PRARANCANGAN PABRIK SODIUM NITRAT DARI SODIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS 50.000 TON/TAHUN (Perancangan Reactor -201 (RE-201))

(1)

ABSTRAK

PRARANCANGAN PABRIK SODIUM NITRAT DARI SODIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT

KAPASITAS 50.000 TON/TAHUN (Perancangan Reactor -201 (RE-201))

Oleh

NURMALA SARI SLAMET

Sodium Nitrat merupakan bahan kimia intermediet, digunakan sebagai bahan pembuatan kalium nitrat, bahan peledak untuk pertambangan, bahan pengawet makanan, pembuatan kaca, sebagai reagen pada kimia analisa, obat-obatan, refrigerant, serta korek api.

Kebutuhan Sodium nitrat di Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya dan selama ini kebutuhan bahan tersebut masih diimpor dari luar negeri. Selain itu, kebutuhan Sodium nitrat di dunia juga semakin meningkat dengan meningkatnya perkembangan industri – industri pengguna Sodium nitrat.

Sehingga pembangunan pabrik Sodium nitrat sangat diperlukan untuk mendukung perkembangan industri di dalam Negeri.

Sodium nitrat diproduksi dengan cara mereaksikan Sodium klorida dan Asam nitrat di dalam CSTR pada suhu 60 oC dan tekanan 1,5 atm dengan konversi 90%. Hasil bawah Reaktor berupa larutan Sodium nitrat dialirkan ke evaporator untuk dipekatkan dan kemudian di kristalkan dengan Kristalizer dan dikeringkan hingga mencapai kemurnian 98%.

Kapasitas produksi pabrik direncanakan 50.000 ton/tahun dengan 330 hari kerja dalam 1 tahun. Lokasi pabrik direncanakan didirikan di daerah kawasan industri Serang-Banten yang terletak di Jalan Raya Salira Bojonegara Kabupaten Serang Provinsi Banten. Tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 160 orang dengan bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang dibantu oleh Direktur Produksi dan Direktur Keuangan dengan struktur organisasi line and staff.


(2)

ii Dari analisis ekonomi diperoleh:

Fixed Capital Investment (FCI) = Rp.170.131.769.211

Working Capital Investment (WCI) = Rp.30.023.253.390

Total Capital Investment (TCI) = Rp200.155.022.601

Break Even Point (BEP) = 42,24%

Shut Down Point (SDP) = 24,77% %

Pay Out Time before taxes (POT)b = 1,66 tahun

Pay Out Time after taxes (POT)a = 1,99tahun

Return on Investment before taxes (ROI)b = 42,79%

Return on Investment after taxes (ROI)a = 34,24%

Discounted cash flow (DCF) = 37,6796%

Mempertimbangkan rangkuman di atas, sudah selayaknya pendirian pabrik Sodium nitrat ini dikaji lebih lanjut, karena merupakan pabrik yang menguntungkan dan mempunyai prospek yang baik.


(3)

I.

PENDAHULUAN

Pabrik kimia atau suatu industri kimia bertugas melakukan pengolahan bahan mentah / bahan baku / raw material, menjadi hasil / produk yang diinginkan. Pengolahan yang dilakukan dapat bersifat fisika maupun kimia. Untuk merubah bahan mentah menjadi hasil, Industri menginginkan efisiensi yang setinggi-tingginya baik dari segi teknis maupun sosial ekonomis. Tujuan ini di wujudkan dalam praktek dengan jalan melakukan operasi dengan upaya mendapatkan hasil yang sebanyak-banyaknya, waktu singkat dan biaya rendah.

A. LATAR BELAKANG

Pembuatan Sodium Nitrat secara komersial dimulai dalam skala kecil sebelum Perang Dunia II, dimana sejak saat itu produksi dari senyawa ini terus memperlihatkan pertumbuhan yang pesat. Pembuatan Sodium Nitrat pertama kali dilakukan dengan cara langsung dari pertambangan garam chille yang mengandung Sodium Nitrat kemudian dimurnikan hingga diperoleh Sodium Nitrat dengan kadar 60%. Proses ini dikenal dengan proses shank. Proses selanjutnya dikembangkan lebih lanjut oleh Guggenheim brothers, yang mengembangkan proses leaching dengan temperatur rendah. Proses ini menghasilkan Sodium nitrat dengan kadar 80%. Selanjutnya cara-cara tersebut sudah tidak lagi digunakan karena tidak efektif dan efesien. Pembuatan Sodium nitrat sekarang dilakukan dengan sintesis netralisasi Asam nitrat dengan Sodium klorida (soda caustic).


