dan upaya restruktrurisasi hutang.

Jadi maksud dari pendapat diatas bahwa gagal bayar adalah terjadi apabila sipeminjam tidak mampu untuk melaksanakan pembayaran sesuai dengan jadwal pembayaran yang disepakati baik atas bunga maupun atas utang pokok.

2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel

2.2.1.1Hubungan Penggunaan Kartu Kredit Terhadap Perilaku Konsumtif

Menurut Ahmad Fadlan Lubis dan Irsad Lubis (2012:23), kartu kredit dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif kepada perilaku masyarakat yang menggunakannya. Positifnya berupa rasa aman, meningkatkan percaya diri, gengsi, merasa modern, praktis, dan merasa aman sewaktu melakukan pembayaran. Sementara dampak negatifnya masyarakat akan menjadikan kartu kredit sebagai pola hidup konsumtif dan boros karena selalu merasa memiliki uang untuk membeli apa saja.


(43)

30

2.2.1.2 Hubungan Penggunaan Kartu Kredit Terhadap Risiko Gagal Bayar

Fungsi kartu kredit hanyalah sebagai alat pembayaran dan bukan sebagai tambahan penghasilan. Hanya saja manfaat dari kartu kredit yang dapat kita gunakan adalah fasilitas kemudahan bertransaksi. Sebagian orang menggunakan kartu kredit secara berlebihan dengan segala fasilitas serta kemudahannya. Sehingga pada akhirnya mereka berhutang dan kesulitan untuk membayar hutang dan bunganya. Oleh karena itu, penggunaan kartu kredit yang berlebihan dan tidak mampu untuk mengendalikan diri terhadap berbagai godaan dan menyebabkan terjadinya kegagalan bayar. Menurut penelitian Ditmar (2005) menunjukkan bahwa adanya hubungan yang positif antara hutang kartu kredit dan kegagalan bayar pemegang kartu kredit. Hal terjadinya gagal bayar yang diakibatkan karena tingkat suku bunga yang lebih tinggi dan biaya tagihan yang timbul akibat penggunaan kartu kredit tersebut.

2.2.1.3 Hubungan Perilaku Konsumtif Terhadap Risiko Gagal Bayar

Menurut Arinda Pramesti (2012) mengatakan bahwa bijak dalam membeli juga sangat diperlukan dalam menghindari perilaku konsumtif dan risiko gagal bayar.

2.2.1.4Hubungan Penggunaan Kartu Kredit Dan Perilaku Konsumtif Dengan Risiko Gagal Bayar

Menurut Sayono (2009) penggunaan kartu kredit dapat menyebabkan risiko gagal bayar apabila penggunaannya terlalu berlebihan atau terlalu sering, dan dari gaya hidup yang memilih memiliki kartu kredit karena didasari oleh faktor gengsi, mengikuti


(44)

31

trend, sebagai tambahan dana atau cadangan uang, dapat berbelanja lebih konsumtif dan mudah untuk berhutang.

Berdasarkan kajian pustaka dan uraian kerangka pemikiran diatas dengan melandaskan pada teori-teori dari berbagai pendapat para ahlinya, maka dirumuskan paradigma penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini :


(45)

32

Ditmar (2005)

Ahmad Fadlan Lubis & Irsad Lubis

(2012:23)

Arinda Pramesti (2012)

Gambar 2.1

Paradigma Penelitian Analisis Hubungan Penggunaan Kartu Kredit Dan Perilaku

Kosnsumtif Berpengaruh Terhadap Risiko Gagal Bayar

Penggunaan Kartu Kredit  Penerbit (Issuer)

 Pemegang Kartu (cardholder)

 Pedagang atau Toko (Merchant)

Acquirer

 Penyedia Sistem Informasi (Principal)

Flory Santosa (2013:19)

Perilaku Konsumtif  Hadirnya Iklan  Konformitas  Gaya Hidup  Kartu Kredit

Suyasa & Fransisca (2005:42)

Risiko Gagal BayarAnnual Fee

Cash Advance FeeLate Charges Fee Copy Sales Draft Fee Card Replacement Fee Increase Limit Fee

Copy Billing Statement Fee Payment Fee

Card Up-Grade FeeCard Cancellation Fee Over Limit Fee


(46)

33

2.3 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2008:221) menyatakan bahwa : “Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian”.

