PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW) TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 MEDAN T.A. 2014/2015.
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW) TERHADAP KEMAMPUAN
K ONEK SI M ATEM ATIK A SISWA PAD A M ATERI K UB US DAN B ALOK DI K ELAS VII I SM P
NEGE RI 8 M EDAN T. A. 2014/2015
Oleh:
M ery Ap riyani Hutaba rat NIM 411311105 1
Prog ra m Studi Pendidi kan M atemati ka
SK RIPSI
Diajukan Untu k M emenuhi Sya rat M empe ro leh Ge la r Sarjan a Pendidi kan
JURUSAN M AT EM AT IK A
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIV ERS IT AS NEG ERI M ED AN
M EDAN 2015
(2)
(3)
iii
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW) TERHADAP KEMAMPUAN
KONEKSI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP
NEGERI 8 MEDAN T.A 2014/2015
Mery Apriyani Hutabarat (NIM 4113111051) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan koneksi matematika antara siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran PQ4R lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Medan Tahun Ajaran 2014/ 2015 yang berjumlah 290 siswa yang tersebar dalam 10 kelas. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas yaitu kelas VIII-1 sebanyak 31 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-2 sebanyak 25 siswa sebagai kelas kontrol yang ditentukan secara random sampling.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dimana pretest dan postest yang digunakan dalam penelitian ini sebagai alat pengumpul data merupakan instrumen tes kemampuan koneksi matematika siswa dalam bentuk tes uraian pada materi kubus dan balok sebanyak 4 soal yang telah dinyatakan valid. Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu diuji normalitas data tes dengan menggunakan uji Liliefors dan homogenitas data tes dengan menggunakan uji F. Dari kedua pengujian tersebut diperoleh bahwa kedua sampel berdistribusi normal dan homogen.
Rata-rata nilai pretes dikelas eksperimen adalah sebesar 23,992 , dan rata-rata dikelas kontrol sebesar 29,25. Rata-rata-rata nilai pos-test dikelas eksperimen adalah sebesar 71,976, dan rata-rata dikelas kontrol sebesar 67,25. Peningkatan nilai rata-rata selisih dikelas eksperimen sebesar 47,983 dan nilai rata-rata selisih dikelas kontrol sebesar 38. Berdasarkan perhitungan uji hipotesis menggunakan
uji t satu pihak (pihak kanan) diperoleh thitung = 2,096 dan ttabel = 1,673 maka
thitung > ttabel dengan dk = 54 dan taraf nyata α = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan
H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya kemampuan koneksi matematis siswa yang
diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran PQ4R (Preview, Question,
Read, Reflect, Recite, Review) lebih tinggi daripada kemampuan koneksi matematis siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
(4)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan ... i
Riwayat Hidup ... ii
Abstrak ... iii
Kata Pengantar ... iv
Daftar Isi ... vi
Daftar Gambar ... ix
Daftar Tabel ... x
Daftar Lampiran ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah ... 1
1.2.Identifikasi Masalah ... 8
1.3.Batasan Masalah ... 8
1.4.Rumusan Masalah ... 9
1.5.Tujuan Penelitian ... 9
1.6.Manfaat Penelitian ... 9
1.7.Defenisi Operasional... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Koneksi Matematika ... 11
2.1.1 Pengertian Koneksi Matematika ... 11
2.1.2 Macam-macam Koneksi Matematika ... 14
2.1.3 Tujuan Koneksi Matematika ... 17
2.2 Strategi Pembelajaran ... 19
2.2.1 Strategi PQ4R ... 21
2.2.1.1 Langkah-langkah Strategi PQ4R ... 22
(5)
vii
2.3 Strategi Pembelajaran Konvensional ... 28
2.4 Kesulitan Belajar Matematika ... 30
2.5 Pembelajaran Kubus dan Balok dengan Strategi Pembelajaran PQ4R ... 32
2.6 Hasil Penelitian yang Relevan ... 37
2.7 Kerangka Berpikir ... 38
2.7.1 Pengaruh Kemampuan Koneksi Matematika yang Menggunakan Strategi Pembelajaran PQ4R dengan Siswa yang Menggunakan Pembelajaran Konvensional ... 38
2.7.2 Proses Jawaban Siswa dalam Menyelesaikan Masalah pada Masing-masing Pembelajaran ... 40
2.8 Hipotesis Penelitian ... 42
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 43
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 43
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 43
3.3.1 Populasi ... 43
3.3.2 Sampel ... 43
3.4 Variabel Penelitian ... 44
3.4.1 Variabel Bebas ... 44
3.4.2 Variabel Terikat ... 44
3.4.3 Variabel Kontrol ... 44
3.5 Desain Penelitian... 45
3.6 Prosedur Penelitian ... 45
3.7 Instrumen Penelitian ... 48
3.7.1 Tes Kemampuan Koneksi Matematika ... 48
3.7.2 Validasi Instrumen... 50
3.7.3 Reliabilitas Tes ... 51
(6)
viii
3.7.5 Daya Pembeda Soal ... 53
3.8 Teknik Analisis Data ... 55
3.8.1 Skor Kemampuan Koneksi Matematika ... 55
3.8.2 Menghitung Nilai Rata- Rata Skor ... 55
3.8.3 Menghitung Standar Deviasi ... 56
3.9 Uji Prasyarat Pengujian Hipotesis ... 56
3.9.1 Uji Normalitas ... 56
3.9.2 Uji Homogenitas Varians ... 57
3.9.3 Uji Hipotesis Penelitian ... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 60
4.2 Hasil Penelitian ... 61
4.2.1 Data Pretest ... 61
4.2.2 Data Postest ... 63
4.2.3 Selisih Pretes dan Postes ... 64
4.3 Analisis Data Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ... 66
