Disebabkan hal inilah maka sistem catatan kaki sangat ideal untuk penulisan karya tulis ilmiah yang membutuhkan kedalaman dan keluasan
materi tulisan seperti skripsi, tesis, disertasi, atau laporan penelitian lainnya. Sebaiknya, terdapat pula tulisan yang relative tidak sedalam dan seluas karya
tulis tersebut seperti artikel ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal atau majalah. Untuk tulisan semacam ini maka teknik notasi yang ideal adalah
sistem tanpa catatan kaki.
Sistem tanpa catatan kaki, sesuai dengan namanya, meletakkan daftar pernyataan yang tercantum tulisan. Artinya dalam pernyataan yang tercantum
dalam tubuh tulisan sudah terangkum di dalamnya sumber rujukan. Hal ini sangat memudahkan penulisan, termasuk mereka yang membaca tulisan
tersebut, terutama bila dikaitkan dengan diskripsi perkembangan keilmuan the state of the art atau analisis perbandingan dengan karya ilmiah lainnya.
Kelemahannya ialah bahwa keterangan tambahan yang bersifat memperluas dan memperdalam tulisan tidak dapat diberikan.
Untuk mengatasi kekurangan itu maka sering digabungkan antara sistem tanpa catatan kaki dengan sistem catatan kaki. Artinya, sumber rujukan
mempergunakan sistem tanpa catatan kaki, sedangkan keterangan tambahan mempergunakan sistem catatan kaki. Penelitian akadeik seperti skripsi, tesis,
dan disertasi, sering mempergunakan sistem gabungan ini.
Semua peneliti harus menguasai ketigia sistem penulisan ini dengan berbagai variasinya, Baik sistem catatan kaki, maupun sistemtanpa catatan
kaki, tidak terdiri dari satu teknik notasi ilmiah yang sama, melainkan berkembang menjadi beragam teknik penulisan. Pengiriman artikel ke jurnal
tertentu membutuhkan persyaratan penulisan tertentu pula. Sebagaimana telah disinggung terdahulu, penulisan Sistem American Psychological
Association berbeda dengan Sistem American Anthropologist. Perbedaan ini tidak akan terlalu dibesar-besarkan, yang penting ialah bahwa kita mengenal
berbagai sistem yang berlaku dalam masyarakat ilmiah.
2. Kutipan, Catatan Kaki, dan Daftar Pustaka 1. Kutipan
Kutipan adalah bagian dari pernyataan, pendapat, buah pikiran, definisi, atau hasil penelitian orang lain atau penulis sendiri yang telah
25
terdokumentasi. Kutipan akan dibahas dan ditelaah berkaitan dengan materi penulisan. Kutipan dari pendapat berbagai tokoh merupakan esensi dalam
penulisan sinteisis.
Kutipan dilakukan apabila penulis sudah memperoleh sebuah kerangka berpikir yang mantap. Walaupun kutipan atas pendapat seorang pakar itu
diperkenankan, tidaklah berarti bahwa keseluruhan sebuah tulisan dapat terdiri dari kutipan-kutipan. Garis besar kerangka karangan serta kesimpulan
yang dibuat harus merupakan endapat penulis sendiri. Kutipan – kutipan hanya berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapat penulis.
Manfaat Kutipan 1. untuk menegaskan isi uraian
2. untuk membuktikan kebenaran dari sebuah pernyataan yang dibuat oleh penulis
3. untuk mencegah penggunaan dan pengakuan bahan tulisan orang lain sebagai milik sendiri
Kutipan Langsung Kutipan langsung adalah pengambilan bagian tertentu dari tulisan orang lain
tanpa melakukan perubahan ke dalam tulisan kita. Syarat kutipan langsung adalah sebagai berikut:
1. Tidak boleh melakukan perubahan terhadap teks asli yang dikutip 2. Menggunakan tiga titik berspasi [. . . ]jika ada bagian yang dikutip
dihilangkan 3. Menyebutkan sumber sesuai dengan teknik notasi yang digunakan.
4. Bila kutipan langsung pendek tidak lebih empat baris dilakukan dengan cara :
a. Integrasikan langsung dalam tubuh teks b. Diberi jarak antarbaris yang sama dengan teks
c. Diapit oleh tanda kutip
5. Bila kutipan langsung panjang lebih dari empat baris dilakukan dengan cara”
a. Dipisahkan dengan spasi jarak antarbaris lebih dari teks b. Diberi jarak rapat antarbaris dalam kutipan
26
Contoh Kutipan Langsung Pendek
Kecerdasan emosi merupakan kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan-
perasaan itu untuk “memandu pikiran dan tindakan”.