Berdasarakan paradigma penelitian diatas mengenai teori-teori yang ada tentang variabel X1 (Penggunaan Kartu Kredit), variabel X2 (Perilaku Konsumtif) dan variabel Y (Risiko Gagal Bayar), maka penulis berasumsi mengambil keputusan sementara (hipotesis) sebagai berikut :

H1 : Penggunaan kartu kredit di Matahari BIP Bandung sudah sangat baik. H2 : Perilaku konsumtif di Matahari BIP Bandung sudah baik.

H3 : Risiko gagal bayar di Matahari BIP Bandung cukup tinggi.

H4 : Penggunaan kartu kredit berpengaruh terhadap perilaku konsumtif dikategorikan signifikan positif baik di Matahari BIP Bandung.

H5 : Penggunaan kartu kredit berpengaruh terhadap risiko gagal bayar dikategorikan signifikan positif baik di Matahari BIP Bandung.

H6 : Perilaku konsumtif berpengaruh terhadap risiko gagal bayar dikategorikan signifikan positif baik di Matahari BIP Bandung.

H7 : Penggunaan kartu kredit dan perilaku konsumtif berpengaruh secara simultan terhadap risiko gagal bayar di Matahari BIP Bandung.


(47)

34 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian menurut Husein Umar (2005:303) mengemukakan bahwa : “Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain dianggap perlu“.

Objek penelitian ini adalah Analisis Hubungan Penggunaan Kartu Kredit Dan Perilaku Konsumtif Berpengaruh Terhadap Risiko Gagal Bayar Di Matahari BIP Bandung.

Di dalam penelitian ini, penulis mengemukakan dua variabel yang akan diteliti. Adapun variabel yang akan diteliti di dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel independent (variabel bebas), yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependent (variabel tidak bebas). Variabel independent (variabel X1) dalam penelitian ini adalah Penggunaan Kartu Kredit dan (variabel X2) Perilaku Konsumtif.

2. Variabel dependent (variabel tidak bebas), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent. Variabel dependent (variabel Y) dalam penelitian ini adalah Risiko Gagal Bayar.

Penggunaan Kartu Kredit dan Perilaku Konsumtif merupakan faktor penyebab, sedangkan Risiko Gagal Bayar faktor akibat. Objek penelitian ini dilakukan pada


(48)

35

pengguna kartu kredit BCA yang melakukan transaksi pada saat berbelanja di Matahari BIP Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Metode Penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu (Umi Narimawati, 2008:127).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan metode verifikatif.

Menurut Mohammad Nazir (2003:54) : "Metode Deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu kondisi, suatu penelitian ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai perusahaan khususnya mengenai aspek-aspek yang sedang diteliti dan melakukan hubungan terhadap variabel yang diteliti".

Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008:45) menyatakan bahwa : ”Metode Verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan benar atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan ditempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.

Metode ini di maksudkan untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik yaitu pengujian hubungan dari variabel independent terhadap variabel dependent yang diteliti.

Berdasarkan jenis penelitiannya, yaitu penelitian deskriptif verifikatif, maka metode penelitian yang digunakan adalah Explanatory Survey.


(49)

Explanatory Survey adalah suatu survey yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal antar dua variabel melalui pengujian hipotesis, survey dilakukan dengan cara mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan penelitian, perlu dibuat desain penelitian yang bertujuan agar data dan informasi yang diperoleh lengkap dan akurat. Selain itu dalam melakukan suatu penelitian sangat diperlukan perencanaan dan perancangan penelitian, sehingga penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis sesuai dengan yang diharapakan penulis.

Menurut Moh. Nazir (2003:84) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:30) : ”Desain Penelitian adalah proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.

Dalam penelitian ini, penulis menerapkan desain penelitian yang lebih luas, yang mencangkup proses-proses berikut ini :

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian.

Beberapa ahli mengatakan bahwa penggunaan kartu kredit dan perilaku konsumtif bisa mempengaruhi risiko gagal bayar. Oleh karena itu, penulis memilih membicarakan fenomena tersebut.