4.3.1 Uji Normalitas ... 66
4.3.2 Uji Homogenitas ... 66
4.3.3 Pengujian Hipotesis ... 67
4.4 Kesulitan dan Kesalahan Siswa dalam Menjawab Soal ... 68
4.5 Analisis Hasil Observasi... 73
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 75
4.7 Keterbatasan Penelitian ... 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 79
5.2 Saran ... 79
(7)
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran PQ4R ... 25
Tabel 2.2 Tabel Perbedaan Kelas melalui Pembelajaran PQ4R dan Pembelajaran Konvensional ... 29
Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 45
Tabel 3.2 Kisi- Kisi Koneksi Matematis ... 49
Tabel 3.3 Pedoman Penyekoran Tes Koneksi Matematika ... 50
Tabel 3.4 Kriteria Kriteria Reliabilitas ... 52
Tabel 3.5 Kriteria Indeks Kesukaran ... 53
Tabel 3.6 Kriteria Daya Beda ... 55
Tabel 4.1 Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Koneksi Matematis Siswa ... 61
Tabel 4.2 Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 62
Tabel 4.3 Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 63
Tabel 4.4 Selisih Pretes dan Postes ... 65
Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Normalitas Data Kemampuan Koneksi Matematis Siswa ... 66
Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data ... 67
Tabel 4.7 Hasil Uji-t ... 68
Tabel 4.8 Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen ... 74
(8)
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Kesalahan Siswa Dalam Menjawab Soal Koneksi ... 4
Gambar 2.1 Standar Proses Koneksi Matematika ... 13
Gambar 2.2 Dua Jenis Koneksi Umum ... 15
Gambar 2.3 Varians Stategi-Strategi Belajar ... 20
Gambar 2.4 Balok ... 33
Gambar 2.5 Jaring-jaring Balok ... 35
Gambar 2.6 Kerangka Balok dan Kotak Tissue ... 35
Gambar 2.7 Kerangka Balok ... 36
Gambar 2.8 Kandang Ayam ... 37
Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian ... 48
Gambar 3.2 Kurva Distribusi Normal ... 56
Gambar 4.1 Diagram Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 61
Gambar 4.2 Diagram Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 63
Gambar 4.3 Diagram Perbedaan Pretes dan Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 64
Gambar 4.4 Jawaban Siswa pada kelas Kontrol ... 68
Gambar 4.5 Jawaban Siswa pada kelas Eksperimen ... 68
Gambar 4.6 Jawaban Siswa pada kelas Kontrol ... 69
Gambar 4.7 Jawaban Siswa pada kelas Eksperimen ... 69
Gambar 4.8 Jawaban Siswa pada kelas Kontrol ... 70
Gambar 4.9 Jawaban Siswa pada kelas Eksperimen ... 70
Gambar 4.10 Jawaban Siswa pada kelas Kontrol ... 71
(9)
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 83
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 100
Lampiran 3 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) I ... 107
Lampiran 4 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) II ... 113
Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) III ... 119
Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) IV ... 125
Lampiran 7 Kisi-Kisi Pretes dan Postes ... 131
Lampiran 8 Butir Soal Pretes ... 132
Lampiran 9 Butir Soal Postes ... 133
Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian Pretes dan Postes ... 134
Lampiran 11 Validitas Instrumen ... 137
Lampiran 12 Tabel Perhitungan Validitas Pretest dan Postest (Tes Kemampuan Koneksi Matematis) dengan Uji Coba ... 143
Lampiran 13 Tabel Perhitungan Reliabilitas Pretest dan Postest (Tes Kemampuan Koneksi Matematis) dengan Uji Coba ... 144
Lampiran 14 Perhitungan Validasi Konstruk ... 145
Lampiran 15 Perhitngan Reliabilitas ... 147
Lampiran 16 Perhitungan Indeks Kesukaran Soal... 149
Lampiran 17 Perhitungan Daya Beda Tes ... 150
Lampiran 18 Lembar Observasi Guru ... 152
Lampiran 19 Data Nilai dan Konversi Standar Mutlak Kelas Eksperimen ... 160
Lampiran 20 Data Nilai dan Konversi Standar Mutlak Kelas Kontrol ... 161
Lampiran 21 Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi Kelas Eksperimen ... 162
Lampiran 22 Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi Kelas Kontrol ... 164
(10)
xii
Lampiran 23 Perhitungan Uji Normalitas ... 166
Lampiran 24 Perhitungan Uji Homogenitas Data ... 171
Lampiran 25 Perhitungan Uji Hipotesis... 173
Lampiran 26 Tabel-Tabel Statistik ... 177
(11)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan matematika mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan setiap individu, sehingga pendidikan matematika di sekolah sudah seharusnya berjalan dengan baik. Namun kenyataannya berdasarkan hasil observasi di SMP Negeri 8 Medan menunjukkan bahwa ada 5 permasalahan yang diperoleh diantaranya adalah adanya persepsi bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit, kemampuan koneksi matematika siswa masih rendah dimana siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang membutuhkan pengkoneksian antar topik matematika, matematika dengan disiplin ilmu lain maupun matematika dengan kehidupan nyata, sehingga masih banyak terdapat siswa yang kesulitan dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan kemampuan koneksi matematika. Selain itu sebelum memulai pembelajaran sebagian besar siswa masih belum tahu tujuan pembelajaran dari materi yang akan dipelajari, serta strategi pembelajaran yang banyak didominasi oleh guru.