1
Goleman menyatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan
menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih- lebihkan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak
melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa.
1
Contoh Kutipan Langsung Panjang
Kecerdasan emosi merupakan kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan-
perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan. Mayer dan Salovey mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai berikut:
Emotional intelligence involves the ability to perceive accurately, appraise, and express emotion; the ability to understand emotion and
emotional knowledg; and ability to regulate emotions to promote emotional and intellectual growth.
1
Kutipan Tak Langsung Kutipan tak lansung adalah kutipan yang menuliskan kembali dengan kata-
kata sendiri. Kutipan ini dapay dibuat panjang atau pendek dengan cara mengintegrasikan dalam teks, tidak diapit dengan kata kutip dan
menyebutkan sumbernya sesuai dengan teknik notasi yang dijadikan pedoman dalam menulis karya ilmiah.
Contoh Kutipan Taklangsung
Secara empirik hal ini telah dibuktikan oleh Jepang melalui Restorasi Meiji telah berhasil memodernisasi bangsa Jepang menjadi bangsa yang maju
dengan jalan membenahi sistem pendidikannya terutama pada jenjang pendidikan tinggi. Faktor pendidikan dalam proses modernisasi menjadi
penting sebab pada hakikatnya modernisasi menjadi penting sebab pada
27
hakikatnya modernisasi adalah perubahan pandangan hidup yang didorong oleh cara berpikir.
1
2. Catatan Kaki Catatan kaki adalah penyebutan sumber yang dijadikan kutipan. Fungsi
catatan kaki adalah memberikan penghargaan terhadap sumber yang dikutip dan aspek ligalitas untuk izin penggunaan karya tulis yang dikutip, serta yang
terpenting adalah etika akademik dalam masyarakat ilmiah sebagai wujud kejujuran penulis. Ada beberapa cara yang digunakan dalam menuliskan
sumber kutipan, antara lain: 1. Nama pengarang hanya satu orang
Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Pendidikan Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996, hal. 39.
Atau Maurice N. Richter, Jr, Science as a Cultural Process Cambridge
Schenkman, 1972, h.4
2. Nama Pengarang yang jumlahnya dua orang dituliskan lengkap David B. Brinkerhoff dan Lynn K. White, Sociology St Paul: Wst
Publishing Company, 1988, hal. 585. 3. Nama Pengarang yang jumlahnya sampai tiga orang dituliskan lengkap
sedangkan jumlah pengarang yang lebih dari tiga orang hanya dituliskan nama pengarang pertama ditambah kata et al. et al: dan tain-lain.
John A. R. Wilson, Mildred C. Robeck, and William B. Micheal, Psychological Foundation of Learning and Teaching New York:
McGraw-Hill Book Company, 1974, hal. 406. dan
Carrick Martin et al., Introduction to Accounting ed ke 3 Singapore”Mc.Graw-Hill, 1991, hal 123.
4. Kutipan yang diambil dari halaman tertentu disebutkan halamannya dengan singkatan p pagina atau h halaman. Sekiranya kutipan itu
disarikan dari beberapa halaman umpamanya dari halaman 1 sampai dengan 5 maka dikutip p. 1-5 atau hh 1-5.
David Harrison, The Sociology of Modernization and Development London: Unwin Hyman Ltd., 1988, hal. 20-21.
28
Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Pendidikan Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996, hal. 39- 44
5. Sebuah makalah yang dipublikasikan dalam majalah, Koran, kumpulan karangan atau disampaikan dalam forum ilmiah dituliskan dalam tanda
kutip yang disertai dengan informasi mengenai makalah tersebut. Karlina, Sebuah Tanggapan : Hipotesa dan Setengah llmuan, Kompas,
12 Desember 1981 ,h.4. Liek Wiliardjo, Tanggung llmuan Pustaka th. Ill 1979,pp.11-14. Jawab
Sosial No. 3, April M. Sastrapratedja, Perkembangan ilmu dan Teknologi dalam Kaitannya
dengan Agama dan Kebudayaan. Makalah disampaikan dalam Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional KIPNAS III, LIPI. Jakarta, 15-19
September 1981.
B. Suprapto, Aturan Permainan dalam ilmu-ilmu alam.llmu dalam Perspektif. ed. Juiun S. Suriasumantri Jakarta : Gramedia, 1978 pp.
129-133. J.J. Honingman, The World of Man, dalam Alfian ed., Persepsi
Masyarakat tentang Kebudayaan Jakarta : Gramedia, 1985, hal. 100.
