Variabilitas dan karakteristik arus lintas Indonesia hubungannya dengan fluktuasi lapisan termoklin di Perairan Selat Makassar

VARIABILITAS DAN KARAKTERISTIK ARUS LINTAS
INDONESIA HUBUNGANNYA DENGAN FLUKTUASI LAPISAN
TERMOKLIN DI PERAIRAN SELAT MAKASSAR

HALIKUDDIN UMASANGAJI
C 651020051

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006

PERNYATAAN MENGENAI TESIS
DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul Variabilitas dan
Karakteristik Arus Lintas Indonesia Hubungannya dengan Fluktuasi Lapisan Termoklin
di Perairan selat Makassar adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.


Bogo November 2006

Halikuddin Umasangaji
NRP C651020051

ABSTRAK

HALIKUDDIN UMASANGAJI. Variabilitas dan Karakteristik Arus Lintas Indonesia
Hubungannya dengan Fluktuasi Lapisan Termoklin di Perairan Selat Makassar.
Dibimbing oleh MULIA PURBA dan JOHN I. PARIWONO.
Broecker (1997) menyebutkan bahwa perairan Indonesia adalah satu-satunya
penghubung massa air dari Samudera Pasifik menuju Samudera India. Akibat
terbentuknya gradien tekanan antara barat Pasifik dengan timur laut Samudera India
massa air mengalir melalui perairan timur Indonesia yang kemudian dikenal dengan
Arus Lintas Indonesia (Indonesian Throughflow) atau disingkat Arlindo. Sepanjang
tahun aliran selalu mengarah ke selatan dan tenggara. Namun demikian, karena
dinamika internal, regional dan global aliran ini mengalami beberapa fluktuasi harian,
musiman, antar musiman maupun tahunan. Setiap tahun aliran ini mentransfer bahang
dan garam dari Samudera Pasifik menuju Samudera India oleh karena itu Arlindo

dianggap sebagai komponen kunci dalam sistem iklim global. Penelitian ini bertujuan
untuk mengakaji dan menganalisa variabilitas dan Karakteristik Arlindo, Menghitung
volume transpor melalui pengkuran arus maupun pendekatan geostropik serta mengkaji
fluktuasi lapisan termoklin akibat dari menguat dan melemahnya aliran pada periode
musim yang berbeda.
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data arus yang diperoleh dari
Mooring Aanderaa pada 2 stasiun di Selat Makassar (dari BPPT Jakarta), Data CTD
diakses melalui website Lamont-Doherty Earth Observatory (LDEO) Columbia
University, USA www.ldeo.edu. dan data Southern Oscillation Index (SOI) dari tahun
1992 - 1999 yang diperoleh dari http://www.bom.gov.au, 2005). Data dianalisa dengan
menggunakan Time Series Analysis untuk melihat variabilitas pra- musiman, musiman
dan tahunan dengan menggunakan software Matlab versi 6.0 dan Statistica release 6
sedangkan untuk melihat kekuatan dan arah arus digunakan software Visual Basic versi
6.0. Data CTD diolah dengan menggunakan software Ocean Data View versi 5.7 untuk
melihat sebaran melintang suhu sepanjang transek dimana dilakukan analisis termoklin.
Data Southern Oscillation Index (SOI) selanjutnya digambarkan dalam grafik untuk
melihat periode terjadinya fase El-Nino dan La-Nina.
Hasil analisa terhadap karakteristik arus memperlihatkan kecepatan arus
menguat pada musim timur dan melamah pada musim barat meskipun terdapat anomali
sebagai akibat dari kejadian El-Nino dan La-Nina. Aliran arus konsisten mengarah ke

tenggara dan selatan sepanjang tahun meski terjadi pembelokan ke utara yang diduga
akibat dari propagasi Gelombang Kelvin dan gerakan kompensasi terhadap kontinyutas.
Variabilitas Arus di Selat Makassar memiliki beberapa periode dominan yang
merupakan signal periode pergantian musim, Gelombang Kelvin serta adanya signal
tahunan yang merepresentasikan kekuatan musim. Transpor Arlindo juga mengalami
pelemahan pada musim barat dan sebaliknya menguat pada musim timur sebaga iamana
halnya dengan hasil perhitungan kecepatan arus. Hasil perhitungan geostropik
memperlihatkan fluktuasi yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan arus hasil
pengukuran. Selain itu juga kecepatan dan volume transpor geostropik tidak terlalu
memperlihatkan karakter Arlindo yang sebenarnya. Lapisan termoklin berada lebih
dangkal pada musim barat dan tertekan lebih dalam pada musim timur, namun demikian
fluktuasi ini masih dipengaruhi kuat oleh kejadian ENSO dan La-Nina.

© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2006
Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian
Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun baik cetak, fotokopi, mikrofilm
dan sebagainya

VARIABILITAS DAN KARAKTERISTIK ARUS LINTAS

INDONESIA HUBUNGANNYA DENGAN FLUKTUASI LAPISAN
TERMOKLIN DI PERAIRAN SELAT MAKASSAR

OLEH
HALIKUDDIN UMASANGAJI
C 651020051

Tesis
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Kelautan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006

Judul Tesis

: Variabilitas dan Karakteristik Arus Lintas Indonesia

Hubungannya dengan Fluktuasi Lapisan Termoklin di
Perairan Selat Makassar

Nama

:

NRP

: C 651020051

Halikuddin Umasangaji

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Mulia Purba, M.Sc
Ketua

Dr. Ir. John I. Pariwono

Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Ilmu Kelautan

Dr. Ir. Djisman Manurung, M.Sc

Tanggal Ujian

: 6 Juni 2006

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, M.Sc

Tanggal Lulus :

Al Quran surat Annur
Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh gelombang, yang di atasnya

gelombang (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia
mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi
cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun.

Al Quran Surat Ar Rahman
Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas
yang tidak dilampaui masing-masing. M aka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu
dustakan ?

Happiness comes from being uncomfortable as often as possible so you are always
learning and growing.
Rich Hatch, 101 Survival Secrets (The L yons Press), 1999

Yang sederhana ini kupersembahkan U ntuk
Papi dan M ami, Kakak-kakak, Adik-adik, I Par-ipar serta Ponakan-ponakan tercinta.