(4)

Di Indonesia sampai saat ini belum terdapat pabrik yang memproduksi Sodium nitrat dan kebutuhan bahan ini masih didatangkan dari luar negeri terutama dari Thailand. Pesatnya pertambangan yang ada di Indonesia, mendorong kami untuk mendirikan pabrik Sodium nitrat. Selain dapat membantu perkembangan industri di Indonesia, pendirian pabrik ini pun tidak akan terlalu menghabiskan banyak biaya karena bahan baku yang dibutuhkan tersedia di Indonesia.

Dengan didirikannya pabrik Sodium Nitrat ini, selain dapat memperoleh keuntungan bagi pemiliknya serta menyerap tenaga kerja sehingga mengurangi angka pengangguran Indonesia diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dalam Negeri Sodium nitrat sehingga ketergantungan import dapat dikurangi. Dan dapat membuka peluang bagi pengembangan Industri-industri dengan bahan baku Sodium Nitrat sehingga, tercipta diversifikasi produk yang mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi.

B. Kegunaan Bahan Baku

Sodium Nitrat (NaNO3) merupakan bahan kimia intermediet, digunakan

sebagai bahan pembuatan Kalium Nitrat, bahan campuran dalam pembuatan pupuk yang mengandung senyawa nitrat,seperti ; pupuk ZA dan SP-306 dan juga dapat dipakai sebagai bahan peledak untuk pertambangan, bahan pengawet makanan, pembuatan kaca, sebagai reagen pada kimia analisa, obat-obatan, refrigerant, serta korek api.


(5)

3

Bahan baku Sodium Nitrat adalah Sodium Klorida dan Asam Nitrat. Sodium Klorida dapat diperoleh dari PT. Cheetham Garam Indonesia, Cilegon. Sedangkan Asam Nitrat dapat diperoleh dari PT. Multi Nitrotama Kimia, Cikampek. Dengan demikian, ketersediaan bahan baku tidak menjadi masalah karena cukup tersedia dan mudah diperoleh.

Tabel 1.1 Produsen Asam Nitrat dan Sodium Klorida di Indonesia

No Nama Perusahaan Kapasitas

(ton/tahun) 1. PT. Multi Nitrotama Kimia, Cikampek 110.000

2. PT. Cheetham Garam Indonesia, Cilegon 125.000

(sumber : www.kikc.com dan www.indotrade.com, 2009)

D. Analisa Pasar

1. Kebutuhan Pasar

Kebutuhan Sodium Nitrat di Indonesia semakin meningkat sesuai dengan tabel 1.2 dibawah ini :

Tabel 1.2. Konsumsi Sodium Nitrat berdasarkan Industri Penyerapnya di Indonesia 2002– 2007

Tahun Bahan peledak & refrigerant Bahan baku industri Campuran pupuk & pembuatan kaca Total (ton)

2002 7.288,4 8.854.4 980,6 17.123,4

2003 8.092,1 9.711,7 2.396,3 20.200,1

2004 9.895,8 10.356,9 2.704,1 22.956,8

2005 10.699,5 11.426,3 3.587,7 25.713,5 2006 14.503,2 12.283,6 2.683,4 29.470,2 2007 14.306,9 13.140,9 2.779,1 30.226,9


(6)

Jumlahimpor Sodium Nitrat di Indonesia pada beberapa tahun terakhir adalah sebagai berikut :

Tabel 1.3. Data Impor Sodium Nitrat di Indonesia

No Tahun Berat (ton)

1 2002 17.105,023

2 2003 20.374,100

3 2004 22.541,932

4 2005 25.784,415

5 2006 29.201,350

(Sumber : BPS data Impor 2007)

Jumlahimpor Sodium Nitrat di beberapa Negara di Asia pada beberapa tahun terakhir adalah sebagai berikut :

Tabel 1.4. Data Impor Sodium Nitrat di Asia Tahun 2007

No Negara Impor (ton)

1 Malaysia 6.884,462

2 Fhilipina 2.503,400

3 Thailand 36.786,800

4 Singapura 12.763,000

5 Cina 316,713

6 Jepang 8.777,068

(Sumber : http://data.un.org, 2009)

Konsumsi Sodium Nitrat di Indonesia dan Asia diperkirakan akan terus meningkat. Indikasi ini didasarkan atas perkembangan industri pemakainya yang mengalami perkembangan cukup pesat. Pendirian pabrik ini diharapkan kebutuhan Sodium Nitrat dalam industri di Indonesia dapat terpenuhi sehingga


(7)

5

mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap Impor dan dapat menjadi Eksportir bagi negara – negara di kawasan Asia.

