Bahan Bakar Ramah Lingkungan
1.
Latar Belakang
Bahan bakar memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Krisis energi
yang terjadi di dunia khususnya dari bahan bakar fosil yang bersifat tak terbaharukan
(non renewable) disebabkan karena menipisnya cadangan minyak bumi. Hal ini
mengakibatkan meningkatnya harga bahan bakar minyak (BBM). Kodisi ini akan
memicu kenaikan biaya produksi yang berdampak pada kenaikan biaya hidup. Selain itu
juga BBM bersifat tidak ramah lingkungan. Oleh karena itu perlu dicari sumber-sumber
bahan bakar alternatif yang bersifat terbaharukan (renewable) dan ramah lingkungan
Kelangkaan BBM merupakan pemandangan yang dijumpai di berbagai daerah di
tanah air. Ketergantungan terhadap bahan bakar fosil setidaknya memiliki tiga ancaman
serius, yaitu : (1) menipisnya cadangan minyak bumi (bila tanpa temuan sumur baru), (2)
Kenaikan/ kestabilan harga akibat laju permintaan yang lebih besar dari produksi
minyak, (3) Polusi gas rumah kaca (terutama CO2) akibat pembakaran bahan bakar fosil
(Yuli Setyo Indartono. 2005).
Berdasarkan data secara nasional terlihat penurunan produksi minyak yang terusmenerus sejak paruh akhir dekade 1990-an hingga sekarang, sehingga untuk pertama
kalinya tingkat konsumsi dalam negeri melewati produksi nasional 2003. Pada tingkat
produksi saat ini, yaitu sekitar 830.000 barrel oil per day (BOPD) pada April 2013,
Indonesia telah berada di luar top produsen minyak terbesar dunia. Sebagai gambaran,
dengan produksi sekitar 854.000 BOPD pada 2012 (TECP, 2012), maka Indonesia berada
pada urutan 23 (EIA, 2012) produsen minyak dunia. Ketiadaan penemuan cadangan baru
secara berarti untuk mengangkat kembali tingkat produksi juga membuat Indonesia
sekarang berada di urutas tersebut yang jauh menurun dibanding pada urutan 18
(ASPOUSA, 2013) dengan produksi rata-rata 1.237.000 BOPD pada tahun 2002 (TECP,
2012). Peringkat indonesia dalam kepemilikan cadangan minyak yang sebesar 3,99
milyar barel pada 1 januari 2012 adalah hanya pada urutan ke 27 dunia. Hal ini terjadi di
saat produksi total dunia meningkat sekitar 65 juta BOP menjadi 73 juta BOPD pada
periode yang sama (Indexmundi, 2013), dan dengan total cadangan terbukti minyak
dunia sebesar 1.482 barel pada 1 januari 2012 (OPEC, 2012 dalam Widarsono, 2013).
Berikut dibawah ini tren konsumsi minyak dan produksi minyak di Indonesia
sejak tahun 1978 hingga 2012 :
Aktivitas pemakaian kendaraan bermotor oleh masyarakat dirasakan semakin
meningkat. Hal tersebut dapat menimbulkan pencemaran udara yang berasal dari knalpot
dan mesin kendaraan tersebut. Bahan buangan dari kendaraan bermotor dikenal sebagai
sumber utama bahan-bahan polutan. Walaupun tidak terlihat secara kasat mata, pencemar
di udara mengancam kehidupan kita dan makhluk hidup lainnya. Pencemar udara
menyebabkan kanker dan dampak kesehatan serius, menyebabkan smog dan hujan asam,
mengurangi daya perlindungan lapisan ozon di atmosfir bagian atas, dan berpotensi
untuk turut berperan dalam perubahan iklim dunia.
Banyak ahli mengakui, pencemaran udara terutama di kota-kota besar di
Indonesia bukannya menunjukan gejala makin membaik, melainkan makin memburuk.
Dan sumber utama pencemaran itu terutama berasal dari gas buang kendaraan bermotor.
Disebutkan bahwa 80% pencemaran udara disebabkan kendaraan bermotor, dan sisanya
oleh aktivitas industri (Widiastono, Tonny D., 2003).
Setiap bernafas, untuk setiap dewasa rata-rata menghirup 11.4 m3 udara tiap hari.
Udara yang dihirup, jika tercemar oleh bahan berbahaya dan beracun, akan berdampak
serius pada kesehatan manusia, terutama anak-anak yang lebih banyak bermain di udara
terbuka dan lebih rentan daya tahan tubuhnya.
Berdasarkan hal tersebut, mengakibatkan perlu adanya usaha mengalihkan
penggunaan Fossilfuel (yang kurang ramah lingkungan) kepada bahan bakar
yang environmental friendly sehingga mengurangi efek yang merugikan bagi
lingkungan. Menurut Sutarman, (2006), dengan menurunnya tingkat produksi minyak
nasional, menimbulkan kuantitas import terus menerus mengalami kenaikan tingkat yang
signifikan. Program penyediaan dan pemanfaatan energi alternatif merupakan solusi
sementara yang bertujuan untuk mengurangi subsidi BBM, mencari sumber energi yang
murah, efisien dan lestari. Adapun potensi energi yang dapat dikembangkan di Indonesia,
antara lain : bahan bakar nabati (biofuel, batubara dan gas). Namun cadangan minyak
bumi, gas dan batu bara masing-masing hanya tinggal 20, 62 dan 146 tahun lagi. Salah
satu bahan bakar yang bisa dikatakan environmental friendly dalam penerapannya adalah
bahan bakar yang berasal dari bahan-bahan nabati yang biasa disebut Biofuel.
