Kutipan, Catatan Kaki, dan Daftar Pustaka 1. Kutipan

Disebabkan hal inilah maka sistem catatan kaki sangat ideal untuk penulisan karya tulis ilmiah yang membutuhkan kedalaman dan keluasan materi tulisan seperti skripsi, tesis, disertasi, atau laporan penelitian lainnya. Sebaiknya, terdapat pula tulisan yang relative tidak sedalam dan seluas karya tulis tersebut seperti artikel ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal atau majalah. Untuk tulisan semacam ini maka teknik notasi yang ideal adalah sistem tanpa catatan kaki. Sistem tanpa catatan kaki, sesuai dengan namanya, meletakkan daftar pernyataan yang tercantum tulisan. Artinya dalam pernyataan yang tercantum dalam tubuh tulisan sudah terangkum di dalamnya sumber rujukan. Hal ini sangat memudahkan penulisan, termasuk mereka yang membaca tulisan tersebut, terutama bila dikaitkan dengan diskripsi perkembangan keilmuan the state of the art atau analisis perbandingan dengan karya ilmiah lainnya. Kelemahannya ialah bahwa keterangan tambahan yang bersifat memperluas dan memperdalam tulisan tidak dapat diberikan. Untuk mengatasi kekurangan itu maka sering digabungkan antara sistem tanpa catatan kaki dengan sistem catatan kaki. Artinya, sumber rujukan mempergunakan sistem tanpa catatan kaki, sedangkan keterangan tambahan mempergunakan sistem catatan kaki. Penelitian akadeik seperti skripsi, tesis, dan disertasi, sering mempergunakan sistem gabungan ini. Semua peneliti harus menguasai ketigia sistem penulisan ini dengan berbagai variasinya, Baik sistem catatan kaki, maupun sistemtanpa catatan kaki, tidak terdiri dari satu teknik notasi ilmiah yang sama, melainkan berkembang menjadi beragam teknik penulisan. Pengiriman artikel ke jurnal tertentu membutuhkan persyaratan penulisan tertentu pula. Sebagaimana telah disinggung terdahulu, penulisan Sistem American Psychological Association berbeda dengan Sistem American Anthropologist. Perbedaan ini tidak akan terlalu dibesar-besarkan, yang penting ialah bahwa kita mengenal berbagai sistem yang berlaku dalam masyarakat ilmiah.

2. Kutipan, Catatan Kaki, dan Daftar Pustaka 1. Kutipan

Kutipan adalah bagian dari pernyataan, pendapat, buah pikiran, definisi, atau hasil penelitian orang lain atau penulis sendiri yang telah 25 terdokumentasi. Kutipan akan dibahas dan ditelaah berkaitan dengan materi penulisan. Kutipan dari pendapat berbagai tokoh merupakan esensi dalam penulisan sinteisis. Kutipan dilakukan apabila penulis sudah memperoleh sebuah kerangka berpikir yang mantap. Walaupun kutipan atas pendapat seorang pakar itu diperkenankan, tidaklah berarti bahwa keseluruhan sebuah tulisan dapat terdiri dari kutipan-kutipan. Garis besar kerangka karangan serta kesimpulan yang dibuat harus merupakan endapat penulis sendiri. Kutipan – kutipan hanya berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapat penulis. Manfaat Kutipan 1. untuk menegaskan isi uraian 2. untuk membuktikan kebenaran dari sebuah pernyataan yang dibuat oleh penulis 3. untuk mencegah penggunaan dan pengakuan bahan tulisan orang lain sebagai milik sendiri Kutipan Langsung Kutipan langsung adalah pengambilan bagian tertentu dari tulisan orang lain tanpa melakukan perubahan ke dalam tulisan kita. Syarat kutipan langsung adalah sebagai berikut: 1. Tidak boleh melakukan perubahan terhadap teks asli yang dikutip 2. Menggunakan tiga titik berspasi [. . . ]jika ada bagian yang dikutip dihilangkan 3. Menyebutkan sumber sesuai dengan teknik notasi yang digunakan. 4. Bila kutipan langsung pendek tidak lebih empat baris dilakukan dengan cara : a. Integrasikan langsung dalam tubuh teks b. Diberi jarak antarbaris yang sama dengan teks c. Diapit oleh tanda kutip 5. Bila kutipan langsung panjang lebih dari empat baris dilakukan dengan cara” a. Dipisahkan dengan spasi jarak antarbaris lebih dari teks b. Diberi jarak rapat antarbaris dalam kutipan 26 Contoh Kutipan Langsung Pendek Kecerdasan emosi merupakan kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan- perasaan itu untuk “memandu pikiran dan tindakan”. 