Buku Saku Keaksaraan smarwoto

   Buku Saku Keaksaraan

   ”UKU S“KU KE“KS“R““N Drs. Sujud Marwoto Pendidikan keaksaraan adalah salah satu bentuk layanan pendidikan non formal atau pendidikan luas sekolah bagi warga masyarakat yang belum dapat membaca, menulis dan berhitung.

  Program pendidikan keaksaraan merupakan bentuk layanan pendidikan luar sekolah untuk membelajarkan warga masyarakat penyandang buta aksara agar memiliki kemampuan menulis, membaca dan berhitung, mengamati dan menganalisis yang berorientasi pada kehidupan sehari- hari dengan memanfaatkan potensi yang ada di lingkungan sekitarnya, untuk peningkatan mutu dan taraf hidupnya. Tujuan pendidikan keaksaraan:

  . Membuka wawasan untuk mencari sumber-sumber kehidupan . Melaksanakan kehidupan sehari-hari secara efektif dan efisien. . Mengunjungi dan belajar pada lembaga pendidikan yang diperlukan. . Memecahkan masalah keaksaraan dalam kehidupannnya sehari-hari. . Menggali dan mempelajari pengetahuan, keterampilan, dan sikap pembaharuan untuk meningkatkan mutu dan taraf hidupnya serta ikut berpartisipasi dalam pembangunan.

  Sesuai Keppres No. Tahun dikatakan bahwa dalam rangka percepatan penuntasan wajib belajar pendidikan dasar sebagai satu rangkaian gerakan nasional wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, sebagaimana dimaksud dalam Instruksi Presiden Nomor tahun tentang Pelaksanaan Wajib ”elajar Pendidikan Dasar, dan dalam rangka percepatan pemberantasan buta aksara.

  Dengan Keppres tersebut diambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing guna untuk melaksanakan Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib ”elajar Pendidikan Dasar sembilan tahun dan Pemberantasan ”uta “ksara dengan:

  . Meningkatkan persentase peserta didik sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah/pendidikan yang sederajat terhadap penduduk usia - tahun atau angka partisipasi murni “PM sekurang- kurangnya menjadi % pada akhir tahun . . Meningkatkan persentasi peserta didik sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah/pendidikan yang sederajat terhadap penduduk usia - tahun atau angka partisipasi kasar SPK sekurang-kurangnya menjadi % pada akhir tahun . . Menurunkan persentase penduduk buta aksara usia tahun keatas sekurang-kurangnya menjadi % pada akhir tahun .

  Visi Pendidikan Keaksaraan Untuk meningkatkan keaksaraan dasar warga masyarakat yang buta aksara sesuai dengan minat dan kebutuhan belajarnya.

  Misi Pendidikan Keaksaraan Untuk membelajarkan warga masyarakat yang buta aksara agar mampu membaca, menulis, dan berhitung serta mampu berbahasa Indonesia, memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar yang dapat meningkatkan mutu dan taraf hidupnya. Permasalahan Pendidikan Keaksaraan

  . Warga belajar yang dinyatakan dengan bebas buta aksara sebenarnya belum mencapai standar kompetensi keaksaraan yang diharapkan. . Warga belajar belum mampu memanfaatkan keaksaraannya setelah program pembelajaran selesai, sehingga ada kecenderungan mereka menjadi buta aksara kembali. . Pemeliharaan tingkat keaksaraan warga belajar belum optimal dilaksanakan karena keterbatasan dana, sarana, dan prasarana.

  Rambu-rambu Pendidikan Keaksaraan Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh tutor dalam proses pembelajaran dalam kelompok belajar keaksaraan agar lebih terarah, yaitu:

  . Tutor perlu memperhatikan karakteristik, sifat-sifat atau kebiasaan/perilaku peserta didik/warga belajar. . Tutor harus dapat menghargai perbedaan pendapat diantara sesama peserta didik/warga belajar atau antara peserta didik/warga belajar dengan tutor. . Tutor diharapkan dapat menerapkan prinsi-prinsip pembelajaran orang dewasa. . Dalam proses pembelajaran tutor harus memerhatikan:

  . Konteks lokal yaitu mempertimbangkan minat dan kebutuhan peserta didik/warga belajar, latar belakang, sosial budaya, adat-istiadat, agama, kondisi geografis, termasuk masalah kesehatan, mata pencaharian, pekerjaan dan sebagainya. . Desain lokal yaitu proses pembelajaran merupakan respon tanggapan minat dan kebutuhan peserta didik/warga belajar yang dirancang sesuai dengan situasi dan kondisi dari masing-masing kelompok belajar. . Proses partisipatif yaitu pembelajaran yang melibatkan peserta didik/warga belajar secara aktif dengan memanfaatkan keterampilan. . Keaksaraan yang sudah dimilikinya. . Fungsionalisasi hasil belajar adalah hasil belajar yang diperoleh dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan sikap positif dalam rangka meningkatkan mutu dan taraf hidup peserta didik/warga belajar. . Tutor harus selalu berusaha bekerjasama dengan masyarakat yang ada di sekitar lingkungan kelompok belajar.

  . Pengorganisasian kelompok belajar harus memerhatikan: . ”ahasa Indonesia bukan merupakan mata pelajaran khusus, melainkan sebagai bahasa pengantar yang terintegrasi dengan proses belajar calistung dan kegiatan fungsional.

