Pengaruh Bahan Kemasan Dan Metoda Penyimpanan terhadap Perubahan Karakteristik Mutu Fisik Bunga Krisan (Chrysanthemum Sp) Potong Varietas Fiji Yellow Selama Penyimpanan

PENGARUH BAHAN KEMASAN DAN METODA PENYIMPANAN
TERHADAP PERUBAHAN KARAKTERISTIK MUTU FISIK BUNGA
KRISAN (CHRYSANTHEMUM sp) POTONG VARIETAS FIJI YELLOW
SELAMA PENYIMPANAN

Oleh :
IRAWAN ADI PUTRANTO
F14103072

2007
DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

PENGARUH BAHAN KEMASAN DAN METODA PENYIMPANAN
TERHADAP PERUBAHAN KARAKTERISTIK MUTU FISIK BUNGA
KRISAN (CHRYSANTHEMUM sp) POTONG VARIETAS FIJI YELLOW
SELAMA PENYIMPANAN


SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Teknik Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
IRAWAN ADI PUTRANTO
F14103072
Dilahirkan tanggal 28 Juni 1985
Di Semarang
Tanggal Lulus :
Bogor,

September 2007

September 2007

Menyetujui,


Dr. Ir. Lilik Pujantoro, M.Agr
Dosen Pembimbing Akademik
Mengetahui,

Dr.Ir. Wawan Hermawan, MS
Ketua Departemen Teknik Pertanian

Irawan Adi P. F14103072. Pengaruh Bahan Kemasan dan Metoda Penyimpanan
Terhadap Perubahan Karakteristik Mutu Fisik Bunga Krisan (Chrysanthemum
Sp) Potong Varietas Fiji Yellow Selama Penyimpanan. Di bawah bimbingan Dr.
Ir. Lilik Pujantoro, M.Agr.
RINGKASAN
Kegiatan agribisnis florikultura merupakan kegiatan ekspor non migas yang
cukup menjanjikan. Penggunaan bunga segar di masyarakat Indonesia pada saat ini
semakin meningkat, hal ini disebabkan kebutuhan akan produk florikultura kini
makin meluas tidak hanya pada kalangan florist dan flowershop saja melainkan
sudah sampai pada seluruh lapisan masyarakat karena tanaman hias memiliki nilai
estetika yang tinggi.
Latar belakang pemilihan bunga krisan adalah bunga krisan memiliki

keindahan yang tak kalah dengan bunga lainnya, selain warna dan bentuknya yang
beraneka ragam, krisan juga memiliki daya tahan dan fase hidup yang lebih panjang
dibandingkan dengan jenis bunga potong lainnya. Tujuan penelitian ini adalah
menentukan jenis kemasan terbaik untuk pengemasan krisan potong selama proses
penyimpanan dalam cool storage bersuhu 50C – 80C (BB = 60C, BK = 80C) dan RH
80%, dimana proses fisiologis masih berlangsung. Sehingga diharapkan bunga pada
waktu sampai ke tangan konsumen masih memiliki fase hidup yang panjang.
Tahapan penelitian yang digunakan adalah: a) Bunga krisan segar yang telah
dipotong dari lahan kemudian dikumpulkan dan melalui tahapan awal yaitu proses
sortasi dan grading, dimana bunga sebelum dikemas diperiksa dan mulai diamati
ukuran diameter mahkota dan tangkai bunga serta bobot bunga keseluruhan. b)
Mahkota bunga dikemas ke dalam tiga jenis kemasan primer yaitu kertas HVS 70
gram, plastik HDPE dan Nylon. c) Bunga lalu dimasukkan / disimpan kedalam cool
storage bersuhu 50C – 80C (BB = 60C, BK = 80C) dan RH 80% untuk disimpan
selama 14 hari, dengan dua cara penyimpanan yaitu dengan cara penyimpanan basah
(dengan air) dan penyimpanan kering (tanpa air). Tiap perlakuan terdiri dari 3
tangkai bunga setiap ikatanya dengan 3 ulangan pada masing-masing kemasan dan
cara penyimpananya. d) Pengamatan pada bunga dilakukan secara bertahap, yaitu
pada hari ke-4, hari ke-8, hari ke-12 dan hari ke-14 selama masa penyimpanan. Pada
masing-masing hari pengamatan (hari ke-4, ke-8, ke-12 dan ke-14) bunga

dikeluarkan dari cool storage untuk diamati perubahan karakteristiknya pada tiap
kemasannya.
Kemasan pada mahkota bunga akan dilepas pada waktu bunga diamati,
setelah proses pengamatan bunga dibiarkan tetap terbuka dan diletakkan di ruangan
terbuka untuk mengetahui vase life (fase hidup) bunga pada suhu ruang setelah
sebelumnya melalui proses penyimpanan di dalam cool storage. Hal yang sama
dilakukan pada hari-hari berikutnya pada setiap kali pengamatan.
Dari hasil penelitian ini, didapatkan bahwa kemasan nylon dengan
penyimpanan basah dapat mempertahankan mutu dan kualitas bunga hingga 12 hari.
Sedangkan kemasan plastik dengan penyimpanan basah sebagai kemasan terbaik
kedua yang memberikan hasil terbaik, yaitu dapat mempertahankan mutu dan

kualitas bunga hingga 8 hari dengan menekan pertambahan diameter mahkota
sebesar 16.38 mm selama proses penyimpanan.
Secara keseluruhan dapat dibandingkan bahwa kemasan nylon adalah
kemasan primer terbaik, kemudian disusul dengan kemasan plastik dan kertas HVS
70 gram. Plastik HDPE dan kertas HVS 70 gram tidak dapat memberikan
perlindungan yang baik terhadap kerusakan fisik bunga setelah disimpan dalam cool
storage lebih dari 8 hari.


KATA PENGANTAR
Syukur dan pujian bagi pemilik segala kesempurnaan, Allah SWT yang Maha
Agung. Sholawat dan salam bagi manusia yang termulia dan suri tauladan hidup bagi
seluruh umat manusia, Muhammad

SAW. Karena dengan izin dan atas segala

rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Penelitian ini
penulis beri judul “PENGARUH BAHAN

KEMASAN DAN METODA

PENYIMPANAN TERHADAP PERUBAHAN KARAKTERISTIK MUTU
FISIK BUNGA KRISAN (CHRYSANTHEMUM Sp) POTONG VARIETAS
FIJI YELLOW SELAMA PENYIMPANAN”
Selama melakukan penelitian ini, penulis telah banyak diberikan bantuan.
sehingga dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih kepada :
1.

