bahan organik tanah

Bahan Organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, di daur ulang, dirombak
oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa
mencemari tanah dan air. Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman
dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali.Bahan
organik demikian berada dalam pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad mikro.
Sebagai akibatnya bahan tersebut berubah terus dan tidak mantap sehingga harus selalu
diperbaharui melalui penambahan sisa-sisa tanaman atau binatang (Utami dan Handayani,
2004).
Bahan organik tanah terbentuk dari jasad hidup tanah yang terdiri atas flora dan
fauna, perakaran tanaman yang hidup dan yang mati, yang terdekomposisi dan
mengalami modifikasi serta hasil sintesis baru yang berasal dari tanaman dan
hewan. Humus merupakan
bahan organik tanah yang sudah mengalami
prubahan bentuk dan bercampur dengan mineral tanah (Sutanto,2005).
Bahan organik adalah sekumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks
yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi baik berupa humus hasil
humifikasi maupun senyawa-senyawa organik hasil mineralisasi dan termasuk
juga mikrobia heterotrofik organik dan ototrofik yang terlibat dan berada
didalamnya (Madjid,2007).

Humus merupakan salah satu bentuk bahan organik. Jaringan asli berupa tubuh tumbuhan

atau hewan baru yang belum lapuk. Terus menerus mengalami serangan jasad-jasad mikro
yang menggunakannya sebagai sumber energinya dan bahan bangunan tubuhnya. Hasil
pelapukan bahan asli yang dilakukan oleh jasad mikro disebut humus (Balasubramian, 2005).
Humus merupakan bentuk bahan organik yang lebih stabil. Dalam bentuk inilah bahan
organik banyak berakumulasi dalam tanah. Humus memiliki kontribusi terbesar terhadap
durabilitas dan kesuburan tanah.Humuslah yang aktif dan bersifat/menyerupai liat, yaitu
bermuatan negatife (Djuanda, 2004).
Bahan organik dalam tanah Alfisol merupakan fraksi bukan mineral
yangditemukan sebagai bahan penyusun tanah. Kadar bahan organik yang terdapat
dalamtanah Alfisol berkisar antara (0,05-5) % dan merupakan tanah yang ideal untuk
lahan p e r t a n i a n , d a n u n t u k t a n a h o rg a n i k m e n d e k a t i 6 0 % d a n p a d a
l a p i s a n o l e h k a d a r bahan organik memperlihatkan kecenderungan yang menurun.
(Pairunan, dkk., 1985).
Sumber primer bahan organik dalam tanah Alfisol adalah jaringan tanaman, b e r u p a
akar,batang,ranting,daun.Jaringan
tanaman
ini
akan
m e n g a l a m i dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan bawah serta
diinkorporasikan dengantanah.(Islami, T., 1995)

B a h a n o rg a n i k d a l a m t a n a h A l f i s o l t e r d i r i d a r i b a h a n o rg a n i k k a s a r
d a n bahan organik halus atau humus. Lapisan I pada tanah Alfisol mempunyai
humusyang terdiri dari hancuram bahan organik kasar serta senyawa-senyawa
baru yang baru dibentuk dari hancuran bahan organik tersebut melalui kegiatan
mikroorganismedi dalam tanah. Humus merupakan senyawa yang resisten (tidak

mudah hancur), berwarna hitam atau cokelat yang memiliki daya menahan air
dan unsur hara yangtinggi. Humus adalah senyawa kompleks yang agak resisten,
oelapukan berwarnacokelat, amorfus, bersifat koloid dan berasal dari jaringan
tumbuhan atau binatangy a n g t e l a h d i m o d i f i k a s i k a n a t a u d i s i n t e s i s k a n o l e h
b e r b a g a i j a s a d m i k r o . D a l a m jaringan tumbuhan terdapat pula lemak, minyak, lilin
dan dammar dalam jumlah yangk e c i l . J u m l a h d a n s i f a t k o m p o n e n - k o m p o n e n
o rg a n i k
dalam
sisa-sisa
t u m b u h a n sangat berpengaruh menentukan
penimbunan bahan organik dalam tanah. Terutama l a p i s a n I t a n a h A l f i s o l
m e m i l i k i k a n d u n g a n h u m u s y a n g l e b i h b a n y a k s e h i n g g a kandungan bahan
organiknya lebih tinggi dari lapisan dibawahnya. (Saifuddin, 1988).
Senyawa organik pada tanah Alfisol umumnya ditemukan di permukaan a t a u

pada lapisan I, tanah jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3-4 %.
Tetapi p e n g a r u h n y a t e r h a d a p s i f a t - s i f a t t a n a h d a n a k i b a t n y a
b e s a r s e k a l i . A d a p u n pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya juga pada
pertumbuhan tanamanadalah sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro menambah
kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara (kapasitas tukar kation tanah
menjadi tinggi), sumber energi yang sangat penting bagi mikroorganisme.
(Hardjowigeno, 1992).
Bahan organik yang terkandung di dalam tanah Alfisol lebih tinggi
yangmengakibatkan tanah pada lapisan ini cenderung lebih gelap, terutama pada lapisan
I,karena merupakan lapisan paling atas. Faktor yang mempengaruhi bahan
organik tanah adalah kedalaman lapisan dimana menentukan kadar bahan organik
dan N.Kadar bahan organik terbany ak ditemukan di lapisan atas, setebal 20 cm
(15-20) %,maikin ke bawah makin berkurang, contohnya pada setiap lapiasan
tanah Alfisol,makin ke bawah (Lapisan III) warnanya lebih muda daripada lapisan I, dan II.
Faktor iklim yang berpengaruh adalah suhu dan curah hujan. Makin ke daerah
dingin kadar b a h a n o rg a n i k d a n N m a k i n t i n g g i . D r a i n a s e b u r u k d i m a n a
air berlebih, oksidasiterhambat karena aerasi buruk menyebabkan kadar
b a h a n o r g a n i k d a n N t i n g g i daripada tanah berdrainase baik. (Hakim, dkk, 1986).
Daftar Pustaka
Balasubramian, V. 2005. Bahan Organik Tanah. . Diakses pada

tanggal 05 Oktober 2014. Pukul 18:09 WIB .
Djuanda,J.S.,M.Assaad dan Warsana. 2004. Kajian laju infiltrasi dan beberapa sifat fisik
tanah pada tiga jenis tanaman pagar dalam sistem budidaya lorong. Jurnal Ilmu Tanah dan
Lingkungan 4:25-31.
Hardjowigeno. S., 1992. Ilmu Tanah. Jakarta: Penerbit Akademika Pressindo.
Hakim. N., dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung: Penerbit Universitas Lampung.
Islami, T., 1995. Hubungan Tanah, Air, dan Tanaman. Semarang: IKIP Semarang Press.

Madjid, Abdul. 2007. Bahan Organik Tanah. Universitas Sriwijaya. Palembang.

Pairunan, Anna, K., dkk. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Makassar:
Perguruan Tinggi Negri Timur.
Saifuddin, S., 1988. Kimia Fisika Pertanian. CV. Buana : Bandung.
Sutanto, Rachman . 2005 . Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep Kenyataan .
Yogyakarta: Kanisius.
Utami, S.M.H dan S.Handayani. 2004. Sifat Kimia Entisol Pertanian Organik dan Anorganik.
Jurnal Ilmu Tanah 10:63-69.