  . Penilaian kemampuan calistung dimulai dari awal pembelajaran, selama proses dan akhir pembelajaran. . Kemampuan fungsional pengetahuan dasar perlu dikuasai oleh peserta didik/warga belajar dan diusahakan yang menyangkut hal-hal seperti kesadaran bernegara dan berbangsa serta meningkatkan mutu hidupnya, sedangkan keterampilan dengan minat, kebutuhan dan potensi daerah sekitar, untuk meningkatkan pendapatan atau taraf hidup peserta didik/warga belajar. Komponen Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan Untuk menyelenggarakan program pendidikan keaksaraan komponen-komponen yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:

  . Penyelenggara Program Penyelenggara program adalah orang atau lembaga yang mengorganisir, mengelola, dan mengadministrasikan kegiatan kelompok pendidikan keaksaraan. Untuk menyelenggarakan kelompok belajar pendidikan keaksaraan dapat dilakukan oleh: . Unsur individu yang mempunyai perhatian terhadap pemberantasan buta aksara.

  . Unsur Pemerintah Penilik, TLD, P” SK”, dan Pemerintah Desa . . Unsur masyarakat PK”M, DPD, Pondok Pesantren, Karang Taruna dll

  Kriteria penyelenggaraan pendidikan keaksaraan adalah sebagai berikut: . Memiliki data dasar buta aksara.

  . Memiliki daftar daerah yang masyarakatnya sebagian besar buta aksara kantong-kantong buta aksara . “danya tutor yang memenuhi persyaratan . Mampu melaksanakan program . Mampu menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan oleh kelompok belajar pendidikan keaksaraan.

  Kewajiban Penyelenggara . Melaksanakan pendataan tentang calon wb, tutor, dan nara sumber teknis.

  . Membentuk kelompok belajar yang beranggotakan - orang, dan membuat papan nama. . Membuat dan mengusulkan pelaksanaan kelompok pendidikan keaksaraan kepada Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan atau Kabupaten/Kota.

  . Melakukan analisis jenis-jenis keterampilah yang dibutuhkan warga belajar sesuai dengan potensi daerah dan peluang pasarnya. . Melaksanakan evaluasi akhir pembelajaran. . Membuat laporan pelaksanaan kegiatan belajar pertiga bulan sekali. Hak Penyelenggara

  . Menerima, membukukan dan membelanjakan dana kelompok pendidikan keaksaraan. . Mendapat bimbingan dan bantuan teknis untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya. . Menerima honor sebagai penyelenggara kelompok belajar pendidikan keaksaraan. . Kelompom ”elajar

  Kriteria Kelompok ”elajar . Setiap kelompok berjumlah - orang . Setiap kelompok belajar dibimbing oleh satu orang tutor . Setiap kelompok belajar berhak menerima alat-alat dan biaya kegiatan pembelajaran seperti: . ”uku daftar hadirwarga belajar.

  . ”uku daftar hadir tutor. . ”uku Tamu . ”uku rencana pembelajaran . ”uku konsultasi W” dan tutor . ”uku laporan kemajuan warga belajar . ”uku pedoman pendidikan keaksaraan . ”iaya penyelenggaraan kelompok belajar.

  . Tutor Tutor adalah orang yang membelajarkan atau orang yang memfasilitasi proses pembelajaran di kelompok belajar.

  . Warga ”elajar Warga belajar adalah peserta didik dalam program pendidikan keaksaraan yang karena sesuatu hal mereka tidak memperoleh pendidikan atau putus SD/MI kelas - .

  Sesuai dengan kesepakatan Dakkar dan Rencana “ksi Nasional Pendidikan Keaksaraan warga belajar memiliki persyaratan sebagai berikut: . Usia s/d tahun . Warga masyarakat buta aksara . Putus SD/MI kelas - . Masyarakat marginal di perkotaan dan pedesaan yang masih buta aksara. Kewajiban warga belajar . Mengikuti prosesbpembelajaran dalam kelompok belajar.

  . ”erpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelompok. . Menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran. . Mengikuti penilaian hasil belajar.

  Hak warga belajar . Memperoleh bimbingan dari tutor . Memperoleh bahan belajar seperti buku dan alat tulisnya . Memperoleh Surat Keterangan Melek “ksara SUKM“ .

  . Sarana dan Prasarana

  . Papan tulis . “lat-alat tulis . Penerangan . Papan nama kelompok . ”ahan-bahan belajar

  . Program ”elajar Pendidikan Keaksaraan Strategi pembelajaran di kelompok belajar meliputi diskusi, membaca, menulis, berhitung, dan aksi yang sesuai dengan minat dan kebutuhan warga belajar serta kondisi lapangan.

  Siapa Tutor Pendidikan Keaksaraan? Tutor berasal dari kata totee yang artinya bahan belajar. Tutor artinya segala sesuatu yang berhubungan dengan bahan belajar arti harfiah . Pengertian tutor adalah orang yang membelajarkan atau orang yang memfasilitasi proses pembelajaran di kelompok pendidikan keaksaraan.

  Tugas Tutor pendidikan keaksaraan adalah merencanakan, dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melaksanakan pembimbingan dan pelatihan serta pengabdian kepada masyarakat. Persyaratan Menjadi Seorang Tutor : Setiap warga masyarakat yang terpanggil jiwa untuk membantu membelajarkan warga masyarakat yang masih menyandang buta aksara dapat menjadi tutor dengan kriteria sebagai berikut:

  . ”erpendidikan minimal SLT“ atau sederajat . Pernah mengikuti pelatihan pendidikan keaksaraan . ”ertempat tinggal di lokasi kegiatan/dekat kegiatan belajar yang dilaksanakan . Mampu mengelola proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan warga belajar.

  . Menguasai materi/bahan belajar yang akan diajarkan. . Mampu mengembangkan metode pembelajaran . Memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas dan kewajibannya sebagai tutor.

  Kewajiban dan Hak tutor Pendidikan Keaksaraan Kewajiban Tutor: . Membimbing warga belajar dalam proses pembelajaran di kelompok belajar.

  . Menyiapkan sarana dan prasarana belajar yang diperlukan . Memotivasi warga belajar dan kelangsungan kelompok belajar . Membina jaringan kerja dengan berbagai organisasi, instansi terkait dan tokoh masyarakat.