Bapak Dr. Ir Lilik Pujantoro, M.Agr, selaku dosen pembimbing akademik yang

telah banyak memberikan bimbingan dan arahan.

2.

Bapak Khusnul Arif, S.TP dan Bapak Ir. Tatan Sutarna sebagai dosen penguji
atas tambahan ilmunya kepada penulis.

3.

Seluruh jajaran staf dan karyawan PT. Alam Indah Bunga Nusantara (PT.AIBN)
dan Balai Penelitian Tanaman Hias (BALITHI) Sigunung, atas bantuan dan
masukannya selama penulis melakukan penelitian.

4.

Kedua orang tua dan saudaraku tercinta, atas doa seta dorongan semangat yang
senantiasa diberikan.

5.


Adekku tersayang (Hani Shabrina) yang selalu memberi dukungan, dan
semangat untuk tidak pernah putus asa kepada penulis.

6.

Teman-teman TEP 40 atas kebersamaannya selama 4 tahun ini.

7.

Teman-teman kantorku, team FTC (Fuji Training Centre).

8.

Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan tulisan

ini. Besar harapan saya agar penelitian ini dapat terlaksana dan terima kasih sebesarbesarnya penulis ucapkan atas ketersediaannya untuk bekerja sama.
Bogor , September 2007

Penulis


DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .....................................................................................

iii

DAFTAR ISI....................................................................................................

iv

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................

v

DAFTAR TABEL............................................................................................

vi

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................


vii

PENDAHULUAN ...................................................................................

1

A. LATAR BELAKANG .......................................................................

1

B. TUJUAN............................................................................................

3

II. TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................

4

A. BUNGA POTONG ............................................................................


4

B. BUNGA KRISAN .............................................................................

4

C. KEMASAN........................................................................................

7

D. KERTAS............................................................................................

8

E. PLASTIK ...........................................................................................

8

F. NYLON .............................................................................................


9

G. PENYIMPANAN ..............................................................................

10

III. METODOLOGI PENELITIAN ..............................................................

12

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN...........................................

12

B. BAHAN DAN ALAT .........................................................................

12

C. METODE PENELITIAN....................................................................

13

D. PENGAMATAN.................................................................................

14

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................

17

I.

A. PERUBAHAN DIAMETER MAHKOTA, BATANG DAN BOBOT
BUNGA...............................................................................................
17

V.

B. TABEL ORGANOLEPTIK ...............................................................

25

C. UJI VASE LIFE .................................................................................

30

D. PERUBAHAN WARNA MAHKOTA DAN BUNGA TABUNG ....

32

KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................

35

A. KESIMPULAN...................................................................................

35

B. SARAN ...............................................................................................

35

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

36

LAMPIRAN.....................................................................................................

37

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.

Bunga Krisan ..............................................................................

5

Gambar 2.

Kereta bertingkat.........................................................................

10

Gambar 3.

Ruang Pendingin .........................................................................

11

Gambar 4.

Bentuk dan ukuran kemasan penelitian (1) kemasan plastik dan (2)
kertas. .......................................................................................... 13

Gambar 5.

Bunga Krisan varietas Fiji Yellow yang dikemas dengan 3 jenis
kemasan.......................................................................................
13

Gambar 6.
16

Diagram alir proses penelitian. ...................................................

Gambar 7.

Diagram perubahan diameter mahkota pada penyimpanan basah
18

Gambar 8.

Penampakan diameter mahkota setelah penyimpanan 14 hari ...

19

Gambar 9.

Perubahan diameter batang pada penyimpanan Basah ...............

20

Gambar 10. Perubahan bobot pada penyimpanan basah. ...............................

21

Gambar 11. Penyusutan Diameter Bunga Pada Penyimpanan Kering ..........

22

Gambar 12. Penyusutan Diameter Batang Pada Penyimpanan Kering ..........

22

Gambar 13. Penyusutan Bobot Pada Penyimpanan Kering............................

23

Gambar 14. Organoleptik warna bunga pada penyimpanan basah.................

24

Gambar 15. Organoleptik kesegaran mahkota pada penyimpanan basah ......

25

Gambar 16. Organoleptik penampakan keseluruhan pada penyimpanan
basah............................................................................................
26
Gambar 17. Organoleptik warna bunga pada penyimpanan kering ...............

27

Gambar 18. Organoleptik kesegaran mahkota pada penyimpanan kering .....

27

Gambar 19. Organoleptik penampakan keseluruhan pada penyimpanan
kering ...........................................................................................
28

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.

Standar Nasional Indonesia untuk bunga krisan potong segar
standar ...........................................................................................
7

Tabel 2.

Beberapa Sifat Polietilen Pada Densitas yang Berbeda ................

Tabel 3.

Uji Duncan perubahan diameter mahkota pada hari ke-12
penyimpanan basah ....................................................................... 18
Uji Duncan perubahan diameter batang pada hari ke-12
penyimpanan basah. ...................................................................... 20
Uji Duncan perubahan bobot hari ke-14 penyimpanan basah ...... 21

Tabel 4.
Tabel 5.

9

Tabel 6.

Uji Duncan perubahan diameter mahkota pada hari ke-14
penyimpanan kering. ..................................................................... 22
Tabel 7. Uji Duncan perubahan diameter batang pada hari ke-14 penyimpanan
kering............................................................................................. 23
Tabel 8. Uji Duncan perubahan bobot hari ke-14 penyimpanan kering ..... 24
Tabel 9.

Fase hidup benang sari untuk penyimpanan basah .......................

29

Tabel 10. Fase hidup warna bunga untuk penyimpanan basah .....................

29

Tabel 11. Fase hidup kondisi bunga untuk penyimpanan basah. ..................

29

Tabel 12. Fase hidup benang sari untuk penyimpanan kering ......................

30

Tabel 13. Fase hidup warna bunga untuk penyimpanan kering....................

30

Tabel 14. Fase hidup kondisi bunga untuk penyimpanan kering..................

31

Tabel 15. Perubahan warna mahkota untuk penyimpanan basah..................

31

Tabel 16. Perubahan warna bunga tabung untuk penyimpanan basah..........

32

Tabel 17. Perubahan warna mahkota untuk penyimpanan kering. ...............

32

Tabel 18. Perubahan warna bunga tabung untuk penyimpanan kering.........

33

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Gambar perubahan penampakan bunga Krisan tipe Fiji Yellow hari
ke 0 hingga hari ke 14 pada penyimpanan basah........................
.....................................................................................................36
Lampiran 2. Gambar perubahan penampakan bunga Krisan tipe Fiji Yellow
hari ke 0 hingga hari ke 14 pada penyimpanan kering. ..............

