Memilih Perguruan Tinggi

Memilih Perguruan Tinggi

  

  Kamis, 7 Mei 2015 | Dibaca 5277 kali Url Berita (Ilustrasi) Oleh: Ferisman Tindaon.

  Batas terakhir pendaftaran SNMPTN telah berakhir pada tanggal 15 Maret 2015 yang lalu. Kini para calon mahasiswa lulusan SMU ataupun SMK dihadapkan pada SBMPTN dan berbagai peluang mengikuti sistim penerimaan mahasiswa baru yang ditawarkan oleh berbagai lembaga pendidikan, instansi dan perguruan tinggi negeri maupun swasta. Informasi resmi mengenai SNMPTN ini dapat diakses melalui laman http://www.snmptn.ac.id.

  Sedangkan tata pendaftaran SBMPTN tersebut umumnya bagi para calon mahasiswa baru tidaklah mengalami kesulitan. Karena informasi resmi tentang SBMPTN 2015 dapat diakses langsung di laman https://sbmptn.or.id. Pendaftaran dilakukan secara online dan tata cara pendaftaran secara lengkap dapat dilihat pada laman http://pendaftaran. sbmptn.or.id. Tata cara pengisian borang pendaftaran ujian tertulis dan keterampilan dapat diunduh (download) dari laman http://download. sbmptn.or.id mulai tanggal 5 Mei 2015. Pendaftaran online dibuka dari tanggal 11 Mei 2015 pukul 08.00 WIB sampai dengan 29 Mei 2015 pukul 22.00 WIB.

  Tips Untuk Peserta SBMPTN

  Mungkin beberapa tips yang sangat perlu dipertimbangkan para calon pelamar/pendaftar SBMPTN yang itu dalam memilih program studi yang akan diikutinya. Memilih jurusan atau program studi tempat kuliah bukan urusan yang mudah dan bukan persoalan yang sepele.

  Banyak faktor yang harus diperhitungkan dan dipikirkan dengan baik. Misalnya: sesuaikan dengan cita-cita, bakat dan minat. Gali informasi sebanyak-banyaknya terutama tentang program studi yang kita minati. Jika perlu cari informasi dari berbagai sumber seperti orang tua, saudara, guru, kakak kelas, bimbingan belajar, tetangga, teman mahasiswa atau konsultan pendidikan. ikutan teman yang didasari gengsi atau trend. Pertimbangkan pula tentang lokasi dan biaya kuliah meskipun saat ini tersedia program bidikmisi atau beasiswa. Bagi sebagian besar masyarakat atau orangtua, lokasi dan biaya kuliah sering merupakan masalah yang sangat diperhitungkan.

  Bagi calon mahasiswa yang tidak mampu secara ekonomi tetapi mempunyai potensi akademik yang baik, jangan khawatir tidak bisa kuliah. Calon mahasiswa dapat memanfaatkan beasiswa yang banyak ditawarkan baik oleh pemerintah atau lembaga swasta. Sebagai contoh sekarang sudah ada beasiswa bidikmisi yang ditawarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

  Kuncinya calon mahasiswa harus rajin membuka internet atau mencari informasi yang berhubungan dengan perguruan tinggi. Situs yang bisa diakses untuk mencari informasi tentang beasiswa bidikmisi: www.bidikmisi.dikti.go.id. Sedangkan hal-hal teknis yang sangat perlu dipertimbangkan yaitu menyangkut hubungan peluang saudara diterima dengan program studi atau jurusan yang kita pilih. Perhatikan dengan cermat daya tampung suatu jurusan di PTN dan PTS yang kita senangi. Umumnya program studi/jurusan di PTN/PTS favorit memiliki jumlah yang terbatas dan diperebutkan oleh sangat banyak peminat. Kenali kemampuan diri yaitu kemampuan untuk melihat sejauh mana peluang lulus seleksi atau menempati suatu jurusan di tempat favorit. Biasanya dengan mudah dapat diukur dengan memperbandingkan nilai “passing grade” yang biasanya diberikan oleh bimbingan belajar dalam bentuk panduan untuk memilih program studi di berbagai PTN di Indonesia dengan yang rata-rata passing grade dimiliki peserta ujian. Berapakah “passing grade” setidaknya yang harus kita miliki jika kita ingin memilih Fakultas Kedokteran USU Medan?. Misalnya Kedokteran USU Medan dengan persentasi yang diterima dari tahun 2012, 2013 dan 2014 yaitu sebesar 5.60%, 1,55 % dan 2,45 % dari peminat yang ada. Tak kalah pentingnya yaitu melihat jumlah peminat dan daya tampung yang tersedia (peserta yang lulus tahun-tahun sebelumnya). Khusus untuk peserta yang mengambil Prodi PTN di luar provinsi agar memperhatikan pula sebaran peminat dari berbagai provinsi di Indonesia dan jumlah peserta yang diterima dari luar provinsi.