Masalah yang pertama adalah matematika dianggap sebagai pelajaran yang tidak menyenangkan. Mulai dari matematika sebagai ilmu yang sangat sukar, ilmu hafalan tentang rumus, kecepatan menghitung, ilmu abstrak yang tidak berhubungan dengan realita, sampai pada ilmu yang membosankan dan kaku. Hal yang sama juga dialamikan oleh siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri 8 Medan melalui kegiatan wawancara penulis kepada beberapa orang siswa. Dari beberapa pertanyaan yang dilontarkan kepada siswa diperoleh bahwa sebagian besar dari mereka tidak suka belajar matematika dan lebih memilih senang belajar mata pelajaran yang lain. Semakin lengkap pula ketika pandangan-pandangan buruk tersebut disertai dengan sikap guru matematika yang dalam menyampaikan pelajaran terkesan galak, tidak menarik, bahkan cenderung menciptakan rasa takut dan tegang pada anak. Situasi semacam ini semakin menjauhkan rasa ketertarikan siswa dalam
(12)
2
mempelajari matematika. Apalagi jika siswa tersebut merasa dirinya memiliki kemampuan berpikir yang kurang dibandingkan teman-temannya.
Fakta diatas yang menyatakan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit menyebabkan ada keterasingan antara bahan ajar matematika dengan peserta didik. Keterasingan ini sekaligus mempengaruhi persepsi seseorang akan bidang cakupan matematika yang akhirnya hanya dipandang sebagai bidang ajar di kelas, bukan sebagai sebuah fenomena sehari-hari. Padahal, jika kita lihat dalam Suherman (2001: 94) tujuan umum diberikannya metematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi dua hal, yaitu:
1) mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan didalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien, 2) mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan
Tujuan umum pembelajaran matematika yang telah dipaparkan tersebut pada intinya adalah agar para siswa memiliki kemampuan untuk menghadapi permasalahan-permasalahan. Menurut Syaban (2009: 32), “kemampuan untuk
menghadapi permasalahan-permasalahan, baik dalam permasalahan
matematika maupun permasalahan dalam kehidupan nyata merupakan
kemampuan daya matematis (mathematical power).
Masalah yang selanjutnya adalah kemampuan koneksi matematika siswa yang rendah. Sehubungan dengan daya matematis didefenisikan oleh NCTM
(2000: 300) sebagai mathematical power includes the ability to explore,
conjecture, and reason logically; to solve non-routine problems; to to communicate about and through mathematics; and to connect ideas within mathematics and between mathematics and other intellectual activity. Oleh
sebab itu daya matematis terutama menyangkut doing math yang tersimpul
dalam kemampuan pemecahan masalah, komunikasi matematik, koneksi matematik dan penalaran matematik perlu mendapat perhatian khusus dalam
(13)
3
proses pembelajaran matematika. Akan tetapi sangat disayangkan, dalam
pembelajaran matematika di kelas kemampuan daya matematis (mathematical
power) siswa terutama dalam kemampuan koneksi matematika sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari studi deskriptif mengenai kemampuan siswa dalam melakukan koneksi matematika yang dilakukan oleh Ruspiani (2000). Salah satu kesimpulan pada penelitian yang telah dilakukan adalah “kemampuan siswa dalam melakukan koneksi matematika tergolong rendah. Tingkat kemampuan terendah ada pada kemampuan koneksi antar topik matematika, dilanjutkan dengan kemampuan koneksi dengan disiplin ilmu lain dan tingkat tertinggi terletak pada kemampuan koneksi dengan dunia nyata.”