(50)

37

Dalam penelitian ini permasalahan yang berhasil di identifikasi adalah penggunaan kartu kredit dan perilaku konsumtif oleh pengunjung Matahari BIP Bandung yang mempengaruhi risiko gagal bayar.

3. Menetapkan rumusan masalah.

Dalam penelitian ini rumusan masalahnya adalah :

1) Bagaimana pendapat konsumen tentang penggunaan kartu kredit BCA di Matahari BIP Bandung.

2) Bagaimana pendapat konsumen tentang perilaku konsumtif di Matahari BIP Bandung.

3) Bagaimana risiko gagal bayar kartu kredit BCA di Matahari BIP Bandung.

4) Apakah penggunaan kartu kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku konsumtif di Matahari BIP Bandung.

5) Apakah penggunaan kartu kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap risiko gagal bayar di Matahari BIP Bandung.

6) Apakah perilaku konsumtif berpengaruh positif dan signifikan terhadap risiko gagal bayar di Matahari BIP Bandung.

7) Apakah penggunaan kartu kredit dan perilaku konsumtif berpengaruh positif dan signifikan terhadap risiko gagal bayar di Matahari BIP Bandung.

4. Menetapkan tujuan penelitian.

Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah :

1) Untuk mengetahui pendapat konsumen tentang penggunaan kartu kredit di Matahari BIP Bandung.


(51)

2) Untuk mengetahui pendapat konsumen tentang perilaku konsumtif di Matahari BIP Bandung.

3) Untuk mengetahui risiko gagal bayar di Matahari BIP Bandung.

4) Untuk mengetahui apakah penggunaan kartu kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku konsumtif di Matahari BIP Bandung.

5) Untuk mengetahui apakah penggunaan kartu kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap risiko gagal bayar di Matahari BIP Bandung.

6) Untuk mengetahui apakah perilaku konsumtif berpengaruh positif dan signifikan terhadap risiko gagal bayar di Matahari BIP Bandung.

7) Untuk mengetahui apakah penggunaan kartu kredit dan perilaku konsumtif berpengaruh positif dan signifikan terhadap risiko gagal bayar di Matahari BIP Bandung.

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.

1) H0 : Variabel penggunaan dan perilaku konsumtif tidak berpengaruh terhadap risiko gagal bayar baik secara simultan maupun secara parsial.

2) Variabel penggunaan kartu kredit dan perilaku konsumtif berpengaruh terhadap risiko gagal bayar baik secara simultan maupun secara parsial.

6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan kartu kredit dan perilaku konsumtif, sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah risiko gagal bayar. 7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel, dan teknik pengumpulan data.


(52)

39

Dalam penelitian ini menggunakan data primer, teknik penentuan sampelnya terdiri dari populasi dan sampel. Populasinya adalah pengunjung Matahari BIP Bandung yang menggunakan kartu kredit BCA pada saat bertransaksi belanja dan sampelnya adalah seluruh responden karena jumlah responden lebih dari 100 orang, maka pengambilan sampel menggunakan penghitungan yang telah ditetapkan dan menghasilkan jumlah 88 orang.

8. Melakukan analisis data.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif (metode deskriptif) dan analisis kuantitatif (metode verifikatif).

9. Melakukan laporan hasil penelitian.

Menyusun pelaporan hasil penelitian melalui data informasi yang diperoleh dari perusahaan kemudian data menyimpulkan penelitian, sehingga akan diperoleh penjelasan dan jawaban atas identifikasi masalah dalam penelitian.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa desain penelitian merupakan proses keseluruhan penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam pelaksanaan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan dengan cara pemilihan, pengumpulan, dan analisis data. Oleh sebab itu, membuat desain penelitian sangat penting agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat di gambarkan desain dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :


(53)

Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode Yang Digunakan

Unit Analisis Time Horizon T-1 Descriptive Descriptive &

Survey

Pengguna Kartu Kredit BCA di Matahari BIP Bandung

Cross Sectional

T-2 Descriptive Descriptive & Survey

Pengguna Kartu Kredit BCA di Matahari BIP Bandung

Cross Sectional

T-3 Descriptive Descriptive & Survey

Pengguna Kartu Kredit BCA di Matahari BIP Bandung

Cross Sectional

T-4, 5, 6, 7 Descriptive & Verificative

Descriptive & Explanatory

Survey

Pengguna Kartu Kredit BCA di Matahari BIP Bandung

Cross Sectional

Keterangan :