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, kekuatan dan semangat
sehingga tugas akhir guna meraih gelar Magister Science di bidang Oseanografi Fisik

ini dapat diselesaikan. Tesis dengan judul “Variabilitas dan Karakteristik Arus
Lintas Indonesia Hubungannya dengan Fluktuasi Lapisan Termoklin di Perairan
Selat Makassar” adalah bagian dari studi Pascasarjana pada Program Studi Ilmu
Kelautan di Institut Pertanian Bogor.
Dengan selesainya penulisan tesis ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih
dan rasa hormat yang setinggi- tingginya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Mulia Purba, MSc selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak Dr. Ir.
John I. Pariwono sebagai anggota yang telah meluangkan waktu serta dengan penuh
kesabaran telah membimbing dan mengarahkan penulis semenjak pengumpulan
data, pengolahan hingga penyelesaian penulisan tesis ini. Bapak Dr. Ir. I Wayan
Nurjaya, M.Sc selaku penguji tamu atas saran dan koreksi serta kerja sama yang
baik selama penulis menuntut ilmu di Pascasarjana IKL - IPB.
2. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pusat Jakarta melalui UPT
Baruna Jaya yang telah menyediakan data-data yang diperlukan, LDEO (Lamont
Doherty Earth and Observatory) Columbia University di Amerika Serikat terutama
Prof. Dr. Arnold Gordon dan Dr. Dwi Susanto atas kesediaan data-datanya, Dr.
Hendrik van Akeen di NIOZ Belanda dan Prof. Matthias Tomczak di Flinders
University atas support dan reference yang diberikan.
3. Orang-orang yang terdekat dalam hidup ini : Papi dan Mami, Kakak-kakak dan
Adik-adik atas iringan do’a dan kesabaran yang telah diberikan hingga kini.

6. Rekan-rekan selama studi (Ninith, Heron, Mukti, Ningsih (ITB), Pak Sakka, Wike,
Mas Hoyyie) serta seluruh teman-teman yang telah saling mendukung baik selama
studi maupun dalam penulisan tesis ini.
Menyadari tesis ini masih jauh dari kesempurnaan maka diharapkan saran dan
kritik yang konstruktif demi kesempur naan isi dari tesis ini kelak.

RIWAYAT HIDUP

Penulis adalah putra ke enam dari sembilan bersaudara
yang dilahirkan di Waitina Kab. Kepulauan Sula (Kepsul),
Maluku Utara pada tanggal 3 Maret 1974 adalah buah
perkawinan pasangan Purnawirawan H.Umar Umasangaji dan
Sitti Zawiahtul Hakimah. Pendidikan tinggi diawali tahun 1992
pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Univ. Pattimura
Ambon melalui Program PMDK (Penelusuran Minat Bakat dan Kemampuan). Gelar
Sarjana Ilmu Kelautan diraihnya 4 tahun kemudian dan mulai bekerja pada Loka
Budidaya Laut Ambon. Pada tahun 1998 bekerja sebagai tenaga lepas pada PT. ASDP
(Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan) Cabang Ambon hingga pada tahun 2000
diangkat sebagai staf edukatif pada Univ. Khairun, Ternate. Pada tahun 2003 hingga
kini bekerja sebagai staf edukatif di Universitas yang sama setelah diangkat menjadi

Pegawai Negeri Sipil.
Pada tahun 2002 melalui Beasiswa (BPPS Dikti) penulis berkesempatan
mengikuti Pendidikan Pascasarjana (S2) pada Prog. Studi Ilmu Kelautan IPB dan
memilih minat Oseanografi Fisik. Selama mengikuti pendidikan di IPB penulis juga
aktif dalam berbagai kegiatan pelatihan dan seminar-seminar Kelautan baik sebagai
peserta maupun pembicara antara lain seminar ISOI (Ikatan Sarjana Oseanologi
Indonesia) yang diselenggarakan di Jakarta, Bandung dan Denpasar. Karya ilmiah yang
telah diterbitkan oleh Jurnal Segara (BRKP – DKP) Jakarta adalah “Karakteristik Massa
Air di Selat Lifamatola pada Musim Barat”. Sebagai partisipan pada Program
Pemantauan Arus Lintas Indonesia yang merupakan kerjasama 5 negara (Indonesia,
Australia, USA, Perancis dan Belanda) melalui Ekspedisi INSTANT (International
Nusantara Stratification and Transport) dari tahun 2003 - sekarang. Pada tahun 2006
tergabung dalam Tim Ahli Revitalisasi Sumber Daya Pesisir dan Lautan di Provinsi
Maluku Utara. Selain itu penulis juga aktif dalam kegiatan penyelaman (Diving) di
bawah naungan Jakarta Underwater Scuba Society (JaUWS) yang bermarkas di
Senayan, Jakarta.

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
Latar Belakang............................................................................................... 1
Kerangka Pemikiran....................................................................................... 3
Perumusan dan Pendekatan Masalah............................................................. 4
Tujuan dan Manfaat Penelitian...................................................................... 5
Hipotesis........................................................................................................ 7
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................... 8
Arus Lintas Indonesia (Indonesian Throughflow)......................................... 8
Variabilitas Arus Lintas Indonesia................................................................. 12
Transpor Arlindo............................................................................................ 13
Fluktuasi Lapisan Termoklin di Selat Makassar............................................ 15
Respon Arlindo terhadap ENSO.................................................................... 16
METODE PENELITIAN........................................................................................ 18
Lokasi dan waktu Penelitian.......................................................................... 18
Metode Pengukuran....................................................................................... 18
Pengukuran Arus (Mooring ADCP).................................................. 18
Pengukuran CTD............................................................................... 21
Pengolahan dan Analisis Data....................................................................... 21
Analisa Time Series (Time Series Analysis)...................................... 21
Pembuatan Grafik Stickplot Arah dan Kecepatan Arus..................... 22
Perhitungan Volume Transpor Nyata................................................ 23
Perhitungan Arus Geostropik............................................................. 24
Perhitungan Lapisan termoklin.......................................................... 25
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................ 28
Pola Arus Tiap Lapisan Kedalaman di Selat Makassar................................ 28
Fluktuasi Arus dalam Ranah Waktu di Lokasi Mooring Stasiun 1... 28
Fluktuasi Arus dalam Ranah Waktu di Lokasi Mooring Stasiun 2... 34
Fluktuasi Arus dalam Ranah Frekuensi Arus di Selat Makassar...... 40
Spektrum Densitas Energi Arus..................................................................... 40
Transpor Massa Air yang Melintasi Selat Makassar..................................... 47
Kecepatan Arus Geostropik dan Volume Transpor....................................... 49
Fluktuasi Lapisan Termoklin akibat Transpor Arlindo................................. 58
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 66
LAMPIRAN.............................................................................................................. 71
.