6. Pengulangan kutipan dengan sumber yang sama dilakukan dengan memakai notasi op. cit. opera citato : dalam karya yang telah dikutip,
loc. Cit. loco citato : dalam tempat yang telah dikutip dan ibid, ibidem: dalam tempat yang sama. Untuk pengulangan maka pengarang tidak
ditulis lengkap melainkan cukup nama familinya saja. Sekiranya pengulangan dilakukan dengan tidak diselang oleh pengarang lain maka
dipergunakan notasi ibid. dikutip kembali sumber yang sama dengan kutipan sebelumnya pada
halaman yang sama lbid
dikutip kembali sumber yang sama dengan kutipan sebelumnya pada halaman yang berbeda
Ibid., hal 12. Mengutip sumber yang sama dan halaman yang sama tetapi sudah
diselingi oleh sumber lain
29
Conny R. Semiawan, loc. cit. Mengutip sumber yang sama dan halaman yang berbeda tetapi sudah
diselingi oleh sumber lain Jujun S. Suriasumantri, op. cit., hal. 49
Mengutip pengarang yang sama buku berbeda dan halaman yang sama tanpa diselingi oleh sumber lain
Suriasumantri, Pembangunan Modernisasi dan Pendidikan, hal. 39 – 42. Mengutip pengarang yang sama buku berbeda dan halaman yang sama
tetapi sudah diselingi oleh sumber lain Suriasumantri, Pembangunan Modernisasi dan Pendidikan, loc.cit.
Mengutip pengarang yang sama buku berbeda dan halaman yang berbeda tetapi sudah diselingi oleh sumber lain
Suriasumantri, Pembangunan Modernisasi dan Pendidikan, op.cit., hal. 7
7. Kadang-kadang kita ingin mengutip sebuah pernyataan yang telah dalam karya tulis yang lain. Untuk itu maka kedua sumber itu kita tuliskan.
Anastasi dalam Syafuddin Azwar, Pengantar Psikologi Inteligensi Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996, hal. 6.
Anton Bekker, “Badan Manusia dan Budaya” dalam G. Muedjanti, ed. Tantangan Kemanusiaan Universal Yogyakarta: Kanisius, hal. 19.
Jujun S. Suriasumantri, “Pembangunan Sosial Budaya Secara Terpadu”, dalam Masalah Sosial Budaya Tahun 2000: Sebuah Bunga Rampai
Soedjatmoko at al. ed. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1986, hal. 10.
8. Kadang-kadang kita ingin mengutip sebuah pernyataan yang telah diterjemahkan. Untuk itu maka kedua sumber itu kita tuliskan.
Theodore M. NewComb, Ralph H. Turner dan Philip E. Converse, Psikologi Sosial, Terjemahan FPUI Jakarta: Diponegoro: 1985, hal.
325. J.W. Schoorl, Modernisasi: Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara-
negara Sedang Berkembang, Terjemahan R.G. Soekadijo Jakarta: PT Gramedia, 1982, hal. 4.
9. MajalahJurnal Ilmiah James F. Stratman, “The Emergence of Legal Composition as a field of
inquiry,” Review of Educational Research, LX 2,1990, pp. 153-235. 10. Interview
30
Interview dengan Dr. Endry Boeriswati, M.Pd. . Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNJ, 2 Februari 2007 pukul 15.00
11. Tidak dipublikasikan
Endry Boeriswati, Penilian Berbasis Kelas dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia, Makalah Pelatihan Widya Iswara Bahasa Indonesia,
Jakarta : PPPG Bahasa, 2006
12. Buku yang terdiri dari beberap jilid yang mempunyai judul umum namun tiap jilid mempunyai subjudul sendiri.
Russell G. Davis ed., Planning Education ofr Development. Vol II : Issues and Problem in the Planning of Education in Developing
Countries Cambridge, Harvard University, 1980. P.p. 76.
13. Dokumen RI, Undang-Undang Dasar 1945, Bab VII, Pasal 19, Ayat 1.
14. Situs Internet Thorndike, R.L., History of Infleunces in Develompment of Intelligence
Theory Testing, http:www.Indiana.edu~intelThorndike.html, 1998, hal. 1.
Traditional Intelligence Theories,.
http:edweb.gsn.orgedref.mi. hst.html
, 2000, hal. 1 Report of Task Force established by Board of Scientific
Affairs of American Psychological Assciation,
http:www.cycau.comOrgan Upstream IQapahtml
, 20082000, hal. 13
3. Daftar Pustaka