37

Lampiran 3. RHS untuk pengukuran perubahan warna mahkota bunga .........

38

Lampiran 4. RHS untuk pengukuran perubahan warna mahkota bunga tabung

39

Lampiran 5. Kriteria uji warna (RHS Colour Chart) .......................................

40

Lampiran 6. Kriteria uji fase hidup bunga krisan potong.................................

41

Lampiran 7. Data perubahan diameter mahkota, tangkai dan bobot pada
penyimpanan basah.......................................................................

42

Lampiran 8. Data perubahan diameter mahkota, tangkai dan bobot pada
penyimpanan kering......................................................................

43

Lampiran 9. Data organoleptik warna bunga, kesegaran mahkota dan penampakan
keseluruhan pada penyimpanan basah..................... 44
Lampiran10. Data organoleptik warna bunga, kesegaran mahkota dan penampakan
keseluruhan pada penyimpanan basah..................... 46
Lampiran 11. Data uji fase hidup……………………………………………... 48
Lampiran 12. Data uji warna.............................................................................. 51
Lampiran 13. Format uji organoleptik...............................................................

60

Lampiran 14. Analisa sidik ragam dan uji Duncan............................................ 62
Lampiran 15. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengujian Organoleptik… 75

PENGARUH BAHAN KEMASAN DAN METODA PENYIMPANAN
TERHADAP PERUBAHAN KARAKTERISTIK MUTU FISIK BUNGA
KRISAN (CHRYSANTHEMUM sp) POTONG VARIETAS FIJI YELLOW
SELAMA PENYIMPANAN

Oleh :
IRAWAN ADI PUTRANTO
F14103072

2007
DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

PENGARUH BAHAN KEMASAN DAN METODA PENYIMPANAN
TERHADAP PERUBAHAN KARAKTERISTIK MUTU FISIK BUNGA
KRISAN (CHRYSANTHEMUM sp) POTONG VARIETAS FIJI YELLOW
SELAMA PENYIMPANAN

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Teknik Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
IRAWAN ADI PUTRANTO
F14103072
Dilahirkan tanggal 28 Juni 1985
Di Semarang
Tanggal Lulus :
Bogor,

September 2007

September 2007

Menyetujui,

Dr. Ir. Lilik Pujantoro, M.Agr
Dosen Pembimbing Akademik
Mengetahui,

Dr.Ir. Wawan Hermawan, MS
Ketua Departemen Teknik Pertanian

Irawan Adi P. F14103072. Pengaruh Bahan Kemasan dan Metoda Penyimpanan
Terhadap Perubahan Karakteristik Mutu Fisik Bunga Krisan (Chrysanthemum
Sp) Potong Varietas Fiji Yellow Selama Penyimpanan. Di bawah bimbingan Dr.
Ir. Lilik Pujantoro, M.Agr.
RINGKASAN
Kegiatan agribisnis florikultura merupakan kegiatan ekspor non migas yang
cukup menjanjikan. Penggunaan bunga segar di masyarakat Indonesia pada saat ini
semakin meningkat, hal ini disebabkan kebutuhan akan produk florikultura kini
makin meluas tidak hanya pada kalangan florist dan flowershop saja melainkan
sudah sampai pada seluruh lapisan masyarakat karena tanaman hias memiliki nilai
estetika yang tinggi.
Latar belakang pemilihan bunga krisan adalah bunga krisan memiliki
keindahan yang tak kalah dengan bunga lainnya, selain warna dan bentuknya yang
beraneka ragam, krisan juga memiliki daya tahan dan fase hidup yang lebih panjang
dibandingkan dengan jenis bunga potong lainnya. Tujuan penelitian ini adalah
menentukan jenis kemasan terbaik untuk pengemasan krisan potong selama proses
penyimpanan dalam cool storage bersuhu 50C – 80C (BB = 60C, BK = 80C) dan RH
80%, dimana proses fisiologis masih berlangsung. Sehingga diharapkan bunga pada
waktu sampai ke tangan konsumen masih memiliki fase hidup yang panjang.
Tahapan penelitian yang digunakan adalah: a) Bunga krisan segar yang telah
dipotong dari lahan kemudian dikumpulkan dan melalui tahapan awal yaitu proses
sortasi dan grading, dimana bunga sebelum dikemas diperiksa dan mulai diamati
ukuran diameter mahkota dan tangkai bunga serta bobot bunga keseluruhan. b)
Mahkota bunga dikemas ke dalam tiga jenis kemasan primer yaitu kertas HVS 70
gram, plastik HDPE dan Nylon. c) Bunga lalu dimasukkan / disimpan kedalam cool
storage bersuhu 50C – 80C (BB = 60C, BK = 80C) dan RH 80% untuk disimpan
selama 14 hari, dengan dua cara penyimpanan yaitu dengan cara penyimpanan basah
(dengan air) dan penyimpanan kering (tanpa air). Tiap perlakuan terdiri dari 3
tangkai bunga setiap ikatanya dengan 3 ulangan pada masing-masing kemasan dan
cara penyimpananya. d) Pengamatan pada bunga dilakukan secara bertahap, yaitu
pada hari ke-4, hari ke-8, hari ke-12 dan hari ke-14 selama masa penyimpanan. Pada
masing-masing hari pengamatan (hari ke-4, ke-8, ke-12 dan ke-14) bunga
dikeluarkan dari cool storage untuk diamati perubahan karakteristiknya pada tiap
kemasannya.
Kemasan pada mahkota bunga akan dilepas pada waktu bunga diamati,
setelah proses pengamatan bunga dibiarkan tetap terbuka dan diletakkan di ruangan
terbuka untuk mengetahui vase life (fase hidup) bunga pada suhu ruang setelah
sebelumnya melalui proses penyimpanan di dalam cool storage. Hal yang sama
dilakukan pada hari-hari berikutnya pada setiap kali pengamatan.
Dari hasil penelitian ini, didapatkan bahwa kemasan nylon dengan
penyimpanan basah dapat mempertahankan mutu dan kualitas bunga hingga 12 hari.
Sedangkan kemasan plastik dengan penyimpanan basah sebagai kemasan terbaik
kedua yang memberikan hasil terbaik, yaitu dapat mempertahankan mutu dan

kualitas bunga hingga 8 hari dengan menekan pertambahan diameter mahkota
sebesar 16.38 mm selama proses penyimpanan.
Secara keseluruhan dapat dibandingkan bahwa kemasan nylon adalah
kemasan primer terbaik, kemudian disusul dengan kemasan plastik dan kertas HVS
70 gram. Plastik HDPE dan kertas HVS 70 gram tidak dapat memberikan
perlindungan yang baik terhadap kerusakan fisik bunga setelah disimpan dalam cool
storage lebih dari 8 hari.