Pernyataan senada juga diungkapkan oleh ibu Try Ellen Parapat selaku guru matematika SMP Negeri 8 Medan. Beliau mengungkapkan bahwa kemampuan siswa dalam mengkoneksikan antar topik matematika masih sangat rendah. Mereka sering lupa akan konsep-konsep matematika yang telah dipelajari, apalagi untuk mengkoneksikannya dengan materi baru, kehidupan sehari-hari dan juga bidang ilmu lain (lampiran 1).
Hal tersebut didukung oleh hasil observasi yang dilakukan peneliti di kelas VIII-6 SMP Negeri 8 Medan dalam menyelesaikan soal dengan materi prasyarat “Persegi dan Persegi Panjang” yang mengukur kemampuan koneksi matematika siswa. Dari hasil pengumpulan data yang diperoleh dari 27 orang siswa, dari soal no.1 sekitar 90% siswa menjawab salah, sekitar 80% siswa menjawab salah pada soal no.2 dan pada soal no.3 sekitar 65% siswa menjawab salah. Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar kemampuan koneksi matematika siswa kelas VIII-6 SMP Negeri 8 Medan pada masih sangat rendah, hal ini terlihat dari rendahnya nilai yang diperoleh dalam hal kemampuan koneksi matematika.
Nilai siswa yang rendah juga sangat dipengaruhi oleh kesulitan dan kesalahan siswa yang ditemukan dalam menjawab soal. Hal tersebut tampak dari penyelesaian siswa yang menjawab salah satu soal koneksi berikut:
Sebuah taman berbentuk persegi dengan panjang sisi 10 meter. Dalam taman tersebut terdapat sebuah kolam renang dengan ukuran panjang
(14)
4
8 meter dan lebar 6 meter. Berapakah luas tanah dalam taman yang dapat ditanami bunga?
Soal yang ketiga merupakan koneksi antara konsep persegi dan persegi panjang terhadap masalah kehidupan sehari-hari. Soal tersebut berikan kepada 27 orang siswa, 3 orang diantaranya tidak menjawab soal tersebut, 18 orang menjawab soal dengan salah, dan 6 orang menjawab dengan benar. Berikut merupakan penyelesaian salah satu siswa dalam menjawab soal nomor 3.
Gambar 1.1
Kesalahan siswa dalam menjawab soal koneksi
Hasil salah satu jawaban siswa di atas menunjukkan bahwa siswa mengalami masalah dan kesulitan dalam memahami soal tersebut. Siswa tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya pada soal. Selanjutnya pemakaian dan pengaplikasian rumus yang kurang tepat. Dari hasil kerja siswa terhadap soal ini disimpulkan siswa tersebut belum dapat mengaitkan atau memeriksa kembali hasil perhitungan ke dalam konteks masalah sehingga dari jawaban yang dituliskan siswa nampak kemampuan koneksi matematika siswa masih sangat rendah.
Menurut Setyaningsih, dkk (2006: 4), kondisi pembelajaran matematika yang terjadi selama ini adalah:
1) Pembelajaran matematika yang selama ini dilaksanakan guru adalah pendekatan konvensional, yakni ceramah, tanya jawab, dan
(15)
5
pemberian tugas atau mendasarkan pada “behaviorist” atau
“strukturalis”; 2) Pengajaran matematika secara tradisional mengakibatkan siswa hanya bekerja secara prosedural dan memahami matematika mendalam; 3) Pembelajaran matematika yang berorientasi pada psikologi perilaku dan strukturalis yang lebih menekankan pada hafalan dan drill merupakan penyiapan yang kurang baik untuk kerja profesional bagi para siswa nantinya; 4) Kebanyakan guru mengajar dengan menggunakan buku paket sebagai “resep” mereka mengajar matematika halaman per halaman sesuai dengan apa yang ditulis; dan 5) Strategi pembelajaran lebih banyak didominasi oleh upaya untuk menyelesaikan materi pembelajaran dan kurang adanya upaya agar terjadi proses dalam diri siswa untuk mencerna materi secara aktif dan konstruktif.
I Gusti Ngurah Pujawan (2005: 4) juga mengungkapkan bahwa:
Model ceramah tidak sesuai dalam pembelajaran matematika, karena konsep-konsep yang terkandung dalam matematika merupakan konsep yang memiliki tingkat abstraksi tinggi. Dengan model ini siswa cenderung menghapal contoh-contoh yang diberikan guru tanpa terjadi pembentukan konsepsi yang benar dalam struktur kognitif siswa. Keadaan seperti ini membuat siswa mengalami kesulitan dalam memaknai konsep sehingga beresiko tinggi terjadinya miskonsepsi. Tidak bermakna dan terjadinya miskonsepsi ini akan menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep lebih lanjut. Ternyata masih terdapat beberapa kelemahan dalam pembelajaran matematika, salah satunya adalah mengenai strategi pembelajaran yang banyak didominasi oleh guru sehingga menghambat proses pembelajaran matematika siswa, untuk itu maka perlu adanya inovasi-inovasi dalam hal strategi pembelajaran. Sejalan dengan hal tersebut, menurut Hudiono (2009):
“Kualitas pendidikan matematika dapat ditingkatkan dengan melakukan serangkaian pembenahan persoalan yang dihadapi, diantaranya selain kurikulum yang dapat memberikan kemampuan dan keterampilan dasar minimal, adalah penerapan strategi pembelajaran yang dapat membangkitkan sikap kreatif, demokratis
dan mandiri yang disesuaikan dengan kebutuhan prediksi
pembelajaran masa kini dan mendatang”.