  . Melaksanakan evaluasi perkembangan warga belajar dan kelompok belajar serta melaporkannya kepada penyelenggara program. Hak Tutor:

  . Memperoleh insentif sesuai dengan ketentuan yang berlaku . Mengikuti pelatihan tutor . Mendapat bimbingan/bantuan teknis untuk meningkatkan kompetensi profesionalisme

  . Menjadi pengurus/anggota pada kegiatan forum tutor pendidikan keaksaraan. Sembilan Langkah Meningkatkan Mutu Tutor Langkah Sistem pelatihan tutor seyogyanya secara khusus dititikberatkan untuk memperbaiki kinerja tutor dalam meningkatkan mutu program pendidikan keaksaraan dan bukan untuk meningkatkan sertifikasi mengajar semata-mata. Langkah Perlunya mekanisme kontrol penyelenggaraan pelatihan tutor untuk memaksimalkan pelaksanaannya. “danya sistem monitoring penyelenggaraan pelatihan tutor yang dikoordinasikan dengan lembaga-lembaga pengelola pendidikan. Yang tak kalah penting adalah diperlukan sistem penilaian yang sistematik dan periodik untuk mengetahui efektifitas dan dampak pelatihan tutor terhadap mutu pendidikan keaksaraan. Langkah “danya lembaga swasta yang independen yang bertugas untuk melakukan penilaian proses, hasil dan dampak pelatihan tutor untuk menemukan model-model pelatihan tutor yang efektif dan efisien dalam meningkatkan mutu pendidikan. Langkah Perlu desentralisasi pelatihan pada tingkat Kabupaten/Kota sesuai dengan perubahan mekanisme otonomi daerah melalui pembentukan dan pemberdayaan sentra-sentra pelatihan tutor di Kabupaten/Kota yang juga bertugas untuk mengembangkan konten dan strategi mengajar tepat guna yang mampu meningkatkan kinerja tutor dalam mengelola pembelajaran.

  Langkah Perlu mengkaji ulang aturan kebijakan yang ada melalui perumusan kembali aturan kebijakan yang lebih fleksibel dan mampu mendorong tutor untuk mengembangkan kreatifitasnya.

  Langkah Pemberdayaan forum komunikasi tutor yang dapat menjadi wadah bagi tutor dalam rangka meningkatkan profesionalnya.

  Langkah Pengembangan standard kompetensi tutor sebagai tolok ukur kemampuan mengajar yang diberikan oleh organisasi profesi ini. “danya program-program alternatif peningkatan kemampuan profesional tutor dari organisasi ini melalui modul-modul/publikasi-publikasi yang diterbitkan secara berkala dan dibahas dalam kegiatan-kegiatan tutorial.

  Langkah

  Perlunya upaya untuk meningkatkan kemampuan tutor dalam penelitian agar lebih bisa memahami dan menghayati permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Mendorong para tutor untuk bersifat kritis dan selalu berusaha meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan. “danya aturan kebijakan yang lebih fleksibel dan leluasa serta mampu memberikan motivasi bagi tutor untuk semakin mengembangkan kreativitasnya.

  Langkah Perlunya sistem dan mekanisme anggaran yang ditujukan untuk meningkatkan pendapatan tutor. “danya mekanisme penganggaran serta pendanaan yang secara rutin, sistematik dan bertahap memberikan peluang bagi tutor untuk meningkatkan pendapatan secara signifikan.

  . Metode Pendekatan Pengalaman ”erbahasa PP” . Tujuan

  Membelajarkan warga belajar buta aksara murni melalui metode Pendekatan Pengalaman ”erbahasa PP” dengan menggunakan bahasa ibu/daerah atau bahasa campuran.

  . Konsep Pokok Metode PP” ini merupakan cara pembelajaran keaksaraan baca-tulis berdasarkan pengalaman warga belajar. Warga belajar membaca dan menulis melalui proses membuat bahan belajar dari ide/gagasan atau kalimat yang diucapkan oleh warga belajar sendiri bukan dari pihak luar dengan menggunakan bahasa ucapan tutor.

  . “plikasi di Kelompok ”elajar Diskusi aplikasi di kelompok belajar dengan mengajukan pertanyaan: . ”agaimana cara menggali pengetahuan dan pengalaman warga belajar dalam kegiatan PP”.

  . ”agaimana cara melatih warga belajar yang memiliki keterampilan lebih tinggi untuk membantu warga belajar pemula. Langkah-langkah PP” . Menentukan topik bahasan.

  . Menulis ucapan warga belajar . Membaca kalimat yang diucapkan warga belajar sampai lancar. . Memotong kata per kata . Membuat permainan membaca kata. . Menyusun kalimat . Menyalin kalimat . Menyalin kata dan memotong dalam suku kata . Menyalin kata kunci dalam kamus warga belajar.

  Contoh Pertanyaan untuk diskusi bersama warga belajar : . “pa yang anda kerjakan hari ini ? . Siapa yang membantu menyelesaikan pekerjaan ? . Pengalaman apa yang menarik hari ini ? . ”agaimana perasaan anda sekarang ?

  Contoh Saya ingin belajar membaca Tutor membantu warga belajar mengingat kata-kata diatas dengan permainan buka tutup, memindahkan posisi dan sebagainya.

  . Metode Structure “nalytic Synthesis S“S . Tujuan

  Mengerti konsep S“S dalam proses pembelajaran keaksaraan dan memahami cara-cara membelajarkan warga belajar buta huruf membaca dan menulis.

  . Konsep pokok Menekankan bahwa belajar membaca dan menulis akan bermanfaat serta menarik minat warga belajar jika menggunakan berbagai informasi yang dekat dengan diri mereka. Ketertarikan itu akan bertambah lagi jika apa yang dipelajarinya itu memang diperlukan dan fungsional bagi kehidupannya.

