Input ADC dihubungkan ke sensor TGS 2610, sehingga setiap perubahan tegangan akibat perubahan nilai tahanan pada sensor TGS 2610 akan dideteksi oleh ADC.
Agar output yang dihasilkan oleh ADC bagus, maka tegangan refrensi ADC harus benar- benar stabil, karena perubahan tegangan refrensi pada ADC akan merubah output ADC
tersebut. Oleh sebab itu pada rangkaian ADC di atas tegangan masukan 12 volt dimasukkan ke dalam IC regulator tegangan 9 volt 7809 agar keluarannya menjadi 9
volt, kemudian keluaran 9 volt ini dimasukkan kedalam regulator tegangan 5 volt 7805, sehingga keluarannya menjadi 5 volt. Tegangan 5 volt inilah yang menjadi tegangan
refrensi ADC. Dengan demikian walaupun tegangan masukan turun setengahnya, yaitu dari 12
volt menjadi 6 volt, tegangan refrensi ADC tetap 5 volt. Output dari ADC dihubungkan ke mikrokontroler, sehingga setiap perubahan output
ADC yang disebabkan oleh perubahan inputnya akan diketahui oleh mikrokontoler
3.4 Rangkaian Pengendali Kipas dan alarm
Rangkaian pengendali pada alat ini berfungsi untuk memutuskan atau menghubungkan sumber tegangan 12 volt dengan kipas. Gambar rangkaian ditunjukkan pada gambar3.4:
Gambar 3.4 Rangkaian Pengendali kipas
Output dari relay yang satu dihubungkan ke sumber tegangan 12 volt dan yang lainnya dihubungkan ke kipas. Hubungan yang digunakan adalah normally close. Prinsip kerja
rangkaian ini pada dasarnya memanfaatkan fungsi transistor sebagai saklar elektronik. Tegangan atau sinyal pemicu dari transistor berasal dari mikrokontroler Port 0.1 P0.1.
Pada saat logika pada port 0.1 adalah tinggi high, maka transistor mendapat tegangan bias dari kaki basis. Dengan adanya tegangan bias ini maka transistor akan aktif
saturation, sehingga adanya arus yang mengalir ke kumparan relay. Hal ini akan menyebabkan saklar pada relay menjadi terbuka, sehingga hubungan sumber tegangan 12
volt ke kipas akan terhubung dan kipas akan hidup. Begitu juga sebaliknya pada saat logika pada P0.1 adalah rendah low maka relay tidak dialiri arus. Hal ini akan
menyebabkan saklar pada relay terputus, sehingga sumber tegangan 12 volt dengan kipas akan terputus dan kipas akan mati. Dalam hal ini kipas digunakan untuk menghilangkan
kadar gas LPG dalam ruangan jika sensor TGS 2610 mendeteksi adanya kebocoran gas LPG.
Gambar 3.5 Rangkaian Pengendali alarm
Output dari relay yang satu dihubungkan ke sumber tegangan 12 volt dan yang lainnya dihubungkan ke buzzer. Hubungan yang digunakan adalah normally close. Prinsip
kerja rangkaian ini pada dasarnya memanfaatkan fungsi transistor sebagai saklar elektronik. Tegangan atau sinyal pemicu dari transistor berasal dari mikrokontroler Port
0.2 P0.2. Pada saat logika pada port 0.2 adalah tinggi high, maka transistor mendapat tegangan bias dari kaki basis. Dengan adanya tegangan bias ini maka transistor akan aktif
saturation, sehingga adanya arus yang mengalir ke kumparan relay. Hal ini akan menyebabkan saklar pada relay menjadi terbuka, sehingga hubungan sumber tegangan 12
volt ke buzzer akan terhubung dan alarm akan hidup. Begitu juga sebaliknya pada saat logika pada P0.2 adalah rendah low maka relay tidak dialiri arus. Hal ini akan
menyebabkan saklar pada relay terputus, sehingga sumber tegangan 12 volt dengan buzzer
akan terputus dan alarm akan mati. Dalam hal ini alarm digunakan untuk peringatan kadar gas LPG dalam ruangan jika sensor TGS 2610 mendeteksi adanya
kebocoran gas LPG.
3.5 Perancangan Rangkaian Buzzer