07082016 11.00-14.00
memanen bunga pacar untuk sehari-harinya
serta pemantauan kondisi ternak
yang saya berikan untuk mendorong membantu kondisi
ekonomi keluarga ini dan membantu aktivitas Bapak dan
Ibu di tegalan sebagai petani pacar dan peternak sapi.
08082016 15.00-18.00
09082016 20.00-21.00
4. 11082016
17.00-20.00 Memberikan
penyuluhan tentang bagaimana cara agar
bisa mendapatkan beasiswa Bidikmisi agar bisa terbebas
dari biaya pendidikan tingkat perguruan tinggi, mengingat
anak
bapak Made
berkeinginan meneruskan
kuliah tapi terkendala oleh biaya.
Rumah Bpk I Md Gempol
12082016 14.00-19.00
13082016 13.00-18.00
5. 14082016
16.00-19.00 Memberikan tata cara dari
awal pengajuan
beasiswa Bidikmisi sesuai pedoman tata
cara dari dikti kepada anak bapak Made yang berawal di
ajukan oleh pihak sekolah bahwa siswa ini layak untuk
mendapatkan
beasiswa Bidikmisi
sampai proses
pengisian pendaftaran online dan
melengkapi data-data
yang diperlukan Dikti sebagai syarat dari beasiswa Bidikmisi
ini. Selain itu juga membantu Bli Wayan untuk membantu
Ibu dan Bapak Made di tegalan menggarap lahan tani
nya dan memanen bunga pacar sebagai hasil utama
perekonomiannya. Rumah Bpk I
Md Gempol 15082016
16.00-20.00 16082016
16.00-19.00 17082016
17.00-20.00 18082016
15.00-20.00 19082016
17.00-20.00 20082016
16.00-19.00 21082016
13.00-17.00 22082016
16.00-20.00 23082016
14.00-19.00
7. 24082016
13.00-19.00 Berkunjung
dan beramah
tamah untuk terakhir kalinya, serta memberikan sembako
untuk menunjang kebutuhan pokok
keluarga Bapak
Nyoman Rai Rumah Bpk I
Md Gempol
BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA
4.1 Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan keluarga
Pelaksanaan kegiatan program KK Dampingan dilakukan mulai dari tanggal 27 Juli 2016 sampai 29 Agustus 2016, pelaksanaan kegiatan ini disesuaikan dengan program kelompok,
lokasi kegiatan KK dampingan dilakukan di lingkungan rumah Bapak I Made Gempol di Banjar Tengah, Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.
Pertemuan awal dengan keluarga Bapak I Made Gempol beserta istri berjalan dengan sangat baik. Saya disambut dengan sangat ramah, mereka menerima kedatangan saya dengan
senang hati mengingat bahwa budaya yang masih sangat kuat dan melekat tentang keramahan masyarakat Badung, mereka menerima saya dengan baik karena mereka
beranggapan bahwa mahasiswa yang datang dapat memberi bantuan, saran, serta solusi di dalam memperbaiki keadaan hidup yang mereka hadapi. Sambil berkenalan dan
bercengkraman dengan keluarga Bapak I Made Gempol saya mulai mencari informasi mengenai keadaan keluarga Bapak I Made Gempol, saya berkeliling rumah serta melihat
keadaan rumah yang terbilang cukup sederhana, kebersihan lingkungan rumah yang kurang serta sarana dan prasarana di dalam rumah tangga yang sangat minim membuat saya
memiliki beberapa ide program guna memberdayakan keadaan pendidikan, kesehatan, dan peternakan ekonomi dari keluarga Bapak I Made Gempol, beliau sangat terbuka mengenai
permasalahan yang dihadapi, pertemuan selanjutnya saya mulai menjalankan program demi program. Setiap saya berkunjung ke rumah Bapak I Made Gempol, saya berusaha untuk
berinteraksi secara kekeluargaan sehingga masalah-masalah keluarga Bapak I Made Gempol dapat muncul tanpa melalui proses wawancara melainkan melalui pendekatan sosial, KK
dampingan saya memberikan respon yang baik meskipun kontribusi saya tidak terlalu banyak.