2. Harga Bahan Baku dan Produk

Tabel 1.5 Harga bahan baku dan produk No Bahan Kimia Harga, Rupiah 1 Bahan Baku

Asam Nitrat 1.545/liter 2 Bahan Baku

Sodium Klorida 550/kg 3 Produk

Sodium Nitrat 5730/kg

Sumber : http://www.alibaba.com,

http://www.the-inovation-group.com, 2009. www.ceicdata.com, 2009.

E. Kapasitas Pabrik

Berdasarkan data kebutuhan Impor Sodium Nitrat dari Tabel 1.1, Diperoleh persamaan regresi linier, y = 2960x – 5909494, Apabila diproyeksikan pada tahun 2014 diperkirakan kebutuhan Sodium Nitrat mencapai sekitar ; 49.946 ton/tahun (Gambar.1.1).


(8)

y = 2960x - 5909494 0,00 5.000,00 10.000,00 15.000,00 20.000,00 25.000,00 30.000,00 35.000,00

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 tahun k e bu tuh a n s od ium ni tr a t ton /t a hu n Series1 Linear (Series1)

Gambar.1.1. Grafik Kebutuhan Impor Sodium Nitrat di Indonesia

(Sumber : BPS data Impor 2007)

Berdasarkan hasil pendekatan regresi linier diatas kapasitas produksi pabrik Sodium Nitrat direncanakan sebesar 50.000 ton/tahun.

Dengan kapasitas sebesar ini diharapkan:

 Dapat menghentikan impor Sodium Nitrat dari negara lain yang terus mengalami peningkatan, sehingga kebutuhan dalam negeri dapat terpenuhi dengan hasil produksi Industri pabrik lokal.

 Dapat menambah devisa Nasional dengan melakukan Ekspor produk ke Negara di kawasan Asia.

 Dapat merangsang berdirinya Industri-industri lainnya yang menggunakan Sodium Nitrat sebagai bahan baku.

 Membuka lapangan kerja kepada penduduk di sekitar wilayah Industri yang akan didirikan.


(9)

7

Sedangkan kapasitas beberapa pabrik Sodium Nitrat yang sudah berdiri di Dunia dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.6 Kapasitas produksi Sodium Nitrat Komersial

Pabrik Proses Kapasitas(ton/th)

Deepak

Nitrite,Bombay

Sintesis 40.000

Qena Distriq Egypt Shank 113.000

Amerika Sintesis 210.000

Maria Elina,Chilli Gugenheim 520.000

Pedro de valdivia Gugenheim 750.000

(Sumber : Kirk Othmer, vol. 22, hal 385, 1997)

F. Penentuan Lokasi Pabrik

Pemilihan lokasi merupakan hal yang penting dalam perancangan suatu pabrik sehingga diperlukan pertimbangan yang matang. Hal ini dikarenakan lokasi pabrik sangat mempengaruhi kedudukan pabrik dalam persaingan, penentuan kelangsungan produksi dan eksistensinya di masa datang serta meminimalisasi biaya produksi dan distribusi.

Adapun lokasi pendirian pabrik Sodium Nitrat direncanakan di Kawasan Industri daerah Serang -Banten dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Ketersediaan bahan baku

Bahan baku merupakan kebutuhan utama bagi kelangsungan suatu pabrik sehingga penyediaan bahan baku sangat diprioritaskan. Lokasi pabrik di Serang-Banten ini cukup tepat mengingat sumber bahan baku Sodium


(10)

Klorida diperoleh dari PT. Cheetham Garam Indonesia-Cilegon dan sumber bahan baku Asam Nitrat diperoleh dari PT.Multi Nitrotama Kimia-Cikampek. Dengan lokasi pabrik yang berada diantara kedua Pabrik bahan baku dapat juga mengurangi biaya transportasi.