 T-1 = Pengguna kartu kredit BCA di Matahari BIP Bandung  T-2 = Perilaku Konsumtif di Matahari BIP Bandung

 T-3 = Risiko Gagal Bayar di Matahari BIP Bandung

 T-4, 5, 6, 7 = Penggunaan Kartu Kredit dan Perilaku Konsumtif berpengaruh terhadap Risiko Gagal Bayar di Matahari BIP Bandung


(54)

41

Desain penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma hubungan antara dua variabel bebas secara bersamaan yang mempunyai hubungan dengan satu variabel tergantung.

Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1

Desain Penelitian

3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Operasionalisasi variabel menurut Nur Indriantoro (2002:69) dalam Umi Narimawati (2010) sebagai berikut :

“Penentuan construct sehingga variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara pengukuran construct yang lebih baik”.

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis

Penggunaan Kartu Kredit (X1)

Perilaku Konsumtif (X2)

Risiko Gagal Bayar (Y)


(55)

dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian mengenai analisis hubungan penggunaan kartu kredit dan perilaku konsumtif berpengaruh terhadap risiko gagal bayar di Matahari BIP Bandung, maka operasionalisai variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel penggunaan kartu kredit sebagai variabel independent pertama (X1). 2. Variabel perilaku konsumtif sebagai variabel independent (X2).

3. Variabel risiko gagal bayar sebagai variabel dependent (Y).

Untuk lebih jelasnya rincian masing-masing dari variabel tersebut dapat dijelaskan dalam Tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala Penggunaan

Kartu Kredit (X1)

Kartu kredit adalah alat pembayaran pengganti uang tunai, berbentuk kartu yang memberikan fasilitas kredit kepada pemiliknya, di mana saat jatuh tempo dapat dibayar dengan jumlah minimum dan sisanya dijadikan kredit.

Sumarto (2011:01).

 Penerbit (Issuer) - Tingkat cross selling other product (insurance, dll). - Tingkat penggunaan

jasa lain oleh cardholder.

- Tingkat relationship dengan customer. O R D I N A L  Pemegang Kartu

(cardholder)

- Tingkat kenyamanan dan keamanan bertransaksi.

- Tingkat keluwesan cara pembayaran. - Tingkat keleluasaan

bertransaksi di seluruh dunia.

- Tingkat menikmati barang yang


(56)

43

diinginkan.

- Tingkat tersedia dana cadangan. O R D I N A L  Pedagang atau

Toko (Merchant)

- Tingkat kompetitif. - Tingkat pelayanan

yang optimal kepada pelanggan.

- Tingkat mengurangi risiko memegang uang tunai.

Acquirer - Tingkat cross selling produk/jasa layanan perbankan kepada merchant.

- Tingkat relationship bisnis dengan merchant.

 Penyedia Sistem Informasi

(Principal)

- Tingkat brand produk worldwide. Perilaku

Konsumtif (X2)

Perilaku konsumtif adalah tindakan membeli barang-barang yang kurang atau tidak diperhitungkan sehingga sifatnya menjadi berlebihan.

Anggasari (dalam Sumartono, 2002:45).

 Hadirnya Iklan - Tingkat kemenarikan iklan.

- Tingkat produk yang ditawarkan iklan. O

R D I N A L  Konformitas - Tingkat konformitas.

- Tingkat keinginan.  Gaya Hidup - Tingkat gaya hidup.

- Tingkat perilaku konsumtif.

 Kartu Kredit - Tingkat fasilitas kredit bagi pengguna.

Risiko Gagal Bayar (Y)

Kredit bermasalah menggambarkan suatu situasi dimana persetujuan pengembalian kredit mengalami risiko

Annual Fee - Tingkat annual fee.  Cash Advance Fee - Tingkat cash

advance fee.

Late Charges Fee - Tingkat late charges fee.


(57)

kegagalan. Norum (2008).