  . “plikasi di Kelompok ”elajar Diskusi aplikasi di kelompok belajar dengan mengajukan pertanyaan.

  ”agaimana cara membuat kalimat yang bermakna dan terdekat dengan diri warga belajar ? ”agaimana cara efektif menerapkan metode S“S dalam membelajarkan warga belajar ? Langkah-langkah Menggunakan S“S

  . Tutor membuat atau menyalin dari buku satu kalimat yang lengkap minimal terdiri SPO . Tutor membacakan kalimat tersebut dan warga belajar mengikutinya. . Tutor memenggal kalimat tersebut menjadi kata, suku kata, hingga huruf dan sebaliknya. . Tutor membimbing warga belajar menyusun suku kata menjadi kata-kata baru atau menyusun kata-kata sampai membentuk kalimat baru. . Warga belajar diminta menyalin kalimat, kata, suku kata, huruf dan sebaliknya ke dalam buku catatannya dan memasukkan kata-kata baru ke dalam kamus pribadinya.

  . Metode Kata Kunci Key Words . Tujuan

  Mengerti konsep metode kata kunci dalam proses pembelajaran dan memahami cara-cara membelajarkan warga belajar buta huruf melalui metode tersebut.

  . Konsep Pokok Menggunakan kata-kata kunci yang sangat dikenal oleh warga belajar berdasarkan permasalahan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata kunci tersebut dipilih dari berbagai alternatif kata yang diajukan oleh para warga belajar, kemudian kata-kata yang telah dipilih digunakan untuk memancing pikiran kritis warga belajar sejak awal kegiatan sampai dengan akhir kegiatan pembelajaran.

  . “plikasi di Kelompok ”elajar Diskusi aplikasi di kelompok belajar dengan mengajukan pertanyaan bagaimana langkah-langkah efektif menerapkan metode kata kunci dalam membelajarkan warga belajar.

  Langkah-langkah Penggunaan Kata Kunci: . Tutor mengajak warga belajar berfikir dan menemukan masalah yang menjadi persoalan bersama namun kurang disadari oleh warga belajar melalui penyajian cerita dan penggunaan berbagai media belajar poster, gambar, dan sebagainya

  . Tutor bersama warga belajar mendiskusikan masalah dan berbagai gagasan yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi tersebut. . Tutor bersama warga belajar mencari dan mendiskusikan kata kunci berkaitan dengan masalah tersebut untuk dijadikan pemicu pembelajaran di kelompok belajar. . Warga belajar berlatih dengan menggunakan kata-kata baru yang berkaitan dengan masalah di atas. . Warga belajar diajak berfikir dan bertindak untuk mencoba menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. . Metode Suku Kata

  . Tujuan Peserta mengerti konsep metode suku kata dalam proses pembelajaran keaksaraan dan memahami cara-cara membelajarkan warga belajar buta aksara melalui metode suku kata tersebut.

  . Konsep Pokok Diawali dengan pengenalan dan pemahaman terhadap suku kata suku kata tertentu yang mudah dibentuk, ditulis, dilafalkan, dan yang paling banyak digunakan dalam pengucapan. Selanjutnya suku-kata suku-kata itu diurai menjadi huruf-huruf tersebut dibentuk menjadi suku-kata suku kata yang baru, sehingga mereka memahami betul konsep bentuk, lafal, dan cara menulisnya

  . “plikasi di Kelompok ”elajar Diskusi aplikasi di kelompok belajar dengan mengidentifikasi suku-kata suku-kata yang jika digabungkan menjadi kata-kata yang memiliki makna tertentu.

  Langkah-langkah Penggunaan Metode Suku Kata . Mulailah dengan kata-kata yang mudah, dikenal dan sering diucapkan/dilafalkan oleh warga belajar.

  . Gunakan kata dasar/benda konkret yang terdiri dari dua suku kata yang sifatnya repetisi. . Suku kata tersebut bila dipenggal terdiri dari konsonan dan vokal yang sering dipakai hindari huruf yang jarang digunakan seperti q, v, w, y, x, dan z .

  . Upayakan bila digabungkan suku-kata suku kata tersebut menjadi kata baru yang mempunyai arti/makna jelas. . Tutor mengidentifikasi suku kata yang mudah dibentuk, ditulis, dilafalkan dan yang paling banyak digunakan dalam pengucapan. . Tutor meminta warga belajar menyusun kalimat sederhana dari kombinasi suku-kata suku- kata misalnya Jaja jajan di pasar

  Contoh

  Suku Kata

  Makna Suku Kata

  Makna Ti-ti Nama orang

  Si-si Pinggir Gi-gi Nama benda

  Su-su Nama/kata benda Ja-ja Nama orang

  Ja-jan ”elanja . Metode “bjad

  . Tujuan . Peserta dapat mengerti konsep metode abjad dalam proses pembelajaran keaksaraan . Peserta dapat memahami cara membuat dan menggunakan format poster abjad dan kamus buatan sendiri untuk membantu warga belajar buta huruf murni mempelajari huruf dan kata-kata baru. . Konsep Pokok

  Poster abjad dan kamus sendiri merupakan metode sekaligus media belajar yang dapat membantu warga belajar mengerti bagaiman cara mengingat huruf, ejaan, dan kata-kata baru. Warga belajar tidak hanya sekedar mengenal lambang bunyi dari “ – Z, yang belum tentu mempunyai makna bagi mereka. “kan tetapi warga belajar membuat bahan belajar tersebut dengan kata yang dipilih sendiri yang sesuai minat, kebutuhan, dan bermakna bagi warga belajar serta sesuai di lingkungan sekitarnya.