2. Pemasaran dan transportasi

Lokasi pabrik yang dekat dengan daerah pemasaran merupakan pertimbangan yang sangat penting untuk menghemat biaya transportasi dan mudah dijangkau oleh konsumen. Pemasaran Sodium nitrat diharapkan mampu menjangkau wilayah bagian barat dan tengah Indonesia, sehingga dapat mengurangi biaya transportasi dalam pemasaran produk. Lokasi pabrik Sodium nitrat juga sangat strategis karena dekat dengan pelabuhan untuk mempermudah distribusi produk.

3. Sarana pendukung utilitas

Fasilitas pendukung berupa air, listrik dan bahan bakar tersedia cukup memadai karena merupakan kawasan industri.

4. Ketersediaan tenaga kerja

Tenaga kerja baik baik yang berpendidikan tinggi, menengah maupun tenaga kerja terampil tersedia dalam jumlah yang cukup.


(11)

9

6. Stabilitas kondisi daerah

Di daerah Serang - Banten masih tersedia lahan kosong yang dapat didirikan pabrik, dengan fasilitas penunjang seperti listrik, air, dan bahan bakar yang cukup baik. Kondisi daerah cukup stabil dan keadaan iklimnya normal. Bencana alam seperti banjir dan gempa bumi jarang sekali terjadi. Hal ini sangat menunjang operasional pabrik agar dapat berjalan dengan lancar.


(12)

X. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis ekonomi yang telah dilakukan terhadap Prarancangan Pabrik Sodium Nitrat dari Sodium Klorida dan Asam Nitrat dengan kapasitas 50.000 ton/tahun dapat ditarik simpulan sebagai berikut : 1. Percent Return on Investment (ROI) sesudah pajak adalah 34,24%. 2. Pay Out Time (POT) sesudah pajak adalah 1,99 tahun

3. Break Even Point (BEP) sebesar 42,24% dimana syarat umum pabrik di Indonesia adalah 30 – 60 % kapasitas produksi. Shut Down Point (SDP) sebesar 24,77%, yakni batasan kapasitas produksi sehingga pabrik harus berhenti berproduksi karena merugi.

4. Discounted Cash Flow Rate of Return (DCF) sebesar 37,6796%, lebih besar dari suku bunga bank sekarang sehingga investor akan lebih memilih untuk berinvestasi ke pabrik ini dari pada ke bank.

B. SARAN

Pabrik Sodium Nitrat dari Sodium Klorida dan Asam Nitrat dengan kapasitas lima puluh ribu ton per tahun sebaiknya dikaji lebih lanjut baik dari segi proses maupun ekonominya.


(1)

mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap Impor dan dapat menjadi Eksportir bagi negara – negara di kawasan Asia.

2. Harga Bahan Baku dan Produk

Tabel 1.5 Harga bahan baku dan produk

No Bahan Kimia Harga, Rupiah 1 Bahan Baku

Asam Nitrat 1.545/liter 2 Bahan Baku

Sodium Klorida 550/kg

3 Produk

Sodium Nitrat 5730/kg

Sumber : http://www.alibaba.com,

http://www.the-inovation-group.com, 2009. www.ceicdata.com, 2009.

E. Kapasitas Pabrik

Berdasarkan data kebutuhan Impor Sodium Nitrat dari Tabel 1.1, Diperoleh persamaan regresi linier, y = 2960x – 5909494, Apabila diproyeksikan pada tahun 2014 diperkirakan kebutuhan Sodium Nitrat mencapai sekitar ; 49.946 ton/tahun (Gambar.1.1).


(2)

y = 2960x - 5909494 0,00 5.000,00 10.000,00 15.000,00 20.000,00 25.000,00 30.000,00 35.000,00

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

tahun k e bu tuh a n s od ium ni tr a t ton /t a hu n Series1 Linear (Series1)

Gambar.1.1. Grafik Kebutuhan Impor Sodium Nitrat di Indonesia (Sumber : BPS data Impor 2007)

Berdasarkan hasil pendekatan regresi linier diatas kapasitas produksi pabrik Sodium Nitrat direncanakan sebesar 50.000 ton/tahun.

Dengan kapasitas sebesar ini diharapkan:

 Dapat menghentikan impor Sodium Nitrat dari negara lain yang terus mengalami peningkatan, sehingga kebutuhan dalam negeri dapat terpenuhi dengan hasil produksi Industri pabrik lokal.

 Dapat menambah devisa Nasional dengan melakukan Ekspor produk ke Negara di kawasan Asia.

 Dapat merangsang berdirinya Industri-industri lainnya yang menggunakan Sodium Nitrat sebagai bahan baku.