Copy Sales Draft Fee

- Tingkat copy sales draft fee. O R D I N A L Card Replacement

Fee

- Tingkat card replacement fee. Increase Limit Fee - Tingkat increase

limit fee. Copy Billing

Statement Fee

- Tingkat billing statement fee.

Payment Fee - Tingkat payment fee.  Card Up-Grade

Fee

- Tingkat card up-grade fee.

Card Cancellation Fee

- Tingkat card cancellation fee. Over Limit Fee - Tingkat over limit

fee.

3.2.3 Sumber Dan Teknik Penentuan Data

3.2.3.1 Sumber Data

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diambil langsung dari responden secara langsung yang dikumpulkan melalui survey lapangan dengan menggunakan teknik pengumpulan tertentu yang dibuat untuk itu. (Umi Narimawati,2007:76).

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data penunjang yang digunakan untuk mendukung penelitian ini meliputi informasi mengenai karakteristik organisasi, jumlah


(58)

45

karyawan, data hasil evaluasi karyawan,penelitian terdahulu, serta materi perkuliahan yang berhubungan dengan objek data yang akan diteliti oleh penulis. (Umi Narimawati, 2007:76)

Dalam penelitian ini digunakan kombinasi teknik pengumpulan data yang terdiri dari :

1) Kuesioner atau angket yang diberikan kepada konsumen.

Teknik pengolahan data hasil kuesioner menggunakan Skala Likert dimana alternatif jawaban nilai positif 5 sampai dengan 1. Pemberian skor dilakukan atas jawaban responden kemudian diberi skor dengan menggunakan Skala Likert, seperti pada Tabel 3.3 berikut ini :

Tabel 3.3

Skor Jawaban Kuesioner

Jawaban Bobot Nilai Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Cukup setuju (CS) 3 Tidak Setuju (TS) 2 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber : Sugiyono (2006:87)

2) Observasi yaitu dengan mengadakan pengamatan dan penelitian secara langsung terhadap obyek yang diteliti guna melengkapi data yang diperlukan.

3) Wawancara yaitu mengadakan wawancara dengan pimpinan dan pegawai untuk mendapatkan informasi yang lebih luas.

4) Dokumentasi, dilakukan dengan menelaah dan mengkaji catatan atau laporan dan dokumen-dokumen atau data-data dari perusahaan.


(59)

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Menurut Sugiyono (2009:80) “Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi dari penelitian ini adalah pengguna kartu kredit BCA di Matahari BIP Bandung pada bulan Januari 2013 yaitu sebanyak 735 orang.

Menurut Sugiyono (2009:116) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penarikan sampel yang dilakukan dengan menggunakan teknik accidental sampling yaitu para pengunjung saat bertemu dengan peneliti di lokasi penelitian (Sugiyono, 2005).

Anggota populasi yang dibutuhkan secara acak tanpa menggunakan strata yang ada dalam anggota populasi dengan kata lain populasi dianggap homogen, dengan jumlah kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel sebesar 10%. Untuk mengambil jumlah sampel, penulis menggunakan rumus Slovin yang dikutip oleh Husein Umar (2001:78), yaitu sebagai berikut :

Keterangan : n : Ukuran sampel N : Ukuran populasi

e : Tingkat kesalahan dalam meraih anggota sampel yang ditolerir (tingkat kesalahan yang diambil dalam sampling ini sebesar 10%).


(60)

47

Berdasarkan rumus diatas, maka dapat diketahui sampel yang akan diambil dalam penelitian ini melalui perhitungan berikut :

Dengan menggunakan rumus diatas bahwa dengan populasi sebanyak 735 orang, tingkat kesalahan yang digunakan sebesar 10% maka dapat diketahui sampel yang akan diteliti adalah sebanyak 88 kepada konsumen.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan berasal dari sumber-sumber sebagai berikut :

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penulisan melakukan penelitian dengan metode lapangan yaitu penulisan terjun langsung ke lapangan untuk memperoleh data dan sebagai bahan bukti di tempat penulis teliti. Penelitian lapangan yang dilakukan penulis yaitu dengan cara sebagai berikut :

a. Observasi (Pengamatan Langsung), yaitu dengan cara melakukan pengamatan langsung pada objek yang diteliti untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan.

n =

n =


(61)

b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan sesuai dengan topik yang penulis teliti.