  . “plikasi di Kelompok belajar Tutor dapat membuat poster abjad tentang kehidupan sehari-hari. Setiap kali pertemuan tutor meminta warga belajar yang masih buta huruf membawa satu jenis benda baru yang akan ditempelkan sesuai dengan huruf pertama pada poster dan ditulis di kamus mereka sendiri. Contoh Poster “bjad

  “a ”b Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz

  . Metode Transliterasi . Tujuan

  Peserta mengerti konsep metode transliterasi dalam proses pembelajaran keaksaraan dan memahami cara-cara membelajarkan warga belajar but aksara melalui metode tersebut.

  . Konsep Pokok Metode transliterasi adalah mengalihkan tulisan huruf/aksara dan angka dari satu bentuk huruf/aksara, dan angka ke bentuk huruf/aksara, dan angka lain. Metode transliterasi yang dimaksud adalah angka/aksara, dan angka “rab ke Latin dengan mensyaratkan kedekatan penlafalan antara kedua aksara yang bersangkutan dan asal kata bahasa “rab yang akan ditransliterasikan.

  . “plikasi di Kelompok ”elajar Diskusi aplikasi di kelompok belajar dengan mengidentifikasi kedekatan pelafalan antara aksara “rab dan Latin, diskusi kata-kata bahasa Indonesia yang berasal dari kata serapan bahasa “rab.

  Langkah-langkah Metode Transliterasi: . Tutor memperkenalkan persamaan bunyi/pelafalan huruf “rab dengan huruf Latin.

  . Tutor mengidentifikasi kata-kata serapan yang sering dan mudah dilafalkan oleh warga belajar. . Gunakan nama-nama diri, tempat, dan benda sebagai langkah awal pembelajaran dengan mentransliterasi huruf “rab ke dalam huruf Latin. . Tutro melatih warga belajar membaca dan menulis dengan menstransliterasi kedua huruf/aksara dan kata tersebut, dengan menekankan pada tulisan Latin. . Tutor meminta warga belajar menyusun kalimat sederhana dari huruf “rab ke huruf Latin. Catatan Metode ini biasanya digunakan pada komunitas muslim tradisional atau di lingkungan pondok pesantren. Metode ini akan efektif dalam proses pembelajaran KF apabila warga belajarnya sudah memiliki pengetahuan dan kemampuan membaca “l-Qur’an atau paling tidak sudah mengenal huruf Hija’iyah beserta harkat-harkatnya.

  . Metode Iqra . Tujuan

  Peserta mengerti konsep metode iqra dalam proses pembelajaran keaksaraan baca-tulis dan memahami cara-cara membelajarkan warga belajar buta huruf melalui metode tersebut.

  . Konsep Pokok ”elajar secara sistematis dimulai dari hal-hal yang sederhana, meningkat setahap demi setahap dari huruf menjadi suku kata dari suku kata menjadi kata dan dari kata menjadi kalimat sehingga merasa ringan bagi warga belajar. Metode ini hampir sama dengan C”S“ Cara ”elajar Siswa “ktif , dalam kaitan ini tutor hanyalah sebagai penyimak tidak menuntun kecuali memberi contoh jika warga belajar melakukan kesalahan.

  . “plikasi di Kelompok ”elajar Diskusi aplikasi di kelompok belajar dengan mengajukan pertanyaan bagaimana langkah-langkah efektif menerapkan metode iqra dalam membelajarkan warga belajar.

  Petunjuk Penggunaan Metode Iqra . Sistem yang digunakan hampir mirip dengan C”S“ Cara ”elajar Siswa “ktif dan cenderung bersifat individu. . Tutor hanyalah sebagai penyimak tidak menuntun kecuali memberi contoh jika warga belajar melakukan kesalahan.

  . Dalam proses pembelajarannya tidak dimulai dari mengeja huruf demi huruf tapi langsung pada bunyi ucapan dari huruf-huruf yang sudah dirangkai baik suku kata maupun kata. . ”ila pengucapan sudah betul maka tidak perlu diulang. Namun bila suku kata atau kata yang diucapkan keliru/salah maka tutor cukup memberi isyarat pada warga belajar atau mengingatkan hal yang salah tersebut dengan menggunakan tanda-tanda khusus. . “pabila warga belajar sudah lancar dalam merangkai dari huruf = suku kata= kata= kalimat= , maka mereka boleh meningkat kearah yang lebih sulit.

  Contoh Tahap Tahap suku kata dengan huruf yang sama suku kata dengan huruf yang sama

  ““ “-”“ ”“-T“-S“ S“-”“-T“ ”“-“-”“ “-”“-“ ”“-T“-”“ T“-”“-T“ ”“-”“-“ “-”“-”“ S“-T“-S“ T“-S“-S“ ”“-”“-“ “-”“-”“ S“-”“-”“ ”“-”“-”“ Cat : Tutor dapat melatih warga belajar dengan menggunakan konsonan dan vokal yang berbeda sesuai kebutuhan dengan memperhatikan tingkat penguasaan warga belajar. Tahap Tahap suku kata, dari kata yang memiliki arti

  • suku kata, dari kata yang memiliki arti

  M“-Y“ “-Y“M SE-P“-TU KE-L“-P“ RI-M“ M“-RI K“-RI-N“ SE-PE-D“ C“-N“ N“-D“ M“-Y“-

  S“-RI S“-RI- “-Y“M

  Cat : Tutor dapat melatih warga belajar membaca dan menulis dengan mengupayakan memilih kata-kata yang mempunyai arti.

  Cat : Tutor dapat melatih warga belajar membaca dan menulis yang terdiri dari - suku kata, dengan tidak memaksakan penggabungan jika kata-kata tersebut tidak memiliki arti

  Untuk bisa membelajarkan warga belajar berhitung, tutor perlu mengamati aktivitas berhitung masyarakat. Selain itu tutor perlu mengamtai cara belajar keterampilan berhitung yang digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

  ”erikut beberapa pertanyaan untuk membantu tutor dalam membelajarkan warga belajar berhitung. Sebagai tambahan pertanyaan-pertanyaan dapat disesuaikan dengan kondisi dan keadaan masyarakat setempat.