2.1 Tinjauan Pustaka
A. Teknologi Ramah Lingkungan
Teknologi yaitu semua hal yang di ciptakan secara sengaja oleh manusia
melalui akal serta pengetahuannya untuk memberikan kemudahan dalam kehidupan
sehari-hari. Sementara itu, ramah lingkungan artinya tidak mengakibatkan kerusakan
pada
lingkungan
sebagai
tempat
tinggal
manusia.
Teknologi
Ramah
Lingkungan yaitu teknologi yang di ciptakan untuk mempermudah kehidupan
manusia namun tidak mengakibatkan kerusakan atau memberikan dampak negatif
pada lingkungan di sekelilingnya.
Prinsip dari teknologi yang ramah lingkungan ini ada enam, yakni Recycle,
Recovery, Reduce, Reuse, Refine, serta Retrieve Energy. Refine artinya memakai
bahan yang ramah lingkungan dan lewat sistem yang lebih aman dari teknologi
sebelumnya Reduce artinya mengurangi jumlah limbah dengan cara memaksimalkan
pemakaian bahan. Reuse yaitu menggunakan kembali beberapa bahan yg tidak
terpakai atau telah berbentuk limbah serta diolah dengan cara yang berbeda. Recycle
nyaris sama juga dengan reuse, hanya saja recycle memakai kembali bahan-bahan
atau limbah dengan sistem yang sama. Recovery artinya pemakaian material khusus
dari limbah untuk diolah demi kepentingan yang lain. Retrieve Energy yaitu
penghematan daya dalam satu sistem produksi.
B. Manfaat Teknologi Ramah Lingkungan
Teknologi yang ramah pada lingkungan memberikan manfaat yang sangat
besar buat kehidupan. Di bawah ini akan kita bahas beberapa contoh manfaat
teknologi ramah lingkungan tersebut.
1. Mengurangi jumlah limbah supaya tak berlebihan hingga dapat menghindar
pencemaran lingkungan.
2. Teknologi ini benar-benar efisien serta efektif dalam hal pemakaian sumber daya
alam, hingga lingkungan juga bisa tetap terjaga dengan baik.
3. Menekan biaya produksi/hemat. Memakai sumber daya alam untuk sisi dari
teknologi dapat menghemat biaya, misalnya yaitu listrik tenaga surya yang cuma
mengandalkan energi matahari tanpa dipungut biaya.
4. Mengurangi resiko penurunan kondisi kesehatan makhluk hidup, terutama
manusia.
Adapun contoh teknologi ramah lingkungan serta dapat kita temukan dengan
mudah dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah:
1. Sepeda
2. Bahan Bakar Biodiesel
3. Lampu Tenaga Surya
4. Mesin Tenaga Angin
5. Mesin Tenaga Surya
6. Mobil atau Sepeda Tenaga Listrik
7. Kulkas yang tidak menggunakan Freon
8. Pendingin ruangan yang tidak menggunakan Freon
9. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
10. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
C. Fenomena dan Dampak Pencemaran Udara
Fenomena Pencemaran Udara meliputi :
1. 7 Pencemar udara adalah : Partikulat (partikel debu), Sulfur Dioksida (SO2),
Ozone Troposferik, Karbon monoksida (CO), Nitrogen Dioksida (NO2),
Hidrokarbon (HC) dan Timbal (Pb).
2. Hujan Asam Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di
bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena
karbondioksida (CO2) diudara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk
sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena
membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan
binatang. Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan
pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan
oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke
atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat
yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan.Air hujan yang asam tersebut
akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaanyang terbukti
berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Usaha untuk mengatasi hal inisaat
ini sedang gencar dilaksanakan.
3. Penipisan lubang ozon disebabkan polusi udara yang memiliki kandungan
karbondioksida (C02) yang dikeluarkan asap pabrik ataupun jenis asap lainnya
seoerti knalpot kendaraan serta pembakakaran dari bahan bakar fosil.
4. Perubahan iklim dan Pemanasan Global disebabkan oleh yaitu manusia yang
terus menerus menggunakan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti batu bara,
minyak bumi dan gas bumi, sebagian dari akibat pemanasan global ini - yaitu
mencairnya tudung es di kutub, meningkatnya suhu lautan, kekeringan yang
berkepanjangan, penyebaran wabah penyakit berbahaya, banjir besar-besaran,
coral bleaching dan gelombang badai besar. Kita juga telah mengetahui siapa
yang akan terkena dampak paling besar - Negara pesisir pantai, Negara
kepulauan, dan daerah Negara yang kurang berkembang seperti Asia Tenggara.
5. Kualitas udara di dalam ruangan (indoor air quality).
D. Potensi Sumber Energi Terbarukan Di Indonesia
Indonesia sesungguhnya memiliki potensi sumber energi terbarukan dalam
jumlah besar, seperti : bioethanol sebagai pengganti bensin; biodiesel sebagai
pengganti solar; tenaga panas bumi, mikrohidro, tenaga angin, tenaga surya, yang
dapat digunakan untuk membangkitkan listrik (Yuli Setyo Indartono, 2005). Dengan
adanya krisis BBM, merupakan saat yang tepat untuk menata dan menerapkan
dengan serius berbagai potensi tersebut.