KATA PENGANTAR
Syukur dan pujian bagi pemilik segala kesempurnaan, Allah SWT yang Maha
Agung. Sholawat dan salam bagi manusia yang termulia dan suri tauladan hidup bagi
seluruh umat manusia, Muhammad

SAW. Karena dengan izin dan atas segala

rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Penelitian ini
penulis beri judul “PENGARUH BAHAN

KEMASAN DAN METODA

PENYIMPANAN TERHADAP PERUBAHAN KARAKTERISTIK MUTU
FISIK BUNGA KRISAN (CHRYSANTHEMUM Sp) POTONG VARIETAS
FIJI YELLOW SELAMA PENYIMPANAN”
Selama melakukan penelitian ini, penulis telah banyak diberikan bantuan.
sehingga dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih kepada :
1.

Bapak Dr. Ir Lilik Pujantoro, M.Agr, selaku dosen pembimbing akademik yang
telah banyak memberikan bimbingan dan arahan.

2.

Bapak Khusnul Arif, S.TP dan Bapak Ir. Tatan Sutarna sebagai dosen penguji
atas tambahan ilmunya kepada penulis.

3.

Seluruh jajaran staf dan karyawan PT. Alam Indah Bunga Nusantara (PT.AIBN)
dan Balai Penelitian Tanaman Hias (BALITHI) Sigunung, atas bantuan dan
masukannya selama penulis melakukan penelitian.

4.

Kedua orang tua dan saudaraku tercinta, atas doa seta dorongan semangat yang
senantiasa diberikan.

5.

Adekku tersayang (Hani Shabrina) yang selalu memberi dukungan, dan
semangat untuk tidak pernah putus asa kepada penulis.

6.

Teman-teman TEP 40 atas kebersamaannya selama 4 tahun ini.

7.

Teman-teman kantorku, team FTC (Fuji Training Centre).

8.

Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan tulisan

ini. Besar harapan saya agar penelitian ini dapat terlaksana dan terima kasih sebesarbesarnya penulis ucapkan atas ketersediaannya untuk bekerja sama.
Bogor , September 2007

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .....................................................................................

iii

DAFTAR ISI....................................................................................................

iv

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................

v

DAFTAR TABEL............................................................................................

vi

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................

vii

PENDAHULUAN ...................................................................................

1

A. LATAR BELAKANG .......................................................................

1

B. TUJUAN............................................................................................

3

II. TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................

4

A. BUNGA POTONG ............................................................................

4

B. BUNGA KRISAN .............................................................................

4

C. KEMASAN........................................................................................

7

D. KERTAS............................................................................................

8

E. PLASTIK ...........................................................................................

8

F. NYLON .............................................................................................

9

G. PENYIMPANAN ..............................................................................

10

III. METODOLOGI PENELITIAN ..............................................................

12

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN...........................................

12

B. BAHAN DAN ALAT .........................................................................

12

C. METODE PENELITIAN....................................................................

13

D. PENGAMATAN.................................................................................

14

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................

17

I.

A. PERUBAHAN DIAMETER MAHKOTA, BATANG DAN BOBOT
BUNGA...............................................................................................
17

V.

B. TABEL ORGANOLEPTIK ...............................................................

25

C. UJI VASE LIFE .................................................................................

30

D. PERUBAHAN WARNA MAHKOTA DAN BUNGA TABUNG ....

32

KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................

35

A. KESIMPULAN...................................................................................

35

B. SARAN ...............................................................................................

35

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

36

LAMPIRAN.....................................................................................................

37

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.

Bunga Krisan ..............................................................................

5

Gambar 2.

Kereta bertingkat.........................................................................

10

Gambar 3.

Ruang Pendingin .........................................................................

11

Gambar 4.

Bentuk dan ukuran kemasan penelitian (1) kemasan plastik dan (2)
kertas. .......................................................................................... 13

Gambar 5.

Bunga Krisan varietas Fiji Yellow yang dikemas dengan 3 jenis
kemasan.......................................................................................
13

Gambar 6.
16

Diagram alir proses penelitian. ...................................................

Gambar 7.

Diagram perubahan diameter mahkota pada penyimpanan basah
18

Gambar 8.

Penampakan diameter mahkota setelah penyimpanan 14 hari ...

19

Gambar 9.

Perubahan diameter batang pada penyimpanan Basah ...............

20

Gambar 10. Perubahan bobot pada penyimpanan basah. ...............................

21

Gambar 11. Penyusutan Diameter Bunga Pada Penyimpanan Kering ..........

22

Gambar 12. Penyusutan Diameter Batang Pada Penyimpanan Kering ..........

22

Gambar 13. Penyusutan Bobot Pada Penyimpanan Kering............................

23

Gambar 14. Organoleptik warna bunga pada penyimpanan basah.................

24

Gambar 15. Organoleptik kesegaran mahkota pada penyimpanan basah ......

25

Gambar 16. Organoleptik penampakan keseluruhan pada penyimpanan
basah............................................................................................
26
Gambar 17. Organoleptik warna bunga pada penyimpanan kering ...............

27

Gambar 18. Organoleptik kesegaran mahkota pada penyimpanan kering .....

27

Gambar 19. Organoleptik penampakan keseluruhan pada penyimpanan
kering ...........................................................................................
28

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.

Standar Nasional Indonesia untuk bunga krisan potong segar
standar ...........................................................................................
7

Tabel 2.

Beberapa Sifat Polietilen Pada Densitas yang Berbeda ................

Tabel 3.

Uji Duncan perubahan diameter mahkota pada hari ke-12
penyimpanan basah ....................................................................... 18
Uji Duncan perubahan diameter batang pada hari ke-12
penyimpanan basah. ...................................................................... 20
Uji Duncan perubahan bobot hari ke-14 penyimpanan basah ...... 21

Tabel 4.
Tabel 5.

9

Tabel 6.

Uji Duncan perubahan diameter mahkota pada hari ke-14
penyimpanan kering. ..................................................................... 22
Tabel 7. Uji Duncan perubahan diameter batang pada hari ke-14 penyimpanan
kering............................................................................................. 23
Tabel 8. Uji Duncan perubahan bobot hari ke-14 penyimpanan kering ..... 24
Tabel 9.

Fase hidup benang sari untuk penyimpanan basah .......................

29

Tabel 10. Fase hidup warna bunga untuk penyimpanan basah .....................