Untuk dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematika, maka guru harus mengupayakan penggunaan strategi pembelajaran yang dapat memberi peluang dan mendorong siswa untuk melatih kemampuan koneksi matematikanya. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat dijadikan
(16)
6
alternatif dalam meningkatkan koneksi matematika siswa adalah strategi pembelajaran PQ4R. Strategi pembelajaran PQ4R ini masih sangat jarang digunakan oleh guru pada proses pembelajaran matematika di dalam kelas. Padahal strategi pembelajaran ini berpeluang besar didalam meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa. Hal ini didasarkan atas pemikiran bahwa langkah-langkah yang terdapat dalam strategi pembelajaran PQ4R dapat memberi peluang dan mendorong siswa dalam meningkatkan koneksi matematikanya. Dengan strategi PQ4R ini, proses penambahan informasi baru akan lebih bermakna dan belajar menjadi lebih mudah melalui kegiatan
preview, question, read, reflect, recite, dan review.
Strategi ini sangat menarik perhatian penulis karena adanya tahapan
read pada strategi PQ4R ini. Terkadang seorang guru lupa memberikan
kesempatan atau memberi motivasi awal pada siswa mereka untuk membaca. Padahal membaca adalah sarana awal mereka untuk mengingat atau membentuk persepsi awal sebelum pembelajaran dimulai.
Membaca adalah salah satu kelemahan sekaligus kekurangan para siswa. Baderi (2005) mengungkapkan bahwa “kemampuan membaca
(Reading Literacy) anak-anak Indonesia sangat rendah bila dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya, bahkan dalam kawasan ASEAN sekalipun.” Untuk itu dalam kegiatan pembelajaran di kelas perlu kiranya memberi kesempatan kepada siswa untuk membaca materi yang akan dipelajari, sehingga membantu siswa untuk melatih kemampuan membacanya dan akan lebih mudah memahami pelajarannya. Baderi (2005) juga menyimpulkan bahwa:
“kekurangmampuan anak-anak kita dalam bidang matematika dan bidang ilmu pengetahuan, serta tingginya angka buta huruf dewasa
(adult illiteracy rate) di Indonesia adalah akibat membaca belum menjadi kebutuhan hidup dan belum menjadi budaya bangsa”.
Oleh sebab itu membaca sebaiknya harus dijadikan kebutuhan hidup dan budaya bangsa kita.
Masalah lain yang ditemukan dari hasil observasi di SMP Negeri 8 Medan yaitu siswa terkadang melupakan kegiatan membaca materi bacaan
(17)
7
yang akan dipelajari. Siswa cenderung langsung menerima penjelasan dari guru tanpa memahami terlebih dahulu apa yang menjadi tujuan pembelajaran dari materi yang dipelajari.
Maka dari sejumlah strategi pembelajaran yang ada, strategi PQ4R merupakan satu diantaranya yang dapat digunakan oleh guru karena memberikan kesempatan kepada para siswa untuk membaca disalah satu
tahap pembelajarannya. Pada strategi PQ4R juga terdapat kegiatan Preview,
dimana siswa meninjau secara umum isi dari bacaan, dilanjutkan dengan membuat pertanyaan seputar isi dari bacaan yang akan dipelajari. Setelah itu,
melakukan kegiatan read yaitu membaca secara keseluruhan isi dari bacaan
secara detail. Kemudian melakukan reflect, pada tahap ini siswa
merefleksikan atau mencoba menghubungkan konsep yang diperolehnya dengan konsep antar matematika melalui permasalahan yang diberikan oleh guru, menghubungkannya dengan bidang studi lain dan menghubungkannya dengan permasalahan di dalam kehidupan sehari-hari. Penulis juga mempertimbangkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mahayukti (2003) pada penelitian tindakan kelas yang menyatakan bahwa “pembelajaran generatif dengan metode PQ4R di kelas IIB SLTP Lab. IKIP Negeri Singaraja ternyata dapat mereduksi miskonsepsi siswa serta dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran matematika”. Seiring dengan
meningkatnya kualitas pembelajaran matematika, diharapkan kemampuan siswa untuk menyelesaikan persoalan-persoalan matematika yang disebut dengan daya matematis yang salah satunya adalah koneksi matematika juga akan meningkat.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, penulis ingin melakukan suatu penelitian yang difokuskan untuk melihat kemampuan koneksi matematika siswa melalui strategi pembelajaran PQ4R. Untuk itulah,
penulis memilih judul: “Pengaruh Strategi Pembelajaran PQ4R (Preview,
Question, Read, Reflect, Recite, Review) Terhadap Kemampuan Koneksi Matematika Siswa” sebagai judul skripsi.