 Membuka lapangan kerja kepada penduduk di sekitar wilayah Industri yang akan didirikan.


(3)

Sedangkan kapasitas beberapa pabrik Sodium Nitrat yang sudah berdiri di Dunia dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.6 Kapasitas produksi Sodium Nitrat Komersial

Pabrik Proses Kapasitas(ton/th)

Deepak

Nitrite,Bombay

Sintesis 40.000

Qena Distriq Egypt Shank 113.000

Amerika Sintesis 210.000

Maria Elina,Chilli Gugenheim 520.000

Pedro de valdivia Gugenheim 750.000

(Sumber : Kirk Othmer, vol. 22, hal 385, 1997)

F. Penentuan Lokasi Pabrik

Pemilihan lokasi merupakan hal yang penting dalam perancangan suatu pabrik sehingga diperlukan pertimbangan yang matang. Hal ini dikarenakan lokasi pabrik sangat mempengaruhi kedudukan pabrik dalam persaingan, penentuan kelangsungan produksi dan eksistensinya di masa datang serta meminimalisasi biaya produksi dan distribusi.

Adapun lokasi pendirian pabrik Sodium Nitrat direncanakan di Kawasan Industri daerah Serang -Banten dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Ketersediaan bahan baku

Bahan baku merupakan kebutuhan utama bagi kelangsungan suatu pabrik sehingga penyediaan bahan baku sangat diprioritaskan. Lokasi pabrik di Serang-Banten ini cukup tepat mengingat sumber bahan baku Sodium


(4)

Klorida diperoleh dari PT. Cheetham Garam Indonesia-Cilegon dan sumber bahan baku Asam Nitrat diperoleh dari PT.Multi Nitrotama Kimia-Cikampek. Dengan lokasi pabrik yang berada diantara kedua Pabrik bahan baku dapat juga mengurangi biaya transportasi.

2. Pemasaran dan transportasi

Lokasi pabrik yang dekat dengan daerah pemasaran merupakan pertimbangan yang sangat penting untuk menghemat biaya transportasi dan mudah dijangkau oleh konsumen. Pemasaran Sodium nitrat diharapkan mampu menjangkau wilayah bagian barat dan tengah Indonesia, sehingga dapat mengurangi biaya transportasi dalam pemasaran produk. Lokasi pabrik Sodium nitrat juga sangat strategis karena dekat dengan pelabuhan untuk mempermudah distribusi produk.

3. Sarana pendukung utilitas

Fasilitas pendukung berupa air, listrik dan bahan bakar tersedia cukup memadai karena merupakan kawasan industri.

4. Ketersediaan tenaga kerja

Tenaga kerja baik baik yang berpendidikan tinggi, menengah maupun tenaga kerja terampil tersedia dalam jumlah yang cukup.


(5)

6. Stabilitas kondisi daerah

Di daerah Serang - Banten masih tersedia lahan kosong yang dapat didirikan pabrik, dengan fasilitas penunjang seperti listrik, air, dan bahan bakar yang cukup baik. Kondisi daerah cukup stabil dan keadaan iklimnya normal. Bencana alam seperti banjir dan gempa bumi jarang sekali terjadi. Hal ini sangat menunjang operasional pabrik agar dapat berjalan dengan lancar.


(6)

X. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis ekonomi yang telah dilakukan terhadap Prarancangan Pabrik Sodium Nitrat dari Sodium Klorida dan Asam Nitrat dengan kapasitas 50.000 ton/tahun dapat ditarik simpulan sebagai berikut : 1. Percent Return on Investment (ROI) sesudah pajak adalah 34,24%. 2. Pay Out Time (POT) sesudah pajak adalah 1,99 tahun

3. Break Even Point (BEP) sebesar 42,24% dimana syarat umum pabrik di Indonesia adalah 30 – 60 % kapasitas produksi. Shut Down Point (SDP) sebesar 24,77%, yakni batasan kapasitas produksi sehingga pabrik harus berhenti berproduksi karena merugi.

4. Discounted Cash Flow Rate of Return (DCF) sebesar 37,6796%, lebih besar dari suku bunga bank sekarang sehingga investor akan lebih memilih untuk berinvestasi ke pabrik ini dari pada ke bank.

B. SARAN

Pabrik Sodium Nitrat dari Sodium Klorida dan Asam Nitrat dengan kapasitas lima puluh ribu ton per tahun sebaiknya dikaji lebih lanjut baik dari segi proses maupun ekonominya.