29

Tabel 11. Fase hidup kondisi bunga untuk penyimpanan basah. ..................

29

Tabel 12. Fase hidup benang sari untuk penyimpanan kering ......................

30

Tabel 13. Fase hidup warna bunga untuk penyimpanan kering....................

30

Tabel 14. Fase hidup kondisi bunga untuk penyimpanan kering..................

31

Tabel 15. Perubahan warna mahkota untuk penyimpanan basah..................

31

Tabel 16. Perubahan warna bunga tabung untuk penyimpanan basah..........

32

Tabel 17. Perubahan warna mahkota untuk penyimpanan kering. ...............

32

Tabel 18. Perubahan warna bunga tabung untuk penyimpanan kering.........

33

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Gambar perubahan penampakan bunga Krisan tipe Fiji Yellow hari
ke 0 hingga hari ke 14 pada penyimpanan basah........................
.....................................................................................................36
Lampiran 2. Gambar perubahan penampakan bunga Krisan tipe Fiji Yellow
hari ke 0 hingga hari ke 14 pada penyimpanan kering. ..............

37

Lampiran 3. RHS untuk pengukuran perubahan warna mahkota bunga .........

38

Lampiran 4. RHS untuk pengukuran perubahan warna mahkota bunga tabung

39

Lampiran 5. Kriteria uji warna (RHS Colour Chart) .......................................

40

Lampiran 6. Kriteria uji fase hidup bunga krisan potong.................................

41

Lampiran 7. Data perubahan diameter mahkota, tangkai dan bobot pada
penyimpanan basah.......................................................................

42

Lampiran 8. Data perubahan diameter mahkota, tangkai dan bobot pada
penyimpanan kering......................................................................

43

Lampiran 9. Data organoleptik warna bunga, kesegaran mahkota dan penampakan
keseluruhan pada penyimpanan basah..................... 44
Lampiran10. Data organoleptik warna bunga, kesegaran mahkota dan penampakan
keseluruhan pada penyimpanan basah..................... 46
Lampiran 11. Data uji fase hidup……………………………………………... 48
Lampiran 12. Data uji warna.............................................................................. 51
Lampiran 13. Format uji organoleptik...............................................................

60

Lampiran 14. Analisa sidik ragam dan uji Duncan............................................ 62
Lampiran 15. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengujian Organoleptik… 75

I. PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG
Kegiatan agribisnis florikultura merupakan kegiatan ekspor non migas yang

cukup menjanjikan. Penggunaan bunga segar di masyarakat Indonesia pada saat ini
semakin meningkat, hal ini disebabkan kebutuhan akan produk florikultura kini
makin meluas tidak hanya pada kalangan florist dan flowershop saja melainkan
sudah sampai pada seluruh lapisan masyarakat karena tanaman hias memiliki nilai
estetika yang tinggi.
Bunga krisan (Chrysanthemum Sp) merupakan salah satu tanaman hias yang
saat ini banyak diminati, baik bunga potongnya maupun sebagai tanaman pot. Krisan
termasuk bunga yang banyak diminati baik di dalam atau luar negeri, hal ini
dikarenakan krisan memiliki beberapa keunggulan baik dari segi warna, jenis dan
ukuran bunga yang beragam. Selain itu krisan potong juga memiliki bentuk bunga
yang unik dan krisan dapat tetap segar selama 10 hingga 14 hari tergantung pada
kondisi lingkungannya.
Prospek usaha bunga potong diperkirakan akan terus meningkat. Menurut
BPS tahun 2005, pada perdagangan internasional tanaman hias, krisan merupakan
komoditas bunga potong andalan yang penting. Pada tahun 1993, Indonesia
mengekspor bunga krisan potong sebanyak 198.3 ton senilai US $ 243.7 ribu dengan
tujuan Singapura, Malaysia dan Jepang.Sedangkan menurut Jakarta Plant Research
and Study (1987) dalam Sri Wuryaningsih et al. (2004) diperkirakan akan terjadi
peningkatan konsumsi krisan di Indonesia mencapai 20%-25% per tahun, bahkan
menjelang tahun 2003 permintaan pasar telah meningkat sebesar 31.62% dari total
permintaan tahun 1995 sebanyak 7 juta tangkai. Diharapkan proyeksi ekspor pada
tahun 2007 diperkirakan bisa mencapai US $ 15 juta.
Mutu bunga potong bergantung pada penampilan dan daya tahan
kesegarannya. Hal ini harus diperhatikan sejak kondisi bunga pada saat panen hingga
proses pengemasan bunga potong, hal

ini menjadi penting karena dengan

pengemasan yang tepat bunga potong bisa sampai ke tangan konsumen dalam
kondisi baik. Bunga dengan mutu prima tentu mempunyai nilai jual lebih tinggi
dibandingkan dengan bunga potong berkualitas rendah. Untuk mempertahankan

mutu bunga potong tetap prima perlu dilaksanakan beberapa perlakuan terutama saat
bunga siap panen sampai kepada konsumen. Perlakuan ini mencakup pemanenan,
penyimpanan, pengangkutan, sampai pemajangan di toko-toko bunga (Widyawan,
1994).
Metoda pengemasan bunga potong adalah merupakan bagian dari perlakuan
yang tidak kalah penting untuk diperhatikan. Karena idealnya, pengemasan dengan
cara yang baik akan mempengaruhi karakteristik dan daya tahan bunga potong.
Perubahan

tingkat

kemekaran

bunga

potong

selama

penyimpanan

menyebabkan kertas contong (kemasan primer) pada bunga menerima gaya tarik
yang lebih besar sehingga kertas semakin menegang. Jika perekat yang dipasang
untuk membentuk contong tersebut terlalu berdekatan, maka kekuatan contong
menjadi berkurang sehingga contong mudah lepas (Rokhmawati I, 1999).
Pengkajian terhadap perbaikan pengemasan memberikan peran yang besar
terhadap pemasaran produk segar hortikultura seperti komoditas bunga potong.
Diharapkan konsumen bisa menerima produk dalam keadaan yang segar dan tingkat
kerusakan kecil serta memiliki potensi ketahanan produk lebih lama.
Pengkajian terhadap kemasan bunga potong terus dilakukan dari waktu ke
waktu. Faktor-faktor yang menjadi latar belakang pengkajian kemasan adalah masih
adanya kekurangan pada metode pengemasan yang telah dipakai baik dari segi
estetika, kemampuan kemasan melindungi produk dan ekonomi.
Kondisi riil pada saat ini bahan kemasan bunga potong yang digunakan
adalah menggunakan kertas HVS 70 gram, dan yang paling banyak ditemukan di
pasaran adalah penggunaan bahan kertas, baik itu kertas koran maupun HVS. Oleh
karena itu, penulis merasa perlu untuk menganalisis pengaruh bahan kemasan
terhadap perubahan karakteristik fisik bunga krisan potong dan dilakukan dengan
bahan kemasan lain. Sehingga diharapkan bisa ditemukan jenis bahan kemasan yang
lebih baik dibandingkan dengan yang ada saat ini.