(18)
8
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Adanya persepsi bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit.
2. Kemampuan koneksi matematika siswa masih rendah dimana siswa
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang membutuhkan pengkoneksian antar topik matematika, matematika dengan disiplin ilmu lain maupun matematika dengan kehidupan nyata.
3. Masih banyak terdapat siswa yang kesulitan dalam menyelesaikan soal yang
berkaitan dengan kemampuan koneksi matematika.
4. Sebelum memulai pembelajaran sebagian besar siswa masih belum tahu
tujuan pembelajaran dari materi yang akan dipelajari.
5. Strategi pembelajaran yang banyak didominasi oleh guru.
1.3 Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Penggunaan strategi pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect,
Recite, Review)dan pembelajaran konvensional pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMP Negeri 8 Medan
2. Kemampuan koneksi matematika siswa pada materi kubus dan balok di kelas
VIII SMP Negeri 8 Medan.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diajukan peneliti adalah: “Apakah pengaruh kemampuan koneksi matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran PQ4R lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional?”
(19)
9
1.5 Tujuan Penelitian
Secara khusus tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah kemampuan koneksi matematika antara siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran PQ4R lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam peningkatan kualitas pembelajaran matematika. Secara khusus, penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya:
1. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat digunakan sebagai input data sekolah yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbaiki proses belajar mengajar.
2. Bagi Guru
Melalui penelitian ini, diharapkan semakin menambah pengetahuan dalam pembelajaran matematika, sehingga dapat menjadi alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan oleh para guru dalam upaya meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa dalam pembelajaran matematika khususnya pada pokok bahasan Kubus dan Balok.
3. Bagi Siswa
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran yang dapat digunakan oleh siswa untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematikanya
4. Bagi Peneliti lain
Penelitian ini dapat dijadikan input data dan bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya terutama berkenaan dengan strategi pembelajaran PQ4R dan koneksi matematika.
(20)
10
1.7 Defenisi Operasional
Agar tidak terjadi perbedaan pemahaman tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka beberapa istilah perlu didefenisikan secara operasional sebagai berikut:
1. Kemampuan koneksi matematika siswa adalah kemampuan siswa untuk
menghubungkan konsep matematika, memahami antar topik matematika, menggunakan matematika dalam bidang studi lain maupun kedalam kehidupan sehari-hari.
2. Strategi PQ4R adalah suatu proses penambahan perincian informasi baru
yang bertujuan untuk membantu pemindahan informasi baru dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang melalui penciptaan gabungan dan hubungan antara informasi baru dan apa yang telah diketahui sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.
(21)
79
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data diperoleh kesimpulan, yaitu: kemampuan koneksi matematika siswa yang diajarkan
dengan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran PQ4R (Preview,
Question, Read, Reflect, Recite, Review) lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada pokok bahasan kubus dan balok di kelas VIII SMP Negeri 8 Medan tahun ajaran 2014/2015.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang telah dilakukan, peneliti ingin mengemukakan beberapa saran diantaranya adalah bagi:
1. Guru
a. Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan strategi pembelajaran
PQ4R dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa sehingga dapat dijadikan strategi alternatif yang dapat diterapkan dalam kelas.
b. Guru dapat memaksimalkan sarana dan prasarana yang telah difasilitasi
oleh sekolah untuk menanamkan minat baca siswa sehingga tahap read
dalam pembelajaran dapat berjalan dengan baik
c. Perlunya motivasi eksternal yang berasal dari guru sehingga para siswa
menyadari betapa pentingnya memahami konsep-konsep yang telah diajarkan sebelumnya sebagai modal pembelajaran selanjutnya. Hal ini diharapkan mampu mempermudah siswa dalam meningkatkan kemampuan koneksi matematika.
2. Sekolah
Pihak sekolah hendaknya mampu memberikan dukungan dalam hal memaksimalkan sarana dan prasarana sekolah agar para guru dapat
(22)
80
menerapkan berbagai jenis strategi pembelajaran, khususnya strategi PQ4R sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa.
3. Bagi pihak-pihak yang terkait dalam dunia pendidikan
Diharapkan untuk terlebih dahulu memperhatikan kelebihan dan kelemahan dari setiap metode pembelajaran, sebelum metode tersebut digunakan dalam proses pembelajaran. Pemilihan metode yang tepat akan mampu memberikan hasil yang lebih maksimal.
4. Peneliti lain
Saran peneliti untuk penelitian selanjutnya terkhususnya mahasiswa pendidikan matematika agar meneliti lebih dalam lagi tentang kemampuan koneksi matematika siswa. Banyak strategi-strategi atau metode-metode lain yang mungkin dapat dijadikan alternatif dalam meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa. Masih banyak hal-hal menarik dalam koneksi
(23)
81
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M., (2009), “Model Pembelajaran PQ4R”, Makalah dari
http://muhammadalitomacoa.blogspot.com/2009/04/model-pembelajaran-pq4r.html, 14 Maret 2015 pkl. 19:21
Arikunto, S., (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka
Cipta, Jakarta.