Indonesia sebagai salah negara tropis yang memiliki sumber daya alam yang
luas, sumber daya lahan, agroklimat dan sumberdaya manusia serta kondisi iklim
tropis dengan curah hujan yang cukup, memungkinkan berkembangnya teknologi
optimalisasi produksi yang dapat mendukung kelayakan pengembangan agribisnis
dimana Usaha pertanian merupakan usaha yang sangat potensial. Bahan bakar nabati
yang dapat dikembangkan untuk bahan bakar fosil sebagai pengganti bensin atau
solar adalah biodiesel dan bio-etahol yang bersumber dari tanaman.
E. Biofuel
Biofuel adalah bahan bakar baik padatan, cairan ataupun gas yang dihasilkan
dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari tanaman
atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik atau
pertanian. Terkait dengan upaya pembuatan biofuel, ada dua strategi umum untuk
memproduksi biofuel. Strategi pertama adalah menanam tanaman yang mengandung
gula (tebu, bit gula, dan sorgum manis) atau tanaman yang mengandung
pati/polisakarida (jagung), lalu menggunakan fermentasi ragi untuk memproduksi
etil alkohol. Strategi kedua adalah menanam berbagai tanaman yang kadar minyak
sayur/nabatinya tinggi seperti kelapa sawit, kedelai, alga, atau jathropa.
Keanekaragaman hayati Indonesia yang kaya dan potensi besar untuk
pengembangan pemanfaatan bioenergi, bersama-sama dengan strategi terpadu dan
insentif untuk investasi yang dikembangkan oleh pemerintah, menguntungkan posisi
negara untuk memaksimalkan janji jangka panjang yang berkelanjutan hasil dari
ekonomi biofuel. Produk dari biofuel di indonesia di antaranya yaitu:
1) Bio-Ethanol
Bio-ethanol adalah ethanol yang diproduksi dari tumbuhan. Di Brazil,
bioethanol telah menggantikan 50 % kebutuhan bensin untuk keperluan transportasi.
Dimana biioethanol tidak saja menjadi alternatif yang sangat menarik untuk
substitusi bensin, namun juga mampu menurunkan emisi CO2 hingga 18 % (Yuli
Setyo Indartono, 2005).
Bio-ethanol yang dijual Pertamina dengan nama Biopremium merupakan zat
yang mampu meminimalisasi zat berbahaya yang dikeluarkan asap kendaraan
bermotor, tertutama Timbal. Saat ini bensin bertimbal yang dipakai di Jawa Barat
memang masih bensin bertimbal yang diproduksi di kilang Cilacap. Sedangkan di
Jakarta, bensin disana sudah bebas timbal, bensin tanpa timbal ini dipasok dari
Balongan. Cilacap sebenarnya sudah dapat memproduksi bensin tanpa Timbal,
namun belum dikeluarkan ke pasar mengingat sisa stok bensin bertimbal yang masih
cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan hingga akhir 2006 ( Feby, 2006).
Zat aditif ethanol memiliki beberapa kelebihan, yakni dapat mengurangi
bahan karsinogenik dalam bensin, seperti : aromatik, benzene dan aldehyde sebagai
pemicu kanker dan emisi rumah kaca (CO2)
Sutarman (2006), menyatakan bahwa bio-etanol yang dapat digunakan
sebagai pengganti/campuran premium, dapat dihasilkan dari tanaman yang memiliki
kadar karbohidrat tinggi, seperti :
1. Tebu
2. Jagung
3. Ketela pohon
4. Ketela rambat
5. Sagu, dll
Bahan baku unggulan untuk bio-etanol adalah jagung, karena bio etanol yang
dihasilkannya besar, yaitu 1 ton jagung bisa menghasilkan 400 liter bio-etanol, dan
mampu menghasilkan etanol 99.5 % (full grade ethanol) yang bisa digunakan untuk
campuran bensin (gasoline) dan kemudian disebut gasohol BE-10. Artinya setiap
satuan volume bahan bakar yangdigunakan, kandungan premiumnya 90% dan bioethanol 10 %.
2) Biodiesel / Biosolar
Biodiesel/Biosolar adalah senyawa organik yang dapat digunakan sebagai
bahan bakar diesel, yang dihasilkan dari minyak nabati, lemak, hewani, atau minyak
bekas (anonim cit Dwiarum S, 2006) Menurut Sutarman (2006), bahwa sifat
biodiesel mirip minyak solar, namun merupakan bahan bakar yang memiliki
keuntungan ramah llingkungan karena bebas sulfur, rendah bilangan asap,
pembakaran lebih sempurna dan non toxic. Karena sifat itulah minyak nabati ini
baik digunakan sebagai pengganti/campuran solar.
Pembakaran dengan menggunakan biodiesel pada mesin lebih sempurna,
sehingga mengurangi kadar karbon monoksida dan karbon dioksida yang keluar dari
gas buangan. Sutarman (2006), mengatakan bahwa biodiesel ini berasal dari asam
lemak yang berasal dari tanaman yang mengandung minyak nabati meliputi :
1. Sirsak
2. Kelapa
3. Kelapa sawit
4. Kapuk
5. Jarak pagar
6. Kedelai, dll
Bahan baku biodiesel yang baik adalah berasal dari kelapa sawit (Elaesis
guineensis) dakam bentuk crude palm oil (CPO). Namun CPO merupakan bahan
untuk minyak konsumsi dan komoditas eksport yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
Sebenarnya tanaman jarak pagar (Jatropha curcas) lebih ekonomis sebagai bahan
biodiesel, karena tanaman ini mampu tumbuh dan berkembang pada lahan kritis.
