X. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis ekonomi yang telah dilakukan terhadap Prarancangan Pabrik Metil Klorida dari Metanol dan Karbon Tetraklorida
dengan kapasitas 50.000 tontahun dapat ditarik simpulan sebagai berikut : 1.
Persen Return on Investment ROI sesudah pajak adalah sebesar 72,52. Menurut Vilbrandt 1959, laju pengembalian modal minimum
untuk pabrik beresiko tinggi sesudah pajak sebesar 44. 2.
Pay Out Time POT sesudah pajak selama 1,05 tahun. Menurut Vilbrandt 1959, waktu pengembalian modal maksimum untuk pabrik beresiko
tinggi sesudah pajak selama 1,078 tahun. 3.
Break Even Point BEP sebesar 59,59 . Break even point pabrik pada umumnya adalah 30
– 60 kapasitas produksi. 4.
Shut Down Point SDP sebesar 51,084 , yang merupakan batasan minimum kapasitas produksi, bila kurang dari batas tersebut maka pabrik
harus berhenti berproduksi karena merugi..
B. SARAN
Pabrik Metil Klorida dari Metanol dan Karbon Tetraklorida dengan kapasitas lima puluh ribu ton per tahun sebaiknya dikaji lebih lanjut baik dari segi
proses maupun ekonominya.
ABSTRAK
PRARANCANGAN PABRIK METIL KLORIDA DARI KARBON TETRAKLORIDA DAN METANOL
KAPASITAS 50.000 TONTAHUN Perancangan Absorber Cooler -502 ABS-502
Oleh LUTFIATUN NISWAH
Metil klorida adalah senyawa berfase gas dengan titik didih -23,8
o
C dan merupakan salah satu dari sekian banyak bahan kimia yang digunakan sebagai
bahan pembuatan silikon, bahan insektisida, bahan baku metil selulosa dan bahan anesthetic pada obat-obatan. Kebutuhan metil klorida semakin meningkat setiap
tahun. Di Indonesia, kebutuhan akan metil klorida ini masih diimpor dari luar negeri.
Metil klorida diproduksi dengan cara pereaksian karbon tetraklorida dengan air hidrolisis CCl
4
pada zona reaksi pertama dengan temperatur yang dinaikkan. Temperatur operasi adalah 220
o
C, dengan tekanan 5 atm. Pemisahan gas CO
2
dari campuran gas yang keluar dari zona reaksi pertama. Pereaksian campuran gas hasil reaksi dari reaktor pertama yang telah dipisahkan gas CO
2
- nya, asam klorida direaksikan dengan metanol dalam fase uap. Reaksi ini
dilangsungkan dalam kondisi temperatur yang dinaikkan. Temperatur operasi reaktor kedua ini berkisar 220
o
C dan tekanan 5 atm. Kapasitas produksi pabrik direncanakan 50.000 tontahun dengan 300 hari
kerja dalam 1 tahun. Pabrik pembuatan metil klorida direncanakan berlokasi di daerah Mojokerto, Jawa Timur. Tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 149
orang dengan bentuk badan usaha Perseroan Terbatas PT yang dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang dibantu oleh Direktur Produksi dan Direktur
Keuangan dengan struktur organisasi line and staff.
ii Penyediaan kebutuhan utilitas pabrik berupa sistem pengolahan dan
penyediaan air, sistem penyediaan steam, sistem penyediaan udara instrumen, dan sistem pembangkit tenaga listrik.
Dari analisis ekonomi diperoleh: Fixed Capital Investment
FCI = Rp.75.331.046.713
Working Capital Investment WCI
= Rp.13.293.714.126 Total Capital Investment
TCI = Rp.88.624.760.839
Break Even Point BEP
= 59,59 Shut Down Point
SDP = 51,084
Pay Out Time before taxes POT
b
= 0,86 tahun Pay Out Time after taxes
POT
a
= 1,05 tahun Return on Investment before taxes
ROI
b
= 87,921 Return on Investment after taxes
ROI
a
= 72,52 Discounted cash flow
DCF = 59,1664
Mempertimbangkan rangkuman di atas, sudah selayaknya pendirian pabrik Sodium nitrat ini dikaji lebih lanjut, karena merupakan pabrik yang
menguntungkan dan mempunyai prospek yang baik.
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai negara yang sedang berkembang, perkembangan industri di Indonesia sangat pesat. Setiap tahunnya berdiri industri-industri baru yang berskala besar.
Hal ini juga didukung oleh sumber daya alam dan sumber daya manusia yang sangat berlimpah di Indonesia. Dengan pemanfaatan yang lebih optimal,
perkembangan industri tersebut akan semakin pesat lagi.
Perkembangan industri ini akan meningkatkan kebutuhan bahan kimia yang digunakan sebagai pendukung proses produksi. Metil klorida adalah senyawa
berfase gas dengan titik didih -23,8
o
C dan merupakan salah satu dari sekian banyak bahan kimia yang digunakan sebagai bahan baku maupun bahan
penunjang di dalam industri kimia. Kebutuhan metil klorida semakin meningkat setiap tahun. Penggunaan terbesar metil klorida terdapat pada industri silikon
organik seperti Chlorotrimethylsilane yaitu sebesar 92 dari total kebutuhan dunia, untuk bahan baku industri metil selulosa sebesar 4 , sebagai bahan
insektisida pada agricultural checimcal sebesar 2 , dan untuk bahan anesthetic pada obat-obatan. Di Indonesia, produksi pembuatan metil klorida sangat sedikit,
sehingga kebutuhan akan metil klorida ini masih diimpor dari luar negeri. Metil klorida mempunyai tingkat kemurnian komersial berkisar 80
– 95 .
Metil klorida yang akan diproduksi nantinya menggunakan bahan baku berupa CCl
4
karbon tetraklorida, yang merupakan material dengan harga jual yang relatif rendah. Karbon tetraklorida akan dihidrolisis, sehingga menghasilkan HCl,
bahan baku pembuatan metil klorida. Dengan menggunakan katalis padat berupa ZnCl
2
, HCl direaksikan dengan metanol dalam fase uap, dan dihasilkan metil klorida dengan kemurnian yang sangat tinggi, hampir mendekati 100
99,7. Jadi, industri ini layak didirikan karena dapat mengubah material yang kurang
ekonomis menjadi material yang sangat berguna dengan harga jual tinggi.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka dipandang perlu untuk mendirikan industri pembuatan metil klorida di Indonesia
B. KEGUNAAN PRODUK