c. Angket (Kuesioner), yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan suatu daftar pertanyaan tertutup yang disediakan alternatif-alternatif jawaban yang telah disusun, kemudian disebarkan kepada pengguna kartu kredit di Matahari BIP Bandung yang diberi angket oleh peneliti. Hasil dari kuesioner ini yaitu berupa data-data mengenai penggunaan kartu kredit, perilaku konsumtif dan risiko gagal bayar.

d. Dokumentasi adalah cara yang dilakukan dengan menelaah dan mengkaji catatan atau laporan dan dokumen-dokumen lain dari perusahaan.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Reseacrh)

Teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari atau mengkaji permasalahan melalui buku, dokumen, dan bahan-bahan tertulis lainnya sebagai pegangan peneliti dalam menemukan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

3.2.4.1 Uji Validitas

Uji validitas menurut Cooper (2006:720) validitas adalah :

Validity is a characteristic of measuraenment concered with the extent that a test measures what the researcher actually wishes to measure”.


(62)

49

Berdasarkan pengertian diatas, validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur.

Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara masing-masing pernyataan dengan skor total. Adapun rumus dari pada korelasi pearson adalah sebagai berikut :

Keterangan :

r = Koefisien korelasi pearson x = Skor item pertanyaan y = Skor total item pertanyaan

N = Jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrument

Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji t (taraf signifikasi 5%). Rumus yang dilakukan adalah sebagai berikut :

�√ �

√ � �

�y−

� y �


(63)

Dimana :

n = Ukuran sampel

r = Koefisien korelasi pearson

Keputusan pengujian validitas instrument dengan menggunakan taraf signifikan dengan 5% satu sisi adalah :

1. Item instrument dikatakan valid jika thitung lebih dari atau sama dengan t0,05(165) = 1,9744 maka instrument tersebut dapat digunakan.

2. item instrument dikatakan tidak valid jika thitung kurang dari t0,05(165) = 1,9744 maka instrument tersebut tidak dapat digunakan.

Berikut ini merupakan tabel uji validitas dari masing-masing variabel, yaitu sebagai berikut :

1. Uji Validitas Penggunaan Kartu Kredit (X1)

Hasil pengujian validitas instrument penggunaan kartu kredit dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut ini :

Tabel 3.4

Hasil Pengujian Validitas Penggunaan Kartu Kredit

Variabel No Nilai Validitas Hasil

Penggunaan Kartu Kredit

1 0,756 Valid

2 0,614 Valid

3 0,756 Valid

4 0,706 Valid

5 0,614 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Hasil pengujian validitas instrumen penelitian untuk variabel bebas di atas menunjukkan seluruh item pertanyaan variabel X1 (Penggunaan Kartu Kredit) memiliki


(64)

51

nilai r di atas 0,30. Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel bebas dinyatakan valid.

2. Uji Validitas Perilaku Konsumtif (X2)

Hasil pengujian validitas instrument perilaku konsumtif dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini :

Tabel 3.5

Hasil Pengujian Validitas Perilaku Konsumtif

Variabel No Nilai Validitas Hasil

Perilaku Konsumtif

1 0,464 Valid

2 0,492 Valid

3 0,645 Valid

4 0,432 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Hasil pengujian validitas instrumen penelitian untuk variabel bebas di atas menunjukkan seluruh item pertanyaan variabel X2 (Perilaku Konsumtif) memiliki nilai r di atas 0,30. Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel bebas dinyatakan valid. 3. Uji Validitas Risiko Gagal Bayar (Y)

Hasil pengujian validitas instrument risiko gagal bayar dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut ini :


(65)

Tabel 3.6

Hasil Pengujian Validitas Risiko Gagal Bayar

Variabel No Nilai Validitas Hasil

Risiko Gagal Bayar

1 0,509 Valid

2 0,690 Valid

3 0,771 Valid

4 0,956 Valid

5 0,491 Valid

6 0,956 Valid

7 0,956 Valid

8 0,956 Valid

9 0,423 Valid

10 0,956 Valid

11 0,771 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Hasil pengujian validitas instrumen penelitian untuk variabel bebas di atas menunjukkan seluruh item pertanyaan variabel Y (Risiko Gagal Bayar) memiliki nilai r di atas 0,30. Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel bebas dinyatakan valid.