  . Kapan dan dimana orang-orang biasanya melakukan kegiatan berhitung di rumah, di ladang, di pasar dan lain-lain . . “matilah jenis hitungan seperti apa yang biasa digunakan? . ”erhitung jenis apa yang digunakan orang-orang dalam kegiatan sehari-hari? . “pa alat bantu lokal yang biasa digunakan orang-orang dalam berhitung? “pakah mereka menggunakan garisan/meteran, kalkulator, menggunakan kerikil, lidi atau jari tangan? . Simbol-simbol apa yang biasa digunakan dalam berhitung? “pakah perkalian, pembagian, penambahan, pengurangan? . “pa dasar penomoran yang digunakan untuk membedakan masing-masing kegiatan penghitungan? Misalnya untuk sistem keuangan dengan menggunakan angka puluhan, ratusan, ribuan dan sebagainya, sedangkan menghitung berat apakah menggunakan ons, kilogram, ton dan seterusnya?

  . ”erapa angka pecahan yang biasa dicatat dan paling banyak digunakan secara umum? . Format apa yang digunakan untuk menabung, dan menghitung hutang/kredit bank?

  Contoh ”elajar Matematika Sederhana Sulit Tidak Sulit Penjumlahan

  • …………. + …………. Cat : Warga ”elajar tidak kesulitan bila angka yang dijumlahkan ke bawah tidak lebih dari angka puluhan dan tidak lebih dari dua susun. Pengurangan - - ………….

  …………. Cat : Warga ”elajar tidak kesulitan bila angka yang dikurangi lebih besar dari angka pengurang, namun akan kesulitan jika salah satu angka pengurang itu lebih besar dari angka yang dikurangi. Perkalian x = …………. x = ………….

  Rp. . x = …………. Rp. . x = ………….

  Cat: Warga ”elajar biasanya mampu menghitung perkalian di bawah nilai , namun demikian mereka akan kesulitan jika cara penghitungannya dilakukan bersusun ke bawah.

  Sedangkan untuk menghitung soal pembagian, berdasarkan penelitian hampir semua warga belajar tidak memiliki kemampuan tersebut. “tas dasar itu dalam pembelajaran keaksaraan juga diperkenankan membelajarkan matematika sederhana kepada warga belajar asalkan sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi mereka. JENIS HITUNGAN

  METODE TR“DISION“L MODERN UKUR“N Depa Jengkal Km Hm

  Dm Cm Inchi Kaki

  T“K“R“N Sendok Gelas Liter Kubik Gantang Kati Cc Galon

  HITUNG“N ”uah Gross Ikat Lusin ”utir Rupiah Mangkuk Kodi

  KETER“MPIL“N D“S“R KETER“MPIL“N FUNGSION“L KEGIATAN BERHITUNG

  . Mengenal angka satuan, puluhan, ratusan, ribuan . Mengisi kuitansi . Mengenal simbol operasional + dan - . Membuat daftar belanja . Mengenal simbol operasional x dan . Membuat kalkulasi harga . Menghitung bilangan dengan menggunakan simbol + dan - . Membuat kalkulasi keuntungan . Menghitung bilangan dengan menggunakan simbol x dan . Membuat pembukuan sederhana

  . Mengenal ukuran panjang . Mengukur takaran minyak, beras dll . Mengenal ukuran berat . Mengukur panjang kayu, kain dll . Mengenal ukuran takaran . Mengukur takaran minyak, beras dll

  . “risan atau simpan pinjam di koperasi . Menghitung penarikan/penyetora di bank atau lembaga keuangan lainnya

  Pengertian-pengertian ”uta “ksara Murni ”uta aksara murni adalah warga masyarakat yang sama sekali tidak dapat membaca, menulis dan berhitung dengan sistem aksara apapun juga ”uta “ksara Untuk konteks Indonesia buta aksara didefinisikan sebagai buta aksara latin dan arab, buta bahasa Indonesia, dan buta pengetahuan dasar. “tau dengan kata lain buta aksara adalah warga masyarakat yang belum memiliki kemampuan-kemampuan tersebut dan belum memfungsikannya dalam kehidupan sehari-hari. Melek “ksara Melek aksara ditafsirkan sebagai melek aksara latin dan angka arab, melek bahasa Indonesia dan pengetahuan dasar.

  Dengan demikian melek aksara adalah warga masyarakat yang memiliki kemampuan- kemampuan tersebut sehingga dapat meningkatn mutu dan taraf hidupnya. Keaksaraan fungsional Keaksaraan secara sederhana diartikan sebagai kemampuan untuk membaca dan menulis. Keaksaraan didefenisikan secara luas sebagai pengetahuan dasar dan keterampilan yang diperlukan oleh semua warga negara dan salah satu pondasi bagi penguasaan kecakapan- kecakapan hidup yang lain. Sedangkan terminologi atau istilah Fungsional dalam keaksaraan berkaitan erat dengan fungsi dan atau tujuan dilakukannya pembelajaran di dalam program pendidikan keaksaraan, serta adanya jaminan bahwa hasil belajarnya benar-benar bermakna, bermanfaat, berfungsi atau fungsional bagi peningkatan mutu dan taraf hidup warga belajar dan masyarakatnya.

