9
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL PPL
A. PERSIAPAN
Persiapan  yang  dilakukan  sebelum  melaksanakan  Praktik  Pengalaman Lapangan  II  yaitu  melakukan  asesmen  terhadap  subjek  yang  telah  dipilih  pada
PPL I. Selanjutnya merangcang rencana program pembelajaran yang disesuaikan dengan  keadaan  dan  kemampuan  subjeksiswa  dalam  kegiatan  pembelajaran.
Berikut ini hasil informasi dan asesmen yang telah diperoleh;
1. Informasi Umum
Nama : Ananda Dian Satria Pratama
Jenis Kelamin : laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir : Sleman, 5 Agustus 2009. Usia
: 6 tahun 9 bulan Agama
: Islam Alamat
: Jatisawit RT03RW26, Balecatur, Gamping, Sleman Sekolah
: SLB Negeri 2 Bantul Kelas
: TKLB B2 Jenis Gangguan
: Tunarungu Penyebab
: Tidak diketahui.
2. Asesmen Awal
a. Akademikpra-akademik membaca, menulis, berhitung
- Kemampuan membaca
Pra-akademik : subjek dapat membedakan bentuk. Ketika observer  menunjukkan  sebuah  pensil,  subjek  bereaksi  dengan
mengambil  pensilnya  dan  berisyarat  bahwa  itu  sama.  Namun subjek  belum  dapat  membedakan  suara,  hal  ini  dikarenakan
hambatan pendengarannya. Akademik :  subjek belum bisa membaca dan belum hafal
nama  serta  simbol  huruf.  Subjek  belum  dapat  memaknai  simbol huruf yang ada.
- Kemampuan menulis
Pra-akademik  :  subjek  mampu  menggambar  bentuk lingkaran, oval, persegi dan persegi panjang.
10
Akademik  :  subjek  sudah  dapat  menulis  satu  kata  benda dengan  meniru  tulisan  diatasnya,  namun  apabila  contoh  tulisan
tersebut  ditutup  subjek  tidak  ingat  dengan  tulisan  yang  baru  saja ditulisnya.  Bentuk  tulisan  subjek  cukup  rapi,  tidak  terlalu  besar
dan  tidak  terlalu  kecil.  Namun  untuk  beberapa  bentuk  huruf sambung,  subjek  masih  kebingungan  dalam  menulis  huruf
ataupun jedanya. Huruf-huruf tersebut antara lain ; u contohnya pada  kata  “
buku
”;  b  contohnya  pada  kata  “
bebek
”;  i  dan  n contohnya pada kata “
pensil
”.  Pada penulisan huruf k, bentuk “”  berubah  menjadi  “c”.  Penulisan  huruf  b  dituliskan  terlalu
besar sehinggan lama-kelamaan tidak nampak sebagai huruf b. Goresan  yang  dihasilkan  dalam  menulis  baik  huruf
maupun simbol angka masih terlalu tebal, sehingga apabila salah dalam menulis dan dihapus menggunakan penghapus masih akan
berbekas. -
Kemampuan berhitung Pra-akademik  :  subjek  mampu  membedakan  ukuran
besarkecil,  panjangpendek.  Pada  konsep  banyaksedikit  belum bisa membedakan.
Akademik  :  subjek  sudah  dapat  menghitung  dengan  jari sampai  sepuluh.  Subjek  belum  hapal  simbol  angka,  namun
apabila diingatkan terlebih dahulu maka subjek dapat menuliskan simbol angka 1 sampai 5 tanpa melihat catatan.
- Kemampuan  mengingat  :  belum  maksimal,  hal  ini  ditunjukkan
dengan hasil mewarnai, dimana warna yang diberikan tidak sesuai dengan  kenyataan.  Ketika  pelajaran  mewarnai,  dan  subjek
dibebaskan  untuk  memberi  warna  pada  sebuah  gambar,  warna- warna  yang  dipakai  tidak  seperti  pada  umumnya.  Contohnya
adalah  gambar  awan  yang  diberi  warna  merah,  batang  pohon diwarnai kuning, abu-abu dan merah.
Ketika  mewarnai  gambar  lain,  subjek  cenderung mengikuti  temannya.  Apabila  temannya  mewarnai  atau
memberikan  krayon  warna  hijau  maka  subjek  akan  mewarnai dengan warna hijau, dst.
11
b. Kompensatoris  tingkat  pendengaran,  artikulasi,  kosakata,  persepsi
bunyi dan irama -
Tingkat pendengaran Tidak  ada  catatan  pasti  mengenai  berapa  tingkat
ketunarunguan subjek. Namun ketika diberikan rangsangan bunyi dengan  keras,  yang  masih  dapat  merespon  adalah  telinga  kanan
subjek, sementara telinga kiri tidak merespon sama sekali. Suara yang  diberikan  adalah  memanggil  nama  subjek  dengan  suara
lantang menggunakan sebuah tabung  yang berlubang pada kedua ujungnya.  Hal  ini  pernah  dilakukan  guru  ketika  jam  pelajaran
olahraga. -
Artikulasi Kemampuan  artikulasi  subjek  cukup  bagus,  dapat  berucap
dengan  suara  yang  lantang  maupun  pelan  namun  belum  dapat membentuk  sebuah  kata  yang  utuh.  Subjek  hanya  dapat  berkata
huruf  vokalnya  saja  pada  beberapa  kata.  Ketika  berucap  kata “dua”, suara yang keluar adalah “u-a”. Akan tetapi ketika disuruh
berucap  “empat”,  belum  ada  getaran  ataupun  suara  yang  keluar pada  suku  kata  “em”,  hanya  posisi  mulut  subjek  sudah  seperti
akan berkata “em”. Sementara pada suku kata “pat” suara subjek pelan, dan suara yang keluar adalah “pel”.