VARIABILITAS DAN KARAKTERISTIK ARUS LINTAS
INDONESIA HUBUNGANNYA DENGAN FLUKTUASI LAPISAN
TERMOKLIN DI PERAIRAN SELAT MAKASSAR

HALIKUDDIN UMASANGAJI
C 651020051

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006

PERNYATAAN MENGENAI TESIS
DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul Variabilitas dan
Karakteristik Arus Lintas Indonesia Hubungannya dengan Fluktuasi Lapisan Termoklin
di Perairan selat Makassar adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogo November 2006

Halikuddin Umasangaji
NRP C651020051

ABSTRAK

HALIKUDDIN UMASANGAJI. Variabilitas dan Karakteristik Arus Lintas Indonesia
Hubungannya dengan Fluktuasi Lapisan Termoklin di Perairan Selat Makassar.
Dibimbing oleh MULIA PURBA dan JOHN I. PARIWONO.
Broecker (1997) menyebutkan bahwa perairan Indonesia adalah satu-satunya
penghubung massa air dari Samudera Pasifik menuju Samudera India. Akibat
terbentuknya gradien tekanan antara barat Pasifik dengan timur laut Samudera India
massa air mengalir melalui perairan timur Indonesia yang kemudian dikenal dengan
Arus Lintas Indonesia (Indonesian Throughflow) atau disingkat Arlindo. Sepanjang
tahun aliran selalu mengarah ke selatan dan tenggara. Namun demikian, karena
dinamika internal, regional dan global aliran ini mengalami beberapa fluktuasi harian,
musiman, antar musiman maupun tahunan. Setiap tahun aliran ini mentransfer bahang
dan garam dari Samudera Pasifik menuju Samudera India oleh karena itu Arlindo
dianggap sebagai komponen kunci dalam sistem iklim global. Penelitian ini bertujuan
untuk mengakaji dan menganalisa variabilitas dan Karakteristik Arlindo, Menghitung
volume transpor melalui pengkuran arus maupun pendekatan geostropik serta mengkaji
fluktuasi lapisan termoklin akibat dari menguat dan melemahnya aliran pada periode
musim yang berbeda.
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data arus yang diperoleh dari
Mooring Aanderaa pada 2 stasiun di Selat Makassar (dari BPPT Jakarta), Data CTD
diakses melalui website Lamont-Doherty Earth Observatory (LDEO) Columbia
University, USA www.ldeo.edu. dan data Southern Oscillation Index (SOI) dari tahun
1992 - 1999 yang diperoleh dari http://www.bom.gov.au, 2005). Data dianalisa dengan
menggunakan Time Series Analysis untuk melihat variabilitas pra- musiman, musiman
dan tahunan dengan menggunakan software Matlab versi 6.0 dan Statistica release 6
sedangkan untuk melihat kekuatan dan arah arus digunakan software Visual Basic versi
6.0. Data CTD diolah dengan menggunakan software Ocean Data View versi 5.7 untuk
melihat sebaran melintang suhu sepanjang transek dimana dilakukan analisis termoklin.
Data Southern Oscillation Index (SOI) selanjutnya digambarkan dalam grafik untuk
melihat periode terjadinya fase El-Nino dan La-Nina.
Hasil analisa terhadap karakteristik arus memperlihatkan kecepatan arus
menguat pada musim timur dan melamah pada musim barat meskipun terdapat anomali
sebagai akibat dari kejadian El-Nino dan La-Nina. Aliran arus konsisten mengarah ke
tenggara dan selatan sepanjang tahun meski terjadi pembelokan ke utara yang diduga
akibat dari propagasi Gelombang Kelvin dan gerakan kompensasi terhadap kontinyutas.
Variabilitas Arus di Selat Makassar memiliki beberapa periode dominan yang
merupakan signal periode pergantian musim, Gelombang Kelvin serta adanya signal
tahunan yang merepresentasikan kekuatan musim. Transpor Arlindo juga mengalami
pelemahan pada musim barat dan sebaliknya menguat pada musim timur sebaga iamana
halnya dengan hasil perhitungan kecepatan arus. Hasil perhitungan geostropik
memperlihatkan fluktuasi yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan arus hasil
pengukuran. Selain itu juga kecepatan dan volume transpor geostropik tidak terlalu
memperlihatkan karakter Arlindo yang sebenarnya. Lapisan termoklin berada lebih
dangkal pada musim barat dan tertekan lebih dalam pada musim timur, namun demikian
fluktuasi ini masih dipengaruhi kuat oleh kejadian ENSO dan La-Nina.

© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2006
Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian
Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun baik cetak, fotokopi, mikrofilm
dan sebagainya

VARIABILITAS DAN KARAKTERISTIK ARUS LINTAS
INDONESIA HUBUNGANNYA DENGAN FLUKTUASI LAPISAN
TERMOKLIN DI PERAIRAN SELAT MAKASSAR

OLEH
HALIKUDDIN UMASANGAJI
C 651020051

Tesis
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Kelautan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006

Judul Tesis

: Variabilitas dan Karakteristik Arus Lintas Indonesia
Hubungannya dengan Fluktuasi Lapisan Termoklin di
Perairan Selat Makassar

Nama

:

NRP

: C 651020051

Halikuddin Umasangaji

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Mulia Purba, M.Sc
Ketua

Dr. Ir. John I. Pariwono
Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Ilmu Kelautan

Dr. Ir. Djisman Manurung, M.Sc

Tanggal Ujian

: 6 Juni 2006

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, M.Sc

Tanggal Lulus :

Al Quran surat Annur
Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh gelombang, yang di atasnya
gelombang (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia
mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi
cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun.

Al Quran Surat Ar Rahman
Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas
yang tidak dilampaui masing-masing. M aka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu
dustakan ?