B.

TUJUAN

Tujuan umum penelitian ini adalah menentukan jenis kemasan terbaik untuk
pengemasan krisan potong selama proses penyimpanan dalam cool storage.
Tujuan khusus penelitian ini adalah :
1. Membandingkan mutu krisan potong dengan berbagai kemasan.
2. Mengetahui perubahan mutu krisan potong selama proses penyimpanan.
3. Mengetahui adanya pengaruh kemasan selama proses penyimpanan.
4. Menentukan jenis kemasan primer terbaik.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. BUNGA POTONG
Bunga potong adalah bunga yang dimanfaatkan sebagai rangkaian bunga
untuk keperluan manusia dan mempunyai nilai ekonomi tinggi. Berdasarkan tempat
tumbuhnya, bunga dibagi menjadi dua kelompok yaitu bunga dataran tinggi seperti
krisan, gladiol, mawar, gerbera, anyelir, dan bunga dataran rendah seperti anggrek,
sedap malam dan melati (Widyawan, 1994).
Setiap jenis bunga yang memiliki warna dan bentuk yang menarik dapat
dipotong, tetapi tidak semua bunga yang dipotong bernilai ekonomis atau dapat
diperjualbelikan. Menurut Rismunandar (1995), bunga potong yang baik memiliki
persyaratan sebagai berikut :
1. Warna indah, bersih dan tidak bernoda, serta bau tidak terlalu menyengat
2. Bunga dapat bertahan lama setelah dipotong
3. Tangkai bunga cukup panjang dan kuat
4. Bunga tidak mudah rusak dalam pengepakan
5. Bunga dihasilkan dari tanaman yang subur dan mudah berbunga tanpa
mengenal musim

B. BUNGA KRISAN
Bunga krisan memiliki nama latin Chrysanthemum indicum. Daur hidup
tanaman krisan potong bersifat sebagai tanaman semusim karena siklus hidupnya
selesai satu musim seusai bunga dipanen. Batang tanaman krisan tumbuh tegak,
berstruktur lunak dan berwarna hijau. Bila dibiarkan tumbuh terus, batang menjadi
keras (berkayu) dan berwarna hijau kecoklatan. Ciri khas tanaman krisan dapat
diamati pada bentuk daun yaitu bagian tepi bergerigi, tersusun secara berselangseling pada cabang atau batang tanaman (Rokhmawati I, 1999).
Varietas Crysanthemum meliputi Chrysanthemum maximum mempunyai
batang panjang dan bunga lebar, biasanya berwarna putih dan kuning.
Crysanthemum frutecens, tanaman ini berbentuk semak, bunganya berwarna kuning
dan merah. Chrysanthemum morifolium, bunga jenis ini banyak hibridisasinya yang

menghasilkan

ukuran,

bentuk,

dan

warna

bunga

yang

bervariasi.

Dan

Chrysanthemum indicum adalah krisan warna kuning jenis tunggal.

Klasifikasi bunga krisan adalah sebagai berikut :
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Subdivisi

: Angiospermae

Kelas

: Dycotiledonae

Ordo

: Compositales

Famili

: Compositae

Genus

: Chrysanthemum

Spesies

: Chrysanthemum indicum

Gambar 1. Bunga Krisan.
Tanaman krisan memerlukan suhu antara 20°C - 26°C untuk pertumbuhan
dan 16°C – 18°C untuk pembungaan. Dengan demikian ketinggian lokasi yang
sesuai dengan kondisi suhu tersebut adalah antara 700-1.200 m dpl. Kelembaban
udara yang optimal untuk pertumbuhan krisan adalah 70% - 90%.
Pembentukan batang tipe tunggal adalah suatu kegiatan yang perlu dilakukan
pada fase pertama, paling banyak 2 sampai 3 cabang sedangkan di bagian atas
dibiarkan tumbuh. Kemudian dipilih yang paling kuat pertumbuhannya. Cabangcabang bagian bawah batang pokok dibuang. Cabang yang paling kuat akan terus

tumbuh dan bila mungkin dapat tumbuh hingga dicapai ketinggian yang dikehendaki,
misalnya 75-100 cm (Soekartawi, 1996).

Tabel 1. Standar Nasional Indonesia untuk bunga krisan potong segar standar
No

1

2

3

4
5
6

7

8

Jenis Uji
Panjang tangkai minimum
-tipe standard
-tipe ”spray”
*aster
*kancing
*santini

Diameter tangkai bunga
-tipe standard, aster dan
kancing
-santini
Diameter bunga setengah
mekar
-tipe standard
-tipe ”spray”
*aster
*kancing
*santini

AA

Kelas Mutu
A
B

cm

76

70

61

cm
cm
cm

76
76
60

70
70
55

61
61
50

mm
mm

>5
>4

4.1-5
3.5-4

3-4
3-3.5

Asal
an
Asal
an

mm

>80

71-80

60-70

Asal
an

mm
mm
mm

>40
>35
>30

>40
>35
>30

>40
>35
>30

>6

>6

>6

segar

segar

segar

3

5

10

Kuat,
lurus,
tidak
pecah
Seragam

Kuat,
lurus,
tidak
pecah
Seragam

Kuat,
lurus,
tidak
pecah
Seragam

Lengkap
dan
seragam
Mutlak
perlu

Lengkap
dan
seragam
perlu

Lengkap
dan
seragam
perlu

Satuan

Jumlah kuntum bunga ½
kuntum
mekar pertangkai
-tipe spray
Kesegaran bunga
Benda asing/kotoran
maksimal
Keadaan tangkai bunga
Keseragaman kultivar

9

Daun pada 2/3 Bagian
Tangkai Bunga

10

Penanganan Pasca Panen

%

Sumber : Badan Standardisasi Nasional (SNI 01-4478-1998).