Selama ini tanaman jarak pagar (Jatropha curcas) belum diusahakan secara khusus .
Secara agronomis, tanaman jarak pagar beradaptasi dengan lahan maupun
agroklimat di Indonesia, bahkan tanaman ini dapat tumbuh baik pada kondisi kering
(curah hujan lebih kecil dari 500 mm per tahun) maupun pada lahan kritis sekalipun
(Departemen Energi dan Sumberdaya mineral, 2007).
Dimana disampaikan juga bahwa luas lahan kritis di Indonesia lebih dari 20
juta hektar, dengan pemanfaatan yang belum optimal atau bahkan cenderung
ditelantarkan. Dengan potensi tanaman jarak pagar yang mudah tumbuh, dapat
dikembangkan sebagai sumber bahan bakar alternatif pada lahan kritis memberikan
harapan baru. Bahan baku biodiesel dari jagung perlu ada pertimbangan pula,
mengingat jagung merupakan komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomis
tinggi, maka ada kecenderungan untuk meneliti bahan pengganti lainnya, yaitu ubi
kayu (Manihot esculenta).
Di Pare-pare Indonesia, pabrik biodiesel sudah dibangun pada bulan Pebruari
2008 (Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2008). Pabrik biodiesel ini
ramah lingkungan karena bahan bakunya diambil dari lumut yang banyak tumbuh di
pesisir pantai Parepare, serta pembudidayaannya mudah dan tidak cepat rusak
Anonim cit Dwiarum (2006) mengatakan bahwa keuntungan biodiesel bagi
lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar berbasis petroleum, antara lain :
1. Mengurangi emisi karbon monoksida (CO) hampir sebanyak 50 % dan karbon
dioksida (CO2) sebanyak 78 %, karena emisi biodiesel di daur ulang dari karbon
yang secara alami telah berada dalam atmosfir, tidak menjadi karbon baru seperti
bahan bakar berbasis petroleum.
2. Dapat mereduksi emisi partikulat dari produk pembakaran sebanyak 20 % sampai
50 %. Gas buang dari proses pembakaran dengan mesin yang menggunakan BE10 ini, menghasilkan emisi karbon dan hidrokarbon lebih rendah dibandingkan
dengan premium dan pertamax, bahkan mesin BE-10 ini kinerja daya dan
torsinya pun cenderung lebih baik.
Tanaman biofuel dapat menyerap dan mengimbangi jumlah karbon yang
dipancarkan dengan memperbaiki pembakaran bahan bakar. Dengan melakukan
penghitungan ganda maka tanaman akan menyerap karbon ketika tanaman bioenergi
dibudidayakan di lahan yang sudah digunakan untuk produksi, atau sudah tumbuh
tanaman lain, karena bioenergi tidak selalu menghasilkan penyerapan karbon
tambahan. Biofuel hanya bisa mengurangi efek rumah kaca jika ada tanaman
tambahan, atau jika menghasilkan biomassa yang bisa digunakan sebagai filtering
limbah lain dan membusuk.
Daftar Pustaka
Kusminingrum, Nanny. Bahan Bakar Nabati Sebagai Salah Satu Alternatif Untuk
Mendukung Penggunaan Bahan Bakar “Ramah Lingkungan”. Bandung: Puslitbang
Jalan dan Jembatan. Jl. AH Nasution 264.
Anata, Wendi. 2013. Biofuel: Bahan Bakar Ramah Lingkungan. Diakses pada tanggal
06/09/2014
dari
http://greensingkong.blogspot.com/2013/01/biofuel-bahan-bakar-
ramah-lingkungan.html
Mutqin. 2013. 10 Bahan Bakar Alternatif Masa Depan. Diakses pada tanggal 06/09/2014 dari
:
http://teknologi.kompasiana.com/otomotif/2013/03/05/10-bahan-bakar-alternatif-
masa-depan-539373.html
LEMIGAS. 2010. Proses Pembuatan Bahan Bakar Bensin Dan Solar Ramah Lingkungan.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi.
Rosdiana, Eviriyani. 2012. Biofuel Pengganti Bahan Bakar Fosil. Diakses pada tanggal 07
September 2014 http://www.planetkimia.com/2012/09/biofuel-pengganti-bahan-bakarfosil/
Widarsono, Bambang. 2013. Cadangan dan Produksi Gas Bumi Nasional Sebuah Analisis
atas Potensi dan Tantangannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak
dan Gas Bumi (LEMIGAS)
http://www.amazine.co/21892/pengganti-bbm-ketahui-6-sumber-bahan-bakar-alternatif/
diakses tanggal 05/09/2014.
http://artikelterkait.com/pengertian-teknologi-ramah-lingkungan-dancontohnya.html#ixzz3CavspdRL ditelusuri tanggal 7 September 2014
https://www.academia.edu/4056790/Hujan_asam ditelusuri tanggal 7 september 2014
http://www.bimbingan.org/penyebab-penipisan-lapisan-ozon.htm
http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-global/
http://www.pu.go.id/uploads/services/infopublik20130926114705.pdf
2012.