Happiness comes from being uncomfortable as often as possible so you are always
learning and growing.
Rich Hatch, 101 Survival Secrets (The L yons Press), 1999

Yang sederhana ini kupersembahkan U ntuk
Papi dan M ami, Kakak-kakak, Adik-adik, I Par-ipar serta Ponakan-ponakan tercinta.

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, kekuatan dan semangat
sehingga tugas akhir guna meraih gelar Magister Science di bidang Oseanografi Fisik
ini dapat diselesaikan. Tesis dengan judul “Variabilitas dan Karakteristik Arus
Lintas Indonesia Hubungannya dengan Fluktuasi Lapisan Termoklin di Perairan
Selat Makassar” adalah bagian dari studi Pascasarjana pada Program Studi Ilmu
Kelautan di Institut Pertanian Bogor.
Dengan selesainya penulisan tesis ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih
dan rasa hormat yang setinggi- tingginya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Mulia Purba, MSc selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak Dr. Ir.
John I. Pariwono sebagai anggota yang telah meluangkan waktu serta dengan penuh
kesabaran telah membimbing dan mengarahkan penulis semenjak pengumpulan
data, pengolahan hingga penyelesaian penulisan tesis ini. Bapak Dr. Ir. I Wayan
Nurjaya, M.Sc selaku penguji tamu atas saran dan koreksi serta kerja sama yang
baik selama penulis menuntut ilmu di Pascasarjana IKL - IPB.
2. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pusat Jakarta melalui UPT
Baruna Jaya yang telah menyediakan data-data yang diperlukan, LDEO (Lamont
Doherty Earth and Observatory) Columbia University di Amerika Serikat terutama
Prof. Dr. Arnold Gordon dan Dr. Dwi Susanto atas kesediaan data-datanya, Dr.
Hendrik van Akeen di NIOZ Belanda dan Prof. Matthias Tomczak di Flinders
University atas support dan reference yang diberikan.
3. Orang-orang yang terdekat dalam hidup ini : Papi dan Mami, Kakak-kakak dan
Adik-adik atas iringan do’a dan kesabaran yang telah diberikan hingga kini.
6. Rekan-rekan selama studi (Ninith, Heron, Mukti, Ningsih (ITB), Pak Sakka, Wike,
Mas Hoyyie) serta seluruh teman-teman yang telah saling mendukung baik selama
studi maupun dalam penulisan tesis ini.
Menyadari tesis ini masih jauh dari kesempurnaan maka diharapkan saran dan
kritik yang konstruktif demi kesempur naan isi dari tesis ini kelak.

RIWAYAT HIDUP

Penulis adalah putra ke enam dari sembilan bersaudara
yang dilahirkan di Waitina Kab. Kepulauan Sula (Kepsul),
Maluku Utara pada tanggal 3 Maret 1974 adalah buah
perkawinan pasangan Purnawirawan H.Umar Umasangaji dan
Sitti Zawiahtul Hakimah. Pendidikan tinggi diawali tahun 1992
pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Univ. Pattimura
Ambon melalui Program PMDK (Penelusuran Minat Bakat dan Kemampuan). Gelar
Sarjana Ilmu Kelautan diraihnya 4 tahun kemudian dan mulai bekerja pada Loka
Budidaya Laut Ambon. Pada tahun 1998 bekerja sebagai tenaga lepas pada PT. ASDP
(Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan) Cabang Ambon hingga pada tahun 2000
diangkat sebagai staf edukatif pada Univ. Khairun, Ternate. Pada tahun 2003 hingga
kini bekerja sebagai staf edukatif di Universitas yang sama setelah diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil.
Pada tahun 2002 melalui Beasiswa (BPPS Dikti) penulis berkesempatan
mengikuti Pendidikan Pascasarjana (S2) pada Prog. Studi Ilmu Kelautan IPB dan
memilih minat Oseanografi Fisik. Selama mengikuti pendidikan di IPB penulis juga
aktif dalam berbagai kegiatan pelatihan dan seminar-seminar Kelautan baik sebagai
peserta maupun pembicara antara lain seminar ISOI (Ikatan Sarjana Oseanologi
Indonesia) yang diselenggarakan di Jakarta, Bandung dan Denpasar. Karya ilmiah yang
telah diterbitkan oleh Jurnal Segara (BRKP – DKP) Jakarta adalah “Karakteristik Massa
Air di Selat Lifamatola pada Musim Barat”. Sebagai partisipan pada Program
Pemantauan Arus Lintas Indonesia yang merupakan kerjasama 5 negara (Indonesia,
Australia, USA, Perancis dan Belanda) melalui Ekspedisi INSTANT (International
Nusantara Stratification and Transport) dari tahun 2003 - sekarang. Pada tahun 2006
tergabung dalam Tim Ahli Revitalisasi Sumber Daya Pesisir dan Lautan di Provinsi
Maluku Utara. Selain itu penulis juga aktif dalam kegiatan penyelaman (Diving) di
bawah naungan Jakarta Underwater Scuba Society (JaUWS) yang bermarkas di
Senayan, Jakarta.

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
Latar Belakang............................................................................................... 1
Kerangka Pemikiran....................................................................................... 3
Perumusan dan Pendekatan Masalah............................................................. 4
Tujuan dan Manfaat Penelitian...................................................................... 5
Hipotesis........................................................................................................ 7
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................... 8
Arus Lintas Indonesia (Indonesian Throughflow)......................................... 8
Variabilitas Arus Lintas Indonesia................................................................. 12
Transpor Arlindo............................................................................................ 13
Fluktuasi Lapisan Termoklin di Selat Makassar............................................ 15
Respon Arlindo terhadap ENSO.................................................................... 16
METODE PENELITIAN........................................................................................ 18
Lokasi dan waktu Penelitian.......................................................................... 18
Metode Pengukuran....................................................................................... 18
Pengukuran Arus (Mooring ADCP).................................................. 18
Pengukuran CTD............................................................................... 21
Pengolahan dan Analisis Data....................................................................... 21
Analisa Time Series (Time Series Analysis)...................................... 21
Pembuatan Grafik Stickplot Arah dan Kecepatan Arus..................... 22
Perhitungan Volume Transpor Nyata................................................ 23
Perhitungan Arus Geostropik............................................................. 24
Perhitungan Lapisan termoklin.......................................................... 25
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................ 28
Pola Arus Tiap Lapisan Kedalaman di Selat Makassar................................ 28
Fluktuasi Arus dalam Ranah Waktu di Lokasi Mooring Stasiun 1... 28
Fluktuasi Arus dalam Ranah Waktu di Lokasi Mooring Stasiun 2... 34
Fluktuasi Arus dalam Ranah Frekuensi Arus di Selat Makassar...... 40
Spektrum Densitas Energi Arus..................................................................... 40
Transpor Massa Air yang Melintasi Selat Makassar..................................... 47
Kecepatan Arus Geostropik dan Volume Transpor....................................... 49
Fluktuasi Lapisan Termoklin akibat Transpor Arlindo................................. 58
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 66
LAMPIRAN.............................................................................................................. 71
.