1 Goleman menyatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih- lebihkan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa. 1 Contoh Kutipan Langsung Panjang Kecerdasan emosi merupakan kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan- perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan. Mayer dan Salovey mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai berikut: Emotional intelligence involves the ability to perceive accurately, appraise, and express emotion; the ability to understand emotion and emotional knowledg; and ability to regulate emotions to promote emotional and intellectual growth. 1 Kutipan Tak Langsung Kutipan tak lansung adalah kutipan yang menuliskan kembali dengan kata- kata sendiri. Kutipan ini dapay dibuat panjang atau pendek dengan cara mengintegrasikan dalam teks, tidak diapit dengan kata kutip dan menyebutkan sumbernya sesuai dengan teknik notasi yang dijadikan pedoman dalam menulis karya ilmiah. Contoh Kutipan Taklangsung Secara empirik hal ini telah dibuktikan oleh Jepang melalui Restorasi Meiji telah berhasil memodernisasi bangsa Jepang menjadi bangsa yang maju dengan jalan membenahi sistem pendidikannya terutama pada jenjang pendidikan tinggi. Faktor pendidikan dalam proses modernisasi menjadi penting sebab pada hakikatnya modernisasi menjadi penting sebab pada 27 hakikatnya modernisasi adalah perubahan pandangan hidup yang didorong oleh cara berpikir. 1 2. Catatan Kaki Catatan kaki adalah penyebutan sumber yang dijadikan kutipan. Fungsi catatan kaki adalah memberikan penghargaan terhadap sumber yang dikutip dan aspek ligalitas untuk izin penggunaan karya tulis yang dikutip, serta yang terpenting adalah etika akademik dalam masyarakat ilmiah sebagai wujud kejujuran penulis. Ada beberapa cara yang digunakan dalam menuliskan sumber kutipan, antara lain: 1. Nama pengarang hanya satu orang Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Pendidikan Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996, hal. 39. Atau Maurice N. Richter, Jr, Science as a Cultural Process Cambridge Schenkman, 1972, h.4 2. Nama Pengarang yang jumlahnya dua orang dituliskan lengkap David B. Brinkerhoff dan Lynn K. White, Sociology St Paul: Wst Publishing Company, 1988, hal. 585. 3. Nama Pengarang yang jumlahnya sampai tiga orang dituliskan lengkap sedangkan jumlah pengarang yang lebih dari tiga orang hanya dituliskan nama pengarang pertama ditambah kata et al. et al: dan tain-lain. John A. R. Wilson, Mildred C. Robeck, and William B. Micheal, Psychological Foundation of Learning and Teaching New York: McGraw-Hill Book Company, 1974, hal. 406. dan Carrick Martin et al., Introduction to Accounting ed ke 3 Singapore”Mc.Graw-Hill, 1991, hal 123. 4. Kutipan yang diambil dari halaman tertentu disebutkan halamannya dengan singkatan p pagina atau h halaman. Sekiranya kutipan itu disarikan dari beberapa halaman umpamanya dari halaman 1 sampai dengan 5 maka dikutip p. 1-5 atau hh 1-5. David Harrison, The Sociology of Modernization and Development London: Unwin Hyman Ltd., 1988, hal. 20-21. 28 Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Pendidikan Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996, hal. 39- 44 5. Sebuah makalah yang dipublikasikan dalam majalah, Koran, kumpulan karangan atau disampaikan dalam forum ilmiah dituliskan dalam tanda kutip yang disertai dengan informasi mengenai makalah tersebut. Karlina, Sebuah Tanggapan : Hipotesa dan Setengah llmuan, Kompas, 12 Desember 1981 ,h.4. Liek Wiliardjo, Tanggung llmuan Pustaka th. Ill 1979,pp.11-14. Jawab Sosial No. 3, April M. Sastrapratedja, Perkembangan ilmu dan Teknologi dalam Kaitannya dengan Agama dan Kebudayaan. Makalah disampaikan dalam Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional KIPNAS III, LIPI. Jakarta, 15-19 September 1981. B. Suprapto, Aturan Permainan dalam ilmu-ilmu alam.llmu dalam Perspektif. ed. Juiun S. Suriasumantri Jakarta : Gramedia, 1978 pp. 129-133. J.J. Honingman, The World of Man, dalam Alfian ed., Persepsi Masyarakat tentang Kebudayaan Jakarta : Gramedia, 1985, hal. 100. 