Energi
Alternatif
(Biofuel)
http://www.premysisconsulting.com/2012/11/14/energi-alternatif-biofuel/
diakses
Latar Belakang
Bahan bakar memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Krisis energi
yang terjadi di dunia khususnya dari bahan bakar fosil yang bersifat tak terbaharukan
(non renewable) disebabkan karena menipisnya cadangan minyak bumi. Hal ini
mengakibatkan meningkatnya harga bahan bakar minyak (BBM). Kodisi ini akan
memicu kenaikan biaya produksi yang berdampak pada kenaikan biaya hidup. Selain itu
juga BBM bersifat tidak ramah lingkungan. Oleh karena itu perlu dicari sumber-sumber
bahan bakar alternatif yang bersifat terbaharukan (renewable) dan ramah lingkungan
Kelangkaan BBM merupakan pemandangan yang dijumpai di berbagai daerah di
tanah air. Ketergantungan terhadap bahan bakar fosil setidaknya memiliki tiga ancaman
serius, yaitu : (1) menipisnya cadangan minyak bumi (bila tanpa temuan sumur baru), (2)
Kenaikan/ kestabilan harga akibat laju permintaan yang lebih besar dari produksi
minyak, (3) Polusi gas rumah kaca (terutama CO2) akibat pembakaran bahan bakar fosil
(Yuli Setyo Indartono. 2005).
Berdasarkan data secara nasional terlihat penurunan produksi minyak yang terusmenerus sejak paruh akhir dekade 1990-an hingga sekarang, sehingga untuk pertama
kalinya tingkat konsumsi dalam negeri melewati produksi nasional 2003. Pada tingkat
produksi saat ini, yaitu sekitar 830.000 barrel oil per day (BOPD) pada April 2013,
Indonesia telah berada di luar top produsen minyak terbesar dunia. Sebagai gambaran,
dengan produksi sekitar 854.000 BOPD pada 2012 (TECP, 2012), maka Indonesia berada
pada urutan 23 (EIA, 2012) produsen minyak dunia. Ketiadaan penemuan cadangan baru
secara berarti untuk mengangkat kembali tingkat produksi juga membuat Indonesia
sekarang berada di urutas tersebut yang jauh menurun dibanding pada urutan 18
(ASPOUSA, 2013) dengan produksi rata-rata 1.237.000 BOPD pada tahun 2002 (TECP,
2012). Peringkat indonesia dalam kepemilikan cadangan minyak yang sebesar 3,99
milyar barel pada 1 januari 2012 adalah hanya pada urutan ke 27 dunia. Hal ini terjadi di
saat produksi total dunia meningkat sekitar 65 juta BOP menjadi 73 juta BOPD pada
periode yang sama (Indexmundi, 2013), dan dengan total cadangan terbukti minyak
dunia sebesar 1.482 barel pada 1 januari 2012 (OPEC, 2012 dalam Widarsono, 2013).
Berikut dibawah ini tren konsumsi minyak dan produksi minyak di Indonesia
sejak tahun 1978 hingga 2012 :
Aktivitas pemakaian kendaraan bermotor oleh masyarakat dirasakan semakin
meningkat. Hal tersebut dapat menimbulkan pencemaran udara yang berasal dari knalpot
dan mesin kendaraan tersebut. Bahan buangan dari kendaraan bermotor dikenal sebagai
sumber utama bahan-bahan polutan. Walaupun tidak terlihat secara kasat mata, pencemar
di udara mengancam kehidupan kita dan makhluk hidup lainnya. Pencemar udara
menyebabkan kanker dan dampak kesehatan serius, menyebabkan smog dan hujan asam,
mengurangi daya perlindungan lapisan ozon di atmosfir bagian atas, dan berpotensi
untuk turut berperan dalam perubahan iklim dunia.
Banyak ahli mengakui, pencemaran udara terutama di kota-kota besar di
Indonesia bukannya menunjukan gejala makin membaik, melainkan makin memburuk.
Dan sumber utama pencemaran itu terutama berasal dari gas buang kendaraan bermotor.
Disebutkan bahwa 80% pencemaran udara disebabkan kendaraan bermotor, dan sisanya
oleh aktivitas industri (Widiastono, Tonny D., 2003).
Setiap bernafas, untuk setiap dewasa rata-rata menghirup 11.4 m3 udara tiap hari.
Udara yang dihirup, jika tercemar oleh bahan berbahaya dan beracun, akan berdampak
serius pada kesehatan manusia, terutama anak-anak yang lebih banyak bermain di udara
terbuka dan lebih rentan daya tahan tubuhnya.
Berdasarkan hal tersebut, mengakibatkan perlu adanya usaha mengalihkan
penggunaan Fossilfuel (yang kurang ramah lingkungan) kepada bahan bakar
yang environmental friendly sehingga mengurangi efek yang merugikan bagi
lingkungan. Menurut Sutarman, (2006), dengan menurunnya tingkat produksi minyak
nasional, menimbulkan kuantitas import terus menerus mengalami kenaikan tingkat yang
signifikan. Program penyediaan dan pemanfaatan energi alternatif merupakan solusi
sementara yang bertujuan untuk mengurangi subsidi BBM, mencari sumber energi yang
murah, efisien dan lestari. Adapun potensi energi yang dapat dikembangkan di Indonesia,
antara lain : bahan bakar nabati (biofuel, batubara dan gas). Namun cadangan minyak
bumi, gas dan batu bara masing-masing hanya tinggal 20, 62 dan 146 tahun lagi. Salah
satu bahan bakar yang bisa dikatakan environmental friendly dalam penerapannya adalah
bahan bakar yang berasal dari bahan-bahan nabati yang biasa disebut Biofuel.