C
Asal
an
Asal
an
Asal
an
Asal
an

Asal
an
Asal
an
Asal
an
Asal
an
Asal
an
>10
Asal
an

Sera
gam
Asal
an
Asal
an

C. KEMASAN
Kemasan adalah suatu tempat atau wadah yang digunakan untuk mengemas
suatu produk, dalam pengertian khusus, kemasan adalah wadah atau tempat yang
digunakan untuk mengemas suatu komoditas dan telah dilengkapi dengan tulisan
atau label yang menjelaskan tentang isi, kegunaan dan lain-lain yang perlu atau
diwajibkan (Rochmadi, 2006).
Pengemasan bertujuan untuk menghindarkan bunga dari kerusakan, menjaga
kualitas, mempercantik penampilan bunga, dan memberikan nilai tambah secara
ekonomi. Biasanya proses pengemasan terdiri dari 3 tahapan pengemasan. Tahap
pertama yaitu pencontongan, untuk bunga tipe standar bertujuan untuk melindungi
petal bunga akibat gesekan dan meningkatkan ketahanan tangkai bunga terhadap
penanganan yang dilakukan pada pasca panen seperti sortasi dan pengelompokan
serta distribusi. Pada bunga tipe spray tidak dilakukan pencontongan. Tahap kedua
yaitu pembungkusan, bertujuan agar bunga tidak mudah bergerak sehingga
kemungkinan tangkai bunga patah selama distribusi dapat dikurangi. Tahap ketiga
adalah pengepakan yang merupakan pengemasan sekunder. Pengepakan bertujuan
untuk mengurangi gerak bunga selama distribusi dan memudahkan penanganan
selama distribusi.
Pada bunga krisan, apabila batang tampak lebih dari satu, kuntum bunga yang
tumbuh dipotong kecil-kecil dan disisakan yang terbesar. Kuntum ini akan
membentuk bunga potong jenis standar berukuran optimal dan tampak indah. Bila
kuntum bunga sudah mulai mekar dan menampilkan warnanya, maka dilakukan
pencontongan

pada

kelopak

bunga.

Tujuan

pencontongan

adalah

untuk

menghindarkan bunga dari kotoran dan serangan serangga. Besar diameter contong
bervariasi antara 15-25 cm untuk bunga ukuran sedang dan 20-30 cm untuk bunga
ukuran besar. Contong terbuat dari kertas atau kantong plastik (Soekartawi, 1996).

D. KERTAS
Kertas memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda sesuai dengan jenisnya.
Sehingga pemakaian kertas di dalam pengemasan harus diperhatikan agar sesuai
dengan tujuannya. Sifat-sifat fisik tersebut diantaranya adalah ketahanan tarik atau
kekuatan tarik, daya tahan terhadap gesekan, ketahanan sobek, daya regang,
ketahanan retak, daya serap air, permeabilitas, dan beberapa sifat fisik lainnya
Hambali, et. al. (1990).
Sifat fisik kertas ini selain ditentukan oleh jenisnya, juga ditentukan oleh
kerapatannya atau densitas kertas. Umumnya semakin tinggi densitasnya maka
makin tinggi pula kekuatan tariknya. Kertas diperdagangkan dalam satuan tonase dan
dalam penggunaannya lebih banyak menggunakan satuan luas. Agar kedua keperluan
tersebut dapat diakomodasikan maka diperlukan satuan gramatur, yaitu satuan massa
kertas (dinyatakan dalam gram) per meter persegi luas kertas.
Bahan kemasan yang digunakan untuk pengemasan primer pada awalnya
adalah kertas buram. Karena kertas buram menghasilkan penampakkan bunga yang
jelek maka diganti kertas putih polos 60 gram, akan tetapi bahan ini tidak mudah
dibentuk menjadi contong maka memerlukan waktu lama sehingga tidak efisien lalu
kertas untuk contong diganti dengan kertas HVS 70 gram. Pada saat ini di PT. Alam
Indah Bunga Nusantara (AIBN) untuk pengemasan primer digunakan kertas HVS 70
gram berukuran 10 cm x 20 cm (Rokhmawati I, 1999) .

E. PLASTIK
Bahan kemasan yang paling banyak digunakan saat ini adalah plastik. Kita
pun dapat dengan mudah menjumpai plastik di sekitar kita. Plastik banyak dipilih
karena memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah plastik merupakan
material yang praktis, kegunaannya pun beragam, dan yang paling penting, harga
plastik relatif murah dibanding bahan kemasan yang lain.
Plastik terbagi menjadi beberapa jenis yang memiliki karakteristik berbedabeda, sehingga produk yang akan dikemas harus disesuaikan dengan karakteristik
plastik yang akan digunakan. Plastik merupakan polimer dari monomer-monomer
organik yang memiliki berat molekul yang tinggi. Pembuatan plastik berlangsung

dalam suatu reaksi atau proses polimerisasi dari bahan baku plastik yang dapat
berasal dari gas alam, batubara, minyak bumi dan lain-lain.
Jenis dan sifat produk plastic sangat tergantung pada monomer-monomer
yang menyusunnya. Beberapa jenis plastik diantaranya adalah Polietilen (PE),
Polipropilen (PP), Polivinil Klorida (PVC), dan lain-lain. Ketiga jenis plastic tersebut
memiliki sifat-sifat yang berbeda karena monomer penyusunnya pun berbeda satu
sama lain.
Secara umum polietilena digolongkan dalam dua jenis yakni plastik dengan
densitas rendah (low density) dan plastik densitas tinggi (high density). High density
memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu
tinggi (Harper, 1975). Plastik low density polyetilen (LDPE) dan high density
polyetilen (HDPE) mempunyai titik leleh yang berbeda dengan selisih ± 25°F
(Sidney dan Dubois, 1977).

Tabel 2. Beberapa Sifat Polietilen Pada Densitas yang Berbeda
Sifat

Jenis Polietilen
LDPE

HDPE

LLDPE

Berat jenis

0.91

0.93

0.96

Cristallinity

65%

75%

95%

Titik lunak

104°C

118°C

128°C

Kekerasan shore ”D”

42

50

70

Sumber : Beck, 1980.

Biasanya bunga yang telah diikat berdasarkan kelas dan ukuran tertentu
dibungkus dengan kertas atau plastik saja untuk melindungi kemulusan mahkotanya.

F. NYLON
Salah satu kemasan yang cukup baik digunakan dalam pengemasan produk
pertanian adalah kemasan berbahan nylon. Kemasan ini memiliki keunggulan
dibandingkan dengan kemasan yang lain, seperti tekstur bahan yang halus dan
bentuknya menyerupai jaring sehingga produk tersebut masih bisa terkena cahaya
dan sirkulasi udara lebih baik. Selain itu kemasan dengan bahan nylon memiliki sifat

elastis, sehingga kemasan ini dapat menyesuaikan bentuk dan ukuran produk
(mahkota bunga) dan melindungi produk tersebut dengan erat (kencang) hingga
kerusakan pada mahkota bunga dapat diminimalisasikan.
Kemasan berbahan nylon untuk pengemasan bunga hingga saat ini masih
jarang digunakan di Indonesia, hal ini dikarenakan bahan baku yang sulit didapatkan
karena masih impor.