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Periode dan densitas energi dari fluktuasi arus yang
dominan di Selat Makassar dari Desember 1996 – Februari 1998…...

41

Tabel 2. Volume transpor massa air yang melintasi Selat Makassar…………... 48
Tabel 3. Lapisan termoklin pada Musim Timur di Selat Makassar
(data bulan Agustus 1993)....................................................................... 60
Tabel 4. Lapisan termoklin pada Musim Barat di Selat Makassar
(data bulan Februari 1994)........................................................................ 61
Tabel 5. Lapisan termoklin pada Musim Barat di Selat Makassar
(data bulan November 1996)..................................................................... 61
Tabel 6. Lapisan termoklin pada Musim Barat di Selat Makassar
(data bulan Februari 1998)........................................................................ 61

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Diagram alir kerangka pemikiran dan perumusan masalah...........................4
Gambar 2. Edaran raya massa air dunia (The great conveyor belt)................................9
Gambar 3. Lintasan Arus Lintas Indonesia (Arlindo)...................................................10
Gambar 4. Arah transpor Arlindo tiap lapisan kedalaman............................................15
Gambar 5. a. Peta lokasi CTD 1993, 1994, 1996, 1998 (analisis arus geostropik).......19
b. Peta lokasi Mooring ADCP.....................................................................19
Gambar 6. Peta lokasi CTD (analisa lapisan termoklin)...............................................20
Gambar 7. Sketsa mooring dan posisi lapisan kedalaman Andeera..............................23
Gambar 8. Grafik stickplot arah dan kecepatan arus pada Bulan Desember
1996 – Februari 1997 di lapisan kedalaman 350 meter (stasiun 1).............29
Gambar 9. Grafik stickplot arah dan kecepatan arus pada Bulan Juni Agustus 1997 di lapisan kedalaman 350 meter (stasiun 1).........................30
Gambar 10. Grafik stickplot arah dan kecepatan arus pada Bulan Desember 1997 Februari 1998 di lapisan kedalaman 350 meter (stasiun 1).........................30
Gambar 11 Indeks Osilasi Selatan (Southern Oscillation Index)
tahun 1991 - 1999 ......................................................................................31
Gambar 12 Grafik stickplot arah dan kecepatan arus di lapisan kedalaman 1500 meter
Bulan Desember 1996 – Februari 1997 yang menunjukkan arah arus
mengalami penyimpangan (reversal) yang diduga karena gerakan
kompensasi terhadap kontinuitas pada kanal yang sempit.........................32
Gambar 13 Grafik stickplot arah dan kecepatan arus di lapisan kedalaman 350 meter
Bulan Mei dan Juni 1997 yang menunjukkan arah arus mengalami
penyimpangan (reversal) yang diduga karena propagasi dari Gelombang
Kelvin.........................................................................................................33
Gambar 14 Grafik stickplot arah dan kecepatan arus di lapisan kedalaman 1500 meter
Bulan Juni 1997 – Agustus 1997 yang menunjukkan arah arus mengalami
penyimpangan (reversal) yang diduga karena gerakan kompensasi
terhadap kontinuitas pada kanal yang
sempit.........................................................................................................33
Gambar 15 Grafik stickplot arah dan kecepatan arus di lapisan kedalaman 1500 meter
Bulan Desember 1997 – Februari 1998 yang menunjukkan arah arus
mengalami penyimpangan (reversal) yang diduga karena gerakan
kompensasi terhadap kontinuitas pada kanal yang sempit.........................34

Gambar 16 Grafik stickplot arah dan kecepatan arus pada Bulan Desember 1996 –
Februari 1997 (Musim Barat, fase La-Nina) di lapisan kedalaman 350
meter (stasiun 2)........................................................................................35
Gambar 17 Grafik stickplot arah dan kecepatan arus pada Bulan Juni 1997 –
Agustus1997 (Musim Timur) di lapisan kedalaman 350 meter
(stasiun 2)...................................................................................................36
Gambar 18 Grafik stickplot arah dan kecepatan arus pada Bulan Desember 1997 –
Februari 1998 (Musim Timur) di lapisan kedalaman 350 meter
(stasiun 2)...................................................................................................36
Gambar 19 Grafik stickplot kecepatan dan arah arus pada bulan Mei dan Juni 1997
dimana terjadi penyimpangan (reversal) arah arus ke utara dan barat laut
yang diduga karena propagasi Gelombang
Kelvin.........................................................................................................38
Gambar 20 Grafik stickplot arah dan kecepatan arus di lapisan kedalaman 1500 meter
Bulan Desember 1996 – Februari 1997 yang memperlihatkan arah arus
mengalami penyimpangan (reversal) yang diduga karena gerakan
kompensasi terhadap kontinuitas pada kanal yang sempit........................38
Gambar 21 Grafik stickplot arah dan kecepatan arus di lapisan kedalaman 1500 meter
Bulan Juni 1997 – Agustus 1997 yang menunjukkan arah arus mengalami
penyimpangan (reversal) yang diduga karena gerakan kompensasi
terhadap kontinuitas pada kanal yang sempit.............................................39
Gambar 22 Grafik stickplot arah dan kecepatan arus di lapisan kedalaman 1500 meter
Bulan Desember 1997 – Februari 1998 yang menunjukkan arah arus
mengalami penyimpangan (reversal) yang diduga karena gerakan
kompensasi terhadap kontinuitas pada kanal yang sempit.........................39
Gambar 23 Spektrum densitas energi arus pada lapisan kedalaman 205 m
stasiun 1 yang telah ditapis 50 jam. ............................................ ...............43
Gambar 24 Spektrum densitas energi arus pada lapisan kedalaman 255 m
stasiun 1 yang telah ditapis 50 jam. ............................................ ...............44
Gambar 25 Spektrum densitas energi arus pada lapisan kedalaman 355 m
stasiun 1 yang telah ditapis 50 jam. ............................................ ...............44
Gambar 26 Spektrum densitas energi arus pada lapisan kedalaman 200 m
stasiun 2 yang telah ditapis 50 jam. ............................................ ...............46
Gambar 27 Spektrum densitas energi arus pada lapisan kedalaman 250 m
stasiun 2 yang telah ditapis 50 jam. ............................................ ...............45
Gambar 28 Spektrum densitas energi arus pada lapisan kedalaman 350 m
stasiun 2 yang telah ditapis 50 jam. ............................................ ...............46
Gambar 29 Spektrum densitas energi arus pada lapisan kedalaman 1500 m
stasiun 2 yang telah ditapis 50 jam. ............................................ ...............46