2.1 Tinjauan Pustaka
A. Teknologi Ramah Lingkungan
Teknologi yaitu semua hal yang di ciptakan secara sengaja oleh manusia
melalui akal serta pengetahuannya untuk memberikan kemudahan dalam kehidupan
sehari-hari. Sementara itu, ramah lingkungan artinya tidak mengakibatkan kerusakan
pada
lingkungan
sebagai
tempat
tinggal
manusia.
Teknologi
Ramah
Lingkungan yaitu teknologi yang di ciptakan untuk mempermudah kehidupan
manusia namun tidak mengakibatkan kerusakan atau memberikan dampak negatif
pada lingkungan di sekelilingnya.
Prinsip dari teknologi yang ramah lingkungan ini ada enam, yakni Recycle,
Recovery, Reduce, Reuse, Refine, serta Retrieve Energy. Refine artinya memakai
bahan yang ramah lingkungan dan lewat sistem yang lebih aman dari teknologi
sebelumnya Reduce artinya mengurangi jumlah limbah dengan cara memaksimalkan
pemakaian bahan. Reuse yaitu menggunakan kembali beberapa bahan yg tidak
terpakai atau telah berbentuk limbah serta diolah dengan cara yang berbeda. Recycle
nyaris sama juga dengan reuse, hanya saja recycle memakai kembali bahan-bahan
atau limbah dengan sistem yang sama. Recovery artinya pemakaian material khusus
dari limbah untuk diolah demi kepentingan yang lain. Retrieve Energy yaitu
penghematan daya dalam satu sistem produksi.
B. Manfaat Teknologi Ramah Lingkungan
Teknologi yang ramah pada lingkungan memberikan manfaat yang sangat
besar buat kehidupan. Di bawah ini akan kita bahas beberapa contoh manfaat
teknologi ramah lingkungan tersebut.
1. Mengurangi jumlah limbah supaya tak berlebihan hingga dapat menghindar
pencemaran lingkungan.
2. Teknologi ini benar-benar efisien serta efektif dalam hal pemakaian sumber daya
alam, hingga lingkungan juga bisa tetap terjaga dengan baik.
3. Menekan biaya produksi/hemat. Memakai sumber daya alam untuk sisi dari
teknologi dapat menghemat biaya, misalnya yaitu listrik tenaga surya yang cuma
mengandalkan energi matahari tanpa dipungut biaya.
4. Mengurangi resiko penurunan kondisi kesehatan makhluk hidup, terutama
manusia.
Adapun contoh teknologi ramah lingkungan serta dapat kita temukan dengan
mudah dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah:
1. Sepeda
2. Bahan Bakar Biodiesel
3. Lampu Tenaga Surya
4. Mesin Tenaga Angin
5. Mesin Tenaga Surya
6. Mobil atau Sepeda Tenaga Listrik
7. Kulkas yang tidak menggunakan Freon
8. Pendingin ruangan yang tidak menggunakan Freon
9. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
10. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
C. Fenomena dan Dampak Pencemaran Udara
Fenomena Pencemaran Udara meliputi :
1. 7 Pencemar udara adalah : Partikulat (partikel debu), Sulfur Dioksida (SO2),
Ozone Troposferik, Karbon monoksida (CO), Nitrogen Dioksida (NO2),
Hidrokarbon (HC) dan Timbal (Pb).
2. Hujan Asam Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di
bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena
karbondioksida (CO2) diudara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk
sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena
membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan
binatang. Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan
pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan
oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke
atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat
yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan.Air hujan yang asam tersebut
akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaanyang terbukti
berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Usaha untuk mengatasi hal inisaat
ini sedang gencar dilaksanakan.
3. Penipisan lubang ozon disebabkan polusi udara yang memiliki kandungan
karbondioksida (C02) yang dikeluarkan asap pabrik ataupun jenis asap lainnya
seoerti knalpot kendaraan serta pembakakaran dari bahan bakar fosil.
4. Perubahan iklim dan Pemanasan Global disebabkan oleh yaitu manusia yang
terus menerus menggunakan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti batu bara,
minyak bumi dan gas bumi, sebagian dari akibat pemanasan global ini - yaitu
mencairnya tudung es di kutub, meningkatnya suhu lautan, kekeringan yang
berkepanjangan, penyebaran wabah penyakit berbahaya, banjir besar-besaran,
coral bleaching dan gelombang badai besar. Kita juga telah mengetahui siapa
yang akan terkena dampak paling besar - Negara pesisir pantai, Negara
kepulauan, dan daerah Negara yang kurang berkembang seperti Asia Tenggara.
5. Kualitas udara di dalam ruangan (indoor air quality).
D. Potensi Sumber Energi Terbarukan Di Indonesia
Indonesia sesungguhnya memiliki potensi sumber energi terbarukan dalam
jumlah besar, seperti : bioethanol sebagai pengganti bensin; biodiesel sebagai
pengganti solar; tenaga panas bumi, mikrohidro, tenaga angin, tenaga surya, yang
dapat digunakan untuk membangkitkan listrik (Yuli Setyo Indartono, 2005). Dengan
adanya krisis BBM, merupakan saat yang tepat untuk menata dan menerapkan
dengan serius berbagai potensi tersebut.