Ketika guru mengajarkan subjek untuk berkata “Satria” dan
kemudian  berubah  berucap  a ngka  “Satu”,  subjek  nampak
kebingungan  dan  terbalik-balik  dalam  pengucapan  dua  kata  ini karena  sama-
sama  berawalan  suku  kata  “Sa”  dan  ketika diucapkan  isyarat  tangan  serta  cara  merasakan  hembusan  pada
suku kata “Sa” itu sama. -
Kosakata Kosakata yang dimiliki subjek masih sedikit. Berkisar pada
kata  benda  yang  sering  dijumpai  sehari-hari  saja.  Akan  tetapi ketika  ditanya  atau  diberi  instruksi  untuk  mengambil  satu  buah
benda  seperti  buku  saja,  pensil  saja,  atau  benda  lain  yang  ada dalam tas maka subjek secara otomatis mengambil satu paket alat
tulisnya  buku  tugas,  buku  PR,  tempat  pensil,  buku  tabungan. Apabila diberi instruksi untuk dimasukkan ke tas kembali, subjek
harus dibantu.
12
Ketika subjek diajak bercerita mengenai binatang yang ada di  sekitar  sekolah  seperti  itik,  ikan,  burung  maka  subjek  akan
bercerita  yang  lainnya.  Namun  apabila  ditunjukkan  gambar, subjek  akan  mengangguk-angguk  dan  menceritakan  bahwa  di
rumahnya ada. Setiap kali subjek diperlihatkan suatu gambar atau benda  maka  tangan  subjek  pasti  mengisyaratkan  bahwa  subjek
mempunyai barang tersebut di rumah. -
Persepsi bunyi dan irama Subjek  belum  dapat  memperkirakan  sumber  bunyi  atau
getaran  yang  dihasilkan  dari  suatu  bunyi.  Subjek  tidak  bereaksi ketika observer menjatuhkan balok kayu di belakang subjek.
c. Fungsional
- Kemandirian
Subjek  sudah  mandiri,  mampu  melakukan  aktivitas  kamar mandi  tanpa  bantuan  orang  lain,  mampu  makan  sendiri,  mampu
memakai  baju,  mampu  mengancingkan  baju,  mampu  memakai kaos  kaki  dan  sepatu  sendiri  serta  mampu  menali  sepatunya
sendiri. -
Emosi, sosial, perilaku Emosi  subjek  stabil,  tidak  menunjukkan  lonjakan  emosi
yang  tidak  wajar.  Apabila  diganggu  oleh  temannya  maka  subjek akan  membalasnya.  Hal  ini  akan  berlanjut  terus  dan  menjadi
bercandaan, baru akan berhenti ketika ditegur oleh guru. Subjek  mampu  berteman  dengan  siapapun  baik  dengan
teman  satu  kelas  ataupun  kelas  lain  yang  seusia  maupun  dengan yang lebih tua kakak kelas SD ataupun SMP.
Kemampuan  mengekspresikan  perasaan  sudah  baik meskipun
tidak menggunakan
bahasa oral.
Subjek mengekspresikan  perasannya  menggunakan  mimik  muka  dan
sedikit bahasa isyarat. Apabila ada sesuatu yang lucu maka subjek tertawa,  bila  merasa  kecewakalah  dari  temannya  maka  subjek
menangis. -
Komunikasi Kemampuan  komunikasi  subjek  masih  terbatas.  Hal  ini
dikarenakan  kosakata  yang  dimiliki  masih  sedikit  dan  subjek belum menguasai bahasa isyarat. Sehingga apabila ingin memberi
instruksi atau sekedar bercakap-cakap maka harus dengan bahasa
13
tubuh  danatau  menggunakan  benda  nyata  agar  komunikasi berjalan terarah dan sesuai yang dikehendaki.
d. Informasi penting lainnya
Subjek  terampil  dalam  kegiatan  olahraga.  Dibandingkan dengan  teman-temannya  2  kelas  TK,  subjek  paling  menonjol  dan
paling  terampil  dalam  bermain  bulu  tangkis,  lempar  tangkap  bola dan  permainan  melompat.  Subjek  menunjukkan  minat  khusus  pada
bulu tangkis. Hal ini ditunjukkan ketika pelajaran olahraga bersama dengan  kakak-kakak  SD,  maka  subjek  mengambil  alat  bulu  tangkis
dan mengajak kakak-kakak SD untuk bermain bersama.
3. Asesmen Ulang