  Tolok Ukur Keberhasilan Program pendidikan keaksaraan bertujuan untuk membantu warga belajar agar memiliki kemampuan baca, tulis, hitung dan mengembangkan kemampuan fungsional yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, maka kemampuan minimal yang menjadi tolok ukur keberhasilannya meliputi:

  . Kemampuan fungsional untuk keperluan sendiri/individu . Membaca dan menulis nama dan alamat . Membaca rambu-rambu lalu lintas . Membaca label/instruksi-instruksi petunjuk . Membaca surat-surat . Menggunakan buku telepon . Membaca rekening listrik, telepon dan lain-lain . Membaca peta dan pengumuman . Membaca dan menulis daftar belanja . Membaca kalender dan membaca teks televisi . Membaca menu/resep makanan . Menulis kuitansi . Mengisi formulir . Membaca/menulis surat-surat pribadi . Membaca surat kabar pada bagian tertentu . Membaca majalah yang diminati . Membaca buku-buku keterampilan praktis . Membaca informasi yang berhubungan dengan kesehatan . Menggunakan kamus bahasa Indonesia sederhana . Meningkatkan kemampuan tulisan tangan.

  . Kemampuan fungsional untuk membantu anak-anaknya . Membaca suatu bahan bacaan sederhana kepada anak-anak/cucu . Membantu pekerjaan rumah PR anak-anaknya pada kelas-kelas awal.

  . Menulis surat untuk keperluan sekolah anak-anaknya. . ”erpartisipasi di sekolah yang berhubungan dengan pertemuan-pertemuan dan acara lainnya.

  . Membaca dan menulis catatan/surat dari dan untuk sekolah . Kemampuan fungsional untuk aktualisasi diri

  . Membaca buku hiburan sederhana jenis petualangan, misteri, roman, sejarah dan buku- buku tentang masyarakat . . Membaca buku-buku untuk mendapatkan informasi kisah nyata, pekerjaan, anak-anak, kesehatan, agama, hobby, hiburan dan lain-lain . Menulis untuk keperluan diri sendiri seperti catatan harian, pengalaman diri, nasehat, pendapat, laporan, riwayat hidup, cerita sajak, syair lagu dan lain-lain . . Kemampuan fungsional berkaitan dengan pekerjaan warga belajar

  . Memanfaatkan bahan bacaan untuk menemukan pekerjaan yang diminati . Memanfaatkan bahan bacaan untuk meningkatkan pekerjaannya atau membuka usaha.

  . Membaca dan menulis catatan-catatan atau surat dari dan atau ke relasi kerja secara sederhana. . Membaca atau menulis hal-hal tentang pekerjaan

  . Kemampuan fungsional berkaitan dengan sosial kemasyarakatan . Membuat permohonan KTP . Membaca persetujuan/kontrak . Membuat permohonan kartu perpustakaan . Ikut serta dalam pertemuan dengan masyarakat/pertemuan agama . Ikut serta dalam kelompok untuk memecahkan masalah.

  . Membuat pengumuman, undangan dan selebaran . Mengikuti pemilu. . Kemampuan fungsional berkaitan dengan pendidikan

  . Menghadiri penyuluhan . Menghadiri pertemuan guna mempelajari sesuatu yang baru hobby, peningkatan diri dan sebagainya . Mengikuti pertemuan sehubungan dengan pekerjaan dan lain-lain. . Kemampuan fungsional berkaitan dengan pengelolaan kelompok belajar

  . Kemampuan yang harus dikuasai dengan beberapa contoh perkiraan hasil program pendidikan keaksaraan . Membuat rencana dan kesepakatan belajar . Menulis catatan harian tentang kegiatan yang dilakukan . Membuat pembukuan dan mengelola dana belajar . Membaca bahan bacaan lain yang diperlukan . Menulis laporan sederhana . Membuat rencana dan melaksanaan kegiatan belajar bersama . Mengikuti program K”U . Membaca buku-buku yang tersedia di T”M . Menulis usulan sederhana untuk memperoleh dana, bahan atau narasumber dari instansi lain. . Menulis berbagai formulir sederhana seperti membuka rekening di bank, pengiriman uang melalui kantor pos dan sebagainya. . Melaksanakan kegiatan-kegiatan usaha sederhana. . Kemampuan fungsional berkaitan dengan berhitung

  . Membuat perhitungan pengeluaran sehari-hari . Mengenal simbol tanda hitung +, - . Menghitung dengan simbol +, - . Mengenal dan menggunakan simbol x, . Mengenal ukuran berat . Mengenal ukuran panjang

  . Kemampuan fungsional berkaitan dengan sosial kemasyarakatan . Membuat kuitansi atau mengisi kuitansi . Membuat daftar belanja . Membuat daftar harga . Menghitung keuntungan . Membuat pembukuan sederhana . Mengukur takaran minyak, beras dan sebagainya . Mengukur panjang kayu, meja, lebar pintu dan sebagainya . Menimbang barang dagangan

  . Membuat pembukuan kegiatan kelompok . Membuat pembukuan usaha sendiri . Menghitung bunga bank.

  Pengertian : upaya seksama untuk mengumpulkan, menyusun dan mengolah fakta, data informasi untuk menyimpulkan harga, nilai, kegunaan, kinerja dan lain-lain mengenai sesuatu barnag, hal, organisasi, pekerjaan dll serta menggunakan kesimpulan dalam proses pengambilan keputusan dan perencanaan.

  Sasaran – kemampuan peserta didik, yaitu sejauh mana penguasaan/pemahaman terhadap materi atau pokok bahasan yang telah diajarkan. ”entuk-bentuk Penilaian: Peserta didik pada program KF memiliki variasi latar belakang kemampuan belajar yang tinggi. Oleh karena itu perlukan alat evaluasi yang mampu mengangkat kemampuan peserta didik secara sistematis dan akurat. “lat evaluasi yang dapat digunakan adalah:

  . Tes “dalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu untuk seseorang peserta didik atau sekelompok peserta didik. Tes dalam hal ini adalah suatu alat yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran yang akan, sedang, dan telah disampaikan.