6. Pengulangan kutipan dengan sumber yang sama dilakukan dengan memakai notasi op. cit. opera citato : dalam karya yang telah dikutip, loc. Cit. loco citato : dalam tempat yang telah dikutip dan ibid, ibidem: dalam tempat yang sama. Untuk pengulangan maka pengarang tidak ditulis lengkap melainkan cukup nama familinya saja. Sekiranya pengulangan dilakukan dengan tidak diselang oleh pengarang lain maka dipergunakan notasi ibid. dikutip kembali sumber yang sama dengan kutipan sebelumnya pada halaman yang sama lbid dikutip kembali sumber yang sama dengan kutipan sebelumnya pada halaman yang berbeda Ibid., hal 12. Mengutip sumber yang sama dan halaman yang sama tetapi sudah diselingi oleh sumber lain 29 Conny R. Semiawan, loc. cit. Mengutip sumber yang sama dan halaman yang berbeda tetapi sudah diselingi oleh sumber lain Jujun S. Suriasumantri, op. cit., hal. 49 Mengutip pengarang yang sama buku berbeda dan halaman yang sama tanpa diselingi oleh sumber lain Suriasumantri, Pembangunan Modernisasi dan Pendidikan, hal. 39 – 42. Mengutip pengarang yang sama buku berbeda dan halaman yang sama tetapi sudah diselingi oleh sumber lain Suriasumantri, Pembangunan Modernisasi dan Pendidikan, loc.cit. Mengutip pengarang yang sama buku berbeda dan halaman yang berbeda tetapi sudah diselingi oleh sumber lain Suriasumantri, Pembangunan Modernisasi dan Pendidikan, op.cit., hal. 7 7. Kadang-kadang kita ingin mengutip sebuah pernyataan yang telah dalam karya tulis yang lain. Untuk itu maka kedua sumber itu kita tuliskan. Anastasi dalam Syafuddin Azwar, Pengantar Psikologi Inteligensi Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996, hal. 6. Anton Bekker, “Badan Manusia dan Budaya” dalam G. Muedjanti, ed. Tantangan Kemanusiaan Universal Yogyakarta: Kanisius, hal. 19. Jujun S. Suriasumantri, “Pembangunan Sosial Budaya Secara Terpadu”, dalam Masalah Sosial Budaya Tahun 2000: Sebuah Bunga Rampai Soedjatmoko at al. ed. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1986, hal. 10. 8. Kadang-kadang kita ingin mengutip sebuah pernyataan yang telah diterjemahkan. Untuk itu maka kedua sumber itu kita tuliskan. Theodore M. NewComb, Ralph H. Turner dan Philip E. Converse, Psikologi Sosial, Terjemahan FPUI Jakarta: Diponegoro: 1985, hal. 325. J.W. Schoorl, Modernisasi: Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara- negara Sedang Berkembang, Terjemahan R.G. Soekadijo Jakarta: PT Gramedia, 1982, hal. 4. 9. MajalahJurnal Ilmiah James F. Stratman, “The Emergence of Legal Composition as a field of inquiry,” Review of Educational Research, LX 2,1990, pp. 153-235. 10. Interview 30 Interview dengan Dr. Endry Boeriswati, M.Pd. . Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNJ, 2 Februari 2007 pukul 15.00 11. Tidak dipublikasikan Endry Boeriswati, Penilian Berbasis Kelas dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia, Makalah Pelatihan Widya Iswara Bahasa Indonesia, Jakarta : PPPG Bahasa, 2006 12. Buku yang terdiri dari beberap jilid yang mempunyai judul umum namun tiap jilid mempunyai subjudul sendiri. Russell G. Davis ed., Planning Education ofr Development. Vol II : Issues and Problem in the Planning of Education in Developing Countries Cambridge, Harvard University, 1980. P.p. 76. 13. Dokumen RI, Undang-Undang Dasar 1945, Bab VII, Pasal 19, Ayat 1. 14. Situs Internet Thorndike, R.L., History of Infleunces in Develompment of Intelligence Theory Testing, http:www.Indiana.edu~intelThorndike.html, 1998, hal. 1. Traditional Intelligence Theories,. http:edweb.gsn.orgedref.mi. hst.html , 2000, hal. 1 Report of Task Force established by Board of Scientific Affairs of American Psychological Assciation, http:www.cycau.comOrgan Upstream IQapahtml , 20082000, hal. 13

3. Daftar Pustaka