3.2.4.2 Uji Reliabilitas

Menurut Cooper (2006) yang dikutip oleh Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan Linna Ismawati (2010:43) mengemukakan :

”Reliability is a characteristic of measurenment concerned with accuracy, precision, and consistency”.

Berdasarkan pengertian diatas, maka reliabilitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian, dan kekonsistenan. Setelah


(1)

t

hitung

sebesar 2,436 berada pada daerah penolakan Ho, yang

menunjukkan bahwa penggunaan kartu kredit secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap risiko gagal bayar di Matahari BIP

Bandung.


(2)

Hubungan Perilaku Konsumtif Berpengaruh Terhadap Risiko Gagal Bayar

Hipotesis :

Ho :

β

YX2

= 0 :

Perilaku konsumtif tidak berpengaruh terhadap risiko gagal bayar di Matahari BIP Bandung.

Ha :

β

YX2

0 :

Perilaku konsumtif berpengaruh terhadap risiko gagal bayar di Matahari BIP Bandung.

Nilai statistik uji t variabel perilaku konsumtif sebesar 6,428 dengan nilai signifikansi

0,000. Selanjutnya nilai tersebut akan dibandingkan dengan nilai t dari tabel. Dari tabel t

dengan tingkat signifikansi (0.05) dan derajat bebas 85 diperoleh nilai t

tabel

sebesar 1,988.

Karena t

hitung

(6,428) lebih besar dibanding t

tabel

(1,988) maka pada tingkat kekeliruan 5% ada

alasan yang kuat untuk menolak Ho dan menerima hipotesis penelitian (Ha), sehingga dapat

disimpulkan bahwa perilaku konsumtif berpengaruh terhadap risiko gagal bayar di Matahari BIP

Bandung

.

Dengan semakin tinggi perilaku konsumtif akan meningkatkan risiko gagal bayar di

Mathari BIP Bandung. Secara visual daerah penolakan dan penerimaan Ho pada uji analisis

hubungan perilaku konsumtif berpengaruh terhadap risiko gagal bayar dapat dilihat pada grafik

berikut :


(3)

t

hitung

sebesar 6,428 berada pada daerah penolakan Ho,

yang menunjukkan bahwa perilaku konsumtif secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap risiko gagal

bayar di Matahari BIP Bandung.


(4)

SIMPULAN

1.

Penggunaan kartu kredit BCA di Matahari BIP Bandung secara keseluruhan sudah sangat baik. Hanya saja pada umumnya

pengunjung Matahari BIP Bandung memiliki kapasitas yang terbatas terhadap penggunaan kartu kredit dan pengguna

kartu kredit hanya saja masih ada yang menggunakan uang tunai pada saat bertransaksi belanja di Matahari BIP

Bandung.

2.

Perilaku konsumtif di Matahari BIP Bandung dimata sebagian besar pengunjung secara keseluruhan sudah baik. Namun

saja pengunjung Matahari BIP Bandung mengatakan orang yang perilaku konsumtif itu hanya kesenangan sesaat dan

terpengaruh adanya iklan yang bermunculan di media-media, baik elektronik maupun cetak sehingga para konsumen

tertarik untuk membelinya.

3.

Risiko gagal bayar kartu kredit di Matahari BIP Bandung secara umum sudah cukup baik. Namun masih ada beberapa

pengguna kartu kredit mengalami

over limit

dikarenakan mesin EDC error atau kartu kredit tidak bisa digunakan pada

saat berbelanja di Matahari BIP Bandung.

4.

Penggunaan kartu kredit berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumtif di Matahari BIP Bandung. Penggunaan

kartu kredit memberikan kontribusi atau pengaruh sebesar 12,4% terhadap perilaku konsumtif, dimana meningkatnya

penggunaan kartu kredit membuat perilaku konsumtif semakin baik.

5.

Penggunaan kartu kredit secara parsial berpengaruh signifikan terhadap risiko gagal bayar di Matahari BIP Bandung.