Gambar 30. Sebaran melintang sigma-t dan anomali kedalaman
dinamik transek 1 Agustus 1993.................................................................52
Gambar 31. Sebaran melintang sigma-t dan anomali kedalaman
dinamik transek 2 Agustus 1993.................................................................52
Gambar 32. Sebaran melintang sigma-t dan anomali kedalaman
dinamik transek 1 Februari 1994…….……..…..................................……53
Gambar 33. Sebaran melintang sigma-t dan anomali kedalaman
dinamik transek 2 Februari 1994…………….................................………53
Gambar 35. Kecepatan arus geostropik transek 1 pada bulan Agustus 1993….……….55
Gambar 36. Kecepatan arus geostropik transek 2 pada bulan Agustus 1993…….…….56
Gambar 37. Kecepatan arus geostropik transek 1 pada bulan Februari 1994……….…57
Gambar 38. Kecepatan arus geostropik transek 2 pada bulan Februari 1994………….57
Gambar 39. Fluktuasi lapisan termoklin sepanjang Selat Makassar
dari tahun 1993 – 1998……..……………………………………………..62
Gambar 40. Grafik fluktuasi lapisan termoklin sepanjang Selat Makassar
(1993 – 1998)………………………………………………..……………..63

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Sketsa mooring Aanderaa di Selat Makassar......……………............ .. 71
Lampiran 2 CTD (Conductivity Temperature and Depth) dan Spesifikasinya......... 72
Lampiran 3 Grafik stickplot kekuatan dan arah arus tiap lapisan kedalaman
di stasiun 1 selat Makassar………………………...............................

73

Lampiran 4 Grafik stickplot kekuatan dan arah arus tiap lapisan kedalaman
di stasiun 2 selat Makassar………………………...............................

79

Lampiran 5 Tabel periodesitas spektrum energi arus pada tiap lapisan
Kedalaman pada stasiun 1.....................................................................

87

Lampiran 6 Tabel periodesitas spektrum energi arus pada tiap lapisan
Kedalaman pada stasiun 2.....................................................................

90

Lampiran 7 Data Southern Oscillation Index (SOI)………………………………..

94

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Perubahan iklim global sekitar 3 – 4 juta tahun yang lalu telah
mempengaruhi evolusi hominidis melalui pengeringan di Afrika dan mungkin
pertanda zaman es pleistosin kira-kira 2,75 juta tahun yang lalu. Banyak
penjelasan dari fenomena iklim ini melibatkan perubahan dalam sirkulasi dari
Samudera Atlantik Utara oleh karena tutupan dari daratan yang sempit di Panama.
Tertutupnya Arus Lintas Indonesia 3 – 4 juta tahun yang lalu yang mengakibatkan
perubahan iklim ini, terutama kekeringan di Afrika (Cane dan Molnar 2001).
Pernyataan ini memberikan gambaran bahwa betapa pentingnya Arus Lintas
Indonesia (Arlindo) memainkan peranannya dalam fenomena iklim global.
Arus Lintas Indonesia membawa massa air dengan temperatur dan salinitas
yang memodifikasi budget bahang dan massa air dengan salinitas rendah serta
fluks bahang udara laut dari Samudera Pasifik dan Samudera India serta dapat
memainkan suatu peranan dalam El-Nino/Southern Oscillation (ENSO) dan
fenomena Iklim Muson Asia. Observasi menunjukkan bahwa komposisi massa air
Arlindo berasal dari massa air termoklin Pasifik Utara, meski pada kedalaman
yang lebih dalam (massa airnya lebih dingin dari 6°C) massa airnya secara
langsung berasal dari Pasifik Selatan (Gordon et al. 2003).
Alasan bahwa asal usul aliran berasal dari Pasifik Utara adalah berdasarkan
pada pertimbangan nilai salinitas. Gordon (1986) memetakan salinitas rata-rata
dari massa air dengan kisaran suhu 10º – 20ºC yang dilewati Arlindo. Nilai
salinitas yang berada pada kisaran suhu tersebut memiliki gradien 0,05 psu
sepanjang lintasan dari selatan Mindanao sampai Selat Makassar dan Laut Banda
menuju Samudera India melalui Selat Lombok dan Laut Timor. Jadi massa air
yang masuk dan muncul dalam lintasan Arlindo adalah massa air Air Ugahari
Pasifik Utara, AUPU (North Pacific Intermediate Water). Gradien salinitas yang
besar yaitu 0,5 psu terlihat antara perairan timur Indonesia dan pesisir Pantai
Utara Papua New Guinea. Hal ini pada dasarnya memisahkan massa air AUPU
dari massa air Air Ugahari Pasifik Selatan (ASPS) yang lebih asin.