G. PENYIMPANAN
Penyimpanan bunga potong berfungsi untuk memaksimalkan daya tahan
simpan bunga potong baik dengan meminimumkan penggunaan cadangan energi
pada jaringan bunga potong atau memberi tambahan karbohidrat. Penyimpanan
produk bunga potong berdasarkan suhu penyimpanan dapat dibagi menjadi dua yaitu
penyimpanan pada suhu kamar dan penyimpanan dalam cool storage.
Penyimpanan pada suhu kamar merupakan penyimpanan sementara pada saat
bunga menunggu untuk disortasi, dikelompokkan, dan dibungkus. Penyimpanan ini
dilakukan di ruang pasca panen. Pada penyimpanan ini, bunga disimpan pada ember
berisi air. Sedangkan pada penyimpanan dingin dilakukan di dalam cool storage.
Bunga yang telah dibungkus dengan kertas atau kain diletakkan pada ember berisi air
bersih yang diletakkan pada kereta bertingkat. Selain kereta bertingkat ada juga
kereta bak air yang berukuran panjang 240 cm dan lebar 60 cm.

Gambar 2. Kereta bertingkat

Teknik penyimpanan bunga potong berpengaruh pada daya tahan simpan
bunga dan keadaan bunga. Teknik penyimpanan dilakukan dengan prinsip
mengkondisikan lingkungan penyimpanan agar sesuai dengan kondisi lingkungan
yang diperlukan bunga potong agar bertahan lebih lama. Penyimpanan bunga pada
cool storage rata-rata bersuhu 50C – 80C. Bunga yang belum mengalami proses
pengepakan disimpan dalam ruang pendingin dengan sistem basah. Sedangkan untuk
bunga potong yang sudah dikemas disimpan dengan teknik penyimpanan kering
dengan waktu maksimal penyimpanan satu malam.

Gambar 3. Ruang pendingin

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di PT. Alam Indah Bunga Nusantara Jl Raya
Mariwati km 5.5 Desa Kawung Luwuk Sukaresmi Cipanas Jawa Barat. Waktu
pelaksanaan penelitian antara bulan Maret – Mei 2007.

B. BAHAN DAN ALAT
1. Bahan
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah bunga krisan
potong (Chrysanthemum indicum) tipe standar varietas Fiji Yellow dengan
kemekaran 70 persen, panjang tangkai ±75 cm yang diperoleh dari PT. Alam Indah
Bumi Nusantara (AIBN) Desa Kawung Luwuk, Sukaresmi, Cipanas. Bahan lain
yang dipergunakan adalah kertas HVS 70 gram, plastik HDPE dan Nylon sebagai
bahan kemasan primer.
2. Alat
Peralatan yang dipakai adalah : jangka sorong dengan ketelitian 0.1 mm
untuk mengukur diameter mahkota bunga dan diameter batang, gunting, ember,
timbangan digital dan RHS Colour Chart tahun 2001.

C. METODE PENELITIAN
Tahapan penelitian yang digunakan adalah:
1)

Bunga krisan segar yang telah dipotong dari lahan kemudian dikumpulkan
dan melalui tahapan awal yaitu proses sortasi dan grading, dimana bunga
sebelum dikemas diperiksa dan mulai diamati ukuran diameter mahkota dan
tangkai bunga serta bobot bunga keseluruhan. Jumlah keseluruhan bunga
krisan yang digunakan dalam penelitian ini adalh 216 batang.

2)

Mahkota bunga dikemas ke dalam tiga jenis kemasan primer yaitu kertas
HVS 70 gram, plastik HDPE dan Nylon (Gambar 5).

3)

Bunga lalu dimasukkan / disimpan kedalam cool storage bersuhu 5-80C (BB
= 60C, BK = 80C) dan RH 80% untuk disimpan selama 14 hari, dengan dua
cara penyimpanan yaitu dengan cara penyimpanan basah (dengan air) dan

penyimpanan kering (tanpa air). Tiap perlakuan terdiri dari 3 tangkai bunga
setiap ikatanya dengan 3 ulangan pada masing-masing kemasan dan cara
penyimpananya.
4)

Pengamatan pada bunga dilakukan secara bertahap, yaitu pada hari ke-4, hari
ke-8, hari ke-12 dan hari ke-14 selama masa penyimpanan. Pada masingmasing hari pengamatan (hari ke-4, ke-8, ke-12 dan ke-14) bunga
dikeluarkan dari cool storage untuk diamati perubahan karakteristiknya pada
tiap kemasannya. Desain kemasan primer dapat dilihat pada Gambar 4.

10 cm

20 cm

10 cm
60º

(1)

(2)

Gambar 4. Bentuk dan ukuran kemasan penelitian (1) kemasan plastik dan (2) kertas.

Gambar 5. Bunga krisan varietas Fiji Yellow yang dikemas dengan 3 jenis kemasan.
Kemasan pada mahkota bunga akan dilepas pada waktu bunga diamati,
setelah proses pengamatan bunga dibiarkan tetap terbuka dan diletakkan di ruangan
terbuka untuk mengetahui fase hidup bunga pada suhu ruang setelah sebelumnya

melalui proses penyimpanan di dalam cool storage. Hal yang sama dilakukan pada
hari-hari berikutnya pada setiap kali pengamatan.
D. Pengamatan
Pengamatan dan pengujian mutu bunga potong, meliputi :
Parameter fisik : diameter mahkota dan diameter batang, bobot dan warna bunga
Uji organoleptik meliputi penampakan bunga keseluruhan (warna, kesegaran
mahkota, dan penampakan keseluruhan).
Tahap-tahapnya adalah sebagai berikut :
1. Pengukuran diameter mahkota dan diameter batang bunga
Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali untuk setiap dan data yang
diambil adalah nilai rata – rata. Pengamatan diameter mahkota dan diameter
batang bunga dimaksudkan untuk melihat apakah terjadi pertambahan
maupun penyusutan diameter mahkota dan diameter batang bunga yang
berbeda

karena

perlakuan

kemasan,

cara

penyimpanan

dan

lama

penyimpanan.
2. Bobot bunga
Penimbangan dilakukan untuk setiap perlakuan dan diambil rataratanya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi pertambahan
maupun penyusutan bobot bunga karena perlaku