Baderi, A., Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Melalui Suatu Kelembagaan
Nasional, dari http://www.bit.lipi.go.id , 4 Februari 2015, pkl. 22:50
Hudiono, B., “Pendidikan Matematika Masa Depan” dari
http://eviy.wordpress.com/2009/03/06/pendidikan-matematika-masa-depan Mahayukti, G.A., (2003), Pengembangan Model Pembelajaran Generatif Dengan Metode PQ4R dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas II B SLTP Laboratorium IKIP Negeri Singaraja,
dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.2
TH. XXXIV Halaman 9
Pinellas Country Schools,“Mathematical Power for All Students K-12”, dari
http://fcit.usf.edu/math/resource/power.html , 4 Februari 2015
Priatna, N., dan Sukamto, T., (2013), MATEMATIKA untuk Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama, Grafindo Media Pratama, Bandung.
Pujawan, I G.N., (2005), Implementasi Pendekatan Matematika Realistik Dengan Metode PQ4R Berbantuan LKS Dalam Meningkatkan Motivasi Dan
Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP Negeri 4 Singaraja, Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus. XXXVIII.
“Principles and Standards for School Mathematics.Va.: National Council of
Teachers of Mathematics”, 2000 dari
http://www.nctm.org/standards/default.aspx?id=58 , 4 Februari 2015, pukul
21: 29
Ruspiani, (2000), Kemampuan Siswa Dalam Melakukan Koneksi Matematika,
Tesis Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, PPS UPI, Bandung.
Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
(24)
82
Satriawati, Gusni dan Kurniawati, N., (2008) Menggunakan Fungsi-Fungsi Untuk
membuat Koneksi-Koneksi Matematika, Algoritma, Vol. 3 No. 1
Setyaningsih, N., Ariyanto , dan Khotimah. R. P., (2006), Aplikasi Pendekatan
Model Kooperatif dalam Pembelajaran Matematika, Jurnal Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Vol.9 No.1 dari: http://eprints.ums.ac.id/386/011/5. NINING S.pdf.
Shadiq, F., “ Apa dan Mengapa Matematika Begitu Penting”, dari
http://www.fadjarp3g.files.wordpress.com.
Silitonga, P. M., (2011), STATISTIK Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA
UNIMED, Medan.
Sudjana, (2009), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Sugiyono, (2011), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R & D, Alfabeta,
Bandung.
Suherman, E., (2001), Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Suparji, (2009), Measuring Teacher Ability in Managing Class The Direct Study
Model With The Strategy Learn PQ4R In SMK, Universitas Negeri Surabaya
Suprijono, A., (2009), Cooperative LearningTeori dan Aplikasi PAIKEM, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
Syaban, M., “Menumbuhkembangkan Daya Matematis Siswa”, dari
http://www.educare.e-fkipunla.net. 12 Februari 2015, 06:19
Syah, M., (2010), Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, PT. Remaja
Rosdakarya Offset, Bandung.
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana,
Jakarta.
Wena, M., (2011), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara,
(1)
9
1.5 Tujuan Penelitian
Secara khusus tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah kemampuan koneksi matematika antara siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran PQ4R lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam peningkatan kualitas pembelajaran matematika. Secara khusus, penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya:
1. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat digunakan sebagai input data sekolah yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbaiki proses belajar mengajar. 2. Bagi Guru
Melalui penelitian ini, diharapkan semakin menambah pengetahuan dalam pembelajaran matematika, sehingga dapat menjadi alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan oleh para guru dalam upaya meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa dalam pembelajaran matematika khususnya pada pokok bahasan Kubus dan Balok.
3. Bagi Siswa
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran yang dapat digunakan oleh siswa untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematikanya
4. Bagi Peneliti lain
Penelitian ini dapat dijadikan input data dan bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya terutama berkenaan dengan strategi pembelajaran PQ4R dan koneksi matematika.
(2)
10
1.7 Defenisi Operasional
Agar tidak terjadi perbedaan pemahaman tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka beberapa istilah perlu didefenisikan secara operasional sebagai berikut:
1. Kemampuan koneksi matematika siswa adalah kemampuan siswa untuk menghubungkan konsep matematika, memahami antar topik matematika, menggunakan matematika dalam bidang studi lain maupun kedalam kehidupan sehari-hari.
2. Strategi PQ4R adalah suatu proses penambahan perincian informasi baru yang bertujuan untuk membantu pemindahan informasi baru dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang melalui penciptaan gabungan dan hubungan antara informasi baru dan apa yang telah diketahui sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.