2

Arlindo memiliki keragaman yang tinggi baik secara musiman maupun
tahunan. Keragaman musiman berkaitan dengan adanya pergantian arah angin di
Indonesia. Menurut Wyrtki (1987); Gordon dan Susanto (2003), laju transpor
tertinggi ditemukan pada saat Muson Tenggara, yaitu selama bulan Juni sampai
Agustus sedangkan aliran lintasan terendah pada saat muson barat laut yaitu pada
bulan Desember sampai Februari. Selanjutnya Gordon dan Susanto (2003) juga
menyebutkan keragaman tahunan Arlindo antara lain berkaitan dengan fenomena
ENSO yang mempengaruhi iklim dunia secara global.
Philander (1986) menyebutkan bahwa sebagai perairan yang berada di
sekitar katulistiwa (equator), Selat Makassar memiliki variabilitas musiman
Arlindo yang berhubungan dengan pengaruh skala besar. Oleh karena itu perairan
ini dipengaruhi kuat oleh gelombang di khatulistiwa dari jenis gelombang panjang
seperti gelombang Kelvin, gabungan Gravitasi-Rossby dan juga gelombang
gravitasi yang mempunyai periode dari 5 - 30 hari.
Berbagai fenomena di atas menggambarkan peranan perairan Indonesia
sebagai penghubung massa air dari Samudera Pasifik menuju Samudera India.
Meskipun sepanjang tahun aliran ini cenderung ke arah selatan, aliran akan
mengalami variabilitas dan karakteristik yang berubah-ubah secara musiman
maupun tahunan baik arah, volume transpor dan lapisan termoklin.
Beberapa penelitian seperti Gordon (1986); Godfrey (1996); Gordon et al.
(1999); Aung (1998); Cresswell (1998) dengan pendekatan geostropik, pemodelan
maupun pengukuran arus telah dilakukan dengan memperoleh hasil yang berbedabeda. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan guna mengungkapkan fenomena
lainnya. Fenomena tersebut antara lain penyebab menguat dan melemahnya
transpor serta pembalikan (reversal) arah Arlindo pada lapisan-lapisan tertentu.
Hal ini dianggap akan menambah pemahaman tentang dinamika yang terjadi pada
Arlindo khususnya di Selat Makassar sebagai lintasan primer.
Sebagaimana dikemukakan di depan bahwa Arlindo mempunyai peranan
penting dalam perubahan iklim global maka sudah selayaknya penelitian tentang
dinamika yang terjadi di perairan Selat Makassar secara kontinyu sangat perlu
dilakukan dari berbagai aspek sehingga dapat melengkapi pengetahuan tentang
pertukaran massa air antara kedua samudera serta akibat-akibat yang ditimbulkan

3

secara global. Salah satu langkah yang ditempuh adalah penelitian tentang
variabilitas arus dan karakteristik arus itu sendiri serta besarnya volume transport
dan mengkaji lapisan termoklin pada kedua musim yang berbeda.
Masalah utama dalam penelitian ini adalah bahwa volume dan distribusi dari
Arlindo belum diketahui dengan baik, sehingga mendorong para peneliti untuk
lebih intensif melakukan observasi maupun pemodelan tentang sirkulasi antar
samudera Pasifik dan Samudera India.
Kerangka Pemikiran
Massa air laut yang saling berhubungan antara tiga samudera di permukaan
bumi membentuk suatu sistem sirkulasi peredaran massa air dunia yang disebut
edaran massa air dunia (Broecker 1997). Sirkulasi dimulai dari Samudera Atlantik
Utara bagian utara. Adanya proses penguapan menyebabkan massa air tenggelam
ke lapisan dalam, membentuk North Atlantic Deep Water (NADW) atau Air
Dalam Atlantik Utara (ADAU) yang mengalir ke Samudera Atlantik Selatan pada
kedalaman 3000 – 4000 meter. Sampai di ujung selatan Samudera Atlatik Selatan
aliran massa air berbelok ke arah timur bergabung dengan Arus Antartika. Massa
air ini terus bergerak memasuki ujung selatan Samudera India kemudian ke timur
memasuki ujung selatan Samudera Pasifik Selatan. Di ujung selatan Samudera
India, sebagian aliran berbelok ke utara sampai sekitar katulistiwa dan naik ke
permukaan (Broecker 1997 ; Gordon et al. 1994).
Selanjutnya (Broecker 1997) juga menyebutkan aliran yang sampai ke ujung
selatan Samudera Pasifik Selatan juga berbelok ke utara masuk ke Samudera
Pasifik, melewati katulistiwa dan naik ke permukaan. Sirkulasi massa air ini
disebut sirkulasi massa air dalam, sedangkan sistem peredaran massa air
permukaan adalah bergeraknya massa air yang yang berasal dari Samudera India
bagian selatan untuk mengisi kekosongan yang disebabkan oleh tenggelamnya
massa air di Samudera Atlantik bagian utara. Selanjutnya kekosongan massa air di
lapisan atas Samudera India ini akan menyebabkan massa air Samudera Pasifik
mengalir ke Samudera India melalui perairan Indonesia bagian timur, yang
kemudian dikenal dengan Arlindo dimana lintasan primernya adalah Selat
Makassar.

4

Lebih lanjut Wyrtki (1987) dan Gordon et al. (1994) menyebutkan bahwa
gaya penggerak utama Arlindo pada lapisan 0 – 200 m adalah perbedaan tekanan
permukaan laut yang kuat antara Samudera Pasifik dan Samudera India (Gambar
1). Perbedaan ketinggian permukaan laut antara kedua samudera tersebut
mencapai 16 cm. Kondisi ini menimbulkan gradien tekanan ke arah Samudera
India sehingga massa air Samudera Pasifik mengalir ke Samudera India dan
mengisi perairan timur Indonesia.
Aliran ini sepanjang tahun mengalir ke selatan, namun oleh karena
karakteristik

perairan

Indonesia

bagian

timur

yang

begitu

kompleks

mengakibatkan dinamika internal yang kuat serta pengaruh muson dan fenomena
global lainnya di katulistiwa sehingga mengakibatkan Arlindo mengalami
variabilitas dan karakteristik yang beragam dalam periode harian, musiman
maupun tahunan. Selain itu juga pengaruh muson dan fenomena global seperti

Samudera Pasifik
(barat)

Beda Paras Laut (Sea Level)

Samudera India (timur
laut)

ARLINDO
(di Selat Makassar)

Interaksi Internal–- Angin Lokal,
gesekan dasar,pasut, geometri perairan
Dinamika Regional – Musiman, antar
musim, Kelvin Wave, Rossby Wave.
Dinamika Global - ENSO

- Variabilitas harian dan Musiman, tahunan ?
- Karakteristik Time domain (Kecepatan dan
arah) ?
- Fluktuasi Volume Transpor ?
- Perubahan Kedalaman Lapisan Termoklin ?

