b. Wawancara
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tambahan dengan cara tanya-jawab sambil bertatapmuka secara langsung antara pewawancara dengan responden.
c. Dokumentasi
Suatu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mencari atau mengumpulkan data sekunder yang berhubungan dengan masalah penelitian,
dimaksudkan untuk melengkapi data primer yakni dengan cara mempelajari sumber-sumber sekunder, dan mencatat dokumenarsip-arsip yang ada di lokasi
penelitian.
F. Teknik Pengolahan Data
Setelah data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh, maka data penelitian
diolah dengan melalui tahapan: a.
Editing Dalam tahap ini, data yang diperoleh dari lapangan diperiksa kembali, dalam arti
dilakukan pengecekan kembali terhadap kemungkinan kesalahan pengisian daftar pertanyaan dan ketidakserasian informasi.
b. Koding
Yaitu mengklasifikasikan jawaban-jawaban responden menurut macammnya. Klasifikasi dilakukan dengan jalan menandai masing-masing jawaban dengan
kode tertentu.
c. Tabulating
Tabulating yaitu memasukkan data ke dalam kolom-kolom tabel atau mengelompokkan jawaban-jawaban yang serupa dengan teliti dan teratur.
Kegiatan ini dilaksanakan sampai dengan terwujudnya tabel-tabel, yang selanjutnya digunakan untuk menganalisa data yang diperoleh.
G. Teknik Analisis Data
Menurut Singarimbun dan Effendi 1987:263, analisis data adalah
menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan sesuai dengan tipe penelitian yang digunakan.
Analisis ini didasarkan pada data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner, wawancara, dan dokumentasi yang didapat dari penelitian. Setelah semua data
diolah, data kemudian disusun sedemikianrupa sehingga memudahkan analisisnya. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis
deskriptif, dibantu dengan tabel distribusi tunggal. Teknik analisis data dilakukan dengan cara memasukkan data yang diperoleh dari lapangan ke dalam tabel
distribusi tunggal. Kemudian diinterprestasikan dengan menggunakan susunan kata diperkuat melalui hasil observasi di lokasi penelitian dan kalimat bermakna
secara sistematis sebagai jawaban atas permasalahan yang ada.
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Kota Bandar Lapung
1. Sejarah Singkat Kota Bandar Lampung
Sebelum tanggal 18 Maret 1964, Provinsi Lampung merupakan Keresidenan sebagai tindaklanjut statusnya pada zaman Pemerintahan Hindia Belanda dahulu
dengan sebutan Residentic der Lapoenghoe Districten. Sewaktu zaman Pemerintahan Hindia Belanda, Keresidenan Lampung merupakan bagian dari
Provinsi Sumatera Selatan. Namun, berdasarkan peraturan pemerintah pengganti Undang-undang No. 3 tahun 1964, yang kemudian menjadi Undang-undang No.
14 tahun 1964, Keresidenan Lampung ditingkatkan statusnya menjadi Provinsi Lampung dengan ibukotanya Tanjung Karang-Teluk Betung. Sementara itu,
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1983 Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjungkarang-Teluk Betung diganti menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II
Bandar Lampung, dan sejak tahun 1999 berubah menjadi Kota Bandar Lampung.
Dengan Undang-undang No. 5 tahun 1975 dan Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 1982 tentang Perubahan Wilayah, maka Kota Bandar Lampung diperluas dengan
pemekaran dari 4 kecamatan dan 30 kelurahan menjadi 9 kecamatan dengan 58 kelurahan.
Kemudian berdasarkan
surat keputusan
Gubernur No.
G185.B.111Hk1988 tanggal 6 Juli 1988, serta surat persetujuan Mendagri