Indonesia sebagai salah negara tropis yang memiliki sumber daya alam yang
luas, sumber daya lahan, agroklimat dan sumberdaya manusia serta kondisi iklim
tropis dengan curah hujan yang cukup, memungkinkan berkembangnya teknologi
optimalisasi produksi yang dapat mendukung kelayakan pengembangan agribisnis
dimana Usaha pertanian merupakan usaha yang sangat potensial. Bahan bakar nabati
yang dapat dikembangkan untuk bahan bakar fosil sebagai pengganti bensin atau
solar adalah biodiesel dan bio-etahol yang bersumber dari tanaman.
E. Biofuel
Biofuel adalah bahan bakar baik padatan, cairan ataupun gas yang dihasilkan
dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari tanaman
atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik atau
pertanian. Terkait dengan upaya pembuatan biofuel, ada dua strategi umum untuk
memproduksi biofuel. Strategi pertama adalah menanam tanaman yang mengandung
gula (tebu, bit gula, dan sorgum manis) atau tanaman yang mengandung
pati/polisakarida (jagung), lalu menggunakan fermentasi ragi untuk memproduksi
etil alkohol. Strategi kedua adalah menanam berbagai tanaman yang kadar minyak
sayur/nabatinya tinggi seperti kelapa sawit, kedelai, alga, atau jathropa.
Keanekaragaman hayati Indonesia yang kaya dan potensi besar untuk
pengembangan pemanfaatan bioenergi, bersama-sama dengan strategi terpadu dan
insentif untuk investasi yang dikembangkan oleh pemerintah, menguntungkan posisi
negara untuk memaksimalkan janji jangka panjang yang berkelanjutan hasil dari
ekonomi biofuel. Produk dari biofuel di indonesia di antaranya yaitu:
1) Bio-Ethanol
Bio-ethanol adalah ethanol yang diproduksi dari tumbuhan. Di Brazil,
bioethanol telah menggantikan 50 % kebutuhan bensin untuk keperluan transportasi.
Dimana biioethanol tidak saja menjadi alternatif yang sangat menarik untuk
substitusi bensin, namun juga mampu menurunkan emisi CO2 hingga 18 % (Yuli
Setyo Indartono, 2005).
Bio-ethanol yang dijual Pertamina dengan nama Biopremium merupakan zat
yang mampu meminimalisasi zat berbahaya yang dikeluarkan asap kendaraan
bermotor, tertutama Timbal. Saat ini bensin bertimbal yang dipakai di Jawa Barat
memang masih bensin bertimbal yang diproduksi di kilang Cilacap. Sedangkan di
Jakarta, bensin disana sudah bebas timbal, bensin tanpa timbal ini dipasok dari
Balongan. Cilacap sebenarnya sudah dapat memproduksi bensin tanpa Timbal,
namun belum dikeluarkan ke pasar mengingat sisa stok bensin bertimbal yang masih
cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan hingga akhir 2006 ( Feby, 2006).
Zat aditif ethanol memiliki beberapa kelebihan, yakni dapat mengurangi
bahan karsinogenik dalam bensin, seperti : aromatik, benzene dan aldehyde sebagai
pemicu kanker dan emisi rumah kaca (CO2)
Sutarman (2006), menyatakan bahwa bio-etanol yang dapat digunakan
sebagai pengganti/campuran premium, dapat dihasilkan dari tanaman yang memiliki
kadar karbohidrat tinggi, seperti :
1. Tebu
2. Jagung
3. Ketela pohon
4. Ketela rambat
5. Sagu, dll
Bahan baku unggulan untuk bio-etanol adalah jagung, karena bio etanol yang
dihasilkannya besar, yaitu 1 ton jagung bisa menghasilkan 400 liter bio-etanol, dan
mampu menghasilkan etanol 99.5 % (full grade ethanol) yang bisa digunakan untuk
campuran bensin (gasoline) dan kemudian disebut gasohol BE-10. Artinya setiap
satuan volume bahan bakar yangdigunakan, kandungan premiumnya 90% dan bioethanol 10 %.
2) Biodiesel / Biosolar
Biodiesel/Biosolar adalah senyawa organik yang dapat digunakan sebagai
bahan bakar diesel, yang dihasilkan dari minyak nabati, lemak, hewani, atau minyak
bekas (anonim cit Dwiarum S, 2006) Menurut Sutarman (2006), bahwa sifat
biodiesel mirip minyak solar, namun merupakan bahan bakar yang memiliki
keuntungan ramah llingkungan karena bebas sulfur, rendah bilangan asap,
pembakaran lebih sempurna dan non toxic. Karena sifat itulah minyak nabati ini
baik digunakan sebagai pengganti/campuran solar.
Pembakaran dengan menggunakan biodiesel pada mesin lebih sempurna,
sehingga mengurangi kadar karbon monoksida dan karbon dioksida yang keluar dari
gas buangan. Sutarman (2006), mengatakan bahwa biodiesel ini berasal dari asam
lemak yang berasal dari tanaman yang mengandung minyak nabati meliputi :
1. Sirsak
2. Kelapa
3. Kelapa sawit
4. Kapuk
5. Jarak pagar
6. Kedelai, dll
Bahan baku biodiesel yang baik adalah berasal dari kelapa sawit (Elaesis
guineensis) dakam bentuk crude palm oil (CPO). Namun CPO merupakan bahan
untuk minyak konsumsi dan komoditas eksport yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
Sebenarnya tanaman jarak pagar (Jatropha curcas) lebih ekonomis sebagai bahan
biodiesel, karena tanaman ini mampu tumbuh dan berkembang pada lahan kritis.