Penggunaan kartu kredit memberikan kontribusi atau pengaruh terhadap risiko gagal bayar di Matahari BIP Bandung

hanya sebesar 8,5%. Dimana meningkatnya penggunaan kartu kredit membuat risiko gagal bayar semakin tinggi.

6.

Perilaku konsumtif secara parsial berpengaruh terhadap risiko gagal bayar di Matahari BIP Bandung. Perilaku konsumtif

memberikan kontribusi atau pengaruh terhadap risiko gagal bayar di Matahari BIP Bandung hanya sebesar 35,2%.

Dimana meningkatnya penggunaan kartu kredit membuat risiko gagal bayar semakin tinggi.

7.

Secara simultan penggunaan kartu kredit dan perilaku konsumtif berpengaruh signifikan terhadap risiko gagal bayar di

Matahari BIP Bandung. Secara simultan penggunaan kartu kredit dan perilaku konsumtif memberikan hubungan sebesar

43,9% terhadap risiko gagal bayar. Diantara kedua variabel independen, perilaku konsumtif memberikan pengaruh yang

lebih besar terhadap risiko gagal bayar.


(5)

SARAN

1. Meskipun tanggapan dari konsumen atau pengunjung Matahari BIP Bandung akan penggunaan kartu kredit BCA sudah sangat baik, tetapi semakin

sering seorang issuer menggunakan kartu kreditnya untuk berbelanja maka semakin besar pengeluaran, karena konsumen atau pengunjung menganggap kartu kredit itu sebagai alat pembayaran non tunai, dan untuk membiayai konsumsi non tunai, dapat dicicil dengan pembayaran minimal, maka semakin tidak mampu menghentikan dari napsu belanja.

2. Tanggapan konsumen atas perilaku konsumtif di Matahari BIP Bandung sudah baik, namun harus lebih diperhatikan lagi pada pengguna kartu

kredit yang tidak terkontrol agar tidak menciptakan budaya konsumerisme, yang akhirnya dapat menimbulkan kepailitan atau kebangkrutan.

3. Secara umum risiko gagal bayar di Matahari BIP Bandung sudah cukup baik. Namun harus lebih diperhatikan lagi kepada perilaku konsumtif,

perilaku konsumtif ini disebabkan oleh keleluasaan menggunakan tanpa kontrol. Sehingga tanpa dirasakan belanja semakin menumpuk karena seringnya belanja menggunakan kartu kredit tanpa kendali. Tiba-tiba saja tanpa disadari tagihan semakin membengkak. Situasi itu dapat memicu risiko gagal bayar kartu kreditnya dan ujung-ujungnya adalah penyesalan.

4. Penggunaan kartu kredit memiliki pengaruh yang cukup tinggi terhadap perilaku konsumtif di Matahari BIP Bandung. Oleh karena itu, Matahari BIP

Bandung cukup mempertahankan untuk seperti ini dan mengupayakan perbaikan terus-menerus agar menjadi lebih baik dari yang sekarang.

5. Penggunaan kartu kredit berpengaruh terhadap risiko gagal bayar di Matahari BIP Bandung. Oleh karena itu, Matahari BIP Bandung cukup dengan

mempertahankan dan lebih diperhatikan lagi ketika para pengguna kartu kredit sudah melebihi batas maksimum ketika berbelanja agar tidak terjadi over limit.

6. Perilaku konsumtif secara parsial memang berpengaruh cukup tinggi terhadap risiko gagal bayar di Matahari BIP Bandung, sehingga Matahari BIP

Bandung cukup mempertahankan konsumen yang berperilaku konsumtif yang tinggi agar risiko gagal bayar berkurang.

7. Melihat dari keseluruhan variabel yang telah diteliti yaitu penggunaan kartu kredit dan perilaku konsumtif serta risiko gagal bayar secara

keseluruhan memiliki keterkaitan dan pengaruhnya secara signifikan, maka dari itu Matahari BIP Bandung setidaknya memperhatikan variabel-variabel tersebut. Karena dapat berguna bagi kelangsungan hidup perusahaan, salah satunya yaitu variabel-variabel penggunaan kartu kredit yang berperan penting dalam kegiatan perusahaan karena berdampak langsung terhadap perilaku konsumtif dan juga risiko gagal bayar di Matahari BIP Bandung.


(6)

TERIMA KASIH