(3)
79 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data diperoleh kesimpulan, yaitu: kemampuan koneksi matematika siswa yang diajarkan dengan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada pokok bahasan kubus dan balok di kelas VIII SMP Negeri 8 Medan tahun ajaran 2014/2015.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang telah dilakukan, peneliti ingin mengemukakan beberapa saran diantaranya adalah bagi:
1. Guru
a. Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan strategi pembelajaran PQ4R dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa sehingga dapat dijadikan strategi alternatif yang dapat diterapkan dalam kelas.
b. Guru dapat memaksimalkan sarana dan prasarana yang telah difasilitasi oleh sekolah untuk menanamkan minat baca siswa sehingga tahap read dalam pembelajaran dapat berjalan dengan baik
c. Perlunya motivasi eksternal yang berasal dari guru sehingga para siswa menyadari betapa pentingnya memahami konsep-konsep yang telah diajarkan sebelumnya sebagai modal pembelajaran selanjutnya. Hal ini diharapkan mampu mempermudah siswa dalam meningkatkan kemampuan koneksi matematika.
2. Sekolah
Pihak sekolah hendaknya mampu memberikan dukungan dalam hal memaksimalkan sarana dan prasarana sekolah agar para guru dapat
(4)
80
menerapkan berbagai jenis strategi pembelajaran, khususnya strategi PQ4R sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa. 3. Bagi pihak-pihak yang terkait dalam dunia pendidikan
Diharapkan untuk terlebih dahulu memperhatikan kelebihan dan kelemahan dari setiap metode pembelajaran, sebelum metode tersebut digunakan dalam proses pembelajaran. Pemilihan metode yang tepat akan mampu memberikan hasil yang lebih maksimal.
4. Peneliti lain
Saran peneliti untuk penelitian selanjutnya terkhususnya mahasiswa pendidikan matematika agar meneliti lebih dalam lagi tentang kemampuan koneksi matematika siswa. Banyak strategi-strategi atau metode-metode lain yang mungkin dapat dijadikan alternatif dalam meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa. Masih banyak hal-hal menarik dalam koneksi matematika yang dapat dieksplore lebih lanjut.
(5)
81
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M., (2009), “Model Pembelajaran PQ4R”, Makalah dari http://muhammadalitomacoa.blogspot.com/2009/04/model-pembelajaran-pq4r.html, 14 Maret 2015 pkl. 19:21
Arikunto, S., (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.
Baderi, A., Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Melalui Suatu Kelembagaan Nasional, dari http://www.bit.lipi.go.id , 4 Februari 2015, pkl. 22:50
Hudiono, B., “Pendidikan Matematika Masa Depan” dari http://eviy.wordpress.com/2009/03/06/pendidikan-matematika-masa-depan
Mahayukti, G.A., (2003), Pengembangan Model Pembelajaran Generatif Dengan Metode PQ4R dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika Siswa Kelas II B SLTP Laboratorium IKIP Negeri Singaraja, dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.2 TH. XXXIV Halaman 9
Pinellas Country Schools,“Mathematical Power for All Students K-12”, dari http://fcit.usf.edu/math/resource/power.html , 4 Februari 2015
Priatna, N., dan Sukamto, T., (2013), MATEMATIKA untuk Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama, Grafindo Media Pratama, Bandung.
Pujawan, I G.N., (2005), Implementasi Pendekatan Matematika Realistik Dengan Metode PQ4R Berbantuan LKS Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP Negeri 4 Singaraja, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus. XXXVIII.
“Principles and Standards for School Mathematics.Va.: National Council of
Teachers of Mathematics”, 2000 dari
http://www.nctm.org/standards/default.aspx?id=58 , 4 Februari 2015, pukul 21: 29
Ruspiani, (2000), Kemampuan Siswa Dalam Melakukan Koneksi Matematika, Tesis Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, PPS UPI, Bandung.
Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.
(6)
82
Satriawati, Gusni dan Kurniawati, N., (2008) Menggunakan Fungsi-Fungsi Untuk membuat Koneksi-Koneksi Matematika, Algoritma, Vol. 3 No. 1
Setyaningsih, N., Ariyanto , dan Khotimah. R. P., (2006), Aplikasi Pendekatan Model Kooperatif dalam Pembelajaran Matematika, Jurnal Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Vol.9 No.1 dari: http://eprints.ums.ac.id/386/011/5. NINING S.pdf.
Shadiq, F., “ Apa dan Mengapa Matematika Begitu Penting”, dari http://www.fadjarp3g.files.wordpress.com.
Silitonga, P. M., (2011), STATISTIK Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA UNIMED, Medan.
Sudjana, (2009), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Sugiyono, (2011), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R & D, Alfabeta, Bandung.
Suherman, E., (2001), Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Suparji, (2009), Measuring Teacher Ability in Managing Class The Direct Study Model With The Strategy Learn PQ4R In SMK, Universitas Negeri Surabaya
Suprijono, A., (2009), Cooperative LearningTeori dan Aplikasi PAIKEM, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Syaban, M., “Menumbuhkembangkan Daya Matematis Siswa”, dari http://www.educare.e-fkipunla.net. 12 Februari 2015, 06:19
Syah, M., (2010), Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, PT. Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta.
Wena, M., (2011), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara, Jakarta.