Selama ini tanaman jarak pagar (Jatropha curcas) belum diusahakan secara khusus .
Secara agronomis, tanaman jarak pagar beradaptasi dengan lahan maupun
agroklimat di Indonesia, bahkan tanaman ini dapat tumbuh baik pada kondisi kering
(curah hujan lebih kecil dari 500 mm per tahun) maupun pada lahan kritis sekalipun
(Departemen Energi dan Sumberdaya mineral, 2007).
Dimana disampaikan juga bahwa luas lahan kritis di Indonesia lebih dari 20
juta hektar, dengan pemanfaatan yang belum optimal atau bahkan cenderung
ditelantarkan. Dengan potensi tanaman jarak pagar yang mudah tumbuh, dapat
dikembangkan sebagai sumber bahan bakar alternatif pada lahan kritis memberikan
harapan baru. Bahan baku biodiesel dari jagung perlu ada pertimbangan pula,
mengingat jagung merupakan komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomis
tinggi, maka ada kecenderungan untuk meneliti bahan pengganti lainnya, yaitu ubi
kayu (Manihot esculenta).
Di Pare-pare Indonesia, pabrik biodiesel sudah dibangun pada bulan Pebruari
2008 (Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2008). Pabrik biodiesel ini
ramah lingkungan karena bahan bakunya diambil dari lumut yang banyak tumbuh di
pesisir pantai Parepare, serta pembudidayaannya mudah dan tidak cepat rusak
Anonim cit Dwiarum (2006) mengatakan bahwa keuntungan biodiesel bagi
lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar berbasis petroleum, antara lain :
1. Mengurangi emisi karbon monoksida (CO) hampir sebanyak 50 % dan karbon
dioksida (CO2) sebanyak 78 %, karena emisi biodiesel di daur ulang dari karbon
yang secara alami telah berada dalam atmosfir, tidak menjadi karbon baru seperti
bahan bakar berbasis petroleum.
2. Dapat mereduksi emisi partikulat dari produk pembakaran sebanyak 20 % sampai
50 %. Gas buang dari proses pembakaran dengan mesin yang menggunakan BE10 ini, menghasilkan emisi karbon dan hidrokarbon lebih rendah dibandingkan
dengan premium dan pertamax, bahkan mesin BE-10 ini kinerja daya dan
torsinya pun cenderung lebih baik.
Tanaman biofuel dapat menyerap dan mengimbangi jumlah karbon yang
dipancarkan dengan memperbaiki pembakaran bahan bakar. Dengan melakukan
penghitungan ganda maka tanaman akan menyerap karbon ketika tanaman bioenergi
dibudidayakan di lahan yang sudah digunakan untuk produksi, atau sudah tumbuh
tanaman lain, karena bioenergi tidak selalu menghasilkan penyerapan karbon
tambahan. Biofuel hanya bisa mengurangi efek rumah kaca jika ada tanaman
tambahan, atau jika menghasilkan biomassa yang bisa digunakan sebagai filtering
limbah lain dan membusuk.
Daftar Pustaka
Kusminingrum, Nanny. Bahan Bakar Nabati Sebagai Salah Satu Alternatif Untuk
Mendukung Penggunaan Bahan Bakar “Ramah Lingkungan”. Bandung: Puslitbang
Jalan dan Jembatan. Jl. AH Nasution 264.
Anata, Wendi. 2013. Biofuel: Bahan Bakar Ramah Lingkungan. Diakses pada tanggal
06/09/2014
dari
http://greensingkong.blogspot.com/2013/01/biofuel-bahan-bakar-
ramah-lingkungan.html
Mutqin. 2013. 10 Bahan Bakar Alternatif Masa Depan. Diakses pada tanggal 06/09/2014 dari
:
http://teknologi.kompasiana.com/otomotif/2013/03/05/10-bahan-bakar-alternatif-
masa-depan-539373.html
LEMIGAS. 2010. Proses Pembuatan Bahan Bakar Bensin Dan Solar Ramah Lingkungan.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi.
Rosdiana, Eviriyani. 2012. Biofuel Pengganti Bahan Bakar Fosil. Diakses pada tanggal 07
September 2014 http://www.planetkimia.com/2012/09/biofuel-pengganti-bahan-bakarfosil/
Widarsono, Bambang. 2013. Cadangan dan Produksi Gas Bumi Nasional Sebuah Analisis
atas Potensi dan Tantangannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak
dan Gas Bumi (LEMIGAS)
http://www.amazine.co/21892/pengganti-bbm-ketahui-6-sumber-bahan-bakar-alternatif/
diakses tanggal 05/09/2014.
http://artikelterkait.com/pengertian-teknologi-ramah-lingkungan-dancontohnya.html#ixzz3CavspdRL ditelusuri tanggal 7 September 2014
https://www.academia.edu/4056790/Hujan_asam ditelusuri tanggal 7 september 2014
http://www.bimbingan.org/penyebab-penipisan-lapisan-ozon.htm
http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-global/
http://www.pu.go.id/uploads/services/infopublik20130926114705.pdf
2012.
Energi
Alternatif
(Biofuel)
http://www.premysisconsulting.com/2012/11/14/energi-alternatif-biofuel/
diakses