  ”eberapa jenis tes yang dapat digunakan: . Needs “ssesment / Needs “nalysis

  Kegiatan ini dilakukan pada awal pertemuan dengan peserta didik, dan hasilnya menjadi bahan pertimbangan tutor untuk mengetahui level kemampuan awal dari peserta didik, dan juga menjadi bahan pertimbangan untuk penyusunan bahan belajar dan kurikulum pembelajaran. Di samping itu dapat menyusun bahan sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan/diperkirakan oleh calon peserta didik.

  . Tes Diagnostik Digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan peserta didik sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. Tes diagnostik dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.

  . Tes Formatif Untuk mengetahui sejauhmana peserta didik menguasai suatu pokok/sub pokok bahasan dalam suatu mata pelajaran. Tes formatif ini diberikan pada setiap selesai suatu pokok bahasan sehingga tes formatif ini disamakan dengan ulangan harian.

  . Tes Sumatif Untuk mengetahui sejauhmana penguasaan seorang peserta didik terhadap suatu mata pelajaran diakhir program pembelajaran, tes sumatif ini disamakan dengan ulangan umum atau ujian akhir yang dilaksanakan pada tiap akhir semester atau akhir program.

  . Non Tes Non tes diperlukan juga seperti penilaian terhadap kemampuan motorik peserta didik olahraga atau penilaian terhadap sikap, maka tentunya yang paling tepat dinilai melalui pengamatan.

  Demikian pula dengan wawancara juga dapat digunakan terhadap mata pelajaran yang relevan seperti dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka peserta didik harus didengar penurutannya dalam berbahasa. Di dalam kegiatan pembelajaran KF, catatan-catatan yang dihasilkan oleh peserta didik setiap pertemuan merupakan produk yang sangat berharga untuk dijadikan sebagai penilaian. Catatan- catatan/hasil yang telah diperoleh oleh peserta didik dapat menjadi alat penilain untuk menggambarkan kondisi peserta didik, kemajuan dan perkembangan peserta didik.

  Aspek Penilaian yang penting dalam penilaian adalah aspek isi dan bahan penilaian harus mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan. Untuk melakukan ini semua maka kegiatan yang sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar tentunya harus diamati dan dinilai.

  ”eberapa hal yang sangat penting dalam penentuan materi penilaian adalah sebagai berikut: . Tutor harus menentukan materi penilaian yang akan dilaksanakan . Tutor harus menunjukkan hubungan antara pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian hasil belajar yang telah ditentukan dalam kurikulum. . Tutor harus menentukan banyaknya jenis tes yang akan digunakan sebagai bahan penilaian. . Tutor harus menentukan relevansi antara hasil karya peserta didik dengan tujuan yang akan dinilai.

  . Tutor harus menentukan bagaimana suatu tugas dikerjakan oleh peserta didik. Penyusunan instrumen penilaian dikembangkan oleh tutor, baik itu tes formatif dan sumatif haruslah mengacu pada standar kompetensi atau indikator pencapaian hasil belajar yang telah diajarkan oleh tutor. Tahap Penilaian – dapat dilakukan dengan langkah:

  . Penilaian awal pembelajaran Menilai kemampuan membaca Menilai kemampuan menulis Menilai kemampuan berhitung.

  . Tahap proses pembelajaran “da dua aspek pengukuran yaitu: Kemajuan peserta didik.

  Dinilai melalui lembar pengamatan kemampuan calistung.

  Kemajuan kelompok belajar Dinilai melalui buku catatan harian tutor dan laporan pelaksanaan proses pembelajaran

  . Tahap penilaian setelah proses pembelajaran Untuk mengetahui kemajuan peserta didik dan kelompok belajar setelah melaksanakan kegiatan belajar selama satu periode pembelajaran. Untuk mengukur hal itu, peserta didik dites untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik diakhir pembelajaran. Prosedur Penilaian – dapat dua prosedur penilaian keaksaraan fungsional:

  . Penyiapan instrumen penilaian Dibuat berdasarkan indikator-indikator yang ada dalam kurikulum. Instrumen ini dapat berbentuk tes dan dapat berbentuk format observasi kemampuan calistung peserta didik.

  . Penyiapan lembar pengamatan kemampuan calistung dan lembar kemampuan fungsional peserta didik. Lembar ini disipakan dalam bentuk satu bundel untuk tiap peserta didik, yang dibedakan dalam tiga warna untuk masing-masing : kemampuan membaca satu warna, kemampuan menulis satu warna dan kemampuan berhitung satu warna sehingga memudahkan tutor untuk merekam kemampuan yang diperoleh oleh peserta didik untuk setiap pencapaian indikator. Surat Keterangan Melek Aksara SUKMA Sukma diberikan kepada warga belajar yang sudah menyelesaikan program pendidikan keaksaraan baik untuk level dasar, lanjutan maupun mandiri. Yang berhak mengeluarkan surat keterangan melek aksara Sukma ini adalah Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kotamadya. D“FT“R PUST“K“ “rifin, Zainal E, , Dasar-dasar Penulisan Karya Ilmiah, Jakarta: Grasindo “rsyad, “zhar, , Media Pengajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penyelenggaraan Program “ Setara SD. Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah. Direktorat Pendidikan Masyarakat Modul Paket A Penilik, Jakarta. Hamalik, Oemar, , Media Pendidikan, ”andung, “lumni Nasution S, . Metode Research, Jakarta: ”umi “ksara.

  Rohani HM, “hmad, . Media Instruksional Edukatif, Jakarta, PT. Rineka Cipta. Sadiman, “rief S, dkk, , Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

  Zainuddin “rif, Dr. Napitupulu W.P.Prof. Dr. . Pedoman Menyusun Bahan Belajar, Jakarta: PT. Gramedia.

  ”P-PL-SP Regional I, , Acuan Penyelenggaraan Program Keaksaraan Fungsional. Direktorat Dikmas, , Penilaian Pembelajaran Keaksaraan Fungsional.