Saat perbincangan dengan Bapak I Made Gempol dan Ibu Wayan Resmi membuat saya merasa iba. Dan dari perbincangan yang saya lakukan dengan kedua orang tua ini memiliki 2
orang anak. Kedua anaknya belum menikah yang datunya bekerja sebagai pegawai di Kantor Desa kurang lebih baru berjalan dua bulan sebagai petugas sensus, dan anak keduanya
bekerja di resort bertempat di Ubud dan sekarang tinggal disekitaran Ubud agar dekat dengan
lokasi kerjanya. Anak nya yang nomor dua ini sangat berkeinginan untuk melanjutkan kuliah, tapi apa boleh buat mengingat penghasilan orangtuanya tidak menentu, yang hanya sebagai
petani bunga da peternak mengakibatkan mengurungkan niatnya untuk berkuliah Melalui kunjungan dan komunikasi yang terus menerus, saya dan KK dampingan
menjadi lebih akrab, saya berbagi semua masalah bersama-sama dan berusaha menemukan solusi permasalahan tersebut. Saran dan solusi yang telah dibuat saya sampaikan ke KK
dampingan, saran saya untuk mengatasi masalah yang ada dapat diterima dengan sangat baik oleh KK dampingan, saya juga mengikuti kegiatan Ibu Wayang Resmi dengan ikut memetik
bunga untuk dijual sebagai penghasilan sehari-harinya, menemani Bapak I Made Gempol merawat dan memberi pakan sapi miliknya di Tegalan. Selain itu pertemuan selanjutnya saya
memberikan itik sebagai motivasi dan tegalannya pun ramai akan ternak tambahan yang saya berikan sebagai bantuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi keluarga ini. Karena melihat
dari keadaan rumah Bapak I Made Gempol dan Ibu Wayan Resmi jauh dari keadaan bersih dan nyaman dan juga pekerjaannya di tegalan sebagai petani dan peternak, saya memberi
sosialisasi mengenai PHBS untuk membantu proses perubahan pola hidup sehat serta pola makan teratur mengingat Bapak I Made Gempol menderita penyakit Maag yang akut dan
sewaktu-waktu sering kambuh mengakibatkan tidak bisa bekerja dan menjadi lemas. Harapan saya hal positif ini bisa menjadi contoh dilingkungan keluarga bahwa mencuci
tangan dengan bersih itu penting dan pola makan teratur sangat dianjurkan untuk menambah energy saat bekerja di tegalan, sosialisasi tersebut saya dibantu oleh rekan saya dari Jurusan
kesehatan masyarakat. Selain itu dengan sering kali saya membantu keseharian Bapak Made dan Ibu Wayan di tegalan saya memperoleh ilmu dari awal menanam bunga pacar hingga
memanen dan tidaklupa cara perawatannya yang harus apik agar bisa bertahan lama sebagai pemenuhan kebutuhan bapak dan ibu. Dari ini saya jug tahu bagaimana susahnya mencara
uang walaupun pekerjaannya tidak mudah tapi saya berusaha ikhlas membantu sebisa saya. Saya juga memberikan penyuluhan tentang bergabung dengan kelompok SIMANTRI,
membantu Bapak Made dan Ibu Wayan untuk mengikuti program ini serta memberikan sosialisasi dalam pembudidayaan itik atau memeri dengan saya yang memberikan modal
beberapa ekor itik yang dapat hidup disekitar pekarangan rumahnya. Kedua kegiatan tersebut saya lakukan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari dapat tercukupi. Dan hari terakhir saya
berkunjung ke KK dampingan saya memberikan sedikit sembako untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari Bapak I Made Gempol dan Ibu Wayan Resmi, dengan tujuan untuk mengurangi jatah memasak Ibu Wayan Resmi setiap harinya. Dan kebetulan saya memiliki
baju-baju yang tidak layak pakai, saya juga memberikan kepada Bapak Made dan Ibu Wayan. Diharapkan mampu memberi harapan baru bagi perekonominan keluarga Bapak I
Made Gempol nantinya. Tetapi untungnya keadaan perekonomian Bapak dan ibu ini masih diatas rata-rata karena anaknya yang laki-laki masih mau memenuhi kewajibannya sebagai
anak dengan membayar listrik dan air dan membantu ekonomi keluarga dalam hal memasak dan kebutuhan sosial di Banjar dll. Sehingga sedikit tidaknya meringankan beban orang
tuanya.
4.2 Hasil Kegiatan Pendampingan Keluarga
Untuk hasil yang dapat dinikmati langsung oleh Bapak I Made Gempol belum ada, tetapi hasil akhirnya adalah Bapak Made Gempol dan istri memiliki hewan ternak tambahan
untuk mendukung perekonomian. Selain itu, penerapan PHBS dan Pola Makan Teratur dari penyuluhan yang saya berikan nantinya akan memberi pengaruh yang signifikan dapat lebih
semangat bekerja dan memperoleh hasil ekonomi yang cukup meningkat, serta adanya manfaat bagi sang anak yang tidak bisa melanjutkan kuliah nantinya bisa mengikuti arahan
pendaftaran beasiswa bidikmisi sesuai yang saya berikan sebelumnya.
4.3 Kendala Kegiatan Pendampingan Keluarga
Kendala yang dihadapi di dalam pelaksanaan program KK dampingan berupa : 1.
Keadaan cuaca yang tidak menentu dan sering kali hujan sehingga membuat pertemuan yang telah di rencanakan sering kali tertunda bahkan batal.
2. Susahnya waktu bertemu akibat Bapak I Md Gempol tidak membawa alat komunikasi
dan juga waktu bekerja ke tegalan sawah tidak menentu karena disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada saat hari itu. Jadi sempat beberapa kali Bapak I Md Gempol
tidak berada di rumah ketika saya datang. 3.
Jalur menuju tegalan sawah cukup sulit dan agak jauh ke dalam jadi akses menuju kesana jarang untuk saya kunjungi langsung pada saat bekerja di tegalan sawah.
4. Komunikasi yang sulit karena Bapak I Md Gempol mengalami penurunan kemampuan
mendengar.