  Jika pada SBMPTN ada dua jurusan/Prodi yang dapat dipilih, maka pilih satu jurusan dan tempat yang anda cita-citakan dan satu jurusan lain atau lokasi lain yang sesuai atau sedikit di bawah kemampuan anda. Secara ringkas Dikti memberi tips untuk Cara Memilih Perguruan Tinggi yang Baik dan Benar (http://dikti.go.id/blog/2014/01/29/tips-cara-memiliih-perguruan-yang-baik-dan-benar/ atau http://dikti.go.id/info-akademik/kiat-memilih-program-studi/) yaitu:

  1. Pililhlah program studi yang sesuai dengan cita-cita, minat, dan bakat Komunitas) baik Negeri maupun Swasta.

  3. Pahami prospek kerja/karir ataupun studi lanjutan dari program studi yang dipilih.

  4. Pastikan program studi dari Perguruan Tinggi Negeri/Swasta telah memiliki status Akreditasi dari BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi) yang dapat diakses di laman: ban-pt.kemdiknas.go.id

  5. Cari informasi secara detail mengenai PTN/PTS yang diminati.

  Perguruan Tinggi Sehat

  Apakah yang dimaksud dengan Perguruan Tinggi yang sehat dan bagaimana kita dapat mengetahuinya?. Mungkin bagi para calon mahasiswa atau peserta seleksi calon mahasiswa baru perlu secara dini mengetahuinya. Misalnya saja di Kopertis Wilayah III untuk wilayah DKI Jakarta diperingatkan agar hati-hati memilih perguruan tinggi swasta (PTS) di Jakarta. Sebab, banyak kampus yang masuk kategori tidak sehat. Tidak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai 64,88 persen. Data itu diungkapkan Koordinator Kopertis wilayah III, Prof. Dr. Ilza Mayuni mengatakan bahwa jumlah PTS di Jakarta saat sebanyak 336. Dengan begitu, total ada 218 PTS se-DKI Jakarta yang belum sehat. Kopertis III juga mencatat, ada 70 PTS yang sehat murni, 14 PTS hampir sehat, dan 8 PTS sehat. (Jawa Pos, 9/12/2014). Ada beberapa masalah yang membuat perguruan tinggi disebut tidak sehat. Misalnya, terkait dengan laporan pangkalan data pendidikan tinggi (PDPT).

  Bahwa pangkalan data yang dimiliki perguruan tinggi harus up-to-date. PDPT itu merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, serta penyimpanan data dan informasi tentang perguruan tinggi oleh pemerintah. Sedangkan di Kopertis Wilayah I Sumatera Utara, Prof.Dr. Dian Armanto sebagai Koordinator sudah berulang kali mengingatkan para calon mahasiswa baru dan masyarakat, juga agar hati-hati memilih PTS yang sehat, agar tidak terjadi masalah di kemudian hari. Sebab dari 261 PTS di Sumut, cuma 84 PTS yang dinyatakan sehat. Disebutkannya, PTS dinyatakan belum sehat itu dapat disebabkan berbagai hal diatas dan yayasan, pelaporan pangkalan data perguruan tinggi (PDPT) terlambat, rasio dosen dengan mahasiswa tidak sebanding. “Kalau mahasiswanya banyak, maka dosennya juga harus banyak. Untuk Prodi Ilmu Sosial, 1 dosen berbanding 45 mahasiswa, sedangkan Prodi Eksakta 1: 30. Ada 10 kriteria PTS sehat, kalau satu saja terlanggar, maka tergolong belum sehat,” tuturnya. (Medan Bisnis, Senin, 23 Maret 2015). Jika ingin mengetahui ketentuan dan kriteria PTS Sehat, masyarakat dapat langsung mengaksesnya di laman www.forlap. dikti. go.id. Di laman ini, tercantum semua ketentuan PTS Sehat sehingga masyarakat dapat membandingkan antara PTS Sehat dan tidak. Sedangkan untuk PTS yang sedang dibekukan, masyarakat hanya dapat menanyakannya langsung kepada Kopertis setempat. PTS Sehat berbeda dengan status akreditasi. Ketentuan PTS Sehat dikeluarkan oleh pemerintah sedangkan akreditasi dikeluarkan oleh lembaga akreditasi yang dibentuk pemerintah seperti Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) dan Lembaga Akreditasi Program Studi. Kedua lembaga ini mempunyai instrumen penilaian masing-masing yang berbeda dengan instrumen PTS Sehat. ***

  Penulis adalah : Staf Pengajar di Universitas HKBP Nommensen Medan.