Gambar 1 Diagram alir kerangka pemikiran dan perumusan masalah

5

ENSO mengakibatkan volume transpor massa air Arlindo mengalami perbedaan
intensitasnya pada musim barat dan musim timur. Hal yang sama juga dialami
oleh lapisan termoklin yang akan mengalami fluktuasi sebagai akibat dari
variabilitas Arlindo (Gambar 1).
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peranan Perairan Indonesia
sebagai suatu lintasan dalam mentransfer massa air Samudera Pasifik ke
Samudera Hindia. Arlindo secara signifikan mempengaruhi keseimbangan suhu
dan massa air dengan nilai salinitas yang lebih rendah dari kedua samudera ini.
Oleh karena itu dapat dipertimbangkan sebagai komponen kunci dalam ENSO dan
fenomena iklim muson. Sirkulasi meridional, stratifikasi, suhu permukaan laut
dan muka laut akan berubah secara signifikan jika volume transport aliran Arlindo
bernilai nol (Sprintall et al. 2004).

Perumusan dan Pendekatan Masalah
Arlindo dianggap sebagai “bocoran” dari massa air bagian barat Pasifik
tropis yang mengalir menuju ke bagian tenggara Samudera India tropis melalui
perairan Indonesia. Arlindo merupakan satu lintasan penting yang mentransfer
signal iklim dan anomalinya dimana pengaruhnya dapat dirasakan di seluruh
samudera dunia. Bahang dan massa air yang bersalinitas rendah yang diangkut
oleh Arlindo diperkirakan mempengaruhi perimbangan kedua parameter tersebut
di kedua samudera yaitu Pasifik dan India. Volume dan distribusi dari Arlindo
belum diketahui dengan baik, sehingga mendorong para peneliti untuk lebih
intensif melakukan observasi maupun pemodelan tentang sirkulasi antar samudera
ini (Sprintall et al. 2004).
Massa air dari Laut Sulawesi mengalir ke selatan menuju ke Selat Makassar
dan memasuki Selat Lombok dan Laut Flores (Gordon 2001), sedangkan massa
air dari Laut Maluku mengalir menuju ke Laut Banda dan bergabung dengan
aliran dari Selat Makassar. Massa air dari Perairan Indonesia ini kemudian
mengalir ke luar melalui tiga perairan yaitu Selat Lombok (Murray and Arief
1988), Selat Ombai dan Laut Timor (Potemra et al. 2002).
Transpor Arlindo sepanjang tahun selalu mengalir ke selatan dengan
intensitas volume yang bervariasi akibat dari perbedaan tinggi paras laut antara

6

barat Pasifik dan timur laut Samudera India yang berbeda-beda setiap musim.
Namun demikian Burnet et al. (2003) menyatakan melalui analisis keseimbangan
momentum dan energi menunjukkan bahwa total transpor Arlindo tidak
tergantung secara eksklusif pada perbedaan tekanan antar samudera tetapi pada
faktor-faktor lain termasuk angin lokal, gesekan dasar, serta aksi tekanan pada sisi
internal.
Karena kompleksitasnya Perairan Indonesia seperti selat yang sempit serta
pengaruh muson membawa dampak yang signifikan terhadap variabilitas dan
karakteristik serta lapisan termoklin pada perairan dimana dilintasi oleh Arlindo.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh dinamika
internal, regional dan global terhadap variabiltas dan karakteristik Arlindo serta
fluktuasi lapisan termoklin akibat dari melemah dan menguatnya transpor Arlindo
di Selat Makassar.

Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengkaji dan menganalisis variabilitas dan karakteristik Arlindo pada

Musim Barat dan Musim Timur untuk tiap lapisan kedalaman.
2. Menghitung besarnya transpor Arlindo dari hasil pengukuran arus dan
pendekatan geostropik pada musim barat dan musim timur.
3. Mengkaji dan menganalisis lapisan termoklin pada periode musim yang

berbeda sebagai indikasi dari melemah dan menguatnya transpor Arlindo.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
dinamika Arlindo baik untuk kepentingan perikanan maupun fenomena iklim
global. Untuk kepentingan fenomena iklim global dapat dikatakan bahwa jika
intensitas Arlindo kuat, berarti perpindahan bahang ke Samudera India pun
semakin tinggi dengan demikian maka penguapan di Samudera India pun semakin
tinggi yang membawa dampak kepada perubahan iklim global. Selain itu hasil
penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti terhadap
pengeksplorasian sumberdaya hayati laut, karena jika terdeteksi adanya periode
El-Nino berarti dapatlah diinformasikan akan datangnya up-welling yang intensif
terutama di selatan Jawa, barat Sumatera dan Selatan Selat Makassar. Hal ini

7

disebabkan karena pada fase El-Nino angin musson tenggara yang berhembus di
selatan Jawa lebih kuat dari biasanya. Hembusan angin ini mengakibatkan massa
air bergerak sejajar garis pantai. Namun demikian Efek Coriolis membelokkan
gerak massa air ke arah laut lepas (Transpor Ekman) yang mengakibatkan
kekosongan massa air di pantai. Kekosongan inilah yang akan diisi oleh massa air
yang berasal dari dasar perairan yang kaya akan nutrien. Hal inilah yang
merupakan indikasi kesuburan perairan meningkat selama fase El-Nino di wilayah
Selatan Jawa, Selatan Sulawesi dan Barat Sumatera.

Hipotesis
Mengacu pada berbagai perkembangan literatur (penelitian terakhir) maka
dibuat dugaan sementara (hipotesis) yang berkaitan dengan permasalahan tersebut
di atas antara lain :
1. Signal musiman mendominasi variabilitas Arlindo di Selat Makassar

dibandingkan dengan signal lainnya, terutama di lapisan permukaan.
2. Aliran arus di Selat Makassar di dominasi oleh aliran komponen v (utara selatan) dengan signal yang lebih kuat jika dibandingkan dengan
komponen u (timur – barat) karena aliran sepanjang tahun bergerak ke
selatan.

TINJAUAN PUSTAKA

Arus Lintas Indonesia (Indonesian Seas Throughflow)
Broecker (1997) dan Gordon (1987) menyebutkan bahwa tiga samudera di
permukaan bumi memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Keterkaitan ini
membentuk suatu sistem sirkulasi yang unik (Gambar 2). Sistem ini yang
mengedarkan massa air dunia yang dikenal dengan edaran massa air dunia (the
great conveyor belt). Sirkulasi dimulai dari Samudera Atlantik Utara bag